Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

Judul Laporan : KARAKTERISTIK BEBAN GENERATOR DC


EKSITASI TERPISAH

Kelompok : 2 (Dua)

Praktikan : Donny Wibowo (1217020021)

Dwi Rahmah Indah (1217020040)

Evi Islamiati (1217020041)

Fahmi Alan Saputra (1217020042)

Gung Bayu Aji (1217020023)

HarunCahyo Utomo (1217020004)

Kelas : En - 5E

Tanggal Praktikum : 16 September 2019

Tanggal penyerahan Laporan : 23 September 2019

Pembimbing : Ir.Benhur Nainggolan M.T.

Nilai :

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada peulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Mesin Listrik dengan judul Karakteristik
Beban Generator DC Eksitasi Terpisah.

Praktikum Mesin Listrik ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh
di Program Studi D3 Teknik konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Jakarta. Laporan praktikum ini disusun sebagai pelengkap praktikum yang telah dilaksanakan
pada Senin, 16 September 2019.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan banyak
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu baik dukungan moril maupun
materiil dan yang telah memberikan motivasi maupun pengarahan dalam penyusunan
Laporan Praktikum Mesin Listrik.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan praktikum ini, baik
dari segi materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 22 September 2019

(Harun Cahyo Utomo)


BAB I
PENDAHULUAN

1. TUJUAN
Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
 Mengoperasikan motor DC jenis penguat terpisah
 Menjelaskan prinsip kerja motor DC
 Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor DC
BAB II
DASAR TEORI
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator
DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau
penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

1. Generator penguat terpisah


2. Generator shunt
3. Generator kompon
Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-
kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi,
penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 1 menunjuk-
kan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian
rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan
stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator,
belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Struktur Genertor DC
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan
dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah
komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

Prinsip Kerja generator DC


Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :

Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik yang
berubah-ubah, maka GGL akan dibangkitkan dalam konduktor itu. Jadi syarat untuk dapat
dibangkitkan GGL adalah :
 Harus ada konduktor ( hantaran kawat )
 Harus ada medan magnetik
 Harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi
yang berubah yang memotong konduktor itu.

Prinsip Kerja Generator DC

Keterangan gambar :
 Pada gambar Generator DC Sederhana dengan sebuah penghantar kutub
tersebut, dengan memutar rotor ( penghantar ) maka pada penghantar akan timbul EMF.
 Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi A-B
dan C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
 Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap
sumbu putarnya yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.
 GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai
dengan perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik sebesar :
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan :
 ibu jari : gerak perputaran
 jari telunjuk : medan magnetik kutub utara dan selatan
 jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak-balik, meskipun tujuan utamanya adalah
pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan pada
kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yang berubah-ubah
tersebut karenanya harus disearahkan.

Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan metode atau
sistem:
 Saklar
 Komutator
 Dioda
Sistem Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubung singkatkan ujung-ujung kumparan. Prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul tegangan
yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar di hubungkan, maka tegangan
menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi akan timbul lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap
setengah periode tegangan saklar dihubungkan, maka akan dihasilkan tegangan searah
gelombang penuh.

Sistem Komutator
Komutator berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan kumparan jangkar.
Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung kumparan jangkar.Bila kumparan
jangkar berputar, maka cincin belah ikut berputar. Karena kumparan berada dalam medan
magnet, akan timbul tegangan bolak balik sinusoidal. Bila kumparan telah berputar setengah
putaran, sikat akan menutup celah cincin sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin
berputar terus, maka celah akan terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan
sama dengan perioda perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah
gelombang penuh.
Gambar. Efek komutasi
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN

NO Peralatan Gambar Fungsi

1 Multimeter Analog Menghitung Besar Arus,


Tegangan & Tahanan
(1 buah)

2 Multimeter Digital Menghitung Besar Arus,


(1 buah) Tegangan & Tahanan

3 Amperemeter Menghitung Besar Arus

(2 buah)

4 Voltmeter Menghitung Besar Tegangan

(2 buah)

5 Kabel Penghubung Menghubungkan alat yang satu


dengan yang lain
(20)

6 Tachometer Menghitung rpm motor listrik

(2 buah)
7 Regulator Alat untuk pengontrol
tegangan
(1 buah)

8 Motor Asinkron Sebagai penggerak

9 Main Panel Sumber Listrik

3.2 LANGKAH KERJA


Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat terpisah (V) = f (If) dimana n dan Ia =
konstan
a. Membangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan.
b. Mengatur power suplay 1 sampai mencapai putaran (n) nominal, gunakan tachometer
untuk mengukur putaran (n) (rpm).
c. Pada posisi hambatan medan (rheostad = Rhm) maksimum, masukan sakelar S.
d. Mengatur beban RL set dengan dengan memasukkan sakelar satu demi satu sampai
diperoleh arus beban (Ia) konstan.
e. Mengatur power supply 2 atau hambatan medan (Rh) secara bertahap, catat tegangan
generator (V) dan arus medan (Im) dengan menjaga putaran (n) konstan pada table
tabulasi.
GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN
PANEL

A v
U2 V2 W2

U1 V1 W1

A E1 A1 A
DC
S1 S2 S3

K L M DC v

L1 L2 L3

E2 B2

L4 L5 L6

REGULATOR
PANEL S4 S5 S6
L1 L2 L3
L1 L2 L3

L1 L2 L3
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Tabel 1 Karakteristik Beban Nol

If Naik Eg If Turun Eg
c
(A) (V) (A) (V)

1 0,05 78 1,25 72

2 0,10 147 1,75 144

3 0,15 213 2,0 198

4 0,17 258 2,25 219

4.2 Grafik Karakteristik Beban Nol

Grafik Eg Terhadap If
300

250

200
Eg

150

100

50

0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
If

If Naik If Turun

If dan V mempunyai hubungan berbanding lurus. Diketahui dari persamaan I


= V/R, menunjukan bahwa kenaikan arus akan membuat tegangan bertambah.
Maksud dari Vnaik dan Vturun ini adalah untuk membuktikan hubungan arus dan
tegangan tersebut. Vnaik diukur dari If terkecil, sedangkan Vturun diukur dari If
terbesar.

4.3 Tabel 2 Karakteristik Internal

If Tegangan Ia Ra Eg
No
(A) (V) (A) ( OHM ) (V)
1 0,05 6 1,35 1,42

2 0,10 135 1,95 5,5 124,27

3 0,15 204 2,40 190,80

4.4 Grafik Karakteristik Internal

Grafik Eg Terhadap If
250

200

150
Eg (Volt)

100

50

0
0.05 0.1 0.15
If (Ampere)

Tegangan medan dapat dicari dari persamaan Eg = V + Ia.Ra. Hal ini dapat
membuktikan bahwa, untuk mendapatkan nilai Eg besar, kita perlu menaikan
tegangan dan/atau Ia. Yang kedua angka tersebut akan meningkat bila If dinaikan.
Kenaikan If akan mempengaruhi kenaikan Ia dan V dikarenakan hubungan yang
berbanding lurus. Dengan nilai Ra konstan pada setiap generator, jadi hanya
dibutuhkan perubahan variable If yang akan menaikan Eg.

4.5 Tabel 3 Karakteristik Eksternal

I Load Tegangan
No Beban
(A) (V)

1 0 0 219

2 S1 0,45 216
3 S1 – S2 0,90 213

4 S1 – S3 1,25 213

5 S1 – S4 1,65 210

6 S1 – S5 2,05 210

7 S1 – S6 3,92 210

4.6 Grafik Karakteristik Eksternal

Grafik V Terhadap I Load


220
218
216
Tegangan ( V )

214
212
210
208
206
204
0 0.45 0.9 1.25 1.65 2.05 3.92
I Load ( A )

Penambahan beban pada generator akan membuat IL naik. Dengan rumus V =


I. R, penambahan beban dan arus akan mengurangi nilai tegangan (V) dan bahkan
nilai frekuensi dari generator tersebut. Sebagaimana metode ini digunakan untuk
mendeteksi adanya kenaikan beban pada distribusi listrik ke para pengguna.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahwa nilai V berbanding lurus dengan I, sebagaimana dengan rumus V = I R.
Sedangkan pada data grafik luar V berbanding terbalik terhadap IL, yang mana semakin
bertambahnya beban akan membuat IL meningkat dan V menurun. Untuk data karakteristik
dalam tanpa beban, niali tegangan tidak dipengaruhi oleh beban dari luar, tetapi untuk beban
dalam yang mana terdapat Vnaik dan Vturun adalah bermaksud untuk membuktikan
hubungan arus dan tegangan tersebut.

5.2 Saran
1. Pastikan telah mengkalibrasi alat dengan benar
2. Selalu bekerja sesuai SOP
3. Bagilah tugas dengan teman-teman sekelompok untuk meringankan pekerjaan
4. Tanyakan pada dosen yang bersangkutan jika mengalami masalah

Anda mungkin juga menyukai