DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
KELOMPOK 7
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
PENUTUP ..................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Apa upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: (Bandung : Al-Ma’arif, 1984), h. 110
2
John M. Echolis, Hasan Shadily, Kamus Inggris Inddonesia, (Jakarta : Gramedia, 1988)
Cet. Ke XVI, h. 460
3
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1955), Cet. Ke-4, h.
677
4
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-3, h.
15
5
Muhammad Utsman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali,
www/Scribd/com/doc/2917072/ tgl 09 Maret 2020
6
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas 2003, (Jakarta : Sinar Grafika,
2007) h. 2
3
memuaskan kebutuhan yang diharapkan dalam konteks pendidikan.
7
http://www.vivanews.com diakses tanggal 09 Maret 2020
4
dilakukan dengan meningkatkan pembiayaan, peningkatan partisipasi para
pelaku lokal dalam tata kelola pendidikan, peningkatan akuntabilitas dan
kualitas guru, hingga memastikan kesiapan siswa, tetapi hasil tersebut belum
bisa memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu
pemerintah perlu melakukan perluasan akses pendidikan yang lebih merata
dan sesuai dengan standar pendidikan Internasional.
8
Sudarwan Danim.2007.Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. H. 56
5
2.4 Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan oleh Pemerintah
Mutu pendidikan tak hanya berbicara soal hasil, tetapi juga proses
dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses
belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar. Begitu juga dengan hasil
yang didapat memuaskan. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar
bila guru dan murid bisa berkomunikasi dengan baik, lingkungan belajar
yang nyaman, serta didukung sarana dan prasarana yang dapat
mendukung proses belajar mengajar ini. Mutu pendidikan bila dilihat dari
hasil, mengacu pada prestasi yang diperoleh murid maupun sekolah
untuk kurun waktu tertentu. Selain itu, kemampuan sekolah untuk
menghasilkan lulusan-lulusan terbaik juga menunjukkan mutu pendidikan di
sekolah tersebut. Karena lulusan-lulusan inilah yang akan berkontribusi
untuk memajukan Indonesia
Dari faktor-faktor yang disebutkan tadi bisa kita lihat bahwa salah
satu faktor penunjang dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah
pemerintah. Pemerintah memiliki pengaruh dan tanggung jawab yang besar
atas peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang termasuk rendah.
Peningkatan mutu pendidikan merupkan usaha yang harus diupayakan
dengan terus menerus agar harapan untuk pendidikan yang berkualitas dan
relevan dapat tercapai.9 Maka dari itu, berikut uraian tentang bagaimana
upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:
1. Akreditasi
a) Pengertian akreditasi
9
M. Fadli, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Studi Manajemen Pendidikan,
Vol. 1, No. 02 2017, h. 216
10
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), h.
256
6
ini mulai dilaksanakan terhadap sekolah-sekolah secara keseluruhan
baik negeri maupun swasta.
Secara terminologi, akreditasi didefinisikan sebagai suatu
proses penilaian kualitas dengan menggunakan kriteria baku mutu
yang ditetapkan dan bersifat terbuka. Dalam konteks akreditasi
sekolah dapat diberikan pengertian sebagai suatu kegiatan penilaian
kelayakan suatu suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya
diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. 11
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
“Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang di
berikan oleh badan yang berwenang setelah di nilai bahwa lembaga
itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu”.
Pemberian status dan peringkat akreditasi tersebut
diharapkan menjadi pemacu sekolah untuk terus menerus
melakukan perbaikan dan pengembangan secara sistematis dan
terprogram, yang pada akhirnya akan menghasilkan mutu sekolah
yang lebih baik. Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam
peringkat akreditasi sekolah. Peringkat akreditasi sekolah terdiri atas
tiga klasifikasi sebagai berikut yaitu: A (Amat Baik), B (baik), C
(Cukup).
b) Fungsi dan tujuan akreditasi
Akreditasi sekolah memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
11
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang
SISDIKNAS,…, h. 118
7
Maksudnya agar sekolah mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya, sehingga dapat menyusun
perencanaan pengembangan secara berkesinambungan.
c) Pengembangan mutu (Quality improvement)
Maksudnya agar sekolah merasa terdorong dan
tertantang untuk selalu mengembangkan dan
mempertahankan kualitasnya serta berupaya
menyempurnakan dari berbagai kekurangannya. 12
12
Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah, …, h. 6
13
Anwar Arifin, op.cit. h. 118
8
2. Sertifikasi
a. Pengertian Sertifikasi
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik
kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar professional guru. Guru professional merupakan
syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang
berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang
ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi
sebagai bukti formal pengakuan professionalitas guru yang diberikan
kepada guru sebagai tenaga professional.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi
adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
Menurut Mulyasa (2007:33), sertifikat pendidik adalah bukti
formal sebagai tenaga professional, sedangkan sertifikasi guru adalah
suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
oleh lembaga sertifikasi. 14
Dari uraian sertifikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
sertifikasi adalah dalam proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini
sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya adalah
apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan
14
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007).
h. 33
9
bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus
maka KBM-nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan dapat
membuahkan pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah yang
mendasari bahwa guru perlu disertifikasi.
b. Manfaat uji sertifikasi Guru
Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007:35), manfaat sertifikasi
adalah:15
a. Melindungi profesi guru dari praktik layanan
pendidikan yang tidak kompeten sehingga dapat
merusak citra profesi guru itu sendiri.
b. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan
yang tidak berkualitas dan professional yang
akan menghambat upaya peningkatan kualitas
pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia
di negeri ini.
c. Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang
bertugas mempersiapkan calon guru dan juga
berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna
layanan pendidikan.
d. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan
dari keinginan internal dan eksternal yang
potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang
berlaku.
15
Ibid, h. 35
10
proses, dan hasil atau outcome, sesuai dengan yang diharapkan oleh
stake holders. Dalam bidang pendidikan, penjaminan mutu merupakan
cara mengatur semua kegiatan dan sumber daya pendidikan yang
diarahkan pada kepuasan pelanggan (Mahmud, 2012: 13).16
16
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali Pers. h.
13
11
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk dalam
instansi pendidikan serta gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan dalam konteks pendidikan. Mutu atau kualitas
pendidikan di Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan Negara lain
di seluruh dunia.
Faktor-faktor untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu
Kepemimpinan Kepala sekolah, Guru, Siswa, Kurikulum, Jaringan Kerja
sama seperti instansi dan pemerintah. Pemeritah memiliki pengaruh dan
tanggung jawab yang besar dalam peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu,
pemerintah selalu memiliki upaya untuk selalu meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia dengan cara: akreditasi sekolah, sertifikasi guru dan
menyiapkan lembaga penjaminan mutu.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman. 1955. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Cet. Ke-
4
Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
undang Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah
Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina
Aksara,.
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Fadli, M. 2017. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Studi Manajemen
Pendidikan. Vol. 1, No. 02
John M. Echolis, Hasan Shadily. 1988. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:Gramedia,
Cet. Ke XVI
M.N. Nasution. 2004. Manajemen Mutu Terpadu.Jakarta : Ghalia Indonesia. Cet. Ke-
3
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali
Pers
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . Bandung : Remaja
Rosdakarya,
Tim Redaksi Sinar Grafika. 2007. Undang-Undang Sisdiknas 2003. Jakarta : Sinar
Grafika
Yunus, Mahmud. 1984. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: (Bandung : Al-Ma’arif)
http://www.vivanews.com diakses tanggal 09 Maret 2020
Muhammad Utsman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali,
13