FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Tahun 2021
A. Tujuan:
1. Menentukan jenis generator DC dengan membaca plat number dan
mencermati konstruksi.
2. Menentukan besaran-besaran standar generator Dc.
3. Menggambar sifat beban nol.
4. Menyimpulkan gambaran umum generator dari sifat-sifat beban nol .
B. Dasar teori
Rumus pembangkitan GGL pada generator dapat disederhanakan sebagai
berikut :
GGL = c. n Ø Volt.
Dimana : c = konstanta,
n = putaran poros
Ø = garis gaya magnet
Garis gaya magnet besarnya sangat dipengaruhi oleh arus yang dialirkan
pada gulungan magnet (Im). Oleh karena itu jika kita mengatur Im, berarti kita
mengatur GGL yang dihasilkan generator tersebut. Saat generator bekerja
tanpa beban kita dapatkan sifat beban nol, dan saat generator dalam keadaan
berbeban kita dapatkan sifat berbeban dari generator tersebut
G. ANALISA
Pada praktikum ini dapat di analisa bahwa :
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik generator DC penguat
terpisah , generator di copel dengan motor DC seperti gambar
rangkaian diatas dan pada generator di beri arus penguatan DC.
Setelah motor diputar dengan putaran konstan 1500 rpm dan arus
penguatan ( If ) = 0 A, E0 pada generator sudah menghasilkan
tegangan sebesar 8 V. Kemudian arus pengutan dinaikkan secara
bertahap sebesar 0,05A maka E0 juga ikut naik seiring dengan
kenaikan If dan putaran dipertahankan konstan 1500 rpm dari If = 0
A hingga If = 1,05 A , E0 atau tegangan phasa yang dihasilkan
generator tetap sebesar 124,5 V. Ini lah yang dinamakan sebagai
tegangan jenuh, dimana saat putaran konstan tegangan yang keluar
dari generator tidak terdapat kenaikan walaupun If terus di naikkan.
Hal ini lah karakteristik dari generator tersebut dimana setelah
mengetahui tegangan jenuh dari generator kita dapat
memperkirannya saat nantinya generator terbebani karena saat
tegangan jenuh dan generator tebebani maka drop tegangan yang
terjadi pada tegangan generator akan sangat besar dan posisi yang
paling baik untuk generator dibebani adalah seperti terlihat pada
grafik dimana tegangang yang baik adalah saat tegangan akan
mendekati tegangan jenuh.
2. Kemudian setelah dengan putaran konstan dan If dinaikkan sebesar
0,05A. Kemudian dari tegangan jenuh atau pengukuran terakhir If
di turunkan kembali sebesar 0,05 A hingga mencapai If = 0 A. Dari
penurunan If ini tegangan E0 generator penurunan nya hampir
stabil atau sama dengan saat If dinaikkan namun saat If = 0 A
terjadi perbedaan yang sangat besar pada E0 generator
dibandingkan saat If naik , saat If naik dan If = 0 A , E0 = 8 V dan
saat If turun = 0 A , E phasa= 8,2 V. Hal ini terjadi karenan adanya
efek Remanensi yang muncul sebagai akibat dari fluks yang terjadi
pada magnet di dalam generator atau kondisi dimana masih ada
tegangan atau magnet sisa dari generator setelah digunakan maka
nilai If naik dan turun = 0 A terjadi perubahan yang signifikan.
3. Dengan memutar generator DC pada kecepatan sinkron dan rotor
diberi arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada
kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada
persamaan berikut.
Ea = c . n . yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
= fluks yang dihasilkan oleh If
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada
stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks
hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: Setiap
pengujian beban nol generator, selalu ditemukan efek Remanensi yang muncul
sebagai akibat dari fluks yang terjadi pada magnet di dalam generator.
Pengujian karakteristik beban nol ini dilakukan untuk mengetahui tegangan
jenuh pada generator sehingga mengetahui tegangan yang baik digunakan
natinya saat generator di bebani yaitu tegangan yang baik dimana generator
akan mencapai tegangan jenuh. Akibat efek Remanensi, pada saat If dinaikan
dan diturunkan E0 yang dihasilkan lebih besar pada saat penurunan arus
penguatan daripada saat kenaikan arus penguatan ( If ). Dalam keadaan tanpa
beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak terdapat
pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
TABEL PERCOBAAN
I. Daftar Rujukan
Panjaitan, R. 1989. Mesin Listrik Arus Bolak Balik. Bandung: Tarsito
Rijono. 1997. “Dasar Teknik Instalasi Tenaga (Edisi Revisi)”. Yogyakarta: Andi