S1 BK-FIP
Skor Nilai:
( Fitri Lubis, S.Pd., M.Pd. Muhammad Hafidz Assalam, S.S., M.A. Frinawaty L. Barus, S.Pd., M.Pd.
Salma Naelofaria, S.Pd., M.Pd. Achmad Yuhdi, S.Pd., M.Pd. Emasta Evayanti Simanjuntak, S.Pd., M.Pd.
Dr. M. Oky F. Gafari, M. Hum. Trisnawati Hutagulung, S.Pd., M.Pd. )
Nim : 1201151009
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji dan syukur kepada Allah SWT, dimana atas berkah dan rahmat-Nya
kepada kita sehingga saya mampu mengerjakan tugas Critical Book Report”. Tugas saya ini
dibuat untuk memenuhi salah satu matakuliah saya yaitu “Bahasa Indonesia “ Tugas Critical
Book Report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua.
Saya menyadari bahwa tugas critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan,
apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan, kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan
pemahaman saya yang belum sempurna karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun guna kesempurnaan tugas saya ini, saya berharap semoga
Critical Book Report dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya, Atas
perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Bab 1........................................................................................................................6
B. Bab 2........................................................................................................................10
C. Bab 3........................................................................................................................14
D. Bab 4........................................................................................................................19
E. Bab 5........................................................................................................................
F. Bab 6........................................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................33
B. Rekomendasi...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan CBR
1. Untuk menambah wawasan tentang Bahasa Indonesia
2. Mengulas isi Buku
3. Mencari dan megetahui informasi yang ada didalam buku
4. Memenuhi salah satu Tugas matakuliah Bahasa Indonesia
C. Manfaat CBR
Agar mahasiswa mampu membuat dam memahami Critical Book Review
dengan baik dan benar dan sesuai dengan sistematika yang ada dan menambah
pengetahuan Mahasiswa mengenai kelebihan dan kekurangan suatu buku juga isi dari
buku tersebut.
D. Identitas Buku
Buku Utama :
1. Judul : Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
2. Penulis : Fitri Lubis, S.Pd., M.Pd.
Muhammad Hafidz Assalam, S.S., M.A.
Frinawaty L. Barus, S.Pd., M.Pd.
Salma Naelofaria, S.Pd., M.Pd.
Achmad Yuhdi, S.Pd., M.Pd.
Emasta Evayanti Simanjuntak, S.Pd., M.Pd.
Dr. M. Oky F. Gafari, M. Hum.
Trisnawati Hutagulung, S.Pd., M.Pd.
Buku Pembanding
ISI RINGKASAN
BAB I ( PENDAHULUAN )
1. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan termasuk kedalam rumpun Bahasa
Austronesia. Didalam hal ini, bahasa Melayu itu sudah lama ( beradab-abad ) digunakan
sebagai lingua franca ‘bahasa perhubungan’ di nusantara ini pada Zaman Sriwijaya dan
Majapahit. Pada masa pemerintahan colonial Belanda bahasa Melayu dikenal sebagai bahasa
sehari-hari yang sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Bahasa Melayu Pasar sangat
mudah dimengerti, ekspresif, memiliki toleransi kesalahan yang sangat besar, dan mudah
menyerap istilah-istilah dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.
Penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari peristiwa ikrar Sumpah
Pemuda pada 28 Oktober 1928, dalma rangkaian kegiatan kongres Pemuda kedua di Jakarta,
Butir ketiga ikrar sumpah Pemuda Berbunyi, “ Kami, putra dan putri Indonesia, menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
2. Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah bahasa-bahasa suku bangsa Indonesia,bahasa ini jumlahnya
sangat banyak dan digunakan menyebar diseluruh daerah Indonesia. Bahasa daerah
berfungsi sebagai berikut :
1) Lambang kebanggaan daerah.
2) Lambing identitas daerah.
3) Alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah.
4) Sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia.
3. Bahasa Asing
Bahasa Asing diartikan dengan bahasa-bahasa di Indonesia selain bahasa Indonesia dan
bahasa Daerah. Bahasa Asing mempunyai fungsi sebagai alat perhubung antar bangsa dan
sarana manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi modem untuk pengembangan nasional.
Bahasa Indonesia memiliki fungsi vital didunia Pendidikan di nusantara ini, mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruaan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali pada
daerah-daerah tertentu yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar
seperti Aceh, Batak, Sunda,Jawa, Madura, Bali dan Makasar, akan tetapi hanya sapai tahun
ketiga Pendidikan Sekolah Dasar.
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik
antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan seja sebagai alat perhubungan
antardaerah, dan antar suku, melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat
yang sama latar belakang social budaya dan bahasanya.
Didalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita
membina dan mengembnagkan kebudayaan nasioanl sedemikian rupa sehingga bahasa
Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan
kebudayaan daerah.
Istilah Bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat luas. Namun pengenalan istilah tidak
menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah itu. Hal itu
terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat yang berpendapat bahwa Bahasa baku
sama dengan Bahasa baik dan benar. Bahasa yang dipergunakan didalam situasi tidak sesuai
pun dianggap sebagai Bahasa baku. Makna kata baku sendiri tampaknya tidak dipahami secara
benar, apa lagi makna bahasa baku. Hal ini di sebabkan oleh keengganan orang mencari makna
istilah baku dan bahasa baku didalam kamus umum ataupun kamus istilah linguistik.
( Jawa), (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya; (2) sesuatu yang dipakaj sebagai
dasar ukuran (nilai, harga, standar),
Baku II
Saling (1976:79)
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:123), kata baku dijelaskan
sebagai berikut.
Baku I
(1) pokok, utama; (2) tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau Kuaiitas dan yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;
Baku II
Saling
Baku I
Baku II
Baku dalam bahasa baku di dalam tiga kamus di atas bermakna sama dengan baku I.
Oleh karena itu, bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran,
atau yang menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa Indonesia yang
menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar.
Dengan demikian bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok, yang tidak
menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar Jadi, bahasa Indonesia nonbaku adalah
ragam bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, yang tidak menjadi dasar ukuran, atau yang
tidak menjadi standar. Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau
ungkapan, struktur kalimat, ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh mereka yang
berpendidikan, seperti pejabat, ahli, dosen. ilmuwan, cendekiawan, dan sebagainya. dedangkan
banasa nonbaku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai Kkata-Katd atau ungkapan, strulth
kalímat, ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh merel kurang berpendidikan dan yang
biasa beraktivitas dalam lingkun yang guru, resmi.
Di dalam konteks pertama dan kedua didukung oleh bahasa Indonesia baku tulis.
Konteks kedua dan ketiga didukung oleh bahasa Indonesia baku lisan. Di luar konteks itu
dipergunakan bahasa Indonesia nonbaku atau bahasa Indonesia nonstandar.
Secara lebih spesifik dapat juga disajikan 14 ciri bahasa Indonesia baku sebagai
hasil sintesis dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Harimurti Kridalaksana, Anto M.
Muliono, dan Suwito (Barus dkk., 2014 :13-15), yakni sebagai berikut.
(1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang
relatif bebas dari atau sedikit diwarnaí bahasa daerah atau dialek.
Misalnya:
Kata [keterampilan] diucapkan [katarampilan] (salah), [ketrampilan] (salah)
(2) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber, dan lain-lain sebagai bahagian morfologi
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya :
Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.
Kuliah sudah berjalan dengan baik.
(3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa ndonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap di dalam kalimat.
Misalnya :
Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua dianggapnya
penipu,
Dia sudah mengetahui bahwa kamu akan datang.
(4) Partikel -kah, -lah, dan pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya :
Turunkanlah jangkar itu!
Bagaimanakah cara merawat kapal ?
Bagaimanapun kita harus mengantisipasi ombak besar yang mungkin
datang.
(5) Preposisi atau kata depan sebagai bahagian mortologi bahasa Indonesia baku dituliskan
secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya :
Saya bertemu dengan kapten kapal itu kemarin.
la benci sekali kepada orang itu.
(6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.
Misalnya:
Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.
Negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.
(7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tepat dalam kalimat.
Misalnya:
Saya -Anda bisa bekerja sama di dalam tugas ini.
Aku -engkau sama-sama berkepentingan tentang problema itu.
(8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku di tulis dan diucapkan sccara jelas dan tetap di dalam kalimat
Misalnya:
kiriman barang sudah saya terima.
(9) Konstruksi dan bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis
atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya: saudaranya, dikomentari, menerjang ombak
(10 ) Fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di
dalam kalimat.
Misalnya:
Kapal itu terkatung-katung di Samudera Pasifik.
Perusahaan pelayaran harus memberi pelayanan yang baik kepada konsumen.
(11 ) Struktur kalimat, baik tunggal maupun majemuk, ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tetap sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku di dalam kalimat.
Misalnya:
Mereka sedang mengikuti perkuliahan Kepabeanan
Sebelum berangkat, dokumen yang diperlukan kapal, harus semua
Dipersiapkan..
Menurut wiranto teks akademik adalah atau tes ilmiah dapat berwujud dalam
berbagai jenis, misalnya buku, ulusan buku, proposal, penelitian laporan, laporan
praktikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-
masing didalamnya terkandung campuran genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur,
eksplanasi, eksposisi, dan diskusi.
Perbedaan Teks Akademik ( Teks Ilmiah Tes Non Akademi ( Teks Non Ilmiah)
Objek Adanya Fakta objek yang diteliti Tidak ada Objek yang diteliti
Fakta pengamatan Dibuktikan dengan pengamatan Tanpa dukungan ataupun bukti
(objektif)
Tata Urutan Bersifat metodis dan sistemati Sesuai dengan alur
Bahasa Menggunakan bahasa yang ilmiah Menggunakan bahasa non ilmiah
(bahasa baku yang baik dan ( menggnakan bahasa baku yang baik )
benar)
Istilah Pemakaian istilah khusus Pemakaian istilah umum
Gaya Bahasa Formal Non Formal dan Popular
Isi Biasanya berisi pengamatan atau Dapat bersifat persuasive, deskriktif,
penelitian maupun kritik tanpa didukung bukti.
E. Orisinalitas
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis teks akademik. Secara kaidah
kebahasaan, teks akademik harus ditulis dengan menggunakan bahasa formal atau baku. Di
samping itu, teks akademik yang baik juga memiliki standar orisinalitas dalam
penyusunannya. Menurut KBBI, orisinal berarti asli. Jadi, teks akademik yang disusun
bukan merupakan teks hasil plagiasi atau copy paste dari teks-teks yang sudah ada. Teks
akademik yang dihasilkan merupakan teks asli atau tulen dari buah pikir penulisnya. Pada
era keterbukaan data seperti saat ini, siapa pun mudah untuk memeroleh data atau teks yang
kemudian nantinya akan disusun dalam bentuk teks akademik yang baru. Hanya saja, dalam
praktik etiknya, teks akademik haruslah mengacu pada diri penulisnya sendiri, dan bukan
semata-mata bersumber dari penulis lain. Rujukan atau referensi memang diperlukan
selama penulis mencantumkan sumber rujukannya. Meski begitu, referensi tersebut juga
harus disusun dengan menggunakan bahasa sendiri.
Identitas (Opsional
Orientasi
Evaluasi
Rangkuman
Identitas pada teks ulasan sifatnya opsional. Opsional maksudnya adalah boleh ada
ataupun tidak dalam sebuah teks ulasan. Pada bagian identitas memuat judul, penulis, penerbit,
tahun terbit, bahasa yang digunakan, warna sampul, dan lain-lain. Genre mikro yang dipakai
untuk memparkan identitas adalah deskripsi.
Orientasi merupakan pengenalan terhadap keseluruhan teks ulasan. Fungsi dari tahapan
orientasi adalah menyampaikan informasi tentang buku yang diulas, memposisikan buku yang
diulas, dan menyatakan pendapat pengulas tentang buku. Genre mikro yang digunakan untuk
memaparkan tahap ini adalah eksposisi dan deskripsi.
Pada bagian tafsiran, memaparkan penceritaan ulang tentang hal yang dilakukan penulis
saat menulis buku dan ringkasan buku yang merupakan ulasan dari pengulas buku. Untuk
memperkuat penafsirannya, seorang penulis sering membandingkan kualitas karya atau benda
yang diulas dengan karya benda lain yang sejenis. Genre mikro yang digunakan untuk
mengungkapkan tafsiran ini adalah deskripsi dan rekon.
Tahapan evaluasi untuk memaparkan penilaian pengulas terhadap karya yang diulas,
bagian ini merupakan bagian paling penting dalam mengulas buku. Aspek-aspek yang dinilai
adalah: 1) kedalaman isi buku yang diulas; 2) tata organisasi gagasan yang tergambar pada
penataan bab; 3) gaya penulisan yang digunakan; 4) keunggulan dan kelemahan buku yang
diulas. Genre mikro yang digunakan pada tahapan ini adalah diskusi dan eksplanasi.
Pada bagian rangkuman, penulis merumuskan simpulan yang ditujukan kepada pembaca
terhadap karya atau benda yang telah diulas. Ulasan beradasarkan hasil penilaian dan penafsiran
yang telah dilakukan sebelumnya. Simpulan juga bisa memaparkan rekomendasi kepada
pembaca tentang layak atau tidaknya sebuah karya atau benda untuk dibaca, dinikmati, atau
dimiliki. Genre mikro yang digunakan untuk memaparkan bagian ini adalah deksripsi dan
eksposisi.
A. Hakikat Proposal
Teks proposal secara singkat dapat dimaknai dengan rancangan atau gambaran dari
suatu kegiatan. Teks proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat secara
formal dan standar serta diajukan kepada pemimpin atau pemangku kepentingan atau pihak
terkait untuk mendapatkan pertimbangan-persetujuan. Pada umumnya proposal merupakan
tulisan informatif dan persuasif yang mengedukasi dan meyakinkan pembaca.
Hasnun (2004:84) menyatakan bahwa proposal merupakan rencana yang disusun untuk
kegiatan tertentu atau bisa juga dikemukakan rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan
kerja. Proposal sebaiknya disusun dengan gugus genre makro yang menggunakan bahasa
indonesia baku, baik dan benar. Tahapan-tahapan dalam proposal disusun dengan genre makro
sehingga dapat dilihat rincian yang jelas dan logis. Secara umum proposal dijadikan sebagai
landasan berpijak dalam suatu proses pelaksanaan sebagai informasi bagi pihak berkepentingan
dari suatu kegiatan untuk mendapatkan data tentang kegiatan guna memberi kemudahan kepada
penyelenggara.
Tujuan penulisan proposal sebenarnya dapat dilihat dari defenisi atau pengertiannya,
yakni penulisan proposal dilakukan untuk menyampaikan rencana kegiatan pada pihak terkait,
sehingga kegiatan tersebut dapat diterima dengan tujuan mendapatkan dukungan, mendapatkan
izin, memperoleh dana dan sponsor, dan sebagainya.
B. Jenis-Jenis Proposal
Secara umum proposal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Nurjama dkk,
2011:177). Jenis tersebut antara lain adalah: 1) proposal kegiatan, 2) proposal usaha atau bisnis,
3) proposal penelitian. Proposal kegaiatan merupakan proposal yang disusun sebelum
melakukan suatu kegaiatan. Dalman (2012:80) menyatakan bahwa proposal kegaitan rencana
kegiatan yang disusun oleh panitia untuk mendapatkan bantuan dan persetujuan dari pihak
ketiga dan pihak terkait. Proposal kegaiatan merupakan sebuah usulan atau rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan pada waktu dan momen tertentu. Biasanya proposal demikian diajukan
kepada pihak sponsor atau perorangan maupun kelembagaan untuk mendapatkan dana bantuan
agar kegiatan yang direncanakan dapat berjalan baik dan lancar.
Jenis proposal yang berikutnya adalah proposal usaha dan bisnis. Proposal usaha atau
bisnis adalah sebuah proposal yang dibuat dengan tujuan untuk melakukan suatu usaha untuk
menambah permodalan usaha atau mengajukan kredit, merger, ataupun kerjasama dalam rangka
mengembangkan bisnis (Nurjamal, 2011:179). Proposal bisnis biasanya diajukan kepada
penyandang dana seperti bank, pengusaha lain ataupun perorangan. Proposal usaha atau bisnis
disusun dengan menyajikan kata pengantar, daftar isi, resume, latar belakang perusahaan, aspek
pemasaran, aspek produksi, aspek personalia, aspek pelaksanaan proyek, aspek keuangan,
aspek dampak sosial dan lingkungan dan aspek lampiran.
Proposal penelitian dan pendidikan adalah proposal yang dibuat dalam rangka
melakukan sebuah penilitian ilmiah ataupun kegiatan yang bernuansa pendidikan seperti
pengajuan beasiswa. Penelitian tersebut bisa berupa penilitian berupa proyek penelitian yang
dibiayai oleh sponsor pemerintah atau peneliti mandiri dalam rangka penulisan karya tulis
akademik, misalnya proyek akhir, skripsi, tugas akhir, kti dsb.
Teks laporan adalah sebuah teks yang mengandung klarifikasi mengenai suatu objek
tertentu yang berdasarkan kriteria tertentu, berbeda dengan teks deskripsi, teks laporan
bersifat umum atau universal sedangkan teks deskripsi lebih bersifat khusus dan mendetail.
Teks laporan disebut juga teks klasifikasi karena teks tersebut nomor klasifikasi
mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Teks laporan sering dianggap sama
dengan teks deskripsi. Sebenarnya, teks laporan dan teks deskripsi berbeda. Perbedaan yang
paling menonjol di antara keduanya terletak pada sifatnya, yaitu bahwa teks laporan bersifat
global dan universal, sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan individual. Teks laporan
lebih menekankan pada pengelompokan berbagai hal ke dalam jenis-jenis sesuai dengan ciri-
ciri setiap jenis pada umumnya.
Teks laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang kegiatan penelitian. Pada
kenyataannya, sekalipun isi dari laporan garis besarnya ini laporan selalu merupakan sesuatu
yang ditonjolkan, namun wujud penampilan laporan penelitian mempunyai variasi kerangka
sesuai dengan ketentuan dari lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan penelitian.
Kerangka-kerangka tersebut umumnya memiliki bab sekitar 4 sampai dengan 6 yang
kesemuanya dimulai dengan pendahuluan.
Teks laporan kegiatan adalah teks yang disusun setelah kegiatan selesai dilaksanakan.
Teks laporan ini dibuat oleh sekelompok atau perorangan yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan tersebut. Teks laporan digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban
kepada pemberi mandat, atasan ataupun sponsor kegiatan tersebut.
Untuk mengetahui apakah setiap tahapan dalam penulisan teks laporan penelitian
diungkapkan dengan genre mikro yang sesuai, dapat diketahui dengan menganalisis
hubungan genre pada setiap tahapan teks laporan penelitian yang dibawah ini.
1. Abstrak
2. Pendahuluan
6. Penutup
Sesuai dengan pembicaraan terdahulu, teks laporan kegiatan adalah paparan hasil
pelaksanaan kegiatan yang dibuat berdasarkan proposal yang telah direncanakan sebelumnya.
Teks laporan kegiatan mengandung unsur-unsur yang saling berhubungan, yaitu ringkasan,
pendahuluan, deskripsi kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan penutup. Unsur-unsur lain yang ada
meliputi halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, daftar pustaka, dan lampiran.
Struktur teks yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu itu direalisasikan oleh genre
mikro sesuai dengan isi dan fungsi retoris masing-masing. Apabila unsur-unsur ini dan unsur-
unsur lain yang itu dijadikan satu terbentuklah sistematika laporan kegiatan. Setiap lembaga
pendidikan atau badan atau termasuk organisasi mempunyai sistematika masing-masing, tetapi
unsur-unsur inti yang membentuk struktur teks laporan kegiatan relatif sama. Karena itu
sistematika laporan kegiatan dapat bervariasi dan dapat dikenal angka ragam laporan kegiatan
seperti laporan praktek kerja, laporan magang, dkk.
2. Penulisan Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka : bagian isi yang ditulis pada landasan
teoritis adalah teori-teori yang digunakan dalam menjelaskan atau menggaji variabel-variabel
penelitian.
3. Penulisan Metodologi Penelitian : bagian yang ditulis pada metodologi penelitian adalah
jenis penelitian yang dilakukan, data dan sumber data, pengumpulan data, dan tahapan
penelitian.
4. Penulisan Hasil Penelitian dan Pembahasan : pada bagian hasil penelitian, data disajikan
dan dianalisis untuk menemukan jawaban terhadap rumusan dasar yang terdapat pada bagian
pendahuluan, kemudian pada bagian pembahasan. Hasil penelitian untuk setiap variabel
dibahas secara satu persatu. Dalam pembahasannya penulis harus mengaitkannya dengan
teori yang diajukan dan penelitian-penelitian terdahulu.
5. Penulisan Penutup : isi pada bagian ini adalah simpulan dan saran atau boleh juga
diuraikan implikasi.
1. Penulisan Pendahuluan : puisi yang ditulis pada bagian pendahuluan adalah latar belakang
kegiatan, gambaran tentang jenis dan bentuk kegiatan, tujuan, manfaat, dan strategi yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan.
2. Penulisan Deskripsi Kegiatan : puisi yang ditulis pada bagian deskripsi kegiatan adalah
nama kegiatan, lokasi, waktu, dan pelaksana.
3. Penulisan Pelaksanaan Kegiatan : isi yang ditulis pada bagian pelaksanaan kegiatan adalah
rangkaian tata cara pelaksanaan kegiatan,
4. Penulisan Penutup : yang ditulis pada bagian penutup ini adalah simpulan dan saran.
Teks laporan mempunyai banyak manfaat, tidak hanya bagi peneliti atau pelaksana
kegiatan tetapi juga bagi pihak yang menerima laporan. Secara lebih khusus, manfaat
penelitian dan manfaat kegiatan dapat dibaca pada bagian pendahuluan laporan. Bagi peneliti,
laporan penelitian menjadi bukti bahwa dia sudah melakukan suatu penelitian atau sudah
menemukan sesuatu melalui penelitian yang telah dilakukannya.
Struktur teks artikel penelitian maupun struktur teks artikel konseptual relatif bervariasi.
Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa struktur teks artikel penelitian adalah abstrak,
pendahuluan, tujuan pustaka, metodologi penelitian, hasil Penelitian dan Pembahasan, dan
simpulan.
Hubungan genre pada teks artikel penelitian dapat dilihat dari struktur teks, genre mikro
yang diharapkan, serta pada fungsi retorisnya. Begitu juga hubungan genre pada teks artikel
konseptual sama dengan hubungan genre pada teks artikel penelitian yaitu bagaimana struktur
teksnya, genre mikro yang diharapkan, contoh prinsip retorisnya.
Pentingnya teks artikel ilmiah dapat dirasakan melalui pengalaman penulis yang dapat
membantu dalam mengerjakan tugas-tugas yang sejenis dengan artikel ilmiah, misalnya paper,
esay, atau makalah dengan lebih mudah.
Langkah-langkah menulis teks artikel ilmiah pendidikan dapat ditulis dengan struktur
teks artikel penelitian yang sudah dijelaskan penelitiannya sudah tersedia. Dalam hal ini,
penulis harus dapat menulis atau membangun setiap unsurnya secara singkat berdasarkan
laporan penelitiannya. Dibandingkan dengan langkah-langkah penulisan teks artikel penelitian,
proses penulisan teks artikel konseptual lebih panjang.
Kutipan adalah fakta, ide, opini, atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk
mendukung atau memperjelas argumen, posisi, atau opini penulis dalam artikel ilmiah. Ini
berarti bahwa semua kutipan, baik berupa fakta, ide, opini, maupun pernyataan yang terdapat
dalam artikel ilmiah, bukan milik penulis itu sendiri.
Dalam penulisan artikel ilmiah, rujukan yang didaftarkan hanya rujukan yang menjadi
sumber kutipan. Oleh karena itu, bagian artikel yang menjadi tempat pendaftaran sejumlah
rujukan, lebih tepat diberi nama daftar rujukan.
Catatan kaki adalah keterangan yang tercantum pada margin bawah pada halaman buku
dan biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di teks guna menambah
rujukan uraian di dalam naskah pokok.
BAB III
PEMBAHASAN