Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

Pend. Bahasa & Sastra Indonesia SD Kelas Rendah


Dosen Pengampu : Masta Marselina Sembiring, S.Pd., M.Pd.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA PADA
MAHASISWA PGSD

Disusun Oleh :
Juliwati E. Sianturi (1192411015)
Juni Reh Meita Br Ginting (1192411013) Laili Rusda Pasaribu
(1191111033) PGSD REGULER B 2019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU


PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan peulisan ini tentang “Critical
Book Report”.
Harapan saya semoga penulisan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
penulisan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulisan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan ini.

Medan, Oktober 2020

Kelompok 11

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
BAB II RINGKASAN
A. Indentitas Buku 4
B. Ringkasan 4
BAB III KEUNGGULAN BUKU
A. Kemutakhiran Buku 16
BAB IV KELEMAHAN BUKU
A. Keterkaitan Antar Bab 18
B. Kemutakhiran Buku 18
BAB V IMPLIKASI
A. Implikasi Terhadap Teori 20
B. Implikasi Terhadap Program Pembangunan di Indonesia 20
C. Pembahasan dan Analisis 20
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CBR (Critical Book Report) adalah kegiatan mereview dan mengkritisi suatu buku.
Buku merupakan sumber bacaan, yang dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan,
menjadi hiburan, dan juga buku mampu mempengaruhi pikiran seseorang. Buku-buku yang
berisi ilmu pengetahuan (Science) banyak digunakan oleh orang-orang dari segala jenis usia.
Pada umumnya, buku tersebut digunakan sebagai referensi dalam melakukan berbagai jenis
tugas dan penulisan-penulisan karya tulis.
Mengkritisi sebuah buku artinya mencari dan menemukan apakah di dalam buku
tersebut terdapat kesalahan atau tidak. Fungsi dari sebuah pengkritikan buku adalah agar apa
yang di tuliskan di dalam buku tersebut sesuai dengan kebenaran yang ada dan dapat menjadi
sumber pembelajaran yang baik. Adapun pentingnya mahasiswa mengkritik buku adalah
untuk mengasah kemampuan berpikir kritis setiap mahasiswa dalam menanggapi sesuatu dan
juga mahasiswa mampu menganalisa penulisan karya tulis yang baik, serta menambah
wawasan mahasiswa terkait dengan buku yang di kritisi.
Dalam CBR kali ini saya mengkritisi buku yang berjudul “Peningkatan Keterampilan
Berbahasa Indonesia Pada Mahasiswa PGSD” karya Halimatussakdiah, S.Pd, M.Hum &
Mahasiswa Prodi PGSD C1 Reguler FIP Unimed. Saya memilih buku ini dalam pengerjaan
CBR saya karena menurut saya buku ini sangat cocok dan berkaitan dengan mata kuliah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah. Buku ini juga berisikan
pembahasan mengenai keterampilan berbahasa Indonesia yang merupakan aspek penting
yang harus dipahami oleh semua kalangan, khususnya mahasiswa dan calon guru.

BAB II
RINGKASAN

A. Indentitas Buku
Adapun identitas buku utama yang kami skritisi, antara lain:
1. Judul : Peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia
pada mahasiswa PGSD
2. Edisi : Edisi ke - 1
3. Penulis : Halimatussakdiah, S.Pd, M.Hum & mahasiswa
prodi PGSD C1 Reguler FIP Unimed

4. Penerbit : Unimed Press


5. Kota terbit : Medan
6. Tahun terbit : 2017

7. Jumlah halaman : 244 halaman 8. ISBN


: 978-602-50622-8-5

A. Ringkasan
BAB I PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan satu kesatuan bahasa yang menggabungkan satu daerah
dengan daerah lain di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu cabang ilmu dalam
ranah pendidikan, baik dari mulai tingkat SD, SMP, SMA bahkan sampai tingkat perguruan
tinggi. Setiap orang memiliki tingkat keterampilan berbahasa yang berbeda-beda. Kondisi
tersebut tidak lepas dari pembawaan manusia sejak lahir. Namun tidak berarti keterampilan
berbahasa seseorang tidak bisa berkembang. Ada berbagai macam bahasa yang dipakai
manusia untuk berkomunikasi didunia ini. Salah satunya adalah bahasa Indonesia, dimana
bahasa indonesia memiliki kedudukan sangat penting didalamnya. Dengan bahasa Indonesia
sebagai kalangan terpelajar kita diarahkan untuk selalu bersikap ilmiah. Selain itu, Bahasa
Indonesia menjadi bagian penting dalam terciptanya suatu karya ilmiah karena didalamnya
banyak menjelaskan aturan-aturan-sistematis dan kaidah-kaidah penulisannya.
Keterampilan berbahasa Indonesia merupakan hal yang pentingbagi seorang pelajar
khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah
dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud, keterampilan berbahasa meliputi
beberapa aspek, yaitu : (1) keterampilan menyimak (2) Keterampilan berbicara, (3)
Keteramoilan Membaca, (4) Keterampilan menulis, (5) Keterampilan Bersastra.
BAB II HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
Hakikat keterampilan berbahasa Indonesia merupakan inti sari atau dasar dari
kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Keterampilan berbahasa Indonesia adalah keterampilan seseorang untuk
mengungkapkan sesuatu dan memahami sesuatu dari hasil ia menyimak, kemudian
dilanjutkan dengan kemampuan berbicara, membaca, dan menulis yang kemudian dapat
dijadikan sebagai berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Dalam hakikat keterampilan
berbahasa Indonesia terdapat empat aspek yang harus dipahami dan di kuasai yaitu
menyimak, mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Kalau tidak menguasai keterampilan berbahasa maka kita tidak dapat mengungkapkan
pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang
kita amati. Selain itu, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan dan fakta yang
disampaikan oleh orang lain kepada kita. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam
melakukan interaksidan komunikasi dalam masyarakat.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
lambang kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat yang memungkinkan peraturan
berbagai masyarakat yang berbeda-bed, latar belakang sosial, budaya, politik dan ekonomi,
serta bahasanya kedalam satuan berbahasa Indonesia, alat pengembangan kebudayaan dan
pengetahuan serta teknologi modern.
BAB III MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK
Menyimak adalah proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan evaluasi.
Dalam proses menyimak, diawali dengan kegiatan mendengarkan bahan simakan ole siswa
(menyimak), selanjutnya bahan simakan dipahami berdasarkan tingat pemhaman siswa yang
dimaksud,kemudian dalam proses pemahaman tersebut terjadi proses evaluasi-
menghubungkan antara topik yang disimak dengan pengalaman dan/atau pengetahuan yang
dimiliki siswa.
Tujuan Menyimak ada 2 macam, yaitu tujuan bersifat khusus dan tujuan bersifat
umum.Tujuan yang bersifat khusus adalah untuk memperoleh informasi, menagkapisi, serta
memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan oleh pembicara melalui ujaran.
Namun, yang bersifat umum terdapat beberapa bagian antara lain; Mendapatkan fakta,
menganalisis fakta, mendapatkan inspirasi dan menghibur diri. Adapun Jenis-jenis menyimak
antara lain menyimak ekstensif, menyimak ekstrnsif merupakan kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Menyimak
ekstensif dibagi menjadi 4,yaitu menyimak sekunder dimana sejenis mendengar secara
kebetulan, Menyimak estetk dalam menyimak estetk penyimak duduk terpaku menikmati
suatu pertunjukan, menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar
yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti, menyimak sosial,
menyimak ini berlangsung dalam situasisosial.
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan
sungguhsungguh, penuh konsentrasi untuk menangapi makna yang dikehendaki. Dalam
menyimak intensif ada ciri-ciri yang perlu diperhatikan, yakni menyimak intensif adalah
menyimak pemahaman, menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi, menyimak
intensif ialah memahami bahasa formal, menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan
simakan. ada 5 bagian dari menyimak intensif yaitu menyimak kritis bertjuan untuk
memperoleh fakta yang diperlukan. Menyimak konsentratif menelaah pembicaraan yang
disimaknya, menyimak kreatif menyimak makna yang tergantung dalam suatu puisi,
menyimak interogatif kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas,
pemusatan perhatian akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak, Menyima
eksploratori disebut juga menyimak penyelidikan.
Teknik pengajaran menyimak di Sekolah Dasar, yaitu Teknik ulang-ucap
(Menirukan). Teknik ini biasa digunakan guru pada siswa yang belajar bahasa permulaan.
Teknik informasi beranting, Guru memberikan informasi kepada seorang siswa lalu siswa
tersebut menyampaikan kesiswalain. Teknik satu mulut satu kelas, dimana dalam teknik ini
guru membacakan suatu wacana, lalu siswa diminta untuk mendengarkan dan memahami
wacana tersebut, lalu siswa menjelaskan, menceritakan kembali wacana yang telah dibacakan
oleh guru. Teknik satu rekaman satu kelas dalam teknik ini guru menyiapkan rekaman seperti
kaset, CD atau laptop yang berisi ceramah, pembacaan puisi, pidato, cerita/dongeng, drama
dan sebagainya. Kemudian siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru untuk menggali
pemhaman siswa. Teknik Group Cloze guru membaca sebuah wacana namun dalam wacana
tersebut beberapa kelompok kata dihilangkan dan siswa mengisi beberapa kata yang hilang.
Teknik Para frase didalam terkini, siswa diminta untuk menyimak sebuah puisi. Teknik simak
libat cakap, dalam teknik ini penyimak katerlibat dalam pembicaraan seperti wawancara.
Tenik simak bebas libat cakap, dalam teknik ini penyimak cenderung sebagai pemerhati.
Strategi menyimak keterampilan menyimak, strategi menyimak antara lain strategi lingusitik
strategi bahan/isi, kata-kata apa yang harus diperhatikan, bahan simakan sejalan dengan
prediksi penyimak, kata-kata dan ekspresi-ekspresi yang pengetahuan yang telah dimiliki
oleh penyimak. Gaya belajar, para pembelajar harus sering mengikuti aktivitas berbahasa
lisan dan sering berlatih menyimak dalam berbagai macam situasi.

BAB IV PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA


Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses komuniasi yang dalam proses itu terjadi
pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) kepihak lain(komunikan).Pesan yang
disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah kesimbol-simbol yang dipahami oleh
kedua belah pihak.
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistik. Semakin banyak berlatih,
semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara. Tidak ada orang yang langsung
terampil berbicara tanpa melalui proses latihan. Tujuan Berbicara adalah berkomunikasi.
Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sebaiknya pembicara memahami makna
segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan.
Jenis-jenis Berbicara, berdasarkan tujuannya berbicara menghibur, berbicara
menginformasikan, berbicara menstimulasi, berbicara meyakinkan, berbicara menggerakkan.
Berdasarkan metode penyampaian ada empat cara yang bisa digunakan seseorang dalam
menyampaikan pembicaraanya, yaitu ; penyampaian secara mendadak, penyampaian
berdasarkan catatan kecil, penyampaian berdasarkan hafalan, berdasarkan jumlah penyimak,
berbicara dapat dibagi tiga jenis, yaitu: berbicara antarpribadi, berbicara dalam kelompok
kecil, berbicara dalam kelompok besar. Berdasarkan peristiwa khusus berbicara atau
berpidato dapat digolongkan enam jenis, yaitu; pidato presentasi, pidato penyampaian, pidato
perpisahan, pidato perjamuan, pidato perkenalan, dan pidato nominas.
Dalam proses belajar berbahasa disekolah, anak-anak mengembangkan kemampuan secara
vertical tidak hanya horizontal. Maksudnya, mereka sudah dapat mengungkapkan pesan
secara lengkap meskipun belum lengkap secara strukturnya menjadi benar, pilihan katanya
semakin tepat, kalimat-kalimatnya semakin bervariasi, dan sebagainya. Dengan kata lain,
perkembangan tersebut tidak secara horizontal mulai dari fonem, kata frase, kalimat dan
wacana seperti halnya jenis tataran linguisti.
Strategi meningkatkan kemampuan berbicara yang dapat dilaukan dalam upaya
meningkatlan kemampuan berbicara siswa antara lain sebagai berikut : Ulang-Ucap,
LihatUcap, Memerikan, Menjawab Pertanyaan, Bertanya, Pertanyaan Menggali, Melanjen
ceritakan Kembali, Percakapan, Para Frase, Reka Cerita Gutan Cerita, Reka Cerita Gambar,
Bercerita, Memberi Petunjuk, Melaporkan, Bermain Peran, Wawancara, Diskusi, Bertelepon,
dan Dramatisasi.
BAB V KETERAMPILAN MEMBACA
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif.
Dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman-
pengalaman baru. Pada hakikatnya, aktifitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca
sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada
aktifitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi
dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.
Membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Membaca merupakan
aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara dan menulis. Dengan demikian,
membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa
lainnya.
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup
isi dan memahami makna bacaan. Hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan
membaca sangat signifikan. Pembaca yang mempunyai tujuan yang sama, dapat mencapai
tujuan dengan cara pencapaian berbeda-beda. Tujuan membaca mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam membaca karena akan berpengaruh pada proses membaca dan
pemahaman membaca.
Ada dua jenis membaca, yaitu membaca bersuara dan membaca tidak bersuara. Membaca
bersuara meliputi: membaca nyaring, membaca teknik, membaca indah, membaca tidak
bersuara ( membaca diam) meliputi : membaca teliti, membaca pemahaman, membaca ide,
membaca kritis, membaca telaah bahasa, membaca skimming (sekilas) dan membaca cepat.
Manfaat membaca adalah sebagai berikut; (1) menambah kosa kata, tata bahasa dan juga
sintaksis. (2) mengalami perasaan dan pemikiran yang paling dalam. (3) memicu imajinasi.
(4) memaksa nalar, pengurutan keteraturan dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan
cerita atau memecahkan suatu misteri.
BAB VI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis
mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara
lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.
Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran,
ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.
Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki : (a)
kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan terhadap kondisi
pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d) kemampuan menggunakan
bahasa Indonesia, (e) kemampuan memulai menulis, dan (f) kemampuan memeriksa karangan
sendiri.
Tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti, dan memahami nilainilai
dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan isi tulisan.
Jenis-jenis tulisan berdasakan isi tulisan, yaitu menulis deskripsi, menulis narasi,
menulis eksposisi, dan menulis augmentasi. Menulis dapat bermanfaat untuk mengetahui
kemampuan diri dengan aktif berpikir dalam menuangkan ide dan gagasan kedalam sebuah
tulisan, menambah wawasan dan informasi, menumbuhkan keberanian dan kreatifitas.
Keterampilan menulis dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang
berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan
keterampilan menulis dan hasil produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis
berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atas empat
kategori, yaitu :karangan narasi, eksposisi, deskripsi dan argumentasi.
BAB VII PENINGKATAN KETERAMPILAN BERSASTRA
Sastra adalah hasil karya seni para pengarang atau sastrawan, yang antara lain berupa
prosa (cerita pendek atau novel), puisi dan drama (naskah drama atau pementasan
drama).sastra yang masuk dalam pengertian ini disebut karya sastra atau sastra kreatif. Dalam
kehidupan masyarakat, sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut, yaitu : (1) Fungsi
rekreatif, (2) Fungsi didaktif, (3) Fungsi estetis, (4) Fungsi moralitas, (5) Fungsi religious.
Pada sastra terdapat dua bidang yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah salah satu bentuk
karya sastra yang bersifat cerita, bercerita. Lewat karya itu pengarang berusaha membeberkan
atau menggambarkan seluruh ungkapan perasaan dan pikirannya secara terperinci dalam
bentuk cerita.
Ada dua unsur yang membentuk karya sastra prosa, yakni unsure ekstrinsik dan
unsure intrinsik. Pertama, unsur ekstrinsik adalah unsur yang mempengaruhi penciptaan
karya sastra dari luar. Yang termasuk unsur ini adalah yang berkaitan dengan unsur sosiologi,
ideology, histori, politik, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Kedua, unsure intrinsic adalah
unsure yang membentuk karya sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik itu adalah
tema atau inti atau dasar cerita, latar atau setting, teknik pencitraan atau pusat pemisahan dan
diksi atau gaya bahasa.
Secara umum, jenis karya sastra prosa yang dikenal luas adalah cerita pendek (cerpen)
dan novel (roman). Kedua jenis karya sasstra ini berasal dari barat, meskipun dalam sastra
Indonesia lama sudah ada jenis karya sastra jenis ini, hanya namanya bukan cerita ppendek
dan novel. Dalam tradisi sastra melayu, ada sejumlah karya sastra yang dikenal luas di
Indonesia yaitu cerita rakyat dan hikayat.
Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan
bahasa yang terkait irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi
dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru. Dalam puisi terdapat unsure yang
terdiri atas struktur fisik puisi dan struktur batin puisi.
BAB VIII PENERAPAN MODEL, METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
Pendekatan merupakan seperangkat asumsi yang aksiomatik tentang hakikat bahasa,
pengajaran dan belajar bahsa yang dipergunakan sebagai landasan dalam merancang,
melaksanakan dan menilai proses belajar-mengajar bahasa. Dibawah ini akan dibahas
beberapa pendekatan yang selayaknya di fahami oleh guru-guru sekolah dasar, baik guru
kelas maupun guru bidang studi. Adapun beberapa pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
1. Pendekatan Behaviorisme,
2. Pendekatan Nativisme,
3. Pendekatan Kognitif,
4. Pendekatan Interaksi Sosial,
5. Pendekatan Tujuan,
6. Pendekatan Struktural,
7. Pendekatan Komunikatif,
8. Pendekatan Pragmatik,
9. Pendekatan “Whole Language”,
10. Pendekatan Kontekstual,
11. Pendekatan Terpadu,
12. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA),
13. Pendekatan Keterampilan Proses
Dalam bidang pengajaran metode adalah rencana penyajian bahan secara menyeluruh
dengan urutan yang sitematis berdasarkan pendekatan atau approach tertentu. Saat ini, ada
beberapa metode pembelajaran bahasa yang masih dipergunakan, baik secara terpisah-pisah
maupun digabungkan beberapa metode dalam pelaksanaannya, yaitu :
1. Metode Langsung,
2. Metode Alamiah,
3. Metode Tatabahasa,
4. Metode Terjemahan,
5. Metode Pembatasan Bahasa,
6. Metode Linguistik,
7. Metode SAS,
8. Metode Bibahasa,
9. Metode Unit,
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah
disusun berdasarkan metode dan pendekatan yang dipilih guru. Adapun beberapa teknik yang
dapat diterapkan, yaitu : Teknik Ceramah, Teknik Tanya Jawab, teknik diskusi kelompok,
teknik pemberian tugas, teknik bermain peran, teknik karyawisata, teknik sinektik.
BAB IX EVALUASI DALAM KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
Evaluasi berperan sebagai pemberi informasi tentang tidak adanya perubahan yang terjadi
pada siswa dan berapa besar perubahan. Evaluasi dipandang sebagai proses sistematik untuk
mengumpulkan, menganalisis, serta menafsirkan informasi guna menentukan keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan belajarnya.
Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan 3
cara, yaitu secara klasikal, secara individual dan evaluasi di laboratorium. Pelaksanaan
evaluasi secara klasikal yaitu siswa bersama-sama didalam kelas di evaluasi dan mengikuti
evaluasi tes pada waktu yang bersamaan. Pelaksanaan evaluasi secara individual digunakan
seperti program pengajaran dengan system modul. Pelaksanaan evaluasi di laboratorium,
siswa diminta menjawab soal dengan menulis atau mengisi lembar jawaban.
Alat-alat yang digunakan dalam pengajaran bahasa terdiri atas alat ukur atau tes yaitu
tes menyimak, tes berbicara, tes membaca, tes kosa kata, tes struktur, tes menulis, dan tes
pragmatic. Melalui evaluasi, guru dapat mengetahui keberhasilan ataupun kegagalan kegiatan
yang diselenggarakan, sehingga ia dapat memikirkan tindakan selanjutnya dengan arah yang
jelas. Evaluasi perlu dilakukan oleh guru, terutama ialah evaluasi terhadap hasil belajar anak
(kemajuan anak) dan evaluasi terhadap program pembelajaran.
1. Evaluasi kemajuan anak adalah evaluasi yang diadakan disekolahmenggunakan
bentuk tes atau non tes sebagai alatnya, pelaksanaan evaluasi pembelajaran bahasa
dapat pada awal pembelajaran, tengah dan akhir program. Evaluasi dapat pula
dilaksanakan secara klasikal, individual atau evaluasi di laboratorium.
2. Evaluasi dalam pembelajaran membaca, yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi
pembelajaran membaca, yaitu ketepatan menyuarakan tulisan, kewajaran lafal,
kewajaran intonasi, kelancaran, kejelasan suara, pemahaman kata/makna kata.
3. Evaluasi dalam pembelajaran menulis, evaluasi menulis diadakan agar siswa mampu
memperoleh informasi tentang kemampuan siswa dalam menulis lambang-lambang
bunyi dalam hubungan kata atau kalimat.
4. Evaluasi dalam pembelajaran berbicara, aspek yang digunakan dalam evaluasi
berbicara, yaitu pengulangan, hafalan, percakapan terpimpin, dan percakapan
bebas/wawancara.
5. Evaluasi dalam pembelajaran menyimak, kemampuan menyimak dapat dievaluasi
dengan cara, yaitu informasi/deskripsi lisan, informasi/deskripsi lisan mengenai
sesuatu, identifikasi tema, identifikasi topic berdasarkan informasi pendek, piligan
ganda berdasarkan informasi pendek.

BAB X PEMBELAJARAN BERBAHASA INDONESIA DI KELAS TINGGI DAN DI


KELAS RENDAH
Pembelajaran adalah upaya mengkreasi lingkungan dimana struktur kognitif murid
dapat muncul dan berubah. Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu
kelas rendah dan kelas tinggi. Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Pembelajaran bahasa Indonesia SD kelas rendah mencakup perkembangan bahasa anak,
pembelajaran membaca dan menulis permulaan, pembelajaran sastra, pembelajaran terpadu
(pendekatan pembelajaran bahasa), evaluasi pembelajaran membaca-menulis kelas rendah.
Pembelajaran bahasa Indonesia SD kelas tinggi mencakup kebahasaan, keterampilan
berbahasa, dan kesusastraan.
Macam-macam metode pembelajaran di kelas rendah, yaitu metode eja, metode suku
kata dan metode kata, metode global, metode structural analisis sintesis (SAS). Sedangkan,
macam-macam metode pembelajaran di kelas tinggi, yaitu metode ceramah, metode diskusi,
metode demonstrasi dan metode ceramah plus. Teknik pembelajaran bahasa Indonesia di
kelas rendah, yaitu teknik ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, pemberian tugas, bermain
peran, karya wisata, sinektik. Teknik pembelajaran bahasa Indonesia di kelas tinggi, yaitu
bermain peran, wawancara, penyelesaian masalah, permainan dan pembelajaran di luar kelas.
BAB III KEUNGGULAN BUKU

Buku ini menjelaskan tentang peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia pada


mahasiswa pgsd secara rinci, jelas dan berurutan sesuai dengan bab-bab yang dituliskan.
Selain itu, isi dari setiap bab pada buku ini saling berkaitan dan berkesinambungan dalam
memaparkan penjelasan materi dalam buku ini satu sama lainnya. Keterkaitan antar bab
dalam buku ini dapat dilihat dari susunan materi yang dipaparkan yang dimulai dari
hakikat keterampilan berbahasa Indonesia kemudian dilanjutkan dengan materi
peningkatan keterampilan menyimak pada bab kedua, kemudian peningkatan
keterampilan berbicara, peningkatan keretampilan membaca, peningkatan keterampilan
menulis, peningkatan keterampilan bersastra, selanjutnya penerapan model, metode dan
strategi pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia, kemudian evaluasi dalam
keterampilan, dan terakhir yaitu pembelajaran berbahasa Indonesia di kelas rendah dan
tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemaparan materi dalam buku ini saling
berkaitan dan saling berkesinambungan. Kemutakhiran Buku
1. Buku ini menjelaskan secara jelas dan terperinci mengenai peningkatan
keterampilan berbahasa Indonesia dan dilengkapi juga dengan penerapan model,
metode dan strategi pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia, evaluasi
dalam keterampilan berbahasa Indonesia dan pembelajaran berbahasa Indonesia
dikelas rendah dan tinggi, penjelasan tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa
calon guru SD untuk dapat menerapkannya dalam pengajaran dikelas.
2. Disetiap awal bab buku ini juga memaparkan kompetensi dasar yang harus dicapai
oleh mahasiswa dalam mempelajari keterampilan berbahasa Indonesia
menggunakan buku ini.
3. Dalam buku ini juga dilengkapi dengan soal-soal latihan disetiap akhir
pembahasan bab guna melatih pemahaman pembaca mengenai materi yang telah
dipaparkan, serta dilengkapi dengan kunci jawaban dari soal latihan tersebut yang
berguna untuk penulis dapat mengecek jawaban dari soal latihan yang telah
dikerjakan.
4. Disetiap bab dalam buku ini juga dilengkapi dengan rangkuman dari materi yang
telah dipaparkan pada bab tersebut dan daftar pustaka diakhir pembahasannya
setelah soal-soal latihan.
5. Pembahasan dalam buku ini juga dilengkapi dengan pendapat para ahli yang
menguatkan isi materi dalam buku ini, seperti pada halaman 41 (Tujuan berbicara
adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif,
sebaiknya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan (Henry Guntur Tarigan, 2008: 16))
BAB IV KELEMAHAN BUKU
Dalam buku ini pemaparan penjelasan materi disetiap bab saling terkait dan saling
berkesinambungan, akan tetapi penulisan sub bab pada buku ini tidak memiliki
konsistensi yang jelas, sehingga hal itu dapat sedikit mengganggu konsentrasi
pembaca dalam memahami materi yang dipaparkan. Salah satunya seperti pada
pembahasan bab III peningkatan keterampilan menyimak, terdapat 7 sub bab
pembahasan yaitu: (1) kompetensi dasar, (2) pengertian menyimak, (3) tujuan
menyimak, (4) jenis-jenis menyimak, (5) teknik pengajaran menyimak disekolah
dasar, (6) keterampilan menyimak, (7) strategi menyimak keterampilan menyimak.
Sedangkan pada pembahasan bab V peningkatan keterampilan membaca, terdapat 2
sub bab pembahasan, yaitu: (1) kompetensi dasar, (2) hakikat, pengertian, tujuan,
jenis, manfaat, dan kegiatan membaca. Oleh karena itu menurut saya akan lebih baik
jika sub bab 2 pada bab V dibuat secara terpisah seperti pada bab III.
A. Kemutakhiran Buku

1. Dalam buku ini terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan yang tidak sesuai
dengan PUEBI, seperti pada halaman 125 terdapat kata “caracara” yang
seharusnya tertuliskan “cara-cara”, dan terdapat pula kata “keterampilan
mendengar, berbicaa, membaca dan menulis” yang seharusnya “keterampilan
mendengar, berbicara, membaca dan menulis”. Penulisan daftar pustaka, seperti
pada bab I, yaitu “Tarigan Henry Guntur 2008: Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.” Yang seharusnya “Guntur, Tarigan
Henry. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.”
2. Susunan penulisan dalam buku ini masih dapat dikatakan berantakan, dimana
dalam penulisan bab baru (pembahasan baru) yang dituliskan dibawah
pembahasan bab sebelumnya, yang seharusnya dituliskan pada halaman baru.
3. Sumber dari buku ini juga masih terdapat beberapa dari blog di internet, seperti
pada bab III , yaitu “Mangihot. 2016. Pengertian menyimak dan meningkatkan
kemampuan menyimak.
http://mangihot.blogspot.co.id/2016/12/pengertianmenyimak-dan-
meningkatkan.html. diakses pada 08 November 2017”
BAB V IMPLIKASI
A. Implikasi Terhadap Teori
Dalam buku Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia Pada Mahasiswa PGSD
terdapat beberapa teori terkait dengan keterampilan berbahasa Indonesia, antara lain:
1. Djago Tarigan (1990) dalam Kundharu Saddhono & Selamet (2012: 34) menyatakan
bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui lisan.
2. Akhadiah (1992: 29) menyatakan bahwa pembelajaran membaca mempunyai peranan
penting sebab melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai
moral, kemampuan bernalar, dan kualitas anak didik.
3. Saleh Abbas (2006:125) menyatakan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulis.
4. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu pendekatan behaviorisme,
nativisme, kognitif, interaksi sosial, tujuan, structural, komunikatif, pragmatik, Whole
Language, Kontekstual (Contextual Teachingand Learning atau CTL), terpadu, cara
belajar siswa aktif (CBSA) dan keterampilan proses. Dsb.
B. Implikasi Terhadap Program Pembangunan di Indonesia
Menurut penullis buku ini sangat berkaitan dengan program pembangunan di
Indonesia. Karena untuk melakukan perbaikan ataupun program pembangunan disebuah
negara diperlukannya SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik dan cakap dalam berbahasa.
Oleh karena itu dengan adanya keterampilan berbahasa Indonesia ini dapat dijadikan salah
satu upaya dalam mewujudkan SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing dan memiliki
kecakapan dalam berargumen dan berbahasa Indonesia dalam mewujudkan program
pembangunan di Indonesia. C. Pembahasan dan Analisis
Menurut penulis, pembahasan dalam buku ini sangat menarikdan penting untuk dibaca
khusunya oleh mahasiswa, calon guru dan guru dalam menambah wawasan terkait dengan
keterampilan berbahasa Indonesia. Buku ini juga memaparkan bagaimana cara
menyampaikan pembelajaran bahasa Indonesia terhadap peserta didik, seperti penerapan
model dan strategi pembelajaran, evaluasi dan pembelajaran bahasa Indonesia dikelas rendah
dan tinggi sekolah dasar. Oleh karena itu buku ini sangat cocok dibaca oleh para pendidik dan
calon pendidik, khususnya guru sekolah dasar.
Sumber yang dipilih dari buku ini juga mutakhir dengan menggunakan buku-buku
yang terkait dengan materi yang disampaikan, meskipun masih terdapat materi yang diambil
melalui blog di Internet. Kalimat-kalimat yang digunakan pada buku ini dalam memaparkan
materi mudah dimengerti sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi dari buku.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia Pada Mahasiswa PGSD karya
Halimatussakdiah, S.Pd, M.Hum & mahasiswa prodi PGSD C1 Reguler FIP Unimed yang
saya kritisi, dalam buku ini memaparkan penjelasan mengenai hakikat keterampilan
berbahasa Indonesia, Peningkatan Keterampilan menyimak, peningkatan keterampilan
berbicara, peningkatan keterampilan membaca, peningkatan keterampilan menulis,
peningkatan keterampilan bersastra, penerapan model, metode dan strategi pembelajaran
keterampilan berbahasa Indonesia, evaluasi dalam keterampilan berbahasa Indonesia, dan
pembelajaran berbahasa Indonesia dikelas rendah dan tinggi.
Dari hasil kritik yang telah saya lakukan, saya menyimpulkan bahwa buku
Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia Pada Mahasiswa PGSD karya
Halimatussakdiah, S.Pd, M.Hum & mahasiswa prodi PGSD C1 Reguler FIP Unimed yang
saya kritisi ini sudah layak dan dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa, calon guru dan
guru terkhusus guru SD dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berbahasa
Indonesia dan menyampaikan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, hanya saja
penulisan dan tata letak pada buku ini masih dapat dikatakan berantakan seperti penulisan
judul bab baru di lembar yang baru pula. Akan tetapi lebih spesifik dalam buku pembanding
yaitu buku Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah untuk pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas rendah.
B. Saran
Penulis menyarankan agar buku peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia pada
mahasiswa PGSD perlu adanya revisi lagi agar semakin bagus dan relevan sebagai bahan
bacaan jika penulisannya baik dan tepat. Dan penulis juga menyarankan kepada mahasiswa,
calon guru dan guru untuk membaca baik buku utama dan buku pembanding yang digunakan
dalam penulisan ini, karena buku ini sangat cocok dijadikan sebagai referensi guru dalam
meningkatkan dan mengajarkan keterampilan berbahasa Indonesia di sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Halimatussakdiah dan mahasiswa prodi PGSD C1 Reguler FIP Unimed. 2017. Peningkatan
Keterampilan Berbahasa Indonesia pada Mahasiswa PGSD. Medan: Unimed Press
Halimatussakdiah,dkk. 2019. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah.
Yogyakarta: Penerbit Ombak

Anda mungkin juga menyukai