Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

MK. PENDIDIKAN
KEWANEGARAAN

PRODI S1 SI - FBS

PENDIDIKAN KEWANEGARAAN

KELOMPOK III

NAMA MAHASISWA : ANGGI KRISTIAN SIBARANI (2182210001)

DEDHE KHAIRINA (2183510003)

LILIA SEPTIA NINGSIH (2181210001)

DOSEN PENGAMPU : HODRIANI SITOMPUL

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWANEGARAAN

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

September 2019
EXECUTIVE SUMMARY

Berdasarkan buku yang saya review atau telaah berjudul Pendidikan Kewarnegaraan
dan Paradigma Terbaru Pendidikan Kewarnaganegaraan Mahasiswa kepemimpinan selalu
memberikan kesan yang menarik. Topik ini memberikan daya tarik yang kuat pada setiap
orang, literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana
menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan dan
syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik. Buku ini juga bertujuan untuk memberikan uraian
menegenai hal-hal yang baik tentang kepemimpinan.
Pemimpin memiliki tanggungjawab yang besar dalam menjalankan kelompok atau
organisasi yang dipimpinnya. Sehingga seorang pemimpin harus menjalankan seluruh tugas,
fungsi serta hal lainnya yang melekat dan menjadi tanggungjawabnya.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
yang telah diberikan-Nya. Sehingga saya dapat menyusun makalah Critical Book Report
(CBR), yaitu salah satu tugas saya dalam mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan

Saya harap buku ini dapat menambah pengetahuan serta bermanfaat kepada para
pembaca. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca. Mungkin makalah ini masih
memiliki kekurangan, oleh karena itu saya menerima saran dan kritik yang diberikan.

Medan, September 2019

Dedhe Khairina

iii
DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY ............................................ii

KATA PENGANTAR ............................................iii

DAFTAR ISI ............................................iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ............................................1


B. Tujuan ............................................1
C. Manfaat ............................................1
D. Identitas Buku ............................................2

BAB II. RINGKASAN ISI BUKU ............................................3

BAB III. PEMBAHASAN ............................................10

A. Pembahasan Isi Buku ............................................11


B. Kelebihan dan Kekurangan Buku ............................................11

BAB IV PENUTUP ............................................13

A. Simpulan ............................................13
B. Rekomendasi ............................................13

DAFTAR PUSTAKA ............................................14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Dalam penulisan CBR kita butuh keterampilan dalam membuatnya karena dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain bukanlah hal yang mudah.

Sering kali kita mengalami kebingungan dalam memahami sebuah isi buku yang
dibaca dan isi buku yang dibaca kurang memuaskan misalanya dalam segi bahasa dan
pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR kepemimpinan ini untuk
mempermudah pembaca dalam memahami sebuah pemabahasan yang ada didalan
sebuah buku.

B. Tujuan Penulisan CBR


Mengkritisi serta membandingkan sebuah buku tentang kepemimpinan dengan
buku atau sumber lain yang relevan. Yang menjadi indicator pembanding dalam buku-
buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar bab, dan kelemahan-
kelebihan pada buku-buku yang dianalisis. Selain mengkritik erta membandingkan,
pembaca juga dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru karena mendapatkan
informasi lain dari sumber yang relevan.
C. Manfaat Penulisan CBR

1. Mengetahui ringkasan dari kedua buku yang dikritik

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kedua buku

3. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku

4. Agar pembaca tanggap terhadap hal-hal penting penting yang ada didalam kedua
buku

5. menambah wawasan pengetahuan tentang setiap pembahasan yang dibahas dalam


buku yang dianlisis

1
D. Identitas Buku

1. Judul Buku : Paradigma Terbaru Pendidikan Kewargenegaraan

2. Edisi :-

3. Pengarang : Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan

4. Penerbit : ALFABETA, CV

5. Kota Terbit : Bandung

6. Tahun Terbit : 2017

7. ISBN : 978-602-289-288-5

Identitas Buku Pembanding

1. Judul Buku : Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan


2. Edisi : Edisi ketiga
3. Pengarang : Dr. Winarno, S.Pd., M.Si.
4. Penerbit : PT Bumi Aksara
5. Kota terbit : Jakarta, bumi aksara
6. Tahun terbit : 2014
7. Isbn : 978-602-217-292-5

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. INTERGRASI NASIONAL
Indonesia adalah bangsa besar yang terdiri atas berbagai suku, kebudayaan, dan
agama. Kemajemukan itu merupakan kekayaan dan kekuatan yang sekaligus menjadi
tantangan bagi bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam
menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berbangsa, baik yang
berasal dari dalam maupun luar negeri.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda yang berasal dari berbagi daerah
menyadari sepenuhnya akan kekuataan yang dapat dibangun dari persatuan dan
kesatuan nasional. Mereka bersepakat untuk bersatu melalui Sumpah Pemuda yang
menegaskan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan, yaitu Indonesia.
Semangat dan gerakan untuk bersatu itu menjadi sumber inspirasi bagi munculnya
gerakan yang terkonsolidasi untuk membebaskan diri dari penjajahan.
Sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri negara
menyadari bahwa keberadaan masyarakat yang harus diakui, diterima, dan dihormati,
yang kemudian diwujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Namun, disadari
bahwa ketidakmampuaan untuk mengelola kemajemukan dan ketidaksiapan sebagian
masyarakat untuk menerima kemajemukkan tersebut serta pengaruh berkelanjutan
politik kolonial divide et impera telah mengakibatkan terjadinya berbagai gejolak
yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

3
1. Pengertian Integrasi Nasional
Istilah intergrasi nasional terdiri dari kata intergrasi dan nasional. Intergrasi berasal
dari bahasa Inggris “intergration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.
Intergrasi memiliki dua pengertian, yaitu (a) pengendalian terhadap konflik dan
penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu dan (b) membuat suatu
keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Merujuk pada pengertian kedua,
mengintegrasikan berarti menyatukan unsur-unsur yang ada.

Menurut KBBI , kata integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan


sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Berintegrasi artinya berpadu
(bergabung agar menjadi kesatuaan yang utuh). Kata “ mengintegrasikan”
berarti membuat untuk atau menyempurnakaan dengan jalan menyatukan
unsur-unsur yang semula terpisah pisah.

Saafroedin Bahar (1997) menyatakan bahwa integrasi nasional adalah upaya


menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.
“Mengintegrasikan” berarti membuat untuk atau menyempurnakan dengan jalan
menyatukan unsur-unsur yang semula terpisah-pisah. Menurut Howard Wringgins,
integrasi bangsa berarti penyatuan bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat
kecil yang banyak menjadi satu bangsa.

Istilah integrasi nasional mempunyai dua macam pengertian, yaitu :

a. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok


budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional.
b. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasaian fungsi
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

4
2. Jenis Integrasi

Myron Weiner dalam Yahya Muhaimin & Colin Mc Andrews (1982) membedakan 5
(lima) tipe jenis integrasi yaitu:
a. Integrasi bangsa, yakni proses penyatuaan berbagai kelompok budaya dan
sosial ke dalam satu kesatuan wilayah dan pada pembetukan identitas
nasional. Yang mana membangun rasa kebangsaan dalam suatu wilayah.
Contoh: Bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama,ras, dan
golongan bersedia berintegrasi dalam satu negara, yakni negara Indonesia yng
dilandasi kebangsaan yang satu pula.
b. Integrasi wilayah, yakni pembentukan wewenang kekuasaaan nasional pusat
di atas unit-unit atau wilayah-wilayah yang lebih kecil yang mungkin
beranggotakan suatu kelompok budaya atau sosial tertentu.
Contoh: Negara Indonesia memiliki kedaulatan wilayah dari Sabang sampai
Marauke, dengan batas-batas yang telah di tetapkan.
c. Integrasi nilai, yakni adanya konsensus atau persetujuan terhadap nilai-nilai
bersama yang diperlukan untuk memelihara tertib sosial.
Contoh: Masyarakat Indonesia bersepakat bahwa Pancasila merupakan nilai
bersama yang mampu menyatukan keragamaan dan perbedaan.
d. Integrasi elit-massa, yakni kemampuan menghubungkan antara yang
memerintah dengan yang diperintah, antara penguasa
Contoh: Adanya komunikasi yang intensif antara kepala desa dengan warga
desa.
e. Integrasi tingkah laku (tindakan integratif), yakni kemampuan orang-orang di
dalam masyarakat untuk berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan
bersama dan yang bermanfaat
Contoh: Orang-orang yang mendirikan satu perusahaan lalu mereka bekerja
bersama di bawah satu manajemen.

5
3. Strategi Integrasi Bangsa

Persoalan konflik yang dari waktu ke waktu semakin meningkat, merupakan


tantangan bagi terbentuknya masyarakat Indonesia yang bersatu dan hidup
berdampingan dalam perbedaan secara damai. Upaya pemerintah untuk mengatasi
masalah konflik sosial menurut UU ini dicantumkan dalam pasal 3 :

1) Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan


sejahtera;
2) Memelihara kondisi damai dan harmonis dalam hubungan sosial
kemasyarakatan.
3) Meningkatkan tenggang rasa dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara;
4) Memelihara keberlangsungan fungsi pemerintah;
5) Melindungi jiwa, harta benda, serta sarana dan pasaran umum;
6) Memberikan perlindungan dan pemenuhan hak korban; dan
7) Memulihkan kondisi fisik dan mental masyarakat serta sarana dan prasana
umum.

6
4. Ancaman Terhadap Integrasi nasional
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
 Ancaman dibedakan menjadi ancaman militer dan ancaman nonmiliter
2.5.1 Ancaman militer =>ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata serta terorganisir
dan sangat berbahaya.
Bentuk ancaman militer
1. perang saudara
2. agresi wilayah
3.sabotase untuk merusak instalasi militer
4. pemberontakan militer
5. pelanggaran wilayah oleh negara lain

2.5.2 Ancaman nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu akan
membahayakan bangsa.
Bentuk ancaman nonmiliter :
1. penyalahgunaan narkoba
2. korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
3. perusakan lingkungan
4. kemiskinan
5. kebodohan
6. lunturnya kesatuan dan persatuan bangsa

7
B. PENGEMBANGAN INTEGRASI DI INDONESIA
1. Integrasi di Indonesia
Dalam kajiannya tentang heterogenitas masyarakat di Indonesia, William Liddle
dalam Nazaruddin Syamsudin (1989) mengindetifikasikan dua jenis halangan
integrasi yang dihadapi negeri ini. Secara Horizontal, dalam arti konfigurasi etnis,
agama, dan geografi Indonesia memang bukan negara yang terpadu dengan ketat,
meskipun dalam hal tertentu masalah integrasi politiknya tidaklah seberat yang di
hadapi negara lain di Asia Afrika. Indonesia terdiri dari sekian ribu pulau yang
lengkap dengan heterogenitas suku yang di Papua saja ± 300 suku bangsa. Dalam
bidang keagamaan pun Indonesia merupakan bangsa yang terpecah dalam berbagai
agama terutama lima agama besar, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan
Buddha.
Secara Vertikal masih terdapat kesenjangan pembangunan antara Jawa dan
Luar Jawa , antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur.
Kemungkinan saat ini sudah ada upaya dalam meminimalkan kesenjangan ini dengan
kebijakan otonomi daerah serta percepatan pembangunan Indonesia bagian Timur.

Integrasi nasional dalam tataran konsep kembali muncul dewasa ini, dalam kajian
para peneliti ketika berbagai Negara menghadapi berbagai persoalan tentang
integrasi.
Dimensi integrasi di Indonesia menurut Christina Drake (1980) ada tiga yaitu: (1)
dimensi sosio kultural yaitu sejauh mana orang dalam satu batas wilayah nasional
memilki karakteristik yang sama dan merasakan mereka sebagai bangsa; (2) dimensi
interaksi, merujuk kepada seberapa tinggi interaksi antar wilayah yang terpisah, ini
dilihat dari tingkat mobilitas, transportasi, dan jaringan komunikasi; dan (3) dimensi
ekonomi, merupakan tingkat ketergantungan ekonomi sebagai pengaruh dari
pertumbuhan ekonomi.
Dilihat dari sisi sejarah politik di Indonesia, integrasi nasional merupakan
sebuah warisan dari nilai-nilai perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia.

8
2. Pengembangan Integrasi

Howard Wriggins dalam Yahya Muhamin & Collin McAndrew (1982) menyebut ada 5
pendekatan atau cara bagaimana bangsa dapat mengembangkan integrasinya. Kelima cara
tersebut adalah:

1) Adanya Ancaman dari Luar.


Adanya acaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyarakat akan
bersatu, meskipun berbeda suku, agama, dan ras, ketika menghadapi musuh bersama.
Contoh, ketika penjajag Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakat Indonesia
bersatu pada melawannya. Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengan saudara
sendiri, suatu saat dapat berintegrasi ketika ada musuh negara yang datang atau ancaman
bersama yang berasala dari luar negeri.
2) Gaya Politik Kepemimpinan.
Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasi masyarakat
bangsa tersebut.
3) Kekuatan Lembaga-lembaga Politik.
Misalnya, birokrasi juga dapat menjadi sarana mempersatukan masyarakat bangsa.
4) Idelogi Nasional.
Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati. Ideologi juga
memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau tujuan itu.
5) Kesempatan Pembangunan Ekonomi.
Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan maka masyarakat bangsa
tersebut dapat menerima sebagai satu kesatuan. Akan tetapi, jika ekonomi menghasilkan
ketidakadilan maka muncul kesenjangan atau ketimpanagan. Orang-orang yang dirugikan
dan miskin akan sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa dengan yang
diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan secra tidak adil.
Pengembangan integrasi bagi bangsa Indonesia untuk masa depan tetap
diperlukan. Pembangunan integrasi harus terus dijalankan dan dikonstruksikan seturut
dengan identitas bangsa sebagai bangsa sebagai pengikat integrasi juga merupakan hasil
konstruksi yang dinamis.

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


1. Pembahasan tentang Integrasi Nasional
Integrasi Nasional dalam buku yang direview Indonesia adalah bangsa besar yang
terdiri atas berbagai suku, kebudayaan, dan agama. Kemajemukan itu merupakan
kekayaan dan kekuatan yang sekaligus menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia
membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam menghadapi dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan berbangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri. Dilihat dari sisi sejarah politik di Indonesia, integrasi nasional merupakan
sebuah warisan dari nilai-nilai perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Istilah intergrasi nasional terdiri dari kata intergrasi dan nasional. Intergrasi berasal
dari bahasa Inggris “intergration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.
Intergrasi memiliki dua pengertian, yaitu (a) pengendalian terhadap konflik dan
penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu dan (b) membuat suatu
keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Merujuk pada pengertian kedua,
mengintegrasikan berarti menyatukan unsur-unsur yang ada.

Istilah integrasi nasional mempunyai dua macam pengertian, yaitu :

c. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok


budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional.
d. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasaian fungsi
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

2. Gaya pada buku yang direview memiliki penjabaran yang baik (relevan) pada setiap
jenis atau gaya-gaya daripada buku pembanding yang lebih baik. Sebab pada buku
pembanding menjelaskan secara garis besar dan menjelaskan setiap gaya integrasi
nasional secarah harfiah.
10
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
1. Dilihat dari aspek tampilan buku, buku yang direview :
a. Kelebihan

Warna yang didominasi oleh warna merah putih dan disertai


gambar gambar dari Indonesia memberikan kesan yang cerah dan
menarik.

b. Kekurangan

Warna tinta pada huruf yang kurang begitu jelas serta kertasnya
yang tidak putih bersih membuat tulisan pada buku ini dapat membuat
sebagian pembaca sulit untuk membacanya. Dan kertas yang terdapat di
buku juga sudah belipat lipat.

Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
adalah :
a. Kelebihan

Penggunaan font sudah memenuhi kreteria dalam penulisan buku


dan dalam aspek layout juga sudah memenuhi kriteria standart dalam
penulisan buku.

b. Kekurangan

Tata tulis buku yang ditelaah beberapa kekurangan, karena


terdapat penulisan kata yamg diulang dan kurang tepat dengan judul atau
pembahsan materi. Serta dalam tata letak ada beberapa judul materi yang
tidak sesuai.

11
2. Dari aspek buku pembanding :
a. Kelebihan
Berdasarkan isi buku yang telah saya telaah sudah cukup baik kerena
memiliki pembahasan materi yang sangat lengkap dan banyak pendapat
para ahli dalam pembahasan materinya ditambah point di berikan contoh-
contoh setiap pembahasan materi.
b. Kekurangan
Pembahasan materi pada Integrasi Nasional di buku pembanding terlalu
sedikit.

Dari aspek tata bahasa buku tersebut adalah :

a. Kelebihan

Penyusunan bahasa di buku ini sudah bagus kerena bahasa yang


digunakan cukup mudah dimengerti dan mudah mengingatnya.

b. Kekurangan
Dengan kelebihannya yang mudah dipahami, saya juga menemukan
beberapa kata yang sulit dimengerti dengan adanya penjelasan serta kata
pengantar yang yang terlalu panjang. Namun, kekurangan ini tidak
menjadi masalah besar, sebab didominasi dengan penyajian yang lebih
mudah dipahami.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Pengembangan integrasi bagi bangsa Indonesia
untuk masa depan tetap diperlukan. Pembangunan integrasi harus terus
dijalankan dan dikonstruksikan seturut dengan identitas bangsa sebagai bangsa
sebagai pengikat integrasi juga merupakan hasil konstruksi yang dinamis.

B. Rekomendasi
Rekomendasi atau saran saya untuk membaca dan bandingkan
sekali lagi buku yang ditelaah ialah layak untuk dijadikan buku panduan
untuk dunia pendidikan. Namun, akan lebih baik jika direvisi ulang
dengan memakai kata pengantar yang efektif dan efisien serta dengan
penjelasannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bandung, Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan.2017. Bandung: Alfabeta.

Winarto. 2014. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di


Perguruan Tinggi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai