Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

KONSEP RUMPUN KEUILMUAN KEWARGANEGARAAN

POLITIK SOSIAL KEWARGANEGARAAN

NAMA MAHASISWA : NADILA SEPTIANI RITONGA


NIM : 3211111001
DOSEN PENGAMPU : ABDINUR BATUBARA Spd,Mpd.
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU KEWARGANEGARAAN

PROGRAM STUDI PENDIDKAN PANCASILA&KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat Rahmat
dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan CBR di mata kuliah pengantar ilmu
kewarganegaraan ini. Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam
penyusunan tugas ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak ABDINUR
BATU-BARA, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu saya di mata kuliah pengantar ilmu
kewarganegaraan Yang telah memberikan tugas ini.

Saya sangat berharap Semoga tugas CBR yang saya buat ini dapat berguna dan
bermanfaat dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita semua mengenai
pengantar ilmu kewarganegaraan saya juga menyadari sepenuhnya dalam penulisan dan
penyusunan tugas ini terdapat banyak sekali Kekurangan dan jauh dari kata sempurna,
karena pada dasarnya Saya hanya manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, karena
pada dasarnya saya hanya manusia biasa yang jauh dari kata sempurna dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, Saya berharap kritik serta
saran yang membangun untuk perbaikan tugas yang akan saya buat kedepannya.

Harapan dan tujuan saya dalam penyusunan Tugas ini adalah agar dapat bergunaan
dan bermanfaat serta sebagai salah satu sumber pembelajaran yang dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan. Atas segala Perhatian dan dukungan serta doa semua
saya ucapkan terimakasih.

Medan ,23 November 2021

Nadila S Ritonga

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A.Rasionalisasi CBR ..................................................................................................... 1
B.Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR) ...................................................... 1
C.Manfaat Critical Book Report (CBR) ..................................................................... 1
D. Identitas Buku yang Direview ................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................................. 3
RINGKASAN ISI BUKU.............................................................................................. 3
BAB III............................................................................................................................. 10
PEMBAHASAN / ANALISIANALISIS ....................................................................... 10
A. Analisis Isi Buku ..................................................................................................... 10
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku ................................................................... 11
BAB IV ............................................................................................................................. 12
PENUTUP ........................................................................................................................ 12
A.Kesimpulan : ............................................................................................................ 12
B.Saran :....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi CBR

CBR bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu buku atau artikel
tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau meriview, menginterpretasi serta
menganalisis dan bukan merupakan pembuktian benar atau salah suatu artikel atau buku.
Dengan kata lain, melalui CBR pembaca(review) menguji pikiran pengarang/penulis
berdasarkan sudut pandang pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki.

Selain itu, dengan adanya Critical Book Report (CBR) ini dapat mengasah
kemampuan menulis sebuah karya ilmiah akademik yang merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa. Penulisan karya ilmiah peranan dan kedudukan yang
sangat penting dan merupakan bagian dari tuntutan forma akademik.

B.Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)


a) Untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum
b) Menambah kemampuan berpikir sistematis dan kritis
c) Meningkatkan budaya membaca
d) Menguatkan kemampuan berfikir logis

C.Manfaat Critical Book Report (CBR)

a.Melatih Mahasiswa untuk berpikir kritis

b.Melatih kemampuan untuk menulis karya ilmiah

c.Melatih kemampuan mengekspresikan pendapat dalam memandang buku yang akan di


review

1
D. Identitas Buku yang Direview

Buku Utama (buku satu)

Judul buku : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

Edisi : Pertama

Penulis : Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd.

Penerbit : Unimed Press

Kota terbit : Medan

Tahun terbit : 2017

Jumlah Halaman : 261 hlm

ISBN :

Buku Pembanding (buku dua)

Judul buku : Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan

Edisi : Pertama

Penulis : Prof. Dr. Tukiran Taniredja, M.M., dkk.

Penerbit : Penerbit Ombak

Kota terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : 2013

Jumlah Halaman : 244 hlm

ISBN : 978-602-258-094-2

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Bab I Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, ialah kata "pendidikan" dan kata
"kewarganegaraan". Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal Ayat (I) definisi pendidikan sebagai
berikut;pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keerdacan.
akhlak mulia, sertakelerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
(UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1).

Menurut winataputra (Winarno 2014: 16) Pendidikan Kewarganegaraan sudah


menjadi bagian dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam
status.Pertama sebagai mata pelajaran di sekolah, kedua sekolah mata kuliah perguruan
tinggi, ketiga sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial
dalam kerangka program pendidikan guru, keempat sebagai pedoman pendidikan politik
yang dikemas dalam bentuk penataran penuh penghayatan dan pengamatan Pancasila
yang pernah dikelola oleh pemerintah sebagai salah satu program kelima sebagai
kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait yang
dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai Pendidikan
Kewarganegaraan pertama, kedua, dan ketiga, dan keempat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian


PendidikanKewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang membentuk
peserta didikmenjadi warga negara yang berkarakter, cerdas, terampil, dan bertanggang
jawab sehinggadapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa, dan negara sesuai
ketentuan Pancasila danUUD NRI 1945. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

3
proses pembelajaran yang berusaha untuk membangun civic knowledge, skill, dan
disposition peserta didik sehingga tujuan untuk membangun warga negara yang baik
dapat terwujud.

Bab II Identitas Nasional

Bangsa Indonesia adalah bangsa agraris sebagai besar penduduk Indonesia


bermatapencaharian sebagai petani hal secara umum di sebagian suku-suku Indonesia
adalah sistem paguyuban.Identitas nasional berasal dari kata National Identity dapat
diartikan sebagai kepribadian nasional atau jati diri nasional kepribadian nasional atau
jati diri nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa. Jika ada yang orang yang mengatakan
bahwa negara Indonesia adalah bangsa yang besar adalah bangsa yang berbudaya maka
itulah yang kita katakan kepribadian atau jati diri nasional bangsa Indonesia.

Unsur-unsur pembentukan Identitas Nasional :

1. Identitas kesukubangsaan (Identity cultural unity)

Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalamarti
sosiologis dan antropologis. Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan ras,
suku,agama, adat budaya, keturunan, dan daerah asal. Identitas yang dimiliki oleh sebuah
cultural unity bersifat ascribtife (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah, primer dan
etnik. Setiap anggota cultural unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya.

2. Identitas Kebangsaan (Identity political unity)

Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik yaitu bangsaa-bangsa.
Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara namun
dewasa ini negara yang relatif homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak
terjadi. Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru untuk bangsanya yang disebut
juga sebagai identitas nasional. Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa
di dalamnya identitas bangsa yang bersifat buatan sekunder etis dan nasional (Budi
Juliardi, 2016: 36).

Bab III Integrasi Nasional

Tentang integrasi, (Myron Weiner (1971) dalam Ditjendikti, 2012: 178) memberikanlima
definisi mengenai integrasi, yaitu: 1. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas

4
nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-
ikatan yang lebih sempit. 2. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang
kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan
kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat tertentu. 3. Integrasi menunjuk pada
masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang diperintah, mendekatkan
perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa. 4.
Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang
diperlukan dalam memelihara tertib sosial. 5. Integrasi integrasi merujuk pada penciptaan
tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi mencapai tujuan bersama.

Sejalan tersebut definisi tersebut, Myron Weirner dalam Ramlan Surbakti 2010
membedakan 5 tipe integrasi, yaitu : 1. Integrasi bangsa. 2. Integrasi wilayah. 3.
Integrasinilai. 4. Integrasi elit massa. 5. Integrasi tingkah laku atau perilaku integratif.

Bab IV Negara dan Konstitusi

Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara harus tunduk
pada kekuasaan negara, karena organisasi negara sifatnya mencakup semua orang yang
ada di wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.Melalui
kehidupan bernegara dengan pemerintahan yang ada di dalamnya, masyarakat
inginmewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti terwujudnya ketenteraman, ketertiban,
dankesejahteraan masyarakat.Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap
negara pasti memilikikonstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin
terbentuk. Sebagai hukumdasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-
hal yang mendasar dalamkehidupan suatu negara. Jadi segala praktik-praktik dalam
penyelenggaraan negara harusdidasarkan pada konstitusi dan tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi tersebut.Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam
kehidupan ketatanegaraan suatu negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu.
Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk
dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan formal yang sama.

Bab V Hak Asasi Manusia

Dewasa ini isu mengenai HAM telah menjadi perhatian dunia, bahkan tidak jarang suatu
negara dalam memberikan bantuan atau kebijakan lainnya dikaitkan dengan pelaksanaan

5
HAM. Sejumlah negara maju mencanangkan HAM sebagai bagian dari program
nasionalnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menjadikan HAM sebagai salah
satu agenda yang perlu ditangani secara serius. Penghormatan terhadap HAM telah
menjadi ukuran bagi diakuinya suatu pemerintahan. Pemerintah suatu negara yang tidak
menghargai HAM mendapat kecaman bahkan bisa dikucilkan dari pergaulan
internasional (Winataputra, 2010). Menurut Didik B. Arif (2014: 133-134) menjelaskan,
ada beberapa prinsip pokok yang terkait dengan penghormatan, pemenuhan, pemajuan,
dan perlindungan HAM.Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1. Prinsip universal, bahwa
HAM itu berlaku bagi semua orang, apapun jenis kelaminnya, statusnya, agamanya, suku
bangsa atau kebangsaannya. 2. Prinsip tidak dapat dilepaskan (inalienable), yaitu
siapapun, dengan alasan apapun, tidak dapat dan tidak boleh mengambil hak asasi
seseorang. Seseorang tetap mempunyai hak asasinya kendati hukum di negaranya tidak
mengakui dan menghormati hak asasi orang itu atau bahkan melanggar hak asasi
tersebut. 3. Prinsip keseimbangan, artinya bahwa perlu ada keseimbangan dan
keselarasan di antara HAM perorangan dan kolektif di satu pihak dengan tanggung jawab
perorangan terhadap individu yang lain, masyarakat dan bangsa di pihak lainnya. Hal ini
sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

6
Bab VI Demokrasi

Kata demokrasi sudah terbiasa terdengar di kalangan masyarakat umum dalam berbagai
peristiwa dan konteks, kita sering menyebutkan. Kata demokrasi dan demikian pula
dalam bentuk sifatnya yaitu demokratis kita gunakan untuk berbagai tingkatan mulai
individumasyarakat bangsa maupun negara. Walaupun demikian kata demokrasi, ataupun
sifatdemokratis tidak jarang dipakai dalam konteks yang justru bertentangan dengan
maknademokrasi itu sendiri. Secara etimologi kata demokrasi berasal dari istilah
“Demokrasi” yangberarti Rule of Survival merupakan paduan dari 2 kata “Demos”
berarti “Rakyat” dan “Kratos” berarti “Kekuasaan (power) atau pemerintahan”. Menurut
Ranney ada empat prinsip yang terkait dengan pemerintahan demokrasi, yaitu :

1. Kedaulatan rakyat

2. Persamaan politik

3. Konsultasi kepada rakyat

4. Mayoritas

Bab VII Negara Hukum

Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan
bagiseluruh warga negara, dengan adanya keadilan dalam masyarakat maka, akan
tercapai kebahagiaan dalam masyarakat itu untuk mendasari keadilan tersebut pada setiap
warga negara perlu diajarkan norma Susila agar mereka menjadi warga negara yang baik,
demikian pula peraturan hukum yang sesungguhnya itu hanya ada apabila peraturan
dimaksudkan mencerminkan keadilan dalam pergaulan hidup antar warga negara
(Arumandi dan Sunarto,

1990).Ketentuan pasal 1 ayat 3 berasal dari penjelasan UUD NRI 1945 yang diangkat ke
dalam UUD NRI 1945 negara hukum adalah negara yang menegakkan supremasi hukum
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan tidak bertanggung
jawabankan. Indonesia adalah salah satu negara yang merupakan negara hukum,
kedudukan

Indonesia sebagai bidang lain, realitas kehidupan masyarakat Indonesia yang tidak
bisadilepaskan dari keberadaan hukum yang melekat pada masyarakat yang multi etnis

7
dan multikultur istilah negara hukum tidak asing lagi dalam pengetahuan ketatanegaraan
sejakzaman dulu hingga sekarang ini.

Bab VIII Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel 1844 sebagai ilmu bumi politik
atau political geografi, istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh sarjana
ilmu politik Swedia Rudolf Kjellen 1864 dan Karl Haushofer dari Jerman menjadi
geografi politik dan disingkat geopolitik. Berdasarkan pengertian tersebut, geopolitik
dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi National Geographic
atau kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi wilayah atau
teritorial dalam arti luas lautan negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara. Pandangan
geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan
yang luhur dengan jelas tertuang di dalam Pembukaan UUD NRI 1945, bangsa Indonesia
adalah bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia
menolak segala bentuk penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Oleh karena itu wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia.

Bab IX Ketahanan Nasional

Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai berikut : 1) Mandiri, artinya ketahanan

nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan dan keuletan dan ketangguhan yang

menyandang prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan

kepribadian bangsa. 2) Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan


dapat

meningkat dan menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta
kondisi

lingkungan startegisnya. 3) Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat


integrative

yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi danselaras

8
diantara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4) Wibawa,

artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat

diwujudkan kewibaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat

menjadi daya tangkal suatu negara. 5) Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan
nasional

tidak menutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan

kekuatan fisik semata, tetapi lebh pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling

menghargai dan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

9
BAB III

PEMBAHASAN / ANALISIANALISIS

A. Analisis Isi Buku


a. Keterkaitan antar Buku

Dalam buku “Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi” karya


ApiekGandamana, S.Pd., M.Pd., serta pada buku “Konsep Dasar Pendidikan
Kewarganegaraan”karya Prof. Dr. Tukiran Taniredja, M.M., dkk., sama-sama membahas
tentang konsep-konsep

yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kewarganegaraan Republik Indonesia, negara


hukumdan konstitusi, hak dan kewajiban warga negara, demokrasi berdasarkan Pancasila
dan UUDNRI 1945, wawasan nusantara, dan upaya bela negara untuk mewujudkan
ketahanannasional. Kedua buku ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

b. Kemutakhiran isi buku

Menurut saya pada buku “Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi”karya


Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd., sudah cukup relevan bagi para pembaca danmahasiswa
karena telah dilengkapi dengan rangkuman, sumber referensi yang memadai, sertasoal-
soal yang berupa pertanyaan untuk menguji wawasan kita di setiap akhir bab. Bahasa

yang digunakan pun cukup mudah dipahami, akan tetapi cara penyampaiannya
cenderungberputar-putar tidak fokus ke dalam satu pembahasan. Terkadang apa yang
dituliskan di babpertama, muncul lagi di bab kedua, dan hal itu cukup banyak ditemui
sehingga pembahasanmenjadi kurang fokus. Sedangkan pada buku “Konsep Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan”karya Prof. Dr. Tukiran Taniredja, M.M., dkk., ide yang
terkandung sangat terperincimemaparkan tentang pendidikan kewarganegaraan dan
terdapat pernyataan para ahli dalambahasa Inggris yang disertai dengan
terjemahannyasehingga memudahkan pembaca untukmempelajari dan memahami isi
buku.

10
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku

Kelebihan Buku Utama :

1. Buku ini menyajikan materi yang mendalam dan bisa digunakan oleh mahasiswa
dengan materi yang tidak sulit untuk dipahami.

2. Dari segi kebahasaan sangat tepat dan mudah dimengerti mengenai apa yang
dijelaskan pada isi buku ini.

3. Desain penyusunan buku cocok untuk menjadi pembelajaran bagi mahasiswa ataupun
bagi calon guru karena buku ini sangat membantu dengan adanya soal-soal dan
pengembangan sikap.

Kekurangan Buku Utama :

1. Terkadang apa yang dituliskan di bab pertama, muncul lagi di bab kedua, dan hal itu
cukupbanyak ditemui sehingga pembahasan menjadi kurang fokus.

Kelebihan Buku Pembanding :

1. Dari segi pembahasan sangat lengkap dan detail, terdapat pernyataan para ahli disertai
dengan terjemahannya yang dijabarkan dalam buku ini.

2. Terdapat glosarium yang berisi kata kunci dan kata-kata sulit dalam buku sehingga
memudahkan pembaca lebih memahami isi buku.

3. Tercantum pasal-pasal dalam Undang-Undang yang sangat terperinci mengenai Hak


Asasi Manusia dalam Konstitusi.

Kekurangan Buku Pembanding :

1. Dalam buku Konsep Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak terdapat rangkuman pada

setiap akhir bab sehingga mahasiswa/pembaca kurang dapat menemukan intisari dari
materi.

11
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan :
Pancasila sebagai karya besar bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi
besardunia lainnya. Pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara untukmenumbuhkan sikap demokratis bagi warga negara dalam
mengaktualisasikan nilai-nilaiyang terkandung di dalamnya. Buku ini berisi tentang
materi kewarganegaraan yang sangattepat bagi mahasiswa dalam mengembangkan sikap
berkewarganegaraan yang baik dan jugamembentuk mahasiswa menjadi warga negara
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanahair. Disusun dengan berdasarkan pada
4konsensus kebangsaan yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI), dan Bhinneka
Tunggal Ika yang merupakan substansi kajian untuk Pendidikan Kewarganegaraan.

B.Saran :
Saran antara buku 1 (wajib) dengan buku 2 (pembanding) antara keduanya sudah

bagus. Dan keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi,
baik dari segi format dan penulisan struktur buku, penggunaan bahasa, kualitas isi buku,
dan sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya ditingkatkan
lagi agar kualitas buku ini semakin meningkat dan para pembaca semakin semangat
untuk membacanya. Dan apa yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya
diperbaiki agar kesempurnaan buku ini tercapai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Narmoatmojo, Winarno dkk. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan


Tinggi.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Taniredja, Tukiran dkk. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:

Penerbit Ombak.

13

Anda mungkin juga menyukai