Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MOTOR SINKRON SEBAGAI

KOMPENSATOR FASA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH TRAFO


YANG DIBINA OLEH DHIMAS DHESA KHARISMA, S.T, M.T

OLEH:
FIKI HERMAWAN ANTONO (1741120038) : Kelompok 1
HILMI MAULANA (1731120119) : Kelompok 1
RETAR DENI KUSUMA (1731120008) : Kelompok 1
ADIT YUDA MAHENDRA (1731120118) : Kelompok 2
FARDAN MAULANA NUR H. (1731120041) : Kelompok 2
GASELA MARTA MARDANIA (1731120042) : Kelompok 2
MUHAMMAD ARIF TEGAR S. (1731120060) : Kelompok 3
MUHAMAD AAN YULIANTO (1731120015) : Kelompok 3
M. YUSUF ARIF WIBOWO (1731120076) : Kelompok 4
NGARSA BALMA P. (1731120164) : Kelompok 4
(D3 TL 2B)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
I. Tujuan
a. Dapat memahami prinsip kerja dari Motor sinkron
b. Dapat mengetahui tentang pengaruh dari Faktor Daya
c. Dapat memahami pengaruh dari penggunaan Motor Sinkron sebagai Kompensator
d. Dapat memahami cara meningkatkan faktor daya menggunakan Motor Sinkron

II. Teori Dasar


Motor Sinkron adalah motor yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Motor Sinkron AC yang dijalankan sinkron tanpa slip ini bekerja pada
kecepetan tertentu dan frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus DC untuk
pembalutan daya dan torsi starting yang rendah, selain itu motor Sinkron dapat digunakan
sebagai perbaikan faktor daya sistem. Oleh karena itu motor ini sering digunakan pada
sistem yang memiliki faktor daya rendah. Dengan meningkatnya faktor daya sampai
mendekati 1, maka efisiensi penggunaan daya yang ada pada sistem semakin membaik,
dan akibatnya penggunaan daya semakin efisien.
Meningkatkan Faktor daya sistem dapat memanfaatkan penggunaan motor Sinkron
sebagai Kompensator dengan cara mengatur Arus ke motor sinkron yang dapat dilakukan
mengatur tahanan pada Rheostat pada tegangan yang sama. Semakin besar nilai tahanan
maka semakin besar pula Arusnya. Dengan meningkatnya Arus yang diberikan ke motor
sinkron, maka faktor daya akan meningkat sampai mendekati nilai 1.

III. Prosedur Percobaan


a. Gambar Percobaan
b. Daftar Peralatan
 G : Pengukur Torsi Listrik MV 100 (1 buah)
 M : Motor Sinkron MV 122 (1 buah)
 TG : Tachometer Generator MV 163 (1buah)
 Rmy : Shunt Rheostat (1 buah)
 UG : Voltmeter 240 V TI 105 (1 buah)
 IA : Ampermeter 6A TI 102 (1 buah)
 IM : Ampermeter 1,6 A TI 101 (1 buah)
 S : Switch T0 30 (1 buah)
 K : Terminal Board dengan Tombol,Short Circuit TM 125 (1 buah)
 E : Cos phi Meter 5A (Cap. 0,5-1-0,5 Ind) (1 buah)
 P1 : Wattmeter (1 buah)
 RB : Load Resistor TB 40 (1 buah)
 F : Power Pack TF 123 A (1 buah)
c. Langkah Percobaan
 Merangkai dan Memulai
1. Hubungkan semua peralatan dengan gambar percobaan dan pastikan beban
saklar S harus mati.
2. Buat catatan nilai mesin sinkron yang berada pada name plate, nilai ini harus
tidak boleh dilampaui selama percobaan.
3. Dosen memeriksa sambungan.
4. Hidupkan saklar variable tegangan AC 3 fasa dan atur tegangannya ke 220
Volt, kemudian motor akan start dan berputar sekitar 1450 rpm.
5. Hidupkan saklar tegangan DC, hal itu akan membuat kecepatan menjadi 1500
rpm. Saat percobaan Rheostat Shunt dari Rmy dapat diatur dengan mengontrol
arus eksitasi dan pemeriksaan terus-menerus agar arus tidak melebihi arus
nominalnya.
 Pengukuran dari karakteristik f(Im), arus rotor sebagai arus eksitasi dari
motor sinkron.
I. Dengan penutup Rheostat Rmy memvariasikan arus eksitasi motor sinkron pada
arus 0,2 A dari minimum ke maksimum sebagaimana ditentukan oleh nilai
motor sinkron (lihat nilai pada tabel). Untuk setiap langkah catat Im, IA, UN, P1,
dan cos phi. Jika dalam pengukuran apapun defleksi faktor daya diluar skala,
catat ind dan cap. Amati bahwa dengan motor sinkron yang terlalu tinggi
faktor daya harus kapasitif

II. Atur penutup Rheostat dari motor sinkron agar arus rotor menjadi minimum,
sesuaika penutup rheostat dari torsi meter untuk membawa arus eksitasi ke nol
atur beban RB arus beban maksimum dan nyalakan saklar.
III. Naikkan penutup Rheostat dan beban resistor pada torsi meter untuk
menaikkan torsi menjadi 3.0 Nm.
IV. Dengan penutup Rheostat memvariasikan arus eksitasi motor sinkron dari arus
minimal ke 1,4 A, untuk setiap langkah catat Im, IA, UN, P1, dan cos phi. Periks
dengana hingga pada torsi 3 Nm.
V. Tabel Hasil Percobaan
MEASURED VALUES
MEAS
Lag/
NO. M (Nm) Im (A) IA (A) UL (V) P1 (Watt) Cos Ɵ
Lead
0,25 1,1 220 210 0,38 Lag
0,4 1 220 180 0,38 Lag
0,6 0,5 220 165 0,5 Lag
3.1 0,8 0,6 220 165 0,7 Lead
1 1,4 220 165 0,97 Lead
1,2 2,1 220 163 0,42 Lead
1,4 2,9 220 170 0,32 Lead
3,0 0,25 2,6 220 810 0,80 Lag
3,0 0,4 2,3 220 750 0,86 Lag
3,0 0,6 1,9 220 753 0,95 Lag
3.2 3,0 0,8 1,8 220 735 1
3,0 1 2 220 735 0,95 Lead
3,0 1,2 2,6 220 735 0,84 Lead
3,0 1,4 3,3 220 735 0,74 Lead

Tabel 1. Data Hasil Percobaan Motor Sinkron Sebagai Kompensator Fasa


MEAS CALCULATED VALUES
NO. S (VA) Pin (Watt) Q (VAR Pout (Watt)
417,216 159,27 385,62
379,284 144,79 350,56
190,524 95,26 165
3.1 227,949 160,041 162,32
533,070 517,467 128,033
794,746 336,087 720,186
1097,285 353,615 1038,745
750,17 457,6 594,44
876,29 753,72 446,97
723,50 687,80 224,44
3.2 685,9 685,90 0
761,56 723,99 236,25
989,35 832,22 534,99
1255,27 930,53 842,50

Tabel 2. Perhitungan Hasil Percobaan Motor Sinkron Sebagai Kompensator Fasa


A. PERHITUNGAN
1) Percobaan 3.1
 P1 = 210 Watt
Pin = √3 × V × I × Cos Phi
= √3 × 220 × 1,1 × 0,38
= 159,27 Watt
Q = √3 × V × I × Sin Phi
= √3 × 220 × 1,1 × 0,92
= 385,62 VAR
S = √𝑃2 + 𝑄 2

= √159,272 + 385,622
= 417,216 VA

 P1 = 180 Watt
Pin = √3 × 220 × 1 × 0,38
= 144,79 Watt
Q = √3 × 220 × 1 × 0,92
= 350,56 VAR

S = √144,79 2 + 350,562
= 379,284 VA

 P1 = 165 Watt
Pin = √3 × 220 × 0,5 × 0,5
= 95,26 Watt
Q = √3 × 220 × 0,5 × (_2^1)√3
= 165 VAR

S = √95,26 2 + 1652
= 190,524 VA

 P1 = 165 Watt
Pin = √3 × 220 × 0,6 × 0,7
= 160,041 Watt
Q = √3 × 220 × 0,6 × 0,71
= 162,32 VAR

S = √160,0412 + 162,322
= 227,949 VA

 P1 = 165 Watt
Pin = √3 × 220 × 1,4 × 0,97
= 517, 467 Watt
Q = √3 × 220 × 1,4 × 0,24
= 128,033 VAR

S = √517, 467 2 + 128,0332


= 533,070 VA

 P1 = 163 Watt
Pin = √3 × 220 × 2,1 × 0,42
= 336,087 Watt
Q = √3 × 220 × 2,1 × 0,90
= 720,186 VAR

S = √336,087 2 + 720,1862
= 794,746 VA

 P1 = 170 Watt
Pin = √3 × 220 × 2,9 × 0,32
= 353,615 Watt
Q = √3 × 220 × 2,9 × 0,94
= 1038,745 VAR

S = √353,6152 + 1038,7452
= 1097,285 VA

2) Percobaan 3.2
 P1 = 810 Watt
Pin = √3 × V × I × Cos Phi
= √3 × 220 × 2,6 × 0,80
= 457,6 Watt

Q = √3 × V × I × Sin Phi
= √3 × 220 × 2,6 × 0,6
= 594,44 VAR
S = √𝑃2 + 𝑄 2

= √457,62 + 594,442
= 750,17 VA

 P1 = 750 Watt
Pin = √3 × 220 × 2,3 × 0,86
= 753,72 Watt
Q = √3 × 220 × 2,3 × 0,51
= 446,97 VAR

S = √753,72 2 + 446,972
= 876,29 VA

 P1 = 753 Watt
Pin = √3 × 220 × 1,9 × 0,95
= 687,80 Watt
Q = √3 × 220 × 1,9 × 0,31
= 224,44 VAR

S = √687,802 + 224,442
= 723,50 VA

 P1 = 735 Watt
Pin = √3 × 220 × 1,8 × 1
= 685,90 Watt
Q = √3 × 220 × 1,8 × 0
= 0 VAR

S = √685,90 2 + 0
= 685,9 VA

 P1 = 735 Watt
Pin = √3 × 220 × 2 × 0,95
= 723,99 Watt
Q = √3 × 220 × 2 × 0,31
= 236,25 VAR

S = √723,992 + 236,252
= 761,56 VA

 P1 = 735 Watt
Pin = √3 × 220 × 2,6 × 0,84
= 832,22 Watt
Q = √3 × 220 × 2,6 × 0,54
= 534,99 VAR
S = √832,222 + 534,992
= 989,35 VA

 P1 = 735 Watt
Pin = √3 × 220 × 3,3 × 0,74
= 930,53 Watt
Q = √3 × 220 × 3,3 × 0,67
= 842,50 VAR

S = √930,532 + 842,502
= 1255,27 VA
VI. Analisis
Motor sinkron pada pengoperasiannya tidak dapat melakukan start awal
(selfstarting), oleh karena itu motor sinkron tiga phasa membutuhkan penggerak
mula (primemover) untuk memutar medan pada stator sampai pada kecepatan
putar medan putar stator. Motor ini memerlukan arus DC untuk pembalutan daya
dan torsi starting yang rendah.
Pada motor sinkron, perubahan beban tidak mempengaruhi kecepatan
putar motor karena ketika motor masih bekerja maka rotor akan selalu terikat atau
terkopel secara magnetis dengan medan putar dan dipaksa untuk berputar dengan
kecepatan sinkronnya. Karena demikian, motor sinkron biasanya digunakan pada
sistem operasi yang membutuhkan kecepatan konstan dengan beban yang
berubah-ubah
Selain itu motor Sinkron dapat digunakan sebagai perbaikan faktor daya
sistem. Oleh karena itu motor ini sering digunakan pada sistem yang memiliki
faktor daya rendah. Dengan meningkatnya faktor daya sampai mendekati 1, maka
efisiensi penggunaan daya yang ada pada sistem semakin membaik, dan akibatnya
penggunaan daya semakin efisien.
Meningkatkan Faktor daya sistem dapat memanfaatkan penggunaan motor
Sinkron sebagai Kompensator dengan cara mengatur Arus ke motor sinkron yang
dapat dilakukan mengatur tahanan pada Rheostat pada tegangan yang sama.

Analisa kolom 3.1 (No Load)


Berdasarkan data hasil praktikum, semakin besar nilai tahanan maka
semakin besar pula Arusnya. Dengan meningkatnya Arus yang diberikan ke
motor sinkron, maka faktor daya akan meningkat sampai mendekati nilai 1.
Ketika diberikan arus rendah 0.25 A, faktor daya motor sangat jelek yaitu hanya
0,38. Lalu pada arus 1.4 A faktor daya hampir mendekati 1, yaitu 0.97 dengan
daya 165 watt. Dikarenakan pada tabel 3.1 merupakan percobaan tidak berbeban
maka nilai daya motor tidak sebesar nilai daya motor ketika berbeban. Ketika
diberikan arus melebihi dari 1.4 A maka faktor daya akan kembali turun. Hal ini
berarti motor bekerja paling efisien jika diberikan arus 1.4 A.

Analisa kolom 3.2 (Load)


Nilai parameter motor sinkron tidak hanya diidentifikasi melalui pengujian
tanpa beban, dimana parameter pengujian berbeban juga dilakukan dalam rangka
mengetahui pengaruh faktor daya dengan keadaan beban yang sudah di atur
sebesar 3 Nm terhadap effisiensi penggunaan daya supply meliputi daya semu,
daya nyata, dan daya reaktif, perbedaan yang signifikan akan diketahui melalui
hasil dari pengujian berbeban dan tanpa beban.
Pengujian berbeban didasarkan atas pengaturan nilai arus eksitasi (Im)
yang di atur sedemikian rupa mulai dari 0,25 A mencapai 1,4 A dengan beban
tetap, seiring dengan penambahan arus eksitasi yang dilakukan, maka nilai dari
faktor daya yang terukur pada cos phi meter juga bertambah mulai dari 0,8
(Lagging) dengan arus eksitasi sebesar 0,25 A mencapai 0,74 (Leading) dengan
arus eksitasi sebesar 1,4 A, hal tersebut menjadikan nilai effisiensi penggunaan
daya yang ada pada sistem semakin membaik seiring meningkatnya faktor daya.
Data perbandingan penggunaan daya pada pengujian berbeban lebih
effisien dibandingkan pengujian tanpa beban, dikarenakan parameter yang
digunakan untuk mendapatkan nilai daya supply (Pin) yaitu faktor daya, mampu
mencapai nilai 0,74 (Leading) dengan arus eksitasi akhir 1,4 A menghasilkan nilai
daya (Pin) sebesar 930,53 Watt, terpaut jauh dengan hasil pengujian tanpa beban
yang hanya mencapai nilai 353,615 Watt pada keadaan arus eksitasi 1,4 A.
Besaran nilai daya yang terpaut jauh juga menandakan bahwa diluar parameter
faktor daya dan effisiensi, nilai daya supply (Pin) berbanding lurus dengan nilai
pembebanan suatu motor.

Anda mungkin juga menyukai