Anda di halaman 1dari 20

ADMINISTRASI KESISWAAN

Kelompok 3
WA ODE KARINA
SELIYANA
NELSI JUSMIYARNI
IRTIYAH INAYAH
SAMSUL RIZAL

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WAKATOBI


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, pujis yukur kehadirat Allah SWT karena atastaufik dan


rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini.Harapan penulis, semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya penulis dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis sadar bahwa makalah ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan.Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki
penulis.Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kritik dan saran kepada segenap
pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.

Wangi-Wangi, 2 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................................1

B. Rumusan masalah...........................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Administrasi Kesiswaan...............................................................3

B. Dasar Administrasi Kesiswaan.......................................................................4

C. Tujuan dan Fungsi Administrasi Kesiswaan..................................................5

D. Prinsip-Prinsip Administrasi Kesiswaan........................................................8

E. Perencanan Administrasi Kesiswaan..............................................................8

F. Administrasi kesiswaan Perspektif Ilmu Pendidikan Islam........................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

A. KESIMPULAN............................................................................................16

B. SARAN........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan pun tidak dapat dilepaskan dengan administrasi.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangatlah tergantung dari
komponen-komponen pendukung dari proses pendidikan di sekolah tersebut,
seperti siswa atau peserta didik, pendidik atau guru, kurikulum, serta sarana
prasarana. Semua komponen tersebut haruslah saling mendukung guna mencapai
keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
Salah satu komponen yang sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan
adalah siswa atau peserta didik. Sebagai komponen penting dalam
penyelenggaraan pendidikan, dalam proses input dari siswa itu haruslah
direncanakan sebaik mungkin, guna mendapatkan input yang berkualitas.
Sehingga administrasi kesiswaan merupakan suatu keharusan yang harus
dilakukan dalam rangka mencapai penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan
efektif. Dalam makalah kali ini, akan dibahas berbagai hal yang berkaitan
administrasi kesiswaan seperti halnya pengertian, proses, tujuan, dan lain
sebagainya.
Maka dari itu, pemakalah akan membahas lebih lanjut, tentang Administrasi
Peserta Didik yang terkandung didalamnya mengenainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan?
2. Apa dasar administrasi kesiswaan?
3. Apa tujuan dan fungsi administrasi kesiswaan?
4. Apa prinsip-prinsip administrasi kesiswaan?
5. Bagaimana perencanaan administrasi kesiswaan?
6. Bagaimana Administrasi kesiswaan Perspektif Ilmu Pendidikan Islam?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan administrasi pendidikan?
2. Untuk mengetahui dasar administrasi kesiswaan?
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi administrasi kesiswaan?
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip administrasi kesiswaan?
5. Untuk mengetahui perencanaan administrasi kesiswaan?
6. Untuk mengetahui Administrasi kesiswaan Perspektif Ilmu Pendidikan
Islam?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Kesiswaan


Peserta didik atau siswa merupakan “raw material” (bahan mentah) di
dalam proses transformasi yang disebut pendidikan. 1Peserta didik secara
formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhn dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikis.Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang
peserta didik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut
psikis.2
Siswa atau peserta didik merupakan bagian dari objek administrasi
pendidikan, sehingga di dalam proses pendidikan di lembaga sekolah,
perkembangan potensi siswa harus benar-benar diperhatikan agar perkembangan
potensinya optimal. Oleh karena itu agar proses pendidikan siswa berjalan dengan
baik, maka dibutuhkan administrasi kesiswaan, agar segala kebutuhan peserta
didik dapat diatur, diarahkan serta dikelola sehingga menjadi lulusan yang unggul.
Administrasi kesiswaan adalah proses pengurusan segala berkaitan dengan siswa,
pembinaan sekolah dimulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan siswa
di sekolah sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya melalui
penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar
mengajar yang efektif.3
Menurut B. Suryosubroto admnistrasi kesiswaan menunjuk kepada
pekerjaan- pekerjaan atau kegiatan-kegiatan pencatatan siswa baru semenjak dari
proses penerimaan sampai saat murid meninggalkan sekolah karena sudah tamat
mengikuti pendidikan pada sekolah itu.4 Menurut M. Sobry Sutikno administrasi

1
AliMufron,IlmuPendidikanIslam, (Yogyakarta:AuraPustaka,2013), hal49
2
Ramayulis,IlmuPendidikanIslam,(Jakarta:KalamMulia2006),cetIX,hal. 106
3
W.Mantja,ProfesionalismeTenaga
Pendidikan:ManajemenPendidikanSupervisiPengajaran.Malang:PenerbitElangMas,2008,hal.
35
4
B.Suryosubroto,Manajemen Pendidikan diSekolah,(Jakarta:PTRinekaCipta,2014),h.74

3
kesiswaan merupakan kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan
hingga siswa tersebut keluar dari sekolah disebabkan telah tamat/lulus. Namun
perlu diketahui bahwa tidak semua pengaturan yang berhubungan dengan siswa
digarap oleh administrasi kesiswaan.5
Menurut Asnawir administrasi kesiswaan merupakan bagian darikegiatan
administrasi yang dilaksanakan di sekolah, berupa usaha kerjasama yang
dilakukan oleh para pendidik agar terlaksananya proses belajar mengajar guna
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

B. Dasar Administrasi Kesiswaan


Dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah secara hierarkis dapat
dikemukakan sebagai berikut: a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea
keempat yang mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa. b. Batang Tubuh
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan.6 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan: “Pada satuan
pendidikan SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat,
kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dibantu minimal oleh
tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masing-masing secara berturut-turut
membidangi akademik, sarana dan prasarana, serta kesiswaan (pasal 50 bab VIII
tentang standar pengelolaan).”7
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang menyatakan: 1) Setiap warga negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (pasal 5). 2) Warga
negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus (pasal 5). 3) Warga negara yang

5
M.SobrySutikno,ManajemenPendidikan,(Lombok:Holistica,2012),h.76
6
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, UUD’45 dan Amandemennya,
(Surakarta:PustakaMandiri), hal.2.
7
PeraturanPemerintahRINomor19tahun2005tentangStandarNasionalPendidikan,
(Jakarta:Bp.CiptaJaya,2005),hal.27.

4
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus (pasal 5).
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya (pasal 12).8
Dari beberapa dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa dasar hukum
manajemen kesiswaan di sekolah yaitu setiap warganegara mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan baik yang memiliki potensi kecerdasan
maupun memiliki kelainan fisik.

C. Tujuan dan Fungsi Administrasi Kesiswaan


Administrasi kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan
lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. 9Tujuan
umum administrasi
Kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar kegiatan- kegiatan
tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah, lebih lanjut, proses belajar
mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan
secara keseluruhan. Tujuan khusus administrasi kesiswaan adalah sebagai
berikut.
1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan psikomotor peserta didik.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar
dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.10

8
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi, 2003), Cet.1, hal.12-15.
9
M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan, hal.76
10
EkaPrihatin.ManajementPesertaDidik.(Bandung:Alfabeta), hal.9

5
Fungsi administrasi kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi
siswa untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan
dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi
potensi peserta didik lainya. Fungsi administrasi kesiswaan secara khusus adalah
sebagai berikut.
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik,
ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi- potensi individualitasnya
tanpa banyak terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan
umum (kecerdasan), kemampuan khusus dan kemampuan lainya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik
ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan teman
sebayanya, dengan orang tua, keluarga, dengan lingkungan sosial
sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakat. Fungsi ini berkaitan dengan
hakikat peserta didik sebagai mahluk sosial.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik,
ialah agar peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan dan minatnya karena
hal itu dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara
keseluruhan.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
peserta didik, hal itu sangat penting karena kemungkinan dia akan
memikirkan pula kesejahteraan teman sebayanya.11
Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai peserta didik
meninggalkannya, terdapat empat kelompok pengadministrasian, yaitu: (1)
penerimaan siswa, (2) ketatausahaan siswa, (3) pencatatan bimbingan dan
penyuluhan serta (4) pencatatan prestasi belajar.12

11
EkaPrihatin.ManajementPesertaDidik.(Bandung:Alfabeta), hal.10
12
SuharsimiArikunto,OrganisasidanAdministrasiPendidikanTeknologi danKejuruan,
(Jakarta:Rajawali,2009),hal. 52

6
D. Prinsip-Prinsip Administrasi Kesiswaan
Prinsip adalah suatu pedoman yang harus diikuti dalam melaksanakan
tugasnya. Prinsip administrasi kesiswaan adalah pedoman yang harus diikuti
dalam melakukan pengelolaan peserta didik, prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Administrasi kesiswaan sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
sekolah, sehingga harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan
manajemen sekolah secara keseluruhan.
2. Segala bentuk kegiatan administrasi kesiswaan harus mengemban visi
pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
3. Kegiatan administrasi kesiswaan harus diupayakan untuk mempersatukan
peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya
bakat perbedaan.
4. Kegiatan administrasi kesiswaan harus dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
5. Kegiatan administrasi kesiswaan harus mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik, dimana kemandirian ini akan memotivasi anak
untuk tidak selalu tergantung pada orang lain.
6. Segala kegiatan yang upayakan oleh administrasi kesiswaan harus bersifat
fungsional bagi kehidupan peserta didik di sekolah maupun bagi masa
depannya.13

E. Perencanan Administrasi Kesiswaan


Dalam bagian perencanaan kesiswaan ini akan diutarakan dua hal yaitu:
1. Sensus Sekolah
Sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia sekolah yang
diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa. Dengan demikian,
sensus sekolah untuk sekolah dasar adalah anak-anak yang akan
masuk sekolah dasar. Sensus sekolah untuk Sekolah Menengah Pertama
(SMP) adalah para siswa kelas tertinggi sekolah dasar.Sensus sekolah
untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah siswa-siswa kelas tertinggi
13
Eka Prihatin. Manajement Peserta Didik. (Bandung: ALFABETA), 11-12

7
Sekolah Menengah Pertama. Sensus sekolah akan lebih lengkap apabila
pencatatan itu tidak saja menghasilkan jumlah calon siswa, tetapi juga
dilengkapi dengan minat ke mana mereka itu ingin melanjutkan sekolah.
Dengan sensus sekolah akan diketahui jumlah siswa yang akan
melanjutkan studi selanjutnya.14
2. Penentuan Jumlah Siswa yang Diterima
Berapa jumlah siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat
bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia.
Prakiraan jumlah siswa yang akan diterima bisa dibuat berdasarkan
prakiraan siswa yang akan meninggalkan sekolah. Penerimaan siswa baru
pada umumnya hanya untuk kelas permulaan (kelas satu).Tetapi ini tidak
berarti terjadi penerimaan baru untuk kelas dua ataupun tiga. Sehingga
untuk memperkirakan berapa jumlah siswa baru yang akan diterima,
tinggal menghitung saja berapa siswa kelas terakhir yang akan
meninggalkan sekolah. Jika kelas terakhir berjumlah lima kelas, maka
secara langsung dapat ditentukan bahwa jumlah siswa baru yang akan
diterima juga lima kelas. Sepanjang tidak ada perubahan-perubahan atau
pengembangan sekolah, maka cara perhitungan diatas dapat digunakan.
Namun perlu diperhatikan pula siswa-siswa yang tinggal kelas atau
mengulang.
Jika jumlahnya tidak banyak, hal tersebut tidak akan mengganggu. Tetapi
jika jumlahnya banyak, hal ini harus ikut
Diperhitungkan dalam membuat perencanaan.Hal ini akan
berpengaruh pada jumlah kelas maupun jumlah siswa baru yang akan
diterima. Bagi sekolah negeri, penentuan jumlah siswa baru yang bisa
diterima dikukuhkan/disyahkan oleh Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.15
3. Penerimaan Siswa Baru

14
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang,
AdministrasiPendidikan(Malang:IKIPMalang 1989), hal. 90.
15
Ibid, hal.91-92.

8
Dalam rangka penerimaan siswa baru ini ada beberapa kebijakan yang
harus diperhatikan, karena kebijakan tersebut akan menjadi landasan kerja
dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa baru.
1)      Undang-undang dasar 1945
Dalam UUD 1945, pada pembukaan alenia keempat disebutkan
bahwa salah satu tujuan Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk
“mencerdaskan kehidupan bangsa”. Ini berarti bahwa pemerintah
negara indonesia mempunyai kewajiban dan tanggungjawab untuk
memberikan pendidikan kepada bangsa indonesia. Kewajiban dan
tanggungjawab ini dituangkan dalam Bab XIII pasal 31 ayat 1 dan
2 yang berbunyi: “tiap-tiap warga negar berhak mendapat
pengajaran”, mengandung jaminan bahwa setiap orang, warga
negara Indonesia, tidak peduli warga negara Indonesia asli maupun
warga negara Indonesia keturunan asing, diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk menuntut ilmu, untuk mendapatkan pengetahuan dan
pendidikan.
2)      Undang-undang pokok pendidikan no. 4 tahun 1950
Undang-undang no. 4 tahun 1950 dikenal juga sebagai Undang-
undang no. 12 tahun 1954. Bab XI pasal 17 berbunyi: “tiap-tiap
warga negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama
untuk diterima menjadi murid suatu sekolah, jika memenuhu
syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengarajaran
pada sekolah itu”.
3)      Peraturan pemerintah dan lain-lain peraturan
Disamping Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang no. 4
tahun 1950, masih banyak pedoman-pedoman atau peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan masalah penerimaan siswa
baru. Pedoman-pedoman atau peraturan-peraturan itu bisa dari
pemerintah dan mungkin juga dari kepala sekolah sendiri.16

16
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi
Pendidikan (Malang: IKIP  Malang 1989), 93-94

9
4. Sistem Penerimaan Siswa Baru
Yang dimaksud dengan sistem dalam pengertian di sini adalah cara-cara
atau teknik-teknik-teknik yang digunakan untuk menyeleksi siapa-siapa
diantara para calon siswa yang akan diterima sebagai siswa baru. Adapun
cara-cara seleksi yang bisa digunakan diantaranya:
a. Ujian atau tes Ujian atau tes ini biasa disebut dengan Ujian Masuk
atau Tes Masuk (entracs test).Tes masuk ini diselenggarakan oleh
sekolah masing-masing, tetapi bisa juga oleh gabungan beberapa
sekolah dalam suatu wilayah atau daerah.Mata pelajaran yang
diujikan, jenis-jenis soal yang digunakan, serta cara-cara
mengevaluasi ditentukan oleh sekolah. Penentuan calon siswa
yang diterima didasarkan pada peringkat (rangking) jumlah nilai
yang dicapai.
b. Penelusuran bakat kemampuan Yang dimaksud dengan bakat
kemampuan di sini ialah pembawaan-pembawaan yang
menunjukkan adanya potensi-potensi yang cukup bagus. Gambaran
tentang adanya pembawaan potensi yang bagus ditunjukkan oleh
prestasi siswa dalam berbagai mata pelajaran di sekolah. Oleh
karena itu penelusuran bakat kemampuan ini dilaksanakan dengan
cara meneliti atau menjejaki angka-angka prestasi siswa dalam satu
atau dua tahun selama siswa mengikuti pelajaran di sekolah. Dari
hasil penjejakan ini dipanggil calon-calon siswa yang kirannya
berminat atau bersedia menjadi siswa di suatu sekolah.
c. Berdasarkan hasil EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) Akhir-
akhir ini dikembangkan sistem penerimaan siswa baru, yang boleh
dikatakan sebagai pengganti sistem tes masuk. Sistem ini
menggunakan angka-angka atau nilai-nilai hasil EBTA-Nas
(nasional) sebagai dasar kriteria untuk penentuan peneruimaan
siswa baru.

10
d. Pindah sekolah Di samping penerimaan siswa baru secara masal
lewat cara-cara diatas, sebenarnya masih ada lagi penerimaan siswa
baru yang bersifat individual, yaitu penerimaan siswa pindahan.
Siswa pindahan juga merupakan siswa baru bagi suatu sekolah.17
5. Orientasi Siswa Baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu bagian
dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Istilah yang digunakan adalah “Masa
Orientasi Siswa Baru (MOS)”. Tujuan orientasi siswa baru yaitu pengenalan bagi
siswa baru mengenai keadaan-keadaan sekolah, antara lain meliputi tata tertib,
kondisi siswa, serta pengenalan pelajaran yang akan dihadapi, ini dimaksudkan
agar siswa nanti tidak akan mengalami kejanggalan dalam menempuh studi.18
Waktu masa orientasi siswa (MOS) juga digunakan untuk
penelusuran bakat-bakat khusus siswa baru, misalnya penelusuran bakat-
bakat olahraga, bakat-bakat seni, bakat-bakat menulis (mengarang). Adapun
fungsi dari orientasi peserta didik atau MOS adalah:
a. Bagi peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai: ·
Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan
sosialnya. Wahana untuk mengenal siapa lingkungan barunya sehingga
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan sikap.
b. Bagi personalia sekolah dan atau tenaga kependidikan, dengan mengetahui
siapa peserta didik barunya, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak
dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan.
c. Bagi para peserta didik senior, dengan adannya orientasi ini, akan
mengetahui lebih dalam mengenai peserta didik penerusnya di
sekolah tersebut. Hal ini sangat penting, terutama berkaitan dengan
kepemimpinan estafet organisasi peserta didik di sekolah tersebut.19

17
Ibid, hal.95-97
18
Ibid, hal.98
19
SriMinarti,ManajemenSekolah: MengelolaLembagaPendidikanSecara
Mandiri(Jogjakarta:Ar-RuzzMedia,2011),168-169.

11
F. Administrasi kesiswaan Perspektif Ilmu Pendidikan Islam
Hakikat siswa dalam islam, bahwa manusia adalah makhlukmulia yang
sudah dibekali potensi dan fitrah yang menakjubkan harusdijaga serta didik agar
potensi dan fitrah tersebut tumbuh menjadimanusia yang kamil. Peserta didik
dalam pendidikan Islam selaluterkait dengan pandangan Islam tentang hakikat
manusia. Sebagaimakhluk Allah yang memakmurkan bumi, manusia diberi
kelebihandan juga keistimewaan yang tidak diberikan kepada makhluk lain,yakni
kecerdasan akal dan kepekaan hati yang mampu berpikirrasional dan merasakan
sesuatu di balik materi dan perbuatan.Keutamaan yang diberikan Allah kepada
manusia yang lain adalahfitrah, yakni potensi manusiawi yang educable.
Dalam pandangan Islam manusia tercipta terdiridari dua unsur penting
yaitu unsur materi dan unsur non materi.Dimensi materi bermakna manusia
adalah al-jism sedangkan dimensinon materi manusia adalah al-ruh.20Dari dua
aspek tersebut, Islambetul-betul diperhatikan, karena di dalam Islam pendidikan
harusmengintegrasikan pada nilai kebaikan serta keduanya harus sejalan dantidak
boleh tumpang tindih. Maka aspek jasmani dan rohani di dalampendidikan peserta
didik harus tersentuh aspek pengetahuan, sikap danketerampilan yang diarahkan
kepada konsep insan kamil.
Unsur yang pertama adalah Jism yang merupakan strukturmanusia yang
berupa organisme fisik. Jism atau dimensi material inisudah dijelaskan dalam Al-
Qur’an oleh Allah dalam surah Al-Mukminun ayat 12 sampai 16 bahwa manusia
itu berasal dari tanah,sedangkan menurut Harun Nasution menjelaskan jism
memilikikemampuan dan kekuatan fisik dan jasmani seperti mendengar,melihat,
merasa, meraba, mencium dan juga bergerak.
Unsur yang ke dua adalah dimensi ruh dijelaskan dalam Al-Qur’an surah
As- Sajadah 32 ayat 7-9, yang digariskan bahwa kejadian manusia dalam
kandungan,ditiupkan ruh oleh Allah dan dijadikan pendengaran, penglihatan
danperasaan.

20
Al Rasyidin. 2012. Falsafah Pendidikan Islami: Membangun KerangkaOntologi, Epistimologi,
dan Aksiologi Praktik Pendidikan. Bandung: CitapustakaMedia Perintis, hal. 6

12
Menurut Harun Nasution menjelaskan bahwa ayat inimenjadikan bukti
bahwa adanya dimensi ruh manusia, yang mana ruhini memiliki daya-daya
sebagaimana unsur jism. Daya yang pertamaadalah daya berpikir (aql) yang
berpusat di dalam kepala dan daya rasadinamakan (qalb) yang berpusat di dalam
dada.
Di dalam administrasi kesiswaan perspektif ilmu pendidikanIslam,
seorangpendidik mesti harus memahami hakikat peserta didikyang memiliki
berbagai potensi yang harus dikembangkan melaluipendidikan Islam. Ada
beberapa aspek peserta didik yang harusdiperhatikan dalam pendidikan Islam,
diantaranya:
1. Potensi peserta didik yang harus diaktualisasikan, yaitu:
a. Hidayah Wujdaniyah yaitu potensi yang berwujud instingatau
naluri yang melekat dan langsung berfungsi pada saatmanusia
dilahirkan di muka bumi ini.
b. Hidayah Hissiyah yaitu potensi berupa kemampuan indrawisebagai
penyempurnaan hidayah pertama.
c. Hidayah Aqliyah yaitu potensi akal sebagai penyempurnaandari
kedua hidayah di atas, sehingga memiliki kemampuanberfikir dan
berkreasi menemukan ilmu pengetahuan.
d. Hidayah Diniyah yaitu petunjuk agama berupa keterangantentang
hal-hal yang menyangkut keyakinan dan aturanperbuatan yang
tertulis dalam al-Quran and Sunnah.
e. Hidayah Taufiq yaitu hidayah khusus yang diharapkandiberikan
Allah petunjuk yang lurus berupa hidayah dantaufiq agar manusia
selalu berada dalam an Allah.
2. Kebutuhan peserta didik baik kebutuhan jasmani (primer) sepertimakanan,
minum, seks, dan sebagainya. Kebutuhan rohani(sekunder) yang meliputi
kebutuhan kasih sayang, akan rasaaman, akan rasa harga diri, rasa bebas,
sukses dan kebutuhanakan sesuatu kekuatan pembimbingan atau pengendalian
dirimanusia.

13
Di dalam administrasi kesiswaan dalam perspektif ilmupendidikan Islam,
bahwasanya setiap peserta didik harus dilayanisecara adil dan dididik dengan
baik, jangan didiskriminasikan, karenapeserta didik hakikatnya sama-sama ciptaan
Allah yang mulia, makaperan administrasi kesiswaan ini melayani sepenuhnya
semua pesertadidik, tidak boleh memilih-memilih serta menjatuhkan, kecuali
testingatau pemilihan siswa yang masuk ke lembaga sekolah dipilih karenaadanya
keterbatasan lembaga sekolah menampung siswa baru yangdidiknya.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwaadministrasi
kesiswaan perspektif ilmu pendidikan Islam adalah
1. Islam benar-benar memperhatikan pendidikan terhadap pesertadidik
terhadap perkembangan peserta didik dari aspek jasmanidan rohani secara
seimbang, dan Islam mendidik potensi tersebutdiarahkan kepada
peningkatan iman, ilmu, amal serta ketaqwaankepada Allah.
2. Islam tidak membedakan peserta didik dari segi bahasa, budaya,tempat
lahir, fisik, harta dan keturunan. Islam menempatkanmanusia sebagai
makhluk yang mulia serta diperlakukannyamulia melalui pendidikan.
3. Islam menyempurnakan kebutuhan peserta didik dijalankeseimbangan,
yakni kebutuhan serta kebahagiaan dunia akhera.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pokok pembahasan di atas maka disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Administrasi kesiswaan merupakan bagian dari kegiatan administrasi
yang dilaksanakan di sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan
oleh para pendidik agar terlaksananya proses belajar mengajar guna
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah secara hierarkis dapat
dikemukakan sebagai berikut: a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alinea keempat yang mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa. b.
Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang
menyatakan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
3. Administrasi kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan
dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah.Tujuan umum administrasi. Dan Fungsi administrasi
kesiswaan secara umum adalah sebagaiwahana bagi siswa untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan
segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi
potensi peserta didik lainya.
4. Prinsip administrasi kesiswaan adalah pedoman yang harus diikuti dalam
melakukan pengelolaan peserta didik, prinsip-prinsip tersebut antara lain:
harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan manajemen sekolah
secara keseluruhan, harus mengemban visi pendidikan dan dalam rangka
mendidik peserta didik, harus diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya bakat
perbedaan, harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik, harus mendorong dan memacu kemandirian

15
peserta didik, dimana kemandirian ini akan memotivasi anak untuk tidak
selalu tergantung pada orang lain, dan harus bersifat fungsional bagi
kehidupan peserta didik di sekolah maupun bagi masa depannya.
5. Perencanan Administrasi Kesiswaan: 1.Sensus Sekolah, 2. Penentuan
Jumlah Siswa yang Diterima, 3.Penerimaan Siswa Baru, 4. Sistem
Penerimaan Siswa Baru, 5. Orientasi Siswa Baru
6. Di dalam administrasi kesiswaan perspektif ilmu pendidikanIslam,
seorangpendidik mesti harus memahami hakikat peserta didikyang
memiliki berbagai potensi yang harus dikembangkan melaluipendidikan
Islam.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, demi baiknya penulisan makalah
yang selanjutnya. Semoga makalah ini lebih baik bagi kita semua. Aamiin….

16
DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyidin. 2012. Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi,
Epistimologi, dan Aksiologi Praktik Pendidikan. Bandung: Citapustaka
Media Perintis,
Ali Mufron, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013)
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2014)
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi, 2003), Cet. 1
Eka Prihatin. Manajement Peserta Didik. (Bandung: Alfabeta)
M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan, (Lombok: Holistica, 2012)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, (Jakarta: Bp. Cipta Jaya, 2005)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia 2006), cet IX
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan , (Jakarta: Rajawali, 2009)
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang,
Administrasi Pendidikan (Malang: IKIP Malang 1989)
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, UUD ’45 dan Amandemennya,
(Surakarta: Pustaka Mandiri)
W. Mantja, Profesionalisme Tenaga Pendidikan : Manajemen Pendidikan
Supervisi Pengajaran. Malang : Penerbit Elang Mas, 2008

17

Anda mungkin juga menyukai