Tugas CBR
Disusun Oleh:
2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
critical book review saya dengan susunan yang semaksimal mungkin.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki critical book review ini.
Akhir kata saya berharap semoga critical book review ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
ii
Daftar Isi
Judul ..................................................................................................................................... i
Bab I Pendahuluan
a. Kelebihan ................................................................................................................ 15
b. Kelemahan .............................................................................................................. 15
Bab IV Penutupan
a. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
b. Saran ........................................................................................................................ 16
A.Latar Belakang
Perlu diketahui pada zaman ini jenis Buku bermacam-macam, mulai dari buku cerita,
buku dongeng, buku ilmu pengetahuan, bahan ajar dll.Dikalangan mahasiswa pasti
membutuhkan buku untuk bahan pembelajaran nya.Pastinya mahasiswa membutuhkan buku
yang berkualitas, yang memiliki cangkupan materi yang luas dan mendalam.Apabila dikaitkan
dengan Penugasan Critical Book Report ini, maka sejalan dengan tujuan dari mahasiswa
memerlukan buku sebagai dasar dan bahan dalam pembelajaran.Diharapkan dengan penugasan
CBR ini mahasiswa mampu memilih, menilai bahkan menciptakan buku yang memiliki nilai dan
materi yang luas sehingga cocok dijadikan bahan ajar dalam dunia pendidikan atau hanya
sekedar bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan. Dengan penugasan CBR ini juga diharapkan
mahasiswa akan semakin kritis dan selektif memilih dan menggunakan buku sebagai bahan ajar.
B. Tujuan Penulisan
Mengkritisi atau membandingkan buku merupakan hal yang baik dilakukan agar
mahasiswa memiliki ketelitian dalam memilah buku yang cocok digunakan dalam pembelajaran.
Tujuan dalam penulisan ini berupa;
Buku Pembanding I
Buku Pembanding II
RINGKASAN BUKU
A. BUKU UTAMA
BAB III (PANCASILA DAN DASAR NEGARA)
A. Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Hal ini
termaktub dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea ke empat.Alinea keempat
merupakan sebuah pernyataan yuridis tentang dasar Negara Republik Indonesia.Pendiri
negara ini pada tanggal 18 Agustus 1945 menyepakati dasar negara Republik Indonesia
adalah Pancasila.Secara historis, Pancasila tidak semata-mata lahir secara mendadak.
Pancasila hadir melalui proses panjang yang didasari oleh perjuangan dan pemikiran
para tokoh bangsa. Pancasila lahir dari gagasan-gagasan luhur yang berakar pada
kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri.Istilah Pancasila pertama kali
diperkenalkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia).Menurutnya, Pancasila dijadikan dasar berdirinya
negara Indonesia.Pancasila merupakan dasar atau fondasi negara.Sebuah negara tidak
mungkin berdiri tanpa adanya dasar negara.
Maka dari itu selain berfungsi sebagai landasan atau dasar negara, Pancasila juga
berfungsi sebagai pedoman hidup bangsa.Memaknai kembali Pancasila merupakan
sebuah penegasan terhadap komitmen bahwa sesungguhnya nilai-nilai Pancasila adalah
dasar dan ideologi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Pancasila sebagai
dasar negara berarti nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan etika dan moral dalam
membangun pranata politik, pemerintahan, ekonomi, pembentukan dan penegakkan
hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
B. Perlunya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentuk negara bahwa tujuan utama
dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Oleh karena
itu fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia (Kaelan,
2013). Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan proses kristalisasi nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat Nusantara yang bertranformasi menjadi bangsa
Indonesia, dan dalam mewujudkan cita-cita negara kebangsaan Indonesia yaitu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus berdasarkan kepada nilai-nilai, Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan (Nasionalisme), dan Kerakyatan (Musyawarah, Hikmat dan
Kebijaksanaan).
Jaminan Indonesia sebagai negara hukum dapat ditemukan dalam Pembukaan
UUD 1945. Ditilik dari segi isinya, maka pembukaan UUD 1945 merupakan acuan
pokok dan rumusan pokok berdirinya negara Indonesia merdeka, yang dalam
Pembukaan UUD 1945 itu telah dicantumkan syarat-syarat primer berdirinya Negara
Republik Indonesia. Susunan Pancasila sebagaimana di atas merupakan wujud dari
Pancasila sebagai sebuah sistem filsafat berdirinya negara kebangsaan Indonesia dan
teraplikasi bahwa Pancasila sebagai sumber dari tertib hukum di Indonesia. Pancasila
sebagai norma fundamental, maka Pancasila berfungsi sebagai cita-cita atau idea,
semestinyalah kalau ia (Pancasila) selalu diusahakan untuk dicapai oleh tiap-tiap
manusia Indonesia sehingga citacita itu bisa terwujud menjadi suatu kenyataan.
C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis Pancasila sebagai Dasar Negara
Indonesia
1. Sumber Historis
Dalam peristiwa sejarah nasional banyak pelajaran yang dapat dipetik misalnya
sejarang perjuangan bangsa Indonesia, sebelum masa pergerakan nasional perjuangan
rakyat Indonesia selalu gagal mewujudkan kemerdekaan karena belum dilandasi
semangat nasionalisme.Hal ini berarti agar bangsa Indonesia diperhatikan dan
diperhitungkan oleh bangsa di dunia perlu memelihara integrasi bangsa dan
meningkatkan pengusaan IPTEK sehingga implikasi dari pendekatan historis adalah
meningkatkan persatuan dan meningkatkan motivasi belajar sesuai dengan bidang
masing-masing.
2. Sumber Sosiologis
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara merupakan hasil philosophical
consensus (konsensus filsafat), karena membahas dan menyepakati suatu dasar filsafat
negara dan political consensus. Dalam perspektif sosiologis suatu masyarakat pada
suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai tertentu.Melalui pendekatan sosiologis ini
juga diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-
perubahan sosial dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai-nilai Pancasila dasar negara.Ini berarti bahwa nilai-nilai
Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis bangsa Indonesia. Dengan demikian materi
mata kuliah Pancasila jelas berasal dari kenyataan hidup masyarakat Indonesia bukan
diadopsi dari budaya lain sehingga masyarakat Indonesia adalah Causa Prima Pancasila
dasar negara.
3. Sumber Politis
Pancasila merupakan wujud dari sikap politis bangsa Indonesia dalam menentang
berbagai bentuk penindaasan dari penjajahan. Sila-sila Pancasila merupakan pernyataan
yang jelas bahwa: pertama, Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama yaitu
mengakui nilai-nilai Ketuhanan, sehingga bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
religius.
Kedua, Pancasila merupakan sebuah bangsa yang menujunjung tinggi
kemanusiaan, dan menentang segala bentuk penjajahan yang tidak seusuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Ketiga, pernyata politis bahwa masyarakat Nusantara telah bersatu menjadi
bangsa Indonesia dan bersepakat mendirikan negara Indonesia diatas berbagai
perbedaaan.
Keempat, Bangsa Indonesia menyatakan secara politis bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang menjunjung tinggi musyawarah yang penuh hikmat dan
kebijaksanaan dalam mengambil berbagai kebijakan.
Kelima, Indonesia didirikan merupakan cita-cita bangsa Indonesia untuk
mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.Dalam perjuangan bangsa
Indonesia merupakan perjuangan politis dalam hal menentang berbagai kebijakan
pemerintah Hindia Belanda yang tidak berorientasi kepada nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat Nusantara.
A. Dinamika dan Tantangan sebagai Dasar Negara Indonesia
Fungsi Pancasila sebagai ideologi nasional yang menatap seluruh dinamika sosial
budaya, dan politik yang terjadi, dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif
bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa.Dimulainya Orde Reformasi merupakan
kesempatan emas yang harus dimanfaatkan secara optimal untuk membangun semangat
Indonesia yang berkarakter.Meskipun dewasa ini terlihat penurunan dan melemahnya
kesadaran hidup berbangsa terutama dalam bidang politik.Realitasnya dapat terlihat dari
kemunculan gerakan-gerakan separatisme, dan tidak diindahkannya konsensus nasional,
pelaksanaan otonomi daerah yang menyuburkan etnosentrisme dan desentralisasi
korupsi.Pancasila sebagai dasar negara memiliki karakter utama sebagai ideologi
nasional.Ia adalah paradigma dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk
mencapai citacita menuju masyarakat adil, makmur, dan sentosa.
Pancasila yang benar yakni yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara
yuridis-kontitusional maupun secara obyektif-ilmiah. Pancasila merupakan kristalisasi
nilai yang hidup dan tumbuh berkembang serta digali dari dalam masyarakat Indonesia,
sehingga Pancasila memiliki kebenaran secara rasional hal ini dapat dibuktikan bahwa
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat karena kebenaran nilainilai yang ada di dalam
Pancasila dapat diterima secara rasional. Pancasila harus dapat dibuktikan
kebenarannya secara ilmiah
Beberapa komponen penting dalam sebuah ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan, cara
berpikir, program, sosial, dan politik. Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum
istilah tersebut digunakan, Ada tiga aspek dalam konsep ideologi yang dibahas Machiavelli,
yaitu agama, kekuasaan, dan dominasi.Machiavelli melihat bahwa orang-orang sezamannya
lebih dahulu memperoleh kebebasan, hal tersebut lantaran perbedaan yang terletak dalam
pendidikan yang didasarkan pada perbedaan konsepsi keagamaan.
Setelah Anda menelusuri berbagai pengertian, unsur, dan jenis-jenis ideologi, maka terlihat
bahwa Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi berbagai bentuk tantangan.Salah satu
tantangan yang paling dominan dewasa ini adalah globalisasi. Globalisasi merupakan era saling
keterhubungan antara masyarakat suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang lain sehingga
masyarakat dunia menjadi lebih terbuka.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal bagi
Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan.Periode ini diawali dengan keluarnya TAP
MPR No.II/1978 tentang pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila.TAP MPR ini menjadi landasan
bagi dilaksanakannya penataran P-4 bagi semua lapisan masyarakat.Akibat dari cara-cara rezim
dalam memasyarakatkan Pancasila memberi kesan bahwa tafsir ideologi Pancasila adalah produk
rezim Orde Baru (mono tafsir ideologi) yang berkuasa pada waktu itu.
Presiden Habibie menggantikan Presiden Soeharto yang mundur pada 21 Mei 1998, atas
desakan berbagai pihak Habibie menghapus penataran P-4.Pada masa sekarang ini, resonansi
Pancasila kurang bergema karena pemerintahan Habibie lebih disibukkan masalah politis, baik
dalam negeri maupun luar negeri. Di samping itu, lembaga yang bertanggungjawab terhadap
sosialisasi nilai-nilai Pancasila dibubarkan berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1999 tentang
pencabutan Keppres No. 10 tahun 1979 tentang Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7). Sebenarnya, dalam Keppres tersebut
dinyatakan akan dibentuk lembaga serupa, tetapi lembaga khusus yang mengkaji,
mengembangkan, dan mengawal Pancasila hingga saat ini belum ada.
Pada masa ini, Pancasila sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya dengan
disahkannya Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang tidak mencantumkan
pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dari tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan
tinggi.
Pemerintahan SBY yang berlangsung dalam dua periode dapat dikatakan juga tidak terlalu
memperhatikan pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara.Hal ini dapat dilihat dari belum
adanya upaya untuk membentuk suatu lembaga yang berwenang untuk menjaga dan mengawal
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara sebagaimana diamanatkan oleh Keppres No.
27 tahun 1999.Suasana politik lebih banyak ditandai dengan pertarungan politik untuk
memperebutkan kekuasaan atau meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu. Mendekati
akhir masa jabatannya, Presiden SBY menandatangani Undang-Undang RI No. 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi yang mencantumkan mata kuliah Pancasila sebagai mata kuliah wajib
pada pasal 35 ayat (3).
Pada bagian ini, akan dilihat Pancasila sebagai ideologi negara berakar dalam kehidupan
masyarakat. Unsur-unsur sosiologis yang membentuk Pancasila sebagai ideologi negara meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan beragama
masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan terhadap
adanya kekuatan gaib.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dapat ditemukan dalam hal saling
menghargai dan menghormati hak-hak orang lain, tidak bersikap sewenang-wenang.
c. Sila Persatuan Indonesia dapat ditemukan dalam bentuk solidaritas, rasa setia kawan,
rasa cinta tanah air yang berwujud pada mencintai produk dalam negeri.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dapat ditemukan dalam bentuk menghargai pendapat
orang lain, semangat musyawarah dalam mengambil keputusan.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam sikap suka
menolong, menjalankan gaya hidup sederhana, tidak menyolok atau berlebihan.
Pada bagian ini, mahasiswa diajak untuk melihat Pancasila sebagai ideologi negara dalam
kehidupan politik di Indonesia. Unsur-unsur politis yang membentuk Pancasila sebagai ideologi
negara meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk semangat toleransi
antarumat beragama.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab diwujudkan penghargaan terhadap
pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
c. Sila Persatuan Indonesia diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara daripada kepentingan kelompok atau golongan, termasuk partai.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan diwujudkan dalam mendahulukan pengambilan
keputusan berdasarkan musyawarah daripada voting.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan dalam bentuk tidak
menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power) untuk memperkaya diri atau kelompok
karena penyalahgunaan kekuasaan itulah yang menjadi faktor pemicu terjadinya
korupsi.
Pada masa era reformasi, Pancasila sebagai ideologi negara mengalami pasang surut
dengan ditandai beberapa hal, seperti: enggannya para penyelenggara negara mewacanakan
tentang Pancasila, bahkan berujung pada hilangnya Pancasila dari kurikulum nasional, meskipun
pada akhirnya timbul kesadaran penyelenggara negara tentang pentingnya pendidikan Pancasila
di perguruan tinggi.
Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada
kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No.II/1978 tentang pemasayarakatan P-4. Pada
masa Soeharto ini pula, ideologi
Pada bagian ini, akan ditemukan berbagai tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi
negara. Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara
meliputi faktor eksternal dan internal.
Pada bagian ini, akan di pahami hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga
dimensi sebagai berikut:
a. Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya.
b. Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang masyarakat
untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya.
Pada bagian ini, mahasiswa perlu menyadari bahwa peran ideologi negara itu bukan hanya
terletak pada aspek legal formal, melainkan juga harus hadir dalam kehidupan konkret
masyarakat itu sendi
B. BUKU PEMBANDING I
Ideologi adalah gabungan dari kata idea dan logos, yang berasal dari bahasa Yunani eidos
dan logos. Secara sederhana Ideologi artinya suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran
sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat. Kita mengenal berbagai istilah Ideologi,
seperti Ideologi negara , Ideologi Bangsa dan Ideologi nasional,mencakup Ideologi yang negara
yang berhubungan dengan pandangan hidup bangsa. Bagi bangsa Indonesia, ideologi
nasionalnya tercermin dan terkandung didalam Pancasila.
Ideologi nasional bangsa Indonesia tercermin dan terkandung didalam Pembukaan UUD
1945 adalah ideologi perjuangan, yaitu serat dengan jiwa san semangat perjuangan bangsa dan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat,adil dan makmur. Pembukaan UUD
1945 yang mengandung pook-pokok pikiran yang dijiwai oleh Pancasila, dijabarkan lebih lanjut
dalam pasal Batang-Batang Tubuh UUD 1945. Dengan kata lain, pokok-pokok pikiran yang
terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 itu tidak lain adalah Pancasila, yang kemudian
dijabarkan dalam pasal-pasal dari Batang Tubuh UUD 1945.
Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nila-nilai budaya dan bangsa Indonesia,
yaitu cara berpikir dan cara perjuangan. Pancasila perlu dipahami dengan dengan latar belakang
sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sebab dasar negara, Pancasila perlu dipahami dengan latar
belakang konstitusi proklamasi atau hukum dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu
Pembukaan, Batang Tubuh, serta penjelasan UUD 1945.
Pancasila bersifat Integralistik, yaitu paham tentang hakikat negara yang dilandasi dengan
konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang melandasi kehidupan bernegara menurut Supomo
adalah kerangka negara integralistik, untuk membedakan paham–paham yang digunakan oleh
pemikir kenegara lain.
Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nila-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakaatnya
sendiri. Oleh sebab itu, Ideologi terbuka adalah Ideologi milik dari semua rakyat, masyarakat
dapat menemukan dirinya sendiri didalamnya. Ideologi terbuka dapat dibenarkan dan dibutuhkan
dalam nilai-nilai dasar menurut pandangan negara modern bahwa negara modern hidup dari
nilai-nilai dan sikap-sikap dasarnya.
Pancasila berbeda dengan Ideologi lainnya, seperti kapitalisme dan komunisme. Kedua
ideologi ini telah terbit dahulu lahir sebagai pemilik filsofis, yang kemudian dituangkan dalam
rumusan Ideologi dan setelahnya baru diwujudkan dalam konsep-konsep politik.
C. BUKU PEMBANDING II
Panasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi sendi ketatanegaraan pada negara
republik indonesia harus berlandaskan dan atau harus sesuai dengan nilai nilai pancasila.Hal
tersebut bermakna,antara lain bahwa,pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang
menjiwai kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai
segala urusan penyelenggaran negara.
Arti penting pancasila sebagai dasar negara indonesia lebih kepada penyelenggaraan
negara.Bagaimana semua komponen komponen negara terutama pemerintah dapat
menyelenggarakan negara dengan berpedoman pada nilai nilai pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan proses kristalisasi nilai nilai yang
hidup dalam masyarakat nusantara yang bertransformasi menjadi bangsa Indonesia, dan dalam
mewujudkan cita cita negara kebangsaan Indoneesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia harus berdasarkan nilai nilai, Ketuhanan, kemanusiaan, Persatuan (nasionalisme),
Kerakyatan (Musyawarah,hikmat, dn kebijaksanaan).jadi, kegagalan dalam pelaksanaan
pembangunan nasional bisa kemungkinan oleh ketidakselarasan penyelenggaraan dengan nilai
nilai pancasila yang telah dianut bangsa.
Dalam tulisan Mahfud MD (2007) menyatakan bahwa dari sisi hukum,pancasila sebagai
dasar negara melahirkan kaidah kaidah penuntun hukum.Ada 4 (empat) Kaidah penuntun hukum
yang mengalir dari pancasila.
PEMBAHASAN
Keunggulan Buku :
Dalam ketiga buku yang saya bahas keterkaitan antar bab sangat erat dan singkron dalam
penjabarannya hingga pada tingkat ini kita akan mengetahui bahwa buku ini memang di tujukan
untuk membahas materi materi yang bersangkkutan tersebut hingga semua pembahasan benar
benar bersangkutan antara satu dengan yang lainnya,buku yang bahas ketiganya ini cukup akurat
dengan info-infonya karena setiap setiap pengertian dan penjabaran yang disajikan hampir
keseluruhan mengacu pada pendapat para ahli dan akan mudah di cerna oleh mahasiswa.
Kelemahan Buku :
Waupun buku ini sudah hampir mencapai pada titik kesempurnaanya namun saya akan sedikit
meriveuw tentang keterkaitannya,memang ketiga buku yang saya bahas sudah lengakap namun judul dan
pembahasan bab perbab nya ber acak acak hingga kita harus sedidkit sulit mencari bab bab
pembahasannya.Dalam buku pmbanding keDua sangat sedikit penjelasan penjelasan yang di berikan
walaupun judulnya lenkap namun penjelasannya kurang banyak,teori tepri yang di sajikan tidak
memenuhi kepuasan pembaca
BAB VI
A. Simpulan
Kesimpulan dari critical book report ini adalah bahwasannya setiap buku memiliki
keunggulan dan kelemahannya masing-masing, karena beda buku beda cara sistematika
penulisan penulis dalam menulis sebuah buku tersebut. Dan pembaca berhak memilih buku mana
yang akan dibacanya sesuai kebutuhan pembaca, salah satu faktor sebuah buku banyak peminat
pembacanya yaitu yang pertama lengkap dan menarik untuk dibaca maupun menjadi sumber
referensi.
Dalam tugas critical book report ini penyusun mendapatkan manfaat bukan hanya sebagai
pengerjaan tugas belaka tetapi adapun manfaat yang saya dapat setelah mengkritik buku ini yaitu
: mengasah intelektual karena dengan meriview sebuah buku kami dapat mengetahui keunggulan
dan kelemahan buku tersebut sekaligus kami dapat memberikan saran perbaikan, kami dapat
membandingkan cara setiap penulis menulis buku sehingga kami dapat memilih buku yang
cocok bagi kami.
B. Saran
Saran saya adalah sebelum menerbitkan sebuah buku ada baiknya penulis mengevaluasi
buku yang ditulisnya sebelum dipasarkan, karena itu sangat berpengaruh dalam penjualan
buku.Dan kami sarankan penulis mengutamakan kebutuhan kriteria buku yang dicari dipasaran
seperti buku yang lengkap, berwarna, disertai gambar pendukung agar dapat menarik perhatian
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Halking.pendidikan pancasila.Agustus.2016.Medan.