Anda di halaman 1dari 5

“Dasar Teori Percobaan Karakteristik Generator Dc”

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Mesin DC


Yang dibimbing oleh Drs. Hari Putranto, M.Pd.

Disusun oleh:

Syaifuddin 220531712008

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS VOKASI

D4 TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI

NOVEMBER 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN

Mesin DC (Direct Current) merupakan salah satu jenis mesin listrik, dimana mesin ini
digunakan untuk mengkonversi energi listrik arus searah menjadi energi mekanik, atau
sebaliknya. Ada dua macam mesin DC, yakni: Motor DC dan Generator DC. Pada
pengoperasiannya, motor DC dapat mengkoversi energi listrik arus searah menjadi
energi mekanik, sedangkan generator DC mengkonversi energi mekanik menjadi
energi listrik.

1.2 TUJUAN

Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :


1. Mengoperasikan generator DC shunt
2. Menjelaskan prinsip kerja generator DC shunt
3. Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik generator arus searah secara umum
dan generator DC shunt secara khusus
4. Menggambar sifat beban nol dan sifat berbeban
5. Menyimpulkan gambaran umum generator dari sifat-sifat beban nol dan berbebannya.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 GENERATOR SHUNT
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2).
Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan
memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan
arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar
arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan
terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian
generator shunt dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan
ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor
terhubung- singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan
oleh generator tersebut.

2.2 KARAKTERISTIK GENERATOR SHUNT


a. Karakteristik Beban Nol
Pada gambar dibawah ini, digambarkan karakteristik beban nol dari generator shunt.
Dengan karakteristik ini dapat diperiksa bagaimana gejala timbulnya tegangan dalam
generator shunt

Menurut Hukum Ohm, tahanan rangkaian magnetnya adalah sebagai berikut :


Untuk Rm yang konstan maka fungsi merupakan garis lurus melalui titik P. Bagi Rm
yang diketahui garis OP merupakan fungsi tersebut. Pada Im = 0, sisa magnet telah
membangkitkan GGL = 0 r. GGL ini menimbulkan arus medan = 0 a yang
menyebabkan GGL naik lagi sampai 0 s. Hal ini terus berlangsung sampai tercapai
titik P pada karakteistik beban nol.

b. Karakteristik Berbeban
Karakteristik berbeban pada generator shunt hampir sama besarnya dengan generator
berpenguatan bebas

c. Karakteristik Luar

Karakteristik yang lebih atas letaknya adalah pada penguatan terpisah. Karakteristik
pada generator shunt lebih cepat membelok kearah bawah oleh karena pada generator
arus terpisah arus medan tetap, sedangkan pada generator shunt arus medan
berukurang dengan berkurangnya VT. Bila tahanan rangkaian luar diperkecil terus
maka pada saat VT berkurang sedemikian hingga Im juga berkurang dan VT akan
mengecil dan akhirnya didapat titik b1. Di titik ini keadaan kritis. Dengan tidak
merubah tahanan luar pun VT akan turun terus karena Im kecil → VT turun → Im.

d. Karakteristik Pengatur
Karakteristik pengatur dari generator shunt berlangsung seperti pada generator
penguat terpisah hanya karena turunnya tegangan jepitan lebih besar pada beban yang
sama sehingga agar tegangan jepitan tetap, dibutuhkan arus Im yang lebih besar. Dan
karakteristiknya lebih mendaki daripada penguat bebas.

e. Karakteristik Hubung Singkat


Oleh karena arus medan bergantung pada besarnya tegangan jepitan maka untuk
karakteristik hubung singkat berarti tegangan jepitan adalah nol sehingga tidak
didapatkan karakteristik hubung singkat pada generator shunt

2.3. PROSEDUR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting saat melakukan simulasi
generator. Berikut adalah pedoman umum yang bisa diikuti, namun selalu pastikan untuk
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pembimbing Anda serta mematuhi aturan dan
peraturan laboratorium:
1. Kenakan semua APD yang diperlukan.
2. Pastikan generator dan peralatan simulasi berfungsi dengan baik sebelum dimulainya
simulasi.
3. Jangan mencoba mengoperasikan peralatan yang rusak atau bermasalah. Laporkan
kepada pembimbing jika ditemukan masalah.
4. Pelajari dan pahami cara menggunakan generator dan peralatan simulasi dengan benar.
5. Ikuti prosedur operasional standar yang telah ditetapkan.
6. Jauhkan bahan mudah terbakar dari sumber panas.
7. Pastikan pemadam api mudah diakses dan semua peserta simulasi mengetahui cara
menggunakannya.
8. Pastikan ruang simulasi memiliki ventilasi yang cukup untuk mencegah penumpukan
gas atau uap berbahaya.
9. Ketahui rute evakuasi dan lokasi titik kumpul.
10. Selalu siap untuk mengikuti instruksi evakuasi darurat.
11. Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan pembimbing jika ada pertanyaan atau
kekhawatiran.
12. Laporkan insiden atau masalah keselamatan segera kepada pihak berwenang.
13. Setelah simulasi selesai, pastikan area kerja dibersihkan dan peralatan simulasi
dikembalikan ke tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai