Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ORASI DAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu:

JEISI RISKA MERDEKAWATI S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:

KOMANG YULVITA TUMPU

A40119068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas Kasih dan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena Kemurahan
nya serta hikmat yang diberikan saya dapat menyelesaikan makalah tentang Pembelajaran
Bahasa Indonesia Kelas Tinggi sebagai salah satu mata kuliah dan untuk memenuhi tugas yang
diberikan. Dengan harapan besar semoga makalah yang dibuat ini dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan kita yang membacanya.

Akan banyak kekurangan yang terdapat didalam makalah yang saya buat, dan untuk itu
diperlukan suatu koreksi yang sangat baik dan respon yang penuh dukungan untuk saya
memperbaiki lebih baik lagi. Semoga kedepannya bisa lebih baik dan mberilan yang terbaik.
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................2
D. Manfaat..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. Pengertian Orasi Dan Literasi............................................................................3


B. Perbandingan Orasi dan Literasi........................................................................4
C. Proses Orasi Dan Literasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia..................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................8

A. Kesimpulan........................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di beberapa masyarakat, seni adalah satu bentuk komunikasi yang lebih dipentingkan
sebagaimana halnya menari dan kegiatan seni lainnya. Mereka menggunakan semua pola
berpikirnya untuk kegiatan tersebut. Namun, kita harus memahami bahwa sistem komunikasi
lainnya yang lebih dominan di masyarakat, adalah bahasa (Harste, 1989 dalam Ellis, 1989).

Dengan demikian, bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling utama dalam kehidupan
manusia, baik dalam komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Hal ini pula yang mendasari
bahwa pembelajaran bahasa dengan empat aspek kemampuan mencakup menyimak, berbicara,
membaca dan menulis harus dikembangkan.

Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pembelajaran bahasa mencakup empat aspek
kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan
berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang termasuk kedalam kemampuan orasi,
sedangkan membaca dan menulis termasuk kedalam kemampuan literasi. Lalu apakah orasi dan
literasi itu? Orasi adalah kemampuan berbahasa yang behubungan dengan lisan. Sedangkan
literasi merupakan kemampuan berbahasa yang berhubungan dengan tulisan.

Kemampuan menyimak (orasi) dan kemampuan membaca (literasi) disebut kemampuan reseptif
yaitu menerima pesan sedangkan kemampuan berbicara (orasi) dan kemampuan menulis (literasi)
disebut kemampuan ekspresif yaitu menghasilkan pesan. Kemampuan berbahasa baik itu
menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis dilandasi oleh aspek berpikir. Teori Piaget
mengemukakan bahwa, berpikir diperoleh terlebih dahulu lalu kemudian kemampuan berbahasa.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian dari Orasi dan Literasi?


2. Bagaimana perbandingan antara Orasi dan Literasi?
3. Jelaskan proses dari Orasi dan Literasi!

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui Pengertian orasi dan literasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia


2. Memberikan gambaran tentang perbandingan orasi dan literasi
3. Menjelaskan bagaiaman proses orasi dan literasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia

D. Manfaat Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian Orasi dan Literasi


2. Menambah wawasan pembaca tentang perbandingan Orasi dan Literasi
3. Untuk mengetahui proses Orasi dan Literasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Orasi dan Literasi

Orasi adalah kemampuan berbahasa yang behubungan dengan lisan. Sedangkan literasi
merupakan kemampuan berbahasa yang berhubungan dengan tulisan. Kemampuan menyimak
(orasi) dan kemampuan membaca (literasi) disebut kemampuan reseptif yaitu menerima pesan
sedangkan kemampuan berbicara (orasi) dan kemampuan menulis (literasi) disebut kemampuan
ekspresif yaitu menghasilkan pesan. Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Dua kemampuan pertama merupakan kemampuan berbahasa
yang tercakup dalam kemampuan orasi (oracy). Sedangkan kemampuan kedua merupakan
kemampuan yang tercakup dalam kemampuan literasi (literacy). Kemampuan orasi merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan bahasa lisan, sedangkan kemampuan literasi berkaitan
dengan bahasa tulis. Kemampuan menyimak (orasi) dan kemampuan membaca (literasi)
merupakan dua kemampuan berbahasa yang termasuk ke dalam kemampuan reseptif. Sedangkan
kemampuan berbicara (orasi) dan kemampuan menulis (literasi) merupakan dua kemampuan
yang termasuk ke dalam kemampuan berbahasa ekspresif. Keempat kemampuan di atas harus
merupakan kompetensi berbahasa yang harus dikuasai siswa Maryam, S., Pamungkas, D., &
Suwandi, A. (2013).

Literasi secara umum didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis serta
menggunakan bahasa lisan. Perkembangan literasi pada anak prasekolah berada pada tahap
literasi anak. Anak-anak prasekolah sering kali terlihat mencoret-coret kertas atau bahkan
dinding dengan huruf-huruf atau angka namun masih kurung jelas atau kurang tertata. Kharizmi
M (2019) menjelaskan bahwa pertama kali anak-anak memegang sebuah buku atau pensil
melihat orang dewasa membaca atau menulis, maka anak tersebut sedang belajar sesuatu tentang
literasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku anak-anak tersebut telah menunjukkan
adanya tahap literasi dasar. Anak- anak yang memperlihatkan kemampuan membaca yang baik
akan menunjukkan sikap yang lebih positif dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki
masalah dalam kegiatan membacanya. Namun, minat membaca di Indonesia masih rendah.
Pemaparan hasil penelitian tersebut menunjukkan pentingnya meningkatkan kemampuan baca
tulis anak. Keterlibatan orang tua adalah salah satu faktor yang dapat mengoptimalkan
kemampuan literasi anak. Oleh karena itu, kesadaran para orang tua untuk dapat ikut terlibat
dalam mendidik anak-anaknya sejak dini terutama mengenai literasi merupakan hal yang sangat
diperlukan. Menurut permatasari, A. (2015), minat anak untuk membaca tidak lepas pula dari
kebiasaan orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya membuat lingkungan keluarga
yang kondusif dan membangkitkan minat belajar baca-tulis. Kesadaran orang tua terhadap
pengembangan literasi anak diperlihatkan dengan keterlibatan orang tua dalam aktifitas literasi
anak.

Tentunya setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupan ini haruslah dicari solusinya agar
masalah tersebut terselesaikan sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan permasalahan
perkembangan literasi yang lambat pada siswa sekolah dasar. Dalam hal ini, semua pihak yang
berhubungan dengan siswa memiliki peran sesuai dengan kapasitas yang dimiliki dalam
menyelesaikan permasalahan lambatnya perkembangan literasi pada siswa Ruhaena, L. (2015).
Kemampuan berbahasa terdiri atas kemampuan berbahasa lisan dan kemampuan berbahasa tukis.
Kemampuan berbahasa lisan yang disebut juga dengan kemampuan orasi terdiri atas kemampuan
menyimak dan berbicara, sedangkan kemampuan berbahasa tulis yang disebut juga kemampuan
literasi, terdiri atas kemampuan membaca dan menulis. Literasi anak yang harus dikembangkan
mencakup literasi visual, literasi lisan, dan literasi cetakan atau teks tertulis. Kemampuan literasi
ini dikembangkan dalam berbagai bentuk peristiwa literasi dengan proses literasi yang didukung
oleh beragam pajanan bahasa dan peristiwa literasi. Sebagai suatu kemampuan kiat berbahasa
terdiri atas kemampuan berpikir, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berpikir
merupakan elemen dasar dalam semua kegiatan berbahasa, baik reseptif maupun ekspresif, yang
pada prosesnya diperlukan unit dasar kognisi serta mekanismenya.

B. Perbandingan Orasi Dan Literasi

Bahasa lisan atau orasi mengacu pada proses dari aspek berbicara dan mendengarkan. Bahasa
tulis atau literasi, dengan definisi yang paling umum, mengacu pada proses dari aspek membaca
dan menulis. Perbandingan antara orasi dan literasi dikemukakan beberapa ahli sebagaimana
terlihat dalam tabel berikut (Chape, 1985; Nickercon, 1981; Smith, 1984, Ellis, 1998). Berikut
Perbandingan antara Orasi Dan Literasi:

Orasi

1. Sifatnya hampir universal, individual, normal.


2. Diperoleh tanpa banyak pelatihan formal, sepanjang kehidupan seseorang
3. Secara khas melibatkan kontak langsung, bersemuka (face to face)
4. Sering melanggar aturan tata bahasa yang sifatnya formal
5. Diproduksi dalam periode waktu yang cepat
6. Kemungkinan lebih cepat dilupakan, tetapi dapat juga bertahan lebih lama bergantung
pada reaksi emosional dari penyimak
7. Dipercaya untuk mengakui kekurangan / kesalahan dalam kaitannya dengan susunan
penyampaian lisan
8. Bertujuan untuk melakukan perubahan secara cepat terutama berkaitan dengan mode,
arah pembicaraan, dan lain-lain
9. Menyiratkan kesanggupan untuk memproduksi kata-kata lebih sedikit
10. Bertujuan menghubungkan gagasan bersama secara bebas

Literasi

1. Jauh dari universal dan sering kurang dikembangkan dengan baik


2. Diperoleh melalui pembelajaran dan usaha keras, diperoleh setelah penguasaan bahasa
lisan
3. Pengiriman pesan kepada penerima melalui pemindahan yang leluasa dalam bentuk
tertulis, tidak bersemuka
4. Menuntut ketaatan aturan kebahasaan
5. Diproduksi dalam periode waktu yang lambat
6. Bisa bertahan lebih lama (melalui penerbitan), dapat diubah-ubah sebelum disampaikan
kepada pembaca
7. Dipercaya untuk mencerminkan pengetahuan, ketepatan pribadi, keercayaan, dan sikap
8. Bertujuan untuk mempertahanan yang lebih tradisional dan menghindari mode yang tidak
formal
9. Menyiratkan ksanggupan untuk memprodksi kata-kata yang lebih banyak
10. Bertujuan menghubungkan gagasan bersama dalam suatu struktur yang kompleks

C. Faktor Yang Mempengaruhi Orasi Dan Literasi


Faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi adalah faktor intelejensi, jenis kelamin,
perkembangan motorik, kondisi fisik, kesehatan fisik, lingkungan, perbedaan status sosial dan
keluarga, termasuk didalamnya adalah keterlibatan orang tua Fabriyani ( dalam Kharizmi, 2019;
99 ). Faktor yang mempengaruhi dalam meningkatkan kemampuan orasi dan liteasi pada anak
adalah orang tua. Kerterlibatan orang tua dalam mengembangkan orasi dan literasi pada anak
adalah hal yang penting karena waktu bersama anatara orang tua dan anak sangat banyak.
Banyak cara orang tua jika ingin mengembangkan kemampuan orasi dan literasi pada anak
diantaranya: orang tua membaca buku bersama-sama dengan anak, orang tua melakukan
percakapan dengan anak, orang tua melakukan aktivitas menulis bersama dengan anak. Faktor
intelejensi ( kecerdasan ) pada anak sangat mempengaruhi kemampuan orasi dan literasi pada
anak. Kurang kecerdasan pada anak sangat menghambat kecepatan pada anak dalam menulis,
membaca, berbicara maupun menyimak. Hal itu dikarenakan kecerdasan sangat mendukung
dalam menunjang pemahaman belajar. Kondisi fisik adalah suatu faktor yang menyebabkan
terhambatnya seorang anak dalam mencapai kemampuan orasi dan literasi, karena jika kondisi
fisik siswa yang tidak normal ( cacat ) bisa membuat siswa tersebut sulit menerima pembelajaran
dari guru. Cara penyampaian metode pembelajaran yang salah dalam menyampaikan materi oleh
guru juga menjadi faktor penghambat bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan orasi dan
literasi pada anak ( siswa ). Faktor kesehatan fisik adalah suatu ketidaknyamanan dari anggota
tubuh contoh sakit kepala, faktor ini juga salah satu yang dapat menghambat proses
pembelajaran, karena jika siswa yang sakit siswa tersebut tidak akan konsentrasi dalam belajar.
Lingkungan juga sangat berpengaruh dalam menunjang kemampuan orasi dan literasi pada anak
sebab jika lingkungan tempat kita tinggal banyak anak-anaknya yang mampu dalam berorasi dan
literasi pasti keadaannya mendukung bagi anak yang belum mampu mengembangkan
kemampuan orasi dan literasi. Lingkungan adalah tempat dimana kita beradaptasi atau
menyesuaikan diri. Jika anak terlalu bebas dalam bergaul yang tidak baik pasti anak tersebut
mengabaikan pembelajaran dirumah maupun di sekolah. Maka dari itu pihak orang tua sangat
berperan dalam menjaga anak, agar anak bisa mencapai pendidikan baik sehingga anak dapat
mengembangkan kemampuan orasi maupun literasnya di sekolah maupun dirumah. Teknologi
yang semangkin canggih juga memperngaruhi anak dalam belajar, karena tersedia game-game
yang ada di hp membuat anak lebih suka bermain game daripada belajar. Belajar yang kurang
sangat mempengaruhi dalam mengembangkan orasi dan literasi pada anak ( siswa ). Mutmainah
( dalam Rahmi, 2013; 270) menyatakan bahwa anak-anak itu paling gampang untuk
mengimitasi isi atau konten media sosial.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia mencakup
empat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dua
kemampuan pertama merupakan kemampuan berbahasa yang tercakup dalam kemampuan orasi
(oracy). Sedangkan kemampuan kedua merupakan kemampuan yang tercakup dalam
kemampuan literasi (literacy). Kemampuan orasi merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
bahasa lisan, sedangkan kemampuan literasi berkaitan dengan bahasa tulis. Kemampuan
menyimak (orasi) dan kemampuan membaca (literasi) merupakan dua kemampuan berbahasa
yang termasuk ke dalam kemampuan reseptif. Sedangkan kemampuan berbicara (orasi) dan
kemampuan menulis (literasi) merupakan dua kemampuan yang termasuk ke dalam kemampuan
berbahasa ekspresif.

B. Saran

Masih banyak kekurangan dalam penyajian materi dan dalam pembuatan makalah ini. Masih
banyak diperlukan saran dan kritik dalam pengembangan kedepannya. Namun, materi yang ada
dapat membantu kita sebagai calon guru dalam mengembangkan kemampuan kita dalam
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

https://nordiananatasyacom.blogspot.com/2016/10/orasi-dan-literasi.html?m=1. Diakses pada


hari Selasa, 05 Oktober 2021, pukul 08:20 WITA.

Anda mungkin juga menyukai