Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Sungguminasa


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : IX/ 2
Materi Pokok : Teks Cerita Inspiratif
Alokasi Waktu : 2 x40 Menit

A. Kompetensi Inti

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong
royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

4.11Menyimpulkan isi ungkapan simpati, 4.11.1 Menganalisis isi ungkapan simpati,


kepedulian, empati atau perasaan pribadi kepedulian, empati atau perasaan
dalam bentuk teks cerita inspiratif yang pribadi dalam bentuk cerita inspiratif
dibaca dan didengar yang dibaca dan didengar

4.11.2 Menyimpulkan isi ungkapan simpati,


kepedulian, empati atau perasaan
pribadi dalam bentuk t e k s cerita
inspiratif yang dibaca dan didengar

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model problem based learning dan metode diskusi
peserta didik dapat:
1. Peserta didik mampu menganalisis isi ungkapan simpati, kepedulian, empati atau perasaan
pribadi dalam bentuk cerita inspiratif yang dibaca dengan benar
2. Peserta didik mampu menyimpulkan isi ungkapan simpati, kepedulian, empati atau
perasaan pribadi dari cerita inspiratif dengan benar
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Teks Cerita inspiratif
2. Ciri-ciri teks cerita inpiratif
3. Contoh cerita inspiratif
4. Simpulan isi ungkapan simpati, kepedulian, empati, atau perasaan pribadi dari teks
cerita inspiratif
5. Langkah-langkah menyimpulkan isi ungkapan simpati, kepedulian, empati, atau
perasaan pribadi dari teks cerita inspiratif

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Model : Problem based learning
Metode : Diskusi, penugasan

F. Media Pembelajaran
White Board, Gawai, Laptop, Internet, Teks cerita inspiratif, LKPD

G. Sumber Belajar
Trianto, Agus, Titik Harsiati, dan E. Kosasih. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Internet:
https://www.lucubux.com/kisah-tukang-kayu/
https://ceritakehidupandaninspirasi.blogspot.com/2019/01/bola-putih-dan-bola-kuning.html
dengan perubahan.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Sintak kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Pembelajaran diawali dengan peserta didik 10 menit
menjawab salam yang diucapkan guru
2. Peserta didik dan guru berdoa bersama dipimpin oleh
ketua kelas
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menayakan
kondisi peserta didik
4. Peserta didik mengingat kembali materi identifikasi
cerita inspiratif
5. Guru bersama peserta didik mengaitkan materi yang akan
dipelajari.
6. Guru menyampaikan KD dan tujuan dari pembelajaran
Inti Uraian sintak model PBL 60 menit
1. Orientasi Peserta didik pada masalah
a. Peserta didik mengamati masalah dalam bentuk teks
cerita inspiratif yang berjudul “Bola Putih dan Bola
Kuning”
https://ceritakehidupandaninspirasi.blogspot.com/2019
/01/bola-putih-dan-bola-kuning.html dengan
perubahan.
b. Peserta didik dan guru saling tanya jawab seputar
masalah yang harus diselesaikan terkait dengan
menyimpulkan isi ungkapan moral berupa
simpati,kepedulian,empati atau perasaan pribadi dalam
teks cerita inspiratif tersebut. (tes formatif)
2. Mengorganisasikan Peserta didik untuk belajar.
a. Sebelum memulai kegiatan diskusi guru membimbing
Peserta didik dalam pembagian kelompok belajar agar
kelompok terbagi secara adil (heterogen)
b. Masing-masing kelompok diberikan LKDP untuk
menganalisis dan menyimpulkan cerita inspiratif
yang ada di dalam LKPD.
c. Peserta didik mulai melakukan kegiatan diskusi untuk
mencari data untuk menyelesaikan masalah
(menganalisis dan menyimpulkan isi ungkapan simpati,
kepedulian, empati, atau perasaan pribadi dari teks
cerita inspiratif yang dibaca
d. Guru memastikan semua peserta didik memahami apa
yang telah disampaikan
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
a. Bersama kelompok peserta didik melakukan
penyelidikan (mencari data/ referensi/ sumber) dari
buku peserta didik atau refrensi lainnya untuk bahan
diskusi
b. Guru memantau jalannya diskusi dengan mengunjungi
masing-masing kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Masing-masing kelompok melakukan presentasi dengan
memaparkan hasil diskusi dalam penyelesaian masalah
yang telah diberikan
b. Guru membimbing jalannya presentasi dengan
memberikan penguatan dan reward kepada masing-
masing kelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
a. Tiap kelompok menyimak dan menanggapi dengan
menuliskan kesimpulan hasil masukan dari kelompok
lainnya
b. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi yang telah
dilakukan bersama kelompok
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan inti 10 menit
pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi proses pembelajaran yang telah
dilakukan
3. Peserta didik mencermati penjelasan guru terkait rencana
tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
4. Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan
belajar mengajar.

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


 Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran melalui pengamatan langsung
terhadap sikap peserta didik dengan menggunakan jurnan pengamatan perkembangan
sikap.
 Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk tertulis (penilaian AKM).
 Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan siswa dalam
berdiskusi serta kemampuan siswa saat presentasi menjelaskan kepada temannya.

J. Rencana Tindak Lanjut Hasil Penilaian


a. Remedial
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, mengerjakan tugas
mengidentifikasi isi ungkapan simpati, kepedulian, empati, atau perasaan pribadi dari
teks cerita inspiratif yang diambil dari buku peserta didik Bahasa Indonesia kelas IX
b. Pengayaan
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar, membandingkan dua teks cerita
inspiratif berdasarkan struktur dan aspek kebahasaan secara mandiri
LAMPIRAN
BAHAN AJAR

A. Pengertian Cerita Inspiratif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inspirasi adalah ilham. Jadi, teks cerita
inspirasi adalah bahan tertulis yang digunakan sebagai media untuk mendapatkan ilham, ide, atau
gagasan yang dapat menambah semangat dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Teks cerita
inspiratif merupakan jenis teks narasi yang menyajikan suatu inspirasi keteladanan bagi orang
banyak

Berdasarkan teori jurnal ilmiah yang dikutip bahwasanya Teks cerita inspiratif merupakan bagian
dari salah satu jenis narasi. Cerita inspiratif menurut Kosasih. E. dan Kurniawan Endang
(2018:272) adalah “Jenis teks narasi yang menyajikan suatu inspiratif keteladanan banyak orang.
Teks ini menggugah seseorang untuk berbuat baik sebagai hasil inspirasi dari cerita yang ada di
dalamnya. Cerita seperti ini sering pula disebut dengan cerita keteladanan atau cerita penuh
hikmat”. Maka dari itu cerita inspiratif ialah cerita yang berisi mengenai pengajaran untuk
kehidupan yang dikembangkan dari sebuah imajinasi ataupun kisah nyata.

Cara identifikasi teks cerita inspiratif adalah kegiatan yang mencari, menemukan,
mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data, dan informasi dari “kebutuhan”
lapangan.

B. Tujuan teks cerita inspirasi adalah untuk menambah dan menggugah motivasi, semangat,
dan rasa percaya diri untuk menghadapi semua tantangan yang mungkin akan dihadapi
dalam mencapai tujuan yang diharapkan secara positif.

C. Ciri-ciri teks cerita inspiratif sebagai berikut :


1. Memiliki tema spesifik mengenai kehidupan atau perjuangan yang dikembangkan secara
naratif.
2. Amanat atau pesan dalam cerita inspiratif adalah sorotan utama, sehingga alur
dikembangkan untuk membawa pembaca memahami amanat dengan tepat.
3. Bersifat naratif. Teks cerita inspiratif berisi uraian atau rangkaian kejadian dalam hidup
seseorang.
4. Tokoh utama dalam teks cerita inspiratif menjadi panutan untuk pembacanya.
5. Tokoh dalam teks cerita inspiratif dapat berasal dari kehidupan nyata atau fiksi. Tak
jarang, cerita inspiratif dikemas dalam cerita binatang atau dongeng agar mudah
diterima pembaca anak-anak.

D. Isi Ungkapan dalam Teks Cerita Inspiratif


1. Ungkapan simpati merupakan ungkapan perhatian seseorang kepada lawan bicaranya atas
suatu kejadian yang menggembirakan ataupun sebaliknya. Contoh: Turut berduka cita
atas kepergian Ayahmu; Wah, selamat yaa, kau berhasil meraih juara 1 lagi.
2. Ungkapan empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan apa yang dirasakan
orang lain disertai dengan tindakan. Contoh: Saya mengerti apa yang kamu inginkan.
3. Ungkapan perasaan pribadi merupakan perasaan yang berhubungan dengan
keseluruhan pribadi. Contoh: Aku bangga padamu
4. Kepedulian adalah seseorang yang merasakan peristiwa yang dialami oleh orang lain
tetapi dihubungkan dengan kehidupan kita sendiri
E. Menyimpulkan Teks Cerita Inspiratif
1. Menyimpulkan : memberikan pendapat atas fakta-fakta atau data-data sebelumnya
2. Langkah-Langkah menyimpulkan teks cerita inspiratif:
a. Membaca teks cerita inspiratif dengan seksama
b. Memahami isi teks cerita inspiratif
c. Menentukan garis besar/ inti cerita
d. Menentukan nilai-nilai cerita
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
TEKS CERITA INSPIRATIF

Bacalah teks cerita inspiratif yang berjudul “Tukang Kayu” berikut, kemudian jawablah
pertanyaan di bawahnya!

Gambar 6.2 Tukang Kayu


Sumber: gambaranimasi.org

Alkisah, seorang tukang kayu yang merasa dirinya sudah tua berniat pensiun dari profesinya
sebagai tukang kayu. Profesi tersebut sudah dijalaninya selama puluhan tahun. Dia ingin menikmati
masa tuanya bersama istri, anak, dan cucunya. Sebelum memutuskan berhenti bekerja, dia menyadari
bahwa akan kehilangan penghasilan rutin yang setiap bulan diterima. Namun, bagaimana lagi, dia
merasa tidak bisa lagi melakukan aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya.
Suatu hari pun, si Tukang Kayu itu mengatakan rencananya untuk pensiun kepada mandornya.
Dia memohon maaf karena harus pensiun mengingat tubuhnya yang sudah tidak kuat lagi menopang
beban-beban berat di pundaknya ketika bekerja. Ketika sang Mandor mendengar niat dari si Tukang
Kayu tersebut, dia merasa sangat sedih karena dirinya akan kehilangan salah satu tukang kayu
terbaiknya. Baginya, si Tukang Kayu itu merupakan tukang kayu merangkap ahli bangunan yang cukup
andal dalam timnya. Akan tetapi, apalah daya, sang Mandor tidak bisa memaksa si Tukang Kayu tetap
bekerja dengannya dan mengurungkan niatnya untuk berhenti kerja.
Terlintaslah dalam pikiran sang Mandor untuk meminta permintaan terakhirnya sebelum si
Tukang Kayu itu berhenti bekerja. Sang Mandor memohon padanya untuk sekali lagi membangun
sebuah rumah yang terakhir kali sebelum dirinya pergi.
“Bangunlah sebuah rumah untuk proyek sebelum kamu pergi.”
Akhirnya, dengan berat hati si Tukang Kayu menyanggupi permintaan sang Mandor walaupun
merasa kesal. Jelas-jelas dirinya sudah bicara akan segera pensiun dari pekerjaannya.
Si Tukang Kayu pun membangun proyek rumah itu. Namun, di balik pengerjaan proyek
terakhirnya, dia berkata dalam hati bahwa dirinya tidak akan mengerjakan dengan segenap hati saat
pembangunan berjalan.
Sang Mandor hanya tersenyum dan berkata pada si Tukang Kayu itu pada hari pertama ketika
proyek dikerjakan olehnya. Seperti biasa, sang Mandor mengatakan bahwa dirinya sangat percaya pada
si Tukang Kayu.
“Aku berharap kamu mengerjakan dengan sangat baik. Seperti dulu, ketika kamu masih kerja
denganku mengerjakan proyek-proyek rumah. Bahkan, dalam proyek terakhir ini kamu bebas
membangun dengan semua bahan-bahan terbaik yang ada.”
Si Tukang Kayu memulai kerja dengan malas-malasan, bahkan dengan tidak serius. Dia tidak
memperhatikan kerangka bangunan yang ada. Selain itu, dia juga malas mencari sehingga hanya
menggunakan bahan-bahan seadanya, bahan-bahan bangunan berkualitas rendah. Pekerjaannya pun
dilakukan secara asal-asalan. Begitu disayangkan karena dia memilih cara yang cukup buruk pada hari
terakhir kerjanya.
Hari-hari pun terus berlalu, akhirnya rumah proyek terakhirnya selesai. Ditemani si Tukang Kayu,
sang Mandor datang memeriksa bangunan rumah. Sang Mandor memegang gagang daun pintu depan
dan membuka pintu tersebut sambil berbalik badan berkata pada si Tukang Kayu, “Nah ini adalah
rumah untukmu, hadiah dariku atas kerja keras kamu selama ini.”
Sang Mandor sangat bangga dengan si Tukang Kayu yang selama ini selalu mengerjakan proyek-
proyek rumahnya dengan sukses. Bahkan, sejak saat itu sang Mandor sangat terbantu dengan
keahliannya dan kerja samanya dengan tim.
Betapa kagetnya si Tukang Kayu. Dia sangat menyesal karena sudah membangunnya dengan
asal-asalan. Dia pun berpikir seandainya tahu rumah itu untuk dirinya pasti akan mengerjakan rumah itu
dengan sungguh-sungguh. Akibatnya, sekarang harus tinggal di rumah yang dia bangun dengan asal-
asalan.
Maka dari itu, ada pelajaran yang bisa dipetik. Hidup itu proyek yang kau kerjakan sendiri. Jadi,
untuk hasil di akhir hanya kamu yang menentukannya. Seperti kisah tukang kayu ini karena nafsunya
yang merasa sudah tidak lagi bekerja di situ lantas dia seenaknya melakukan proyek terakhir yang
diamanatkan oleh mandornya. Akibat ketidakikhlasannya maka penyesalanlah yang dia dapat. Hal itu
membuatnya belajar bahwa dalam melakukan apapun dia harus merubah polanya yang seperti itu.
Tidak ada sesuatu yang baik dari sebuah ketidakikhlasan.
Kisah ini merupakan pelajaran yang berharga bagi kita, bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan
apa pun sebaiknya dilakukan dengan ikhlas, sungguh-sungguh, dan tanpa didasari rasa pamrih. Hidup
itu bukan sekadar bisa memuaskan kemauan dan cita-cita kita. Kebaikan hati dari seseorang akan
membuahkan hasil yang baik juga untuk dirinya.
Sumber: https://www.lucubux.com/kisah-tukang-kayu/ dengan perubahan.

Soal
1. Hal apa yang dialami tokoh Tukang Kayu?
2. Analisis dan simpulkan ungkapan isi simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam
bentuk cerita inspiratif yang terdapat dalam teks yang berjudul “Tukang Kayu”!
3. Simpulkan cerita inspiratif “Tukang Kayu” dalam satu paragraf!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
TEKS CERITA INSPIRATIF

KD: 4. 11 Menyimpulkan isi ungkapan simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam
bentuk teks cerita inspiratif yang dibaca dan didengar.

Kelompok :
Materi : Menganalisis dan menyimpulkan isi teks cerita inspiratif
Kelas :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
RUBRIK PENILAIAN

No. Deskripsi Penilaian Skor


1 ● peserta didik mampu menganalisis isi ungkapan simpati, kepedulian, 50
empati atau perasaan pribadi dalam bentuk cerita inspiratif yang
terdapat dalam bacaan
● peserta didik kurang mampu menganalisis isi ungkapan simpati, 30
kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam bentuk cerita inspiratif
yang terdapat dalam bacaan
● peserta didik tidak mampu menganalisis isi ungkapan simpati, 10
kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam bentuk cerita inspiratif
yang terdapat dalam bacaan
2 ● peserta didik mampu menyimpulkan dalam 1 paragraf isi ungkapan 50
simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam bentuk cerita
inspiratif berjudul Tukang Kayu
● peserta didik kurang mampu menyimpulkan dalam 1 paragraf isi 30
ungkapan simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam
bentuk cerita inspiratif berjudul Tukang Kayu
● peserta didik tidak mampu menyimpulkan dalam 1 paragraf isi 10
ungkapan simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam
bentuk cerita inspiratif berjudul Tukang Kayu

Nilai Akhir : nilai yang diperoleh x 2 = …………


Bacalah teks cerita inspiratif “Bola Putih dan Bola Kuning” berikut untuk mengerjakan soal-soal
berikut. Lakukan penuh semangat, jujur, dan bertanggung jawab. Jangan lupa, kalian juga harus
mengerjakan dengan hati gembira.

Bola Putih dan Bola Kuning

Suatu hari, seorang Ibu Guru memberikan seperangkat permainan kepada setiap anak, berupa
kantong tak tembus pandang. Kantong tersebut berisi sebuah bola pingpong berwarna putih, dan tiga
buah bola pingpong berwarna kuning.
Cara bermainnya mudah, setiap anak cukup mengambil satu bola secara acak dari dalam kantong.
Jika kebetulan yang diraih adalah bola putih, Ibu Guru akan langsung memberi hadiah krayon dan
kertas gambar. Muridnya memang paling suka menggambar dan mewarnai. Namun, jika bola kuning
yang diraih, hadiah tidak diberikan dulu. Anak-anak akan diberi kesempatan kedua untuk mengambil
lagi secara acak. Hanya jika berhasil mendapat bola putih maka Ibu Guru akan memberi hadiah.
Begitulah seterusnya.
Tentu saja, pada akhirnya mereka akan tetap mendapat hadiah, selambat-lambatnya pada
kesempatan keempat! Ibu Guru tak akan tega membiarkan mereka tanpa krayon kesukaannya.
Mari kita lihat bagaimana reaksi anak-anak tersebut? Ternyata, saat belum berhasil meraih bola
putih, justru mereka tertawa gemas dan lebih antusias. Dalam benaknya, tentu semakin mudah peluang
meraih bola putih, karena satu bola kuning sudah berhasil dikeluarkan.
Ketika masih belum berhasil pada kesempatan kedua, mereka justru semakin geli tertawa pada
diri sendiri. Dalam benaknya seolah-olah berkata, "Sudah dua bola kuning berhasil dipisahkan, semakin
dekat waktunya bola putih ini aku raih!"
O, alangkah polosnya prasangka anak-anak! Andai kita bisa meniru mereka! Saat gagal, justru
dianggapnya sebagai keberhasilan, yaitu berhasil memisahkan bola kuning, dan berhasil mendekatkan
jarak antara dirinya dengan bola putih.
Semua ini karena mereka yakin, bola putih benar-benar ada di dalam kantong. Mereka percaya,
bola kuning toh tidak selamanya terambil. Pada saatnya akan habis juga dan menyisakan bola putih
untuk mereka.
Cerdas nian Ibu Guru yang satu ini. Beliau hendak memberi bekal untuk muridnya jika dewasa
nanti bahwa kegagalan tidak akan selamanya. Pada saatnya nanti, kegagalan akan habis juga kemudian
menyisakan keberhasilan untuk mereka.
Beliau hendak mengajarkan bahwa bola kuning dan bola putih adalah satu paket yang tak
terpisahkan. Demikian pula kegagalan dan keberhasilan, kesulitan dan kemudahan. Semua disiapkan
oleh Allah sebagai paket yang berpasangan-pasangan.

Sumber: https://ceritakehidupandaninspirasi.blogspot.com/2019/01/bola-putih-dan-bola-kuning.html

dengan perubahan.

1. Nilai-nilai moral apa sajakah yang ada pada teks cerita inspiratif tersebut? Silakan kamu tarik garis
pada barisan huruf-huruf berikut!

2. Setelah membaca teks tersebut, inspirasi apa yang kamu dapatkan?

Anda mungkin juga menyukai