DOSEN PENGAMPU:
Bpk. Yushar & Bpk. Zaldi
DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas “Critical Book Report”, pada mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Kami juga berterima kasih kepada Ibu “Putri Sari Margaret Julianty Silaban, S.E.,
M.Si”. dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, yang telah berkenan memberikan
bimbingan danarahan kepada kami dalam proses penyelesaian tugas ini. Kami juga menyadari
bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan, serta kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demikesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
(Adhinda Chyntia Gunawan)
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 2
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 4
B. Tujuan .................................................................................................................................. 4
C. Manfaat ................................................................................................................................ 4
BAB II.......................................................................................................................................... 6
BAB III....................................................................................................................................... 13
PENUTUP.................................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................................................. 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkannya dengan buku
lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten
dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lain. Melalui critical book ini juga
mempermudah pembaca maupun penulis untuk memilih referensi buku.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui materi dan pembahasan dari buku
Pendidikan Pancasila sehingga pembaca dapat mengerti tentang materi yang disampaikan,
mendorong minat pembaca, melatih kemampuan menyimak dan memahami serta untuk
mengetahui perbandingan buku yang satu dengan yang lainnya.
C. Manfaat
Pembuatan Critical Book Report (CBR) ini agar mahasiswa mampu terbiasa mengkritik atau
mengomentari sesuatu tanpa melakukan peniruan. Dan mampu menguasai suatu buku dengan
cara memahami isi setiap bab.
4
D. IDENTITAS BUKU
Buku Utama:
BukuPembanding
Judul Buku : Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi
Nama Pengarang : Intan Ahmad
Penerbit : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Kota Terbit : JAKARTA
Tahun Terbit 2016
ISBN : 978-602-6470-010
Halaman : 239 Halaman
5
BAB II
RINGKASAN BUKU
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila merupakan
pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa
terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran Pancasila sebagai
rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila sebagai
intellectual bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominator values (Muladi);
Pancasila sebagai paradigma ilmu. Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
hagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagar rambu-rambu normatif
bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia Selain itu, pengembangan ilmu dan
teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan
partisipasi masyarakat luas (Nurwardani, dkk. 2016: 218).
Sumber historis, sosiologis, dan politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
dapat dilihat sebagai berikut:
a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Sumber Historis Pancasila.
Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu dapat ditelusuri pada awalnya dalam dokumen negara
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia.
c. Sumber Politik Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia. Sumber politik
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indnesia dapt diurutkan kedalam
berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara negara. Pentingnya Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, meliputt hal hal sebagai berikut
6
Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar pada nilai-nilai budaya
bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangan di Indonesia
sepenuhnya berorientasi pada Barat (western oriented).
1. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada kebutuhan pasar
sehingga prodi-prodi yang "laku keras" diperguruantinggi Indonesia adalah prodi-prodi yang
terserap oleh pasar (pasas industri).
2. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum melibatkan masyarakat luas
sehingga hanya menyeahterakan kelompok ciste yang mengembangkan ilmu (scientist
oriented) (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016:217).
B. Ilmu Dalam Perspektif Historis
Ilmu pengetahuan berkembang melangkah secara bertahap menurut decade waktu dan
menciptakan zamannya, dimulai dari zaman Pra Yunani Kuno, Yunani Kuno, Abad
Pertengahan, Renaissance, Zaman Modern, dan Masa Kontemporer.
7
e) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa- peristiwa sebelumnya yang
pernah terjadi.
2. Zaman Yunani Kuno
Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani
pada masa itu tidak lagi memercayai mitologi- mitologi.
3. Zaman Abad Pertengahan
Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah
terkait dengan aktivitas keagamaan.
4. Zaman Renaissance
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari
dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan
mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju
pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus,
Johannes Keppler, Galileo Galilei.
5. Zaman Modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Renaissance.
6. Zaman Kontemporer (abad ke-20 dan seterusnya)
Fisikawan termashur abad ke-20 adalah Albert Einstein. Di samping teori mengenai fisika,
teori alam semesta, dan lain-lain maka Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih.
C. Pengertian Dan Ciri-Ciri Ilmu
Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya memahami dunia sekelilingnya mengenal dua
sarana, yaitu: pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) dan penjelasan gaib (mystical
explanations). Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari
8
bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.
Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga menunjuk pada
segenap pengetahuan sistematik. Dalam bahasa Jerman wissenschaft.
The Liang Gie 1987 memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan
yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris
mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang
menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia. Menurut The Liang Gie (1987)
pengetahuan ilmiah mempunyai 5 ciri pokok:
1. Empiris. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan Percobaan.
2. Sistematis. Berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu
mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3. Objektif. Ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan
pribadi.
4. Analitis. Pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok- soalnya ke dalam bagian-
bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan daribagian-
bagian itu.
5. Verifikatif. Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.
9
itu, relasi iptek dan budaya merupakan persoalan yang seringkali mengundang perdebatan.
A. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
1. Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa
jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai
198 nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-
nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya
mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa
Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian
ilmu). 2. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Apakah Anda menyadari
bahwa kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologidi sekitar kita ibarat pisau bermata dua, di satu
sisi iptek memberikan kemudahan untuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan
yang dihadapi, tetapi di pihak lain dapat membunuh, bahkan memusnahkan peradaban umat
manusia. Contoh yang pernah terjadi adalah ketika bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan
Nagasaki dalam Perang Dunia Kedua. Dampaknya tidak hanya dirasakan warga Jepang pada
waktu itu, tetapi menimbulkan traumatik yang berkepanjangan pada generasi berikut, bahkan
menyentuh nilai kemanusiaan secara universal. Nilai kemanusiaan bukan milik individu atau
sekelompok orang atau bangsa semata, tetapi milik bersama umat manusia.
10
untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan
bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan benda-benda teknologi
dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilainilai luhur yang
diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis,
dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis,
dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler. Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi
simbol kehidupan di berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya
gotong royong digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya
menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah,
konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah untuk
mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya.
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia
1. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia
Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu pada pengembangan iptek melalui
pendidikan. Amanat dalam Pembukaan UUD 1945 yang terkait dengan mencerdaskan kehidupan
bangsa itu haruslah berdasar pada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, dan seterusnya, yakni
Pancasila. Proses mencerdaskan kehidupan bangsa yang terlepas dari nilai- nilai sipiritualitas,
kemanusiaan, solidaritas kebangsaan, musyawarah, dan keadilan merupakan pencederaan terhadap
amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan dokumen sejarah bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum banyak dibicarakan pada awal
kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat parapendiri negara yang juga
termasuk cerdik cendekia atau intelektual bangsa Indonesia pada masa itu mencurahkan tenaga dan
pemikirannya untuk membangun bangsa dan negara. Para intelektual merangkap sebagai pejuang
203 bangsa masih disibukkan pada upaya pembenahan dan penataan negara yang baru saja terbebas
dari penjajahan. Penjajahan tidak hanya menguras sumber daya alam negara Indonesia, tetapi juga
menjadikan bagian terbesar dari rakyat Indonesia berada dalam kemiskinan dan kebodohan.
Segelintir rakyat Indonesia yang mengenyam pendidikan di masa penjajahan itulah yang menjadi
pelopor bagi kebangkitanbangsa sehingga ketika negara Indonesia merdeka diproklamirkan,
mereka merasa perlu mencantumkan aspek kesejahteraan dan pendidikan ke dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi ”..memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan melindungi segenap tanah tumpah darah Indonesia”. Sila-sila Pancasila
yang
11
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 jelas merupakan bagian dari amanat
para pendiri negara untuk mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan dan memajukan
kesejahteraan bangsa dalam arti penguatan perekonomian bangsa dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia agar setara dengan
bangsa-bangsa lain di dunia. Soekarno dalam rangkaian kuliah umum Pancasila Dasar Falsafah
Negara pada 26 Juni 1958 sampai dengan 1 Februari 1959 sebagaimana disitir Sofian Effendi,
Rektor UGM dalam Simposium dan Sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan
dan Pembangunan Bangsa, 14 – 15 Agustus 2006, selalu menyinggung perlunya setiap sila
Pancasila dijadikan blueprint bagi setiap pemikiran dan tindakan bangsa Indonesia karena kalau
tidak akan terjadi kemunduran dalam pencapaian keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(Effendi, 2006: xiii). Pancasila sebagai blueprint dalam pernyataan Soekarno kurang lebih
mengandung pengertian yang sama dengan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek
karena sila-sila Pancasila sebagai cetak biru harus masuk ke dalam seluruh rencana pemikiran dan
tindakan bangsa Indonesia.
2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia
Sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat ditemukan pada
sikap masyarakat yang sangat memperhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan sehingga
manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan, biasanya terjadipenolakan.
Contohnya, penolakan masyarakat atas rencana pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga
nuklir di semenanjung Muria beberapa tahun yang lalu. Penolakan masyarakat terhadap PLTN di
semenanjung Muria didasarkan pada kekhawatiran atas kemungkinan kebocoran Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir di Chernobyl Rusia beberapa tahun yang lalu. Trauma nuklir berkaitan
dengan keselamatan reaktor nuklir dan keluaran limbah radioaktif yang termasuk ke dalam
kategori limbah beracun. Kedua isu tersebut memicu dampak sosial sebagai akibat pembangunan
PLTN, bukan hanya bersifat standar seperti terciptanya kesempatan kerja, kesempatan berusaha,
tiumbulnya gangguan kenyaman karena kemacetan lalu lintas, bising, getaran, debu, melainkan
juga dampak yang bersifat khusus, seperti rasa cemas, khawatir dan takut yang besarnya tidak
mudah dikuantifikasi.
12
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
13
penghalang yang berarti. Dan beberapa ada penggunaan huruf kapital yang salah,
penjelasan dengan kalimat yang berulang dan ambigu. Sehingga kata-katanya sedikit
sulit untuk dipahami oleh pembaca. Jadi saya simpulkan dari aspek tata bahasa ini
bahwa bahasa yang digunakan cukup singkat, padat, dan jelas.
Buku Pembanding
1) Dilihat Dari Aspek Tampilan Buku (Face Value)
Buku ini menyertakan grafik, diagram, dan ilustrasi yang baik dapat membantu mahasiswa
memahami konsep-konsep dengan lebih baik. Ini dapat mempermudah pemahaman
materi. Buku dengan struktur yang jelas, seperti penggunaan heading, subheading, poin-
poin penting, dan daftar yang rapi, dapat membantu pembaca untuk menavigasi dan
memahami materi dengan lebih baik. Desain buku yang menarik dapat membuat
mahasiswa lebih tertarik untuk membaca buku tersebut. Desain yang baik mencakup
pemilihan warna yang tepat, tata letak yang rapi, dan penggunaan gambar atauilustrasi
yang relevan.
2) Dilihat Dari Aspek Layout dan Tata Letak serta Tata Penulisan
Buku dengan tata letak yang jelas dan terstruktur dengan baik dapat membantu mahasiswa
untuk mengikuti alur pemikiran dan urutan pembahasan dengan mudah. Penggunaan
heading dan subheading yang baik dapat mempermudah pembaca dalam mengidentifikasi
topik-topik utama dan subtopik dalam buku, sehingga memudahkan mereka untuk mencari
informasi yang dibutuhkan. Penggunaan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah
dipahami sangat penting dalam buku ajar. Ini membantu mahasiswa dari berbagai latar
belakang untuk memahami konsep-konsep yang kompleks. Buku yang mencantumkan
referensi dan sumber informasi yang kuat dapat meningkatkan kredibilitas dan
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengejar pembelajaran lebih lanjut.
3) Dilihat Dari Aspek Isi Buku
Buku ajar yang baik harus berisi konten yang relevan dengan mata kuliah dan
tujuan pembelajaran. Hal ini memastikan bahwa mahasiswa mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang materi yang diajarkan. Buku ini mencakup
konsep-konsep penting secara komprehensif dapat membantu mahasiswa memahami
subjek dengan baik. Ini dapat mencakup sejarah, teori, dan aplikasi praktis dari
Pancasila. Buku ajar ini menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran, seperti studi
kasus, perbandingan, atau analisis kritis, dapat membantu mahasiswa memahami
Pancasila dari berbagai sudut pandang. Buku yang mencantumkan referensi dari
sumber-sumber tepercaya .
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami sampaikan pada critical book review ini adalah tentang kajian
materi pada buku ajar Pendidikan Pancasila pembahasannya sangat jelas dan terperinci, untuk
itu apabila ada kesalahan dalam pembuatan critical book review kami mohon maaf.
B. Saran
Saran yang dapat kami ambil semoga para pembaca yang membaca critical bookreview ini
bermanfaat untuk para pembaca dan kami berharap bagi para pembaca agar dapat memberikan
krtik dan saran yang membangun ,karena setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16