Anda di halaman 1dari 16

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Kapita Selekta Pendidikan Rena Revita, S.Pd., M.Pd.

“UPAYA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN


MUTU PENDIDIKAN”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

VONI AMELIA PUTRI (12110324398)


ARBA’ADRI ASMARA (12110313801)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU T.P 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat beserta salam selalu terlimpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita dapat syafa’atnya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena telah dilimpahkan
nikmat jasmani dan rohani untuk bisa menyelesaikan tugas makalah ini sebagai tugas
terstruktur yang diberikan oleh dosen pengampu kami ini dengan mata kuliah Kapita
Selekta Pendidikan.
Disini kami juga memohon maaf jika dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penulisan kata. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan sarannya dari ibu Rena Revita untuk makalah kami ini.
Kami berterima kasih kepada ibu Rena Revita karena telah memberikan
kepada kelompok kami materi ini.
Demikianlah makalah ini kami tulis untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 19 September 2022

KELOMPOK 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

2.1 Pengertian Mutu Pendidikan ............................................................ 3

2.2 Keadaan Pendidikan saat ini ............................................................ 4

2.3 Faktor-Faktor untuk meningkatkan Mutu Pendidikan ....................... 5

2.4 Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan oleh Pemerintah ........ 6

PENUTUP ..................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 12

3.2 Saran .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah pendidikan merupakan persoalan yang sangat penting bagi


semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan bagi negara dalam
mengembangkan individu dan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya
peningkatan mutu pendidikan terutama “Pendidik”. Hal ini karena pendidik
menempati posisi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan peserta
didik untuk mendapatkan hak nya sebagai peserta didik.
Para ahli di bidang pendidikan, terlalu fokus pada masalah
kurikulum ketimbang dengan masalah pendidik. Padahal, telah menjadi
pemahaman umum bahwa masalah pendidik atau guru memang belum
sepenuhnya mendapatkan perhatian yang memadai oleh para praktisi
pendidikan.
Oleh sebab itu, penulis ingin memberitahukan pada semua orang
lewat makalah ini bahwa tidak hanya kurikulum yang perlu diperbaiki.
Melainkan banyak faktor-faktor yang perlu diperhatikan atau diperbaiki agar
mutu pendidikan di Indonesia lebih baik. Karena mutu pendidikan yang baik
akan melahirkan generasi muda yang baik pula. Bila generasi muda
mendapatkan pendidikan yang baik, mereka bisa membangun negara dengan
baik pula sehingga negara Indonesia tidak lagi tertinggal dengan negara
maju lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu mutu pendidikan?

2. Bagaimana kondisi mutu pendidikan di Indonesia pada saat ini?

3. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas mutu


pendidikan di Indonesia?

1
4. Apa upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu mutu pendidikan.

2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi mutu pendidikan di Indonesia


pada saat ini.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berpengaruh pada
kualitas mutu pendidikan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui apa upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu
prndidikan di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mutu Pendidikan


Mutu pendidikan terdiri dari kata “mutu” dan “pendidikan”. Mutu
dalam bahasa Arab “arabnya tuliskan ya” artinya baik” 1. Dalam bahasa
Inggris “quality artinya mutu, kualitas”2. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia “Mutu adalah (ukuran), baik buruk suatu benda; taraf atau derajat
(kepandaian, kecerdasan, dsb)3. Secara istilah, mutu adalah “Kualitas
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan4. Dengan demikian, mutu
adalah tingkat kualitas yang telah memenuhi atau bahkan dapat melebihi
dari yang diharapkan.
Pendidikan menurut Imam Al-Ghazali adalah “Sebuah wasilah untuk
mencapai kemuliaan dan menyerahkan jiwa untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan”5. Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. II Tahun 2003
pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara” 6.
Menurut penulis mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik
atau buruk dalam instansi pendidikan serta gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam

1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: (Bandung : Al-Ma’arif, 1984), h. 110
2
John M. Echolis, Hasan Shadily, Kamus Inggris Inddonesia, (Jakarta : Gramedia, 1988)
Cet. Ke XVI, h. 460
3
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1955), Cet. Ke-4, h.
677
4
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-3, h.
15
5
Muhammad Utsman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali,
www/Scribd/com/doc/2917072/ tgl 09 Maret 2020
6
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas 2003, (Jakarta : Sinar Grafika,
2007) h. 2
3
memuaskan kebutuhan yang diharapkan dalam konteks pendidikan.

2.2 Keadaan Pendidikan saat ini


Hasil penelitian PISA menyebutkan bahwa Indonesia mendapatkan
peringkat ke-72 dengan angka 371 untuk kategori Membaca, 379 untuk
Matematika, dan 396 untuk ilmu pengetahuan (sains). Indonesia tertinggal
dari Malaysia yang berada di peringkat ke-56, dengan mendapat nilai
415 untuk Membaca, 440 untuk Matematika, dan 438 untuk Ilmu
pengetahuan (sains)7. Ini membuktikan bahwa kuallitas mutu pendidikan di
Indonesia saat ini masih rendah. Rendahnya kategori membaca di Indonesia
disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya yaitu, siswa sulit memahami isi
tulisan pada buku cetak. Jika bahasa yang digunakan pada buku cetak adalah
bahasa yang sederhana mungkin bisa membantu meningkatkan minat baca
di Indonesia.
Selain itu, pendidikan di Indonesia lebih mengasah kemampuan
siswa untuk menjawab soal ujian Nasional. Untuk pembentukan karakter
masih kurang. Contohnya, pada saat ini banyak siswa yang tidak memiliki
tata krama berbicara yang baik dengan guru. Bahkan secara terang-terangan
berani melawan ataupun membantah nasihat guru. Itu membuktikan bahwa
kurangnya pembentukan karakter pada pendidikan di Indonesia saat ini.
Maka dari itu kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia masih
rendah, meskipun adanya perluasan akses pendidikan untuk masyarakat
dianggap sudah meningkat cukup signifikan. Indonesia saat ini telah
merancang program reformasi pendidikan 15 tahun sejak 2002. Kualitas
pendidikan di Indonesia dikatakan masih rendah karena tercermin dari
peringkat sebagai tertinggi dibandingkan dengan negara lain, yaitu tentang
kasus buta huruf. 15% anak usia 15 tahun yang menderita buta huruf,
dibandingkan dengan negara lain yang hanya kurang dari 10% yang
menderita buta huruf.

Dari sisi akses pendidikan, jumlah siswa yang kini mampu


bersekolah meningkat cukup signifikan. Adapun peningkatan akses ini

7
http://www.vivanews.com diakses tanggal 09 Maret 2020
4
dilakukan dengan meningkatkan pembiayaan, peningkatan partisipasi para
pelaku lokal dalam tata kelola pendidikan, peningkatan akuntabilitas dan
kualitas guru, hingga memastikan kesiapan siswa, tetapi hasil tersebut belum
bisa memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu
pemerintah perlu melakukan perluasan akses pendidikan yang lebih merata
dan sesuai dengan standar pendidikan Internasional.

2.3 Faktor-faktor untuk meningkatkan Mutu Pendidikan


Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim
(2007:56) mengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan
mutu pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang
dominan, yaitu:8
a) Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan
memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras,
mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja,
memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
b) Guru; pelibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan kompetensi
dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya serta pelatihan
sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.
c) Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat”
sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga
sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa.
d) Kurikulum; adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan terpadu dapat
memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan
sehingga goals (tujuan) dapat dicapai secara maksimal.

e) Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada


lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat)
tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi pemerintah
sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.

8
Sudarwan Danim.2007.Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. H. 56

5
2.4 Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan oleh Pemerintah
Mutu pendidikan tak hanya berbicara soal hasil, tetapi juga proses
dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses
belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar. Begitu juga dengan hasil
yang didapat memuaskan. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar
bila guru dan murid bisa berkomunikasi dengan baik, lingkungan belajar
yang nyaman, serta didukung sarana dan prasarana yang dapat
mendukung proses belajar mengajar ini. Mutu pendidikan bila dilihat dari
hasil, mengacu pada prestasi yang diperoleh murid maupun sekolah
untuk kurun waktu tertentu. Selain itu, kemampuan sekolah untuk
menghasilkan lulusan-lulusan terbaik juga menunjukkan mutu pendidikan di
sekolah tersebut. Karena lulusan-lulusan inilah yang akan berkontribusi
untuk memajukan Indonesia
Dari faktor-faktor yang disebutkan tadi bisa kita lihat bahwa salah
satu faktor penunjang dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah
pemerintah. Pemerintah memiliki pengaruh dan tanggung jawab yang besar
atas peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang termasuk rendah.
Peningkatan mutu pendidikan merupkan usaha yang harus diupayakan
dengan terus menerus agar harapan untuk pendidikan yang berkualitas dan
relevan dapat tercapai.9 Maka dari itu, berikut uraian tentang bagaimana
upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:
1. Akreditasi
a) Pengertian akreditasi

Menurut pengertian yang di kenal oleh umum, akreditasi


adalah suatu penilaian yang dilkukan oleh pemerintah terhadap
sekolah swasta untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah
terhadap sekolah tersebut.10Akan tetapi kebijakan tersebut sekarang

9
M. Fadli, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Studi Manajemen Pendidikan,
Vol. 1, No. 02 2017, h. 216
10
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), h.
256

6
ini mulai dilaksanakan terhadap sekolah-sekolah secara keseluruhan
baik negeri maupun swasta.
Secara terminologi, akreditasi didefinisikan sebagai suatu
proses penilaian kualitas dengan menggunakan kriteria baku mutu
yang ditetapkan dan bersifat terbuka. Dalam konteks akreditasi
sekolah dapat diberikan pengertian sebagai suatu kegiatan penilaian
kelayakan suatu suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya
diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. 11
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
“Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang di
berikan oleh badan yang berwenang setelah di nilai bahwa lembaga
itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu”.
Pemberian status dan peringkat akreditasi tersebut
diharapkan menjadi pemacu sekolah untuk terus menerus
melakukan perbaikan dan pengembangan secara sistematis dan
terprogram, yang pada akhirnya akan menghasilkan mutu sekolah
yang lebih baik. Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam
peringkat akreditasi sekolah. Peringkat akreditasi sekolah terdiri atas
tiga klasifikasi sebagai berikut yaitu: A (Amat Baik), B (baik), C
(Cukup).
b) Fungsi dan tujuan akreditasi
Akreditasi sekolah memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a) Perlindungan masyarakat (Quality assurance)


Maksudnya agar masyarakat memperoleh jaminan
tentang kualitas pendidikan sekolah yang akan dipilihnya
sehingga terhindar dari adanya praktek yang tidak
bertanggung jawab.
b) Pengendalian mutu (Quality control)

11
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang
SISDIKNAS,…, h. 118

7
Maksudnya agar sekolah mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya, sehingga dapat menyusun
perencanaan pengembangan secara berkesinambungan.
c) Pengembangan mutu (Quality improvement)
Maksudnya agar sekolah merasa terdorong dan
tertantang untuk selalu mengembangkan dan
mempertahankan kualitasnya serta berupaya
menyempurnakan dari berbagai kekurangannya. 12

Dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia


nomor 087/U/2002 tentang akreditasi sekolah pasal 3 menyebutkan bahwa
tujuan akreditasi sekolah adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan
sebagai alat pembinaan, pengembangan dan peningkatan mutu
pendidikan.
b. Menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam
menyelenggarakan pelayanan pendidikan. 13

12
Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah, …, h. 6
13
Anwar Arifin, op.cit. h. 118
8
2. Sertifikasi
a. Pengertian Sertifikasi
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik
kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar professional guru. Guru professional merupakan
syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang
berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang
ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi
sebagai bukti formal pengakuan professionalitas guru yang diberikan
kepada guru sebagai tenaga professional.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi
adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
Menurut Mulyasa (2007:33), sertifikat pendidik adalah bukti
formal sebagai tenaga professional, sedangkan sertifikasi guru adalah
suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
oleh lembaga sertifikasi. 14
Dari uraian sertifikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
sertifikasi adalah dalam proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini
sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya adalah
apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan

14
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007).
h. 33

9
bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus
maka KBM-nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan dapat
membuahkan pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah yang
mendasari bahwa guru perlu disertifikasi.
b. Manfaat uji sertifikasi Guru
Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007:35), manfaat sertifikasi
adalah:15
a. Melindungi profesi guru dari praktik layanan
pendidikan yang tidak kompeten sehingga dapat
merusak citra profesi guru itu sendiri.
b. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan
yang tidak berkualitas dan professional yang
akan menghambat upaya peningkatan kualitas
pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia
di negeri ini.
c. Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang
bertugas mempersiapkan calon guru dan juga
berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna
layanan pendidikan.
d. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan
dari keinginan internal dan eksternal yang
potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang
berlaku.

3. Penjamin Mutu Pendidikan


Penjaminan mutu (Quality Assurance) merupakan istilah yang
digunakan untuk mewakili kegiatan monitoring, evaluasi, atau kajian
(review) mutu. Kegiatan penjaminan mutu tertuju pada proses untuk
membangun kepercayaan, dengan cara melakukan pemenuhan
persyaratan atau standar minimum pada komponen input, komponen

15
Ibid, h. 35

10
proses, dan hasil atau outcome, sesuai dengan yang diharapkan oleh
stake holders. Dalam bidang pendidikan, penjaminan mutu merupakan
cara mengatur semua kegiatan dan sumber daya pendidikan yang
diarahkan pada kepuasan pelanggan (Mahmud, 2012: 13).16

Secara kelembagaan, sistem penjaminan mutu pendidikan


diposisikan sebagai bagian dari keseluruhan fungsi dari manajemen
pendidikan. Sistem penjaminan mutu pendidikan sebagai salah satu
fungsi manajemen pendidikan, mengemban tugas dan tanggung jawab
dalam mengukur dan menilai pemenuhan standar mutu, sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam kebijakan atau regulasi.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dalam kegiatan, fokus
terhadap peningkatan mutu secara berkelanjutan, dengan cara
mengukur dan menilai mutu sistem pendidikan, kinerja institusi
pendidikan, dan mutu program studi. Sistem penjaminan mutu
pendidikan dapat dipandang sebagai instrument kebijakan dalam
mengefektifkan implementasi kebijakan, untuk mencapai akuntabilitas
sesuatu pendidikan terhadap masyarakat atau publik.

16
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali Pers. h.
13

11
BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk dalam
instansi pendidikan serta gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan dalam konteks pendidikan. Mutu atau kualitas
pendidikan di Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan Negara lain
di seluruh dunia.
Faktor-faktor untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu
Kepemimpinan Kepala sekolah, Guru, Siswa, Kurikulum, Jaringan Kerja
sama seperti instansi dan pemerintah. Pemeritah memiliki pengaruh dan
tanggung jawab yang besar dalam peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu,
pemerintah selalu memiliki upaya untuk selalu meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia dengan cara: akreditasi sekolah, sertifikasi guru dan
menyiapkan lembaga penjaminan mutu.

3.2 Saran

Penulis berharap setelah kita mempelajari pembahasan makalah ini,


sebagai calon guru kita dapat mengetahui upaya pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dan selalu mencoba untuk ikut
serta dalam mewujudkannya. Dan kami juga menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu,
kritikan dan masukan yang konstruktif dari berbagai pihak sangat kami
harapkan agar dalam penyusunan makalah selanjutnya akan semakin
mendekati kebenaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 1955. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Cet. Ke-
4
Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
undang Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah
Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina
Aksara,.
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Fadli, M. 2017. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Studi Manajemen
Pendidikan. Vol. 1, No. 02
John M. Echolis, Hasan Shadily. 1988. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:Gramedia,
Cet. Ke XVI
M.N. Nasution. 2004. Manajemen Mutu Terpadu.Jakarta : Ghalia Indonesia. Cet. Ke-
3
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali
Pers
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . Bandung : Remaja
Rosdakarya,
Tim Redaksi Sinar Grafika. 2007. Undang-Undang Sisdiknas 2003. Jakarta : Sinar
Grafika
Yunus, Mahmud. 1984. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: (Bandung : Al-Ma’arif)
http://www.vivanews.com diakses tanggal 09 Maret 2020
Muhammad Utsman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali,

www/Scribd/com/doc/2917072/ tgl 09 Maret 2020

13

Anda mungkin juga menyukai