Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“Keterampilan Berbahasa produktif Berbicara dan Menulis”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:Deden Sutisna.M.Pd

Disusun oleh:

Nama: Ike Dwi Priyanti (42010423017)

Kelas: 1A( PRODI D3 KEPERAWATAN)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBN
Jl.Brigjen Dharsono No.12b,Telp.480537 kab.Cirebon Kode Pos 45153

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas karunia serta berkat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan harapan dan tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila. Makalah ini berjudul "Pancasila Sebagai Sistem Etika".

Kami berterima kasih kepada dosen pengampu Bapak Deden Sutisna M.Pd yang telah mengajar mata
kuliah Bahasa Indonesia. Dan kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

kata kami mohon maaf Akhir jika terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan.

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam berbahasa mempunyai empat aspek, yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan
membaca. Keempat aspek tersebut dibagi menjadi dua yaitu reseptif yang merupakan keterampilan
berbahasaayang digunakan nuntuk menangkap dan memahami informasi yang disampaikan melalui
bahasa lisan dan tertulis. Keterampilan berbahasa yang termasuk kedalam aspek reseptif ini adalah
keterampilan menyimak dan membaca. Selanjutnya aspek produktif yaitu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk menyampaikan Keterampilan informasih atau ugagasan baik secara tertulis maupun
lisan. Keterampilan berbahasa yang termasuk kedalam aspek produktif ini adalah keterampilan berbicara
dan menulis. Kedua aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk terjadinya proses komunikasi.
Sehingga, dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Jepang pembelajar dituntut untuk menguasai
keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut.

Dalam berkomunikasi pembicara bukan hanya sekedar mengeluarkan kata-kata saja, tetapi kata-kata
tersebut merupakan alat untuk mengungkapkan gagasan yang dikembangkan sesuai kebutuhan
pembicara. Agar terjadi komunikasi berbicara dalam bahasa Jepang secara lancar tedapat beberapa faktor
yang mempengaruhi antara lain, kosakata, kalimat, intonasi, pola kalimat, dan gestur tubuh. Dari
beberapa faktor tersebut dapat dilihat bahwa pola kalimat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kelancaran berkomunikasi.

1. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa keterampilan menulis menjadi keterampilan berbahasa yang paling sulit?
2. Aspek apa saja yang mempengaruhi dalam keterampilan berbahasa?J
3. Apakah keterampilan berbicara menunjang keterampilan menulis?

1. Tujuan
Kajian literasi semakin sering dibicarakan khususnya literasi digital yang sering juga dikaitkan dengan
keterampilan menulis. hal itu karena sejatinya menulis adalah suatu usaha untuk menuangkan ide atau
sebuah gagasan kepada orang lain. Penuangan ide itu tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam
menulis yang harus mempertimbangkan integritas dalam tulisannya. Namun, di tengah-tengah
perkembangan teknologi dan informasi saat ini, kegiatan menulis justru memberikan kontribusi dan
sekaligus tantangan bagi para calon penulis. Kontribusi yang dimaksud utamanya menyediakan sumber-
sumber yang dapat memperkaya ide dalam penulisan. Sebaliknya, tantangan yang dimaksud dapat berupa

(1) iidak ada niat atau gairah menulis,

(2) ada niat, tetapi selalu merasa tidak tepat waktunya untuk menulis,

(3) merasa tidak tahu apa yang akan ditulis (tataran ide),

(4) takut salah, merasa tidak bermutu (tataran teknis dan konten),

(5) pengaruh perhatian terhadap hal-hal yang tidak produktif,

(6) tidak dapat memanfaatkan teknologi secara tepat guna. Khususnya jika tulisan itu berkategori tulisan
karya ilmiah. Oleh karena itu, calon penulis harus diperkenalkan bagaimana menggunakan konsep literasi
digital dalam mengembangkan ide-ide dalam tulisan yang sekaligus mengajarkan mereka untuk mampu
menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat bagi para pembacanya melalui penentuan sitasi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai