Oleh:
NIM : 6223111050
Prodi : PJKR F
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya saya masih
diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan Critical Book
Report.
Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas individu mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
dalam pembuatan review buku ini.
Review buku ini saya tulis jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekuranggannya.
Seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik isi maupun
penyusunnya. Atas semua itu dengan rendah hati saya harapan kritik dan saran yang membangun
guna menyempurnakan hasil review buku ini. Semoga review buku ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 22
3.2 Saran……………………………………………………………………………….. 22
LAMPIRAN………………………………………………………………………………..
14
BAB I
PENDAHULUAN
Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian
tugas,khususnya mata kuliah Bahasa Indonesia, serta untuk menambah wawasan yang
luas akan pengetahuan khususnya di bagian evaluasi dalam bidang pendidikan.
Meningkatkan dayakritis serta menguatkan materi Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
BUKU UTAMA
ISBN :978-623-5911-05-2
BUKU PEMBANDING
JUDUL BUKU : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA2
ISBN :976-602-7938-06-9
BUKU UTAMA
Bagian I. Pendahuluan
1. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan termasuk ke dalam rumpun bahasa
Austronesia. Dalam hal ini, Bahasa Melayu itu sudah lama (ber- abad-abad) digunakan sebagai
lingua franca 'bahasa perhubungan di nusantara ini pada zaman Sriwijaya dan Majapahit. Pada
masa pemerintahan kolonial Belanda bahasa Melayu dikenal sebagai bahasa sehari-hari yang
sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Bahasa Melayu Pasar sangat mudah dimengerti.
ekspresif, memiliki toleransi kesalahan yang sangat besar, dan mudah menyerap istilah-istilah
lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa bahasa Melayu Pasar ada pula bahasa Melayu
Tinggi yang digunakan di kalangan keluarga kerajaan di sekitar daerah di Sumatera, Malaya, dan
Jawa. Bentuk bahasa Melayu Tinggi ini lebih sulit daripada bahasa Melayu Pasar karena
penggunaanya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif bahasa Melayu Pasar.
Pemerintah kolonial Belanda menganggap bahwa kelenturan bahasa Melayu Pasar dapat
mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Pemerintah kolonial Belanda berusaha meredamnya
dengan mem- promosikan bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan menerbitkan karya sastra
dalam bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka.
2. Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah bahasa bahasa suku bangsa di Indonesia . Bahasa ini jumlahnya sangat
banyak dan digunakan menyebar di seluruh daerah yang berada di Indonesia. Bahasa daerah
berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggaan daerah (2) lambang identitas daerah, (3) alat
perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, dan (4) sarana pendukung budaya daerah
dan bahasa Indonesia. Dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah
merupakan pendukung bahasa Indonesia, merupakan bahasa pengantar pada Singkat permulaan
di sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar rangkaian proses kegiatan pembelajara.
3. Bahasa asing
Baha asing diartikan dengan bahasa-bahasa di Indonesia selain bahasa Indonesia dan bahasa
daerah. Bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat per- hubungan antarbangsa dan sarana
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekno- logi modem untuk pembangunan nasional.
Sehubungan dengan fungsinya seba- gai akses untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, bahasa asing sesungguhnya hanya melengkapi fungsi bahasa Indonesia yang
juga di- kembangkan agar menjadi sarana serupa.
Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Berkaitan hal
tersebut, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikukuhkan pada 28 oktober
1928, yaitu pada saat Sumpah Pemuda diikrarkan. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang
identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berbeda-beda latar belakang
sosial, budaya, dan bahasa daerahnya, dan (4) alat komunikasi antardaerah dan antarbudaya. Ini
berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan kedudukannya berada
di atas bahasa - bahasa daerah.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa dalam penyelenggara
administrasi negara, seperti bahasa dalam penyelengga- raan pendidikan dan sebagainya.
Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Identitas Nasional, yang mengarah pada penghargaan
terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan lambang negara. Di dalam fungsinya bahasa
Indonesia tentulah harus memiliki indentitasnya sendiri, sehingga serasi dengan lambang
kebang-saan yang lain.
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan nasional, Berkat adanya
bahasa Indonesia masyarakat dapat berhu- bungan satu dengan yang lain sedemikian rupa
sehingga salah paham sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak
perlu dikawatirkan.
Dalam kedudukan sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai (1) bahasa
resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, (3) bahasa resmi di
dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pemba- serta pemerintahan, bahasa resmi di dalam pengembangan kebu- dayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahwa bahasa Indonesia dipakai di dalam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti upacara,
peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan.
Bahasa Indonesia memiliki fungsi Sital di dunia pendidikan di musantara ini mulai dari taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali pada daerah-daerah
tertentu yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya seperti Acan
Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali dan Makasar akan tetapi hanya sampa tahun ke tiga
pendidikan Sekolah Dasar
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komu nikasi timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat luas dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarsuku melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar sosial
budaya dan bahasanya
Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita
membina dan mengembangkan suatu kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa
Indonesia memiliki cincin dan indentitasnya sendiri.
C. Bahasa Indonesia Baku
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat luas. Namun pengenalan istilah menjamin
bahwa mereka memahami secara kom prehensif konsep dan makna istilah itu.
Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi yang secara satu per satu dapat dijelaskan
sebagai berikut Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Bahasa Indonesia
baku mempersatukan atau menghubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia
baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia
baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi batas-
batas kedaerahan, Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap
kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberla-
kukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia modern
Kedua, bahwa bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa Indonesia
baku merupakan ciri khas yang membeda- kannya dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa
Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa Indonesia baku.
Indonesia kita mengatakan identitas kita. Bahasa Indonesia baku berbeda dengan bahasa
Malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunai Darussalam. Bahasa Indonesia baku
dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu Riau yang menjadi induknya.
Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Pemilikan bahasa Indonesia
baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi peimbawa wibawa berkaitan dengan
usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan
bahasa baku. Di samping itu, pemakai bahasa yang mahir berbahasa Indonesia baku "dengan
baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain. Fungsi yang menyangkut kewibawaan
itu juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan
unsur kebudayaan baru Warga masyarakat secara psikologis akan mengi-dentifikkan bahasa
Indo- nesia baku dengan masyarakat dan kebudayaan modern dan maju sebagai pengganti
pranata, lembaga, bangunan indah, jalan raya yang besar. Gengsi juga melekat pada bahasa
Indonesia karena ia dipergunakan oleh masyarakat yang berpengaruh yang menambah wibawa
pada setiap orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia baku.
Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan Bahasa Indonesia baku
berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pema- kalannya dengan adanya norma atau kaidah yang
dikodifikasi secara jelas Norma kaidah bahasa Indonesia baku menjadi tolak ukur pemakaian
bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu, penilaian pemakaian bahasa Indonesia baku
dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa Indo nesia baku juga menjadi acuan umum bagi
segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian yang karena bentuknya yang khas, seperti
bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan, bahasa media massa, surat-
menyurat resmi, bentuk surat keputusan, undangan, pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah,
dan pidato.
Bahasa Indonesia baku dipakai di dalam beberapa konteks. Pertama, dalam komunikasi resmi,
yaitu dalam surat-menyurat resmi atau dinas pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh
instansi resmi, perun- dang-undangan, penamaan, dan peristilahan resmi. Kedua, dalam wacana
teknis, yaitu dalam laporan resmi dan karya ilmiah berupa makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan
laporan hasil penelitian. Ketiga, dalam pembicaraan di depan umun, yaitu ceramah, kuliah, dan
kotbah. Keempat, dalam pembi- caraan dengan orang yang dihormati, yaitu atasan dengan
bawahan di dalam kantor, siswa dan guru di kelas atau di sekolah, guru dan kepala sekolah di
pertemuan pertemuan resmi, mahasiswa dan dosen di ruang perkuliahan.
Secara umum dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia baku mempunyai tiga cin, yaitu (1)
memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, (2) kemantapan dinamis, dan (3) cendekia.
Dalam hal ini, kemantapan dinamis berarti bahwa kaidah bahasa Indonesia baku relatif tetap
serta tidak berubah setiap saat. Ciri cendekia berarti bahwa bahasa Indonesia baku
mencerminkan cara berpikir yang teratur, logis, dan siste- matis. Untuk mengungkapkan
gagasan, bahasa Indonesia baku dapat digu- nakan untuk menyampaikan isi pikiran secara teratur
dan sistematis.
BUKU PEMBANDING
1.Pengertian Bahasa
Harimurti Kridalaksana berpengertian bahawa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi
arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri. Wojowasito berpengertian bahwa bahasa adalahalat manusia
mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang – lambang bahasa.
B. Bab 2 Bahasa Indonesia Baku dan Pemakaiannya Dengan Baik dan Benar
Istilah bahasa baku dalam bahasa indonesia atau standart language dalam bahasa inggrisdaalm
dunia ilmu bahasa atau linguistik, pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada
1962. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930,B.Havranek dan
Vilem merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku
sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagaimodel atau
acuan oleh masyarakat secara luas (Garvin, 1967 dalam Purba, 1996 : 52 ).
Richard, Jhon, dan Heidi berpengertian bahwa bahasa nonstandart adalah bahasa yangdigunakan
dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tata bahasa, dan kosakatadari bahasa baku
dari suatu bahasa (nonstandart, used of speech or writing which differs in pronouciation,
grammar, or vocabularry from the standard variety of the langauge)(1985:193 )
Bahasa indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanyatelah
dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakatindonesia
secara luas. Bahasa indonesia non baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
tidakdikodifikasi, tidak diterima, dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat
Indonesiasecara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
Kita menggunakan bahasa secara salah bila kita menggunakan bahasa secara baik bilakita
menggunakan bahasa standart sesuai dengan fungsinya. Oleh sebab itu, memakai bahasa baku
tidak dengan dengan sendirinya berrati memakai bahasa yang baik dan benar karena baku tidak
sama dengan bahasa yang baik dan benar.
Ciri– ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia non baku itu dibeberkan dibawahini
setelah merangkum ciri – ciri yang telah ditentukan atau yang telah dibuat oleh pakartersebut,
(Harimurti Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito).
1.Pelafalan sebagai bagian fenologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas
dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.
2.Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain – lain sebagai bagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap didalam kalimat.
3.Konjungsi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetapdalam
kalimat.
8.Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Non Baku dengan Baik dan Benar
Harimurti Kridalaksaan memperjelas bahwa adanya bahasa baku atau standar dan bahasanon
baku atau bahasa nonstandar bukan berarti bahwa bahasa baku atau bahasa standar lebih baik,
lebih benar, atau lebih betul dari pada bahasa nonbaku atau bahasa nonstandar. Kitamemakai
bahasa secara benar atau baik bila kita menggunakan bahasa baku sesuai denganfungsinya.
a.Pengantar
Pemakaian huruf dalam bab ini sebagai berikut :abjad, vokal, diftong, konsonan, persukuan, dan
nama diri.
b. Abjad
EYD menggunakan 26 hruf dan setiap huruf melambangkan fonem tertentu. Ke-26huruf ini
dapat digolongkan ke dalam dua bagian :
c.Vokal
Di dalam bahasa indoensia terdapat lima buah huruf vocal, yaitu a,I,u,e,o. huruf edalam bahas
Indonesia melambangkan bunyi [e].
d. Konsonane.
e.Diftong
f.Persukuan
B) Di samping itu bahasa Indonesia Indonesia mengenal pola suka kata berikt.
g.Nama Diri
3.Penulisan Huruf
a.Huruf Kapitalhuruf capital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. b.Huruf
Miringhuruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah, dan suratkabar
yang dikutip dalam karangan.
4.Penulisan Kata
Dalam bagian ini kita mengkhususkan pembicaraan menganai penulisan kata. Hal-halyang akan
dibicarakan diurutkan sebagai berikut.a. kata dasar b. kata turunan c. kata ulangd. gabungan kata
e. partikel f. angka dan bilangan
Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia, dapat dibagi atasdoa
golongan , yaitu :a.unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indenesia
b.unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasaIndonesia.
Dalam hal ini, diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
a.Tanda Titikkaidah-kaidah pemakaian taanda titik yang harus kita perhatikan adalah sebagai
berikut :Tanda titik dipakai di akhir kalimat berita.Contoh : saya menulis surta.
c.Tanda Titik koma (;)hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda titik koma
adalah sebagai berikut :tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagain-bagian kalimat
yang sejenisdan setara :Contoh : Malam makin larut; perkejaan belum selesai
Bab 4 Diksi
1.Pengertian Diksi
Harimurti (1984) dalam kamus linguistic , menyatkan bahwa disksi adalah pilihan katadan
kejelsan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam umum ataudalam
karang-mengarang.
2. Persyaratan Diksi
Untuk memenuhi persyaratan ketepatan dan kesesuain dalam pemilhan kata, perludiperhatikan
(a) kaidah kelompok kata/frase (b)kaidah makna kata, (c) kaidah lingkungansosial, (d) kaidah
karang-karangan.
Kata-kata yang selalu dipakai dalam komunikasi sehari-hari untuk semua lapisanmasyarakat
disebut kata-kata populer. Sejumlah kata yang biasa dipakai kaum terpelajarterutama dalam
penulisan karya ilmiah disebut kata ilmiah. Jargon merupakan istilah yangdigunakan secara
terbatas dalam bidang ilmu misalnya seperti kata sandi. Sedangkan kataslang adalah semacam
kata percakapan yang tinggi atau murni.
1.Pengertian kalimat
Secara tradisional, kalimat diartikan sebagai susunan kata yang teatur yang berisi pikiranlengkap.
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, kalimat didefenisikan sebagai (1) kesatuanujaran yang
mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, (2) perkataan, (3) satuan bahasa yang secara
relative berdiri sendiri.
Kalimat efektif dapat didefenisikan sebagai kalimat yang secara tepat mewakili pikirandan
keinginan penulis yang disusun secara tepat mewakili pikiran dan keinginan penulis yangdisusun
secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkanpenulis terhadap pembaca.
a.Kesepadanan dan kesatuan antara struktur bahasa dengan cara atau jalan pikiran yanglogis dan
masuk akal
F.Bab 6 Paragraf
1.Pengertian Paragraf
Paragraph merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paaragraf tersebut,
mulai dari kalimat mengenal,kalimat uatama atau kalimat topic,kalimat– kalimat penjelas sampai
kepada kalimat penutup.
2.Macam-Macam Paragraph
Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraph dapat dibedakan sebagai berikut.
a.Paragraph Pembuka
Paragraph pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang
akandiuraikan. Sebab itu, paragraph pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,
serta sanggup menyiaokan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
b.Paragraf penghubung
Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraph penghubung. Jadi paragraph penghubung
berisi inti persoalan yang akan ditemukan.
c.Paragraf Penutup
Paragraph penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraph ini berisikesimpulan dari
paragraph penghubung. Dapat juga paragraph penutup berisi penegasankembali mengenai hal-
hal yang dianggap penting dalam paragraph penghubung.paragraf penutup berfungsi mengakhiri
sebuah karangan, tidak boleh terlalu pannjang.
a.Kesatuan
b.Koherensi
5.Pengembangan Paragraf
Pikiran utama dari sebuah paragraph hanya akan jelas kalau diperinci dengan pikiran pikiran
penjelas.tiap pikiran penjelas dapat dituangkan kedalam satu kalimat penjelas ataulebih. Jadi
dalam sebuah paragraf terdapat satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.Inilah yang
dinamakan keterangan paragraf.
Kata karya dapat diartikan dengan hasil perbuatan atau ciptaan. Lalu kata ilmiah dapatdiartikan
dengan bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Jadi, dapatdinyatakan bahwa
karya ilmiah adalah adalah karangan yang bersifat ilmu atau memenuhisyarat ilmu pengetahuan.
2.Pemilihan Topik
Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yag di garap. Didalammemilih topik
karya ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini.
d.Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topik itu, dapat diperolehdan cukup memadai.
3.Pembatasan Topik
Topik yang terlalu umum atau luas, yang tidak sesuai dengan kemampuan penulis
untukmembicarakannya dapat dibatasi ruang lingkup nya.
4.Penentuan Judul
Penentuan judul harus dipikir kan secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut.
a. Judul harus sesuai dengan topik atau isi karya ilmiah beserta jangkauan nya
b. Judul sebaik nya dinyatakan dalam bentuk frase benda bukan didalam bentuk kalimat.
4. Perumusan Tema
Meskipun topik yang terbatas telah diperoleh, penulis belum bisa mulai menulis. Diaharus
menetapkan maksut dan tujuan nya menggarap topik tadi. Tujuan nya ialahmengarahkan
perkembangan tulisan.
6.Pengumpulan Bahan
Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang relevan digunakan untukmencapai
tujuan penulisan. Data itu mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian ataudetail,
perbandingan, fakta, hubungan sebab-akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka,kutipan,
gagasan, dan sebagainya yang dapat membantu, penulis dalam mengembangkantema. Sumber
utama bahan penulisan adalah pengalaman dan inferensi dalam pengalaman.
Kerangka masalah dapat juga disebut rancang bagun makalah. Menyusun kerangka berarti
memecahkan tema ke dalam gagasan-gagasan. Kerangka itu dapat berbentuk kerangkatopik dan
dapat pula berbentuk kerangka kalimat.Pendahuluani.Proses penggunaan nyaii.Pencegahan
nyaiii.Kendala-kendalaiv.Penanggulangan nya penutup
8.Penulisan Makalah
Sesuai dengan uraian penyusunan kerangka makalah diatas penulisan makalah dapatdibagi atas
tiga bagian yaitu penulisan pendahuluan, penulisan pembahasan, penulisan penutup.
9. Enumerasi
Enumerasi adalah tata cara penomoran butir-butir pembicaraan dalam penulisanmakalah. Tata
cara penomoran bermacam-macam.
10.Penulisan Kutipan
Dalam penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan dan penulisan
pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan biasanya digunakan untukmenguraikan fenomena,
penting nya masalah, teori atau pandangan yang digunakan, danistilah khusus. Lalu dalam
penulisan pembahasan kutipan digunakan untuk mendukungargumen dan opini penulis dalam
membahas masalah.
Daftar pustaka adalah sejumlah rujukan yang menjadi sumber kutipan dan yang
memberidukungan secara tidak langsung. Sedangkan daftar rujukan adalah daftar semua
sumberkutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya tuls. Dalam penulisan
makalahtermasuk penulisan artikel ilmiah, rujukan yang didaftar kan hanya rujukan yang
menjadisumber kutipan.
12.Revisi
Jika konsep karya ilmiah sudah selesai, maka konsep perlu dibaca kembali. Mungkinkonsep itu
perlu di revisi, dikurangi atau kalau perlu diperluas. Sebenarnya revisi ini sudah juga dilakukan
pada tahap penulisan berlangsung. Namun setelah konsep tulisan selesaiditulis revisi secara
menyeluruh dilakukan sebelum ditulis atau diketik kembali.
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia pada Perguruan Tinggi memiliki posisi strategis dalam melakukan
transmisi pengetahuan dan transformasi sikap dan perilakumahasiswa Indonesia melalui
proses pembelajaran mata kulaiah Bahasa Indonesia. Dalamupaya meningkatkan mutu
dan pembentukan karakter bangsa perlu dilakukan peningkatandan perbaikan materi
yang dinamis mengikuti perkembangan yang senantiasa dilakukan perbaikan terus
menerus, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhandan
perubahan zaman, dan semangat belanegara dan terakhir diperkaya dengan
muatankesadaran pajak.
3.2 Saran
menurut saya buku ini semuanya cocok untuk bahan pengajaran dan media pembelajaran
antar guru dengan siswa ataupun dosen denganmahasiswa atau untuk belajar mandiri di
kalangan umum. Karena selain buku-buku inimudah untuk di pahami, buku ini juga
membahas secara rinci tentang penggunaan bahasaIndonesia.Buku ini juga sangat cocok
sebagai buku bacaan karena buku ini ringan. Buku-buku ini juga tidak semuanya lengkap,
jadi saya sarankan untuk para pembaca, jangan berpatok hanya pada satu atau dua buku
saja. Sebab, sumber-sumber yang lain juga amatlah penting, sepertimedia massa atau
media elektronik (internet)Saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat
menjadi refrensi atau rujukan bagi mahasiswa lainnya. Dan hasil analisa atau review buku
ini dapat menjadi penilaianuntuk menciptakan buku yang lebih baik lagi agar
memudahkan pembaca untukmemahaminya. Saran dan kritik juga kami harapkan dari
para pembaca guna mencapaikesempurnaan dalam makalah critical book review ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andianto, M. Rus. 2013. Pragmatik: Direktif dan Kesantunan Berbahasa. Yogyakarta: Gress
Publishing.
Andianto, M. Rus. 2014 "Membangun Paradigma tentang dan melalui Kajian Kesantunan
Berbahasa dalam Kultur Jawa". Dalam Prosiding Seminar Nasional
2014 Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya dengan Tema Bahasa dan Sastra
Andianto, M. Rus, 2016 "Model-model Strategi Kesantunan Berbahasa dalam Kultur Jawa".
Dalam Jejak Langkah Perubahan dari Using Sampai Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Ayu, Noviana, 2015. Produk-produk Asli Indonesia Dikira Buatan Luar Negeri.
https://ngonoo.com/2015/12/170046/produk-asli-indonesia/ Diunduh 15 Februari 2017
Brown, Penelope and Levinson, Sephen C. 1987 (1990). Politeness: Some Universals in
Grice, H.P. 1975. Logic and Conversation. Dalam P. Cole & J. L. Morgan (Eds.)