Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
KELAS : PIAUD 6B
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang tangtelah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Managemen Lembaga PAUD " dengan judul
“Mangemen Komponen Lembaga PAUD ".
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempuna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
atas sebesar-besarnya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Pendidik dan tenaga kependidikan .................................... 2
B. Peserta Didik........................................................................................... 5
C. Sarana Prasarana Lembaga PAUD ........................................................ 6
D. Pengelolaan Keuangan dilembaga PAUD.............................................. 8
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
B. Saran ...................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan yang harus
dimiliki setiap orang, pendidikan juga dapat meningkatkan kualitas dalam sumber daya
manusia. Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak dalam kemajuan bangsa. Baik
tidaknya kualitas pendidikan dapat ditinjau dari pelaksanaan sistem pendidikan tersebut.
Begitupun dalam ruang lingkup Pendidikan diperlukan adanya profesionalisme untuk
meningkatkan keterampilan tenaga. Setiap sekolah harus memiliki tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang handal tentunya yang akan meningkatkan kualitas satuan
Pendidikan itu sendiri. Pelaksanaan pendidikan juga harus menjamin peningkatan
kualitas pendidikan, oleh karena itu pengelolaan sarana dan prasarana dalam pendidikan
berperan penting guna tercapainya pendidikan yang berkualitas. Semakin baik dalam
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah maka semakin terjamin juga proses
pembelajaran yang berkualitas. Pentingnya sarana dan prasarana dalam menunjang
proses pendidikan diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: setiap satuan pendidikan formal dan non
formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional dan kewajiban peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan?
2. Apa pengertian peserta didik?
3. Bagaimana sarana prasarana lembaga PAUD?
4. Bagaimana pengelolaan keuangan dilembaga PAUD?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
2. Untuk memahami pengertian peserta didik
3. Untuk mengetahui sarana prasarana lembaga PAUD
4. Untuk memahami pengelolaan keuangan dilembaga PAUD?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
harus dipenuhi oleh setiap pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikasi
keahlian yang relevan sesuai ketentuan undang-undang.
2. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (Anwar Arifin, 2003:35).
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Pasal 39 ayat
1 disebutkan bahwa, “Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.” (UU RI No. 20/2003) Ini berarti, bahwa tenaga kependidikan yang
menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah, juga sebagai pelayan
teknis yang bertujuan memberikan jenis pelayanan yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar di sekolah/madrasah. Semua jenjang lembaga pendidikan harus
memiliki tenaga kependidikan sebagai orang yang menentukan tingkat keberhasilan
dan kelancaran dalam proses pembelajaran, yang meliputi: Pengawas/penilik,kepala
sekolah/ sekolah/ madrasah atau sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboran, teknisi sumber belajar, dan tenaga kebersihan sekolah/
sekolah/madrasah atau sekolah/ madrasah (UU RI No. 20/2003).
1. Pengawas atau penilik
Kualifikasi dan kompetensi pengawas paud jalur pendidikan formal
didasarkan pada jalur peraturan mentri pendidikan nasional Republik Indonesia
Nomor 12 tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah atau madrasah beserta
lampiranya. Kualifikasi dan kompetensi penilik paud jalur pendidikan nonformal
didasarkan pada peraturan penilik pendidikan nonformal pada umumnya.
2. Kepala PAUD jalur pendidikan formal
Kuaifikasi dan Kompetensi kepala RA/TK didasarkan pada peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Indonesia nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah/madrasah beserta lampiranya.
3. Pengelola PAUD jalur pendidikan Nonformal
Pengelola PAUD jalur pendiidkan nonformal adalah penanggung jawab dalam
datuan PAUD jalur penddikan nonforma denagn kualifikasi
a. Minimal memiliki kualifikasi dan kompetensi guru pendamping.
b. Berpengalaman sbagai pendidik PAUD minimal 2 tahun
c. Lulus pelatihan/magang/kursus pengelolaan PAUD dari lembaga terakreditasi.
3
Selain memiliki kompetensi guru pendamping, pengelola PAUD harus
memiliki kompetensi sebagai berikut:
1) Kompetensi kepribadian
2) Kompetensi professional
3) Kompetensi menejerial
4) Kompetensi sossial
4. Administrasi PAUD
a) Memiliki kualifikasi akademik minimum sekolah menengah
atas(SMA) dan sederajat
b) Kompetensi
1. Kepribadian
2. Professional
3. sosial
4. menejemen
4
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.1
4. Batasan dan Tujuan Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
a. Batasan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan tenaga pendidik dan
kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis, terutama
dalam uapaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan
nilai-nilai yang diinginkan. Menurut Undang-Undang No. 20 tahu 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 5 dan 6, tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat utuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widiaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Jadi, manajemen/pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah
aktiviras yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan
masuk ke dalam ornagisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses
perencanaan sumber daya manusia (SDM), perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian kompensasi, penghargaan, pembinaan dan latihan/pengembangan, dan
pemberhentian.
b. Tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan Tujuan
manajemen/pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan secara umum adalah:
1) Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja
yang cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi.
2) Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan
3) Mengembangkan system kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi yang ketat, system kompensasi dan insentif yang
disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajeman serta aktivitas latihan
yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu.
4) Mengembangkan praktek manajeman dengan komitmen tinggi yang
menyadari bahwa tenaga pendidik dan tenaga kependidikan meruupakan
stake holder internal yang berharga serta membantu mengembangkan iklim
kerjasama dan kepercayaan bersama.
5) Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
1
Suharsimi, Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta : CV Rajawali.
5
B. PESERTA DIDIK
Bertikut ini adalah definisi perkembangan peserta didik menurut para ahli. Antara lain;
3. Barnadib (1989)
6
4. Abuddin Nata (2005)
Menurutnya, arti peserta didik adalah seseorang yang sedang berada dalam
proses pebelajaran sebagai objek yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya
dilakukan menurut fitrahnya masing-masing. Kajian ini dilakukan dalam
meninjau manfaat mempelajari peserta didik yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan wawasan keilmuannya.
5. Rahardjo (1999)
Arti peserta didik sebagai objek dari sebuah pendidikan yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan formal atas nama penelitian ilmiah sehingga apa yang dikaji
dapat dipertanggungjawabankan bagi setiap orang dan objek penelitian yang terlibat.
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya peserta didik adalah
semua orang yang sedang berada dalam proses pembelajaran, baik itu laki-laki atau
perempuan. Selain itu peserta didik adalah objek dari pendidikan yang sedang
dijalankan teresebut.
7
dalam proses belajar mengajar diperlukan usaha pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot
yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Adapun, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah.Secara Etimologis (bahasa) Prasarana berarti alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan. Misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,
lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai
tujuan pendidikan misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, ruang teori,
ruang perpustakaan,WC, kantin sekolah, ruang UKS, lapangan sekolah dan lain
sebagainya. Dalam proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga
pendidikan seperti sekolah sama semua tahapannya pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikannya dimulai dari proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, penyimpanan, penyaluran ,pemeliharaan,
dan rehabilitas.
1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan merupakan kegiatan menyediakana segala keperluan sarana dan
prasarana pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana ini dilakukan dengann cara
membeli,menyewa dan menerima hibah dari lembaga pendidikan lain dengan
menggunakan dana BOP. Pengadaan sarana dan prasarana ini harus melakukan
perencanaan terlebih dahulu kepada kepala lembaga pendidikan,pengadaan ini
dilakukan lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan yang disesuaikan dengan
perkembangan pendidikan setiap tahunnya juga disesuaikan dengan prioritas
kebutuhan yang diperlukan .Pengadaan media pembelajaran atau peraga pendidikan
dengan jumlah yang tidak sedikit diadakan melalui tender dengan perusahaan lain.
Pengadaan sarana pendidikan seperti meja dan kursi ini biasanya dibeli langsung
kepada perusahaan yang membuat meja atau kursi kayu. Pengadaan buku paket
sekolah ini diadakan dengan membeli sendiri dan menerima bantuan dari Pemerintah.
2. Pemeliharaan Sarana Prasarana
Pemeliharaan diantaranya mengoptimalkan usia pakai peralatan, menjamin
kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Pemeliharaan sudah dilakukan dengan baik sesuai
dengan alokasi perawatanperawatan terhadap barang, melindungi terhadap barang-
barang yang penting, memperbaiki, servis, mendata semua inventaris, menyimpan
8
dan digudangkan dengan baik, sehingga dalam pengawasan sarana dan prasarana
yang diterapkan oleh sekolah dapat meminimalisir keluarnya biaya agar proses
pembelajaran berjalan lancar dan baik tanpa ada hambatan.. Peran pimpinan sekolah,
wakilnya, guru-guru dan siswa- siswa dalam menjaga barang-barang milik sekolah
sangat berperan aktif, selalu saling mengingatkan agar barang-barang sekolah yang
sudah digunakan dapat simpan kembali dalam gudang atau tempat yang aman untuk
menyimpan barang-barang sekolah tersebut. Perawatan dan pemeliharaan masing-
masing ruang kelas merupakan tanggung jawab dari rombongan belajar serta pihak
pengelola sarana dan prasarana pendidikan (Sutama dan Rahayu 2015).
3. Pengawasan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Pengawasan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pengamatan,
pemeriksaan, dan penilai terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah. Hal ini untuk menghindari penyimpangan, penggelapan,
penyalahgunaan. Pengawasan dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana
dan prasarana pendidikan itu. Pengawasan harus dilakukan secara objektif artinya
pengawasan itu harus didasarkan pada bukti-bukti yang ada. Apabila dari hasil
pengawasan atau pemeriksaan ternyata terdapat kekurangan-kekurangan, maka
kepala sekolah wajib melakukan tindakantindakan perbaikan dan penyelesaian.
Fungsi kegiatan pengawasan adalah menentukan data-data yang terjadi penyebab
adanya penyimpangan dalam organisasi, data untuk meningkatkan pengembangan
organisasi, dan data mengenai hambatan yang ditemui oleh seluruh anggota
organisasi.
4. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Inventarisasi adalah pernyataan dan penyusunan daftar barang milik negara
secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan pedoman yang
berlaku. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapakan tercipta
ketertiban, penghematan keuangan, mempermudah pemeliharaan dan pengawasan
sarana dan prasarana pendidikan tersebut.Jadi invetasisasi m.erupakan kegiatan
pencatatan dan penyusunan daftar milik negara secara sistematis berdasarkan
ketentuan pedoman yang berlaku(Brawijaya, 2003)
10
pendidikan menurut Tjandra yang dikutip oleh Arwildayanto dkk (2017: 6-7) adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan
2. Menciptakan pengendalian yang tepat sumber keuangan organisasi pendidikan
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan lembaga
pendidikan
4. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan lembaga pendidikan
5. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran lembaga pendidikan
6. Mengatur dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
menunjang tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan tujuan pembelajaran.
7. Membangun sistem pengelolaan keuangan yang sehat, mudah diakses dan
memiliki sistem pengamanan yang terjamin dari tindakan-tindakan yang tidak
terpuji.
8. Meningkatkan partisipasi stakeholders pendidikan dalam pembiayaan pendidikan
Lebih lanjut, Husnan yang dikutip oleh Arwildayanto dkk (2017: 7) menjelaskan
tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan agar para manajer
pendidikan dapat menggunakan dan menggali sumber-sumber pendanaan secara
memadai dari berbagai pihak untuk dipergunakan dan dipertanggungjawabkan.4
a. Transparansi
4
Dilla, R. F. (2019, November ). Manajemen Keuangan Pendidikan Anak USia Dini
Perspektif Wealch Management: Studi di TK Ceria Demangan Baru Yogyakarta.
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(2), 353-371.
11
partisipasi orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
Selain itu transparansi juga akan meningkatkan tingkat kepercayaan antar orang
tua, masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah melalui kemudahan dalam
mengakses informasi-informasi keuangan pendidikan. Informasi keuangan pendidikan
disebuah lembaga pendidikan dapat dituangkan melalui RAPBS yang ditempelkan di
papan pengumuman, ruang guru, ruang Tata Usaha (TU) maupun melalui media online
web site lembaga pendidikan yang bersangkutan sehingga semua yang berkepentingan
mudah mengetahui sumber keuangan serta pemanfaatannya.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas dalam manajemen keuangan pendidikan
berarti penggunaan keuangan pendidikan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku pihak sekolah membelajankan uang secara bertanggung jawab.
Ada tiga syarat utama untuk terciptanya Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan
akuntabilitas public yakni: (1) Adanya transparansi dari penyelenggara pendidikan
dalam hal masukan dan keikutsertaan mereka pada berbagai komponen sekolah; (2)
Adanya standar kinerja sekolah dalam hal pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang;
(3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana sekolah yang kondusif dalam
bentuk pelayanan pendidikan, dengan prosedur yang mudah, biaya murah, dan proses
yang cepat.
c. Efektivitas
Efektivitas dimaknai sebagai ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner dalam
Kompri mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, efektivitas tidak sampai pada
ketercapaian tujuan akan tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan pada tujuan
dan visi misi lembaga.15 Manajemen keuangan dapat dikatakan memenuhi prinsip
efektivitas manakala kegiatan yang diselenggarakan mampu mengatur keuangan untuk
membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang telah ditetapkan dan
kualitas outcomes nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d. Efisiensi
12
Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out
put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud berupa pikiran, waktu, dan biaya.
Segi penggunaan daya, penyelenggaraan kegiatan pendidikan dapat dikatakan efisien
manakala mampu memanfaatkan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya namun
dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan. Dilihat dari segi hasil kegiatan
pemdidikan dapat dikatakan efisien manakala mampu memanfaatkan waktu, tenaga dan
biaya tertentu mampu memberikan hasil yang sebaik-baiknya baik secara kualitas
maupun kuantitas. 5
13
b. Menghimpun, merangkum dan mengelompokkan isu-isu dan masalah
utama kedalam berbagai bidang yang luas cakupannya
c. Menyelesaikan analisis kebutuhan
d. Memprioritaskan kebutuhan
e. Mengkonsultasikan rencana aksi yang ditunjukkan/dipaparkan dalam
rencana pengembangan sekolah
f. Mengidentifikasi dan memperhitungkan seluruh sumber pemasukan
g. Menggambarkan rincian (waktu, biaya, orang yang bertanggung jawab,
pelaporan dan sebagainya), dan mengawasi serta memantau kegiatan
dari tahap perencanaan menuju tahap penerapan hingga evaluasi.
B. Pertanggung jawaban dan pengawasan Keuangan Sekolah
Lembaga PAUD wajib menyampaikan laporan dan evaluasi di bidang
keuangan terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan lembaga
yang harus dilakukan setiap semester. Dana yang digunakan akan
dipertanggungjawabkan setiap semester yang akan dijadikan laporan kepada
pihak-pihak yang terlibat dan pengelolaan lembaga atau kepada sumber dana.
Pertanggungjawaban ini bertujuan untuk mengetahui semua pengelolaan anggaran
yang telah direncanakan apakah sesuai dengan tujuan atau peruntukannya.
Menurut Bafadal dikutif oleh (Rohiyatun, 2018) ada beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan keuangan di taman kanak-kanak,
baik pengawasan fungsional maupun pengawasan melekat. Kegiatan-kegiatan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengawas mempelajari rencana anggaran yang telah disusun oleh taman
kanak-kanak, dan
b. Pengawas mempelajari semua catatan yang ada di dalam buku kas serta
bukti-bukti sahnya (kwitansi maupun faktur). Hal-hal yang dipertanyakan
dalam mempelajari bukkas dan bukti-buktinya meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1) Apakah semua pemasukan keuangan telah sesuai dengan rencana
anggaran?
2) Apakah semua pengeluaran keuangan telah sesuai dengan rencana
anggaran?
3) Apakah semua bukti (kwitansi dan faktur) pemasukan dan pengeluaran
keuangan yang ada sah?
14
4) Apakah semua catatan pemasukan dan pengeluaran yang tertulis di
dalam buku kas sesuai dengan bukti-bukti pengeluaran yang ada.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidik adalah tenaga pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tugas dan fungsi tenaga pendidik
melaksanakan administrasi, merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan
formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis
pendidikan tertentu. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Manajemen keuangan adalah salah satu bidang garapan administrasi pendidikan yang
secara khusus menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang
dimiliki dan digunakan dalarn lernbaga pendidikan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/330170744/Manajemen-Keuangan-Di-Pendidikan-Anak-
Usia-Dini
https://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
16
17