Anda di halaman 1dari 26

“TELAAH KURIKULUM PAI SD/MI DAN SLTP/MTS”

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Telaah Kurikulum PAI”
Dosen Pengampuh : Bobi Hendro W, M.Pd

DISUSUN OLEH
1. Nurhadeti

2. R Dewi Sita

3. Rahmat Ramadhan Haqiqi

4. Ria Anggraini

SEMESTER VI
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIYAH MANNA


BENGKULU SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat hidup
dan nikmat iman serta kesempurnaan dibandingkan dengan makhluk Allah yang
lain. Sebagai manusia kita wajib untuk senantiasa mensyukuri nikmatnya dan
berusaha membalas semua kebaikan yang Allah berikan kepada kita semua
dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, seorang Rosul yang di dalam dirinya terdapat suri tauladan yang baik bagi
kita semua.
Dalam makalah yang berjudul Telaah Kurikulum PAI SD/MI dan
SLTP/SMP. Alhamdulillah telah bisa disusun dengan mengumpulkan berbagai
macam referensi. saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu, saya mohon maaf atas kekurangan tersebut.
Besar harapan saya agar makalah ini dapat berguna untuk semua orang yang
membaca.

Manna, April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... iv
A. Latar Belakang ...................................................................................... iv
B. Rumusan Masalah .................................................................................. v
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. Pengertian Analisis dan Telaah ............................................................. 2
B. Pengertian Kurikulum ........................................................................... 3
C. Komponen-Komponen Kurikulum....................................................... 3
D. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Dasar. .................................................................................................................. 5
E. Analisis Berdasarkan Landasan Pengembangan Kurikulum ............ 6
F. Pengembangan Kurikulum PAI di SMP (K-13) ...................................... 8
G. Analisis Dan Telaah Pengembangan Kurikulum PAI di SMP ......... 17
BAB III PENUTUP ..............................................................................................19
A. Kesimpulan ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................21

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumusan tujuan pendidikan Islam sangatlah relevan dengan rumusan
tujuan Pendidikan Nasional. Rumusan tujuan Pendidikan Nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yakni manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, dan mempunyai
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar meliputi aspek-aspek, yaitu:
Al-Qur‟an Hadis, Aqidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi
mengisi, dan melengkapi. Pendidikan Agama Islam juga menekankan
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan
Allah Swt, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai kurikulum PAI di sekolah dasar.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment)yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan
mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak
pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakansebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran
dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
Demikian pentingnya kurikulum dalam pendidikan, maka dalam
perjalanannya semestinya harus dikritisi, dianalisis untuk mengetahui

iv
kelebihan, kekurangan serta efektivitas pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian analisis dan telaah?
2. Bagaimana analisis dan telaah kurikulum PAI di SD?
3. Bagaimana analisis dan telaah kurikulum PAI di SMP?

v
vi
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis dan Telaah
Telaah adalah penyelidikan, kajian, pemeriksaan, penelitian. Sedangkan
analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: (1) penyelidikan
terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab,duduk p`erkaranya), (2) penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar
bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan,(3) penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, (4) pemecahan
persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.
Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah mencakup
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran. Standar
isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik.
Standar penilaian adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik.

2
B. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan,
kompetensi lulusan pada satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu
kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan sesuai Kurikulum Nasionaldengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah sesuai dengan Kurikulum Daerah.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua
dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa kurikulum berwujud rencana
pendidikan dalam bentuk dokumen yang tertulis. Dokumen-dokumen itu
diberi label kurikulum.
C. Komponen-Komponen Kurikulum
Dalam konteks desain dan pengembangan kurikulum, maka para
pengembang kurikulum (termasuk guru) harus memperhatikan kerangka
dasar kurikulum dengan pendekatan sistem, yaitu kurikulum yang memiliki
komponen-komponen pokok kurikulum sebagai berikut:
1. Komponen Tujuan

3
Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang
sangat penting, karena akan mengarakan dan memepengaruhi
komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Berdasarkan hierarki
tujuan, tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang menduduki
posisi paling tinggi, sehingga menjadi “payung” bagi tujuan-tujuan di
bawahnya. Tujuan pendidikan suatu negara dan merupakan penjabaran
dari tujuan negara atau falsafah negara, karena pendidikan merupakan
alat untuk mencapai tujuan negara.1
Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung oleh pemerintah
sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang
lebih khusus yaitu tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai
oleh setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal (TK/RA, SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA) maupun pendidikan nonformal, kemudian tujuan
kurikuler yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran, seperti bidang studi Agama Islam, IPA, IPS, Matematika,
Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Selanjutnya, tujuan pembelajaran
umum yaitu tujuan yang dicapai pada setiap pokok bahasan, dan terakhir
tujuan pembelajaran khusus adalah tujuan dari setiap subpokok bahasan.
2. Komponen Isi/Materi
Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan
pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu:
 Logika: yaitu pengetahuan tentang benar salah
 Etika: yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai, dan moral
 Estetika: yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seni.
Kemudian pemilihan isi kurikulum dipertimbangkan dengan kriteria
sebagai berikut:
 Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

1
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 82.
4
 Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
 Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa, dan
negara, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang
 Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Komponen Proses
Proses kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran,
yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta didik, baik di sekolah
melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah melalui kegiatan
terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah guru dituntut untuk
menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media
pembelajaran, dan sumber-sumber belajar.
4. Komponen Evaluasi
Untuk mengetahui efektivitas kurikulum dan dalam upaya
memperbaiki serta menyempurnakan kurikulum, maka diperlukan
evaluasi kurikulum. Evaluasi itu bisa dengan tes tertulis, tes lisan,
ulangan harian, ujian akhir semester, dsb.
D. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang
ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006.2
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di sekolah dasar, yaitu:
1. Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek
dalam Al Qur‟an.
2. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada allah
swt sampai iman kepada qada dan qadar.
3. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku
tercela.
4. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah)

2
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 184.
5
sampai zakat.
5. Menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut
dan menceritakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi.3
E. Analisis Berdasarkan Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, kurikulum 2013 PAI di sekolah dasar
dikembangkan dengan landasan filosofi yang memberi dasar
pengembangan potensi siswa untuk menjadi anak bangsa yang
berkualitas. Dengan landasan filosofi, kurikulum 2013 juga
dikembangkan berdasarkan budaya di Indonesia yang beragam, siswa
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan, serta
mengembangkan kemampuan berfikir rasional dalam akademik, dengan
mengarahkan, mengaplikasikan, dan dimanifestasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Landasan ini juga membangun kemampuan berkomunikasi,
bersosial, berkepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
masyarakat dan bangsa yang lebih baik.
2. Landasan Psikologis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
3
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma pengembangan,
Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press,
2009), h. 189-190.
6
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis
sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama
menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan
dasar khususnya SD.
Oleh karena itu, pendidikan di SD yang selama ini sangat
menonjolkan kurikulum dan pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu
dikembangkan menjadi kurikulum yang bersifat tematik-terpadu. Konsep
kurikulum tematik-terpadu mencerminkan pertimbangan psikopedagogis
anak usia sekolah yang sangat memerlukan penanganan kurikuler yang
sesuai dengan perkembangannya.
Menurut Syamsu Yusuf, pada tahap perkembangan individu usia
sekolah dasar, anak mulai menunjukkan perhatian yang besar terhadap
dunia ilmu pengetahuan tentang alam dan sekitarnya. Pada usia 6-7 tahun
biasanya anak telah memiliki kesiapan untuk mengikuti kegiatan belajar di
sekolah dasar. Pada masa ini anak-anak lebih mudah diarahkan, diberi
tugas yang harus diselesaikan, dan cenderung mudah untuk belajar
berbagai kebiasaan seperti makan, tidur, bangun dan belajar pada waktu
dan tempat tertentu.4
Dari pemaparan tersebut kami menganalisa bahwa kurikulum yang
disajikan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan anak bahwa
pendidikan agama Islam harus ditanamkan sejak dini, yaitu pada saat
anak-anak sudah siap belajar dan siap menerima pengetahuan.
3. Landasan Sosial
Dilihat dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan
individu agar menjadi warga masyarakat yang baik, karena peserta didik
diarahkan agar mampu hidup di masyarakat dengan segala
karakteristiknya. Untuk menjadikan peserta didik menjadi warga

4
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 24.
7
masyarakat yang baik, perlu dibekali dengan pengetahuan yang
mendukung hal tersebut. Di sinilah peran penting dari pembuatan
kurikulum yang mempunyai landasan sosiologis, sehingga peserta didik
tidak menjadi orang yang asing di masyarakat, tetapi menjadi bagian dari
masyarakat bahkan diharapkan membawa perubahan yang baik di
masyarakat.
Kurikulum pendidikan agama Islam, terutama pada bagian akhlak
yang merupakan pengaplikasian dari keimanan mengajarkan nilai-nilai
kehidupan sosial berlandaskan Islam, baik dalam keluarga maupun
masyarakat umum dengan memberikan arahan-arahan kepada anak didik
pada arah yang positif yang sesuai dengan ajaran Islam. Dengan begitu
diharapkan anak-anak akan memahami bahwa keimanan itu sangat
penting bagi kehidupan mereka. Semuanya dirancang sedemikian rupa
berdasarkan tujuannya di dalam kurikulum.
4. Landasan Iptek
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung
berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya
mencakup pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan
media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak
langsung hal tersebut juga menuntut dunia pendidikan untuk dapat
membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan
masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum pendidikan agama Islam memberikan keleluasaan bagi
pendidik untuk memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi
dalam proses pembelajaran, dengan harapan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
F. Pengembangan Kurikulum PAI di SMP (K-13)
1. Prinsip Pengembangan Kurikulum 13
Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

8
intelektual dan psikomotorik;
a) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
b) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
c) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
d) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
e) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizingelements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi
dasar danproses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
f) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
2. Tujuan Kurikulum 13
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
3. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran PAI di SMP
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2013.

SMP/MTS
Dimensi Kualifikasi Kemampuan

9
Sikap Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang
tampak mata.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan
tindak yang kreatif dan efektif
dalam ranah abstrak dan kongkrit
sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis
4. Standar Isi
 Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia
peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi
vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat
dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

10
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.5
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan
menghayati ajaran menghayati ajaran agama menghayati ajaran
agama yang dianutnya yang dianutnya agama yang dianutnya
2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan
menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong (toleransi, gotong (toleransi, gotong
royong), santun, royong), santun, percaya royong), santun,
percaya diri, dalam diri, dalam berinteraksi percaya diri, dalam
berinteraksi secara secara efektif dengan berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. pergaulan dan
keberadaannya. keberadaannya.
3. Memahami dan 3. Memahami dan 3. Memahami dan
pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual,
menerapkan menerapkan konseptual, menerapkan
konseptual, dan dan prosedural) ingin konseptual, dan
prosedural) ingin tahunya tentang ilmu prosedural) ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu
pengetahuan, seni, budaya terkait pengetahuan,

5
Rifai, Muhammad. Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta, Arruzz Media, 2011.
11
teknologi, seni, budaya fenomena dan kejadian teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan tampak mata. terkait fenomena dan
kejadian tampak mata. kejadian tampak mata.
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu
yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran
dan alokasi waktu untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
sebagaimana tabel berikut.
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU

VII VIII IX
Kelompok A
Pendidikan Agama Islam 3 3 3
5. Kompetensi Dasar
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati ajaran 1.1 Menghayati Al-Quran sebagai
agama yang dianutnya implementasi dari pemahaman
rukuniman.
2.1 Beriman kepada Allah SWT
3.1 Beriman kepada malaikat Allah
SWT
4.1 Menerapkan ketentuan bersuci
dari hadas kecil dan hadas besar
berdasarkan syariat Islam
5.1 Menunaikan shalat wajib
berjamaah sebagai
implementasi dari pemahaman
rukun Islam
6.1 Menunaikan shalat Jumat
sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Jumu„ah

12
(62): 9.
7.1 Menunaikan shalat jamak qasar
ketika bepergian jauh (musafir)
sebagai implementasi dari
pemahaman ketaatan beribadah.
2.Menghargai dan menghayati perilaku 1.1 Menghargai perilaku jujur
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli sebagai implementasi dari
(toleransi, gotong royong), santun, pemahaman Q.S. Al-Baqarah
percaya diri, dalam berinteraksi secara (2): 42 dan hadis terkait
efektif dengan lingkungan sosial dan 2.1 Menghargai perilaku hormat
alam dalam jangkauan pergaulan dan dan patuh kepada orang tua dan
keberadaannya guru sebagai implementasi dari
Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan
hadis terkait
3.1 Menghargai perilaku empati
terhadap sesama sebagai
implementasi dari Q.S.An-Nisa
(4): 8 dan hadis terkait
4.1 Menghargai perilaku ikhlas,
sabar, danpemaaf sebagai
implementasi dari pemahaman
Q.S. An-Nisa (4):146, Q.S.
AlBaqarah (2):153, dan Q.S. Ali
Imran (3):134, dan hadis terkait
5.1 Menghargai perilaku amanah
sebagai implementasi dari Q.S.
Al-Anfal (8): 27 dan hadis
terkait
6.1 Menghargai perilaku istiqamah
sebagai implementasi dari
pemahaman QS Al- Ahqaf (46):

13
13 dan hadis terkait
7.1 Menghargai perilaku semangat
menuntut ilmu sebagai
implementasi dari pemahaman
sifat Allah (Al-‟Alim,
al-Khabir, as-Sami‟, dan
al-Bashir) dan
Q.S.Al-Mujadilah (58): 11 dan
Q.S. Ar-Rahman(55):33 serta
hadis terkait
8.1 Meneladani perjuangan Nabi
Muhammad SAW periode
Mekah dan Madinah
9.1 Meneladani sikap terpuji
khulafaur rasyidin
3. Memahami pengetahuan(faktual, 1.1 Memahami makna
konseptual, danprosedural) al-Asmaul-Husna: Al-‟Alim,
berdasarkanrasa ingin tahunya al-Khabir, as-Sami‟, dan
tentangilmu pengetahuan,teknologi, al-Bashir
seni, budayaterkait fenomena 2.1 Memahami makna iman kepada
dankejadian tampak mata. malaikat berdasarkan dalil naqli
3.1 Memahami kandungan Q.S.
Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S.
Ar-Rahman(55): 33 serta hadits
terkait tentang menuntut ilmu.
4.1 Memahami makna empati
terhadap sesama sesuai
kandungan Q.S. An-Nisa(4): 8
dan hadis terkait
5.1 Memahami kandungan Q.S.
An-Nisa (4) :146,

14
Q.SAl-Baqarah (2): 153, dan
Q.S.Ali Imran (3): 134 serta
hadis terkait tentang ikhlas,
sabar, dan pemaaf
6.1 Memahami makna amanah
sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal
(8): 27 dan hadis terkait
7.1 Memahami istiqamah sesuai
kandungan Q.S. Al Ahqaf (46):
13 dan hadis terkait
8.1 Memahami ketentuan bersuci
dari hadasbesar berdasarkan
ketentuan syari‟atIslam
6. Standar Proses
 Perencanaan Pembelajaran
Silabus : identitas sekolah, identitas mata pelajaran , kelas,
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok/tema, pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu dan sumber.
RPP : identitas sekolah, mata pelajaran/tema/sub tema, kelas/semester,
materi pokok, alokasi waktu (untuk jenjang SMP/MTs : 40 menit),
tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, kompetensi
dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran,
metode, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah
pembelajaran (pendahuluan, inti dan penutup), dan penilaian hasil
pembelajaran
7. Standar Penilaian
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 tahun 2013
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan
hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar

15
siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari
pembelajaran.
Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment),
atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat
digunakansebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta
didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk
pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses. Tekhnik dan instrumen yang
digunakan sebagai berikut:
1) Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation)
oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan.
3) Penilaian kompetensi keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan
tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

16
dilengkapi rubrik.
G. Analisis Dan Telaah Pengembangan Kurikulum PAI di SMP
1. Standar Kompetensi Lulusan
Dalam aspek sikap ; Siswa di tingkat SMP dituntut memiliki sikap
kepribadian yang baik serta dapat menerapkan pada lingkungan
pergaulannya dimanapun ia berada. Aspek keterampilan ; Siswa dituntut
memiliki ketrampilan dapat mempelajari sesuatu yang tidak hanya
berasal dari satu sumber saja, melainkan dari sumber lain juga dituntut
untuk dipelajari. Dan dalam aspek pengetahuan; Jenis pengetahuan yang
dituntut untuk dimiliki adalah faktual, konseptual, dan prosedural, serta
ruang lingkup objek masih berada di lingkungan sekitar maupun di
tempat yang berbeda.
2. Standar Isi
Dalam kurikulum 13 standar isi berisi kompetensi inti dan
kompetensi dasar sedang dalam KTSP terdiri dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam KTSP
terinci persemester sedang dalam kurikulum 13 termuat semua materi dan
tidak terinci sehingga Guru memilah sesuai pemetaan dalam silabus
sehingga kompetensi dasarnya tidak urut.
Dalam pelajaran Al-Quran Hadits kurikulum 13 tidak hanya mampu
menjelaskan hukum tajwid dan mempraktekkannya melainkan juga
memahami serta menghafalkan sebuah ayat yang berkaitan. Sedang
dalam KTSP lebih menekankan pemahaman terhadap hukum tajwid dan
cara bacanya. Didalam kurikulum 13 porsi materi akhlak lebih banyak
dan juga disertai dengan penjelasan dari ayat-ayat Al-Quran.
3. Standar Proses
Dalam kurikulum 13 silabusnya sudah disiapkan oleh pemerintah.
Kurikulum 13 kegiatan pembelajaran menggunakan 5M (mengamati,
menanya, mengumpulkan data/eksplorasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan).
Dalam RPP pada langkah pembelajaran kurikulum 13 memakai 5M

17
(mengamati, menanya, mengumpulkan data/eksplorasi, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan) dalam melakukan kegiatan inti.
4. Standar Penilaian
1) Dalam kurikulum 13 penilaiannya lebih terformat dalam ranah
kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuanKurikulum 2013
2) Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap,
Keteampilan, Pengetahuan)
3) Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki
kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
4) Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan
keterampilan berbahasa)
5) Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama
(saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar.6

6
Sudjana, Nana. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung,
Sinar Baru Algensido, 2002.

18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Telaah adalah suatu penyelidikan peristiwa untuk mengkaji kebenarannya.
Dalam menganalisis dan menelaah pengembangan kurikulum harus
memperhatikan standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan
standar penilaiannya. Dan kaitannya dengan masalah tersebut maka dapat
dilihat dari penjelasan berikut:
1. Standar Kompetensi Lulusan : Siswa di tingkat SMP dituntut memiliki
sikap kepribadian yang baik serta dapat menerapkan pada lingkungan
pergaulannya dimanapun ia berada. Siswa dituntut memiliki ketrampilan
dan jenis pengetahuan yang dituntut untuk dimiliki adalah faktual,
konseptual, dan prosedural, serta ruang lingkup objek masih berada di
lingkungan sekitar maupun di tempat yang berbeda.
2. Standar Isi: dalam kurikulum 13 lebih menekankan pada pembentukan
akhlak mulia pada peserta didik dan dalam kompetensi dasarnya juga
tidak hanya teori melainkan juga disertai ayat Al-Quran.
3. Standar Proses: bedanya hanya pada format RPP yang mana pada
kurikulum 13 menggunakan 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan
data/eksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan) sedang pada
KTSP menggunakan elaborasi, ekplorasi dan kesimpulan.
4. Standar Penilaian: sebenarnya hampir sama dalam pelaksanaannya Cuma
mungkin dalam kurikulum 13 lebih terperinci dalam penilaian.

19
20
21

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Ba ndung, PT


Remaja Rosdakarya, 2011.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
SD/MI, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2007
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma pengembangan,
Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran,
Jakarta, Rajawali Press, 2009.
Nasution, S. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta, Bumi Aksara, 2011.
Rifai, Muhammad. Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta, Arruzz Media, 2011.
Sudjana, Nana. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,
Bandung, Sinar Baru Algensido, 2002.

Anda mungkin juga menyukai