Anda di halaman 1dari 18

REKAYASA IDE

MESIN-MESIN LISTRIK ARUS SEARAH

KELOMPOK 5
 Adhinda Chyntia Gunawan (5223131011)
 Achmad Az Zahrawani Ardhi (5223131036)
 Riska Rehmayta br Ginting (5223331009)
 Yosia Batubara (5221131004)
Dosen Pengampu : Drs. Marsangkap Silitonga ., M.Pd
Mata Kuliah :Mesin-Mesin Listrik DC - B

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, yang telah mengaruniakan segalanya sehingga dapat menyelesaikan makalah
Rekayasa ide ini. Adapun tujuan penulis dalam penyusunan makalah Rekayasa ide ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Mesin-mesin Listrik DC.

Rekayasa ide ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Mesin-mesin Listrik DC di
program studi S1 Pendidikan Teknik Elektro.Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak
terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan rekayasa ide ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk rekayasa ide ini
menjadi lebih baik.

Medan,November 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Permasalah
C. Tujuan Penelitian

BAB II. LANDASAN TEORI


A. Pengertian Motor Arus Searah
B. Komponen Motor DC
C. Pengelompokkan Motor DC
D. Prinsip Kerja Motor DC

BAB III. REKAYASA IDE

BAB IV. PENUTUP


A. Kesimpuan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Rekayasa ide merupakan pemberian solusi penyelesaian terhadap suatu masalah


sederhana. Di dalam rekayasa ide ini mahasiswa berlatih meneliti atau menganalisis soal-soal
penyelesaian tentang fungsi satu-satu. Pada penelitian ini kita mengembangkan solusi yang
paling mudah menyelesaikan soal fungsi melalui pemikiran yang kreatif. Di dalam kehidupan
sehari-hari rekayasa ide sangat diperlukan untuk membuat suatu ide yang lebih baru demi
untuk pengembangan suatu masalah.

B. Permasalahan

1. Bagaimana metode yang umum diterapkan pada materi tersebut, apakah mudah dipahami
dan sesuai dan benar.

2. Mencari dan membandingkan adakah metode penyelesaian yang lebih sederhana untuk
menyelesaikan permasalahan pada materi tersebut.

3. Apakah kelebihan dan kekurangan setiap metode yang digunakan dalam penyelesaian
sistem.

C. Tujuan penelitian

1. Membuat ide baru dalam menyelesaikan soal beserta pembuktiannya dengan menggunakan
metode yang lebih baru.
2. Melatih diri untuk menganalisa kumpulan informasi yang diperoleh dan berpikir kreatif.
3.Mengasah kemampuan berpikir kritis dengan cara membandingkan informasi dari beberapa
sumber referensi dan ide yang diberikan.

4. Menemukan suatu permasalahan sehubungan dengan materi sistem persamaan linier.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motor Arus Searah

Mesin arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC. Generator DC
alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC. Motor DC alat yang
mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat
difungsikan sebagai generator atau sebaliknya generator DC dapat difungsikan
sebagai motor DC.
Motor DC adalah motor yang digerakkan oleh energi listrik arus searah. Salah
satu jenis motor DC adalah motor DC magnet permanen. Motor DC tipe ini banyak
ditemui penggunaanya baik di industri maupun di rumah tangga. Pada umumnya,
penggunaan motor DC jenis ini adalah untuk sumber – sumber tenaga yang kecil,
seperti pada rumah tangga dan otomotif.

Gambar 1.1 Bagian Dari Motor Arus Searah

Sebuah motor DC magnet permanen biasanya tersusun atas magnet permanen,


kumparan jangkar, dan sikat (brush). Medan magnet yang besarnya konstan
dihasilkan oleh magnet permanen, sedangkan komutator dan sikat berfungsi untuk
menyalurkan arus listrik dari sumber di luar motor ke dalam kumparan jangkar. Letak
sikat di sepanjang sumbu netral dari komutator, yaitu sumbu dimana medan listrik
yang dihasilkan bernilai nol. Hal ini dimaksudkan agar pada proses perpindahan dari
sikat ke komutator tidak terjadi percikan api. Medan stator memproduksi fluks Φ dari
kutub U ke kutub S. Sikat – arang menyentuh terminal kumparan rotor di bawah
kutub. Bila sikat – arang dihubungkan pada satu sumber arus serah di luar dengan
tegangan V, maka satu arus I masuk ke terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan
keluar dari terminal di bawah kutub S. Dengan adanya fluks stator dan arus rotor akan
menghasilkan satu gaya F bekerja pada kumparan yang dikenal dengan gaya Lorentz.
Arah F menghasilkan torsi yang memutar rotor ke arah yang berlawanan dengan
jarum jam. Kumparan yang membawa arus bergerak menjauhi sikat – arang dan
dilepas dari sumber suplai luar. Kumparan berikutnya bergerak di bawah sikat – arang
dan membawa arus I. Dengan demikian, gaya F terus menerus diproduksi sehingga
rotor berputar secara kontinyu.

B. Komponen Motor DC
Komponen-komponen yang terdapat pada motor DC yaitu:
1. Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang
stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub
medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan, yaitu kutub utara dan
kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan di antara kutub –
kutub dari utara menuju selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
kompleks, terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik
dari sumber daya luar sebagai penyedia struktur medan.
2. Rotor
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak
untuk menggerakkan beban. Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar dalam
medan magnet yang dibentuk oleh kutub – kutub, sampai kutub utara dan kutub
selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arus berbalik untuk merubah
kutub – kutub utara dan selatan rotor.
3. Komutator
Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi untuk membalikkan arah
arus listrik dalam kumparan jangkar. Komutator juga membantu dalam transmisi
arus antara kumparan jangkar dan saluran daya.
2.2 Komponen-komponen Motor Arus Searah

C. Pengelompokkan Motor DC
Berdasarkan penguatannya, motor arus searah dapat diklasifikasi-kan menjadi
motor DC penguatan terpisah dan penguatan sendiri (self excited). Motor-motor pada
masing-masing kelompok memiliki karakteristik kecepatan-torsi yang berbeda.
1. Motor DC magnet permanen
Kumparan medan berupa magnet permanen, sehingga medan magnet yang
dihasilkan berupa fluks magnetik konstan. Oleh karena fluks magnetik konstan,
maka arus medan yang dihasilkan juga konstan.
2. Motor DC penguat terpisah
Kumparan medan dibentuk dari sejumlah besar kumparan dengan penampang
kawat yang kecil. Kumparan medan tipe ini dirancang untuk tahan bekerja dengan
tegangan nominal motor. Arus medan dan arus jangkar dipasok dari sumber yang
berbeda.
3. Motor DC shunt / parallel
Kumparan medan sama seperti pada penguat terpisah, tetapi kumparan medan
terhubung secara paralel dengan rangkaian rotor. Satu sumber yang sama
digunakan untuk menyuplai kumparan medan dan rotor. Oleh karena itu, total arus
dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus jangkar. Kecepatan
motor DC jenis ini pada prakteknya konstan, tidak tergantung pada beban (hingga
torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang). Oleh karena itu, motor DC jenis ini
cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.

3.1 Karakteristik Motor DC Shunt


4. Motor DC seri
Kumparan medan dihubungkan secara seri dengan kumparan jangkar. Oleh
karena itu, arus medan sama dengan arus jangkar. Pada saat kondisi awal, arus
starting pada motor DC jenis ini akan sangat besar. Untuk itu, pada saat
menjalankan motor harus disertai beban sebab apabila tanpa beban motor akan
mempercepat tanpa terkendali. Kumparan medan terbuat dari sejumlah kecil
kumparan dengan penampang kawat yang besar. Tipe demikian dirancang untuk
mengalirkan arus besar dan terhubung seri/deret dengan kumparan rotor. Motor
DC jenis ini cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal
yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.

3.2 Karakteristik Motor DC Seri


5. Motor DC kompon/campuran
Konfigurasi motor DC tipe ini menggunakan gabungan dari kumparan seri dan
shunt/paralel. Pada motor DC jenis ini, kumparan medan dihubungkan secara
paralel dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor DC jenis ini
akan memiliki torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin
tinggi persentase penggabungan, yaitu persentase kumparan medan yang
dihubungkan secara seri, maka semakin tinggi pula torsi penyalaan awal
yangdapat ditangani.

C.3 Karakteristik Motor DC Kompon

D. Prinsip Kerja Motor DC


Motor arus searah bekerja berdasarkan interaksi antara medan magnit yang
dihasilkan kutub-kutub magnit dengan medan magnit yang dihasilkan arus jangkar.
Dari percobaan Oerstedt diketahui bahwa disekitar konduktor yang dialiri arus listrik,
terdapat medan magnit. Dari percobaan Maxwell diketahui bahwa jika arus listrik
yang mengalir pada konduktor arahnya mendekati kita, maka medan magnit yang
terbentuk disekitar konduktor mempunyai arah berlawanan jarum jam. Sebuah motor
listrik berfungsi untuk mengubah daya listrik menjadi daya mekanik.
Bagian-bagian penting pada motor DC dilukiskan pada gambar 4.1:
4.1 Gambar skema suatu motor DC
Pada prinsipnya mesin listrik dapat berlaku sebagai motor maupun sebagai
generator, perbedaannya hanya terletak pada konversi dayanya. Generator adalah
suatu mesin listrik yang mengubah daya masuk mekanik menjadi daya keluar listrik,
sebaliknya motor mengubah daya masuk listrik menjadi daya keluar mekanik.
Prinsip dasar motor arus searah adalah berdasarkan hukum Lorentz, yaitu jika
sebatang konduktor berarus listrik ditempatkan diantara kutub-kutub magnit (kutub
utara dan kutub selatan), maka pada konduktor tersebut akan bekerja suatu gaya yang
menggerakkan konduktor itu. Arah gerak konduktor tersebut ditentukan berdasarkan
kaidah tangan kiri Fleming, yaitu jika telapak tangan kiri diletakkan antara kutub utara
dan kutub selatan dan garis-garis gaya dari kutub utara menembus telapak tangan kiri
ke kutub selatan , maka arah arus listrik pada konduktor dinyatakan searah dengan
keempat jari, dan arah gaya pada konduktor itu dinyatakan searah ibu jari seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.2

4.2 Penentuan arah gerak kawat berarus


Pada kaedah tangan kiri; Ibu jari menunjukkan besaran gaya (F), jari telunjuk
menunjukkan besaran kerapatan medan magnit (B) serta jari tengah menunjukkan
besaran arus listrik (I)
Fluks magnit atau garis-garis gaya magnit yang dihasilkan oleh beitan penguat
(medan) atau kutub magnit yang arahnya dari kutub utara ke kutub selatan
ditunjukkan pada Gambar 4.3 berikut.

4.3 Fluks magnit yang dihasilkan kutub-kutub magnit

Fluks magnit dengan arah melingkar yang dihasilkan arus mengalir pada
konduktor jangkar ditunjukkan pada Gambar 4.4 berikut ini.

4.4 Medan magnit yang dihasilkan pada konduktor berarus listrik


Interaksi medan magnit uniform (seragam) yang dihasilkan belitan penguat
dengan medan magnit yang dihasilkan arus pada konduktor jangkar, menghasilkan
medan magnit (fluks magnit) yang tidak seragam dan menyebabkan kerapatan fluks
bertambah besar pada bagian atas konduktor yang berdekatan dengan kutub utara dan
pada bagian bawah konduktor yang berdekatan dengan kutub selatan. Sedangkan
kerapatan fluks menjadi berkurang pada bagian bawah konduktor yang berdekatan
denggan kutub utara dan pada bagian atas konduktor yang berdekatan dengan kutub
selatan. Kerapatan fluks tidak seragam ini menyebabkan konduktor yang berdekatan
dengan kutub utara mengalami gaya berarah ke atas, sedangkan konduktor yang
berdekatan dengan kutub selatan mengalami gaya berarah ke bawah. Kedua gaya
tersebut akan menghasilkan torsi yang memutar jangkar searah jarum jam.
Besar gaya yang bekerja pada konduktor tersebut dinyatakan dengan :
F = BIℓ
Dimana :
F = gaya (N)
B = kerapatan fluks magnit (Wb/m2)
I = arus yang mengalir pada konduktor
ℓ = panjang konduktor (m)
Berlaku hubungan-hubungan

Gambar 2.4 Konstruksi Dasar Motor DC

Pada saat motor berputar, belitan jangkarnya akan dibangkitkan suatu gaya gerak
listrik (GGL) awal yang ditentukan dengan persamaan dibawah ini

Eb = ɸ ZN × (P A) Volt

Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan kecepatan motor DC yaitu

N = [EB ɸ] × [a PZ]

Kec beban nol−Kec beban penuh


regulasi kecepatan = × 100 %
Kecbeban penuh
Dengan menganggap bahwa ujung-ujung motor dicatu dari suatu sumber
tegangan tetap. Pada motor hubungan antara E b yang dibangkitkan di armatur dengan
tegangan ujung Vt adalah :

Vt – Eb = Ia Ra

Atau

Vt −Eb
Ia=
Ra

Dimana Ia sekarang merupakan masukan arus armatur. Tegangan gerak listrik


yang dibangkitkan Ea menjadi lebih kecil dari pada tegangan ujung Vt, arus
armaturnya berlawanan dan momen kakas elektromagnitnya pada arah perputaran
armatur.

Jika pada persamaan sebelumnya dikalikan dengan arus yang mengalir jangkar
didapatkan :

Vt Ia - Eb Ia = (Ia)2 Ra

Dari persamaan tersebut diperioleh tiga buah komponen yaitu :

Vt = daya listrik masukan jangkar

Eb Ia = daya mekanik yang setara dengan daya listrik yang timbul pada jangkar

(Ia)2 Ra = rugi tembaga pada jangkar


BAB III
REKYASA IDE

Pengaturan Motor DC Berbasis Potensiometer


Penggunaan motor DC dewasa ini sudah sangatlah umum, salah satu
kelebihan motor DC adalah relatif gampang didapat dan mudah diatur kecepatan
putarnya. Secara umum pengaturan kecepatan motor DC adalah dengan menggunakan
cara analog.
Skema rangkaian pengatur kecepatan motor DC pada gambar di bawah
memakai transistor & potensiometer sbg komponen utama dari pengontrol kecepatan
motor DC. Skema rangkaian pengatur kecepatan motor DC tersebut benar-benar
simpel & gampang untuk dimengerti. Prinsip pengaturan kecepatan motor DC
memakai skema rangkaian kontrol kecepatan motor DC pada gambar di bawah yaitu
dengan mengontrol tegangan atau voltage supply ke motor DC.

Skema rangkaian pengatur kecepatan motor DC tersebut terbagi dalam 2 buah


transistor, suatu potensiometer & dua buah dioda. Transistor di skema rangkaian
pengatur kecepatan putaran motor DC dirangkaian dengan cara darlinton untuk
memasimalkan supply arus & tegangan/voltage ke motor DC. Skema rangkaian
pengatur kecepatan putaran motor DC tersebut adalah driver motor DC jenis emitor
follower. Skema rangkaian lengkap dari pengatur kecepatan motor DC tersebut bisa di
lihat pada gambar dibawah ini.

Skema Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan Potensiometer


Dari skema diatas, dapat disimulasikan dengan Software Multisim dimana
aplikasi tersebut sangat membantu dalam mensimulasikan rangkaian tersebut. Berikut
adalah simulasi yang kami lakukan :

U1
+ -
R1 9.999 A U3
+ -
DC 1e-009Ohm 2.000u A
2kΩ
0%
Key=A U2
+ - DC 10MOhm
0.080 A

V1 DC 1e-009Ohm
20 V R2 S1
250Ω DC_MOTOR_ARMATURE

A
Dari rangkaian di atas, potensiometer berfungsi sebagai pengatu rtegangan
yang masuk. Saat potensiometer dalam kondisi 0% maka nilai tahanan akan menjadi
nol, sehingga arus dan tegangan dapat mengalir ke motor dengan maksimal. Dengan
begitu, kita dapat mengatur sumber tegangan yang masuk dengan mengubah nilai
tahanan potensiometer.

U1
+ -
R1 1.221u A U3
+ -
DC 1e-009Ohm 0.244p A
2kΩ
100%
Key=A U2
+ - DC 10MOhm
9.764n A

V1 DC 1e-009Ohm
20 V R2 S1
DC_MOTOR_ARMATURE
A

250Ω

Dari rangkaian di atas, potensiometer berfungsi sebagai pengatur tegangan


yang masuk. Dari gambar di atas di peroleh input yang masuk ke motor sebesar
1,221µA dan 0,244 µV. Hampir tidak ada arus listrik yang mengalir ke motor. Jika
potensiometer di ubah dalam keadaan 0% maka arus dan tegangan listrik dapat
mengalir melalui potensiometer diteruskan menuju ke motor DC dan Rsh.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar tegangan/voltage
bias basis yang diberikan lewat potensiometer VR 1 maka semakin besar pula arus dan
tegangan/voltage yg dialirkan ke motor DC lewat Q 2, sehingga makin cepat juga
kecepatan putaran motor DC itu. Di skema rangkaian pengatur kecepatan putaran
motor DC di atas ada 2 buah dioda Dioda 1 & Dioda 2 1N4004 yg keduanya berperan
sebagai sumber untuk membuat tegangan/voltage induksi dari motor DC.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Cara Membuat Skema Rangkaian Pengatur Kecepatan Motor DC, http://corelita.com/cara-


membuat-skema-rangkaian-pengatur-kecepatan-motor-dc/, diakses tanggal 28 November
2016.

Cara Mengatur Kecepatan Putaran Motor DC, http://belajarelektronika.net/cara-mengatur-


kecepatan-putaran-motor-dc/, diakses tanggal 28 November 2016

Motor DC, http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/13020-8-886267064764.pdf.


diakses pada tanggal 29 November 2016

Mulyadi arif, Motor Arus Searah, http://ilmukulistrik.blogspot.com/2013/09/motor-arus-


searah.html. diakses tanggal 29 November 2016

Motor DC, http://searchglobalonline.blogspot.com/2013/03/motor-dc.html. diakses tanggal


29 November 2016

Anda mungkin juga menyukai