Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Mesin Listrik

Acara III
GENERATOR SINGKRON

Oleh:
Nama : Agung Suheru Susandi
NIM : 21130082
Jadwal : Senin, N0vember2023
Pukul : 15;00-19;50

Dosen Pengampu: Dr. Hansi Effendi, S.T., M.Kom.

LABORATORIM EA8 FAKULTAS TEKNIK


PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI
DAPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Generator Sinkron

I. Tujuan
A. Mengukur karakteristik mesin sinkron tiga fasa.

II. Teori Singkat


A. Definisi Generator Sinkron
Generator sinkron, yang juga sering disebut alternator, adalah mesin listrik
yang digunakan untuk mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi
listrik dengan perantara induksi medan magnet. Perubahan energi ini terjadi
karena adanya pergerakan relatif antara medan magnet dengan kumparan
generator. Kecepatan perputaran medan magnet yang terjadi sama dengan
kecepatan perputaran rotor generator. Alternator ini menghasilkan energi
listrik bolak balik (alternating current, AC) dan biasa diproduksi untuk
menghasilkan listrik AC 1-fasa atau 3-fasa.

B. Prinsip Kerja Generator Sinkron


Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah Kumparan
medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu
yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya
arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan
fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor,
akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar
yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah ubah
besarnya terhadap waktu (Bandri, 2013). Adanya perubahan fluks magnetik
yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-
ujung kumparan tersebut.
Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi
pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu
sama lain.
C. Parameter Generator Sinkron
Parameter generator sinkron adalah variabel yang menentukan karakteristik
dan kinerja generator. Berikut adalah beberapa parameter penting dalam
generator sinkron:
1. Tegangan Internal (Ea): Ini adalah tegangan yang dibangkitkan pada
salah satu fase generator sinkron.
2. Tegangan Keluaran Per Fase (Vφ): Ini adalah tegangan yang dihasilkan
oleh generator per fase.
3. Arus (Ia): Ini adalah arus yang mengalir melalui generator.
4. Reaktansi Sinkron (Xs): Ini adalah reaktansi yang dihasilkan oleh
medan magnetik pada generator.
5. Resistansi Armatur (Ra): Ini adalah resistansi yang dihasilkan oleh
kumparan armatur pada generator.
Persamaan yang berlaku untuk rangkaian ekivalen per fase generator sinkron
adalah: Vφ = Ea − j Xs Ia – Ra Ia
Dalam praktik operasional, seringkali data manufactured yang ada pada fisik
generator tersebut sudah rusak atau hilang, sehingga sulit untuk mendapatkan
atau menentukan parameter-parameter ini. Oleh karena itu, penelitian dan
percobaan sering dilakukan untuk memodelkan dan mengestimasi parameter
ini dari data hasil pengukuran.
Parameter generator singkron umumnya berupa tahanan jangkar (Ra),
reaktansi sinkron (Xs), dan tegangan internal (Ea) generator sinkron.Parameter
ini dapat ditentukan melalui tiga macam serangkaian pengujian, yaitu :
1. Pengujian Tanpa Beban (Beban Nol)

Pada pengujian beban nol (tanpa beban), generator sinkron diputar pada
kecepatan ratingnya dan terminal generator sinkron tidak dihubungkan
ke beban. Arus eksitasi medan mula adalah nol. Kemudian arus eksitasi
medan dinaikan bertahap dan tegangan terminal generator sinkron
diukur pada tiap tahapan. Dari percobaan tanpa beban arus jangkar
adalah nol (Ia = 0) sehingga tegangan terminal (V) yang terukur sama
dengan tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron (E).
Sehingga dari pengujian ini diperoleh kurva E sebagai fungsi arus
medan (If). Dari kurva ini harga yang akan dipakai adalah harga
liniernya (unsaturated). Pemakaian harga linier yang merupakan garis
lurus cukup beralasan mengingat kelebihan arus medan pada keadaan
jenuh sebenarnya dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar. Contoh
bentuk kurva karakteristik pengujian tanpa beban bisa dilihat pada
gambar 1.a.
2. Pengujian Hubung Singkat

Pada pengujian ini arus eksitasi medan mula - mula dibuat nol dan
terminal generator dihubung singkat melalui sebuah alat ukur ampere
meter untuk mengukur arus hubung singkat (arus jangkar Ia saat hubung
singkat). Kemudian arus jangkar saat hubung singkat diukur dengan
menaikkan arus eksitasi medan secara perlahan sampai pada batas arus
nominalnya. Dari pengujian hubung singkat ini akan menghasilkan
hubungan arus jangkar (Ia) sebagai fungsi arus medan (If) dan ini
merupakan garis lurus. Gambar karakteristik hubung singkat pada
generator sinkron dapat dilihat pada gambar 1.b.
Ketika terminal generator sinkron dihubung singkat, maka tegangan
terminal adalah nol, dan impedasi internal generator sinkron adalah :

Besarnya nilai E dapat diambil dari hasil kurva karakteristik pada hasil
pengujian tanpa beban sebelumnya. Oleh karena reaktansi Xs >> Ra,
maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :

Jadi, jika Ia dan E telah diketahui untuk kondisi tertentu, maka nilai
reaktansi sinkron dapat diketahui.

III. Metode Praktikum


A. Perlatan
M = Torsi meter listrik MV 100
G = Mesin sinkron MV 122
TG = Tachometer generator MV 153
Rmy = Shunt rheostat TS 500/440
RB = Resistor beban TB 40
U = Voltmeter 300 V
If = Ammeter 1.6 A
Ia = Ammeter 12 A
S = Switch TO 30
B. Gambar Rangkaian

C. Prosedur
1. Merangkai dan menjalankan mesin
a. Hubungkan torsi meter sebagai motor dan mesin sinkron sebagai
generator sesuai dengan gambar rangkaian.
b. Catat spesifikasi mesin sinkron seperti ditunjukkan pada rating
plate. Rating ini tidak boleh dilampaui selama percobaan
berlangsung.
c. Dosen atau teknisi mencek rangkaian percobaan.
d. Hidupkan switch tegangan DC konstan. Atur shunt rheostat pada
torsi meter hingga tercapainya arus penguatan maksimum.
Kemudian matikan switch S.
e. Hidupkan switch tegangan DC variabel pada power pack kemudian
secara perlahan naikkan nilainya hingga mencapai 220 V dan
motor akan berputar.
f. Atur torsi meter agar kecepatannya mencapai 1400 rpm. Nilai
kecepatan tersebut harus konstan selama percobaan berlangsung.

2. Karakteristik pengukuran tanpa beban E = f(If)


Pada percobaan ini akan diobservasi pengaruh arus eksitasi terhadap
tegangan induksi pada kondisi tanpa beban.
Atur posisi switch S dalam posisi off. Variasikan nilai arus eksitasi medan
If dari nilai minimum hingga maksimum (sesuai dengan rating) dengan
kenaikan nilai 0.2 A. Catat nilai tengangan yang terbaca pada voltmeter U
untuk setiap kenaikan nilai If. Perlu diingat bahwa kecepatan harus tetap
konstan.
3. Karakteristik pengukuran hubung singkat (short circuit) Ia = f(If)
Pada percobaan ini akan diobservasi pengaruh arus eksitasi terhadap arus
jangkar ketika stator pada generator sinkron di hubung singkat.
a. Atur shunt rheostat Rmy pada mesin sinkron sehingga arus
penguatan If bernilai nol.
b. Hubung singkat rangkaian tiga fasa pada switch S di sisi dimana
resistor beban terhubung.
c. Hidupkan switch S, kemudian variasikan nilai If dari nilai
minimum hingga maksimum (sesuai dengan rating) dengan
kenaikan nilai 0.5 A melalui pengaturan nilai Rmy dan catat nilai
Ia untuk setiap kenaikan nilai If. Perlu diingat bahwa kecepatan
harus tetap konstan.
d. Atur nilai Rmy sehingga If menjadi nol, kemudian matikan switch
S dan lepaskan rangkaian hubung singkat.
4. Karakteristik pengukuran dengan beban
a. Atur shunt rheostat Rmy pada mesin sinkron sehingga didapatkan
tegangan (U) sebesar 220 Volt. Catat nilai If yang terukur. Perlu
diingat bahwa nilai If harus konstan selama percobaan
berlangsung.
b. Hidupkan switch S, kemudian variasikan nilai Ia melalui
pengaturan nilai RB dari nilai minimum hingga maksimum (sesuai
dengan rating) dengan kenaikan nilai 0.5 A. Catat nilai tegangan
(U) untuk setIap kenaikan nilai Ia. Perlu diingat bahwa kecepatan
dan nilai If harus tetap konstan.
c. Matikan switch S.

Anda mungkin juga menyukai