Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun oleh:
KELOMPOK 3
Anggota:
- Raja Fitrian Nurkhaliq (2203142001)
- Risa Evelin (2201142003)
- Shafira permata dewi asmon ( 2201142002)
- Julietri Murni Hia (2203142022)
- Hasanul Rafif (2203142021)

PRODI PENIDIKAN MUSIK


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................................................. 5

BAB II........................................................................................................................................................................................... 6

IDENTIFIKASI BUKU................................................................................................................................................................ 6

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................................................ 7

BAB 2 PANCASILA DAN KEHARUSAN REAKTUALISASI.............................................................................................7

BAB 3 IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBALISASI........................................................................................................8

BAB 4 DEMOKRASI: TEORI DAN PRAKTIK.....................................................................................................................9

BAB 5 KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA..................................................................9

BAB 6 NEGARA,AGAMA DAN WARGA NEGARA.........................................................................................................10

BAB 7 HAK ASASI MANUSIA............................................................................................................................................ 11

BAB 8 OTONOMI DAERAH DALAM KERANGKA NRGARA KESATUAN..................................................................11

REPUBLIK INDONESIA (NKRI)......................................................................................................................................... 11

BAB 9 TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND..................................................12

CLEAN GOVERNANCE)...................................................................................................................................................... 12

RINGKASAN BUKU PEMBANDING...................................................................................................................................... 13

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA........................................................................................................13

BAB II BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA?.........................................14

BAB III ....................................BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA?


14

BAB 4 PANCASILA MENJADI MENJADI IDEOLOGI NEGARA?..............................................................................14

BAB 5 MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT?.......................................................................15

BAB 6 BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA?.................................................................................16

PEMBAHASAN......................................................................................................................................................................... 17

BAB IV....................................................................................................................................................................................... 18

PENUTUP................................................................................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................................. 20

Critical B ook Review | 2


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan
Penyertaan-Nya, kami masih bisa menyelesaikan tugas Critical Book Review ini dengan baik yang mana
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
pihak-pihak yang membantu kamidalam mengerjakan tugas ini, terutama kepada Dosen Pengampu kami
yaitu Bapak Jamaludin, S.Pd., M.Pd.

Adapun ulasan-ulasan yang kami peroleh dari buku yang berjudul “Pendidikan
Pancasila Untuk Perguruan Tinggi”, mulai dari Identitas Buku, Keunggulan dan Kelemahan Buku, serta
Kesimpulan dan Saran dari buku tersebut. Terlepas dari itu semua, Kami juga menyadari bahwa tugas
Critical Book Reviewyang kami kerjakan ini masih ada kekurangan dan kesalahan baik dari segi penyusunan
kalimat maupun pembahasan materi nya serta jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, saya sangat berharap kepada Saudara-Saudari sekalian yang membaca Tugas kami
ini dengan senang hati saya menerima dan membutuhkan saran, kritik serta ide-ide dari pembaca
sekalian.Demikianlah kata pengantar dari saya, jika ada kesalahan mohon dimaafkan.Sekian dan
Terimakasih.

Medan, Maret 2022

Penulis

Critical B ook Review | 7


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan mempunyai sifat yang
universal, yaitu Pancasila. Sehubungan dengan hal ini, maka bangsa Indoneisa harus memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila, sebagai upaya membentuk karakter bangsa dan tidak menyimpang dari
nilai-nilai pancasila. Adapun Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal
sebagai berikut :

1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (TheFounding fathers).


2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat.

3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.


1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah saya ini ialah :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas Critical Book Review dari mata kuliah Pendidikan Pancasila.

2. Untuk lebih mengetahui secara dalam mengenai Hakikat, sejarah, ideologi, bentuk dalam pelajaran
Pendidikan Pancasila.

3. Untuk lebih menambah wawasan kami mengenai makna dari sebuah Pancasila.

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat makalah saya ini ialah :

1. Supaya kita dapat mengetahui sistem pengerjaan CBR dari mata kuliah Pendidikan Pancasila.

4. Supaya kita dapatmengetahui secara dalam mengenai Hakikat, sejarah, ideologi, bentuk dalam
pelajaran Pendidikan Pancasila.

2. Supaya kita dapat menambah wawasan kami mengenai makna dari sebuah Pancasila.

Critical B ook Review | 2


BAB II
IDENTIFIKASI BUKU

2.1 Identitas Buku

Buku Utama

Judul Buku : Pancasila,Demokrasi,HAM,dan Masyarakat Madani

Penulis Buku : A.Ubaedillah dan Abdul Rozak

Penerbit : Kencana

Tahun Terbit : 2015

Jumlah Hal : 250 Halaman

: 979-3465-03-4
ISBN

Buku Pembanding :

Judul Buku : Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi

Penulis Buku : Tim Penyusun RISTEKDIKTI

Penerbit :Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Tahun Terbit : 2016

Jumlah Hal : vi + 242 Halaman

ISBN : 978-602-6470-01-0
2.2 Uraian Isi Buku

Critical B ook Review | 7


BAB 1 PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah pendidikan nasional di
Indonesia. Beragam model dan sebutan bagi Pendidikan Kewarganegaraan dengan bermacam komponennya
telah banyak dilakukan pemerintah Republik Indonesia. Diantara nama-nama tersebut antara lain; pelajaran
civiccs (1957/1962), pendidikan kemasyarakatan yang merupakan integrasi, sejarah ilmu bumi, dan
kewarganegaraan (1964), Pendidikan Kewarganegaraan (1968/1969).

Tujuan pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga negara indonesia yang
cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun demikian, alih-alih
mendidik bangsa menjadi warga negara lebih cerdas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan
kewarganegaraan, khususnya sepanjang kekuasaan orde baru, telah direkayasa sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaan melalui cara-cara indoktrinasi, manipulasi atas demokrasi dan dasar negara
Pancasila, melalui tindakan dan kebijakan paradoks penguasa Orde Baru.

Pancasila Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI), UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika adalah harga mati bagi bangsa indonesia. Keempat pilar nasional ini harus bersinergi dengan demokrasi
yang sudah menjadi pilihan bagi gerakan reformasi.

Kemajemukan adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari oleh Indonesia sebagai sebuah
bangsa yang besar. Pada saat yang sama kemajemukan juga tidak bileh menjadi pemicu hilangnya rasa
persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara kesatuan..

BAB 2 PANCASILA DAN KEHARUSAN REAKTUALISASI


Setelah Orde Baru berakhir pada 1998, ideologi negara Indonesia Pancasila seakan hilang
bersamaan dengan tamatnya pemerintahan Presiden Soeharto. Sepanjang kekuasaan orde baru, Pancasila
selalu hadir dalam setiap pidato kepala negara dan pejabat dibawahnya. Pendidikan Pancasila digalakkan di
berbagai tingkatan dan penataran dilakukan bagi pegawai pemerintah dan masyarakat. Tiada hari tanpa
Pendidikan Pancasila.

Suasana tersebut berubah total setelah gerakan reformasi muncul dan mengakhiri kekuasaan
panjang Orde baru. Pancasila tak lagi menjadi jagoan pembangunan. Pancasila untuk beberapa saat hilang
dari sambutan elit bangsa Indonesia, apalagi dari kalangan masyarakat.

Mengiringi gerakan reformasi dan demokratisasi, Indonesia tidak sepi dari ujian dan ancaman
disentigasi. Ujian setelah lengsernya Presiden Soeharto adalah lepasnya Timortimor dari genggaman Negara
Republik Indonesia. Namun demikian,euforia demokrasi telah mengubah secara signifikan Indonesia
menjadi masyarakat yang terbuka dan kritis.

Demokrasi saat ini masih dipahami kebanyakan masyarakat sebagai tiket murah untuk melakukan
atau bertindak melanggar hukum, menyuarakan hak dari kewajiban dan memaksakan kehendak kelompok.

Critical B ook Review | 2


Transisi demokrasi Indonesia masih diwarnai tindakan anarkis, baik antar warga negara dengan negara
maupun diantara negara dengan warga Negara.

BAB 3 IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBALISASI


Hakikat dan Dimensi Identitas Nasional

Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya
dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan sebutan “identitas
nasional”. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi
sesuatu yang terus berkembang dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman.

Maraknya kerusuhan sosial di sejumlah daerah menunjukkan tatanan sosial masyarakat Indonesia
sudah berubah. Tindakan-tindakan anarkis atau perusakan fasilitas umum dibangun dari uang rakyat.
Semangat dan antusiasme keagamaan sebagaimana terlihat
pada semaraknya perayaan hari-hari besar keagamaan, tidak sebanding lurus dengan angka tindakan korupsi
dikalangan birokrasi dan swasta yang masih tinggi. Sebuah kenyataan paradoks dari ungkapan-ungkapan
positif atas identitas bangsa Indonesia

Critical B ook Review | 7


BAB 4 DEMOKRASI: TEORI DAN PRAKTIK
Apa itu Demokrasi?

Secara etimologis, kata demokrasi (dari kata yunani) adalah bentukan dari dua kata demos (rakyat) dan
cratein atau cratos ( kekuasaan dan kedaulatan). Perpaduan kata demos

dan cratein atau cratos membentuk kata demokrasi yang memiliki pengertian umum sebagai sebuah bentuk
pemerintahan rakyat dan dilakukan secara langsung oleh rakyat atau melalui wakil dari mereka melalui para
wakil mereka melalui mekanisme pemilihan yang berlangsung secara bebas.

Norma dan Pilar Demokrasi

Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. ia merupakan proses panjang melalui
pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan. Untuk tujuan ini dukungan sosial dan dukungan demokratis
adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan demokrasi ditunjukkan oleh sejumlah

mana demokrasi sebagai perinsip acuan hidup bersama antar warga negara dan antara warga negara dengan
negara dijalankan dan dipatuhi oleh kedua belah pihak.

Namun demikian, pelaksanaan kehidupan bermasyarakat yang demokratis juga membutuhkan peran
serta pemerintah dan warga negara dan para wakilnya dan para wakilnya di parlemen. Negara atau
pemerintah tidak boleh berpangku tangan dalam hal menjaga berlangsungnya perinsip dan pilar demokrasi
agar tetap berjalan.

BAB 5 KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA


A. Pengertian Konstitusi berasal dari bahasa Prancis yaitu constituer yang berartimembentuk. Dalam bahasa
Latin kata konstitusi merupakan gabungan dua kata yakni cume
berarti “bersama dengan” dan statuere berarti “membuat sesuatu agar berdiri” atau “mendirikan, menetapkan
sesuatu”. Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris memiliki makna yang lebih luas dari UUD,
yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

B. Tujuan dan Fungsi Konstitusi Tujuannya adalah membatasi tindakan sewenang-wenang


pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan menetapkan pelaksanaan

kekuasaan yang berdaulat. Dalam paham konstitusi dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi : 1. Anatomi
kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hokum 2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia 3.
Peradilan yang bebas dan mandiri 4. Pertanggung jawaban kepada rakyat sebagai sandi utama dari asas
kedaulatan rakyat. Keempat cakupan isi konstitusi diatas merupakan dasar utama bagi suatu pemerintahan
yang konstitusional.

Critical B ook Review | 8


C. Sejarah Perkembangan Konstitusi Konstitusi sebagai suatu kerangka hidup politik telahlama dikenal sejak
zaman Yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum. Sejalan dengan perjalanan waktu, pada masa
Ke-kaisaran Roma pengertian konstitusi mengalami perubahan makna yang memilki pengaruh cukup
besar sampai abad pertengahan yang memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham Demokrasi
Perwakilan dan Nasionalisme. Selanjutnya pada abad VII lahirlah Piagam Madinah atau konstitusi
Madinah. Piagam Madinah dibentuk pada awal masa Klasik Islam (622 M) meru- pakan aturan pokok tata
kehidupan bersama di Madinah.

BAB 6 NEGARA,AGAMA DAN WARGA NEGARA


A.Pengertian Negara. Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state (Inggris) staat
(Belanda dan Jerman) atau etat(Perancis). Secara etimologi, Negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di
antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan
mempunyai pemerintahan yang brdaulat.

B. Tujuan Negara Bertujuan untuk memperluas kekuasaan, Bertujuan menyelenggarakanketertiban hukum,


Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum. Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan Negara adalah
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan dan Penjelasan

UUD 1945.

C. Unsur – unsur Negara Ada tiga unsur penting yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah. 1. Rakyat Adalah
sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama sama mendiami suatu wilayah
tertentu. 2. Wilayah Adalah unsur Negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin ada Negara tanpa ada
batas-batas territorial yang jelas. Secara umum wilayah dalam sebuah Negara biasanya mencakup daratan,
perairan (samudra, laut dan sungai) dan udara. 3. Pemerintah Adalah alat kelengkapan Negara yang harus
bertugas memimpin organisasi Negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah Negara. 4.
Pengakuan Negara Lain Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan konstitusif sehingga tidak bersifat mutlak.

Ada dua macam pengakuan suatu Negara, yakni pengakuan de facto ialah pengakuan atas fakta adanya
Negara dan pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu Negara atas dasar pertimbangan
yuridis menurut hokum.

BAB 7 HAK ASASI MANUSIA


A. Pengertian HAM. Menurut Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodarti. HAM adalah hak dasar setiap manusia
yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. HAM ini tertuang dalam UU Nomor 39
Tahun 1999. Menurut UU, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

Critical B ook Review | 1


1
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

B. Perkembangan HAM di Indonesia Secara garis besar, perkembangan pemikiran HAM diIndonesia dapat
dibagi ke dalam dua periode: sebelum kemerdekaan (1980-1945) dan sesudah kemerdekaan . 1. Periode
Sebelum Kemerdekaan Dapat dijumpai dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti
Boedi Oetomo (1908), SI (1911), Indische Partij (1912), Partai Komunis Indonesia (1920), PI (1925) dan
Partai Nasional Indonesia (1927). Puncak perdebatan HAM yang dilontarkan oleh para tokoh pergerakan
nasional, dalam siding BPUPKI para tokoh nasional tersebut berdebat dan berunding

merumuskan dasar-dasar ketatanegaraan dan kelengkapan Negara yang menjamin hak dan kewajiban dan
warga Negara yang hendak diproklamirkan. Perjuangan Boedi Oetomo adalah perjuangan akan kebebasan
berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui organisasi massa dan konsep perwakilan rakyat. 2. Peirode
Setelah Kemerdekaan a. Periode 1945 - 1950
Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada: bidang sipil dan politik
bidang ekonomi, social dan budaya b. Periode 1950- 1959 Dikenal dengan masa demokrasi parlementer. c.
Periode 1959 – 1966 .Masa berakhirnya Demokrasi Liberal, digantikan oleh sistem Demokrasi Terpimpin. d.
Periode 1966 – 1998 e. Periode Pasca
– Orde Baru

BAB 8 OTONOMI DAERAH DALAM KERANGKA NRGARA KESATUAN


REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
A. Hakikat Otonomi Daerah Istilah otonomi daerah pada dasarnya mempersoalkan
pembagian kewenangan kepada organ-organ penyelenggara Negara, sedangkan otonomi menyangkut hak
yang mengikuti pembagian wewenang tersebut. Batasan ini hanya menjelaskan proses kewenangan yang
diserahkan pusat kepada daerah, tetapi belum menjelaskan isi dan keluasan kewenangan serta konsekuensi
penyererahan kewenangan itu bagi badan-badan otonomi daerah.

B. Visi Otonomi Daerah Otonomi daerah sebagai kerangka penyelenggaraan


pemerintahan mempunyai visi yang dapat dirumuskan dalam tiga ruang lingkup utama yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya: politik, ekonomi dan budaya. 1. Visi otonomi daerah di bidang
politik harus dipahami sebagai sebuah proses untuk membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan
daerah yang dipilih secara demokratis dan memelihara suatu

mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggung jawaban public. 2. Visi otonomi daerah
di bidang ekonomi mengandung makna bahwa harus menjamin lancarnya
pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, di pihak lain mendorong terbukanya peluang bagi
pemerintah daerah mengembangkan kebijakan local kedaerahan untuk mengoptimalkan pendyagunaan
potensi ekonomi di daerahnya. 3. Visi otonomi daerah di

Critical Book Review | 10


bidang social dan budaya mengandung pengertian bahwa otonomi daerah harus diarahakan pada pengolaan,
penciptaan dan pemeliharaan integrasi dan harmoni social. Juga dapat memberikan nilai, tradisi, karya seni,
karya cipta, bahasa dan karya sastra local.

C. Sejarah Otonomi Daerah di Indonesia UU No.1 Tahun 1945 yang mengatur tentang
pemerintahan daerah pascaproklamasi kemerdekaan. Ditetapkannya undang-undang ini merupakan hasil dari
berbagai pertimbangan

tentang sejarah pemerinthan di masa kerajaan serta pada masa pemerintah colonial. Dalam undang-undang
ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu keresidenan, kabupaten dan kota. Periode berlakunya undang-
undang ini sangat terbatas. Sehingga dalam kurun waktu tiga tahun belum ada peraturan pemerintah yang
mengatur mengenai penyerahan urusan kepada daerah. Undang- undang ini kemudian diganti dengan UU
No. 22 Tahun 1948 UU tersebut berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan daerah yang
demokratis.

BAB 9 TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND
CLEAN GOVERNANCE)
A. Pengertian Good Governance.Di indonesia, substansi wacana good governance dapat dipadankan dengan
istilah pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Dalam prakriknya, pemerintahan yang bersih adalah
model pemerintahan yang efektif, efesien, jujur, transparan dan bertanggung jawab juga berarti baik dalam
proses maupun hasil-hasilnya. Faktor lain yang tak kalah penting, suatu pemerintahan dapat dikatakan baik
jika produktivitas bersinergi dengan peningkatan indicator kemampuan ekonomi rakyat, baik dalam aspek
produktivitas, daya beli, maupun kesejahteraan spiritualnya. Sebagai sebuah paradigm pengelolaan lembaga
Negara dapat terwujud secara maksimal jika ditopang oleh unsur saling terkait yakni Negara, Masyarakat
Madani serta Sektor Swasta.

B. Prinsip-prinsip Pokok Lembaga Administrasi Negara (LAN) merumuskan Sembilan aspek fundamental
(asas) dalam good governance: 1. Parisipasi Adalah bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam
pengambilan keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah. 2. Penegakan Hukum
Pengelolaan pemerintahan yang professional
harus didukung oleh penegakan hokum yang berwibawa. Tanpa kepastian dan aturan hokum,
proses politik tidak akan berjalan dan tertata dengan baik. Komitmen pemerintah untuk menegakkan hokum
yang mengandung unsurunsur: a.Supermasi hokum, b. Kepastian hukum

Critical B ook Review | 1


1
RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA


Pentingnya urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa
sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar) bagi calon pemegang
tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu, agar calon pemegang
tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah terpengaruh oleh pahampaham asing yang dapat
mendorong untuk tidak dijalankannya nilainilai Pancasila. Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi adalah untuk menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai
pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan Pancasila. Hal

tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti pembangunan dan
pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga negara,
badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan profesi
lainnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

BAB II BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA?


Pada bab kedua ini, membahas sejarah perumusan Pancasila. Bahasan ini penting agar mengetahui
dan memahami proses terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara. Tujuannya adalah agar dapat
menjelaskan proses dirumuskannya Pancasila sehingga terhindar dari anggapan bahwa Pancasila merupakan
produk rezim Orde Baru. Pembahasan pada bab kedua ini, diawali dengan penelusuran tentang konsep dan
urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.

BAB III BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA?


Bab ketiga membahas kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan ini mengkaji
hubungan antara Pancasila dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila dan Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran Pancasila dalam pasal pasal UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945, implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara, khususnya dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan
hankam. Pada bab ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik Indonesia dalam
kehidupan bernegara.

BAB 4 PANCASILA MENJADI MENJADI IDEOLOGI NEGARA?


Ideologi merupakan seprangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Critical Book Review | 12


A. Menulusuri Konsep Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara
1. Konsep Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Critical B ook Review | 1


1
Istilah ideologi berasal dari kata Idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, citacita, dan logos
yang berarti ilmu. Ideologis secara etimologis artinya ilmu tentang ide-ide (the scince of ideas), atau ajaran
tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013:60-61).

Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut digunakan Destut de
Tracy pada penghujung abad kedelapan belas. Tracy menyebut ideologi sebagai Science of Ideas, yaitu suatu
program yangdiharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat perancis.

BAB 5 MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT?


A. Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
1. Filsafat Pancasila Sebagai Genetivus Objektivus dan Genetivus Subjektivus
Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai objek yang dicari
landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat yang

berkembang dibarat. Pancasila sebagai genetivus-subjektivus, artinya Nilai-nilai Pancasila dipergunakan


untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila


Pancasila sebagai Genetivus Subjektivus memerlukan landasan pijak filosofis yang kuat yang mencakup tiga
dimensi, yaitu landasan ontologis, landasan epistemologis dan landasan aksieologis. Ontologi menurut
pandangan Bakker adalah ilmu yang paling universal karena objeknya meliputi segala-galanya (ekstensif)
dan menurut segala aspeknya (intesif).

Manusia adalah makhluk individu sekaligus sosial (monodualisme), yang secara universal
berlaku pula bagi substansi infrahuman, manusia dan Tuhan. Kelima sila Pancasila menurut Bakker
menunjukkan dan mengandaikan kemandirian masing-masing, tetapi menekankan kesatuan yang mendasar
dan ketrkaitan dalam relasi-relasi. Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas
hakikat dan rasion d’etre sila-sila Pancasia sebagai dasar filosofis negara Indonesia.

BAB 6 BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA?


Pancasila dikaji sebagai sistem etika yang meliputi: pengertian etika, etika Pancasila, Pancasila
sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi, kerusakan lingkungan, dekadensi moral, dan lain-lain.
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa

Critical B ook Review | 18


Indonesia juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau
panduan kepada setiap warga negara Indonesia untuk bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem
etika dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki
kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Critical B ook Review | 17


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Keunggulan Buku


1. Dimana Buku ini menurut saya dari segi warna dan sampul sudah menarik, karena kebanyakan
pembaca tertarik pada buku itu ialah ketika ia melihat buku itu bewarna, bergambar dan bagus
untuk dibaca serta tulisan dalam buku nya pun bagus.

2. Buku ini juga terlihat bagus dari sisi Rangkuman, karena dalam buku ini dilampirkam juga
rangkuman dari setiap bab. Hal itu membuat pembaca yang menggunakan buku ini dapat membaca
rangkuman atau kesimpulan dari tiap bab yang dibaca.

3. Buku ini juga dilengkapi link-link atau website di setiap gambar yang ditampilkan di setiap bab. Itu
sebabnya buku ini sudah terjamin mutu nya karena melampirkan website.

4. Materi yang tercantum dalam buku ini sudah lumayan lengkap dan sedikit lebih rinci sehingga bisa
dijadikan buku utama dalam pembelajaran.

3.2 Kelemahan Buku


1. Menurut saya, buku ini sudah sempurna Cuma bagi saya buku ini terlalu banyak melampirkan dan
menyuruh peserta didik / Mahasiswa yang menggunakan buku harus extra dalam mengerjakan tugas
rutin di setiap sub-bab maupun di akhir bab.

2. Adanya penjabaran materi yang terlalu pangjang membuat siapa yang membaca terkadang bosan
dan ngantuk dikarenakan selain kalimat panjang adanya kalimat-

kalimat yang kurang dimengerti.


3. Menurut saya buku ini susah ditemukan atau diperjual belikan sebagai bahan ajar ataupun buku
pegangan Mahasiswa, karena kebanyakan buku yang ada di kalangan Mahasiswa biasanya dari
diktat yang diberi oleh Dosen per tiap mata kuliah.

Critical B ook Review | 18


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa saya paparkan ialah :

1. Bab pertama, diawali dengan latar belakang pendidikan Pancasila; kebijakan nasional pembangunan
bangsa dan karakter; landasan hukum pendidikan Pancasila; kerangka konseptual pendidikan
Pancasila; visi dan misi; tujuan pendidikan
Pancasila; desain mata kuliah; kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pada bagian
pengantar ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan perjalanan pendidikan
Pancasila di Indonesia.

2. Bab kedua, membahas Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia. Pokok bahasan ini
mengkaji dinamika Pancasila pada era pra kemerdekaan, awal kemerdekaan, Orde Lama, Orde
Baru, dan Reformasi. Pada bagian ini, mahasiswa akan dihantarkan untuk memahami arus sejarah
bangsa Indonesia, terutama terkait dengan sejarah perumusan Pancasila. Hal tersebut penting untuk
diketahui karena perumusan Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia mengalami dinamika yang
kaya dan penuh tantangan.

3. Bab ketiga, membahas kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan ini mengkaji
hubungan antara Pancasila dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila dan
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran Pancasila dalam

pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan negara, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial
budaya dan hankam. Pada bab ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan
pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik
Indonesia dalam kehidupan bernegara.

4. Bab keempat, dibahas tentang kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara. Pokok
bahasan ini mengkaji Pengertian dan Sejarah Ideologi, Pancasila dan Ideologi Dunia, Pancasila dan
Agama. Bahasan ini sangat penting karena ideologi merupakan seperangkat sistem yang diyakini
setiap warga negara dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


5. Bab kelima, mengkaji pengertian filsafat, filsafat Pancasila, hakikat sila-sila Pancasila. Pancasila
sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang menggugah kesadaran para pendiri negara,
termasuk Soekarno ketika menggagas ide
philosofische grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai
filosofis yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Perenungan yang

Critical B ook Review | 17


berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila oleh
PPKI, termasuk salah satu momentum untuk menemukan Pancasila sebagai sistem filsafat.

6. Bab keenam, Pancasila dikaji sebagai sistem etika yang meliputi: pengertian etika, etika Pancasila,
Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi, kerusakan lingkungan, dekadensi moral,
dan lain-lain. Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia
juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada
setiap warga negara Indonesia untuk bersikap dan bertingkah laku.

7. Bab ketujuh, membahas dan mengkaji Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, yang
meliputi nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan. ebagai dasar
pengembangan ilmu. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini, mencapai
kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami

perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang
melingkupinya artinya iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya.

4.2 Saran
Adapun saran saya menganai buku ini ialah :

1. Bagi Mahasiswa/Pelajar, Mahasiswa sebagai insan akademis yang bermoral Pancasilais juga harus
terlibat dan berkontribusi langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan
sikap tanggung jawab warga negara. Tanggung jawab yang penting berupa sikap menjunjung tinggi
moralitas dan menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penguasaan
pengetahuan tentang pengertian etika, aliran etika, dan pemahaman Pancasila sebagai sistem etika
sehingga mahasiswa memiliki keterampilan menganalisis persoalan persoalan korupsi dan
dekadensi moral dalam kehidupan bangsa Indonesia.

2. Bagi Para Pengajar (Guru, Dosen, Ataupun PPL/PPG), bahwasanya buku ini sangat cocok
digunakan sebagai materi pendukung ketika pembelajaran berlangsung. Karena buku ini sangat
lengkap materinya, dimana dijabarkan semua mulai dari konsep, definisi, gambar, menurut para ahli
dan sejarah. Dan buku ini juga sangat cocok digunakan sebagai pendukung pemaparan materi di
kelas dalam pelajaran Pendidikan Pancasila.

3. Bagi Pembaca, buku ini sangat cocok dibaca-baca atau untuk sebagai pendukung referensi
tambahan tugas. Karena biasanya pembaca jauh lebih tertarik membaca
buku ketika ada tugas yang disuruh oleh Guru / Dosen untuk mencari pendukung referensi buku
lainnya.

Critical B ook Review | 18


DAFTAR PUSTAKA

Ubadeillah dan Abdul,2015. pancasila,demokrasi,HAM,dan masyarakat madani,Kencana,Jakarta.

Tim Penyusun RISTEKDIKTI, 2016. “ Pendidikan Pancasila Untuk Pergurua n Tinggi”. Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Jakarta.

Critical B ook Review | 17

Anda mungkin juga menyukai