DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan team based project ini dengan baik dan lancar
sehingga dapat dikumpul dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka dalam kesempatan
ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimah kasih kepada :
1. Ibu Yusra Nasution, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Pembelajaran IPS SD yang memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini.
2. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
hingga terselesaikannya laporan ini dengan tepat waktu.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna, oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Sekian dan terima kasih.
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................................. 4
BAB III................................................................................................................................................ 9
BAB IV ..............................................................................................................................................11
PEMBAHASAN................................................................................................................................11
4.1 Promblematika Guru Secara Umum Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Ips .......................11
ii
4.2 Temuan Hasil Penelitian ........................................................................................................ 13
b. Solusi Dalam Mengatasi Permasalahan Yang Di Hadapi Oleh Ibu Wali Kelas V SD Tri
Jaya .................................................................................................................................... 15
BAB V ............................................................................................................................................... 18
PENUTUP......................................................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas V di SD S Tri Jaya
Medan mengatakan bahwa pembelajaran IPS sudah bersifat abstrak. Namun siswa
kelas V tersebut belum memahami dan menyadari bahwa yang dilakukan nya tersebut
merupakan kegiatan ekonomi ( salah satu cabang ilmu dari IPS) sehingga membuat
pemahaman siswa menjadi rendah.
Sejalan dengan permasalahan di atas, diperlukan suatu pembelajaran IPS yang
sesuai dengan kebutuhan siswa dan berkaitan dengan kehidupan nyata siswa sehingga
siswa tidak hanya mengetahui secara instan tetapi juga mampu menemukan konsep
yang sedang mereka pelajari. Masalah realistik dapat digunakan sebagai titik awal
pembelajaran IPS dalam membantu siswa mengembangkan pemahaman terhadap
materi yang dipelajari. Selain itu, pengalaman nyata yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran juga sangat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang
mereka pelajari.
2
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penerapan strategi dan metode pembelajaran yang tepat , maka
1) Siswa lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
3) Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas kelas V SDS Tri Jaya Medan
4) Meningkatkan keterampilan guru memotivasi siswa untuk aktif melalui penerapan
strategi dan metode pempelajaran
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri
sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan
berbagai isu dan masalah sosial kehidupan Sapriya (2009: 20). Materi IPS untuk jenjang
sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalahdimensi
pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang
bersifat holistik Sapriya (2009: 20).
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan ” dari pada transfer
konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman
terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan
ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. IPS juga membahas
hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak
didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada
berbagai permasalahan di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS sebagai proses belajar yang
4
mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora
siswa agar berlangsung secara optimal.
Hakikat tujuan mata pelajaran IPS menurut (Chapin, J.R, Messick, R.G. 1992: 5)
dalam Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti Istianti (2006: 15) dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
a) Membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam
kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan dimasa yang akan
datang.
b) Menolong siswa untuk mengembangkan ketrampilan (skill) untuk mencari dan
mengolah/ memproses informasi.
c) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/ sikap(value) demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat.
d) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian/ berperan
serta dalam kehidupan sosial.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 67), mata pelajaran IPS
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
c) Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
d) Menyadarkan siswa akan kekuatan alam dan segala keindahannya sehingga
6
siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan penciptanya.
e) Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa
f) Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Fungsi pembelajaran IPS dalam penelitian ini adalah untuk menanamkan sikap
ilmiahdan melatih siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi, mengembangkan
daya kreatif dan inovatif siswa serta memberi bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Menurut Connel dan kawan-kawan tingkat kesiapan belajar dapat dibagi menjadi:
a) Kesiapan kognitif
Banyak guru dan petugas bimbingan yang menganggap anak yang mempunyai
kemampuan intelektual tinggi tetapi kurang berhasil belajar adalah karena kurang
siap secara afektif. Afektif merupakan sikap anak pada saat mengikuti proses
pembelajaran. Walaupun pengaruh keberhasilan belajar adalah tingkat kesiapan
secara keseluruhan namun yang sering ditonjolkan adalah kesiapan kognitif. Oleh
karena itu Bruner beranggapan bahwa kesiapan sesuai dengan perkembangan
intelektual anak. Kedua hal itu akan terbangkit apabila para siswa turut terlibat
dengan aktif dalam peristiwa belajar (Djodjo dkk, 1992: 68). Cukup disayangkan
bahwa bahan belajar dalam pengajaran IPS kurang populer di kalangan anak. Kurang
populerIPS ini bertambah karena anak tampaknya kurang peduli. Oleh karena itu
dalam pembelajaran IPS perlu di amati kapan kesiapan anak belajar dapat dirangsang.
Hal iniperlu dilakukan karena kesiapan merupakan paduan antara lingkungan belajar
7
dan suasana belajar. Lingkungan belajar dengan tantangan seperti itulah anak di
bawah dorongan guru siap belajar. Siswa yang belajar IPS terdiri dari anak-anak
yang beraneka umur dan perkembangannya (Djodjo dkk, 1992: 69). Berdasarkan
uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kesiapan anak dalam belajar
dapat dinilai dengan aspek kognitif dan afektif dengan memahami sifat anak dalam
belajar dan proses pengajaran IPS di dalam kelas.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu : 10.00-11.00
Tempat : SD Swasta Trijaya
Alamat : Jl. Bromo No.204, Binjai, Kec. Medan Denai, Kota Medan
Guru Kelas V SD Swasta Trijaya yaitu Ibu Ruth Angelia Sidabutar S.Pd
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek
yang alamiah dan teknik pengumpulan data dapat dilakukan secara triangulasi (gabungan)
dan analisis data bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif artinya
dalam penulisannya data yang dihimpun berbentuk katakata atau gambar daripada
angka.Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran yang
bersifat faktual mengenai fakta permasalahan yang diselidiki. Dengan demikian metode
deskriptif dalam penelitian ini diarahkan untuk menganalisis mengenai permasalahan yang
ada di pada pembelajaran IPS SD di SD Swasta Trijaya.
Fokus penelitian merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian kualitatif.
Fokus penelitian ini berfungsi sebagai titik pusat yang membatasi peneliti sehingga
peneliti terhindar dari pengumpulan data yang tidak relevan dengan masalah dan tujuan
penelitian. Berdasarkan pernyataan tersebut maka peneliti memfokuskan penelitian ini
dengan membatasi permasalahan mengenai permasalahan yang ada di pada pembelajaran
IPS SD di SD Swasta Trijaya
9
3.5 Teknik Pengumpulan Data
dilontarkan tidak terpaku pada pedoman wawancara dan dapat diperdalam maupun
dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan. Wawancara dilakukan kepada
guru kelas V SD Swasta Trijaya .
Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi informasi.
Saat melakukan suatu penelitian, kita perlu menganalisis data agar data tersebut mudah
dipahami. Analisis data juga diperlukan agar kita mendapatkan solusi atas permasalahan
penelitian yangtengah dikerjakan.
Mengutip salah seorang pakar metode penelitian, Lexy J. Moleong, teknik analisis
data adalah kegiatan analisis pada suatu penelitian yang dikerjakan dengan memeriksa
seluruh data dari instumen penelitian, seperti catatan, dokumen, hasil tes, rekaman, dan
lain- lain. Kegiatan ini dilakukan agar data lebih mudah dipahami, sehinggadiperoleh suatu
kesimpulan.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Era globalisasi telah mengantarkan kita pada perubahan yang sangat cepat seiring
dengan perkembangan zaman yang dibarengi bertambahnya tingkat pe- mahaman dan juga
pengetahuan manusia di bidang Sains dan Teknologi yang akhir- nya membawa banyak
dampak bagi ke- hidupan manusia secara umum baik positif maupun negatif.
Untuk mengiringi kemajuan yang berjalan sangat cepat sampai saat ini kita masih
menggantungkan harapan pada pendidikan untuk tetap mengawal dan menjaga kehidupan
sosial masyarakat yang terus berubah. Pendidikan mem- punyai tugas menyiapkan sumber
daya manusia untuk pembangunan. Derap lang- kah pembangunan selalu diupayakan
seiramadengan tuntutan zaman. Perkem- bangan zaman selalu memunculkan per- soalan-
persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Selanjutnya fungsi dan tujuan
pendidikan yangter- tuang dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah “Berfungsi
mengem bangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang ber-
martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk ber- kembangnya
potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan ber- takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, ber- akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis sertaber- tanggung jawab” (Bab II Pasal 3). Namun, fungsi
dan tujuan yang sangat mulia ini belumsecara maksimal dapat dipenuhi melihat saat ini
dunia pendidikan kita yang masih belum bisamengejar cepatnya arus perubahan itu perlu
disesuaikan dan juga dijaga sehingga tetap mampumenjawab tantangan dari perubahan dan
kemajuan yang terus terjadi.
11
berguna, ke- terampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian
sosialnya sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertanggung jawab dalam
merealisasikan tujuan nasional.
Pembelajaran IPS seperti yang dijelaskan di atas jika tetap diteruskan, terutama
hanya menekankan pada infor- masi, fakta, dan hafalan, lebih mementing- kan isi dari
proses, kurang diarahkan pada proses berfikir dan kurang diarahkan pada pembelajaran
bermakna dan berfungsi bagi kehidupannya, maka pembelajaran IPS tidak akan mampu
membantu peserta didiknya untuk dapat hidup secara efektif dan produktif dalam kehidupas
masa yang akan datang. Oleh karena itu sudah semestinya pembelajaran IPS masa kini dan
ke depan mengikutiberbagai perkem- bangan yang tejadi di dunia secara global.
Masalah lain yang terjadi pada pembelajaran IPS saat ini: akibat dari pengaruh
budaya pada masa lalu terhadap mata pelajaran IPS, yang menganggap IPS cenderung
kurang menarik,pendektatan indoktrinatif, second class, dianggap sepele, membosankan,
dan bermacam-macam kesan negatif lainnya telah menyebabkan mata pelajaran tersebut
menghadapi dilema, belum lagi dengan fakta dilapangan yang menunjukkan IPS masih
dalam posisi pembelajaran konven- sional, dll.
Selanjutnya secara umum per- masalahan yang terjadi pada pembelajaran IPS adalah :
Beberapa peneliti bahkan menemukan letak kejemuan peserta didik terhadap mata
pelajaran IPS ada pada figur guru yang kurang profesional dalam mengajar. Para
pengajar IPS rata-rata bukan yang berlatarbelakang pendidikan IPS, sehingga kurang
memahami materi. Sekian persen guru menyampaikan materi secara textbook tanpa
variasi, monoton, kurang humor, dan tetap menggunakan metode konvensional yaitu
ceramah yang cenderung membosankan. Penyebab lainnya adalah kurang optimalnya
12
penggunaan media belajar seperti peta, foto, replika andi, artefak, fosil dan juga media
beerbasis tekhnologi seperti internet access dan mobile learning.
kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran seperti buku, media pembelajaran, dan
laboratorium juga menjadi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS. Di beberapa
sekolah, buku yang dimiliki sebagai sumber belajar masih minim terutama buku
pegangan siswa. Buku yang dimiliki siswa tidak sesuai dengan jumlah siswa, akibatnya
satu buku digunakan oleh dua siswa bahkan lebih. Oleh karena itu, pada beberapa
kondisi, guru terpaksa memberikan tugas mencatat kepada siswa. Kondisi ini juga
menyebabkan guru lebih memilih menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan
metode-metode lainnya. Seperti yang dinyatakan oleh salah seorang guru yakni “kita
disini kekurangan buku, makanya satu buku biasanya digunakan oleh dua atau lebih
siswa”. guru lainnya menyatakan: “karena buku sangat kurang makanya saya
menggunakan ceramah, ya mau bagaimana lagi, kalaupun kita minta siswa untuk
diskusi kan paling tidak mereka harus punya buku”.
Penerapan proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial tentunya tidak terlepas
dari suatu problematika yang di hadapi baik oleh guru maupun siswa. Salah satu yang
menjadi problematika saat ini di dunia pendidikan sering dijumpai dalam penggunaan
metode pembelajaran yang digunakan pada siswa. Permasalahan tersebut ditemukan pada
SD Swasta Tri Jaya,Kecamatan Medan Denai kelas V. Berdasarkan dari hasil wawancara
yang telah kamilaksanakan terhadap ibu wali kelas V ditemukan beberapa Problematika
yang di alami oleh ibu wali kelas V diantaranya yaitu :
a. Ibu wali kelas 5 mendapatkan Kendala pada saat menggunakan metode diskusi.
- Masalah tersebut yaitu pada saat awal pembelajaran siswa/siswi masih kondusif
mengikuti diskusi yang sedang berlangsung, namun setelah pembelajaran sudah
berlangsung lama siswa/siswi menjadi bosan ada beberapa siswa membuat onar (
keributan), selain itu siswa/ siswi bercerita antar sesama dan tidak membahas topic
diskusi,dan ada juga yang mengganggu teman yang membuat situasi dalam
pembelajaran menjadi tidak kondusif.
- Masalah selanjutnya yaitu pada saat diskusi sedang berlangsung ada beberapa
13
siswayang tidak mau ikut berdiskusi mereka hanya menunggu jawaban dari teman
sekelompoknya.
-
b. Adapun kendala yang dihadapi oleh ibu wali kelas V SD Swasta Tri Jaya pada saat
mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial adalah para siswa belum sadar dengan kegiatan IPS
yang sudah di lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Solusi
c. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan
yang dicapai
d. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang ke IPS
b. Solusi Dalam Mengatasi Permasalahan Yang Di Hadapi Oleh Ibu Wali Kelas V SD Tri Jaya
• Selain penggunaan model pembelajaran yang tepat, salah satu upaya untuk
mengembalikan rasa keberminatan peserta didik terhadap mata pelajaran IPS adalah
menciptakan pola pembelajaran IPS yang terkait dengan tema-tema yang ada
dilingkungan sekitar peserta didik.Kegiatan pembelajaran sejarah lokal perlu dijadikan
medium untuk mengembangkan rasa kepedulian dan ketertarikan akan ranah
kedaaerahan mereka.
• Dalam mengelola kegiatan pembelajaran diskusi agar berjalan lancar, maka guru harus
melihat peran aktif siswa dan guru dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam
kegiatan diskusi tersebut. Hal ini dikarenakan di dalam satu kelas terdapat beragam
siswa. Ada siswa yang aktif bertanya, menanggapi, dan memberi komentar serta
adapula siswa yang pasif dalambertanya, menanggapi maupun berkomentar. Disinilah
peran guru dibutuhkan. Guru harus mampu mendorong siswa pasif untuk mau
berperan aktif dan berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan diskusi.Sering kita temui
15
siswa diam dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan diskusi dikarenakan mereka tidak
punya gagasan yang relevan dengan topik diskusi. Bisa juga siswa tersebut merasa
tertekan dan tidak nyaman selama kegiatan diskusi. Kalau masing-masing anak merasa
tertekan saat mengikuti kegiatan diskusi, umumnya siswa tersebut menginginkan agar
kegiatan diskusi cepat berakhir. Pada kegiatan ini, anak merasa tidak nyaman sehingga
engganberpartisipasi. Menghadapi situasi seperti ini, sebaiknya guru menyampaikan
topik diskusi beberapa hari sebelum kegiatan diskusi dilaksanakan. Guru juga perlu
mengingatkan siswa untuk membuat catatan tentang informasi yang sesuai dengan
topik diskusi. Guru juga perlu mendorong siswa menyiapkan pertanyaan tertulis
sebelum kegiatan diskusi. Untuk membuat anak mau berpartisipasi, buatlah suasana
yang nyaman saat kegiatan diskusi berlangsung. Misalnya memberi waktu sekitar 5
sampai 10 menit sebelum diskusi kelas dimulai, agar siswamampu mempersiapkan diri
dalam kegiatan diskusi kelas.
• Saat siswa masih sibuk dengan tugas yang belum selesai,siswa mulai bosan,siswa mulai
bercerita dengan temannya , bahkan siswa mulai membuat onar yang membuat
suasana kelas menjadi tidak kondusif guru tidak perlu menegur dengan keras. Selain itu
guru dapat berbincang-bincang dengan siswa, agar siswa dapat mendengarkan gagasan
lain yang mungkin berbeda dengan gagasan siswa tersebut. Pada kondisi ini, siswa
berkesempatan untuk memperbaiki atau menerima gagasan baru dari temannya. Pada
diskusi kelas, semua anak memiliki kesempatan yang sama dalam berbicara dan
bertanya. Guru perlu membuat aturan agar semua anak memiliki peluang untuk berbicara
dan bertanya. Dalam diskusi kelas guru perlu menata kelas dengan nyaman, karena tidak semua
siswa berani berbicara. Oleh karena itu, guru sesekali bisa berjalan mendekati siswa yang agak
jauh posisinya dari guru. Selain itu, untuk mendorong siswa agar mau berpartisipasi dalam
kegiatan diskusi ini, guru dapat membuat sebuah permainan yang menyenangkan supaya beban
belajar siswa menjadi lebih ringan. Terimalah semua pemikiran untuk masukan dan biarkan
siswa untuk menolak gagasanyang tidak sesuai dengan pemikirannya. Usahakan guru tidak
memaksakan pendapatnya, tapi cukup meminta alasan dan bukti yang bisa jadi alternative dari
pendapatnya tersebut. Dengan metode diskusi ini, dapat mendorong siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
16
• Agar siswa sadar dengan kegiatan ips yang sudah dilakukan oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari guru dapat mengajak siswa untuk mengenal lingkungan sekitarnya dengan
cara mengopservasi langsung di lingkungan sekitar dari hal tersebut siswa dapat
mengajarkan langsung kepada siswa tentang kegiatan ips yang sudah dilakukan.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas V di SDS Tri Jaya
Medan mengatakan bahwa pembelajaran IPS bersifat abstrak. Namun siswa kelas V
tersebutbelum memahami dan menyadari bahwa yang dilakukan nya tersebut merupakan
kegiatan ekonomi ( salah satu cabang ilmu dari IPS) sehingga membuat pemahaman
siswa menjadi rendah.
5.2 Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk melengkapi bahan
pengetahuan pembaca dan jadikanlah laporan ini sebagai sumber ilmu pengetahuan dan
sebagaipenambah wawasan pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hopeman, T. A., Hidayah, N., & Anggraeni, W. A. (2022). HAKIKAT, TUJUAN DAN
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN IPS YANG BERMAKNA PADA
PESERTA
DIDIK SEKOLAH DASAR. Jurnal Kiprah Pendidikan, 1(3), 141-149.
Komar, Abd, dan Nining Winarsih. “Problematika Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Di Tingkat Sekolah Dasar: Studi Kasus Sdn Kebonsari Kulon 3 Kota Probolinggo
Tahun Ajaran 2020-2021.” Al Fikru: Jurnal Pendidikan dan Sains 1.2 (2020): 237-
248.
20
PROJECT
21