Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN BEST PRACTICE

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM MENELAAH TEKS


CERPEN DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING
(Pengalaman Terbaik Pembelajaran di Kelas IX SMP Daarul Falaah Cisaat)

Tahun 2019-2020

NAMA PESERTA : RIKA RAHMAYANTI, S.Pd.


NUPTK : 8340764665300023
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS : SMP DAARUL FALAAH CISAAT
KABUPATEN/KOTA : SUKABUMI
PROVINSI : JAWA BARAT
MENTOR PEMBEKALAN : Hj. RATNA MUDANINGRUM, M.Pd.

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI


JAWA BARAT
TAHUN 2019
Lembar pengesahan

Pengembangan dalam bentuk best practice berjudul Peningkatan Motivasi Peserta Didik dalam
Menelaah Teks Cerpen dengan Model Discovery Learning (Pengalaman Terbaik Pembelajaran
di Kelas IX SMP Daarul Falaah Cisaat)

Nama : Rika Rahmayanti, S.Pd


Asal Sekolah : SMP Daarul Falaah Cisaat
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 November 2019

Kepala SMP Daarul Falaah Cisaat

H. Iskandar MS., SmHk., S. Pd. I.

i
Biodata Penulis

1 Nama Rika Rahmayanti, S. Pd.


2 NIP -
3 NUPTK 8340764665300023
4 Jabatan Guru SMP Daarul Falaah Cisaat
5 Pangkat / Gol.Ruang -
6 Tempat,Tanggal Lahir Sukabumi, 10 Agustus 1986
7 Jenis Kelamin Perempuan
8 Agama islam
9 Pendidikan Terakhir S1
10 Unit Kerja SMP Daarul Falaah Cisaat
11 Alamat Kp. Talaga Rt. 001/002 Ds. Talaga, Kec.
Caringin Kab. Sukabumi

Sukabumi, 22 November 2019


Penulis

Rika Rahmayanti, S. Pd.

ii
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada
kita semua sehingga penyusunan dan pelaksanaan best practice ini dapat terselesaikan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Best practice merupakan laporan uraian hasil
pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang dijumpai sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan memiliki nilai bermanfaat , baik secara langsung untuk guru itu
sendiri atau tidak langsung meliputi: peserta didik, masyarakat, dan rekan sejawat lainnya. Best
practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan sebuah
pembelajaran di lingkungan sekolah.
Penyusunan best practice ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas dari adanya
bantuan dan dukungan berbagai pihak:
1. Bapak H. Iskandar MS., SmHk., S. Pd. I. selaku Kepala SMP Daarul Falaah Cisaat, yang
telah memberi kesempatan pada penulis untuk melaksanakan penelitian kelas guna
terciptanya laporan pengalaman terbaik ini;
2. Ibu H. Ratna Mudaningrum, M. Pd. selaku guru inti, mentor, dan sahabat yang tak hentinya
memberikan bimbingan dan motivasi pada penulis agar terus berusaha dan semangat
dalam menyelesaikan best practice ini;
3. Teman-teman seperjuangan diklat PKP Zona Cisaat, yang terus saling mendukung dan
melengkapi dalam penyelesaian tugas;
4. Pak suami yang tak hentinya memberikan kesempatan, dukungan, dan keikhlasan agar
penulis dapat membagi waktu antara tugas dan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu
dari kedua buah hati kita (ambu sayang kalian);
5. Sahabat-sahabat guru di SMP Daarul Falaah, khususnya Bu Reni, Bu Erni, Bu Sovi, dan
Bu Endah yang selalu siap mendengar keluh kesah penulis selama proses pembuatan best
practice ini;
6. Kedua orang tua dan ibu mertua yang tak hentinya memberikan doa dan restu. Terima
kasih atas segalanya dan jangan berhenti memberikan dukungan.
7. Siswa SMP Daarul Falaah Cisaat yang telah membantu proses praktik pembelajaran
penulis;
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian best practice ini, namun
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan best practice ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Penulis berharap mendapatkan saran dan masukan agar dapat
menjadi lebih baik. Kesempurnaan hanya milik Allah, kita sebagai manusia tak lepas dari
ihtiar dan tetap bersyukur.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i


BIODATA PENULIS ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Jenis Kegiatan ....................................................................................................... 2
C. Manfaat Kegiatan .................................................................................................. 2
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................................... 3
A. Tujuan dan Sasaran ............................................................................................... 3
B. Bahan/Materi Kegiatan ......................................................................................... 3
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan .................................................................. 3
D. Alat/Instrumen ...................................................................................................... 6
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan .................................................................................. 7
BAB III HASIL KEGIATAN ........................................................................................... 8
A. Hasil ...................................................................................................................... 8
B. Masalah yang dihadapi ......................................................................................... 8
C. Cara mengatasi masalah ........................................................................................ 9
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................. 10
A. Simpulan ............................................................................................................. 10
B. Rekomendasi ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11
LAMPIRAN .................................................................................................................... 12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Foto-foto kegiatan ..................................................................................... 12


Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 13
Lampiran 3: Bahan Ajar ................................................................................................ 18
Lampiran 4: LKPD ........................................................................................................ 19
Lampiran 5: Lembar observasi kegiatan pembelajaran ................................................. 23

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Dalam kurikulum 2013 revisi
2017, ada perubahan signifikan dalam hal penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai
dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas
tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses
berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru
hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media
pembelajaran yang meningkatkan minat belajar siswa. Dampaknya, suasana pembelajaran di
kelas kadang kurang menyenangkan, monoton, dan anak-anak tampak tidak semangat.
Berdasarkan hasil temuan selama proses pembelajaran, penulis dapat menyimpulkan
bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah, (b) siswa kurang
berminat dengan banyaknya penugasan, dan (c) sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-
tugas yang hanya bersifat teoritis dan tinggal menyalin dari buku teks.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) perlu ditumbuhkan pada diri siswa untuk
bekal menghadapi era globalisasi. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada
HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
berbasis penemuan (Discovery Learning). Menurut Ruseffendi (2006:329), metode discovery
learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak
memeroleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian
atau seluruhnya ditemukan sendiri.
Prinsip pembelajaran yang terlihat jelas dalam model discovery learning adalah bahan
pelajaran atau materi yang hendak diberikan tidak disampaikan seutuhnya, sebagai gantinya
siswa akan didorong untuk menganalisis sendiri apa yang ingin dicari, kemudian siswa
mengorganisasi apa yang telah mereka pahami dalam suatu bentuk pemecahan. Dengan kata
lain, discovery learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta
mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan suatu
persoalan.
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model discovery learning, penulis menemukan
bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran
sebelumnya. Praktik pembelajaran berbasis HOTS dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice
(praktik baik).

1
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan dalam laporan praktik baik ini adalah pembelajaran menelaah
teks cerita pendek di kelas IXA dengan pasangan KD yang telah ditentukan. Kegiatan yang
dilaporkan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan yang dilakukan dalam laporan
praktik baik ini diantaranya:
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan, proses berpikir kritis, dan kompetensi lainnya
dalam proses pembelajaran;
2. Bagi penulis, dapat menjadi tolak ukur dalam proses pembelajaran selanjutnya dan
menjadi bahan untuk terus menggali serta mencari pembaruan dalam menciptakan stategi
mengajar;
3. Bagi pihak lain yang terkait, dapat menjadi salah satu literatur dalam mengembangkan
rencana pembelajaran.

2
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman terbaik
penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thinking skills (HOTS)
dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.
Sasaran
Sasaran pelaksanaan praktik baik ini adalah siswa kelas IXA SMP Daarul Falaah Cisaat
pada semester I tahun ajaran 2019-2020, sebanyak 32 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas IX
dengan pokok bahasan teks cerita pendek dengan pasangan KD berikut ini.

No. Kompetensi Dasar


1 Kompetensi Pengetahuan
3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek
yang dibaca atau didengar
2 Kompetensi Keterampilan
4.5 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang
mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan
pembelajaran dengan model discovery learning (pembelajaran berbasis penemuan) .
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas IX, penulis memilih
materi pokok teks cerita pendek (unsur pembangun teks cerpen).
2. Analisis target kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.

3
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Dasar
1 3.5 Mengidentifikasi unsur 3.5.2 Menjelaskan unsur pembangun karya sastra
dalam teks cerita pendek yang dibaca
pembangun karya sastra
3.5.3 Menentukan unsur pembangun karya sastra
dalam teks cerita pendek dalam teks cerita pendek yang dibaca
3.5.4 Mengidentifikasi unsur pembangun karya
yang dibaca atau didengar
sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca

2 4.5 Menyimpulkan unsur- 4.5.1 Menunjukkan unsur-unsur pembangun


karya sastra dengan bukti yang mendukung
unsur pembangun karya
dari cerita pendek yang dibaca
sastra dengan bukti yang 4.5.3 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun
mendukung dari cerita karya sastra dengan bukti yang mendukung
pendek yang dibaca atau dari cerita pendek yang dibaca
didengar

3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.2 Menjelaskan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang
dibaca
3.5.3 Menentukan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang
dibaca
3.5.4 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek
yang dibaca
4.5.1 Menunjukkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang
mendukung dari cerita pendek yang dibaca
4.5.3 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang
mendukung dari cerita pendek yang dibaca

4. Pemilihan model pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih dalam praktik baik ini adalah discovery learning.
5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran
yang dilakukan sesuai dengan sintak discovery learning. Berikut ini adalah rencana
kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model discovery learning.

4
No. Sintak model pembelajaran Kegiatan pembelajaran
1 Stimulation (Pemberian  Guru menayangkan video untuk
mengenali unsur-unsur teks cerpen
Rangsangan)
 Siswa melakukan curah pendapat
berdasarkan video pembelajaran yang
disimak
 Siswa merespon pertanyaan
membangun yang berkaitan dengan
video pembelajaran yang disimak
 Siswa membaca cerpen “Kebaikan
Membawa Berkah” yang dibagikan
guru
2 Problem Statement (Identifikasi  Siswa mengidentifikasi permasalahan
yang terkait unsur-unsur pembangun
masalah)
teks cerpen.
 Permasalahan di antaranya diarahkan
supaya menanyakan informasi apa
saja dalam teks cerpen “Kebaikan
Membawa Berkah” dan
menyimpulkannya
 Berdasarkan identifikasi masalah
tersebut, Siswa merumuskan masalah
terkait dengan pengidentifikasian
informasi dan penyusunan simpulan
yang tepat untuk teks cerpen
3 Data Collection (Pengumpulan  Siswa membaca dari berbagai
sumber tentang unsur instrinsik dan
Data)
ekstrinsik cerpen
 Siswa bercurah pendapat mengenai
unsur-unsur teks cerpen dan bertanya
pada guru mengenai teknik
menyimpulkan
 Siswa mendata unsur instrinsik dan
ekstrinsik yang berhubungan dengan
cerpen yang dibaca
 Mengidentifikasi hasil yang sudah
dikumpulkan atau didata untuk
membuktikan kebenaran hipotesis
sesuai dengan isi cerpen
4 Data Processing ( pengolahan data)  Siswa mengolah data yang dihasilkan
dari kegiatan pengumpulan data
untuk menjawab permasalahan
mengenai unsur ekstrinsik dan
instrinsik pada LKPD
 Siswa mengolah data yang dihasilkan
dari kegiatan pengumpulan data
untuk menjawab permasalahan
mengenai simpulan unsur-unsur

5
pembangun cerpen tersaji pada
LKPD
5 Verification (Pembuktian )  Siswa mengutus salah satu anggota
kelompok dari masing-masing
kelompok untuk mengunjungi
kelompok lain, misalnya kelompok 1
mengunjungi kel. 2, 3, 4, dan 5. Kel.
2 dst.
 Masing-masing utusan kelompok
kembali ke kelompok masing-masing
dan melaporkan hasil kunjungannya.
 Siswa mendiskusikan hasil
kunjungan untuk membuktikan benar
tidaknya hasil kerja kelompok.
 Siswa menyimpulkan hasil diskusi
dengan mencatat dan merespon
berdasarkan hasil kunjungan
6 Generalization (Menarik  Siswa mempresentasikan hasil
kesimpulan / Generalisasi) kerjanya berdasarkan utusan
kelompoknya masing-masing dan
ditanggapi oleh guru. Setelah itu,
menarik kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua permasalahan yang
sama

6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis
dari poin1 hingga 5 di atas, kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP,
bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan
kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) teks cerpen
berjudul “Kebaikan Membawa Berkah”, (b) video “Unsur Pembentuk Cerpen” diambil dari
https://www.youtube.com/watch?v=Z8npg-bNin8, dan (c) lembar kerja peserta didik
(LKPD).

6
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat
hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 15 November tahun 2019 bertempat di kelas
IXA SMP Daarul Falaah Cisaat.

7
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berlangsung aktif.
Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan
pada guru maupun temannya. Proses pembelajaran dengan sintak yang ada pada model
discovery learning mengharuskan siswa berperan aktif.
2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model discovery learning meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah melakukan proses
menyimak video dan membaca teks, siswa dapat melakukan curah pendapat berkaitan
dengan apa yang mereka dapatkan selama proses tersebut. Selain itu, siswa pun dapat
merespon setiap pertanyaan yang diajukan guru maupun temannya.
3. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis. Hal ini dapat terlihat dari antusias siswa dalam merespon segala pertanyaan,
mengajukan pertanyaan, bahkan bercurah pendapat.
Dalam proses pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS,
suasana kelas cenderung sepi dan siswa kurang aktif dalam berpendapat. Proses
pembelajaran lebih dititikberatkan pada tugas yang harus dikerjakan siswa tanpa
memikirkan proses yang dilakukan dalam penyelesaiannya. Tak hanya itu, materi
pembelajaran selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang
materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung
menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh
guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS dengan
menggunakan model discovery learning ini. Dalam pembelajaran ini dari mulai pemahaman
hingga penyelesaian tugas siswa aktif menemukan secara mandiri dengan melakukan
pengamatan dan diskusi, sehingga menuntut siswa berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah (problem solving). Dalam proses ini setelah menyimak video
dan membaca teks cerpen, siswa mampu merumuskan masalah yang muncul dan berusaha
untuk menemukan data-data guna menyelesaikannya dengan cara berdiskusi dan saling
bertukar informasi. Data yang didapat kemudian diproses dan ditinjau ulang guna
memeroleh kepastian akan kebenarannya.
Dengan menerapkan pembelajaran berbasis HOTS siswa tidak hanya belajar secara
kontekstual saja tetapi secara prosedural.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah utama yang dihadapi adalah daya menalar siswa yang berbeda-beda, sehingga
proses transfer knowledge belum merata. Rasa percaya diri pun menjadi salah satu kendala
yang tidak bisa dihindari. Masalah selanjutnya datang dari guru yang memang belum
sempurna dalam menciptakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

8
C. Cara Mengatasi Masalah
Agar siswa yakin bahwa pembelajaran dengan discovery learning dapat membantu mereka
lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa,
bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya
HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu,
kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa
mau belajar dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru dalam menciptakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa dapat diatasi dengan tidak berhenti untuk belajar meningkatkan
kompetensi dan mencari strategi-strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan
dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dari berbagai sumber, sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.

9
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi

A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1. Pembelajaran berbasis HOTS dengan model pembelajaran discovery learning layak
dijadikan praktik baik, karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Dengan demikian siswa
lebih berperan aktif selama proses pembelajaran di kelas.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran berbasis HOTS dengan model pembelajaran discovery learning
yang dilaksanakan dapat mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran berbasis HOTS dengan model pembelajaran
discovery learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran yang sesuai
dengan latar belakang siswa dan situasi serta kondisi sekolahnya. Hal ini akan
membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah
lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk mendesiminasikan
praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ariyana, Yoki, Ari Pudjiastuti, Reisky Bestary dan Zamroni. 2019. Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setiawati, Wiwik, Oktavia Asmira, Yoki Ariyana, Reisky Bestary dan Ari Pudjiastuti. 2019.
Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills. Jakarta: Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tesniyadi, Dema dan Eulis Kherun Nisa. 2019. Paket Unit Pembelajaran Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Teks Laporan Hasil Percobaan, Pidato, dan Cerita Pendek. Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
https://www.youtube.com/watch?v=Z8npg-bNin8
http://idekreatifguru.blogspot.com/2016/02/pengertian-dan-langkah-langkah-model-
pembelajaran-discovery-learning.html?m=1
http://saungbelajaraisyah.blogspot.com/2019/01/hots-dalam-pembelajaran.html?m=1
https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-hots-higher-order-thinking-
skill.html?m=1

11
LAMPIRAN

Lampiran 1 :

12
Lampiran 2 :
Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )

Satuan Pendidikan : SMP Daarul Falaah Cisaat


Mata Pelajaran : B. Indonesia
Kelas/ Semester : IX/1
Materi Pokok : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 2 JPx40 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah
abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.

B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi

No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Kompetensi Pengetahuan IPK Penunjang:
1 3.5 Mengidentifikasi unsur 3.5.2 Menjelaskan unsur pembangun karya
pembangun karya sastra sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca
dalam teks cerita pendek 3.5.3 Menentukan unsur pembangun karya
yang dibaca atau didengar sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca
IPK Kunci:
3.5.4 Mengidentifikasi unsur pembangun karya
sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca

Kompetensi Keterampilan IPK Penunjang:


2 4.5 Menyimpulkan unsur-unsur 4.5.1 Menunjukkan unsur-unsur pembangun
pembangun karya sastra karya sastra dengan bukti yang mendukung
dengan bukti yang dari cerita pendek yang dibaca
mendukung dari cerita IPK Kunci:
pendek yang dibaca atau 4.5.3 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun
didengar karya sastra dengan bukti yang
mendukung dari cerita pendek yang dibaca

13
C. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita
pendek yang dibaca dengan menggunakan model discovery learning.
 Peserta didik dapat menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti
yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca dengan menggunakan model discovery
learning

D. Materi Pembelajaran
 Unsur teks cerpen
 Menyimpulkan unsur teks cerpen dengan bukti yang mendukung

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : saintifik
Model Pembelajaran : discovery learning
Metode : Tanya jawab, diskusi dan unjuk kerja

F. Media Pembelajaran
 Video tentang unsur teks cerpen
 proyektor
 Lembar kerja

G. Sumber belajar
 Buku Guru Mata Pelajaran B. Indonesia SMP Kelas IX kurikulum 2013 edisi revisi
2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Buku Siswa Mata Pelajaran B. Indonesia SMP Kelas IX kurikulum 2013 edisi revisi
2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Kosasih, E dan Endang Kurniawan. 2018. Jenis-jenis Teks (Fungsi, Struktur, dan
Kaidah Kebahasaan). Bandung: Yrama Widya

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke 1
TAHAP ALOKASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)

Pendahuluan  Guru menyampaikan salam pembuka, menyapa, 3 menit


(persiapan/orientasi) memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran (PPK:
religiusitas)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
penanaman sikap disiplin (PPK: integritas)
 Mengondisikan peserta didik dan memberikan
motivasi

14
Apersepsi  Mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan 3 menit
materi yang akan dipelajari
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan

Motivasi  Memberikan gambaran tentang manfaat 4 menit


mempelajari teks cerpen dalam kehidupan
sehari-hari.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
 Peserta didik dibagi dalam kelompok
B. Kegiatan Inti (60 menit)

Stimulation (Transfer Knowleght) 10 menit


(Pemberian  Guru menayangkan video pembelajaran untuk
Rangsangan) mengenali unsur-unsur teks cerpen (menyimak)
 Peserta didik melakukan curah pendapat
berdasarkan video pembelajaran yang disimak
(menanya)
 Peserta didik merespon pertanyaan membangun
yang berkaitan dengan video pembelajaran yang
disimak
 Peserta didik membaca cerpen “Kebaikan
Membawa Berkah” yang dibagikan guru
(literasi)
Problem Statement (Critical Thinking/creative) 10 menit
(Identifikasi masalah)  Peserta didik mengidentifikasi permasalahan
yang terkait unsur-unsur pembangun teks
cerpen. (mencoba)
 Permasalahan di antaranya diarahkan supaya
menanyakan informasi apa saja dalam teks
cerpen “Kebaikan Membawa Berkah” dan
menyimpulkannya
 Berdasarkan identifikasi masalah tersebut,
peserta didik merumuskan masalah terkait
dengan pengidentifikasian informasi dan
penyusunan simpulan yang tepat untuk teks
cerpen (4C: critical)
Data Collection  Peserta didik membaca dari berbagai sumber 15 menit
(Pengumpulan Data) tentang unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen
 Peserta didik bercurah pendapat mengenai
unsur-unsur teks cerpen dan bertanya pada guru
mengenai teknik menyimpulkan
 Peserta didik mendata unsur instrinsik dan
ekstrinsik yang berhubungan dengan cerpen
yang dibaca (menalar)
 Mengidentifikasi hasil yang sudah dikumpulkan
atau didata untuk membuktikan kebenaran
hipotesis sesuai dengan isi cerpen.

15
Data Processing ( (Problem solving) 10 menit
pengolahan data  Peserta mengolah data yang dihasilkan dari
kegiatan pengumpulan data untuk menjawab
permasalahan mengenai unsur ekstrinsik dan
instrinsik pada LKPD (PPK:gotong royong)
 Peserta mengolah data yang dihasilkan dari
kegiatan pengumpulan data untuk menjawab
permasalahan mengenai simpulan unsur-unsur
pembangun cerpen tersaji pada LKPD (PPK:
mandiri)
Verification  Peserta didik mengutus salah satu anggota 10 menit
(Pembuktian ) kelompok dari masing-masing kelompok untuk
mengunjungi kelompok lain, misalnya
kelompok 1 mengunjungi kel. 2, 3, 4, dan 5.
Kel. 2 dst. (4C: Colaboration)
 Masing-masing utusan kelompok kembali ke
kelompok masing-masing dan melaporkan hasil
kunjungannya.
 Peserta didik mendiskusikan hasil kunjungan
untuk membuktikan benar tidaknya hasil kerja
kelompok.
 Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
dengan mencatat dan merespon berdasarkan
hasil kunjungan
Generalization  Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya 5 menit
(Menarik kesimpulan berdasarkan utusan kelompoknya masing-
/ Generalisasi) masing dan ditanggapi oleh guru. Setelah itu,
menarik kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua
permasalahan yang sama (PPK: integritas,
bertanggungjawab) (mengomunikasikan)
C. Kegiatan Penutup (10 menit)

 Peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi untuk melihat pemahaman terhadap
materi unsur pembentuk teks cerpen
 Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai unsur
teks cerpen
 Guru memberikan tindak lanjut dengan meminta peserta didik membaca materi yang
berkaitan dengan struktur teks cerpen
 Guru mengajak peserta didik untuk bersyukur atas lancarnya proses pembelajaran yang
telah dilakukan
 Guru mengucap salam sebagai tanda berakhirnya proses pembelajaran

I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Sikap : jurnal penilaian sikap selama proses pembelajaran
2) Keterampilan: praktik
3) Pengetahuan : tes tulis

16
b. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Remedial
Peserta didik mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita
pendek yang dibaca

Pengayaan
Peserta didik membandingkan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita
pendek yang dibaca dan menyempurnakan unsur-unsur pembangun karya sastra
dengan bukti yang mendukung dari cerpen yang dibaca

Mengetahui, Sukabumi, 04 November 2019


Kepala SMP Daarul Falaah Cisaat Guru Mata Pelajaran

H. Iskandar M. S., SmHk., S. Pd. I. Rika Rahmayanti, S. Pd.

17
Lampiran 3 :
Bahan Ajar

1. Pengertian cerita pendek


Cerita pendek (cerpen) adalah karangan dalam genre prosa tulis yang berbentuk naratif
dan bersifat fiktif. Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang memaparkan kisah
maupun cerita mengenai manusia berserta seluk beluknya, yang dituangkan melalui kisahan
singkat. Cerpen bisa juga merupakan bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil
dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada
konflik atau pertikaian, tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib tokohnya.
Cerpen ditulis pengarang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari yang dialaminya.
Pengalaman hidup ini kemudian diekspresikan ke dalam cerpen. Proses penciptaannya bukan
semata-mata menggambarkan kehidupan nyata itu, melainkan didasari oleh pandangan
pengarang. Pandangan inilah yang menggambarkan nilai dalam suatu cerpen. Seperti halnya
sebuah kisah tentunya cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil
sebagai contoh, antara lain:
a. Nilai agama: Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen.
b. Nilai Sosial: Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para
tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
c. Nilai moral: Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam
masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai
moral positif (baik).
d. Nilai budaya : Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan, kebiasaan, serta tradisi adat
istiadat
2. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Cerpen
Ada beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik pada cerpen, berikut uraiannya:
a. Tema
Berisi topik yang mau diangkat misalnya; pendikan, alam, agama, dan sebagainya.
b. Latar
Berisi tempat terjadinya suatu peristiwa. Meliputi latar waktu, latar tempat, dan latar
suasana.
c. Tokoh
Berisi tokoh siapa saja yang terlibat dalam cerpen. Misal tokoh ibu, bapak, paman, Lutfi
Aminuddin, Agilia Nur Muftiah.
d. Penokohan
Berisi perwatakan pada tokoh yang terlibat dalam cerpen. Contoh: watak tokoh Lutfi
Aminuddin, bisa diberi perwatakan jahat atau baik, tergantung cerita yang diangkat
seperti apa.
e. Alur
Berisi jalannya cerita dari awal sampai akhir. Alur terdiri dari alur maju, alur mundur,
dan alur campuran. f. Sudut pandang Sudut pandang berisi posisi pengarang. Sudut
pandang ada dua. Sudut pandang orang pertama, dan sudut pandang orang ketiga.
g. Amanat
Berisi seputar pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Bisa
berupa amanat sosial, keagamaan, moral, maupun budaya.
h. Gaya bahasa

18
Lampiran 4 :

LKPD 1.1 Menjelaskan unsur pembangun karya sastra teks cerita pendek.

Kebaikan Membawa Berkah

Hari ini adalah hari karnival. Hari itu membuat seisi desa penuh sesak, dan saat ini, di
tengah teriknya puncak musim panas, Safa harus membantu ibunya untuk berjualan roti
di sepanjang jalan karnival. Safa adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang bersekolah
di SMAN 1 Bougenville, sebuah kota kecil yang berjarak 20 km dari ibu kota
Hunfington. Sehari-harinya, dini hari ketika gadis seusianya masih terlelap dalam
selimutnya, Safa harus berjuang melawan gelapnya malam, pergi ke pasar membeli
segala kebutuhan untuk membantu usaha roti ibunya. Namun, Safa tidak pernah
mengeluh, ia merasa sangat bersyukur masih memiliki orang tua walaupun kini hanya
tinggal bersama ibunya. Ayahnya dan ketiga kakaknya meninggal dunia ketika gempa
bumi menyerang daerahnya setahun yang lalu.
“Bruk..” tiba-tiba Safa menabrak seorang pria yang berlari menuju kearahnya.
Sepertinya pria tersebut berusaha untuk kabur dari kejaran penjaga karnival. Seluruh
rotinya pun jatuh dan itu berati Safa dan ibunya harus siap untuk tidak makan hari ini.
Wajah pria itupun penuh dengan cream roti bagaikan badut yang kelelahan. Sepertinya
pria tersebut sudah berlarian cukup lama. Tiba-tiba pandangan Safa tertuju pada benda
bersinar yang tergelatak disamping kiri pria tersebut. Ia langsung tahu bahwa benda
tersebut adalah benda kuno kerajaan yang telah lama hilang, benda yang selama ini
dicari-cari oleh seluruh warga di pelosok kota. Secara spontan, ia mengambil benda
tersebut. Namun, saat ia berhasil memegangnya, pria tersebut tiba-tiba hilang. Sebelum
kehilangannya, ia tersenyum dan berkata bahwa benda tersebut adalah hadiah untuk
kebaikan Safa kepada ibunya. Tidak hanya Safa yang melihat kejadian tersebut. Hampir
seluruh warga di karnival melihatnya termasuk raja Majapahit yang mengikuti karnival
tersebut.
Safa pun langsung diundang ke kerajaan sebagai tamu kehormatan. Ia diberi fasilitas
berupa rumah besar ditengah kota untuk ditempati bersama ibunya. Ia pun diberi hadiah
berupa toko roti besar untuk dikelolanya bersama ibunya. Selain itu, ia juga diberi hadiah
berupa sekolah gratis di pusat kota. Ia dianggap begitu istimewa karena berhasil
menemukan benda kuno kerajaan yang dibawa sang penjaga. Ia berhasil membuktikan
bahwa legenda kerajaan itu benar.
Di sekolah barunya, ia bertemu dengan banyak teman baru. Namun, ia tidak
mendapatkan satu teman pun. Seluruh siswa yang bersekolah disana adalah keturunan
ningrat dan berstatus sosial tinggi. Walaupun Safa berhasil menemukan benda kuno yang
hilang, namun mereka tetap menganggap bahwa Safa adalah gadis kampung yang justru
membuat pamor keturunan ningrat menurun. Mereka justru berpikir Safa telah
mengubah pola pikir masyarakat agar mencintai gadis yang baik bukan gadis kaya
berketurunan ningrat.
Namun, Safa akhirnya menemukan seorang teman yaitu Adi. Adi adalah seorang laki-
laki keturunan raja Majapahit X dari Ratu Yuni Titanos. Namun, sebagai keturunan
ningrat yang mendapat berbagai fasilitas kerajaan, Adi tetap hidup sederhana. Dia justru
merasa sangat tidak nyaman dengan berbagai hal yang ia dapatkan sebagai seorang
pangeran pewaris tahta. Karena itulah, ia mau berteman dengan Safa dan membelanya
setiap kali ia dihina oleh siswa lain di sekolah.

19
Safa dan Adi selalu bersama, tanpa ia sadari Safa jatuh cinta pada Adi. Namun, ia sadar
ia tidak akan mungkin bersatu dengan Adi. Berteman dengan seorang pewaris tahta saja
merupakan sebuah keajaiban. Safa hanya mampu memendam perasaannya pada seorang
malaikat yang telah membantunya tetap tersenyum di kehidupan barunya ini.
Di hari Jumat. kerajaan Majapahit diserang oleh Kerajaan Juvennile. Kerajaan Juvennile
adalah kerajaan tetangga yang sudah lama berkerja sama secara ekonomi dan politik
dengan kerajaan Majapahit. Namun, Juvennile dibawah pimpinan Gadjah Waregi
berkhianat dan berniat untuk menguasai seluruh daerah kekuasaannya. Mereka menawan
raja dan ratu Titanos. Situasi kerajaan kacau balau. Banyak warga yang menjadi korban
kesadisan pasukan Gadjah Waregi. Sebagai seorang pewaris tahta, nyawa pangeran Adi
terancam. Ia pun mengungsi ke kerajaan Nuritani, kerajaan di seberang laut yang terletak
di pulau Dewa.
Safa yang tidak memiliki seorang pengawal pun, kenalan maupun saudara hanya bisa
berdoa dan berlindung bersama ibunya di lorong bawah tanah rumahnya. Selama disana,
ia terus menjaga dan merawat ibunya yang sudah tua renta. Sambil terus berharap
keadaan akan membaik. Safa masih menyimpan perasaannya pada Adi, ia terus
bersholawat agar dapat bertemu dengan Adi suatu hari nanti dan berjodoh dengannya
walaupun hal tersebut sangat mustahil.
Keadaan kota pun akhirnya pulih kembali walaupun kini dipimpin oleh Kerajaan
Juvennile. Namun dibawah pimpinan anak Gadjah Waregi yaitu Fahren Waregi,
pemerintahan berjalan dengan adil, nyaman, dan tentram. Untuk menunjang
pendidikannya yang sempat terputus, Safa pun magang di tempat tabib Lee Yuniarli
untuk belajar tentang pengobatan. Ia sangat ingin membantu orang disekelilingnya yang
tidak punya biaya untuk berobat. Sebuah kondisi yang sama dengannya dulu. Setelah
magang selama 4 tahun, ia akhirnya lulus. Safa tumbuh menjadi tabib yang menguasai
berbagai ilmu perngobatan. Sebagi hadiah atas kerja keras dan kemampuannya, tabib
Lee Yuniarli memberikan hadiah berupa klinik pengobatan kepada Safa. Klinik
pengobatan tersebut sangat ramai karena Safa memberikan pengobatan gratis bagi rakyat
yang tidak mampu. Untuk menunjang biaya di kliniknya, ia memberlakukan subsidi
silang sehingga kliniknya mampu berjalan.
Suatu hari, ia mengobati seorang janda yang harus kehilangan paru-parunya akibat
terkena tombak saat perang. Betapa terkejutnya janda tersebut ketika melihat lukisan
bergambar Adi di meja Safa. Ia langsung menanyakan siapa pria di lukisan tersebut, safa
secara spontan dan tidak sadar menceritakan segalanya tentang ia dan Adi termasuk
penantian panjangnya selama ini.
Betapa terkejutnya Safa ketika mengetahui bahwa Janda tersebut adalah Susina Titanos,
kakak kandung Adi. Susina pun menceritakan bahwa setiap malam, Adi selalu
menggigau memanggil nama Safa. Mendengar hal tersebut, Safa langsung menangis dan
bersujud mengucap syukur terhadap nikmat tuhan selama ini. Penantiannya selama ini
tidak sia-sia.
Susina Titanos mengantarkan Safa kerumahnya untuk bertemu Adi. Betapa terkejutnya
Adi melihat kedatangan Safa, wanita pujaan yang dirindukannya selama ini. Mereka
saling memandang, wajah mereka mungkin berubah namun mereka yakin bahwa sosok
didepannya masih sama seperti dulu, sesosok teman yang telah dicintainya selama ini.
Pernikahan mereka pun dilangsungkan sebulan kemudian. Sebuah pernikahan sederhana
namun khidmat yang akan selalu terkenang di benak meraka berdua. Sebuah pernikahan
yang menunjukkan bahwa jodoh akan selalu ditemukan sejauh apapun mereka berpisah.
Sebagai seorang manusia, Safa dan Adi hanya mampu pasrah dan terus berdoa serta
berbuat kebaikan agar mampu dipertemukan

20
1. Tentukan unsur-unsur yang terdapat pada teks cerpen di atas beserta bukti kutipannya!
Unsur intrinsik Bukti kutipan

Tema:

Latar:

Penokohan dan perwatakan:

Sudut pandang:

Amanat :

2. Tuliskan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut!

21
LKPD 1.2 Membandingkan pola penyajian teks cerpen dan membuktikan watak tokoh.

1. Bacalah kedua kutipan teks berikut!


Kutipan I Kutipan II

“Cepat naik!” “Tidak biarkan aku Sebelum jam 5, Min sudah berkemas.
sendiri...! “Kamu jangan gila, ini tengah Kira-kira setengah jam kemudian dia
malam, kamu mau naik apa? Apakah nampak seperti astronot siap ke angkasa.
kamu akan berjalan kaki sampai kos?” Jaket, helm, dan handuk kecil menjadi
Aku terus berjalan. Kurasakan air mataku kostum resminya. Jam setengah enam,
berderai membasahi pipi. Hatiku sudah pelanggan ojek pertamanya adalah Rusmi,
terlanjur sakit ..... bakul sayuran di Pasar Legi. Hampir
semua langganan ojeknya adalah pedagang
sayur. Sekitar jam 9, Min baru nongkrong
di pangkalan ojek sampai sore.

Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerita tersebut adalah dimulai dengan ....
Kutipan I Kutipan II
Latar cerita Aksi tokoh
A
Aksi tokoh Masalah yang harus diselesaikan
B
Garis besar cerita Aksi tokoh
C
Aksi tokoh Garis besar cerita
D

2. Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini!


Berkali-kali aku memohon Ibu menjemput Ena dan membawanya kembali tinggal
bersama. Aku khawatir ia disiksa anak-anak Paman. Lagi pula, pamanku jarang di rumah.
Bibi sudah pasti membela anak-anaknya. Ibu malah tertawa keras. Ketika ibu mengulangi
lagi permohonanku, Ibu memarahiku “Saya tidak sanggup menanggung makan kalian
berdua,” jawabnya, ketus. Seandainya aku sudah bekerja . ibu juga mengaggur, biaya
hidup kami ditanggung adik nenekku. Ibuku mempunyai ibu yang kupanggil nenek dan
nenek mempunyai adik perempuan yang kupanggil nenek juga. Nenek inilah yang
membantu kami. Fatma adalah salah seorang pembantu di rumah nenek. Ibu memperoleh
banyak perlakuan istimewa dari nenek, terlebih setelah ia kabur dari rumah.
Berikan bukti bahwa tokoh Aku berwatak perhatian!

22
Lampiran 5 :

JURNAL PENILAIAN

Mata Pelajaran : B. Indonesia


Satuan Pendidikan : SMP Daarul Falaah Cisaat
Kelas/Semester : IX / ………..
Tahun Pelajaran : 2019 - 2020
Sikap/Perilaku
No. Hari/Tanggal Nama Siswa Kelas Keterangan
Positif Negatif

23
Kesan dan Pesan

Melalui program PKP ini banyak sekali hal yang penulis dapatkan, khususnya yang
berhubungan dengan penerapan proses pembelajaran di sekolah. Banyak hal baru yang penulis
pelajari dari program ini, mulai dari bagaimana seorang guru harus memersiapkan bahan ajar
sampai dengan bagaimana peran guru sebagai fasilitator di dalam kelas.
Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah SWT., kita manusia hanya
bisa berencana dan tak luput dari rencana Allah SWT., tetap bersyukur dan berikhtiar.

24

Anda mungkin juga menyukai