Kelompok : 2 (Dua)
Kelas : En - 5E
Nilai :
Praktikum Mesin Listrik ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh
di Program Studi D3 Teknik konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Jakarta. Laporan praktikum ini disusun sebagai pelengkap praktikum yang telah dilaksanakan
pada Senin, 16 September 2019.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan banyak
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu baik dukungan moril maupun
materiil dan yang telah memberikan motivasi maupun pengarahan dalam penyusunan
Laporan Praktikum Mesin Listrik.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan praktikum ini, baik
dari segi materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
1. TUJUAN
Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
Mengoperasikan motor DC jenis penguat terpisah
Menjelaskan prinsip kerja motor DC
Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor DC
BAB II
DASAR TEORI
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator
DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau
penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
Konstruksi Generator DC
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian
rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan
stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator,
belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Struktur Genertor DC
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan
dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah
komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik yang
berubah-ubah, maka GGL akan dibangkitkan dalam konduktor itu. Jadi syarat untuk dapat
dibangkitkan GGL adalah :
Harus ada konduktor ( hantaran kawat )
Harus ada medan magnetik
Harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi
yang berubah yang memotong konduktor itu.
Keterangan gambar :
Pada gambar Generator DC Sederhana dengan sebuah penghantar kutub
tersebut, dengan memutar rotor ( penghantar ) maka pada penghantar akan timbul EMF.
Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi A-B
dan C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap
sumbu putarnya yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.
GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai
dengan perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik sebesar :
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan :
ibu jari : gerak perputaran
jari telunjuk : medan magnetik kutub utara dan selatan
jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak-balik, meskipun tujuan utamanya adalah
pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan pada
kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yang berubah-ubah
tersebut karenanya harus disearahkan.
Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan metode atau
sistem:
Saklar
Komutator
Dioda
Sistem Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubung singkatkan ujung-ujung kumparan. Prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul tegangan
yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar di hubungkan, maka tegangan
menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi akan timbul lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap
setengah periode tegangan saklar dihubungkan, maka akan dihasilkan tegangan searah
gelombang penuh.
Sistem Komutator
Komutator berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan kumparan jangkar.
Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung kumparan jangkar.Bila kumparan
jangkar berputar, maka cincin belah ikut berputar. Karena kumparan berada dalam medan
magnet, akan timbul tegangan bolak balik sinusoidal. Bila kumparan telah berputar setengah
putaran, sikat akan menutup celah cincin sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin
berputar terus, maka celah akan terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan
sama dengan perioda perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah
gelombang penuh.
Gambar. Efek komutasi
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
(2 buah)
(2 buah)
(2 buah)
7 Regulator Alat untuk pengontrol
tegangan
(1 buah)
A v
U2 V2 W2
U1 V1 W1
A E1 A1 A
DC
S1 S2 S3
K L M DC v
L1 L2 L3
E2 B2
L4 L5 L6
REGULATOR
PANEL S4 S5 S6
L1 L2 L3
L1 L2 L3
L1 L2 L3
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Tabel 1 Karakteristik Beban Nol
If Naik Eg If Turun Eg
c
(A) (V) (A) (V)
1 0,05 78 1,25 72
Grafik Eg Terhadap If
300
250
200
Eg
150
100
50
0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
If
If Naik If Turun
If Tegangan Ia Ra Eg
No
(A) (V) (A) ( OHM ) (V)
1 0,05 6 1,35 1,42
Grafik Eg Terhadap If
250
200
150
Eg (Volt)
100
50
0
0.05 0.1 0.15
If (Ampere)
Tegangan medan dapat dicari dari persamaan Eg = V + Ia.Ra. Hal ini dapat
membuktikan bahwa, untuk mendapatkan nilai Eg besar, kita perlu menaikan
tegangan dan/atau Ia. Yang kedua angka tersebut akan meningkat bila If dinaikan.
Kenaikan If akan mempengaruhi kenaikan Ia dan V dikarenakan hubungan yang
berbanding lurus. Dengan nilai Ra konstan pada setiap generator, jadi hanya
dibutuhkan perubahan variable If yang akan menaikan Eg.
I Load Tegangan
No Beban
(A) (V)
1 0 0 219
2 S1 0,45 216
3 S1 – S2 0,90 213
4 S1 – S3 1,25 213
5 S1 – S4 1,65 210
6 S1 – S5 2,05 210
7 S1 – S6 3,92 210
214
212
210
208
206
204
0 0.45 0.9 1.25 1.65 2.05 3.92
I Load ( A )
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahwa nilai V berbanding lurus dengan I, sebagaimana dengan rumus V = I R.
Sedangkan pada data grafik luar V berbanding terbalik terhadap IL, yang mana semakin
bertambahnya beban akan membuat IL meningkat dan V menurun. Untuk data karakteristik
dalam tanpa beban, niali tegangan tidak dipengaruhi oleh beban dari luar, tetapi untuk beban
dalam yang mana terdapat Vnaik dan Vturun adalah bermaksud untuk membuktikan
hubungan arus dan tegangan tersebut.
5.2 Saran
1. Pastikan telah mengkalibrasi alat dengan benar
2. Selalu bekerja sesuai SOP
3. Bagilah tugas dengan teman-teman sekelompok untuk meringankan pekerjaan
4. Tanyakan pada dosen yang bersangkutan jika mengalami masalah