Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

GENERATOR/MOTOR DC EKSITASI TERPISAH

Kelompok : 1

Nama Praktikan : Annisa Sekarayu P ( 1215020030 )

Nama Anggota Kelompok : Abdurrahman ( 1215020001 )

Adha Nurapriyan ( 1215020002 )

Andrean Suryadinata ( 1215020029 )

Chandra Dewi Madyaratri ( 1215020031 )

Delia Shapira Anand ( 1215020005 )

Diah Purwati Ningsih ( 1215020026 )

Kelas : 5E

Tanggal Praktikum : 22 September 2017

Tanggal Penyerahan Laporan : 01 Oktober 2017

Pembimbng : Ir.Benhur Nainggolan

Nilai :

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan praktikum dengan judul “Laporan Mesin
Listrik; Motor DC Penguat Terpisah“.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memenuhi persyaratan


akademis guna mencapai kompetensi materi yang diujikan kepada mahasiswa. Pada
kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada para
pembimbing mata kuliah praktikum instalasi listrik, tak lupa berterimakasih kepada
teman-teman yang memberikan bantuan secara langsung ataupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum sempurna, sehingga
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan.

Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi para pembaca.

Depok, 30 September 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Latar belakang terjadinya praktikum ini adalah sebagai mahasiswa/i program studi
Teknik Konversi Energi kami mempelajari dua sub materi yaitu elektronika dan mekanikal,
pada elektronika salah satunya mempelajari mesin listrik.

Materi mesin listrik nantinya akan digunakan pada instalasi listrik misalnya pada
suatu pembangkit listrik. Bagian dari materi praktikum mesin listrik salah satunya ialah
praktikum motor dc penguat terpisah

1.2. Tujuan

Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :


 Mengoperasikan motor DC jenis penguat terpisah
 Menjelaskan prinsip kerja motor DC
 Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor DC
BAB II

DASAR TEORI
2.1. Mekanisme Kerja Motor

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama :

 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.


 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi lingkaran/loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah
yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan medan putar/torque untuk memutar kumparan.
 Motor – motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor,
penting untuk menegerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu
kepada keluaran tenaga putar/torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban
umumnya dapat dikategorikan dalam tiga kelompok :
a) Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque-nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa
displacement konstan.
b) Beban dengan variable torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variasi torque adalah pompa
sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
c) Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan
daya konstan adalah peralatan – peralatn mesin.

Gambar 2.1.1 Prinsip Dasar dari Kerja Motor Listrik


2.2. Jenis – Jenis Motor Listrik

Motor listrik dapat dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan


mekanisme operasinya. Berikut adalah kalsifikasi jenis utama motor listrik.

Gambar 2.2.1 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik

 Motor AC (Arus bolak – balik)


Motor AC ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus bolak-
balik (listrik AC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik berupa putaran
daripada rotor. Pada motor AC, arus dilewatkan melalui kumparan, menghasilkan
torsi pada kumparan. Sejak saat itu bolak, motor akan berjalan lancar hanya pada
frekuensi gelombang sinus. Hal ini disebut motor sinkron.

 Motor DC (Arus Searah)


Motor DC merupakan motor listrik yang dapat mengubah daya masukan listrik
arus searah menjadi daya keluar mekanik. Motor DC/arus searah, sebagaimana
namanya, menggunakan arus langsung yang tidak lansung/direct-unindirectional.
Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi
yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.

Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tenaga searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuuk diubah menjadi energi mekanik.
Berdasarkan karakteristiknya, motor arus searah ini mempunyai daerah
pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan motor arus bolak – balik,
sehingga sampai sekarang masi banyak digunakan dipabrik –pabrik yang mesin
produksinya memerlukan pengaturan putaran yang luas.

Gambar 2.2.2 Motor DC dan Komponen


2.3. Komponen Utama Motor DC

Tiga Komponen Utama Motor DC

1) Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor Dc memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo
yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan ; kutub utara dan kutub selatan. Untuk motor yang lebih besar
atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik
dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
2) Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dianamo
yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk
kasus motor DC kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub –
kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya
berbalik untuk merubah kutub – kutub utara dan selatan dinamo.
3) Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Komutatir juga membantu dalam transmisi
arus antara dinamo dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur :
 Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.
 Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi
untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang
seperti peralatan mesin dan rolling mils, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan
arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya
untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada
sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan,
flux medan, dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut :
2.4. Kecepatan Motor DC

Dari persamaan tegangan motor sebelumnya, diperoleh :

∅𝑍𝑁 𝑃
𝐸𝑏 = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 ( ) = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎
60 𝐴
𝑉− 𝐼𝑎 𝑅𝑎 60 𝐴
Maka diperoleh 𝑁= 𝑥 ( 𝑍𝑃 ) 𝑟𝑝𝑚

𝐸𝑏 60𝐴
Karena 𝐸𝑏 = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎 , maka 𝑁 = 𝑥 ( 𝑍𝑃 ) 𝑟𝑝𝑚

𝐸𝑏
Atau 𝑁 = 𝐾 ∅
𝑟𝑝𝑚

Ini menunjukkan bahwa kecepatan sebanding dengan GGL balik dan berbanding terbalik
𝐸𝑏
dengan fluks atau 𝑁∾ (1)

Gaya Elektromagnetik 𝐸 = 𝐾𝛷𝑁 (2)

Torsi 𝑇 = 𝐾𝛷𝐼 𝑁𝑚 (3)

Dengan :

E = Gaya Elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (Volt)


𝚽 = Flux Medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = Kecepatan (rpm)
T = Torsi elektromagnetik
I = Arus dinamo
K = Konstanta persamaan
Sebuah motor DC terdiri dari gulungan kawat (coil) yang berputar pada medan magnet.
Arus pada coil dialurkan melalui brush yang kontak langsung dengan split ring. Coil
berada pada medan tetap, dan gaya yang dikeluarkan oleh arus pada kawat menghasilkan
torsi pada coil. Gaya F pada kawat dengan panjang L membawa arus listrik i pada medan
magnet B adalah iBL dikali dengan sinus sudat B dan i. Arus dari gaya F mengikuti
prinsip tangan kanan seperti diperhatikan memiliki besaran yang sama namun dengan arah
yang berbeda, sehingga gaya – gaya tersebut menghasilkan torsi.

Motor DC dalam sebuah proses produksi banyak digunakan sebagai alat produksi. Dengan
fungsinya sebagai salah satu alat produksi, maka motor DC sangat perlu diamati
stabilitasnya. Salah satu langkah untuk mengamati stabilitas motor adalah mengamati
keceptan motor. Untuk mengamati kecepatan motor, dapat digunakan metode telemetri,
yaitu metode pengukuran kecepatan mototr jarak jauh. Dengan metode ini tidak perlu
berdekatan dengan motor untuk mengetahui kecepatan motor. Dengan gelombang radio,
dapat digunakan sebagai media untuk mentransmisikan kecepatan motor. Sehingga
kecepatan motor dapat diketahui di tempat lain tanpa menggunakan kabel.
2.5. Jenis – Jenis Motor DC (Arus Searah)

a. Motor DC sumber daya terpisah/Separately Excited


Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah/separately excited
b. Motor DC sumber daya sendiri/Self Excited : Motor Shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A) seperti perlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total
arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.

Gambar 2.5.1

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E. 1997)

 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu
setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar 5) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).

c. Motor DC daya sendiri ; motor seri


Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 6. Oleh karena itu, arus medan
sama dengan arus dinamo.
Berikut keterangan motor DC seri

 Kecepatan dibatasi pada 5000 rpm.


 Harus dihindarkan menjalankan motor dc seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa kendali.
 Motor – motor seri cocok penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal yang
tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.

Gambar 2.5.2
d. Motor DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 8. Sehingga, motor kompon memiliki
torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin
tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh,
penggabungan 40-50% menjaddikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan
derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.

Mesin DC yang akan kita praktikkan adalah motor DC jenis penguat terpisah. Lihat gambar
rangkaian. Karakteristik motor yang diamati dalam keadaan tanpa beban ialah :
 Putaran motor fungsi arud penguatan N=f(if), dengan V=Konstan
 Putaran motor fungsi tegangan jangkar N=f(V), dengan If=Konstan
BAB III

METODE PELAKSANAAN
3.1. Alat-Alat yang Digunakan

Alat – alat yang diperlukan untuk menujang pelaksanaan praktik adalah sebagai berikut:

No. Alat Jumlah


1. Multimeter analog 3
2. Multimeter digital 1
3. Amperemeter 6
4. Voltmeter 6
5. Kabel 70
6. Tachometer 1
7. Lampu 100 Watt 6
8. Saklar 6
9. Motor Generator Set 1c
Tabel 3.1.1 alat-alat yang digunakan

3.2. Rangkaian Percobaan


PANEL PANEL

+ - + -
v v

A A

A1 E1 E1 A1
A
DC S1 S2 S3
DC v
L1 L2 L3

E2 B2
B2 E2
L4 L5 L6

MOTOR DC GENERATOR DC
PANEL S4 S5 S6

+ - L1 L2 L3

L1 L2 L3

REGULATOR

Gambar 3.2.1 rangkaian praktikum


3.3. Langkah Kerja

1. Rangkaian Beban Nol


 Buatlah rangkain seperti gambar di atas
 Atur arus penguatan notor sampai nominal
 Jalankan motor dan atur putaran motor sebesar 3000 rpm
 Atur arus penguatan pada angka 0, baca tegangan nominal yang terbaca
 Atur arus penguatan lalu baca tegangan nominal yang terbaca pada masing-
masing arus eksitasi yang di atur

2. Rangkaian Bebeban
 Buatlah rangkain seperti gambar di atas
 Atur arus penguatan notor sampai nominal
 Jalankan motor dan atur putaran motor sebesar 3000 rpm
 Nyalakan ke enam lampu
 Atur arus penguatan pada angka 0, baca tegangan nominal yang terbaca
 Atur arus penguatan lalu baca tegangan nominal yang terbaca pada masing-
masing arus eksitasi yang di atur

3. Rangkaian Karakteristik Luar


 Buatlah rangkain seperti gambar di atas
 Atur arus penguatan notor sampai nominal
 Jalankan motor dan atur putaran motor sebesar 3000 rpm
 Nyalakan 1 lampu, baca arus eksitasi, arus generator dan tegangan pada generator.
 Nyalakan 2-6 lampu, lalu baca arus generator dan tegangan pada generator, pada
masing-masing penambahan penyalaan lampu.
BAB IV

ANALISA DATA
4.1.Data Praktikum

4.1.1 Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Nol


No If ( Ampere ) V Naik ( Volt ) V Turun ( Volt )
1 0,05 31,5 42
2 0,1 61,5 75
3 0,15 90 102
4 0,2 117 124,5
5 0,25 141 157,5
6 0,3 163,5 178,5
7 0,35 183 186
8 0,4 198 204
9 0,45 204 210
10 0,5 214,5 214,5
Tabel 4.1.1 Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Tanpa Beban

4.1.2 Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Internal


No If ( Ampere ) V ( Volt ) Ia ( Ampere ) Ra ( Ohm ) Eg ( Volt )
1 0,05 30 0,95 13 42,35
2 0,1 57 1,25 13 73,25
3 0,15 87 1,455 13 105,915
4 0,2 111 1,524 13 130,812
5 0,25 135 1,9 13 159,7
6 0,3 159 2,06 13 185,78
7 0,35 174 2,175 13 202,275
8 0,4 192 2,3 13 221,9
9 0,45 201 2,355 13 231,615
10 0,5 210 2,41 13 241,33
11 0,55 216 2,455 13 247,915
Tabel 4.1.2 Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Internal
4.1.3 Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Luar
No Beban IL ( Ampere ) V ( Volt )
1 0 0 220
2 S1 0,41 216
3 S1-S2 0,84 213
4 S1-S3 1,225 213
5 S1-S4 1,6 210
6 S1-S5 2 208,5
7 S1-S6 2,405 208,5
Tabel 4.1.3 Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Luar

4.2.Grafik Data Hasil Praktikum

Karakteristik Beban Nol


Generator DC Penguatan
Shunt pada N = 3000 rpm
Karakteristik Beban
250
200
V (Volt)

150
100 V naik
50 V turun
0
0 0.2 0.4 0.6
If (Ampere)

Gambar 4.2.1 Grafik Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Nol

Karakteristik Internal
Generator DC
300
Eg (Volt)

200

100

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
If (Ampere)

Gambar 4.2.2 Grafik Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Internal
Karakteristik Luar Generator DC Penguat
Terpisah
222
220
218
216
V (V)

214
Y-Values
212
Column1
210
208
206
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
IL (A)

Gambar 4.2.3 Grafik Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Luar

4.3.Analisa Data
Dilakukan tiga kali praktik generator DC dengan berbagai macam karakteristik beban.
Praktikum pertama, arus eksitasi dinaikan mulai dari 0,05 A sampai nilai arus yang
memiliki tegangan mencapai 220 V. Lalu praktikum diulang dengan nilai arus eksitasi
tertinnggi hingga terendah seperti data sebelumnya. Didapatkan nilai tegangan yang
mendekati. Dari grafik 4.2.1 dapat dibaca bahwa arus eksitasi berbanding lurus dengan
tegangan.
Praktikum kedua dengan memberi beban penuh dengan hambatan yang konstan dan
dinyalakan keenam lampu. Didapatkan tegangan berbanding lurus dengan arus yang
variabel.
Praktikum ketiga, mencari nilai tegangan dan arus eksitasi dengan menyalakan lampu
(beban) satu persatu. Didapatkan hasil bahwa semakin banyak beban yang diberikan, maka
tegangan akan berkurang. Berbanding terbalik dengan arus yang dihasilkan semakin besar.
BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan,
1. Praktikum pertama bahwa semakin besar arus eksitasi yang diberikan maka
semakin besar tegangan yang dihasilkan.
2. Praktikum kedua saat beban diberikan pada hambatan yang konstan maka arus
eksitasi yang ditingkatkan akan meningkatkan tegangan generator juga.
3. Praktikum ketiga, saat beban dinaikan bertahap akan meningkatkan arus eksitasi
namun mengurang tegangan. Sama halnya seperti pembangkit, bila permintaan
konsumen meningkat maka arus eksitasi harus ditingkatkan agar tegangan yang
dihasilkan generator akan konstan.

5.2. Saran
Dalam melakukan percobaan ini, diperlukan ketelitian dan konsentrasi dalam
merangkai rangkaian alat dan pembacaan alat ukur, terutama tachometer, jika telah
selesai merangkai, pastikan rangkaian telah terangkai dengan benar (untuk memastikan
rangkaian sudah benar, bisa ditanyakan kepada dosen pembimbing). Dalam Praktikum
ini, perlu diperhatikan SOP dalam pemakaian alat agar alat tidak mudah rusak.

Anda mungkin juga menyukai