Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK

REPORT MK.
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
PRODI S1 PGSD-FIP

WAWASAN NUSANTARA

Nama Mahasiswa : Nanda Syakira Lubis


NIM : 1203311020
Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kelas : J PGSD 20
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ida Duma Riris, M.Si
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

PROGRAM STUDI 1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan critical
Book Report ini dengan judul “ Wawasan Nusantara “ . Critical Book Report ini saya buat guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan , semoga Critical
Book Report ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan critical Book Report ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:
1) Kedua orangtua saya yang selalu mendoakan
2). Kepada ibu dosen pengampuh, Prof. Dr. Ida Duma Riris, M.Si

Saya menyadari bahwa critical Book report ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada di dalam critical
Book Report ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca

Medan, 11 Oktober 2021

Nanda Syakira Lubis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I .......................................................................................................................

PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Tujuan ........................................................................................................

C. Manfaat.......................................................................................................

D. Identitas Buku ...........................................................................................

1. Buku Utama ...............................................................................................

2. Buku Pembanding.......................................................................................

BAB II .....................................................................................................................

RINGKASAN ISI BUKU........................................................................................

Bab 1 .......................................................................................................................

Bab 2 .......................................................................................................................

Bab 3 ......................................................................................................................

Bab 4 ......................................................................................................................

BAB III ..................................................................................................................

PEMBAHASAN....................................................................................................

A. Perbedaan Buku Utama dan Buku Pembanding ................................. ………

B. Keunggulan Buku Utama dan Buku Pembanding............................................

C. Kelemahan Buku Utama dan Buku Pembanding ............................................

BAB IV.................................................................................................................

PENUTUP.............................................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................................

B. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


Membuat CBR dapat menguji keterampilan dalam meringkas dan mengkritik
sebuah buku serta membandingkan 1 buku dengan buku yang lainnya. Memberi nilai dan
mengkritik sebuah karya yang dianalisis.
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita hanya memilih satu buku itu pun kita belum memuaskan. Contohnya,dari
segi bahasnya kita atau informasi yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu,penulis
membuat CBR ini untuk mempermudah pembaca pembaca dalam memilih buku
referensi.

B. TUJUAN PENULISAN CBR


Critical Book ini bertujuan untuk :
Mencari dan mengetahui informasi didalam buku tersebut,serta mngkritik dan
membandingkan buku tersebut dengan buku lain yang memiliki topik yang sama. Yang
dibandingkan didalam buku tersebut adalah pembahasannya yang keterkaitan dengan
babnya,kelemahan dan kelebihan buku tersebut.

C. MANFAAT CBR
Manfaat fari critical Book adalah :
1. Menambah wawasan penulis
2. Mempermudah pembaca dalam memahami isi dari buku
3. Menambah pengetahuan pembaca
D. IDENTITAS BUKU
1.Buku Utama

1. Judul : Wawasan Nusantara

2. Penulis : Sri Widayati

3. Penerbit : ALPRIN

4. Kota terbit : Semarang ( Jawa Tengah )

5. Tahun terbit : 2019

6. Edisi : Cetakan Januari 2010

7. ISBN : - 978-979-070-162-5

- 978-263-637-8 (PDF)
2. Buku Pembanding

1. Judul : Wawasan Nusantara

2. Penulis : Moh. Ega Elman Miska,SP,MSi

3. Penerbit : UNIVERSITAS GUNADARMA

4. Kota terbit : Jakarta

5. Tahun terbit : 2017

6. Edisi : Cetakan 2017

7. ISBN : (PDF)
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I WAWASAN NUSANTARA

A. Pengertian Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara secara etimologi berasal dari bahasa Jawa wawas yang berarti

pandangan, nusa yang berarti kesatuan kepulauan dan antara yang bermakna dua

samudera. Jadi pengertian secara umum dari Wawasan nusantara adalah cara pandang

atau cara melihat kesatuan kepulauan yang terletak diantara (Asia dan Australia) juga dua

samudera (Hindia dan Pasifik)

Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, wawasan nusantara

adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia, tentang jati diri dan lingkungan yang

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah demi tercapainya

tujuan nasional.

Sementara pengertian Wawasan Nusantara menurut dokumen ketetapan MPR

tahun 1999 menyatakan: Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa

mengenai diri dan lingkungan yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan

persatuan dan kesatuan bangsa serta wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tujuan mencapai tujuan nasional.” Wawasan

nusantara memiliki dua tujuan utama, diantaranya:

Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin kepentingan nasional

dalam era globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian
turut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

keadilan sosial, dengan sikap saling menghormati.

Bangsa Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan menjaga kepentingan

nasionalnya dalam kehidupan internasionalnya di semua aspek kehidupan, baik politik,

ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan

nasional yang tertera dalam UUD 1945.

Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan

di segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Bangsa

Indonesia harus meningkatkan kepekaannya dan berupaya mencegah faktor-faktor

penyebab timbulnya disintegrasi bangsa sedini mungkin, juga terus mengupayakan

terjaganya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

B. Hakikat Nusantara

Hakikat wawasan nusantara adalah kesatuan dan keutuhan nasional negara

Indonesia. Hal tersebut secara luas dapat diartikan sebagai cara pandang yang selalu utuh

menyeluruh dalam lingkup nusantara, demi kepentingan nasional. Dalam hakikat

wawasan nusantara, tiap warga negara tanpa kecuali harus berpikir, bersikap, dan

bertindak secara utuh dan menyeluruh, semata-mata demi kepentingan nasional. Oleh

sebab itu, hakikat wawasan nusantara juga dapat diartikan sebagai keutuhan serta

kesatuan wilayah nasional atau persatuan bangsa dan wilayah.

Sementara itu, secara Garis Besar Haluan Negara (GBHN) menjelaskan jika

hakikat wawasan nusantara diwujudkan dengan pernyataan bahwa kepulauan Nusantara

sebagai satu kesatuan ekonomi, politik, sosial budaya, serta ketahanan keamanan.
Dalam hakikat wawasan nusantara, terdapat landasan hukum yang tercantum

dalam Tap MPR berikut ini:

 Tap MPR No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 Maret 1973

 Tap MPR. No. IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN

 Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

C. Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan wawasan nusantara adalah:

 Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat

Indonesia

 Mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,

golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal ini bukan berarti menghilangkan

kepentingan kepentingan individu, kelompok, suku bangsa atau daerah.

Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama

tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat

banyak.

 Meningkatkan rasa, paham, dan semangat kebangsaan (nasionalisme) dalam jiwa

bangsa Indonesia.

BAB II PENTINGNYA WAWASAN NUSANTARA

A. Fungsi Adanya Wawasan Nusantara

Fungsi adanya wawasan nusantara bagi masyarakat Indonesia adalah sebagai pedoman,

motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan,

keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan
daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

B. Aspek Trigatra

Di dalam wawasan nusantara, harus memiliki landasan penting untuk Ketahanan

Nasional. Ketahanan nasional merupakan konsepsi pisau analisis untuk memecahkan

problem atau masalah kehidupan berbangsa melalui pendekatan delapan aspek kehidupan

nasional yang disebut Astagatra. Astagatra terdiri atas Trigatra dan Pancagatra. Dan

berikut ini aspek Trigatra yang menjadi bagian dalam aspek Ketahanan Nasional dalam

wawasan nusantara.

 Letak dan Bentuk Geografis

Dalam wawasan nusantara, terdapat letak geografis wilayah Indonesia dalam peta

dunia yang menampilkan bahwa wilayah negara Indonesia merupakan suatu

kepulauan yang menurut wujud terdiri dari daerah air dengan ribuan pulau di

dalamnya. Dalam bahasa asing, hal tersebut disebut sebagai suatu archipelago

kelvar. Kepulauan disebut archipelago yang terletak antara Benua Asia di sebelah

utara dan Benua Australia di sebelah selatan. Ada pula Samudera Indonesia di

sebelah barat dan Samudera Pasifik di sebelah timur.

Letak geografisnya terletak pada 6 LU-11 LS, 95 BT-141 BT dan dilalui garis

khatulistiwa yang di tengah-tengahnya terbentang garis ekuator sehingga

Indonesia memiliki 2 musim, yakni musim hujan dan kemarau.

 Keadaan dan kemampuan penduduk


Pada wawasan nusantara, terdapat aspek keadaan dan kemampuan penduduk.

Faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional adalah sebagai berikut:

 Faktor yang mempengaruhi komposisi penduduk

Komposisi penduduk dalam wawasan nusantara merupakan susunan

penduduk menurut umur, kelamin, agama, suku bangsa, tingkat

pendidikan, dan sebagainya. Susunan penduduk itu dipengaruhi oleh

moralitas, fertilitas, dan migrasi. Sejauh ini, fertilitas jadi unsur yang

paling berpengaruh terhadap umur dan jenis penduduk golongan muda

yang bisa menimbulkan persoalan penyediaan fasilitas pendidikan,

perluasan lapangan kerja, dan sebagainya yang mempengaruhi komposisi

penduduk pada wawasan nusantara.

 Faktor yang mempengaruhi distribusi penduduk

Selanjutnya, dalam wawasan nusantara juga memiliki faktor yang

mempengaruhi distribusi penduduk. Distribusi penduduk ideal adalah

yang memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan yakni

penyebaran merata. Oleh sebab itu, pemerintah perlu memberikan

kebijakan yang mengatur penyebaran penduduk, misal transmigrasi,

mendirikan pusat pengembangan, pusat industri, dan sebagainya.

Sementara itu, kemampuan penduduk yang tidak seimbang dengan

pertumbuhannya menimbulkan berbagai ancaman terhadap pertahanan

nasional.

 Keadaan dan Kekayaan Alam


Kekayaan sumber-sumber alam sebenarnya terdapat di atmosfer, di

permukaan bumi, laut, perairan, dan di dalam bumi. Dalam wawasan

nusantara, sumber alam sesungguhnya memiliki arti yang sangat luas

karena Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber alam,

meliputi pelican atau mineral, flora, dan fauna, serta sumber lainnya. Sifat

unik tersebut jumlahnya terbatas dan penyebarannya tidak merata

sehingga menimbulkan ketergantungan dari dan oleh negara dan bangsa

lain.

BAB III KERAGAMAN SUKU DAN BUDAYA BANGSA INDONESIA

A. Keberagaman di Indonesia

1. Keberagaman Suku

Suku bangsa atau yang sering disebut etnik dapat diartikan sebagai

pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan.

Pengelompokan tersebut ditandai dengan kesamaan budaya, bahasa, agama,

hingga perilaku. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari suku

bangsa yang beragam. Setiap suku bangsa memiliki karakter tersendiri, baik

dalam aspek sosial maupun budaya. Tercatat, Indonesia memiliki lebih dari 300

kelompok suku, tepatnya 1.340 suku bangsa.

2. Keberagaman Agama

Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa", merupakan salah satu tanda

bahwa Indonesia adalah negara yang religius. Setiap warga negara berhak dan

bebas menentukan agama yang akan dianutnya. Kebebasan beragama dijamin

dalam UUD 1945 Pasal 29. Terdapat 6 agama yang diakui oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha,

dan Konghucu. Dilansir dari Portal Informasi Indonesia, agama Islam memiliki

penganut terbesar sekitar 87,2%, kemudian disusul Kristen Protestan sebesar

6,9%.

3. Keberagaman Ras

Ras adalah klasifikasi manusia berdasarkan ciri-ciri fisik (fenotipe) dan asal usul

geografisnya. Keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor,

seperti kedatangan bangsa asing, sejarah penyebaran ras dunia, dan kondisi

geografis Indonesia. Indonesia sendiri memiliki beberapa jenis ras. Antara lain

Ras Malayan-Mongoloid yang mendiami wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi, dan Ras Melanesoid mendiami

wilayah Papua, Maluku, dan juga Nusa Tenggara Timur. Selain kedua ras di atas,

terdapat Ras Asiatic Mongoloid yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia,

Seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea, serta Ras Kaukasoid, yaitu orang-

orang India, Timur-Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.

4. Keberagaman Antar Golongan

Indonesia adalah masyarakat multikultural. Keberagaman golongan dapat terjadi

akibat hierarki lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam serta anggota

golongan setara dan tidak ada hierarki. Golongan hierarki atau golongan yang

terbentuk secara vertikal meliputi status sosial, pendidikan, jabatan, dan lain

sebagainya. Sedangkan golongan setara meliputi agama, idealisme, adat istiadat,

dan sebagainya. Keberagaman golongan jenis kedua ini dapat memicu timbulnya
etnosentrisme, yakni merasa anggota golongannya paling benar sehingga

merendahkan anggota golongan lain.

B. Keragaman Budaya bangsa Indonesia

1. Rumah Adat

Rumah Adat Sumba (Foto: Dok. Dian Purnomo) Rumah adat menjadi salah satu

wujud keragaman budaya Indonesia Rumah adat dibangun dengan wujud dan cara

yang sama dari generasi ke generasi tanpa atau sedikit mengalami perubahan.

Rumah adat tradisional sampai saat ini masih ada yang ditinggali, tapi juga ada

yang digunakan untuk upacara adat. Rumah adat merupakan cerminan budaya

yang terbentuk dari tradisi dalam masyarakat, seperti adaptasi atau cara hidup,

ekonomi, dan religinya. Di Indonesia setiap daerah mempunyai rumah tradisional

yang beragam berdasarkan wilayah dan sukunya. Misalnya, rumah gadang di

Sumatera Barat, gapura candi bentar yang merupakan rumah adat Bali, rumah

joglo khas Jawa Tengah, rumah panjang khas masyarakat Kalimantan Barat, dan

sebagainya.

2. Upacara Adat

Upacara Ngaben massal di Bali (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Upacara adat menjadi salah satu wujud keragaman budaya Indonesia Upacara

adat adalah salah satu tradisi yang dianggap memiliki nilai-nilai bagi masyarakat

sekitar. Selain sebagai cara manusia untuk berhubungan dengan para leluhur dan

Sang Pencipta, upacara adat juga menjadi perwujudan manusia untuk

menyesuaikan diri terhadap alam dan lingkungannya dalam arti luas. Contohnya,
upacara ruwatan dalam tradisi Jawa untuk menyucikan seseorang dari kesialan.

Upacara sekaten oleh masyarakat Yogyakarta dilakukan untuk memperingati

kelahiran Nabi Muhammad. Kemudian upacara Ngaben di Bali dengan

melakukan kremasi jenazah, dan upacara bakar batu di Papua yang bertujuan

untuk bersyukur, bersilaturahim, atau menyambut tamu penting.

3. Pakaian Tradisional

Baju atau pakaian tradisional menjadi salah satu wujud keragaman budaya

Indonesia Keragaman budaya Indonesia selanjutnya adalah pakaian adat. Pakaian

adat atau tradisional berfungsi untuk mengekspresikan identitas. Pakaian adat ada

yang digunakan untuk acara sehari-hari maupun untuk upacara-upacara adat.

Misalnya, baju bodo khas suku Bugis dan Makassar, ulos dari Sumatera Utara,

pakaian adat betawi khas DKI Jakarta, kebaya Jawa dengan jarik batik khas Jawa

Tengah, pakaian adat king baba dan king bibinge dari Kalimatan Barat.

4. Tarian Adat

Tiap daerah mempunyai tarian adat masing-masing dengan peruntukan yang

berbeda. Ada tarian untuk menyambut tamu agung, menyambut panen, upacara

kematian, upacara keagamaan, dan sebagainya. Sebut saja, tari Saman dari daerah

Aceh, tari kecak dan pendet dari Bali, tari jaipong dari Jawa Barat, tari reog

Ponorogo dari Jawa Timur, tari topeng Betawi dari Jakarta, tari piring dari

Sumatera Barat, tari maengket dari Sulawesi Utara, dan sebagainya.

5. Alat Musik dan Lagu Tradisional

Alat musik tradisional menjadi salah satu wujud keragaman budaya Indonesia

Lagu tradisional adalah lagu yang berasal dari daerah tertentu. Lagu daerah mirip
dengan lagu kebangsaan namun statusnya hanya bersifat kedaerahan dengan lirik

dan bahasa asal daerah masing-masing. Lagu tradisional umumnya menceritakan

nilai kehidupan masyarakatnya dan memiliki makna mendalam. Contoh lagu

tradisional yang terkenal di Indonesia adalah Rasa Sayange asal Maluku, Gundul-

gundul Pacul dan Bapak Pucung dari Jawa Tengah, Bungong Jeumpa dari Aceh,

Ayam Den Lapeh dari Sumatera Barat, Anging Mammiri dari Sulawesi Selatan.

Indonesia juga memiliki alat musik tradisional khas masing-masing daerah,

seperti angklung, bedug, calung, gamelan, kolintang, tifa, tamborin, saluang,

sasando, dan sebagainya.

6. Senjata Tradisional

Senjata tradisional yang menjadi salah satu wujud keragaman budaya Indonesia.

Senjata tradisional tak hanya digunakan sebagai alat berlindung dari serangan

musuh, tapi juga digunakan dalam kegiatan berladang dan berburu. Pada saat ini,

senjata tradisional telah menjadi identitas bangsa yang turut memperkaya

kebudayaan Nusantara. Misalnya rencong khas masyarakat Aceh, golok khas

Betawi, kujang khas Jawa Barat, keris khas Jawa Tengah, celurit asli Madura, dan

badik dari Sulawesi.

7. Makanan Khas

Papeda atau bubur sagu khas Maluku (Foto: Gunawan Kartapranata via

Wikimedia Commons) Makanan menjadi salah satu wujud keragaman budaya

Indonesia Kuliner atau makanan juga merupakan produk budaya berwujud nyata

yang sangat mudah dikenali sebagai identitas suatu masyarakat. Misalnya di

Sumatera Selatan terkenal dengan makanan pempek. Kemudian kerak telor dari
Jakarta, nasi lengko khas Cirebon, nasi gudeg khas Yogyakarta, rujak cingur dari

Jawa Timur, ayam betutu dari Bali, ayam taliwang dari NTB, papeda dari Maluku

dan Papua.

BAB IV UNSUR-UNSUR WAWASAN NUSANTARA

A. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara terdiri atas:

1. Wadah (contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah

Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk

serta aneka ragam budaya.

2. Isi wawasan nusantara (content)

Merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan

nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi menyangkut dua hal yaitu:

Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya,

pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan. Persatuan dan kesatuan dalam

kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.

3. Tata laku wawasan nusantara (conduct)

Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari: Tata laku

batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa

Indonesia. Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan dan perilaku

dari bangsa Indonesia.


B. 6 asas wawasan nusantara yang penting untuk dipahami

asas wawasan nusantara yang penting untuk dipahami, yaitu:

 Tujuan dan Kepentingan yang Sama. Masyarakat Indonesia hendaknya

mempunyai tujuan serta kepentingan yang sama

 Keadilan

 Kejujuran

 Solidaritas

 Kerja Sama

 Kesetiaan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perbedaan Buku Utama dan Buku Pembanding
1. Buku Utama
 Pada buku utama memiliki judul sesuai dengan isi buku

 Buku utama menggunakan kaliamt baku dan non baku

 Buku utama ini juga sangat cocok sebagai wawasan

2. Buku Pembanding
 Pada buku pembanding memiliki cover yang sesuai dengan judul

 Buku pembanding ini sangat bermamfaat bagi pelajar dan sebagai wawasan juga

 Buku pembanding ini cocok dijadikan sebagai pembanding pada buku utama

B. Keunggulan Buku Utama dan Buku Pembanding


1. Buku utama
 Memiliki banyak sumber dan membuat isi buku semakin jelas
 Penggunaan font dan ukurannya sangat rapi dan tidak berlebihan
2. Buku Pembanding
 Memiliki sumber yang jelas
 Menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dimengerti

C. Kelemahan Buku Utama dan Buku Pembanding


1. Buku Utama
 Pada buku utama ini huruf font nya terlalu berlebihan
 Tidak memiliki banyak bab
 Tidak memiliki latihan soal
2. Buku Pembanding
 Dalam buku pembanding ini ada pengulangan kata
 Memiliki jumlah halaman sehingga butuh waktu untuk membacanya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara pandang yang
secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional. Tujuan dari
wawasan nusantara tersebut yaitu mewujudkan nasioanalisme yang tinggi disegala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasioanal dari pada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Bangsa Indonesia memiliki
berbagai budaya yang tersebar diseluruh wilayah. Berbagai perbedaan kebudayaan adalah
keanekaragaman budaya yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia.Namun tidak dipungkiri
bahwa keaneragaman budaya bisa saja menimbulkan berbagai konflik yang terjadi dalam
masyarakat.Karena itu diperlukan Wawasan Nusantara sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional
serta sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.

B. Saran
Adapun saran dari cbr dalam pembahasan wawasan nusantara adalah mari meningkatkan
kesadaran agar mau berperilaku dan berpandangan wawasan nusantara sebagai cermin akan
kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa indonesia ini.

Sekecil apapun kebaikan untuk bangsa dan negara lebih baik dibanding dari segudang ilmu yang
ada didunia ini.Pembahasan cbr wawasan nusantara ini masih di jelaskan secara sederhana dalam
rangka untuk meningkatkan kesadaran kita akan bangsa indonesia.Dalam cbr ini memang tidak
membahas wawasan nusantara secara mendalam namun cukup untuk menambah khasanah
tentang wawasan nusantara.

Cbr wawasan nusantara ini dapat dijadikan dasar pemikiran dalam menentukan sikap kita
sebagai warga negara. Belajar untuk memandang positif bukan kearah negatif. Bangsa ini sangat
membutuhkan sikap dengan tegas dan berpendirian bukan sekedar berpengetahuan namun minim
akal dan kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Widayati. (2019). Wawasan nusantara. Semarang: Alpirin
Moh. Ega Elman Miska,SP,MSi. Wawasan nusantara. Jakarta: Univ Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai