Judul percobaan
Generator Sinkron
No. percobaan
Nama pelapor
Nama partner
:
:
Kelas
Group
Tanggal percobaan
Tanggal penyerahan laporan
Instruktur
:
:
:
:
:
Bevin Simanjuntak
Ahmad Ansari Amini
Andi Pramana
Beni Paskah
Benjova Lumban Tobing
Budiman Purba
EL 5D
1(Satu)
2 Desember 2014
9 Desember 2014
Ir. Rafian N. Hasibuan, MT.
.
Nilai
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN
DAFTAR ISI ii
MOTOR TAK SEREMPAK ROTOR SANGKAR 5
1.
TUJUAN PERCOBAAN
2.
LANDASAN TEORI 1
3.
DIAGRAM RANGKAIAN 4
4.
5.
LANGKAH KERJA 5
6.
7.
8.
JAWABAN PERTANYAAN .
ANALISA
KESIMPULAN
ii
GENERATOR SINKRON
1.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
2.
3.
4.
5.
rangkaian.
Mengukur dan menggambarkan karakteristik beban nol.
Mengukur dan menggambarkan karakteristik hubung singkat.
Mengukur dan menggambarkan karakteristik keadaan berbeban.
2.
LANDASAN TEORI
Pengukuran karakteristik pada percobaan generator kali ini adalah karakteristik
tanpa beban, karakteristik hubung singkat, dan karakteristik berbeban ( R, L, C). Pada
percobaan ini sebagai penggerak adalah motor. Untuk mengoperasikan motor hal yang
dilakukan adalah memberikan arus medan maka jangkar pada belitan motor akan timbul
arus maka rotor pada motor akan berputar dimana sebagi penggerak mula pada rotor
generator.
Generator ini belum dapat menghasilkan ggl sebelum diberi arus medan, dimana
arus medan diperoleh dari tegangan DC yang tetap. Arus medan yang dihasilkan akan
mengalirkan aus pada belitan dikutub, sehingga akan menimbulkan fluxi, dan fluxi
fluxi ini akan dipotong konduktor jangkar sehingga timbul ggl (EMF).
Pada praktikum juga melakukan percobaan dengan beberapa kondisi yang
mempengaruhi tegangan keluaran, mulai dari tanpa beban sampai dengan memberi
beban R, L dan C. Pada analisa ini akan dibahas nilai tegangan keluaran pada berbagai
kondisi yang diujikan.
a.
data yang diperoleh terdapat perubahan parameter dari motor hingga arus eksitasi.
Ketika arus eksitasi di motor dc dinaikan akan mempengaruhi kecepatan dari motor
tersebut. Semakin besar arus eksitasi di motor semakin meningkat kecepatan pada
1
motor penggerak. Dan semakin tinggi kecepatan akan meningkatkan tegangan keluaran
pada terminal generator sinkron. Karena tidak ada beban terpasang dalam rangkaian
tersebut tidak mengalir arus. Selain eksitasi di sisi motor DC, peningkatan arus eksitasi
dalam generator pun mempengaruhi tegangan keluaran. Ketika arus penguatan
dibesarkan maka tegangan terminal juga akan meningkat. Hal ini disebabkan semakin
tinggi arus penguatan maka akan semakin besar fluks magnet dihasilakan, semakin
banyak fluksmagnet yang memotong kumuparan berputar dalam generator semakin
besar gaya putar yang membangkitkan tegangan generator.
Karena tidak ada beban yang terpasang maka tidak ada factor dari luar yang
mempengaruhi tegangan keluaran generator. Sehingga dapat diketahui bahwa pada
kondisi tak berbeban yang mempengaruhi tegangan keluaran dari generator sinkron
yaitu eksitasi motor penggerak, kecepatan motor serta eksitasi dalam generator sinkron
yang dapat diatur sesuai dengan tegangan keluaran yang diinginkan dan sesuai dengan
besarnya eksitasi yang dapat dibangkitkan.
b. Kondisi berbeban
Beban yang diujikan dalam praktikum ini terdapat 3 macam yaitu beban resistif ,
induktif serta beban kapasitif. Analisa data akan mencangkup masing masing beban
seperti dibawah ini:
a. Beban resistif
Pada saat dilakukan pengukuran pada terminal keluaran generator diperoleh besar
tegangan yang sama dengan tegangan pada beban. Hal ini disebabkan sifat beban
yang resistif saja. Karena sifat dari beban resistif murni menghasilkan nilai factor
daya mendekati 1. Sehingga jika ingin menjaga tegangan keluaran pada generator
yang mensuplai beban resistif, cukup dengan menjaga besarnya arus eksitasi (fluks
magnet konstan) dan juga menjaga putaran dari penggerak utama agar tetap. Ketika
beban resistif diperkecil maka akan mengalir kan arus yang semakin besar sesuai
dengan I = V/ R. pada kondisi ini akan menurunkan kecepatan dari penggerak
utama ( motor dc) sehingga menurunkan tegangan keluaran generator. Untuk
mengembalikan tegangan keluaran generator dapat dengan meningkatkan arus
eksitasi motor DC maupun arus medan penguatan generator sinkron sendiri hingga
tegangan keluaran akan lebih besar sesuai dengan yang diinginkan.
b. Beban induktif
Beban induktif yaitu beban yang terdiri dai kumparan kawat yang dililitkan pada
inti seperti pada coil. Beban ini menyebabkan pergeseran fasa pada arus yang
menyebabkan arus bersifat lagging. Hal ini memyebabkan energy tersimpan berupa
medang magnetis yang mengakibatkan arus fasa bergeser menjadi tertinggal
terhadap tegangan. Karena penyimpanan energy ini menyebabkan tegangan pada
beban akan lebih kecil jika dibandingkan dengan beban resistif. Supaya nilai
tegangan yang diinginkan dapat memvariasi arus pengauatan yang mempengaruhi
fluks magnet yang dihasilkan, maka tegangan keluaran dari generator akan
meningkat sehingga saat tegangan sampai pada beban induktif dengan tegangan
yang diinginkan.
c. Beban kapasitif
Beban kapasitif yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau
kemampuan menyimpan energy yang berasal dari pengisian elektrik pada suatu
sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Apabila
ingin mendapatkan nilai tegangan pada beban kapasitif yang besarnya sama dengan
beban induktif dapat dilakukan dengan mengurangi arus penguatan dari generator
serta menurunkan kecepatan dari penggerak utama (motor DC).
3.
DIAGRAM RANGKAIAN
4.
Rmy
Im
Ia
Ampere Meter 6A
Saklar
RB
Tahanan Beban
Power Factor
XL
Induktor Beban
4
XC
5.
Kapasitor Beban
LANGKAH KERJA
Cara kerja rangkaian:
Gunakan torsi meter sebagai motor dan mesin synkron sebagai generator.
Catatlah rating mesin synkron yang terdapat pada Name plate. Rating ini tidak
3.
4.
5.
tetap off).
Masukkan tegangan dc variable dengan perlahan-lahan sehingga mencapai 220 V
dan cek arus rotor pada amper meter. Motor harus berputar sesuai dengan arah
6.
panah.
Aturlah shunt rheostat pada torsi meter sehingga kecepatan tetap > 1500 rpm.
Kecepatan itu harus dipertahankan selama percobaan.
6.
0,5
0,55
0,73
0,87
E(Volt)
157
170
200
220
1,02
2,06
3,08
3,5
IF(A)
0,2
0,4
0,6
0,7
212
206
202
198
192
188
182
176
167
146
44
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6
1,8
2,4
3,17
212
203
195
187
179
172
168
159
153
148
143
0,17
0,34
0,51
0,66
0,8
0,93
1,04
1,16
1,26
1,34
1,43
233
249
267
274
290
305
318
(Volt)
IF
11
12
14
14
16
17
18
IF(A)
Beban L
V(Volt)
Ia(A)
Beban C
(A)
7.
ANALISA
Regulasi tegangan pada beban induktif adalah lebih positif dari pada beban
resistif, kapasitif dan beban kombinasi RLC.
Hal ini disebabkan pada beban induktif semakin besar arus beban yang diberikan maka
semakin besar pula jatuh tegangan terminal Vt, begitu juga pada beban resistif namun
jatuh tegangannya tidak sebesar pada beban induktif, sedangkan pada beban kapasitif
10
memiliki nilai regulasi tegangan yang negatif dimana kenaikan pada arus beban
mengakibatkan kenaikan tegangan terminal Vt.
Semakin besar beban yang di berikan maka semakin besar pula nilai efisiensinya,
untuk beban yang memiliki nilai efisiensi terbesar adalah beban resistif, kemudian
diikuti oleh beban induktif, kapasitif dan kombinasi RLC.
Beban Resistif
Beban Induktif
Eo
Eo
IL x Z
IL x X L
VL
IL
VL I L x Ra
IL
Beban Capasitif
IL x X L
IL
Eo
IL x Z
VL
11
IL x Z
IL x X L
KESIMPULAN
Pada kondisi beban nol, semakin besar arus excitasi semakin besar kecepatan motor
akan turun.
Pada beban induktif tegangan di beban akan lebih kecil dari pada tegangan di
beban resistif karena sifat arus induktif lagging dibanding tegangan masukan.
Pada beban kapasitif bila arus jangkar naik maka tegangan beban naik. Tapi pada
Pada percobaaan untuk memperoleh kecepatan putaran rotor tertentu, maka dapat di
atur dengan cara mengatur torsi untuk memperoleh kecepatan tetap.
Arus medan yang dihasilkan akan mengalirkan arus pada belitan kutub, sehingga akan
menimbulkan fluksi, dan fluksi ini akan di potong oleh konduktor jangkar sehingga
akan timbul gaya gerak listrik.