Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Keterampilan Membaca dan Menulis

Dosen Pengampu :
Arifin Ahmad, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 1 Kelas 3C
Vina Sofia (205060084)

Syifa Dwina Rahma (205060086)


Lia Siti Soleha (205060087)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan karunia –Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keterampilan Membaca dan Menulis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Keterampilan Bahasa Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arifin Ahmad, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen Keterampilan Membaca dan Menulis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak dapat rintangan dan tantangan akan tetapi
atas bantuan dari beberapa pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua sumber yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca.

Bandung, 18 September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


Daftar Isi .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3


2.1 Keterampilan Berbahasa ...................................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa .................................................................... 3
2.3 Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa ................................................................ 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 12

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal
tersebut dikarenakan bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional sehingga bahasa Indonesia
menjadi salah satu mata ajar wajib di lembaga pendidikan tidak terkecuali di perguruan tinggi.

Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bahasa Indonesia memiliki peranan yang penting
pula dalam dunia pendidikan. Hal ini terimplementasi dalam proses pembelajaran atau kegiatan
belajar-mengajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu sarana
berkomunikasi, sarana berpikir, sarana persatuan, dan sarana kebudayaan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta


didik dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar yang
meliputi empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan keterampilan
menulis. Keempat jenis keterampilan tersebut tentu saja saling terkait satu dengan lainnya.

Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam


masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya antara lain
bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang, misalnya
profesi sebagai manajer, jaksa, pengacara, dan wartawan, dan masih banyak lagi.

Pembelajaran Bahasa Indonesia disuguhkan pada peserta didik bertujuan untuk melatih
peserta didik terampil berbahasa dengan menuangkan ide dan gagasannya secara kreatif dan
kritis. Maka dari itu, dalam makalah ini dibahas secara mendalam mengenai empat
keterampilan berbahasa yang mana sangat penting diajarkan dan dilatih dari dini.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa?
2. Apa saja jenis- jenis keterampilan berbahasa?
3. Apa saja aspek- aspek keterampilan berbahasa?

1
3.1 Tujuan Penulisan
1. Memberi tahu pembaca mengenai keterampilan berbahasa.
2. Memberi tahu pembaca jenis-jenis keterampilan berbahasa.
3. Memberi tahu pembaca aspek-aspek dalam keterampilan berbahasa.

3.2 Manfaat Penulisan


Makalah ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil makalah
ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan teori pembelajaran bahasa di Sekolah
sekolah, khususnya keterampilan berbahasa . Secara praktis, makalah ini dapat bermanfaat
bagi guru, siswa, sekolah, serta penulis
1. Bagi pengajar; materi ini memberi sumbangan informasi dan pengetahuan tentang
keterampilan berbicara siswa.
2. Bagi siswa; materi ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian dalam
mengungkapkan pesan yang akan disampaikan.
3. Bagi penulis materi ini memberi pengalaman praktis dalam upaya pengembangan dan
peningkatan keterampilan berbicara siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penulis berharap dari hasil
pengerjaan makalah yang penulis lakukan bisa memberikan manfaat khususnya bagi
penulis untuk menambah pengetahuan wawasan baru dalam ilmu pendidikan, bagi siswa
untuk menambah pelajaran baru, bagi guru dapat dijadikan gambaran untuk dijadiakan
sebagai bahan acuan ketika proses belajar mengajar khususnya dalam materi keterampilan
berbahasa Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keterampilan Berbahasa


Keterampilan berbahasa pada manusia dapat dikatakan sebagai suatu fenomena
yang menarik, karena kemampuan manusia dalam berbahasa tidak dapat dimiliki begitu
saja tanpa melalui suatu proses yang sangat panjang, yaitu sejak manusia itu masih bayi
sampai dia tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Dalam proses perkembangannya,
lingkungan memiliki peranan penting terhadap perkembangan kemampuan berbahasa pada
anak. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Dalam kegiatan sehari- hari setiap aspek erat sekali hubungannya
dengan aspek lainnya. Keempat aspek bahasa tersebut merupakan suatu kesatuan yang
disebut catur tunggal, yaitu saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Keterampilan berbahasa dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni aspek
reseptif dan aspek produktif. Aspek reseptif bersifat penerimaan atau penyerapan, seperti
yang tampak pada kegiatan menyimak dan membaca. Sementara aspek produktif bersifat
pengeluaran atau pemroduksian bahasa, baik lisan maupun tertulis sebagaimana yang
tampak dalam kegiatan berbicara dan menulis. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam
melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan
bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan
berbahasa yang dimilikinya, misalnya profesi sebagai manajer, jaksa, pengacara, guru,
penyiar, dai, wartawan dan lain- lain.

2.2 Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa


A. Keterampilan Membaca
1. Pengertian Membaca
Pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk
menemukan makna dari tulisan walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses
pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik karena bagian – bagian tubuh
khususnya mata yang melakukan, dikatakan kegiatan mental karena bagian –
bagian pikiran khususnya presepsi dan ingatan terlibat di dalamnya, dari definisi ini
kiranya dapat dilihat bahwa menemukan makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan
utama membaca dan bukan mengenai huruf-huruf. Membaca dapat dikatakan

3
sebagai sebuah kegiatan atau proses menerapkan sejumlah keterampilan mengolah
teks bacaan dalam rangka memahami isi bacaan (Dalman, 2013:1). Membaca
merupakan suatu kegiatan memperoleh informasi yang disampaikan oleh penulis
dalam bentuk bahasa tulis. Oleh karena itu, pembaca harus memahami teks bacaan,
baik secara literal, kritis, maupun kreatif. Membaca juga merupakan proses
memperoleh informasi dengan menggunakan teknik tertentu. Sebelum melakukan
kegiatan membaca, seorang pembaca harus menentukan tujuan membaca agar
informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan membaca.
Keterampilan membaca tergolong keterampilan yang bersifat aktif reseptif.
Aktivitas membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan mendengarkan dan berbicara. Namun, pada masyarakat yang
memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca
dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yakni Membaca
permulaan dan Membaca lanjutan. Kemampuan membaca permulaan ditandai oleh
kemampuan melek huruf, yakni kemampuan mengenali lambang-lambang tulis dan
dapat membunyikannya dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi bacaan belum
begitu tampak karena orientasi pembaca lebih ke pengenalan lambang bunyi
bahasa. Sementara pada membaca lanjut, kemampuan membaca ditandai oleh
kemampuan melek wacana. Artinya, pembaca bukan hanya sekadar mengenali
lambang tulis, bisa membunyikannya dengan lancar, melainkan juga dapat memetik
isi/makna bacaan yang dibacanya. Penekanan membaca lanjut terletak pada
pemahaman isi bacaan, bahkan pada tingkat tinggi harus disertai dengan kecepatan
membaca yang memadai.

2. Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adalah kegiatan pemerolehan informasi dari media
cetak. Informasi ini diperoleh melalui proses pemahaman. Secara spesifik membaca
adalah suatu keterampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda baca,
mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang
formal, serta mengenali hubungan antara bentuk dengan makna atau meaning
(Broughton et al dalam Sue 2004:15).

4
B. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis pada dasarnya ialah suatu bentuk komunikasi (Mundziroh dkk,
2013). Sebuah pesan yang disampaikan secara tepat dan efektif akan lebih mudah
dipahami oleh penerima pesan. Terkait hal ini, maka penulis yang baik harus
mampu menggunakan teknik menulis yang disesuaikan dengan sasaran tulisannya.
Selain itu, ia harus memahami tujuan dari tulisan yang dibuatnya. Suparno(2010,
dalam Malladewi, 2013) membagi tahapan menulis menjadi tiga, yaitu tahap
pramenulis, tahap penulisan, dan tahap revisi. Tahap pramenulis adalah persiapan
yang dilakukan sebelum kegiatan menulis. Kegiatan ini meliputi kegiatan
menentukan topik, tujuan penulisan, materi penulisan, dan kerangka karangan.
Tahap penulisan adalah tahapan proses penurunan lambang grafis. Proses revisi
dilakukan untuk penyempurnaan tulisan dan perbaikan dari kesalahan. Berkaitan
dengan ini, Tarigan (1994, dalam Maulidah, 2020) menyatakan bahwa keterampilan
menulis harus melalui proses pelatihan yang berulang dan teratur, serta praktik yang
tidak sedikit. Kemampuan menulis tidak secara otomatis dikuasai siswa. Pada
tingkat sekolah dasar, keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai siswa. Dengan menulis, siswa dapat
mengembangkan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa inilah yang
penting dalam komunikasi dan juga untuk menyerap pengetahuan yang dipelajari
siswa di sekolah.

2. Fungsi dan Tujuan Menulis


Sebagai sebuah kegiatan berbahasa, menulis memiliki sejumlah fungsi dan
tujuan sebagai berikut :
a. Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan
pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian.
b. Fungsi interaksional, yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
c. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan.
d. Fungsi heuristik, yaitu belajar atau memperoleh informasi.
e. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan.

5
C. Keterampilan Menyimak
1. Pengertian Menyimak
Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan,
ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai
suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan
makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan
pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Proses menyimak
sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak.
Menurut Poerwadarminta (1984: 941) “Menyimak adalah mendengar atau
memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”. Kalau
keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain,
seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini
berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.
Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan
komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis.
Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi,
menangkap isi, memahami makna komunikasi. Dalam kegiatan menyimak setelah
proses penerimaan bunyi terjadi aktivitas mental dalam berbagai tingkat yaitu
proses pembentukan pemahaman, proses pemanfaatan, dan proses penyimpanan
dalam ingatan jangka panjang. Pesan atau informasi yang tersimpan dalam ingatan
tersebut pada saat diperlukan dapat muncul kembali di permukaan dalam bentuk
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Hakikat menyimak itu adalah suatu
rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran,
memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses
menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan
pengalaman.

2. Tujuan Menyimak
a. Menyimak untuk belajar di mana orang tersebut bertujuan agar ia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara
b. Menyimak untuk menikmati di mana orang yang menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni).

6
c. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan maksud agar
ia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur,
logis-tidak logis, dan lain-lain)
d. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat
menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembacaan
berita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan pendebatan).
e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak
bermaksud agar ia dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,
maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
f. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak
bermaksud agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi
yang membedakan arti (distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti;
biasanya ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik
mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker)
g. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak
bermaksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis,
sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
h. Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.
D. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah salah satu kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
melalui media bahasa. Berbicara adalah bentuk tindak tutur yang berupa bunyi-
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap disertai dengan gerak-gerik tubuh dan ekspresi
raut muka. Berbagai definisi telah dikemukakan untuk memberikan makna tentang
berbicara. Sesuai fungsinya, berbicara adalah media yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi. Berbicara dapat disebut juga sebagai tindak tutur dalam
berkomunikasi. Ditinjau dari proses komunikasi ini, berbicara menjadi sarana
untuk saling menyampaikan pesan dan menangkap pesan. Kegiatan menangkap
atau menerima pesan berbicara dilakukan secara bergantian (resiprokal) dan dapat
berlangsung secara terus-menerus. Pesan yang disampaikan dalam tindak tutur
berbicara ini disertai tingkah laku dengan berbagai ekspresi.
Guntur Tarigan (1981: 15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
7
mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan
persendian, jika komunikasi berlangsung, secara tatap muka ditambah lagi dengan
gerak tangan dan air muka (mimik pembicara). Djago Tarigan (1990: 149)
menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui
bahasa lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian
sangat erat. Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi
dalam bentuk lain yaitu bunyi bahasa. Kegiatan berbicara juga merupakan kegiatan
yang membutuhkan berbagai macam pengetahuan yang sangat kompleks, salah
satunya adalah sikap mental. Sikap mental yang harus dibina oleh seorang
pembicara pada saat berbicara, yaitu:
a) rasa komunikasi,
b) rasa percaya diri,
c) rasa kepemimpinan.

Aminudin (1983: 12) mengemukakan bahwa rasa kepemimpinan yang


berhubungan dengan kegiatan berbicara adalah rasa percaya diri dari pembicara
bahwa dirinya mampu mengatur, menguasai, dan menjalin suasana akrab dengan
pendengarnya, serta mampu menyampaikan gagasan-gagasannya dengan baik.
Pembicara mempunyai kemampuan dan mental pemimpin akan mampu mengatur
dan mengarahkan pendengar agar konsentrasi terhadap pokok pembicara yang
sedang dibahas.

2. Tujuan Berbicara
Terdapat beberapa tujuan manusia berbicara antara lain:
a. Mengekspresikan pikiran, perasaan, imajinasi, gagasan, ide, dan pendapat.
b. Memberikan respon atas makna pembicaraan dari orang lain.\
c. Ingin menghibur orang lain.
d. Menyampaikan informasi.
e. Membujuk atau mempengaruhi orang lain.

Berbicara dengan tujuan mengekspresikan pikiran, perasaan gagasan, ide,


dan pendapat adalah bentuk berbicara yang disebabkan dorongan dari internal
individu. Berbicara seperti ini sifatnya personal, artinya manusia memiliki berbagai
alasan yang melatar belakangi timbulnya ide maupun gagasan yang muncul.

8
2.3 Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa
A. Hubungan Berbicara dengan Menyimak
Menurut Brooks dalam Tarigan (1994:3), berbicara dan mendengarkan
merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang bersifat langsung. Apabila kita amati
peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi dalam masyarakat, pernyataan Brooks itu
benar untuk peristiwa komunikasi dalam situasi interaktif, seperti diagram berikut ini.
A B
Gambar 1.4
Diagram Komunikasi Interaktif

Kegiatan komunikasi interaktif seperti dilukiskan dalam diagram di atas, terjadi


antar teman, antara pembeli dan penjual atau dalam suatu diskusi kelompok. Dalam hal
ini, A berbicara dan B mendengarkan. Setelah itu giliran B berbicara dan A
mendengarkan.

B. Hubungan Menyimak dengan Membaca


Seperti telah disinggung pada bagian terdahulu, mendengarkan dan membaca
sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Mendengarkan
berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan
aktivitas berbahasa ragam tulis. Ini sejalan dengan penjelasan yang dikemukakan oleh
Tarigan (1994:4) melalui diagram berikut ini :

Mendengarkan Reseptif (menerima Lisan (hasil


informasi) berbicara)

Membaca Reseptif (menerima Tulisan (hasil


informasi) menulis)

Gambar 1.7
Diagram Hubungan Mendengarkan dan Membaca

Dalam Gambar 1.7, bukan hanya menggambarkan hubungan antara


mendengarkan dan membaca, melainkan juga memperlihatkan kaitan antara menyimak
dan berbicara serta membaca dan menulis.

9
C. Hubungan Membaca dan Menulis
Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan
membaca merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Seseorang menulis
guna menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam bentuk tulisan.
Sebaliknya, seseorang membaca guna memahami gagasan, perasaan atau informasi
yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut. Dalam menuangkan gagasan melalui
kegiatan menulis, paling tidak terdapat tiga tahapan yang dilakukan penulis, yakni
perencanaan, penulisan, dan revisi. Ketika si penulis menyusun perencanaan mengenai
apa yang hendak ditulisnya, sering kali dibutuhkan banyak informasi untuk bahan
tulisannya itu. Salah satu cara menghimpun informasi itu dilakukan melalui aktivitas
membaca. Aktivitas membaca dan menulis dapat diibaratkan sebagai berikut. Sebelum
bisa mengalirkan air dari gentong, seseorang harus mengisi gentongnya terlebih dahulu
dengan air. Tidak mungkin seseorang dapat menuangkan air dari gentong jika
gentongnya kosong. Aktivitas pengisian air ke dalam gentong dapat disetarakan dengan
kegiatan membaca. Sementara aktivitas menuangkan air dari gentong dapat disetarakan
dengan kegiatan menulis. Selanjutnya, dalam proses penulisan si penulis acap kali pula
melakukan bongkar-pasang untuk tulisannya itu. Di sana-sini dilakukan revisi untuk
bagian-bagian tulisan yang dirasanya tidak sesuai dengan gagasan yang akan
disampaikannya. Kegiatan bongkar-pasang tulisan ini diperlukan aktivitas membaca,
lalu menulis kembali secara berulang-ulang. Jadi, tampak jelas bahwa kemampuan
membaca penting sekali bagi proses menulis (Wray, 1994:96-97).
Sebaliknya pula, dalam kegiatan membaca, terutama dalam membaca
pemahaman atau membaca untuk kepentingan studi, sering kali kita harus menulis
catatan-catatan, bagan, rangkuman, dan komentar mengenai isi bacaan guna menunjang
pemahaman kita terhadap isi bacaan. Bahkan, kadang-kadang kita merasa perlu untuk
menulis laporan mengenai isi bacaan guna berbagi informasi kepada pembaca lain atau
justru sekadar memperkuat pemahaman kita mengenai isi bacaan. Selain itu, mungkin
pula kita terdorong untuk menulis resensi atau kritik terhadap suatu tulisan yang telah
kita baca. Berdasarkan gambaran di atas, tampak jelas bahwa antara aktivitas membaca
dan menulis begitu erat kaitannya dalam kegiatan berbahasa.

D. Hubungan Menulis dan Berbicara


Berbicara merupakan kegiatan berbahasa ragam lisan, sedangkan menulis
merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis. Kemudian, kegiatan menulis pada
10
umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak langsung, sedangkan berbicara pada
umumnya bersifat langsung. Ini berarti ada juga kegiatan menulis yang bersifat
langsung, misalnya komunikasi tulis dengan menggunakan telepon seluler (SMS) dan
dengan menggunakan internet (chatting). Sebaliknya, ada pula kegiatan berbicara
secara tidak langsung, misalnya melalui pengiriman pesan suara melalui telepon
seluler.
Anda tentu sering menghadiri acara seminar, bahkan mungkin pernah menjadi
pemakalahnya. Seorang pembicara dalam seminar biasanya diminta menulis sebuah
makalah terlebih dulu. Kemudian, yang bersangkutan diminta menyajikan makalah itu
secara lisan dalam suatu forum. Selanjutnya, peserta seminar akan menanggapi isi
pembicaraan si pemakalah tersebut. Dalam berpidato pun (salah satu jenis aktivitas
berbicara) seseorang dituntut membuat perencanaan dalam bentuk tulisan. Untuk
pidato-pidato yang tidak terlalu resmi mungkin si pembicara cukup menuliskan secara
singkat pokok-pokok yang akan dibicarakan itu sebagai persiapan. Dalam suatu pidato
resmi (misalnya pidato kenegaraan), pembicara dituntut menulis naskah pidatonya
secara lengkap. Pidato kenegaraan biasanya dilakukan melalui pembacaan teks naskah
pidato yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Dalam kedua jenis aktivitas berbicara seperti yang dikemukakan di atas, tampak
jelas keterkaitan antara aktivitas menulis dan berbicara. Kegiatan menulis dilakukan
guna mendukung aktivitas berbicara. Bahkan dalam suatu seminar, keempat aspek
keterampilan berbahasa itu dilibatkan secara simultan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keterampilan berbahasa dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni aspek


reseptif dan aspek produktif. Aspek reseptif bersifat penerimaan atau penyerapan, seperti
yang tampak pada kegiatan menyimak dan membaca. Sementara aspek produktif bersifat
pengeluaran atau pemroduksian bahasa, baik lisan maupun tertulis sebagaimana yang
tampak dalam kegiatan berbicara dan menulis.

Membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan
walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf. Membaca dapat
dikatakan sebagai sebuah kegiatan atau proses menerapkan sejumlah keterampilan
mengolah teks bacaan dalam rangka memahami isi bacaan.

Menulis pada dasarnya ialah suatu bentuk komunikasi, Sebuah pesan


yang disampaikan secara tepat dan efektif akan lebih mudah dipahami oleh penerima pesan.
Terkait hal ini, maka penulis yang baik harus mampu menggunakan teknik menulis yang
disesuaikan dengan sasaran tulisannya. Selain itu, ia harus memahami tujuan dari tulisan
yang dibuatnya.

Menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan


atau dibaca orang”. Kalau keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan
berbahasa yang lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa
ini berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.

Berbicara adalah salah satu kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui
media bahasa. Berbicara adalah bentuk tindak tutur yang berupa bunyi-bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap disertai dengan gerak-gerik tubuh dan ekspresi raut muka.

12
Daftar Pustaka

Sri, S. (2012). Pembelajaran Keterampilan Berbicara Model Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing
Pada Siswa Introver Ekstrover di SMP. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1
(1) : 36. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/download/119/110 (diakses
pada tanggal 19 September 2021)

Mulyati, Yeti. 2015. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD Edisi (2). Tanggerang Selatan. Universitas
Terbuka. https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/pdgk4101-keterampilan-berbahasa-indonesia-sd-
edisi-2/#tab-id-3

Nafri, Yanti. Suhartono. dan Rio, Kurniawan. (2018). Penguasaan Materi Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Indonesia Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
1(2) : 77. (JURNAL 2) https://ejournal.unib.ac.id (diakses pada tanggal 19 September 2021)

Fatmasari, Ria Kristia dan Husniyatul Fitriyah. 2018. Keterampilan Membaca. Bangkalan. STKIP
PGRI Bangkalan. https://stkippgri-bkl.ac.id/wp-content/uploads/2019/01/buku-pdf.pdf

Hengky Kusuma, W. (2020). Kajian Keterampilan Menulis Menggunakan Media Jurnal Bergambar di
Sekolah Dasar. 2(7) : 306. https://journal.upy.ac.id (diakses pada tanggal 19 September 2021)

Yunus, Akbar. 2014. Keterampilan Menulis. Tanggerang Selatan. Universitas Terbuka.

Rohana dan Syamsuddin. 2021. Keterampilan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Makasar. Rohana
Syamsuddin.
https://www.researchgate.net/publication/351496295_BUKU_KETERAMPILAN_BERBAH
ASA_INDONESIA (diakses pada tanggal 19 September 2021)

Agus Setyo, N (2013). Hakikat, Alasan dan Tujuan Berbicara, Dasar Pembangun Kemampuan
Berbicara Mahasiswa. 1(3) : 67- 80. https://www.online-
journal.unja.ac.id/pena/article/view/1451 (diakses pada tanggal 19 September 21)

Chatarina Jati, W. (2015). Pendekatan Keterampilan Berbicara dengan Pendekatan Komunikatif


Integratif. 1(19) : 103.
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr9Ikh86UZhSR4AELRXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG
9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1632066044/RO=10/RU=https%3a%2f%2fe-
journal.usd.ac.id%2findex.php%2fJP%2farticle%2fdownload%2f1003%2f781/RK=2/RS=fQ
3q1NneSedXUPIzebzD.xXELZ4- (diakses pada tanggal 19 September 21)

13

Anda mungkin juga menyukai