Anda di halaman 1dari 22

REKAYASA IDE PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PENGAMATAN PERAN GURU BIDANG STUDI DIBIDANG PERKEMBANGAN


PESERTA DIDIK SISWA KELAS II B
DI SD NEGERI 060870 MEDAN

DISUSUN OLEH :

NABILA ANGGRAINI
NIM. 3173131029

AYUNI PUSPA LESTARI SIREGAR (1193111047)


NOPITA SARI SINAGA (1193111043)
RHENATA EYMENINTHA SEMBIRING (1193111052)
RISWANDA HUGO (1193111057)
SALSABILAH TRISA ARANDHEA (1193111030)
ULFA FITRIA NASUTION (1163311106)
KELAS : REGULER E

DOSEN PENGAMPU : HUSNA PARLUHUTAN TAMBUNAN S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas Mini Riset yang berjudul “PENGAMATAN PERAN GURU BIDANG STUDI
DIBIDANG PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SISWA KELAS II B DI SD NEGERI 060870
MEDAN” sebagai tugas dari mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Penulis berterima kasih kepada
seluruh pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini dari awal hingga
akhir. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Perkembangan
Peserata Didik,Bapak Husna Parluhutan Tambunan S.Pd, M..Pd. yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.

Medan, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………….....................…………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….........………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………….........…….……………. 1

A. Latar Belakang…………………………….............…………….…………. 1-2


B. Tujuan Penelitian………………………….............………………….…….. 2
C. Manfaat Penelitian....................................................................................... ....... 3

BAB II LANDASAN TEORITIS…………….........…….........…………………… 4

A. Tinjauan Pustaka………………………………………….........….……..… 4-13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………….........…………........ 14

A. Lokasi Penelitian……………………………………..............……………... 14
B. Metode Penelitian…………………………………..............……………….. 14
C. Subjek Penelitian……………………………..............……………………... 14

BAB IV PEMBAHASAN…………………………..............……………………….. 15-16

BAB V PENUTUP…………………………………………………..............………. 17

A. Kesimpulan………………………………………………………..............…. 17
B. Saran………………………………………………………….……................ 17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….............. 18

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari pematangan.
Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-
organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Tugas perkembangan adalah berbagai tugas dari perkembangan yang diharapkan


timbul dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Tugas
perkembangan difokuskan pada upaya peningkatan sikap dan perilaku peserta didik serta
berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku sesuai fasenya.
Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah
memperoleh kecekatan dalam memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu dalam
mempelajari pola-pola tingkah laku tertentu.perkembangan individu semenjak lahir tidak
mengalir ibarat aliran air,melainkan berlangsung secara bertahap, yang mana setiap tahap
perkembangan mempunyai sifatnya sendiri memunculkan masalah atau krisis-krisis
tertentu yang berbeda dari tahapan sebelumnya, setiap tahap mengandung tugas-tugas
perkembangan tertentu yang harus diselesaikannya, yang mana jika tugas-tugas
perkembangan pada tahapannya tidak diselesaikan dengan baik maka akan berakibat
negatif terhadap perkembangan selanjutnya maka individu memerlukan pendidikan untuk
dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan sesuai tahap perkembangannya, dan sebab
itu pula individu akan dapat didik.

Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan tugas


perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Tiap
fase pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas ini timbul
pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas
itu dapat membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas berikutnya.

Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa ketidak bahagiaan
dan kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan dalam tugas berikutnya. Tentu
saja bentuk utama tugas perkembangan berakar pada pembentukan organ biologis yang

1
kelak berkembang karena pengaruh faktor biologis, psikologis, dan sosiologis. Kekuatan
dari dalam (biologis) dan kekuatan luar (psikologis-sosiologis) menempatkan individu
kepada serangkaian tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar menjadi manusia yang
berhasil.

Oleh karena itu, bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan
harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga peserta didik pada usia remaja
akan terarah pada hal-hal yang positif, pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang
terdapat pada peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi yang terbaik dalam
menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka oleh karena itu diperlukan konsep dan
tugas perkembangan peserta didik.

Untuk mengembangkan potensi peserta didik dan menciptakan generasi-generasi


masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan
dan pertumbuhan peserta didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan
mengetahui dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran guru bidang studi dibidang perkembangan


peserta didik di kelas II B SD Negeri 060870 Medan.
2. Untuk mengetahui metode, model, dan strategi dalam proses perkembangan
peserta didik di kelas II B SD Negeri 060870 Medan.
3. Untuk mengetahui kendala yang muncul dalam Peran gutu bidang studi
dibidang perkembangan peserta didik di kelas II B SD Negeri 060870 Medan.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut .

1. Dapat mengetahui bagaimana Peran guru bidang studi, metode, model, dan
strategi yang digunakan oleh guru, serta untuk mengetahui apa saja kendala
yang muncul dalam perkembangan peserta didik di kelas II B SD Negeri 060870
Medan.

2
2. Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber literasi bagi para
pembaca.
3. Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru di masa
depan bagaimana peran guru bidang studi yang baik dan efektif pada bidang
perkembangan peserta didik.

3
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Siswa (Peserta Didik)

Siswa sendiri merupakan seorang pelajar atau murid yang sedang duduk dibangku
SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (Sekolah
Menengah Atas). Seorang siswa belajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan agar
bisa mencapai cita-cita dan impiannya. Seorang siswa adalah seorang anak yang sedang
menempuh pendidikan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas itulah yang
disebut dengan siswa dan siswi.

Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan oleh
guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.Siswa digambarakan sebagai sosok
yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain
memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta
pertumbuhan dari kegiatan pendidikan tersebut.Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa
merupakan salah satu anggota masyarakat yang memiliki potensi serta usaha untuk
mengembangkan dirinya. Peserta didik yang pada ummnya merupakan inidividu yang
memilki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan baik fisik maupun
psikis dari lingkungan keluarga maupun lingkunagn masyarakat dimanapun ia berada.

Seorang peserta didik akan diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik serta etika
yang sopan untuk berinteraksi pada masyarakat lainnya. Tentu saja hal tersebut tidak
dapat melupakan peran pendidik sebagai sumber ilmu dan salah satu unsur terpenting
dari pendidikan.Seorang pendidik harus memahami dengan betul karakter yang ada
pada peserta didiknya. Pendidik juga harus mengerti bagaimana cara mengasah potensi
yang ada pada peserta didiknya.Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.”

4
Abu Achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa peserta
didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia
memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat
kedewasaannya. Ia juga mengungkapkan bahwa peserta didik juga membutuhkan
bimbingan untuk menjadi pribadi yang lebih baik didepan Tuhan Yang Maha Esa serta
didepan negara sebagai warga negara yang baik. Dengan demikian siswa atau peserta
didik dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yang ada dalam
dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangakan melalui pendidikan.

UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilki kewajiban


sebagi berikut :

a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses


dan keberhasilan pendidikan.
b. Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut.

2. Pengertian Guru

Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan
ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu
yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh
semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan
(panutan) bagi semua muridnya. Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri
didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru sebagai pendidik dan
pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam
hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan
potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru
berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
a. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa
yang bertanggungjawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya,
mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah

5
khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup
berdiri sendiri.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak
seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
c. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, wewenang dan tanggungjawab oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pendidikan di sekolah.
d. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang
harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan
Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).Adapun peran-peran
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman
lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang
dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan
keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan
jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru
dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab
pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku
anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

b. Guru Sebagai Pengajar

6
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta
didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan
peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan
keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka
melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha
membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan
masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran,
yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya,
Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan
yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan
metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan.Agar pembelajaran memiliki
kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika
mempelajari materi standar.
c. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan
mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan
kompleks.Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi yang
tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
1) Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang
hendak dicapai.
2) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan
yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu
tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara
psikologis.
3) Guru harus memaknai kegiatan belajar.
4) Guru harus melaksanakan penilaian.
e. Guru Sebagai Pemimpin.
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru
menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.
f. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran.

7
Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu,guru
juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya
pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
g. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang
yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk
menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak.
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat
sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru:
sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman
dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis,
selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum.Perilaku guru sangat
mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan
gaya hidup pribadinya sendiri.Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan
antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari
kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa
dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

3. Pengertian Belajar

Bila diperhatikan lebih jauh esensi dasar dari pengertian belajar adalah perubahan,
dengan berbagai karakteristiknya, dan latihan atau pengalaman, pertanyaannya
perubahan dalam hal apa, apakah perubahan perubahan tersebut terjadi hanya dalam
bentuknaya yang konkrit atau akan berlaku juga dalam bentuknya yang abstrak, untuk
menjawab masalah ini terdapat dua pandangan penting, yaitu pandangan behaviouristik
dan pandangan kognitif.

Menurut pandangan behavioristik, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku,


cara seseorang berbuat pada situasi tertentu serta perubahan tersebut dapat diamati,
artinya berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian dalam suatu aktivitas belajar karena
tidak bisa diamati. Sebaliknya menurut pandangan kognitif belajar adalah proses
internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan terjadi dalam
kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu dan
perubahan tersebut hanyalah refleksi dari perubahan internal.

8
Dalam perkembangannya para behaviourist baru, neo-behaviourist telah berusaha
memperluas pandangannya tentang belajar dengan memasukan aspek-aspek yang tidak
dapat diamati secara langsung, seperti harapan-harapan, keinginan-keinginan,
keyakinan dan pikiran seperti terlihat dalam pandangan Albert Bandura yang terkenal
dengan teori kognitif sosialnya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari sekedar
perubahan dalam tingkah laku yang teramati, melainkan juga mencakup pencapaian
pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati yang berdasar pada pengetahuan
tersebut.

Dengan memperhatikan berbagai pandangan tentang makna belajar, maka dapatlah


diartikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan internal yang terjadi pada diri
seseorang, perubahan dalam potensi untuk bertingkah laku, serta perubahan tingkah
laku itu sendiri. Implikasi dari pengertian ini adalah bahwa seorang guru atau dosen
pasti dihadapkan pada tingkah laku siswa mahasiswa yang teramati seperti hasil
pekerjaan siswa mahasiswa dalam melaksanakan tugas tugas atau tingkah laku mereka
di dalam ruangan belajar, dan aspek yang kurang tidak teramati secara langsung seperti
berpikir abstrak serta sikap.

4. Pengertian Mengajar

Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang ada
di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S.
Nasution 1982:8 mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan
mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Seorang guru sebagai pengajar Slameto, 1991:40 harus memerhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri.Ciri-
ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara
dinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang aktual dan

9
konkret.Pengalaman yang konkret dan dinamis merupakan alat untuk menyatakan
pengertian yang sifatnya sederhana sehingga dapat ditiru untuk diulanginya.
b. Fokus
Pengajaran akan berhasil dengan penggunaan vokalisasi. Untuk mencapai
proses yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri yang baik, seperti:
memobilisasi tujuan, memberi bentuk uniformitas pada belajar.
c. Sosialisasi
Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam proses
belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi harus dilakukan.
Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: adanya fasilitas sosial,
perangsang, dan kelompok demokratis.
d. Sequence
Dalam proses belajar mengajar dipandang sebagai suatu pertumbuhan mental,
siswa dapat mengalami kegagalan atau mungkin juga sukses. Ciri-ciri sequence
yang baik adalah pertumbuhan bersifat kontinyu, tergantung pada tujuan,
tergantung pada munculnya makna, merupakan perubahan dari yang abstrak ke
arah konkrit, sebagai gerakan dari kasar dan global ke arah yang membedakan, dan
pertumbuhan itu merupakan transformasi.
e. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan perubahan siswa, untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada perubahan tersebut.

Kelima prinsip mengajar di atas haruslah diperhatikan oleh guru, agar guru dapat
membimbing dan mengarahkan siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar
siswa.Dan yang terpenting tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.

5. Pengertian Pembelajaran

Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk


membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya
di samping tercipta proses belajar juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih
efesien dan efektif. Itulah sebabnya Darsono, 2000: 24 mengemukakan bahwa
pengertian pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh

10
guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih
baik.

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut Duffy dan Roehler (1989)
pengertian pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum. Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar. Berdasarkan beberapa pengertian
atau definisi pembelajaran di atas dapat diidentifikasi bahwa pembelajaran memiliki
ciri-ciri :
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja; Pembelajaran harus membuat siswa
belajar.
b. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.
c. Pelaksanaannya terkendali, baikisinya, waktu, proses maupun hasil

6. Tujuan Belajar dan Pembelajaran


a. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa
telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan
dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa
setelah berlangsungnya proses belajar.Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen
yaitu :
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah rumusan tentang perilaku hasil
belajar( kognitif, psikomotor, danafektif ) yang diharapkan untuk dimiliki
(dikuasai) oleh sipelajar setelah sipelajar mengalami proses belajar dalam jangka
waktu tertentu.
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa, mata pelajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan
siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan dan

11
diapresiasikan. Berdasarkan mataa jaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat
ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah sumber
utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan
pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.Suatu tujuan pembelajaran sebaiknya
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya:
dalam situasi bermain peran.
2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan
dapat diamati.
3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya
pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada
sekurang-kurangnya tiga gunung utama.

7.Peran seorang guru dalam perkembangan peserta didik


Berkembang atau tidaknya peserta didik dalam pendidikan itu adalah tugas
seorang guru, bagaimana cara guru memperhatikan atau lebih tepatnya
membimbing peserta didik dan mengetahui sampai mana perkembangan peserta
didik tersebut.
Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk
watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak
tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang
multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan
tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki perana yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Guru mempunyai tanggung jawab uuntuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah
satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam
segala fase dan proses perkembangan siswa.
Begitu pentinya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka
hendaknya guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan
meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar
tetapi juga sebagai pengelola proses belajar mengajar.

12
Peran seorang guru sangat penting dalam upaya perkembangan peserta didik,
maka dari itu akan dijelaskan beberapa peran penting seorang guru dalam upaya
perkembangan peserta didik hal-hal apa saja yang harus diketahui oleh seorang guru
dalam upaya mengembangkan peserta didik, peran guru dalam proses belajar
mengajar upaya mengembangkan perkembangan peserta didik, kriteria guru dalam
mengoptimalkan perkembangan peserta didik, komponen kinerja profesional guru
dalam perkembangan peserta didik.

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Obsevasi dilaksanakan di SD Negeri 060870 Medan dengan alamat Jl. Gunung


Krakatau, Pulo Brayan Darat I, Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara. Kelas yang
diobservasi adalah kelas II B, dengan jumlah siswa 18 anak.
Observasi dilaksanakan pada Kamis, 17 Oktober 2019, pada jam pelajaran 1 dan 2,
yakni pada pukul 09.30 – 11.00 WIB. Dalam satu kali tatap muka adalah dua jam pelajaran
atau 2 x 45 menit, pada mata pelajaran pendidkan agama islam. Guru mata pelajaran pada
saat observasi adalah Ibu khairani, S.Pd.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui metode observasi langsung pada kelas II B SD Negeri
060870 Medan. Bagaimana peran guru bidang studi dalam bidang perkembangan peserta
didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan
mengadakan wawancara kepada guru serta melakukan pengamatan ketika pembelajaran
berlangsung.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah
penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam
penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah : siswa kelas II B SD Negeri 060870 Medan
dan Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Ibu Khairani, S.Pd.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil pengamatan peran guru bidang studi dibidang perkembangan peserta didik di
kelas II B SD Negeri 060870 Medan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka
dilampirkanlah hasil observasi sebagai berikut.

Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah kelompok kami lakukan kami mendapat
beberapa pokok pembahasan yang kami rangkum mengenai peran guru bidang studi
khusunya pendidikan agama islam dibidang perkembangan peserta didik,antara lain:
1. Guru bidang studi sangat berpengaruh dalam proses perkembangan peserta
didik,dimana hal ini guru bidang studi melakukan fungsinya dalam proses
perkembangan peserta didik salah satunya pembelajaran pendidikan agama islam
yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan kognitif dan perkembangan
nilai,agama dan moral anak.
2. Peran guru bidang studi sama hal nya dengan wali kelas yaitu mengajarkan anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya.Materi,metode,dan cara pengajaran yang
dilakukan disesuaikan dengan masa perkembangan anak yang dididik.
3. Metode yang terbaik diterapkan pada proses pembelajaran di SD kelas rendah yaitu
belajar sambil bermain,bernyanyi dan bergerak.Pada cara ini Guru bidang studi
Pendidikan Agama Islam melakukan kegiatan bernyanyi untuk mendekatkan
pemahaman anak terhadap tuhan Allah swt dan ciptaan-Nya.
4. Masih terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran yang diterapakan
dimana anak SD kelas rendah masih mepunyai naluri bermain yang tinggi sehingga
guru yang mengajar harus mempunyai strategi khusus untuk menanganinya.
5. Solusi yang bisa dilakukan guru bidang studi pelajaran pendidikan agama islam pada
proses perkembangan peserta didik yaitu melakukan kegiatan-kegiatan
menyenangkan yang bisa membuat anak paham akan pembelajaran tetapi jug aidak
membosankan.

15
Dari Observasi yang dilakukan yaitu mengenai peran guru bidang studi dibidang
perkembangan peserta didik, dapat dilihat bahwasanya perkembangan peserta didik sangat
berkembang signifikan dalam pembelajaran dimana suasana kelas yang tercipta sangat
kondusif. Peserta didik sangat antusias dalam kegiatan belajar sambil bernyanyi. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor kemungkinan, yaitu :

1. Siswa memiliki semangat belajar yang tinggi.


2. Siswa memiliki rasa percaya diri.
3. Siswa memahami keseluruhan suatu materi dengan cara bernyanyi.
4. Siswa peduli dengan pembelajaran yang sudah berlangsung.
5. Siswa diberikan arahan ataupun contoh dalam bersikap aktif oleh orang tua, guru kelas
maupun guru bidang studi.

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi mengenai peran guru bidang studi dibidang perkembanagn peserta
didik siswa di kelas II B di SD Negeri 060870 Medan, pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan materi mengenal Allah dan ciptaan-Nya dengan guru pengampu Ibu
Khairani, S.Pd. bahwasanya untuk mewujudkan perkembangan perserta didik yang
signifikan guru bidang studi harus memiliki metode dan cara khusus untuk menanamkan
materi yang dipelajari dengan cara yang dapat diterima anak serta dengan cara yang
menyenangkan. Dan guru juga harus unggul dan menguasai materi dengan baik dan
memiliki metode pengajaran yang tepat sesuai dengan karakter siswa.Dan perkembnagan
peserta didik terlihat berkembangan secara signifikan di kelas II B di SD Negeri 060870
Medan, dikarenakan siswa yang bersikap aktif dalam proses pembelajaran tersebut,serta
guru bidang studi memiliki sikap aktif dan pandai menarik perhatian siswa untuk belajar
materi mengenal Allah dan Ciptaan-Nya melalui kegiatan bernyanyi.

B. Saran

Sebaiknya guru bidang studi terus meningkatkan kemampuan yang belum dimiliki dan
yang sudah dikmiliki,guru harus senantiasa berkreasi dan inovatif dalam kegiatan
mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam kegiatan pembelajaran
tersebut. Dan guru harus menerapkan metode pembelajaran yang disesusaikan dengan
kondisi serta karakter siswa, dalam dunia pendidikan khususnya perkembangan peserta
didik harus terus diutamakan agar selalu dilakukan pembaharuan menuju yang lebih baik
kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat


Pendidiakn Lanjutan Pertama. 2002. Pendekatan Konsektual ( Contextual Teaching and
Learning (CTL))

Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

https://cancer55.wordpress.com/2013/09/07/fungsi-dan-peranan-guru-dalam-proses-belajar-
mengajar/

http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-siswa-menurut-para-ahli.html

http://chandcyberspace.blogspot.com/2017/04/apa-itu-guru-pengertian-guru-menurut.html

http://www.wikipendidikan.com/2016/02/perbedaan-makna-belajar-mengajar.html

http://dinaauliamn.blogspot.co.id/2016/10/penerapan-filsafat-pendidikan.html s

http://pedidikanmu.blogspot.co.id/2013/05/penerapan-filsafat-pendidikan-pancasila_8.html

19
LAMPIRAN

Berikut ini adalah suasana dan kondisi kegiatan pembelajaran di kelas II B SD Negeri 060870
Medan dalam Materi Menganal Allah dan Ciptaan-Nya dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan guru pengampu Khairani, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai