Kelompok : 1
Kelas : 5E
Nilai :
Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum sempurna, sehingga
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Latar belakang terjadinya praktikum ini adalah sebagai mahasiswa/i program studi
Teknik Konversi Energi kami mempelajari dua sub materi yaitu elektronika dan mekanikal,
pada elektronika salah satunya mempelajari mesin listrik.
Materi mesin listrik nantinya akan digunakan pada instalasi listrik misalnya pada
suatu pembangkit listrik. Bagian dari materi praktikum mesin listrik salah satunya ialah
praktikum motor dc penguat terpisah
1.2. Tujuan
DASAR TEORI
2.1. Mekanisme Kerja Motor
Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tenaga searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuuk diubah menjadi energi mekanik.
Berdasarkan karakteristiknya, motor arus searah ini mempunyai daerah
pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan motor arus bolak – balik,
sehingga sampai sekarang masi banyak digunakan dipabrik –pabrik yang mesin
produksinya memerlukan pengaturan putaran yang luas.
1) Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor Dc memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo
yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan ; kutub utara dan kutub selatan. Untuk motor yang lebih besar
atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik
dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
2) Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dianamo
yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk
kasus motor DC kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub –
kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya
berbalik untuk merubah kutub – kutub utara dan selatan dinamo.
3) Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Komutatir juga membantu dalam transmisi
arus antara dinamo dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur :
Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.
Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi
untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang
seperti peralatan mesin dan rolling mils, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan
arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya
untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada
sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan,
flux medan, dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut :
2.4. Kecepatan Motor DC
∅𝑍𝑁 𝑃
𝐸𝑏 = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 ( ) = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎
60 𝐴
𝑉− 𝐼𝑎 𝑅𝑎 60 𝐴
Maka diperoleh 𝑁= 𝑥 ( 𝑍𝑃 ) 𝑟𝑝𝑚
∅
𝐸𝑏 60𝐴
Karena 𝐸𝑏 = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎 , maka 𝑁 = 𝑥 ( 𝑍𝑃 ) 𝑟𝑝𝑚
∅
𝐸𝑏
Atau 𝑁 = 𝐾 ∅
𝑟𝑝𝑚
Ini menunjukkan bahwa kecepatan sebanding dengan GGL balik dan berbanding terbalik
𝐸𝑏
dengan fluks atau 𝑁∾ (1)
∅
Dengan :
Motor DC dalam sebuah proses produksi banyak digunakan sebagai alat produksi. Dengan
fungsinya sebagai salah satu alat produksi, maka motor DC sangat perlu diamati
stabilitasnya. Salah satu langkah untuk mengamati stabilitas motor adalah mengamati
keceptan motor. Untuk mengamati kecepatan motor, dapat digunakan metode telemetri,
yaitu metode pengukuran kecepatan mototr jarak jauh. Dengan metode ini tidak perlu
berdekatan dengan motor untuk mengetahui kecepatan motor. Dengan gelombang radio,
dapat digunakan sebagai media untuk mentransmisikan kecepatan motor. Sehingga
kecepatan motor dapat diketahui di tempat lain tanpa menggunakan kabel.
2.5. Jenis – Jenis Motor DC (Arus Searah)
Gambar 2.5.1
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu
setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar 5) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).
Gambar 2.5.2
d. Motor DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 8. Sehingga, motor kompon memiliki
torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin
tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh,
penggabungan 40-50% menjaddikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan
derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.
Mesin DC yang akan kita praktikkan adalah motor DC jenis penguat terpisah. Lihat gambar
rangkaian. Karakteristik motor yang diamati dalam keadaan tanpa beban ialah :
Putaran motor fungsi arud penguatan N=f(if), dengan V=Konstan
Putaran motor fungsi tegangan jangkar N=f(V), dengan If=Konstan
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. Alat-Alat yang Digunakan
Alat – alat yang diperlukan untuk menujang pelaksanaan praktik adalah sebagai berikut:
+ - + -
v v
A A
A1 E1 E1 A1
A
DC S1 S2 S3
DC v
L1 L2 L3
E2 B2
B2 E2
L4 L5 L6
MOTOR DC GENERATOR DC
PANEL S4 S5 S6
+ - L1 L2 L3
L1 L2 L3
REGULATOR
2. Rangkaian Bebeban
Buatlah rangkain seperti gambar di atas
Atur arus penguatan notor sampai nominal
Jalankan motor dan atur putaran motor sebesar 3000 rpm
Nyalakan ke enam lampu
Atur arus penguatan pada angka 0, baca tegangan nominal yang terbaca
Atur arus penguatan lalu baca tegangan nominal yang terbaca pada masing-
masing arus eksitasi yang di atur
ANALISA DATA
4.1.Data Praktikum
150
100 V naik
50 V turun
0
0 0.2 0.4 0.6
If (Ampere)
Gambar 4.2.1 Grafik Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Nol
Karakteristik Internal
Generator DC
300
Eg (Volt)
200
100
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
If (Ampere)
Gambar 4.2.2 Grafik Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Internal
Karakteristik Luar Generator DC Penguat
Terpisah
222
220
218
216
V (V)
214
Y-Values
212
Column1
210
208
206
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
IL (A)
Gambar 4.2.3 Grafik Data Praktikum Rangkaian Generator DC Karakteristik Beban Luar
4.3.Analisa Data
Dilakukan tiga kali praktik generator DC dengan berbagai macam karakteristik beban.
Praktikum pertama, arus eksitasi dinaikan mulai dari 0,05 A sampai nilai arus yang
memiliki tegangan mencapai 220 V. Lalu praktikum diulang dengan nilai arus eksitasi
tertinnggi hingga terendah seperti data sebelumnya. Didapatkan nilai tegangan yang
mendekati. Dari grafik 4.2.1 dapat dibaca bahwa arus eksitasi berbanding lurus dengan
tegangan.
Praktikum kedua dengan memberi beban penuh dengan hambatan yang konstan dan
dinyalakan keenam lampu. Didapatkan tegangan berbanding lurus dengan arus yang
variabel.
Praktikum ketiga, mencari nilai tegangan dan arus eksitasi dengan menyalakan lampu
(beban) satu persatu. Didapatkan hasil bahwa semakin banyak beban yang diberikan, maka
tegangan akan berkurang. Berbanding terbalik dengan arus yang dihasilkan semakin besar.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan,
1. Praktikum pertama bahwa semakin besar arus eksitasi yang diberikan maka
semakin besar tegangan yang dihasilkan.
2. Praktikum kedua saat beban diberikan pada hambatan yang konstan maka arus
eksitasi yang ditingkatkan akan meningkatkan tegangan generator juga.
3. Praktikum ketiga, saat beban dinaikan bertahap akan meningkatkan arus eksitasi
namun mengurang tegangan. Sama halnya seperti pembangkit, bila permintaan
konsumen meningkat maka arus eksitasi harus ditingkatkan agar tegangan yang
dihasilkan generator akan konstan.
5.2. Saran
Dalam melakukan percobaan ini, diperlukan ketelitian dan konsentrasi dalam
merangkai rangkaian alat dan pembacaan alat ukur, terutama tachometer, jika telah
selesai merangkai, pastikan rangkaian telah terangkai dengan benar (untuk memastikan
rangkaian sudah benar, bisa ditanyakan kepada dosen pembimbing). Dalam Praktikum
ini, perlu diperhatikan SOP dalam pemakaian alat agar alat tidak mudah rusak.