Anda di halaman 1dari 34

MENINGKATKAN CARA BELAJAR SISWA-SISWA

DI SMP NEGERI 2 TAROGONG KIDUL

KARYA TULIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
IX I
Deni Hidayat Nis.14157071
Rabani Jannata Insani Nis.14157253
Raizky Aradhatul Syauqi Nis.14157260
Zelfa Graha Aqillah Nis.14157387

SMP NEGERI 2 TAROGONG KIDUL


JL.Flamboyan No.23-A Garut Telp.(0262) 232162
2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN CARA BELAJAR SISWA-SISWA


DI SMP NEGERI 2 TAROGONG KIDUL

Disetujui Oleh:

Pembimbing

Hj. Nurul Latifah S.Pd M.Pd


Nip. 196704091994122003

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tarogong Kidul

Muhidin S.Pd M.Pd


Nip. 1959090719810100
MOTTO

“Perkataan yang baik dan pemberian ma’af lebih baik


dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha
Kaya lagi Maha Penyantun”

(Al Baqarah:263)

“Belajar Adalah Kunci Kesuksesan”

“Semakin Kita Giat Belajar Semakin Dekat Cita-Cita


Kita”

“Kegagalan bukanlah akhir dari perjuangan tapi


jadikanlah kegagalan sebagai awal dari perjuangan”
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Karya tulis ini tentunya dapat diselesaikan dengan adanya dukungan dari

beberapa pihak. Maka dari itu penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT

yang telah memberikan kesehatan kepada penyusun dalam menyelesaikan karya

tulis, dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Muhidin, S.Pd M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2

Tarogong Kidul

2. Ibu Tika Nurmalatika, S.Pd selaku wali kelas IX-I

3. Ibu Hj. Nurul Latifah, S.Pd M.Pd selaku pembimbing

4. Seluruh staf dan guru SMP Negeri 2 Tarogong Kidul

5. Rekan-rekan kelas IX-I


ii

6. Seluruh pihak lainnya yang telah mendukung kami dalam pembuatan dan

penyusunan karya tulis ini

Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi penyusun pada khususnya

Garut, Maret 2017

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 3
1.5 Sistematika ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

2.1 Pentingnya Belajar ....................................................................................... 5


2.2 Penyebab Turunnya Prestasi Belajar Siswa ................................................. 8
2.3 Mengatasi Turunnya Prestasi Belajar Siswa .............................................. 12
2.4 Peranan Dari Berbagai Pihak Dalam Proses Belajar Siswa ....................... 14
2.4.1 Peran guru dalam proses belajar siswa ............................................ 14
2.4.2 Peran Keluarga Dalam Proses Belajar Siswa .................................. 20
2.6 Meningkatkan Cara Belajar Siswa ............................................................. 22

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 26

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 26


3.2 Saran ......................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang

berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah maju.

Pendidikan mepunyai peranan yang sangat peniting dalam menciptakan sumber

daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualiats akan berpengaruh

pada kemajuan diberbagai bidang.

Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu

melakuakn perataan pendidikan dasar badi setiap Warga Negara Indonesia, agar

mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa. Pendidian

merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional.

Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia

yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peseorta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
2

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Demikian juga halnya dengan dunia pendidikan yang terdapat banyak

persaingan-persaingan siswa dalam belajar. Hal tersebut terjadi karena para siswa

menginginkan presatsi belajar yang lebih baik dari teman-temannya. Prestasi

belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa selama mengikuti pelajaran pada

periode tertentu dalam suatu lembaga pendidikan di mana hasilnya dinyatakan

dalam bentuk angka atau simbol lainnya.

Di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul ini juga para siswa-siswa sangat

berpartisipasi dalam bidang pendidikan seperti belajar dengan benar-benar juga

serius karena mereka menyadari bahwa belajar itu sangat penting bagi kehidupan

umat manusia, dan karena cara belajar di sekolah ini bagus itulah yang menjadi

daya tarik untuk datang dan menjadi siswa di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa belajar sangat penting bagi siswa SMP Negeri 2 Tarogong

Kidul?

2. Apa penyebab turunnya prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Tarogong

Kidul?

3. Bagaimana cara mengatasi turunnya prestasi belajar siswa di SMP Negeri

2 Tarogong Kidul?

4. Apa peranan berbagai pihak untuk membantu meningkatkan cara belajar

siswa di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul?


3

5. Bagaimana cara meningkatkan belajar siswa di SMP Negeri 2 Tarogong

Kidul?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum :

Tujuan Umum penulisan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu tugas mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan untuk memberikan pengalaman kepada penulis

dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui apa itu belajar

2. Mengetahui makna belajar bagi para siswa

3. Mengetahui manfaat belajar bagi para siswa.

4. Mengetahui penyebab turunnya prestasi belajar siswa-siswa.

5. Mengetahui upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk mengatasi

turunnya prestasi belajar.

6. Mengetahui pendapat tentang meningkatkan cara belajar siswa-siswa

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penyusun gunakan sebagai rujukan dalam

karya tulis ini adalah :

1. Metode Pustaka

Metode Pustaka yaitu cara pengumpulan data dengan cara membaca buku

atauartikel yang ada kaitannya terhadap objek penelitian.

2. Metode Deskriptif Analitik


4

Metode Deskriptif Analitik yaitu metode mendeskriptifkan dan

menganalisa literature atau buku sebagai tambahan dalam kajian terhadap

objek yang ditulis.

1.5 Sistematika

Penulisan karya tulis ini menggunakan sistematika sebagai berikut :

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.5 Sistematika

BAB II PEMBAHASAN
2.1Pentingnya Belajar
2.2 Penyebab Turunnya Prestasi Belajar Siswa
2.3 Mengatasi Turunnya Prestasi Belajar Siswa
2.4 Peranan Dari Berbagai Pihak Dalam Proses Belajar Siswa
2.5 Meningkatkan Cara Belajar Siswa

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Belajar

Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The

Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang

diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari

sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan

yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.

Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat

naluriah.

Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya

dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas,

bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Menurut Al-Ghazali proses belajar adalah usaha orang itu untuk mencari

ilmu karena itu belajar itu sendiri tidak terlepas dari ilmu yang akan dipelajarinya.
6

Berkaitan dengan ilmu, Al-Ghazali berpendapat ilmu yang dipelajari dapat dari

dua segi, yaitu ilmu sebagai proses dan ilmu sebagai objek.

Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses untuk mengerti sesuatu dari tadinya tidak mengerti menjadi

mengerti. Dengan belajar seseorang dapat berkembang terutama dalam

pendidikan. Tidak hanya itu belajar juga memberikan banyak manfaat bagi

seseorang karena dengan belajar seseorang akan memperoleh ilmu pengetahuan.

Misalnya saja belajar mengenai kepemimpinan dengan begitu seseorang bisa

mendalami pelajaran tersebut yang dimana akan mengantarkan orang tersebut

untuk menjadi pemimpin di masa mendatang.

Agama islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

.karena begitu pentingnya ilmu pengetahuan sehingga mewajibkan kepada umat

dalam menuntut ilmu (belajar), sebagaimana dijelaskan Rosulullah SAW dalam

sabdanya :

Artinya : “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan

perempuan”(HR. Ibnu Abdil Bari)

Dalam firman Allah SWT : “Allah niscaya mengangkat derajat orang-

orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat dan

Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan”.(Qs. Al-mujadalah :

11).
7

Islam sangat mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar.

Perlu diketahui bahwa setiap apa yang dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung

hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia. Beberapa hal penting yang

berkaitan dengan belajar antara lain:

1. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan

untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia

2. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena

Allah sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa

yang dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai

pertanggungjawabannya.

3. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata

Allah. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimumulus dan

respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang

penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan

respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang

diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan

respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diukur, yang

dapat diamati adalah stimulus dan respon.


8

2.2 Penyebab Turunnya Prestasi Belajar Siswa

Banyak faktor menyebabkan turunnya prestasi belajar, diantaranya ada

yang berasal dari dalam diri (internal), danada yang berasal dari luar diri

(eksternal).Prestasi belajar menunjukkan tingkat keberhasilan anak dalam belajar

di sekolah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.Menurut Conny R Semiawan

(2000:200)“peran keluarga lebih banyak bersifat memberikan dukungan baik

dalam hal penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang

kondusif”.

Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:138)

prestasi belajar yangdicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhinya.Faktor-faktor tersebut yaitu terdiri dari

faktor yang berasal dari dalamdiri sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari

luar diri sendiri (eksternal).Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam

diri siswa, yang meliputi faktor jasmaniah, psikologi, dan faktor kematangan fisik

maupun psikis. Faktorjasmaniah antara lain meliputi panca indera yang tidak

berfungsi sebagaimanamestinya, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa

kelainan tingkah laku, dan faktor kesehatan.Sedangkan faktor psikologi antara

lain kecerdasan, bakat, sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, kematangan, kesiapan,

perhatian, dan motivasi. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa berupa

faktor sosial, budaya, lingkungan fisik, dan lingkungan spiritual keagamaan.

Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.


9

Faktor budaya meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan,teknologi, dan

kesenian.Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah danfasilitas belajar.

Fasilitas belajar meliputi ruang belajar, meja, kursi penerangan,alat tulis, dan

buku-buku pelajaran. Faktor tersebut salingberinteraksi baik secara langsung

maupun tidak langsung dalammempengaruhi prestasi belajar.

Pada dasarnya turunnya prestasi belajar di akibatkan kurangnya minat

siswa terhadap pelajaran yang di ajarkan. Jika seorang siswa memiliki minat pada

pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya, jika siswa

tidak berminat pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas

untuk belajar. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang

pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut

dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa minat berhubungan erat dengan hasil belajar yang

selanjutnya dapat digunakan sebagai pendorong untuk meningkatkan hasil

belajar.Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar.

Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, keinginan,

kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luar, minat

dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat

berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua, dan

anggpan masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya.

Penulis dapat berpendapat bahwa sperti batasan masalah diatas minat belajar

siswa dapat mempegaruhi beberapa faktor dari dalam maupun dari luar .
10

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan

atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal . kedua faktor tersebut

saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil

belajar.

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan

dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor

fisiologis dan faktor psikologis.

a. Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik individu. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan

pengaruh positif terhadap.

kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit

akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.Panca indra yang

berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.

Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan

telinga.

Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra

dengan baik. Beberapa penyakit ringan yang diderita dapat berupa pilek, sakit

gigi, batuk, dan lain sejenisnya. Semua itu tentu akan mempengaruhi hasil belajar

siswa.
11

b. Faktor psikologis

Faktor – faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memngaruhi

proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

2. Faktor-faktor eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-faktor

eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, menjelaskan

bahwa faktaor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan

menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan social dan faktor lingkungan non

sosial.

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman

sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.

Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat

tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.

Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan

belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak

rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap

aktivitas belajar siswa.


12

b. Lingkungan non sosial.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah Lingkungan

alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar

yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk

dan tenang. Gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga

dan lain sebagainya. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini

hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan

metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

2.3 Mengatasi Turunnya Prestasi Belajar Siswa

Untuk mengatasi permasalahan dari faktor lingkungan keluarga pertama

dan utama adalah sebagai orang tua harus mengetahui factor mana yang

mempengaruhi semangat belajar anak. . Jika memang kondisi kita sendiri sebagai

orang tua yang kurang kondusif, maka kita mesti jujur. Selain itu, perhatian orang

tua juga sangat penting terutama dalam membangun hubungan yang terkait

dengan kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami anak. Juga hubungan

silaturrahmi antara orang tua dan guru, ini juga merupakan bentuk perhatian

terhadap perkembangan belajar anak. Namun disamping itu semua orang tua juga

senantiasa mendoakan.

Persaingan antar saudara (sibbling rivalry) bisa berpengaruh positif

maupun negative pada anak Kebijaksanaan orang tua sangat diperlukan. Bekal

dan modal utamanya adalah pengakuan bahwa tiap anak memiliki ciri dan kondisi

yang memang berbeda, oleh karena itu cara mendorong, membimbing dan
13

mengarahkannyapun sangat mungkin tidak sama antar anak satu dengan yang

lain.

Sedangkan dari faktor lingkungan sekolah sebaiknya dimulai dari

kesadaran guru untuk bersikap hangat akan cenderung memotivasi semangat

belajar muridnya. Guru yang hangat adalah yang selalu menyapa ramah murid-

muridnya, terbuka, pintar mengajar, tapi juga yang selalu mengoreksi PR yang

dibuat murid-muridnya. Seseorang akan cenderung mengulangi perbuatannya,

jika perbuatan itu memberi rasa senang dan puas.

Sedangkan faktor internal hanya dapat diatasi dengan usaha siswa sendiri

dengan membuat dirinya nyaman dan tidak terbebani dalam belajar, contohnya

belajar sambil mendengarkan music, belajar kelompok, tebak-tebakan dengan

teman seputar pelajaran.sedangkan agar dapat berkonsentrasi yaitu dengan rilek

atau bersantai. Untuk sederhananya lakukanlah tips-tips agar semangat dalam

belajar berikut:

1) Bergaul dengan orang yang giat belajar.

Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan

membuat kita pun gemar belajar.

Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang

yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi,

orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang

mendapat penghargaan atas sebuah prestasi.


14

2) Belajar apapun

Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun

nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit

komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-

lainnya.

3) Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran

positif.

Dalam rangka usaha mengatasi masalah belajar tidak bisa diabaikan

dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya. Karena

itu, mencari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab

penyerta lainnya, mutlak dilakukan secara akurat, efektif, dan efisien.

Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka

usaha mengatasi masalah belajar anak didik, dapat dilakukan dengan 6 tahap,

yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, prognosis, treatment, dan

evaluasi.

2.4 Peranan Dari Berbagai Pihak Dalam Proses Belajar Siswa

2.4.1 Peran guru dalam proses belajar siswa

Guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya

yang menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing

(counselor) dan manager belajar (learning manager). Hal ini sudah sesuai dengan

fungsi dari peran guru masa depan. Di mana sebagai pelatih, seorang guru akan
15

berperan mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa

untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya.

Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran, masih

tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum

dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang

paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti

sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan Iain-lain yang diharapkan

merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat

tersebut. Di sinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru dari alat-alat atau

teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu dan mempermudah

kehidupannya.

Namun harus diakui bahwa sebagai akibat dari laju pertumbuhan

penduduk yang cepat (di Indonesia 2,0% atau sekitar tiga setengah juta lahir

manusia baru dalam satu tahun) dan kemajuan teknologi di lain pihak, di berbagai

negara maju bahkan juga di Indonesia, usaha ke arah peningkatan pendidikan

terutama menyangkut aspek kuantitas berpaling kepada ilmu dan teknologi.

Misalnya pengajaran melalui radio, pengajaran melalui televisi, sistem belajar

jarak jauh melalui sistem modul, mesin mengajar/ komputer, atau bahkan

pembelajaran yang menggunak system E-learning (electronic learning) yaitu

pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media

elektronik, seperti internet, CD-ROM, video tape, DVD, TV, handphone, PDA,
16

dan lain-lain (Lende, 2004). Akan tetapi, e-learning pembelajaran yang lebih

dominan menggunakan internet (berbasis web).

Sungguhpun demikian guru masih tetap diperlukan. Sebagai contoh dalam

pengajaran modul, peranan guru sebagai pembimbing belajar justru sangat

dipentingkan. Dalam pengajaran melalui radio, guru masih diperlukan terutama

dalam menyusun dan mengembangkan disain pengajaran. Demikian halnya dalam

pengajaran melalui televisi.

Dengan demikian dalam sistem pengajaran mana pun, guru selalu menjadi

bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang dimainkannya akan berbeda

sesuai dengan tuntutan sistem tersebut. Dalam pengajaran atau proses belajar

mengajar guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada

gurulah tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di

sekolah.

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru

sangatlah signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses

belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas,

supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini

adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:

1) Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar,

guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang

akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti


17

meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena

hal ini akan sangat menetukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah

satu hal yang harus diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia sendiri adalah

pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara

demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan

sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai demonstrator

sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis.

Maksudnya ialah agar apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki

oleh anak didik.

2) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan siswa secara

aktif untuk belajar. Keduanya berjalan seiring, tidak ada yang mendahului

antara mengajar dan belajar karena masing-masing memiliki peran yang

memberikan pengaruh satu dengan yang lainnya.

Keberhasilan/kesuksesan guru mengajar ditentukan oleh aktivitas siswa

dalam belajar, demikian juga keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan

pula oleh peran guru dalam mengajar. Mengajar berarti menyampaikan

atau menularkan pengetahuan dan pandangan (Ad. Rooijakkers, 1990:1).

William Burton mengemukakan bahwa mengajar diartikan upaya

memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada

siswa agar terjadi proses belajar. Dalam hal ini peranan guru sangat
18

penting dalam mengelola kelas agar terjadi PBM bias berjalan dengan

baik.

Mengajar adalah aktivitas/kegiatan yang dilakukan guru dalam

kelas atau lingkungan sekolah. Dalam proses mengajar, pastilah ada

tujuan yang hendak dicapai oleh guru yaitu agar siswa memahami,

mengerti, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan.

Tujuan mengajar juga diartikan sebagai cara untuk mengadakan

perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku seorang siswa (Muchtar

& Samsu, 2001:39).

Dalam hal ini tentu saja guru berharap siswa mau belajar, baik

dalam jam pelajaran tersebut atau sesudah materi dari guru ia terima.

Menurut Sagala (2003:12), belajar adalah kegiatan individu memperoleh

pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan

belajar. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik jika guru

dan siswa sama-sama mengerti bahan apa yang akan dipelajari sehingga

terjadi suatu interaksi yang aktif dalam PBM di kelas dan hal ini menjadi

kunci kesuksesan dalam mengajar. Dengan demikian proses pembelajaran

terjadi dalam diri siswa. Pembelajaran merupakan suatu proses di mana

lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan

siswa turut merespon situasi tertentu yang ia hadapi (Corey, 1986:195)

mengajar dengan sukses adalah jika guru dapat memberikan materi

kepada siswa dengan media dan metode yang menarik, menciptakan

situasi belajar yang kondusif dalam kelas sehingga tercipta interaksi


19

belajar aktif. Dengan begitu akan terjadi proses perubahan dalam diri

siswa bukan hanya pada hasil belajar tetapi juga pada perilaku dan sikap

siswa.

Jadi, mengajar dengan sukses itu tidak hanya semata-mata

memberikan pengetahuan yang bersifat kognitif saja, tetapi di dalamnya

harus ada perubahan berpikir, sikap, dan kemauan supaya siswa mau

terus belajar. Timbulnya semangat belajar dalam diri siswa untuk

mencari sumber-sumber belajar lain merupakan salah satu indikasi bahwa

guru sukses mengajar siswanya. Dengan demikian kesuksesan dalam

mengajar adalah seberapa dalam siswa termotivasi untuk mau terus

belajar sehingga mereka akan menjadi manusia-manusia pembelajar.

Caranya? Sebagai guru mari kita mau membuka diri dan melihat secara

jernih apa yang menjadi harapan siswa dalam diri kita

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses

belajar-mengajar. Dengan demikian jelaslah bahwa media pendidikan

merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan

merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar


20

yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan

proses

belajar-mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah

ataupun surat

kabar.

4) Guru sebagai evaluator

Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk

pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan

akan diadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu

periode pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil

yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.

Penilaian perlu dilakukan, karena dengan penilaian guru dapat

mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap

pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

2.4.2 Peran Keluarga Dalam Proses Belajar Siswa

Suatu keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multi

fungsional, fungsi pengawasan, sosial, keagamaan, pendidikan, pelindungan dan

reaksi dilakukan oleh keluarga terhadap para anggotanya. Akibat proses

industrialisasai, urbanisasi dan sekularisasi maka keluarga dalam masyarakat

modern kehilangan sebagian fungsi-fungsi tersebut diatas.


21

Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang fungsi yang terpenting

terhadap anaknya, sejak anaknya dilahirkan, obulah yang selalu disampingnya,

ibulah yang memberi makan dan minum, memelihara dan selalu bercampur gaul

dengan anak-anak. Itulah sebabnya banyak anak yang lebih mencitai ibunya

daripada bapaknya.

Pendidikan seorang ibu terhadap anak merupakannya merupakan

pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang

ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anaknya. Sebagian

orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa sesuai dengan fungsi dan

tugas ibu sebagai anggota keluarga dalam pendidikan anak-anaknya yaitu sebagai

berikut:

1. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang.

2. Pengasuh dan pemelihara.

3. Tempat mencurahkan isi hati.

4. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga

5. Pembimbing hubungan pribadi.

Disamping seorang ibu, ayahpun memegang fungsi yang penting pula.

Anak memandang ayahnya sebagai orang tertinggi gensinya atuau prestisenya.

Kegitan ayah terhadap peerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya

kepada anak-anaknya, apalagi bagi anak yang sudah remaja atau dewasa.

Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah dapat dikemukakan bahwa

ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai berikut:
22

1. Sumber kekuasaan didalam keluarga.

2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.

3. Pemberi perasaan aman dalam keluarga

4. Pelindung terhadap ancaman dari luar

5. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.

6. Pendidik dalam segi rasional.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga adalah

memelihara, merawat melindungi anak-anak dalam proses sosialisasinya agar

mereka mamppu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Hubungan antara anggota

keluarga dijiwai suasana afeksi, atau kasihsayang dan rasa tanggung jawab.

2.5 Meningkatkan Cara Belajar Siswa

Hal yang harus mendapat perhatian pada saat peningkatan mutu

pendidikan yaitu masalah cara belajar siswa, mengingat keberhasilan pencapaian

tujuan belajar sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan pendidikan. Cara

belajar merupakan faktor kunci yang menentukan berhasil tidaknya belajar

Cara belajar merupakan cara bagaimana siswa melakukan kegiatan untuk

menambah pengetahuan dan pengalaman. Untuk mencapai prestasi belajar yang

baik diperlukan cara balajar yang baik juga. Namun, pada kenyataanya masih ada

siswa yang belum mempunyai cara belajar yang baik. Hal ini terlihat baik pada

saat kegiatan belajar di kelas ataupun di rumah, misalnya saja ketika diberikan

tugas rumah masih saja ada siswa yang belum mengerjakan sehingga siswa harus

mengerjakanya di sekolah atau terlihat pada saat ulangan masih ada siswa yang
23

berusaha untuk mencontek. Kenyataan demikian memperlihatkan bahwa siswa

belum mempunyai cara belajar yang baik sehingga prestasi belajar yang di capai

menjadi kurang maksimal.

Setiap siswa pasti memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Tingkat

pemahaman dan penguasaan materi dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Siswa

yang cara belajarnya baik, maka akan baik pula tingkat pemahaman dan

penguasaan materinya, sehingga prestasi belajar siswa yang cara belajarnya baik

akan menjadi baik pula. Sebaliknya, jika siswa tidak mampu untuk memahami

dan menguasai materi sehingga prestasi belajarnya rendah.Cara belajar yang

efisien dimulai dari diri sendiri yaitu belajar dengan teratur, disiplin, dan

konsentrasi pada saat mengikuti pelajaran. Oleh karena itu untuk membantu

meningkatkan prestasi belajar siswa agar dapat menjadi lebih optimal, maka

faktor-faktor tersebut hendaknya dapat difungsikan secara masksimal sehingga

pada akhirnya prestasi belajar yang diraih siswa akan menjadi lebih baik.

Salah satu cara untuk meningkatkan keberhasilan belajar seorang siswa

salah satunya adalah dipengaruhi oleh faktor fasilitas belajar.Orangtua harus

mampu menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap supaya anak dapat belajar

dengan maksimal dan mendapatkan prestasi.Namun, kenyataannya banyak orang

tua yang belum mampu menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap dikarenakan

oleh banyak faktor salah satunya yaitu keadaan ekonomi keluarga yang selalu

dijadikan alasan utama orangtua. Hal yang samaseperti yang dikemukakan oleh

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:88), bahwa “keadaan atau kondisi
24

ekonomi keluarga akan mempengaruhi ketersediaan fasilitas belajar”. Selain

ketersediaan fasilitas belajar yang lengkap, diharapkan siswa dapat memanfaatkan

fasilitas yang ada baik yang disediakan oleh pemerintah maupun orangtua dengan

baik sehingga akan menghasilkan prestasi belajar yang sangat baik.

Namun,kenyataannya masih banyak siswa yang belum bisa memanfaatkan

fasilitas belajarnya dengan baik seperti menyalahgunakan fasilitas yang ada.

Fasilitas belajar berperan dalam mempermudah dan memperlancar

kegiatan belajar siswa.Macam-macam fasilitas belajar seperti tempat belajar,

peralatan tulis, media pembelajaran, gedung yang nyaman dan fasilitas-fasilitas

lainnya.Fasilitas belajar di pergunakan untuk mempermudah siswa dalam

memecahkan masalah-masalah yang timbul sewaktu mempelajari dan memahami

pelajaran atau tugas yang diberikan oleh guru.Misalnya seorang siswa

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sedangkan siswa tersebut belum

sepenuhnya atau tidak memiliki fasilitas belajar yang menunjang untuk

mengerjakan tugas tersebut yang kemungkinan dapat menghambat terselesainya

tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Sebaliknya jika siswa mempunyai

fasilitas belajar yang lengkap, maka tugas dari guru dapat dikerjakan dengan baik

dan akan terselesaikan dengan cepat. Jadi apabila siswa mendapat fasilitas belajar

yang baik dan didukung oleh kemampuan siswa dalam memanfaatkannya secara

optimal diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Selajutnya dalam masalah pemenuhan fasilitas belajar yang dikemukakan

oleh Thamrin Nasution (Indrayanto, 2010), “Kurang lengkapnya buku-buku yang


25

diperlukan menyebabkan anak malas belajar serta menghalanginya untuk belajar

lebih baik, karena bagaimana bisa belajar dengan sungguh-sungguh apabila buku-

buku yang diperlukan sebagai alat penunjang tidak lengkap atau tidak ada.Oleh

sebab itu orang tua perlu memikirkan untuk melengkapi buku anaknya.Demikian

juga dengan alat tulis seperti pensil, pena, buku tulis dan lain-lainnya yang sangat

menunjang kelancaran belajar itu sendiri.”Penjelasan di atas menunjukkan bahwa

fasilitas belajar diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar siswa.

Akan tetapi, fasilitas belajar tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh

siswa.Dengan terpenuhinya fasilitas belajar dan semua siswa dapat

mempergunakannya dengan baik tanpa menyalahgunakan fasilitas belajar yang

ada serta mendapat dukungan dari orangtua, kemungkinan besar semua siswa

pasti dapat berprestasi


26

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa. Di dalam

prestasi belajar terdapat faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya

yaitu faktor yang berasal dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar diri

(eksternal). Selain kedua faktor tersebut yang mempengaruhi prestasi belajar, ada

faktor lain dalam mencapai prestasi belajar yaitu fasilitas belajar.Dalam mencapai

prestasi belajar siswa, selain guru orangtua juga memiliki peranan yang sangat

penting untuk memotivasi anaknya, supaya anak tersebut dapat mencapai prestasi

belajar dengan baik.

Ada berbagai cara belajar untuk mencapai prestasi belajar yang baik, salah

satunya yaitu dengan pemahaman dan penguasaan materi. Dengan menggunakan

cara tersebut siswa akan dapat mencapai prestasi belajar dengan baik. Selanjutnya

di dalam prestasi belajar terdapat hambatan dan upaya dalam meningkatkan

prestasi belajar. Dengan mengerti dan memahami apa yang di sampaikan oleh

guru, kemudian menggunakan fasilitas yang ada dengan baik serta selalu

mendapatkan motivasi dari orangtua, siswa akan mendapatkan prestasi belajar

yang sangat baik.


27

3.2 Saran

Untuk membuat pendidikan ini berjalan lebih baik lagi, para siswa harus

meningkatkan belajarnya dan aktif ketika pelajaran berlangsung. Dan bagi

seorang guru harus menggunakan metode pengajaran yang lebih baik lagi, ketika

pembelajaran berlangsung. Yang membuat siswa merasa senang di kelas dan

menggugah selera siswa untuk lebih rajin dalam belajar baik dalam kelas maupun

nanti ketika di rumah. Untuk itu cara pengajarannya pun harus yang menarik agar

tidak membuat jenuh.

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan

pengalaman yang sangat berharga mengenai pengetahuan sistematika dan

penulisan Karya Tulis Ilmiah Sederhana. Penulis menyarankan kepada semua

pembaca untuk mempelajari sistematika dan penulisan Karya Tulis Ilmiah

Sederhana.

Saran dari kami sebagai penulis karena kita mengetahui bahwa belajar itu

sangat penting maka sebagai layaknya manusia kita harus lebih giat dan lebih

sering belajar jangan sampai prestasi belajar kita menurun karena hal hal tertentu

yang membuat kita malas untuk belajar dan bagi pihak pendukung seperti guru

dan orang tua maupun temannya supaya ajaklah doronglah dukunglah dan beri

motivasi untuk muridnya atau anaknya atau juga temannya agar dia lebih giat

belajarnya sehingga nantinya prestasi anak tersebut naik dan terus naik
28

DAFTAR PUSTAKA

Agustina,Rangga.2014.”Peran Orang Tua dalam Upaya Membantu Meningkatkan

Mutu Pendidikan”:(Online),(http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/23/peran-

orang-tua-dalam-upaya-membantu-meningkatkan-mutu-pendidikan-629866.html,

diakses 15 Maret 2017).

Ardiansyah, Asrori.2011.”Tingkatkan Prestasi Belajar Siswa”: (Online),

(http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/tingkatan-prestasi-belajar-

siswa.html, diakses 15 Maret 2017).

Anonymous.2010.”Konsep Pembelajaran Islami”: (Online),

(www.wordpress.com/Konsep-Pembelajaran-Islami, diakses 15 Maret 2017).

Herlina, Nunung Ika.2006.”Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi

Belajar Siswa Smk PGRI 2 Geneng Kabupaten Ngawi”.Skripsi. Malang:Program

studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang.

Kusumaningsih,Yunita.2009.” Faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Belajar”.Skripsi.Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mahmud,Sudin.1992.”Peranan Keluarga Terhadap Pendidikan Anak”.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai