Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

PELAKSANAAN PELAYANAN BK DI SD UNTUK SISWA KELAS III


DAN IV

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


BIMBINGAN KONSELING DI SD
DOSEN PENGAMPU
Dr.Ririanti Rachmayanie, S.Psi, M.Pd.

DISUSUN OLEH
KELAS 5E

KELOMPOK 10
1. Nor Shufia Annisa 1710125120051
2. Norul Arifah 1710125120052
3. Rahmidayani 1710125120058
4. Rahmat Alfian Madani 1710125210067
5. Saidah 1710125220074
6. Nur Shifa Riana 1710125320161

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU PRA-SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji Syukur Kita Panjatkan Kepada ALLAH SWT Yang Telah


Memberikan Nikmat Kesehatan Jasmani Dan Rohani Sehingga Dapat
Menyelesaikan Makalah PELAKSANAAN PELAYANAN BK DI SD UNTUK
SISWA KELAS III DAN IV .
Tim Penulis Juga Mengucapkan Terima Kasih Kepada Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Khususnya Ibu Dr.Ririanti Rachmayanie, S.Psi, M.Pd.Sebagai Dosen
Pembimbing Mata Kuliah Bimbingan Konseling Di SD.
Dalam Makalah Ini Masih Banyak Kekurangan Dari Segi Susunan
Kalimat Maupun Tata Bahasanya. Oleh Karena Itu Kritik Dan Saran Sangat Kami
Harapkan Untuk Membuat Makalah-Makalah Selanjutnya Menjadi Lebih Baik.
Akhir Kata Tim Penulis Mengucapkan Banyak Terima Kasih. Dan
Semoga Makalah Ini Bisa Berguna Untuk Kita.

Banjarmasin, 15 September 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Karakteristik Anak Kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar ..................................... 3

1. Karakteristik fisik peserta didik kelas 3 dan 4 sekolah dasar ............... 4

2. Karakteristik intelektual peserta didik kelas 3 dan 4 SD : .................... 5

3. Karakteristik sosial peserta didik kelas 3 dan 4 SD : ............................ 5

4. Karakteristik moral peserta didik kelas 3 dan 4 SD : ........................... 6

5. Karakteristik kultural spiritual peserta didik SD usia 6 – 11 tahun


(kelas 1 sampai kelas 4 SD) : .......................................................................... 7

6. Karakteristik emosional peserta didik sd usia 6 – 11 tahun .................. 7

B. Tujuan Dan Fungsi Pelayanan Bimbingan Konseling Untuk Siswa Kelas


3 Dan 4 Sekolah Dasar. ....................................................................................... 8

C. Jenis Pelayanan Bimbingan Konseling Untuk Siswa Kelas 3 dan 4


Sekolah Dasar.................................................................................................... 11

D. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Pada SD/MI........... 15

E. Bidang-Bidang Layanan Bimbingan Dan Konseling Di SD/MI ............ 15

1. Bidang bimbingan belajar ................................................................... 16

2. Bidang pengembangan karier ............................................................. 16

ii
F. Kegiatan Layanan Pendukung Bimbingan Dan Konseling .................... 19

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 32

A. Kesimpulan ............................................................................................. 32

B. Saran ....................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting
dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Sekolah merupakan suatu sistem yang komponen–
komponen. Di dalamnya terintegrasi dengan baik. Tujuan utama pendidikan
adalah perkembangan kepribadian secara optimal dari anak didik sebagai
pribadi. Dalam prakteknya, pendidikan tidak cukup hanya melaksanakan
proses pembelajaran yang lebih terfokus kepada penguasaan intelektual,
melaikan harus disertai dengan pengembangan aspek lain seperti
keterampilan sosial, kecerdasan emosional, disiplin diri, pemahaman nilai,
sikap dam kebiasaan belajar. Dengan demikian, setiap kegiatan diarahkan
keapada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai potensi
masing-masing.

Menurut mugiarso (2011 :15) “untuk dapat mencapai tujuan


pendidikan tersebut maka pelaksanaan proses pendidikan di sekolah
hendaklah mencakup tiga bidang, yaitu bidang administrasi dan supervisi,
bidang kurikulum, dan bidang layanan bimbingan konseling.

Perkembangan siswa kelas 3 dan 4 sudah jauh lebih maju daripada


siswa-siswa di kelas-kelas sebelumnya. Oleh karena itu, permasalahan yang
dapat timbul pada diri mereka masing-masing berkemungkinan semakin
banyak, semakin kompleks bahkan semakin rumit.

Berdasarkan pengalaman (rizka endalia, 2017) selama melakukan


observasi peneliti juga menemukan masalah-masalah pada siswa sd
khususnya. Masalah tersebut seperti malas belajar, susah memahami
pelajaran, mudah tersinggung sehingga menimbulkan perkelahian, suka
membeda-bedakan teman bahkan menjauhi teman yang tidak disukainya, dan
tidak disiplin dalam belajar maupun melakukan kegiatan lain di sekolah. Dari

1
masalah-masalah yang ditimbulkan siswa tersebut, diharapkan guru mampu
mengantisipasinya dengan cara memberikan bimbingan kepada siswa.
Pemberian bimbingan ini merupakan tugas pokok dari guru.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik siswa kelas III dan IV sd?
2. Apa tujuan dan fungsi pelayanan bk untuk siswa kelas III dan IV?
3. Apa saja jenis pelayanan BK?
4. Siapa pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling pada SD ?
5. Apa saja bidang-bidang layanan bimbingan dan konseling di SD?
6. Bagaimana kegiatan layanan pendukung bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik siswa kelas III dan IV SD.
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pelayanan BK untuk siswa kelas III
dan IV.
3. Untuk mengetahui jenis pelayanan BK.
4. Untuk mengetahui pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling pada
SD.
5. Untuk mengetahui bidang-bidang layanan bimbingan dan konseling di SD.
6. Untuk mengetahui kegiatan layanan pendukung bimbingan dan konseling.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Anak Kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar


Siswa kelas III dan IV adalah siswa dengan rentang umur 8-11 tahun atau
lebih adalah tahap operasi konkrit. Ciri perkembangannya memakai aturan jelas
atau logis dan reversible dan kekebalan. Dengan memperhatikan karakteristik
kognitif siswa kelas III sekolah dasar dengan segala aspek dimensi
perkembangannya, maka diharapkan sistem pengajaran yang dikembangkan
mampu melayani kebutuhan belajar yang bermakna bagi siswa. Melalui
penyampaian materi pelajaran dengan baik, sehingga siswa antusias untuk belajar.
Siswa kelas III SD berada dalam tahap operasional konkret, dengan demikian
dalam memberikan materi pelajaran, guru diharapkan lebih menitikberatkan pada
alat peraga atau media yang lebih bersifat konkret dan logis. Keterlibatan dan
penerimaan dalam kehidupan kelompok bagi anak usia sekolah dasar merupakan
minat dan perhatiannya pada kompetensi–kompetensi sosial yang positif dan
produktif yang akan berkembang pada usia ini. Hasil pergaulan dengannya
dengan kelompok teman sebaya, anak cenderung meniru kelompok teman sebaya
baik dalam hal penampilan maupun bahasa. Selama masa perkembangannya, pada
anak tumbuh berbagai sarana yang dapat menggambarkan dan mengolah
pengalaman dalam dunia di sekeliling mereka.
Menurut J. Maatakupan (1994: 107) “usia kelas empat merupakan
peralihan dari dunia khayal menuju dunia nyata”. Menurut Rusli Lutan (2001:
100) usia-usia sekitar 10-11 tahun adalah tahap kongkrit operasional. Pada tahap
ini kemampuan kognitif anak berkembang dan memungkinkan untuk
merencanakan dan melaksanakan gagasan kongkrit. Jadi siswa kelas 4 adalah
siswa dengan rentang 10-11 tahun yang merupakan masa peralihan dari dunia
khayal menuju dunia nyata (merupakan tahap kongkrit operasional). Minat siswa
pada olahraga makin tampak. Mereka sudah memiliki cabang olahraga yang
disukai dan menghindari aktifitas yang kurang disukai. Siswa lebih suka
permainan aktif dan berbahaya yang merupakan tantangan bagi dirinya.

3
Karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar adalah berada pada masa
perkembangan dan pertumbuhan. Banyak aspek yang berkembang pada diri anak
seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan moral sehingga anak akan menemukan
jati diri mereka dan juga harus ditunjang oleh lingkungan dan proses
pembelajaran menuju kedewasaan. Siswa kelas IV sekolah dasar digolongkan ke
dalam stadium operasional konkret, anak mampu melakukan aktivitas logis,
mampu menyelesaikan masalah dengan baik tetapi masih sulit mengungkapkan
sesuatu yang masih tersembunyi. Pada masa usia ini, anak suka menyelidik
berbagai hal serta anak juga memiliki rasa ingin selalu mencoba dan
bereksperimen. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar serta mulai menjelajah
dan mengeksplorasi berbagai hal. Anak sudah mulai terdorong untuk berprestasi
di sekolahnya, tetapi anak juga masih senang untuk bermain dan bergembira.
1. Karakteristik fisik peserta didik kelas 3 dan 4 sekolah dasar :
a. 9 tahun (Kelas 3 SD)
1) Koordinasi mata dan tangan meningkat
2) Proporsional bentuk tubuh yang tidak baik dapat terjadi
3) Gigi yang tetap mulai nampak
4) Meningkat dalam koordinasi gerak
5) Daya tahan bertambah
6) Adanya perbedaan individu mulai nyata dan terang antara laki-laki dan
perempuan
7) Tertantang melakukan kegiatan fisik sekuatnya (memaksa)
8) Tinggi laki-laki dan perempuan kurang lebih sama.
b. 10 tahun (Kelas 4 SD)
1) Tulisan tangan cenderung tidak rapi
2) Berat badan bertambah kurang lebih 3,5 kg.
3) Anak perempuan mengalami lonjakan pertumbuhan tulang, tidak
seimbang dengan pertumbuhan otot.

4
2. Karakteristik intelektual peserta didik kelas 3 dan 4 SD :
a. Kelas 3 SD
1) Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi diri sendiri
2) Mulai mengenal dunia yang lebih luas
3) Sedikit berimajiasi
4) Rasa ingin tahu
5) Mampu beradaptasi dengan beberapa kondisi yang dihadapinya
6) Bermasalah dengan kondisi abstrak, angka-angka yang banyak.
b. Kelas 4 SD
1) Menyukai aturan dan hal-hal yang masuk akal
2) Mengklasifikasi dan mengumpulkan hal-hal yang disukai , suka menyusun
3) Mampu kosentrasi dengan baik, bisa membaca dalam waktu yg relatif lama
4) Menjadi orang yang mampu menyelesaiakan masalah dengan baik
3. Karakteristik sosial peserta didik kelas 3 dan 4 SD :
a. Kelas 3 SD
1) Menyadari kelebihan dan kelemahan, minat dan pilihan
2) Tidak sabar
3) Sering merasa khawatir, cemas
4) Membuka jarak dengan orang lain
5) Sering mengeluh masalah persamaan
6) Kritis
7) Sering marah dan berubah-ubah emosinya
8) Individualistik
9) Menjadi lebih mandiri
10) Kegiatan di luar rumah semakin penting bagi mereka

5
b. Kelas 4 SD
1) Tidak suka pada hal-hal yang bersifat drama.
2) Gemar pada lingkungan sosial.
3) Senang pada cerita-cerita lingkungan sosial.
4) Sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika.
5) Senang dengan diri mereka sendiri dan dunianya sendiri.
6) Mereka ingin bekerja sama dan menyenangkan orang tua dan guru.
7) Anak-anak seusia ini semakin pandai bergaul dengan orang lain.
4. Karakteristik moral peserta didik kelas 3 dan 4 SD :
a. Kelas 3 SD
1) Suka memuji diri sendiri
2) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu tugas maka tugas itu
dianggapnya tidaklah penting.
3) Sering membandingkan dirinya dengan anak lain.
4) Meremehkan anak yang lain.
b. Kelas 4 SD
1) Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
2) Ingin tahu, ingin belajar dan realistis.
3) Timbul minat dengan pelajaran-pelajaran khusus.
4) Memandang nilai sebagai ukuran yang tepat terhadap prestasi belajarnya.
5) Membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama dengan
peraturannya sendiri.

6
5. Karakteristik kultural spiritual peserta didik SD usia 6 – 11 tahun (kelas 1
sampai kelas 4 SD) :
1) Berfikir logis dan mengatur dunia dengan kategori-kategori barunya
sendiri.
2) Berusaha mengambil makna dari tradisi masyarakat sekitar.
3) Menginterpretasikan sesuatu yang abstrak secara konkret.
6. Karakteristik emosional peserta didik sd usia 6 – 11 tahun (kelas 1 sampai
kelas 4 SD):
1) Emosi anak akan semakin matang dan tentunya mulai pandai dalam
mengendalikan diri.
2) Fokus dan perhatian mereka mulai pada hal-hal yang bersifat eksternal.
3) Anak mulai memahami hal apa yang mereka inginkan.
4) Muncul rasa empati pada orang lainnya.
5) Mengenali rasa malu serta bangga.
Karakteristik anak usia sd berkaitan aktivitas fisik yaitu umumnya anak
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
praktik langsung (abdul alim, 2009: 82). Berkaitan dengan konsep tersebut maka
dapat dijabarkan:
1. Anak usia SD senang bermain
Pendidik diharuskan paham dengan perkembangan anak, memberikan
aktifitas fisik dengan model bermain. Materi pembelajaran dibuat dalam
bentuk games, terutama pada siswa sd kelas bawah (kelas 1 s/d 3) yang masih
cukup kental dengan zona bermain. Sehingga rancangan model pembelajaran
berkonsep bermain yang menyenangkan, namun tetap memperhatikan
ketercapaian materi ajar.
2. Anak usia SD senang bergerak
Anak usia sd berbeda dengan orang dewasa yang betah duduk berjam-
jam, namun anak-anak berbeda bahkan kemungkinan duduk tenang maksimal
30 menit. Pendidik berperan untuk membuat pembelajaran yang senantiasa
bergerak dinamis, permainan menarik memberi stimulus pada minat gerak
anak menjadi tinggi.

7
3. Anak usia SD senang beraktifitas kelompok
Anak usia SD umumnya mengelompok dengan teman sebaya atau se-
usianya. Konsep pembelajaran kelas dapat dibuat model tugas kelompok,
pendidik memberi materi melalui tugas sederhana untuk diselesaikan
bersama. Tugas tersebut dalam bentuk gabungan unsur psikomotor (aktifitas
gerak) yang melibatkan unsur kognitif. Misal anak usia sd diberi tugas materi
gerak sederhana menjelaskan menembak bola (shooting), maka untuk
memperoleh jawaban mereka akan mempraktikkan dahulu kemudian
memaparkan sesuai kemampuan mereka.
4. Anak usia SD senang praktik langsung.
Anak usia sekolah dasar, memiliki karakteristik senang melakukan hal
secara model praktikum, bukan teoritik. Berdasarkan ketiga konsep
kesenangan sebelumnya ( senang bermain, bergerak, berkelompok) anak usia
sd, tentu sangat efektif dikombinasikan dengan praktik langsung. Pendidik
memberikan pengalaman belajar anak secara langsung.

B. Tujuan Dan Fungsi Pelayanan Bimbingan Konseling Untuk Siswa


Kelas 3 Dan 4 Sekolah Dasar.
Pelayanan BK di sekolah diarahkan pada ketercapaian tujuan pendidikan
dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah satu lembaga pendidikan,
sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan
kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan
seiring dengan visi profesi konseling yaitu: terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang
secara optimal, mandiri dan bahagia. (prayitno dan erman amti, 2004:13).

Pendidikan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1)


tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

8
Selanjutnya, prayitno dan erman amti (2004:114) mengemukakan bahwa
tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti: kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (seperti: latar belakang keluarga, pendidikan,
status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam
kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang
berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan, interpretasi,
pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri
dan lingkungannya.

Tujuan pelayanan bimbingan konseling untuk siswa kelas III dan IV SD :

1. Membantu anak didik memahami diri sendiri dan yang berkaitan dengan
kebutuhan lingkungannya.
2. Agar anak dapat membantu dirinya sendiri untuk mengadakan penyesuaian
pribadi dan sosial.
3. Agar anak mampu melewati masa transisi, dari lingkungan keluarga di rumah
ke lingkungan teman sebaya dan guru / sekolah.
4. Membantu proses perubahan dari kanak – kanak sebagai makhluk individu
yang menonjol keunikannya, menjadi makhluk sosial, dengan jalan optimasi
perkembangan penyesuaian pribadi dan sosial yang memadai.
5. Menguasai bahan ajaran tuntutan kurikuler.
6. Memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi murid.
7. Memahami anak usia sekolah dasar.

Fungsi pelayanan bimbingan konseling untuk siswa kelas III dan IV SD :

Sugiyo dkk menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling,
yaitu:

1. Fungsi penyaluran (distributif)


Fungsi ini meliputi bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah
antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-
lain.

9
2. Fungsi penyesuaian (adjustif)
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk
memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat, siswa dibantu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya.
3. Fungsi adaptasi (adaptif)
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf
sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan
ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa.dalam fungsi ini pembimbing
menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta
kesulitan-kesulitan siswa kepada guru.

Seperti yang dikatakan minsih (2015) dalam jurnalnya pelaksanaan


layanan dasar bimbingan dalam membentuk karakter siswa di sd muhammadiyah
program khusus kota surakarta. Dia mengatakan layanan dasar bimbingan di sd
mengacu pada lima hal, yaitu permasalahan akademik berupa permasalahan
belajar dan non akademik berupa permasalahan perkembangan individu, masalah
kebutuhan individu, masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku.
Menyadari hal tersebut di sd melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling
mendasarkan pada fungsinya.

1. Fungsi preventif
Fungsi preventif yang dilaksanakan mengarah pada upaya pencegahan
terhadap kemungkinan timbulnya permasalahan. Implementasi fungsi
preventif berupa layanan yang diberikan kepada siswa agar terhindar dari
berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
2. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dilaksanakan mengarah pada upaya membantu
siswa memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensi, kelebihan, dan
kekurangan), lingkungan (sosial, budaya, dan agama). Berdasarkan
pemahamannya siswa diharapkan mampu mengembangkan dirinya secara
optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.
3. Fungsi perbaikan

10
Fungsi perbaikan yang mengarah pada upaya pemberian bantuan kepada
siswa yang telah mengalami masalah baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun orientasi masa depan.
4. Fungsi pengembangan
Fungsi pengembangan yang dilaksanakan mengarah pada upaya
membantu siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan
pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Disini sekolah berupaya
mengembangkan potensi positif yang pada dasarnya sudah ada pada diri
siswa agar berkembang secara actual dan berkelanjutan.

Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi
para siswanya. Sehigga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang belajar
yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat.

C. Jenis Pelayanan Bimbingan Konseling Untuk Siswa


Kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar.
1. Layanan orientasi dan informasi

a. Materi layanan orientasi dan informasi

Materi orientasi dan informasi dikelas III dan IV pertama-tama


merupakan pemantapan dari materi pelayanan dikelas sebelumnya. Lebih
jauh, materi tersebut ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup
pokok-pokok berikut :

1) Materi bimbingan pribadi


a) Informasi tentang perlunya mengenal dan menerima diri sendiri
sebagaimana adanya.
b) Informasi (sederhana) tentang hidup sehat dan cara-cara
menyelenggarakannya.
2) Materi bimbingan sosial
a) Informasi tentang perlunya bergaul berdasarkan aturan, nilai-nilai
agama dan sopan santun serta akibat-akibat yang timbul apabila
hal-hal itu dilanggar.

11
b) Informasi tentang perlunya pergaulan dengan teman sebaya, baik
disekolah maupun diluar sekolah.
3) Materi bimbingan belajar
a) Informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainnya yang perlu
dikembangkan dikelas iii dan iv
b) Informasi tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar, olahraga,
latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakulikuler.
c) Informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar termasuk
alat olahraga yang ada dikelas iii dan iv dan bagaimana
memanfaatkannya.
d) Informasi tentang bagaimana mencatat secara baik materi
pelajaran dari guru.
e) Informasi tentang bagaimana mempersiapkan diri dan mengikuti
pelajaran didalam kelas, belajar sendiri, belajar kelompok, dan
mengerjakan tugas-tugas.
f) Informasi tentang syarat-syarat naik kelas dan apa akibatnya
kalau tidak naik kelas.
4) Materi bimbingan karier
a) Informasi tentang perlunya memperoleh penghasilan dan
pengembangan karier.
b) Informasi awal dan sederhana tentang pekerjaan dan usaha-usaha
memperoleh penghasilan, misalnya untuk pekerjaan bidang
pertanian, berjualan dipasar dan kaki lima, dan usaha angkutan
sederhana.
b. Pelaksanaan layanan orientasi/informasi

Materi orientasi dan informasi dikelas iii dan iv lebih meluas dan
mendalam. Informasi tentang keadaan sekolah bersifat mendalam
mengikuti pengalaman siswa dikelas-kela ssebelumnya. Seiring dengan hal
tersebut, peranan orang tua tidak lagi sepenting ketika para siswa
memasuki sd. Informasi dapat langsung diberikan oleh guru kelas kepada
siswa dan siswa dapat langsung menerima dan memahami berbagai
informasi itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.

12
1. Layanan penempatan/penyaluran
a. Materi layanan penempatan/penyaluran
1) Materi bimbingan pribadi
a) Posisi duduk harus sesuai dengan kepribadian anak.
b) Penempatan kelompok yang sesuai dengan kemampuan,
bakat dan minatnya.
c) Dalam kegiatan eks-kul seperti pramuka, kesenian,
olahraga, dsb.
2) Materi bimbingan sosial
a) Dalam kegiatan kelompok sebaya, sehingga siswa mampu
saling memberi dan menerima serta berkomunikasi secara
dinamis, kreatif, dan produktif, seperti kelompok diskusi
karya wisata dan sebagainya.
b) Dalam kegiatan kesiswaan seperti kepengurusan kelas.
3) Materi bimbingan belajar
a) Dalam kelompok belajar, tanpa membedakan kemampuan
siswa.
b) Dalam kelompok belajar dan latihan yang didasarkan pada
kemampuan siswa.
c) Dalam program pengajaran khusus sesuai dengan
kebutuhan siswa.
d) Persiapan untuk mengikuti ulangan umum atau ujian
kenaikan kelas.
b. Pelaksanaan layanan penempatan/penyaluran

Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa kelas III dan IV


sudah dapat diajak berbicara tentang kemungkinan dan rencana
penempatan/penyaluran yang akan dilakukan oleh guru kelas.

13
2. Layanan Pembelajaran
a. Materi layanan pembelajaran
(1) Materi bimbingan pribadi
a) Pengungkapan diri siswa apa adanya, pengalaman, hal
yang disukainya, keinginan dan cita-citanya.
b) Pengungkapan diri siswa tentang keberhasilannya dalam
belajar dan hal-hal yang menghalanginya dalam belajar.
c) Pengungkapan diri siswa tentang kesehatannya dan hal-hal
yang menyebabkan kesehatannya terganggu.
(2) Materi bimbingan sosial
a) Upaya penilaian dan perbaikan terhadap penampilan
pergaulan siswa yang melanggar atau tidak sesuai dengan
aturan, nilai agama, dan sopan santun, baik sesama siswa,
dengan guru maupun dengan teman sebaya lain dan orang
dewasa lain.
(3) Materi bimbingan belajar
a) Bantuan terhadap siswa dalam kegiatan belajar, olahraga
dan kegiatan lainnya.
b) Bantuan kepada siswa menemukan dan memanfaatkan
sumber dan alat bantu belajar yang diperlukan.
c) Bantuan kepada siswa untuk memperbaiki buku catatan
pelajarannya.
d) Bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar sendiri,
belajar kelompok, dan mengerjakan tugas-tugas.
(4) Materi bimbingan karier
a) Pemahaman awal tentang informasi sederhana berkenaan
dengan pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh
penghasilan.
b. Pelaksanaan layanan pembelajaran

Sesuai dengan perkembangan kemampuan mereka siswa-


siswa kelas II dan IV sudah dapat lebih aktif terlibat dalam
pelayanan bimbingan dan konseling untuk mereka. Sebagaimana

14
dalam pelayanan informasi dan penempatan/penyaluran, dalam
layanan pembelajaran para siswa dapat lebih menghayati dan lebih
aktif mengikuti kegiatan serta terlibat secara aktif dan langsung
dalam setiap materi layanan pembelajaran.

D. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Pada SD/MI


1. Guru wali kelas yang di serahi tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
guru BK. Tugas tersebut di berikan karena seorang guru wali kelas dekat
dengan siswanya sehingga dengan segera wali kelas dapat mengetahui
berbagai persoalan siswanya.
2. Guru pembimbing yaitu seorang yang selain mengajar mata pelajaran
tertentu terlibat terlibat juga dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Guru BK model ini termasuk memiliki tugas rangkap. Guru yang bisa di
serahi tugas dan tanggung jawab ini antara lain guru mapel agama, pkn,
dan guru-guru lain yang tidak memiliki jam pelajaran.
3. Guru mata pelajaran tertentu yang di serahi tugas khusus sebagai petugas
BK.
4. Kepala sekolah atau madrasah yang bertanggung jawab atas sekurang-
kurangnya 40 orang siswa. Pertimbangan penetapan BK model ini karena
secara fungsional kepala sekolah adalah guru sedangkan jabatan kepala
sekolah adalah secara struktural, agar fungsi secara fungsional tidak
tanggal maka kepala sekolah di serahi tugas dan tangung jawab
membimbing 40 orang siswa.

E. Bidang-Bidang Layanan Bimbingan Dan Konseling Di SD/MI


Pada dasarnya mengacu pada perkembangan siswa SD yang tengah
beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi dengan
mengenal berbagai aturan, nilai, dan norma-norma. Materi bimbingan dan
konseling di sd/mi termuat dalam empat bidang bimbingan yaitu : bimbingan
sosial, bimbingan pribadi, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.

15
1. Layanan bidang bimbingan sosial

Ada beberapa macam layanan bimbingan sosial, yaitu:


(a) Layanan informasi
Layanan informasi mencakup informasi tentang keadaan
masyarakat dewasa ini yang dapat mencakup perkembangan tentang ciri-
ciri masyarakat maju dan modern, makna ilmu pengetahuan dan
pentingnya iptek bagi kehidupan manusia serta informasi tentang cara-
cara bergaul.
(b) Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial
adalah suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial seperti
berbagai suasana hubungan sosial antar indivdu dalam keluarga,
organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara sosial terentu.
1. Bidang bimbingan belajar
Bimbingan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bidang ini
bertujuan membantu peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar di sekolah.
2. Bidang pengembangan karier
Bimbingan karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karier. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal
dunia kerja agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan
melangkah setelah lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat
diterapkan dengan kehidupannya serta dapat membaca peluang karir yang
tersedia di lingkungan sekitarnya.
Menurut winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja
atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku

16
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari
lapanan pekerjaan yang dimasuki.bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai
sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat
sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam
setiap pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan
terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat
mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja
merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk
menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya
tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan
dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya.
Menurut herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya
suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang
dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar
pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan keterampilan-
keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat
menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah
suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan
sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan
dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab.
(a) Aspek-aspek bimbingan karier
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa sd mengenali dan
mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bidang bimbingan ini
memuat pokok-pokok materi berikut:
(1) Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
(2) Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara
sederhana.

17
(3) Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan
kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
(4) Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak
dikembangkan.
(b) Tujuan bimbingan karier
Berdasarkan pengertian diatas, dapat di ketahui bahwa tujuan bimbingan
karier antara lain:
(1) Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau
profesi tertentu.
(2) Agar siswa memperoleh pemhaman tentang karier atau pekerjaan atau
profesi tertentu secara benar.
(3) Agar siswa mampu merencanakan dan memilih karier tertentu kelak
setelah selesai dari pendidikan.
(4) Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan
dipilihnya kelak.
(5) Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari
pendidikannya.
Dengan demikian, bimbingan karier di sekolah atau di madrasah
tidak secara langsung membantu siswa untuk berkarier tetapi lebih banyak
bersifat informasi. Hal ini tentunya pengecualian bagi sekolah-sekolah
kejuruan yang berorientasi karier, dimana selain siswa dibekali tentang
aplikasi karier-karier tertentu, juga dibimbing bagaimana pemilihan,
perencanaan, dan pengembangannya.
(c) Bentuk-bentuk layanan bimbingan karier
Beberapa jenis layanan karier yang bisa diberikan kepada siswa
disekolah dan madrasah antara lain:
(1) Layanan informasi tentang diri sendiri, yang mencakup: kemampuan
intelektual, bakat khusus dibidang akademik, minat-minat umum dan
khusus, hasil belajar dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat
kepribadian yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi
kepemimpinan, kejujuran, keterbukaan, dll, nilai-nilai kehidupan dan

18
cia-cita masa depan, keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki
siswa, kesehatan fisik dan mental, kematangan vokasional, dan lain
sebagainya.
(2) Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier, yang mencakup: informasi pendidikan
(educational information), informasi jabatan (vocational information),
atau informasi karier (career information).

F. Kegiatan Layanan Pendukung Bimbingan Dan Konseling


1. Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling.

Aplikasi instrumen bimbingan dan konseling merupakan satu


kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data
dan keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun
kelompok), keterangan tentang setting sekolah (peserta didik) maupun
setting yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi pendidikan dan
jabatan). Pengumpulan data dan keterangan ini dapat dilakukan dengan
berbagai instrumen baik tes maupun non tes.

Kedua macam instumen/teknik tersebut memiliki keunggulan dan


keterbatasan, sehingga tidak dapat dikatakan bahwa teknik tes lebih baik
dari non tes atau sebaliknya. Teknik/instrumen tes mengharuskan prosedur
yang sistematis. Oleh sebab itu penggunaan teknik tes hasilnya lebih
akurat dan lebih dapat dipercaya (sepanjang memenuhi persyaratan).
Konsekuensinya, teknik tes lebih memerlukan kecermatan dan kehati-
hatian. Teknik tes lebih banyak digunakan oleh psikolog, baik
dilingkungan pendidikan maupun lingkungan lainnya. Hanya sebagian
kecil guru pembimbing yang berwenang menggunakan teknik tes, yakni
mereka yang telah dilatih secara khusus untuk tujuan itu.

Prosedur teknik non tes relatif lebih sederhana dan alatnya relatif
mudah disusun. Penggunaannya agak terbatas, dan hasilnya banyak
tergantung pada keterampilan si pemakai. Dalam layanan bimbingan
disekolah, teknik non tes lebih diutamakan sebab para guru pembimbing
memiliki kewenangan penuh menggunakan teknik ini.

19
1) Teknik non tes :
a. Angket
b. Observasi
c. Wawancara
d. Pemeriksaan hasil belajar/leger/chart nilai siswa
e. Sosiometri
f. Buku induk siswa
g. Analisa documenter/cumulative record
h. Rekapitulasi absen siswa
i. DPM (Daftar Pengungkapan Masalah)
j. PSKB (Pengungkapan Sikap Dan Kebiasaan Belajar)
2) Teknik tes :
a. Tes Intelegensi (IQ)
1) Progressive matrics (PM)
2) Weschler (Wbis-Wsic)
3) Draw A Man Tgs
b. Bakat
1) Klasifikasi Kemampuan Dasar (KKD)
2) Test Kemampuan Diferensial (DAT)
3) Clereical Test
4) Mecanical Reasoning Test (MRT)
5) Test Kemampuan Umum (TKU)
c. Kecepatan dan ketelitian
1) Speed accurary test (speed test)
2) Kreaplin test (ketelitian)
d. Kepribadian
1) Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)
2) Der Baum Test (Gambar Pohon)

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh kegiatan aplikasi


instrumentasi bimbingan adalah fungsi pemahaman. Secara lebih rinci, data-
data yang perlu dikumpulkan pada kegiatan ini diantaranya adalah :

20
1) Aplikasi instrumen untuk bimbingan pribadi-sosial
a. Kemampuan berkomunikasi serta menerima dan menyampaikan
pendapat secara logis, efektif dan produktif.
b. Kemampuan berhubungan sosial yang ditandai oleh kemampuan
menerima dan diterima orang lain secara wajar
c. Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik dirumah,
disekolah atau dimasyarakat dengan menjunjung tinggi tata krama,
norma, dan nilai-nilai agama, adat-istiadat dan kebiasaan yang
berlaku.
d. Hubungan teman sebaya baik disekolah maupun di masyarakat.
e. Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah.
f. Pengenalan dan pengalaman pola hidup sederhana yang sehat dan
bergotong royong.
2) Aplikasi instrumentasi untuk bimbingan belajar
a. Tujuan belajar dan latihan
b. Sikap dan kebiasaan belajar
c. Kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara efektif, efesien, dan
produktif
d. Penguasaan materi pelajaran dan latihan/keterampilan
e. Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya sekolah
dan lingkungan sekitar
f. Orientasi belajar disekolah menengah
3) Aplikasi instrumentasi untuk bmbingan karier
a. Pilihan dan latihan keterampilan
b. Orientasi dan informasi pekerjaan/karier, dunia kerja dan upaya
memperoleh penghasilan
c. Orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan (lembaga
kerja/industri) sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah
pengembangan karier
d. Pilihan, orientasi, dan informasi sekolah menengah sesuai dengan arah
perkembangan karier.

21
2. Penyelenggara himpunan data bimbingan dan konseling
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling melalui
penyelenggaraan himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa secara individual. Himpunan data diselenggarakan
secara sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup (rahasia).
Data yang terhimpun merupakan hasil dari upaya aplikasi
instrumentasi bimbingan, dan apa yang menjadi isi himpunan data
dimanfaatkan sebesar besarnya, dalam kegiatan layanan dan konseling
untuk kepentingan siswa.
Fungsi utama bimbingan dan konseling yang didukung oleh
penyelenggara himpunan data ialah fungsi pemahaman terhadap berbagai
aspek kepribadian serta lingkungan yang erat kaitannya dengan proses
pemberian bimbingan atau layanan individu maupun kelompok.
Berbagai data tentang siswa/klien yang perlu tersusun rapi dan
lengkap serta utuh pada himpunan data, adalah :
a. Identitas siswa
b. Latar belakang keluarga
c. Latar belakang pendidikan
d. Kemampuan dasar siswa
e. Keadaan lingkugan tempat tinggal
f. Hubungan sosial
g. Latar belakang agama yag dianutnya tersebut

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian konselor atau guru


pembimbing dalam rangka penyelenggaraan himpunan data adalah sebagai
berikut :

1. Materi data hendaknya akurat dan lengkap, sehingga dapat memberikan


gambaran tepat tentang klien/siswa
2. Data tentang klien/siswa biasanya selalu berkembang/dinamis, sehingga
perlu memperbaharuinya pada periode-periode tertentu

22
3. Kumpulan data bukan merupakan arsip baku atau permanen dalam jangka
waktu yang lama, sehingga akan menimbulkan gambaran salah satu atau
tidak tepat
4. Data yang terdapat dalam himpunan data hendaknya terjaga
kerahasiannya hanya dapat diketahui bagi yang berkepentingan saja
5. Kegiatan himpunan data, merupakan penunjang dalam melaksanakan
kegiatan layanan bimbingan, dengan kata lain himpunan data bukanlah
syarat mutlak untuk melaksanakan bimbingan dan konseling, karena
layanan itu sendiri mungkin merupakan bantuan yang sangat efektif dan
efesien terhadap permasalahan klien/siswa

Himpunan data yang tersusun secara sistematik, komprehensif terpadu,


dan terjaga keamanannya/tertutup, sehingga pada saat diperlukan,
konselor/guru pembimbing mudah mendapatkannya. Penyelnggaraan
himpunan data dilakukan untuk keempat bimbingan seperti berikut :

1) Penyelenggaraan himpunan data untuk bimbingan pribadi-sosial


a. Kemampuan berkomunikasi, serta menerima dan menyampaikan
pendapat secara logis, efektif, dan produktif
b. Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (dirumah,
disekolah dan masyarakat) dengan menjunjung tinggi tata krama,
norma, dan nilai-nilai agama, dan adat istiadat/kebiasaan yang
berlaku
c. Hubungan dengan teman sebaya (disekolah dan dimasyarakat)
d. Pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah
e. Pengenalan dan pengamalan pola hidup sederhana yang sehat dan
bergotong royong
2) Penyelenggaraan himpunan data untuk bimbingan belajar
a. Tujuan belajar dan latihan
b. Sikap dan kebiasaan belajar
c. Kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara efektif, efesien, dan
produktif
d. Penguasaan materi pelajaran dan latihan/keterampilan

23
e. Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya
disekolah dan lingkungan sekitar
f. Orientasi belajar disekolah menengah

3) Penyelenggaraan himpunan data untuk bimbingan karier


a. Pilihan dan latihan keterampilan
b. Orientasi dan informasi pekerjaan/karier, dunia kerja dan upaya
memperoleh penghasilan
c. Orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan (lembaga
kerja/industri) sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah
perkembangan karier
d. Pilihan, orientasi, dan informasi sekolah menengah sesuai dengan
arah perkembangan karier
3. Konferensi kasus bimbingan dan konseling
Konferensi kasus adalah suatu pertemuan antara berbagai pihak
yang berkepentingan dengan kasus tertentu untuk mengusahakan cara
terbaik bagi pemecahan masalah yang dialami oleh kasus tersebut,
(robinson, 1950).
Melalui konferensi kasus guru pembimbing akan memperoleh
input dari berbagai pihak tentang alternatif upaya bantuan yang
seyogyanya dilakukan. Hasil akhir dari konferensi kasus adalah berupa
rumusan yang rinci tentang usaha yang perlu dilakukan oleh konselor,
guru, wakil kelas, pekerja sosial, dokter, dan psikiater atau siapa saja yang
terkait.

Ada dua tipe konferensi kasus menurut Miller F.W :

a. Konferensi kasus dilakukan secara periodik oleh staf khusus


dalam/psikologi untuk mempelajari catatan-catatan individu siswa,
menggali informasi keadaan siswa da mencapai kesepakatan bersama
mengenai tindakan yang perlu dilakukan.

24
b. Konferensi kasus untuk tujuan yang sama ,dihadiri oleh semua anggota
staff bimbingan, guru, dan ahli-ahli lain yang mempunyai informasi
terkait.
a) Tujuan konferensi kasus bimbingan dan konseling
1) Mendapatkan suatu konsensus dari para ahli dalam mentafsirkan
data/informasi yang cukup komprehensif dan pelik yang menyangkut
diri seseorang kasus guna memudahkan pengambilan keputusan.
2) Menetapkan cara terbaik dalam menangani kasus.
3) Sebagai kegiatan awal dalam penetapan pelaksanaan rujukan (referal)
bila treatment diluar tanggung jawab, guru pembimbing.
4) Adanya koordinasi penanganan masalah oleh berbagai pihak yang
berkepentingan.
b) Langkah-langkah konferensi kasus bimbingan dan konseling
1) Guru pembimbing mengajukan kepada kepala sekolah atau
koordinator bimbingan konseling untuk mengundang pihak-pihak yang
terkait.
2) Guru pembimbing yang bertindak selaku pimpinan konferensi kasus
menyampaikan maksud dan permasalahan yang akan dibahas.
3) Guru pembimbing menginformasikan siswa yang menjadi kasus
dengan segala karakteristik permasalahannya serta latar belakangnya.
4) Peserta konferensi kasus menyampaikan tanggapan awal untuk lebih
memahami kasus (menghimpun data).
5) Guru pembimbing memberikan penjelasan lebih rinci mengenai kasus
sehingga dipahami semua peserta, kemudian meminta masukan terbaik
dari tiap peserta untuk membantu.
6) Para ahli lain sebagai peserta memberikan masukan tentang cara
terbaik untuk memecahkan masalah menurut versinya masing-masing.
7) Guru pembimbing menampung dan merumuskan alternatif-alternatif
menurut versinya masing-masing peserta, lalu menyimpulkan alternatif
terbaik dari sejumlah alternatif yang muncul.
8) Tiap peserta memberikan tanggapannya mengenai upaya terbaik yang
dapat dilaksanakan.

25
9) Kesimpulan terakhir tentang upaya terakhir dalam memberikan
bantuan pada klien.
10) Pembagian kerja dan tanggung jawab sesuai dengan kewenangan
masing-masing terhadap pengentasan kasus/klien.

c) Hal yang diperlukan dalam konferensi kasus


1) Dalam kondisi apapun kepentingan kasus/klien perlu diperhatikan dan
diutamakan.
2) Perlu menjunjung tinggi etika secara professional, dimana setiap
keahlian saling menghargai, dan saling mempercayai kewenangan
masing-masing.
3) Penuh dengan pertimbangan secara rasional dengan tidak melupakan
aspek-aspek emosional.
4) Kerahasiaan kasus/klien perlu dijamin. Maksudnya pihak lain tidak
perlu tahu kecuali anggota konferensi kasus.

4. Kunjungan rumah (home visit) bimbingan dan konseling


Dalam kegiatan bimbingan disekolah, kunjungan rumah perlu
dilakukan dalam rangka membantu masalah klien walaupun tidak berlaku
untuk seluruh siswa. Maksudnya hanya siswa tertentu saja yang menurut
perkiraan guru pembimbing perlu dilakukan mengingat pemecahan
masalah hanya akan dapat diselesaikan bila adanya kontak dengan orang
tua.
Kunjungan rumah dimaksudkan sebagai upaya melacak data untuk
melengkapi data siswa melalui interaksi guru pembimbing dengan orang
tua. Kegiatan ini mempunyai dua tujuan, yaitu pertama, untuk memperoleh
berbagai keterangan data yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan
dan permasalahan siswa, kedua, untuk pembahasan dan pemecahan
permasalahan siswa.
Kegiatan dalam kunjungan rumah dapat berbentuk pengamatan dan
wawancara terutama tentang kondisi rumah tangga, fasilitas belajar, dan
hubungan antar anggota keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan

26
siswa. Masalah siswa yang dibahas dalam kunjungan rumah itu dapat
berada pada bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier.
Pelaksanaan kunjungan rumah memerlukan perencanaan dan kerja
sama yang baik dari keluarga siswa, dan pihak pimpinan sekolah. Fungsi
utama bimbingan yang didukung oleh kegiatan kunjungan rumah ialah
fungsi pemahaman.adapun pertimbangan diperlukannya kunjungan rumah
adalah sebagai berikut :
1. Jika permasalahan yang dihadapi oleh siswa ada sangkut pautnya
dengan masalah keluarga
2. Keluarga sebagai salah satu sumber data yang dapat dipercaya tentang
keadaan siswa
3. Dalam kegiatan bimbingan diperlukan kerja sama antar guru
pembimbing dan orang tua
4. Faktor situasi keluarga memegang peranan penting terhadap
perkembangan dan kesejahteraan anak

Pelaksanaan kunjungan rumah mengikuti beberapa langkah, yaitu


langkah persiapan, langkah pelaksanaan, dan langkah pembuatan
laporan/tindak lanjut

1) Langkah persiapan, meliputi :


a. Menandai siswa yang bermasalah yang akan dikunjungi rumahnya
b. Pemberitahuan kepada siswa bahwa guru pembimbing akan
mengunjungi keluarganya
c. Pemberitahuan kepada orang tua tentang maksud dan tujuan
kunjungan rumah melalui surat atau media lain
d. Menyiapkan pedoman tentang aspek yang ditanyakan
2) Langkah pelaksanaan, meliputi :
a. Guru pembimbing membangun hubungan baik dengan orang tua
siswa
b. Guru pembimbing mengemukakan maksud dan tujuan kunjungan
rumah

27
c. Guru pembimbing melaksanakan wawancara dengan orang tua
siswa
d. Sebaiknya data dilengkapi dengan observasi terhaap situasi rumah
maupun lingkungan sesuai dengan yang diperlukan
e. Menutup kegiatan
3) Langkah pelaporan/tindak lanjut meliputi :
a. Menyusun deskripsi hasil kunjungan rumah
b. Merumuskan masalah dan hubungannya dengan kondisi keluarga
kasus
c. Menyusun rekomendasi terhadap pemecahan masalah siswa
d. Mungkin guru pembimbing sendiri yang harus melaksanakan
pemberian bantuan kepada siswa yang bersangkutan.

5. Alih tangan kasus (referral) bimbingan dan konseling


Kemampuan guru pembimbing dalam menangani masalah
klien/siswa dibatasi oleh kewenangannya. Tidak semua masalah
klien/siswa dapat dibantu sepenuhnya oleh guru pembimbing, akan tetapi
memerlukan kerja sama pihak lain seperti psikologi, psikiater, guru mata
pelajaran, pekerja sosial, wali kelas, kepala sekolah, dan sebagainya.
Hampir menjadi fenomena umum disetiap sekolah adanya salah
tangan atau salah urus, apabila ditemukan masalah pelanggaran terhadap
tata tertib atau disiplin sekolah, biasanya langsung diserahkan kepada guru
pembimbing untuk ditangani terlebih dahulu ditangani oleh guru piket,
wali kelas atau petugas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak heran
apabila timbul persepsi dikalangan peserta didik/siswa yang menganggap
petugas bimbingan sebagai polisi sekolah.
Terjadi semacam konflik peran bagi guru mata pelajaran yang
menjadi guru pembimbing, dalam memberikan bantuan kepada peserta
didik terkadang kurang pas, misalnya dengan memarahi habis-habisan
klien yang membutuhkan layanan konseling atau dominasi pembimbing
terlalu banyak dengan memberikan nasihat kepada klien, sehingga proses
konseling tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya atau tidak mampu

28
memenuhi harapan dan kepuasan klien, bahkan mungkin masalah
menimbulkan keengganan atau ketakutan pada diri klien atau peserta didik
untuk berhubungan dan meminta layanan pembimbing.
Pengertian alih tangan (referral) adalah pelimpahan penanganan
klien kepada pihak lain yang diperkirakan memiliki kemampuan yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi klien, dengan kegiatan alih
tangan tersebut diharapkan dapat membantu memcahkan masalah klien.
Disekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru, wali
kelas, orang tua, atau staf sekolah lainnya mengalih tangankan siswa yang
bermasalah pada bidang bimbinga pribadi-sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karier kepada guru pembimbing/konselor (alih tangan kasus
internal).
Sebaliknya bila guru pembimbing konselor menemukan siswa
yang bermasalah dalam pemahaman/penguasaan materi pelajaran/latihan
secara khusus dapat mengalih tangankan siswa tersebut kepada guru mata
pelajaran/pelatih untuk mendapatkan pengajaran/latihan perbaikan atau
program pengayaan guru pembimbing/konselor juga dapat mengalih
tangankan permasalahan siswa kepada ahli-ahli lain yang relevan seperti
dokter, psikiater, ahli agama, dan lain-lain (alih tangan kasus eksternal).
Alih tangan kasus bermaksud mendapatkan penanganan yang tepat
dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan
penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih
ahli/professional.
Untuk terselenggaranya kegiatan alih tangan yang dinamis dan
produktif diperlukan kerja sama sebaik-baiknya dari berbagai pihak yang
terkait, termasuk siswa yang bersangkutan atau dialih tangankan. Fungsi
utama bimbingan dan konseling yang didukung oleh kegiatan ialah fungsi
pemecahan atau fungsi pengentasan masalah/fungsi perbaikan.

29
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam alih tangan kasus
adalah sebagai berikut :

1. Menandai, memberitahu “siswa” yang perlu dialih tangankan


kemudian meminta persetujuan yang bersangkutan
2. Mendeskripsikan masalah klien dengan segala karakteristik dan latar
belakangnya
3. Menghubungi pihak yang akan memberi bantuan
4. Meminta laporan hasil yang dicapai

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan alih tangan kasus adalah
sebagai berikut :

1. Alih tangan harus sepengetahuan dan seizin klien/siswa dan orang tua
siswa
2. Alih tangan dilakukan melalui prosedur yang sebenarnya
3. Segala sesuatu yang terjadi tentang siswa disekolah harus
sepengetahuan/dikomunikasikan kepada orang tua
4. Dalam memberikan informasi kepada orang tua, guru pembimbing
harus berperan mencerminkan eksistensi dan kerja sama dengan orang
tua
5. Hasil dari alih tangan kasus harus diinformasikan kepada pihak
sekolah, guru pembimbing melaporkan kepada kepala sekolah atau
pada acara rapat dinas

30
Masalah-masalah yang harus dialih tangankan dan kepada siapa
mengalih tangankannya adalah sebagai berikut :

1. Masalah kriminal
a. Mengancam keselamatan jiwa pihak lain
b. Mafia/jaringan obat terlarang/narkoba dialih tangankan kepada
pihak kepolisian
2. Masalah medis
a. Gejala ketidaknormalan organ tubuh
b. Kecanduan obat terlarang/ectasy
c. Minuman keras
d. Kehamilan/abortus
e. Epilepsi, dialih tangankan kepada dokter umum atau dokter
spesialis (rumah sakit)
3. Masalah psikologis
a. Instabilitas emosi akut
b. Psikopat
c. Psikosomatis
d. Lemah mental, dialih tangankan kepada psikolog atau psikiater
(rumah sakit jiwa)

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Karakteristik anak kelas 3 dan 4 sekolah dasar
a. Karakteristik fisik
b. Karakteristik intelektual
c. Karakteristik sosial
d. Karakteristik moral
e. Karakteristik kultural spiritual
f. Karakteristik emosional
2. Tujuan dan fungsi pelayanan Bimbingan Konseling :
Tujuan pelayanan bimbingan konseling untuk siswa kelas III dan IV SD :
a. Membantu anak didik memahami diri sendiri dan yang berkaitan
dengan kebutuhan lingkungannya.
b. Agar anak dapat membantu dirinya sendiri untuk mengadakan
penyesuaian pribadi dan sosial.
c. Agar anak mampu melewati masa transisi, dari lingkungan keluarga di
rumah ke lingkungan teman sebaya dan guru / sekolah.
d. Membantu proses perubahan dari kanak – kanak sebagai makhluk
individu yang menonjol keunikannya, menjadi makhluk sosial, dengan
jalan optimasi perkembangan penyesuaian pribadi dan sosial yang
memadai.
e. Menguasai bahan ajaran tuntutan kurikuler.
f. Memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi murid.

Fungsi pelayanan bimbingan konseling untuk siswa kelas III dan IV SD


Sugiyo dkk menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling,
yaitu:

a. Fungsi penyaluran (distributif)


b. Fungsi penyesuaian (adjustif)
c. Fungsi adaptasi (adaptif)

32
3. Jenis pelayanan bimbingan konseling. :
a. Layanan orientasi dan informasi
b. Layananpenempatan/penyaluran
c. Layananpembelajaran
4. Bidang-bidang layanan bimbingan konseling di SD :
a. Layanan bidang bimbingan sosial
b. Bidang bimbingan belajar
c. Bidang pengembangan karier
d. Kegiatan layanan pendukung bimbingan dan konseling

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, tentunya masih banyak
kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.oleh karena itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini.kami berharap semoga
makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah
selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus untuk kami
sendiri.

33
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Alim. (2009). Permainan Mini Tenis Untuk Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Siswa Di Sekolah Dasar. JPJI. Vol 6.
No. 2. Nov 2009. Hlmn.82.
Amti, Erman Dan Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok.
Padang : Jurusan Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang

Badaruzzaman. 2018. Mengenal Karakteristik Peserta Didik SD.


Https://Www.Dasarguru.Com/Karakteristik-Peserta-Didik-Sd/On-Line
Diakses Pada 15 September 2019.
Burhaein, E. (2017). Aktivitas Fisik Olahraga Untuk Pertumbuhan Dan
Perkembangan Siswa SD. Indonesian Journal Of Primary Education , 52-
53.
Husain,Achan.2008.Manajemen Pelayanan Konseling Di Sekolah.Depok:CV
Arya Duta.

J. Matakupan. (1991). Program Pendidikan Usia Sekolah. Bandung: Tri Pitaka.


Minsih. 2015. Pelaksanaan Layanan Dasar Bimbingan Dalam Membentuk
Karakter Siswa Di Sd Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta.
Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2,.

Nurihsan, Achmad Juntika. 2014. Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai


Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.

Prayitno, Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:


Rinika Cipta.

Rusli Lutan. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.


Jakarta: PP Universitas Terbuka.
Tohirin. 2013. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winkel Dan Sri Hastuti, 2008. Bimbingan Dan Konseling Kelompok. Jakarta :
Rineka Cipta

34
35

Anda mungkin juga menyukai