Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN PENGAMPU:
Sabar Surbakti

DISUSUN OLEH :
 MARIANTI BR.LUMBAN RAJA ( 6193111051)
 IRFAN RIANSYAH ( 6193111029)
 MARUDUT TUA MANALU (6193111046)
 TIESSYA WINDARI (6193111061)
 AHMAD JUBEIR HASIBUAN ( 6193111044)
 SHANIA PUTRI TOBING (6193111059)

KELAS : PJKR III C 2019

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan
sehingga mampu menyelesaikan Critical Book Report (CBR). Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. .Adapun yang
menjadi judul tugas ini adalah “Critical Book Report”. Tujuan kami menulis makalah ini yang
utama untuk memenuhi tugas dari dosen saya: Sabar Surbakti Tugas ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah Saya yaitu”PENDIDIKAN PANCASILA”

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan Critical Book Report sebagai tugas dari mata kuliah pendidikan
pancasila

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk hal ini, supaya CBR ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada penulisan,
penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penyusunan
Critical Book Report pendidikan pancasila ini. Demikian, semoga Critical Book Report ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak. Terimakasih

Medan, 29 OKTOBER 2020

Penyusun

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1

A. Latar belakang……………………………………………………………………………..1
B. Tujuan……………………………………………………………………………………..1
C. Manfat……………………………………………………………………………………..1
D. Identitasa buku…………………………………………………………………………….2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU………………………………………………………………...3
BUKU UTAMA
...…………………………………………………………………………………...3
A. Pengantar Pendidikan Pancasila…………………………………………………………..3
B. Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa………………………………………………….4
C. Pancasila Sebagai Dasar Hukum Negara………………………………………………….5
D. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional……………………………………………………...5
E. Pancasila Sebagai Filsafat…………………………………………………………………6
F. Pancasila Sebagai Etika…………………………………………………………………...7
G. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu……………………………………………8

BUKU PEMBANDING…………………………………………………………………………10

SUBSTANSI MATERI KAJIAN MATA KULIAH PENDIDIKAN

PANCASILA…………………………………………………………………………………….10

A. Pengertian dan Pentingnya Pendidikan Pancasila…………………………………………….12

B. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Dalam Kajian

Sejarah Bangsa Indonesia………………………………………………………………………..12

C. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Negara………………………………..12

D. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Ideologi Negara……………………………..12

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page iii


E. Pengertian dan Pentingnya PancasilaSistem Filsafat………………………………………...13

F. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Etika…………………………………………14

G. Pengertian Dan Pentingnya PancasilaSebagai Dasar Nilai

Pengembangan Ilmu
.........……………………………………………………………………………...14

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTEK DALAM MATA KULIAH

PENDIDIKANPANCASILA…………………………………………………………………..15

A. Mengamati……………………………………………………………………………………14

B. Menanya………………………………………………………………………………………14

C. Mengumpulkan Informasi…………………………………………………………………….15

D. Mengasosiasikan/Mengelolah Informasi……………………………………………………..16

E. Mengkomunikasikan………………………………………………………………………….17

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU...............................................................18

A. Keunggulan dan kelemahan……………………………………………………………..19

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................20

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………...20
B. Saran……………………………………………………………………………………..20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page iv


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan mempunyai sifat yang
universal, yaitu Pancasila. Dalam perjalanan sejarah Indonesia, telah disepakati bahwa Pancasila
merupakan dasar negara Indonesia. Sehubungan dengan hal ini, maka bangsa Indonesia harus
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagai upaya membentuk karakter
bangsa dan tidak menyimpang dari nilai-nilai pancasila. Sebagai upaya membentuk karakter
bangsa, tentu tidak terlepas dari pendidikan karena pendidikan merupakan usaha
mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya, yaitu nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia. Seperti yang diatur pada UU no 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional :
Bab 1 ayat (2) ‘’Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, yang berakar pada nilai-
nilai agam, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahaan
zaman’’. Pancasila memiliki peranan yang sangat penting untuk membentuk karakter bangsa
Indonesia. Memlaui belajar Pancasila secara benar, maka bangsa Indonesia akan tegar dala
mwnghadapi tantangan sekaligus menggapai peluang. Upaya untuk mengimplementasikan nilai-
nilai luhur Pancasila mengalami hambatan, terlebih setelah munculnya gerakan reformasi 1998.
Tidak ada keraguan lagi bahwa Pancasila adalah dasar negara sekaligus pandangan hidup bangsa
Indonesia.

B. Tujuan
 Untuk memenuhi tugas wajib dari KKNI di mata kuliah Pendidikan Pancasila
 Sebagai wawasan pengetahuan dan bahan kajian
 Sebagai bahan ajar pendidikan pancasila
 Sebagai tolak ukur perkembangan mengkritik sebuah buku

C. Manfaat
 Untuk menambah pengetahuan ilmiah dalam membandingkan buku sehingga dapat
mengambil kesimpulan yang lebih baik.
 Untuk mempermudah pemahaman mahasiswa terhadap materi dalam buku.
 Memahai tujuan penulis
 Untuk memperdalam wawasan pancasila sebagai ideologi bangsa

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 1


D. Identitas Buku

BUKU UTAMA

Judul Buku : PARADIGMA BARU


PENDIDIKAN PANCASILA
Penulis : Dr.Winarno, S.Pd., M.Si.
Penerbit : Bumi Aksara
Tahun Terbit : 2017
Kota terbit : Jakarta
Ketebalan buku : 212 Halaman
ISBN : 978-602-217-914-6

BUKU PEMBANDING
Judul Buku : PENDIDIKAN PANCASILA
Penulis : Drs. Halking,M.Si.,dkk
Penerbit : Pers Unimed
Tahun Terbit : 2018
Kota terbit : Medan
Ketebalan buku : vi+190 halaman
ISBN :-

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 2


BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BUKU PERTAMA
A. Pengantar Pendidikan Pancasila

Pendidikan tentang Pancasila adalah pendidikan mengenai pengetahuan akan rumus


(pengertian) Pancasila, kedudukan dan fungsinya bagi kehidupan bernegara. Pancasila adalah
pendidikan ber-Pancasila, yakni membelajarkan isi daripada Pancasila itu sendiri. Isi Pancasila
adalah nilai-nilai yang kemudian dijabarkan kedalam norma sosial dan hukum bernegara.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia memiliki 3 implikasi, yakni implikasi etis,
yuridis dan politis bagi kehidupan bernegara.

Implikasi etis adalah menjadikan Pancasila sebagai sumber norma etik bernegara.
Implikasi yuridis adalah menjadikan Pancasila sebagai sumber hukum negara. Implikasi politis
adalah menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional.

Karakter bangsa adalah berdasar nilai-nilai Pancasila, maka Pancasila jelas menjadi
sumber bagi pendidikan karakter di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila juga menjadi tujuan dari
pembangunan karakter bangsa. Pancasila merupakan landasan utama pendidikan karakter
bangsa. Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam
pembangunan karakter bangsa. Dalam konteks yang bersifat substansial, pembangunan karakter
bangsa memiliki makna membangun manusia bangsa Indonesia yang berakarakter Pancasila.

Pancasila menjadi dasar negara, maka ada kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia
untuk memahami, menerima, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila. Salah satu upaya
untuk itu, Pancasila harus disebarluaskan melalui pendidikan Pancasila itu sendiri. Pancasila
yang ditetapkan sebagai filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya merupakan nilai-nilai yang telah
lama hidup dan dinamakan oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang lima itu, secara
sadar atau tidak telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sesuai dengan konteks latar belakang suku
dan budayanya.

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 3


Pendidikan Pancasilasecara filosofis sangatlah logis dan strategis sebagai landasan untuk
mengkaji, mengembangkan, melaksanakan, dan mengamankan nilai-nilai filosofis bangsa.
Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila yang bersifat abstrak akan lebih memiliki peluang untuk
dikonkretkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Konkretusasu dari nilai-nilai
Pancasila tersebut nantinya akan berwujud norma etik dan norma hukum bernegara.

Mata kuliah Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan


penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideology bangsa Indonesia. Dengan mengacu pada
ketentuan perundangan tersebut maka pendidikan Pancasila memiliki pembenaran secara yuridis
dan menjadi hal yang wajib diberikan di perguruan tinggi.

B. Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa

Pancasila sebagai ideology kebangsaan adalah status ketika para pendiri bangsa tenga
mencari, memperjuangkan, dna berusaha merumuskan ideology apa yang kiranya tepat untuk
Indonesia merdeka di kemudian hari. Proses sejarah itu dimulai ketika bangsa Indonesia henyak
menyiapkan kemerdekaan yang diawali dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK)

Dengan selesainya sidang kedua dan dihasilkannya rumusan-rumusan tersebut maka


berakhilah BPUPK sebagai badan penyelidik persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan ini
kemudian dibubarkan dan sebagai kelanjutannnya dibentuklah badan baru yang bertugas
menyiapkan kemerdekaan Indonesia, yakni Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
PPKI didirikan pada tanggal 12 Agustus 1945.

Periode Orde Lama berlangsung antara tahun 1959-1966, yakni saat kepemimpinan
Presiden Soekarno, yang ditandai dengan berlakunya kembali UUD 1945 melalui Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Periode ini juga dapat disebut masa Demokrasi Terpimpin. Pada masa itu
pula, Ir. Soekarno berhasil membawa Pancasila dikenal ke dunia melali pidatonya di hadapan
Sidang Umum PBB tahun 1960.

Orde baru adalah masa pemerintahan Presiden Soeharto antara thaun 1966-1998.
Pemerintahan orde baru ditandai pada saat Jenderal Soerharto diberi kewenangan oleh Presiden
Soerkarno waktu itu untuk mengendalikan keadaan, memulihkan keamanan dna ketertiban dalam

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 4


negara setelah terjadinya Pemberontakan G 30 S/PKI. Kewenangan itu didasarkan pada Surat
Perintah 11 Maret 1996.

Era reformasi tahun 1998, lahir dengan semangat menghauskan pengalaman-pengalaman


buruk penyelenggaraan bernegara yang dilakukan oleh Orde Baru dan melakukan reformasi atas
penyelanggaraan pemerintahan. Di awal reformasi, Pancasila telah dilupakan banyak orang.
Setidaknya hal ini diakui oleh matan Presiden BJ Habibie dalam pidato Peringatan Hari Lahir
Pancsila 1 Juni 2011.

C. Pancasila Sebagai Dasar Hukum Negara

Berdasarkan pengertian dapat dinyatakan Pancasila sebagai dasar falsafah negara. Dalam
hal ini, Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain,
Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai
dasar negara memiliki konsekuensi dijabarkannya nilai-nilai Pancasila menjadi norma hukum di
Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila sebagai dasar negar berimplikasi menjadi Pancasila
sebagai sumber hukum di Indonesia.

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Merupakan tertib hukum tertinggi

2. Sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci

Jadi, pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah pernyataan kemerdekaan Republik


Indonesia yang terperinci dari naskah proklamasi bangsa Indonesia.

D. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Ideologi yang pada mulanya adalah gagasan dan cita-cita berkembang secara luas
menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seorang
atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup. Pancasila sebagai ideologi persatuan
berfungsi mempersatukan rakyat yang majemuk menjadi bangsa yang berkepribadian dan
percaya pada diri sendiri.

Pancasila sebagai ideology pembangunan memberikan legitimasi kekuasaan untuk


melaksanakan pembangunan nasional. Timbulnya kesadaran dalam masyarakat bahwa hidup

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 5


perekonomian perlu di tangani dengan segera.mengisi kemerdekaan berarti membangun bangsa
dan pembangunan bangsa berarti memerangi kemiskinaan yang menjadi beban penderitaan
rakyat sejak lama. Sebagai ideology terbuka, Pancasila perlu menjabarkan nilai-nilai dasarnya
melalui interpretasi dan reintepretasi yang kritis sehingga menjadikannya makin operasional.
Pancasila menjadi ideology yang dinamis.

E. Pancasila Sebagai Filsafat

Para pendiri bangsa telah memberikan warisan berharga berupan renungan folosofis
tentang nilai atau prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila. Soekarno sebagai orang
pertama uang memperkenealkan Pancsila telah menjelaskan isi atau substansi tiap sila Pancasila.
Moh.Hatta atau dikenal dengan Bung Hatta, juga memberikan penjelasan-penjelasan tentang isi
dari kelima sila Pancasila. Pemikiran filosofis perihal Pancasila tidak hanya dijelaskan oleh para
pendiri negara. Para ahli Pancasila sesudahnya, juga banyak memberikan sumbagan pemikiran
filosofis perihal Pancasila.

Loyalitas terkecil yang mengelilingi manusia adalah keluarga sebagai loyalitas tingkat
kedua. Keluarga selanjutnya melakukan kewajiban member pada lingkungan dimana ia berada,
yakni lingkungan suku bangsa sebagai tingkat loyalitas ketiga. Suku bangsa sebagai totalitas
melaksanakan kewajiban member pada lingkungan dimana ia berada yakni bangsa. Loyalitas
pada bangsa inilah sebagai loyalitas tingkat keempat yang dalam Pancasila dirumuskan sebagai
Persatuan Indonesia.

Etika kehidupan berbangsa meliputi sebagai berikut:

1. Etika sosial dan budaya

2. Etika pemerintahan dan politik

3. Etika ekonomi dan bisnis

4. Etika penegakan hukum

5. Etika keilmuan

6. Etika lingkungan

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 6


Oleh karena itu, dalam kehidupan bernegara, kita membutuhkan tidak hnya sistem hukum,
tetapi juga sistem etik. Jadi, yang harus kita kembangkan sekarang ini adalah sistem hukum
sekaligus sistem etika.

F. Pancasila Sebagai Etika

Kata etika yang secara etimologis berasal dari kata Yunani “ethos”,secara harfiah berarti
adat kebiasaan, watak atau kelakukan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika
diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak).

Etika sebagai filsafat moral adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang secara khusus
mengkaji perilaku manusia dari segi baik-buruknya atau benar-salahnya. Etika umum adalah
etika yang menyajikan beberapa pengertian dasar dan mengkaji beberapa permasalahan pokok
dalam filsafat moral. Sedangkan etika khusus adalah etika yang membahas beberapa
permasalahan moral dalam bidang-bidang khusus. Etika atau filsafat moral dibedakan menjadi 3
yakni, (a) etika deskriptif, (b) etika normatif, (c) etika metaetika. Selain macam-macam etika,
juga dikenal berbagai aliran dalam filsafat moral yang meliputi etika keutamaan, etika
deontologist dan etika teleology.

Gagasan tentang etika Pancasila pada hakikatnya berkaitna dengan kedudukan Pancasila
sebagai filsafat negara. Pancasila sebagai dasar filsafat negara sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD 1945 memiliki implikasi etis, yakni sebagai sumber norma etik. Etika
Pancasila bersumber dari pemikiran mendalam terhadap nilai-nilai dasar Pancasila.

Etika merupakan norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan atau masyarakat
tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Lebih dari itu, etika adalah refleksi kritis dan
rasional mengenai norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia, baik secara
pribadi atau kelompok. Setiap profesi menggunakan sistem etika terutama untuk menyediakan
struktur yang mampu menciptakan disiplin tata kerja dan menyediakan garis batas tata nilai yang
dapat dijadikan pedoman para professional untuk menyelesaikan dilemma etika yang dihadapi
saat menjalankan profesinya sehari-hari.

Sistem etika bagi professional dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik profesi
yang secara harafiah berarti etika yang ditulis. Kode etik ibarat kompas yang memberikan atau

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 7


menunjukkan arah bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral profesiitu dalam
masyarakat. Tujuan kode etik ini adalah menjunjung tinggi martabat profesi atau seperangkat
kaidah perilaku sebagai pedoman yang harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi.

G. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Membahas potensi Pancasila sebagai nilai dasar pengembangan ilmu di Indonesia berarti
membicarakan kemungkinan kontekstualisasi atau aktualisasi Pancasila dalam bidang keilmuan.
Pancasila sebagai dasar negara dna ideology nasional memang memiliki implikasi etis, yuridis,
maupun politis untuk diaktulisasikan, dikontekstualisasikan atau diimplementasikan dalam
kehidupan bernegara.

Pengetahuan itu berbeda dengan ilmu, sedangkan istilah ilmu pengetahuan merupakan
terjemahan dariilmu itu sendiri. Setiap ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak setiap pengetahuan
adalah ilmu.

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia
menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil
dari proses usaha manusia untuk tahu. Ilmu berada setingkat diata pengetahuan. Ilmu adalah
pengethauan yang tersusun secara sistematis dan bersiaft ilmiah.ilmu bukan sekadar pengthauan,
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan
didapatkan secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu.

Ada beberapa persyaratan pengetahuan dapat meningkat menjadi ilmu. Sifat ilmiah sebagai
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Persyaratan itu adalah sebagai berikut:

a. Objektif

b. Metodis

c. Sistematis

d. Universal

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 8


Istilah ontology berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas dua kata, yaitu ontos berarti
ada, dan logos berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontology adalah ilmu pengetahuan
atau ajaran tentang keberadaan. Epistemology berdasarkan akar katanya berasal dari kata
episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang sistematis, teori). Secara temilogi, epistemology
adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya
yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya
pengetahuan itu. Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya
dari pengetahuan.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia memiliki implikasi etis, yuridis, dan politis
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai paradigm ilmu pengetahuan adalah
aktualisasi Pancasila di bidang keilmuan selain sebagai panduan etik pengembangan ilmu.
Menurut KBBI, istilah paradigm berarti daftar semua bentukan dari sebuah kata yang
memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut; model dalam teori ilmu pengetahuan’
kerangka berpikir.

Paradigma secara etimologis diartikan sebagai model teori ilmu pengetahuan atau kerangka
berpikir.secara terminology diartikan sebagai pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan yang senantiasa dipelajari oleh satu cabang ilmu pengetahuan.

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 9


BUKU PEMBANDING
SUBSTANSI MATERI KAJIAN MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

A. Pengertian dan Pentingnya Pendidikan Pancasila

1. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai
dengan program studinya masing-masing. Pendidikan tentang pancasila merupakan salah satu
cara untuk menanamkan pribadi yang bermoral dan berwawasan luas dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Maman Rachman (1999: 324) menyatakan bahwa Pendidikan tentang
pancasila memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa di perguruan
tinggi. Setelah lulus dari perguruan tinggi, diharapkan mereka tidak sekedar berkembang daya
intelektualnya saja namun juga sikap dan perilakunya. Sikap dan perilakunya itu diharapkan
menjadi dasar keilmuan yang dimilikinya agar bermanfaat pada diri, keluarga, dan masyarakat.
Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu memberikan kontribusi yang konstruktif dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Jadi,
mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student
centered learning.

2. Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Seiring perkembangan zaman di era globalisasi saat ini turut mengiringi adanya trend
yang semakin dinamis dan selalu diwarnai oleh ketidakteraturan dan ketidak pastian. Kondisi ini
memunculkan kecenderungan permasalahan baru yang semakin beragam dan multi dimensional.
Teknologi informasi yang berkembang cepat, telah membawa dampak bagi kehidupan manusia.
Dapat berdampak menguntungkan dan merugikan, berdampak menguntungkan apabila mampu
memanfaatkannya untuk meningkatkan taraf hidup. Namun juga dapat berdampak merugikan,
apabila terpedaya dengan pemanfaatan untuk kepentingan yang negative. Hal ini berarti dampak

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 10


teknologi informasi berimplikasi secara langsung pada perubahan berbagai aspek kehidupan,
termasuk terhadap karakter generasi muda.

3. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila

a. Sumber Historis Pendidikan Pancasila


Sejarah mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih
bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang Filsuf Yunani
yang bernama Cicero (106-43 SM) yang mengungkapkan “Historia Vitae Magistra” yang
bermakna “sejarah memberikan kearifan”

b. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila


Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat
pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu, melalui pendekatan
sosiologis ini anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif
dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai pancasila.

c. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila


Negara republic Indonesia adalah negara hokum (rechstaat) dan salah satu cirinya atau
istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu pemerintahan berdasarkan hokum (rule of law).
Pendekatan yuridis merupakan salah satu pendekatan utama dalam pengembangan atau
pengayaan materi mata kuliah Pendidikan Pancasila. Urgensi pendidikan yuridis ini
adalah dalam rangka menegakkan Undang-Undang (law enforcement) yang merupakan
salah satu kewajiban negara yang penting.

d. Sumber Politik Pendidikan Pancasila


Salah satu sumber pengayaan materi Pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena
kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar anda mampu mendiagnosa dan
mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya usaha mewujudkan kehidupan
politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui pendidikan politik ini, anda
diharapkan mampu menafsirkan fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 11


yang bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan
kehidupan politik yang sehat.

B. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai


berikut:

1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraaan.

Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut:

1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideology bangsa, tetapi terbukti
Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali
dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi
Indonesia.
4. Kemukakan argument Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa Indonesia.
(Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016:69)

C. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaran pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan dan/ atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal
tersebut bermakna, antara lain bahwa, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang
menjiwai kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai
segala urusan penyelenggaraan negara (Taniredja, dkk, 2016:130).

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 12


D. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Unsur ideology ada tiga, yaitu (a) keyakinan, dalam arti bahwa setiap ideology menunjuk
adanya gagasan-gagasan vital yang telah diyakini kebenarannya untuk dijadikan dasar dan
rahasia strategi bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan, (b) mitos, dalam arti bahwa setiap
konsep ideology selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimik, dan setermistik pasti akan
tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan pula. (c) loyalitas,dalam arti bahwa
setiap ideology selalu menuntut keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari para subjek
pendukungnya (Tukiran Taniredja, 2016:130).

E. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sistem Filsafat

Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara membicarakan
masalh dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan padangan hidup bangsa
(weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut mengandung muatan filsofis, tetapi pancasila
sebagai sistem filsafat yang mengandung pengertian lebih akademis memerlukan perenungan
lebih mendalam. Filsafat pancasila merupakan istilah yang mengemukakan dalam dunia
akademis. Ada dua pendekatan yang berkembang dalam pengertian filsafat Pancasila, yaitu
Pancasila sebagai genetivus objectvus dan Pancasila sebagai genetivus subjectivus. Kedua
pendekatan tersebut saling melengkapi karna yang pertama meletakkan pancasila sebagai aliran
atau obek nyang dikaji oleh aliran – aliran filsafat lainnya, sedangkan yang kedua meletakkan
Pancasila sebagai subjek yang mengkaji aliran-aliran lainnya.

Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut.

a. Pada era pemerintahan Soekarno, pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan istilah
“Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan filosofis Soekarno atas
rencananya berdirinya negara Indonesia merdeka.
b. Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang ke arah yang
lebih praktis (dalam hal ini istilah yang lebih tepat adalah weltanschauung).
c. Pada era Reformasi, Pancasila sebagai sistem filsafat kurang terdengar resonansinya.
Namun, Pancasila sebagai sistem filsafat bergema dalam wacana akademik, termasuk
kritik dan renungan yang dilontarkan oleh habibie dalam 1 uni 2011.

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 13


Beberapa tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat muncul dalam bentuk-
bentuk sebagai berikut:’

a. Kapitalisme, yaitu aliran yang menyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal
untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya
merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat.
b. Komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai rekasi atas perkembangan
kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal.

F. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Etika

Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari silsila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Pentingnya pancasila sebagai sisitem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu
normative untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Pancasila sebagai suatu sistem etika pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang
menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hokum, norma moral maupun norma
kenegaraan.

G. Pengertian Dan Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa terminology yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran Pancasila
sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila
sebagai intellectual bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominatorvalue.s
(Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu.

Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, meliputi hal-hal sebagai
berikut:

a. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar pada nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan di
Indonesia sepenuhnya berorientasi pada Barat (western oriented)

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 14


b. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada kebutuhan pasar
sehingga prodi-prdi yang “laku keras” di perguruan tinggi Indonesia adalah prodi-prodi
yang terserap oleh pasar (pasar industry).
c. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum melibatkan masyarakat luas
sehingga hanya menyejahterakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu (scientist
oriented).

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTEK DALAM MATA KULIAH PENDIDIKAN


PANCASILA

A. Mengamati

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah : membaca, mendengar,
menyimak, melihat. Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Dikembangkan adalah : melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.

Prosedur kegiatan mengamati dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menentukan objek apa yang akan di observasi.


2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
3. Menentukan secara jelas data apa yang perlu diobservasi baik primer maupun sekunder.
4. Menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi.
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan lancar.
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, sperti kamera, tape
recorder, video perekam dan menggunakan catatan berupa daftar (checklist), skala
rentang catatan anekdot, catatan berkala, dan alat mekanikal.

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 15


B. Menanya

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang
apa yang diamati ( dimulai dari pertanyaan factual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik).

Ciri – ciri kalimat efektif

a. criteria pertanyaan yang baik”

1) Singkat dan jelas


2) Mengispirasi jawaban
3) Memiliki fokus
4) Bersifat probing atau divergen
5) Bersifat validatif atau penguatan
6) Memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang.
7) Meransang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif.
8) Merangsang proses interaksi.

b. Tingkatan Pertanyaan

I. Kognitif yang lebih rendah


1) Pengetahuan (knowledge) tentang apa, siapa, kapan, dimana dll.
2) Pemahaman (comprehension) berisi tentang istilah terangkanlah, bedakanlah,
terjemahkanlah, beri simpulan, trus bandingka lalu diubah dll.
3) Penerapan (application) demonstrasikannlah lalu cari hubungan dengan
memberikan contoh.
II. Kognitif yang lebih tinggi
1) Analisis ( analysis), analisislah, kemukakan, beri bukti dan identifikasikan dengan
mengapa, jelaskan sebab akibat dan beri alasan yang tepat.
2) Sintesis ( synthesis ) ramalkan kemudian rancanglah lalu ciptakan suatu karya
tersebut.

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 16


3) Evaluasi ( evaluation ) berilah pendapat alternative mana yang lebih baik, berilah
alasan dan bandingkan.

C. Mengumpulkan informasi/mencoba

Kegiatan eksperimen dalam mengumpulkan informasi ialah,

1. Melakukan eksperimen
2. Membaca sumber lain selain buku teks
3. Mengamati objek/kejadian/aktifitas dan
4. Wawancara dengan narasumber.

agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar 1) guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yang akan dilaksanakan peserta didik. 2) guru bersama peserta didik mempersiapkan
perlengkapan yang dipergunakan. 3) perlu memperhitungkan tempat dan waktu. 4) guru
meyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik. 5) guru membicarakan
masalah yang akan dijadikan eksperimen. 6) peserta didik melaksanakan eksperimen dengan
bimbingan guru, dan 7) guru mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.

D. Menegosiasikan/mengolah informasi

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengolah informasi adalah :

1. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan informasi, eksperimen maupun keigatan hasil dari mengamati.
2. Pengelolaan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda atau yang bertentangan.

Kompetensi Yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi informasi adalah mengembangkan


sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 17


E. Mengkomunikasikan

Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan


berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya. Dalam kegiatan ini dapat
dilakukan kegiatan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat
personal, lebih dari sekedar teknik pembelajaran di kelas. Ada 4 sifat pembelajaran kolaboratif
yaitu, 2 sifat berkenaan dengan perubahan hubungan antar guru dan peserta didik. Sifat ketiga
berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat ke-
4 meyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif.

a. Guru dan dosen atau peserta didik saling berbagi informasi


b. Berbagi tugas dan kewenangan

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 18


BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

BUKU UTAMA

Kelebihan

 Pembahasan kajian dilengkapi gambar sehingga lebih mudah dimengerti


 Kajian Pancasila dalam buku ini dijelaskan terperinci
 Penggunaan kata yang baik dan mudah di mengerti
 Memiliki referensi dari banyak ahli di bidangnya

Kekurangan

 Tidak memiliki rangkuman di tiap bab sehingga pembaca kesulitan jika ingin
mempercepat pemahaman
 Beberapa pembahasan menggunakan bahasa asing yang tidak diterjemahkan penulis
seperti pada halaman 115

BUKU PEMBANDING

Kelebihan

 Kata-kata yang digunakan sangat umum dan sederhana sehinggamudah untuk dimengerti
di kalangan pelajar maupun siswa

 Setiap ada kata yang kurang dipahami, dicetak miring sehingga akan lebih mudah
mengenal dan mencari

 Membahas pendekatan untuk pembelajaran pancasila yang jarang ditemukan di buku


buku lain

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 19


 Rumusan masalah dijelaskan dengan bagus,walaupun ditemukan beberapa kata yang
sukar dimengerti.

 Memiliki bab khusus dimana isinya berupa permainan untuk meningkatan pemahaman
pancasila

Kelemahan

 Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.

 Tahapan materi yang tidak sistematis sehingga pembaca harus kembali ke halam
sebelumnya untuk mengerti kajiaan materi

 .Tampilan buku yang kurang menarik sehingga membuat pembaca tidak tertarik

 Terdapat banyak kesalahan dalam EYD contohnya pada halaman 59

 Layout buku tidak bagus

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 20


BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pendidikan tentang Pancasila adalah pendidikan mengenai pengetahuan akan rumus
(pengertian) Pancasila, kedudukan dan fungsinya bagi kehidupan bernegara. Pancasila adalah
pendidikan ber-Pancasila, yakni membelajarkan isi daripada Pancasila itu sendiri. Isi Pancasila
adalah nilai-nilai yang kemudian dijabarkan kedalam norma sosial dan hukum bernegara.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia memiliki 3 implikasi, yakni implikasi etis,
yuridis dan politis bagi kehidupan bernegara.

Sebagai ideologi bangsa Pancasila merupakan hal yang harus kita pegang teguh dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua buku ini sama sama menjelaskan tentang Pendidikan
Pancasila dari beberapa aspek kehidupan dasar hukum, ideologi, sejarah, filsafat, dan etika.

2. Saran

Sebagai dasar negara, pendidikan pancasila tentu amat di perlukan untuk keberlangungan
kehidupan berwarga negara. Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus
memegang teguh ideologi pancasila dan tidak kiranya mengotorinya dengan ideologi ideologi
lain yang bersifat merusak kesatuan dan persatuan bangsa. Tugas kita sebagai tenaga pendidik

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 21


masa depan untuk menjaga dan melestarikannya sejak dini kepada anak anak negeri ini agar
terciptanya generasi emas yang bermartabat, berbudi pekerti, dan unggul.

DAFTAR PUSTAKA

Winarno.2016. Paradigma Baru Pendidikan Pancasila. Jakarta : Bumi Aksara Group


Halking.2018. Panduan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik dan Enam Macam
Penugasan dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Medan : Pers Unimed

CRITICAL BOOK REVIEW PENDIDIKAN PANCASILA Page 22

Anda mungkin juga menyukai