Anda di halaman 1dari 16

BISNIS ALA NABI MUHAMMAD SAW

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan 2


Dosen Pengampu :

Dr. Dedi Irama, M. Pd. I

Kelompok 3

Disusun oleh :

Annisa Nur Fitriani Handayani (20.01.0093)

Ersi Intan Sari (19.01.0007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’ANIYAH

MANNA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok dengan judul “Bisnis Ala Nabi
Muhammad SAW”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat, dan pengikutnya sampai akhir hayat. Aamiin.
Dengan tersusunnya makalah ini semoga dapat membantu kami dalam memenuhi tugas
mata kuliah Kewirausahaan 2 dan dapat bermanfaat bagi kami maupun bagi pembaca dalam
menambah pengetahuan. Kami menyadari didalam menyusun makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki
langkah-langkah selanjutnya.

Manna, 24 Oktober 2021

Penulis

1|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan ekonomi lama yang berkembang hingga zaman modern ini salah satunya adalah
kegiatan bisnis. Dikatakan berkembang karena sebenarnya bisnis sudah ada sejak Nabi
Muhammad SAW bahkan bisa jadi sebelum zaman nabi muhammad sudah ada aktifitas bisnis.
Sejak umur 12 tahun nabi telah diajak pamanya berdagang ke syiria, hingga saat itu beliau
mempelajari ilmu dagang dari pamanya.
Bisnis Nabi Muhammad SAW saat itu adalah berdagang, sebuah bisnis dengan bermodalkan
pengalaman serta praktik lapangan yang beliau pelajari dari pamanya. Beliau melakukan bisnisnya
dengan penuh dedikasi dan keuletan. Beliau juga menggunakan sifat fathanah, shidiq, dan amanah.
Sehingga hal itu telah menjadikan nabi sebagai seorang businessman yang jujur dan terpercaya,
hingga beliau dianugerahi sebuah gelar al amin. Cara-cara nabi dalam berbisnis itulah yang
menyebabkan terbukanya berbagai pinjaman komersial di kota mekkah dn sekitarnya hingga
membuka peluang kemitraan antara nabi dan pemilik modal.
Salah satu pemilik modal tersebut adalah seorang business women dan konglomerat
sekaligus sebagai istri nabi yang bernama khadijah binti khuwailid yang menawarkan suatu
kerjasama berdasarkan prinsip mudharabah atau profit sharing. Dimana khadijah memberikan
pembiayaan sementara nabi mengontribusikan keterampilan administrasinya, pemasaran, dan
kewiraswastaanya dengan catatan bagi hasil dari keuntungan yang telah disepakati. Kecakapan
Nabi Muhammad SAW berwirausaha telah mendatangkan keuntunngan bagi khadijah dan mitra-
mitra usahanya yang tersebar diseluruh jazirah arab.
Dua puluh tahun lamanya beliau menggeluti dunia bisnis dan perdagangan sehingga beliau
dikenal sebagai seorang entrepreuner yang tangguh di yaman, syiriia, bashra, yordania dan kota
kota lainya di jazirah arabia yang merupakan pusatnya bisnis bersama india dan china pada waktu
itu. Ada begitu banyak hal yang digunakan sebagai modal berbisnis, tidak hanya modal berupa
uang, bahkan etika berbisnis pun bisa menjadi modal utama bagi para pebisnis yang menginginkan
kesuksesan.

2|Page
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Perkembangan Bisnis Pada Zaman Arab Kuno?
2) Mengapa suku Quraysi dijuluki sebagai suku pedagang?
3) Bagaimana tahapan Bisnis Rasulullah?
4) Bagaimana Konsep dagang Rasulullah?

C. Tujuan Penulisan
Untuk menambah wawasan pembaca dan penulis agar mengetahui Perkembangan Bisnis dizaman
Arab Kuno, Mengetahui mengapa suku Quraisy di juluki sebagai suku pedagang, Mengetahui tahapan
bisnis Rasulullah, dan Mengetahui konsep dagang Rasulullah.

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. BISNIS BANGSA ARAB KUNO


Berbicara sejarah ummat manusia tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang suku
bangsa tertua dimuka bumi yaitu bangsa arab, sejarah kaum terdahulu dalam sepak terjang mereka
menjadi kisah yang seperti tak habisnya dikupas baik dari sisi positif maupun negatif, termasuk
dalam hal bisnis bangsa Arab juga memiliki sejarah yang sangat menarik, saat ini kita akan
berbicara tentang bisnis bangsa Arab kuno.
Pada masa Arab kuno ini kaum yang terkenal antara lain :
 Bisnis Kaum Magan Bisnis utama adalah Mineral tembaga dan Diorit (sejenis batuan yang
pada waktu itu sangat berharga).
 Bisnis Kaum ‘Ad adalah perdagangan Kemenyan (frankincense) yang pada waktu itu
merupakan produk berharga mahal.
 Bisnis Kaum Tsamud adalah perdagangan barang pecah belah (tembikar) unik dengan
kualitas dan seni yang sangat tinggi, selain produk utama juga jual beli produk kemenyan,
myrrh, dan rempah-rempah dari arab selatan.
 Bisnis Kaum Minea adalah jasa gudang penyimpanan dan Jasa transit (penghubung),
produk utama perdagangan kaum ini adalah rempah-rempah,myrrh dan kemenyan.
 Bisnis Kaum Saba komoditas utamanya adalah cendana, gaharu, rempah-rempah dan
tumbuhan beraroma untuk penyedap masakan.
 Bisnis Kaum Hadramaut adalah Kurma, ikam, tawas, altamun, kemenyan, barang tenunan
dan perak.
 Bisnis Kaum Awsan adalah produk pertanian terutama kemenyan dan myrrh.
 Bisnis Kaum Qataban adalah Kemenyan (kemenyan pada masa itu lebih berharga dari
emas) dan myrrh juga.
 Bisnis Kaum Himyar juga kemenyan dan myrrh sebagai komoditas utamanya.
 Bisnis Kaum Aksum produk utamanya adalah gading, tempurung kura-kura, emas dan
jamrud’
 Bisnis Kaum Nabasia adalah jasa keuangan, bitumen, peternakan kuda, biri-biri, tembikar,
tembaga.

4|Page
 Bisnis Kaum Palmyra adalah sumber mineral serta jasa perdagangan.
 Bisnis Kaum Gassan adalah jasa perdagangan.
 Bisnis Kaum lakhmi adalah rempah-rempah dan jasa Perdagangan.
 Bisnis Kaum Kindah juga Jasa perdagangan.

B. QURASY SEBAGAI SUKU PEDAGANG


Jika dipandang dari segi Geografis, kota Makkah terletak ditengah jalur yang menghubungkan
antara Habasyah di Selatan dan Syam di Utara, banyak orang-orang yang sedang melakukan
perjalanan menuju kedua daerah tersebut menjadikan Makkah tempat persinggahan, hal ini
dikarenakan Makkah memiliki sumber air yang cukup melimpah untuk melepas dahaga para
pengguna jalur tersebut. Jauh sebelum Makkah terkenal menjadi pusat perdagangan di daerah
Jazirah arabia, pada abad ke 3 SM telah berdiri "Petra" yang dihuni oleh orang-orang Nabatea,
kota ini letaknya lebih strategis lagi dibanding Makkah. karena terletak diantara jalur perdagangan
antara wilayah timur, barat, selatan dan utara, para ahli sejarah mengatakan Petra berdiri berkat
anugerah Geografis yang strategis, orang-orang yang berasal dari Yaman di selatan menuju
wilayah Syam di utara dan orang-orang yang datang dari timur menuju ke barat menjadikan petra
sebagai tempat berteduh yang nyaman dan aman, Petra berkembang menjadi kota transit bagi para
padagang yang datang secara vertikal maupun horizontal.
Di Utara Petra berdiri kota Tadmor atau Palmyra yang pada masa sekarang berada diwilayah
Syria, kota ini juga adalah pusat perdagangan, puncaknya keemasan Tadmor menurut catatan
sejarah terjadi pada masa raja Ozeina pada tahun 267 M, akan tetapi bangsa Romawi
menghancurkannya pada tahun 273 M. Berbeda dengan kedua kota tersebut Makkah lebih spesial
lagi, selain menjadi kota untuk mereload perbekalan, disana terdapat ka'bah yang banyak di
muliakan oleh para penganut agama samawi orang-orang Yaman sejak dipimpin kaum Saba'
berabad-abad sebelum Masehi, telah banyak kita tahu bahwa Ka'bah didirikan sejak masa Nabi
Ibrahim as dan putranya Ismail as, dengan begitu Makkah menjadi pusat komunitas strategis pula
karena letaknya ada di wilayah jalur perdagangan yang menghubungkan selatan dan utara Jazirah
Arabia, dan juga terdapat Ka'bah yang disucikan.
Pada masa sebelum Islam sejarahwan Al-mas'udi (wafat 956 M-346 H) menceritakan terdapat
dua kabilah besar di Makkah pada saat itu, yaitu kabilah Jurhum dan kabilah Amalik. Jurhum
dipimpin oleh Harits ibn Madhadh menempati wilayah utara makkah. Kabilah Amalik dipimpin

5|Page
oleh Sumaida ibn Huwebar menempati wilayah selatan Makkah, kedua kabilah ini mewajibkan
orang-orang yang melewati Makkah untuk membayar pajak atau bea masuk, pajak dikenakan
untuk membayar sumur-sumur yang dimanfaatkan airnya. Hal tersebut terus berlanjut hingga
Makkah dipimpin oleh abu ghasysyan dari suku Khuza'ah.
Kemudian pada pertengahan abad ke 5 M Qusay ibn Kilab seorang pemuka Quraisy memegang
tampuk pemerintahan atas suku-suku yang berada di wilayah Makkah, dibawah kepemimpina
Qushay ibn Kilab ia menghapus secara total bea masuk ke wilayah Makkah. hal inilah yang
menjadi titik awal politik baru dalam perdagangan di wilayah Makkah, tentu saja penghapusan
pajak menarik para kafilah-kafilah dagang yang berbondong-bondong masuk ke Makkah.
diwilayah Makkah terdapat sebuah pusat perdagangan yang bernama "Ukkaz" yang sangat ramai
di kunjungi khususnya pada musim haji setiap tahunnya. Ukkaz menjadi salah satu "Duty Free"
tertua yang dibangun oleh peradaban manusia. Riwayat tentang bebasnya pajak ini banyak di
kisahkan oleh para ahli sejarah salah satunya Ath-thabary yang mengatakan bahwa Qhusay ibn
Kilab pernah berpidato ditengah-tengah masyarakat seraya berkata "wahai bangsa Quraisy anda
sekalian adalah penghuni rumah tuhan (Ka'bah) dan mereka adalah para peziarah sekaligus tamu
tuhan, perlakukanlah mereka layaknya kerabat yang bertamu kerumah-rumah kalian, maka
buatkanlah bagi mereka makanan dan minuman agar hilang rasa lapar dan dahaga di tubuh mereka,
jika hartaku cukup untuk memenuhi kebutuhan para tamu tuhan ini tentu aku akan melakukannya
sendiri.

C. TAHAPAN BISNIS RASULULLAH


1) Perkembangan Karir Bisnis Muhammad SAW
Terjunnya Nabi Muhammad SAW dalam perniagaan sejak dini, tidak terlepas dari kenyataan
yang menuntut beliau untuk belajar hidup mandiri. Tatkala usia 6 tahun, Muhammad kecil sudah
ditinggal wafat kedua orangtuanya. Sejak itu beliau sempat diasuh sang kakek, Abdul Muthalib,
dan dilanjutkan pamannya, Abu Thalib, yang sangat sederhana kehidupan ekonominya. Kondisi
ekonomi keluarga sang paman yang pas-pasan, membuat Nabi Muhammad SAW merasa harus
berusaha untuk meringankan bebannya. Beliau pun sempat bekerja “serabutan”; membantu
tetangga merapihkan pekarangannya, memikul batu untuk sedikit upah atau mengambil kayu bakar
dari hutan atau semak belukar lalu menjualnya di pasar. Muhammad Saw kecil melakukukan apa

6|Page
saja yang “halal” untuk memperkecil ketergantungannya kepada sang paman. Muhammad
melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan anak-anak seusianya.
Tatkala merasa mampu bekerja sendiri, beliau mulai menggembala kambing milik penduduk
Makkah dan menerima upah atas jasanya itu.
Menjelang usia dewasa, beliau memutuskan untuk memilih sektor perdagangan sebagai
karirnya. Beliau menyadari bahwa pamannya bukanlah orang yang kaya namun memiliki beban
keluarga yang cukup besar . Oleh karena itu Muhammad muda berpikir untuk berdagang. Terlebih
lagi, sebagai salah seorang dari anggota keluarga besar suku Quraisy yang umumnya pedagang,
Muhammad Saw diharapkan menjadi pedagang pula.
Rupanya, kondisi dan pengalaman berdagang masa kecil telah menempa diri Muhammad
sehingga dikemudian hari beliau menjadi seorang wirausahawan yang handal dan sukses. Apalagi,
nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, dan semangat pantang menyerah sudah tampak pada pribadi
Insan pilihan Allah ini. Tampak jelas bahwa Muhammad muda ingin sekali untuk bisa hidup
mandiri. Dalam sebuah riwayat beliau bersabda,:
“Tidak seorang pun pernah memakan makanan yang lebih baik, daripada yang dimakan dari
hasil kerja dengan tangannya sendiri. Nabi Daud As pun biasa makan hasil kerja
tangannya” (HR. Bukhari)
Ketika merintis karir di bidang bisnis, beliau mulai berdagang kecil-kecilan di kota
Makkah. Muhammad Saw membeli barang-barang dari suatu pasar, lalu menjualnya kepada
orang-orang. Fakta ini kian menegaskan, pekerjaan sebagai pedagang sudah dilakukan oleh
Muhammad Saw, jauh sebelum beliau menikah dengan Khadijah.
Muhammad Saw sempat menerima modal dari para investor serta anak-anak yatim yang
tidak sanggup menjalankan sendiri dana peninggalan orangtuanya. Mereka sangat mempercayai
Muhammad Saw untuk menjalankan bisnis dengan uang mereka
berdasarkan kerjasama mudharabah.
Kehandalan Muhammad Saw dalam berbisnis, ditunjang oleh pengetahuannya yang luas
mengenai wilayah tujuan dagang yang strategis. Tatkala menjejakkan kakinya ke Bahrain, menurut
satu riwayat Imam Ahmad, Muhammad Saw pernah menerima utusan salah satu kabilah dari
Bahrain. Kepada utusan itu beliau menanyakan, siapa pemimpinnya? Utusan tersebut
menjawab, pemimpinnya adalah Al-Ashajj

7|Page
Setelah Muhammad Saw bertemu Al-Ashajj, beliau bertanya kepadanya berbagai hal dan
mengenai orang-orang terkemuka. Muhammad Saw pun menyinggung perihal kota-kota
perdagangan di Bahrain seperti Safa, Mushaqqar, dan Hijar. Al-Ashajj sangat terkejut dengan
luasnya wawasan geografis dan pengetahuan tentang sentra-sentra komersial Muhammad
SAW. Katanya, “Sungguh! Anda lebih tahu tentang negeri saya daripada saya sendiri. Anda juga
lebih banyak mengenal kota-kota di negeri saya daripada yang saya ketahui.”
Lalu Muhammad Saw berkata, “Saya mendapat kesempatan menjelajahi negeri Anda, dan
saya telah diperlakukan dengan baik. Di usia muda, Muhammad Saw memang sudah menjadi
pedagang regional karena daerah perdagangannya meliputi hampir seluruh Jazirah Arab.
2) Aktivitas Bisnis Muhammad Saw.
Reputasi Nabi Muhammad dalam dunia bisnis dilaporkan antara lain oleh Muhaddits Abdul
Razzaq. Ketika mencapai usia dewasa beliau memilih perkerjaan sebagai pedagang/wirausaha.
Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shohibul
mal) berdasarkan bagi hasil. Seorang investor besar Makkah, Khadijah, mengangkatnya sebagai
manajer ke pusat perdagangan Habshah di Yaman. Kecakapannya sebagai wirausaha telah
mendatangkan keuntungan besar baginya dan investornya.Tidak satu pun jenis bisnis yang ia
tangani mendapat kerugian. Ia juga empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah
ke Syiria, Jorash, dan Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab.
Dalam literatur sejarah disebutkan bahwa saat masa mudanya, Nabi Saw banyak dilukiskan
sebagai Al-Amin atau Ash-Shiddiq dan bahkan pernah mengikuti pamannya berdagang ke Syiria
pada usia anak-anak, 12 tahun.
Lebih dari dua puluh tahun Nabi Muhammad Saw berkiprah di bidang wirausaha
(perdagangan), sehingga beliau dikenal di Yaman, Syiria, Basrah, Iraq, Yordania, dan kota-kota
perdagangan di Jazirah Arab. Namun demikian, uraian mendalam tentang pengalaman dan
keterampilan dagangnya kurang memperoleh pengamatan selama ini.
Sejak sebelum menjadi mudharib (fund manager) dari harta Khadijah, ia kerap melakukan
lawatan bisnis, seperti ke kota Busrah di Syiria dan Yaman. Dalam Sirah Halabiyah dikisahkan, ia
sempat melakukan empat lawatan dagang untuk Khadijah, dua ke Habsyah dan dua lagi ke Jorasy,
serta ke Yaman bersama Maisarah. Ia juga melakukan beberapa perlawatan ke Bahrain dan
Abisinia. Perjalanan dagang ke Syiria adalah perjalanan atas nama Khadijah yang kelima, di

8|Page
samping perjalanannya sendiri- yang keenam-termasuk perjalanan yang dilakukan bersama
pamannya ketika Nabi berusia 12 tahun.
Di pertengahan usia 30-an, ia banyak terlibat dalam bidang perdagangan seperti kebanyakan
pedagang-pedagang lainnya. Tiga dari perjalanan dagang Nabi setelah menikah, telah dicatat
dalam sejarah: pertama, perjalanan dagang ke Yaman, kedua, ke Najd, dan ketiga ke Najran.
Diceritakan juga bahwa di samping perjalanan-perjalanan tersebut, Nabi terlibat dalam urusan
dagang yang besar, selama musim-musim haji, di festival dagang Ukaz dan Dzul Majaz.
Sedangkan musim lain, Nabi sibuk mengurus perdagangan grosir pasar-pasar kota Makkah. Dalam
menjalankan bisnisnya Nabi Muhammad jelas menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang jitu
dan handal sehingga bisnisnya tetap untung dan tidak pernah merugi.

D. KONSEP BISNIS RASULULLAH


Berikut ini beberapa cara berdagang Rasulullah SAW yang bisa kita contoh untuk
mengembangkan bisnis agar lebih sukses dan diridhoi Allah Ta’ala.
1) Diniatkan karena Allah SWT (Lillahi Ta’ala)
“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan
mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-
Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang
hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka
ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
2) Bersikap jujur
Pentingnya bersikap jujur dalam berdagang juga disinggung oleh Allah SWT dalam beberapa ayat
di Al-Quran, diantaranya yakni:
“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan,
dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan.” (QS.
Asy - Syu’ara: 181-183)
“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca
itu.” (QS. Ar - Rahmaan:9)
“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. (QS. Al An’aam: 152)

9|Page
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
yang benar. ItuIah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al lsraa: 35)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:“Sesungguhnya para pedagang
(pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang
bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR. Tirmidzi)
3) Menjual barang berkualitas bagus
Prinsip berikutnya yang dianut oleh Rasulullah SAW dalam berdagang yakni menjaga
kualitas barang jualannya. Beliau tidak pernah menjual barang-barang cacat. Sebab itu akan
merugikan pembeli dan bisa menjadi dosa bagi si penjual.
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain,
tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya,
kecuali jika dia jelaskan. (HR. Ibnu Majah)
4) Mengambil keuntungan sewajarnya
Taktik seperti ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Selain menyalahi agama, menjual
barang dengan harga terlalu mahal juga membuat dagangan kita kurang laku. Sebaliknya, Nabi
SAW selalu mengambil keuntungan sewajarnya. Bahkan ditanyai oleh pembeli tentang modalnya,
beliau akan memberitahukan sejujur-jujurnya. Intinya, tujuan Nabi berdagang bukan semata-mata
mengejar keuntungan duniawi saja. Tapi juga mencari keberkahan dari Allah SWT.
Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami
tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami
berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan
pun di akhirat .” (QS. Asy-Syuraa: 20)
5) Tidak Memberikan Janji (sumpah) berlebihan
Ketika berdagang sebaiknya jangan memberikan janji atau sumpah-sumpah berlebihan.
Semisal, “barang ini tidak akan rusak hingga setahun”. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, semua
hal dapat berubah atas izin Allah SWT. Maka itu, janganlah mengklaim barang ini super bagus,
super awet dan sejenisnya. Sumpah itu tidak baik. Apalagi sampai bersumpah palsu, jelas
perkataan tersebut termasuk dusta dan dibenci oleh Allah Ta’ala.
Diriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin Syibel bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda: “Para pedagang adalah tukang maksiat”. Diantara para sahabat ada yang

10 | P a g e
bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli?”. Rasulullah
menjawab: “Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata, juga sering bersumpah namun
sumpahnya palsu”. (HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sumpah itu
melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus keberkahan”
6) Saling menguntungkan kedua belah pihak
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah dua orang yang berjual-
beli berpisah ketika mengadakan perniagaan kecuali atas dasar suka-sama suka. (HR. Ahmad).
Sesungguhnya perniagaan itu hanyalah perniagaan yang didasari oleh rasa suka sama
suka. (HR. Ibnu Majah)
7) Menjual barang miliknya sendiri
Jual beli dengan metode dropshipping tentunya cukup berisiko. Sebab kita (selaku penjual)
tidak mengetahui kondisi barangnya secara langsung. Hanya lewat foto. Bagaimana jika nantinya
buyer menerima barang yang cacat? Atau mungkin proses pengirimannya lama? Hal ini tentu
mengecewakan si pembeli. Maka itu, Rasulullah SAW menyarankan agar kita tidak menjual
barang yang bukan milik kita. Sebab itu bisa merugikan pihak lain.
Hakim bin Hizam pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam: “Wahai
Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku seraya meminta kepadaku agar aku menjual
kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan cara terlebih dahulu aku membelinya untuknya
dari pasar?” Rasulullah menjawab : “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada
padamu .” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasai)
8) Tidak melakukan penipuan
Dalam berdagang Rasulullah SAW juga tidak pernah melakukan penipuan. Perlu diketahui
bahwa tindakan menipu pembeli, sekecil apapun dan dalam bentuk apa saja itu tentu dilarang oleh
agama.
Diriwayatkan dari Abu Huraira ra: Rasulullah pernah melewati setumpuk makanan, lalu
beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang
basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab,
“Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak
meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa
menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim)

11 | P a g e
Dalam hadist lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang
menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat makar dan pengelabuan,
tempatnya di neraka” (HR. Ibnu Hibban)
9) Tidak menimbun barang
Menimbun barang merupakan keadaan dimana seseorang membeli barang dengan stok
sangat banyak dari pasar, lalu menyimpannya dalam kurun waktu lama dan menjual barang
tersebut dengan harga sangat mahal. Ketahuilah bahwa menimbun barang adalah perbuatan
dzalim.
· Pertama aktivitas ini menyembabkan terganggunya mekanisme jual-beli di pasar. Stok barang
di pasar akan habis dan itu merugikan pedagang lain.
· Kemudian, dengan sengaja menyimpan barang dan mengelurkannya sangat permintaan
konsumen melonjak. Sehingga ia bisa menaikkan harganya. Ini tentu tidak diperbolehkan dalam
islam. Sebab sama saja dengan mencari keuntungan untuk diri sendiri.
· Dan terakhir, barang yang telah ditimbun dalam waktu lama itu biasanya kualitasnya menurun.
Entah itu rusak, cacat atau habis masa kadaluarsanya. Diriwayatkan dari Ma’mar bin Abdullah
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seseorang melakukan penimbunan melainkan dia adalah pendosa.” (HR. Muslim)
10) Bersikap ramah dengan pembeli
Bersikap ramah, santun dan selalu tersenyum kepada pembeli juga merupakan cara
berdagang Rasulullah SAW. Apabila kita bisa bersikap baik dengan pembeli, maka pembeli pasti
juga senang. Sebaliknya jika kita menunjukkan wajah judes dan cemberut tentu pembeli akan
malas dan kabur, tidak akan membeli di tempat kita lagi.
11) Tidak menjual barang haram
Menjual barang-barang haram jelas tidak diperbolehkan dalam islam, dan Nabi juga tidak
pernah melakukan hal tersebut. Maka itu, jauhilah berdagang barang-barang yang tidak jelas
kehalalannya, semisal minuman keras, rokok, patung dan sebagainya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Perdagangan khomr telah diharamkan” (HR. Bukhari)
”Sesungguhnya bila Allah telah mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan sesuatu, pasti Ia
mengharamkan pula hasil penjualannya.” (HR Ahmad)
12) Tidak menjelek-jelekan dagangan orang lain

12 | P a g e
Jika kita hendak berdagang, sebaiknya lakukan secara benar sesuai syariat agama. Tidak
perlu kita menjelek-jelekan dagangan orang lain dengan tujuan agar semua konsumen lari menuju
kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda , “Janganlah seseorang diantara kalian
menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain” (HR. Muttafaq Alaih)
13) Memberikan upah kepada karyawan tepat waktu
Hal penting lain yang perlu diketahui , jika Anda memiliki seorang karyawan maka berikan
upah kepada karyawan tersebut dengan tepat waktu. Jangan menunda-nundanya, sebab ia juga
telah memeras keringatnya demi menjalankan usaha Anda agar lancar. Jadi berikan hak-nya
sebagaimana perjanjian yang telah dikesepakati. Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah)
14) Tidak mudah putus asa
Seorang pedangan tidak akan bisa sukses jika mudah berputus asa. Perlu Anda ketahui
bahwa segala seuatu membutuhkan proses. Begitupun dengan berdagang atau berbisnis. Tidak
mungkin hanya sebulan, dua bulan, atau tiga bulan Anda berhasil meraih untung berlipat ganda
dan mendadak jadi kaya. Its impossible! Kecuali Allah berkehendak.
Umumnya, akan datang masa dimana Anda merasakan “terjatuh” dan jungkir balik. Dan
disaat itu terjadi, satu hal yang dibutuhkan yakni semangat pantang menyerah sebagaimana yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)
15) Tidak melupakan ibadah
Kunci utama keberhasilan Rasul SAW dalam berdagang yakni tidak melupakan ibadah.
Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.” (QS.Al Jumu’ah :9-10)

13 | P a g e
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Rasulullah SAW adalah seorang pebisnis dan pedagang yang handal. Visi beliau dalam
berdagang hanya satu, yaitu: “Bahwa transaksi bisnis sama sekali tidak ditujukan untuk memupuk
kekayaan pribadi, namun justru untuk membangun kehormatan dan kemuliaan bisnis dengan etika
yg tinggi. Adapun hasil yang didapat harus didistribusikan ke sebanyak mungkin umat.” Prinsip
yang beliau pegang cukup 3 hal saja, yaitu: Jujur, Saling menguntungkan kedua pihak, dan Hanya
menjual produk yang bermutu tinggi.
Sejumlah hadits yang memberikan tuntunan perdagangan menunjukkan bahwa Nabi
Muhammad SAW mengetahui seluk-beluk bisnis. Beliau memahami strategi supaya perdagangan
bisa berhasil. Beliau mengetahui sifat dan perilaku yang merusak atau menghambat bisnis
perdagangan. Lebih dari itu, Nabi Muhammad SAW memahami berbagai hal yang merusak sistem
pasar secara keseluruhan, seperti kecurangan timbangan, menyembunyikan cacat barang yang
dijual, riba, gharar,dan sebagainya. Beliau telah membuktikan, kesuksesan dalam bisnis dapat
dicapai tanpa menggunakan cara-cara terlarang. Catatan yang menegaskan bahwa Nabi
Muhammad SAW tetap menekuni dunia bisnis setelah menikah, didukung dengan sifat
kemandirian beliau yang telah tertanam sejak kecil.
Pada usia 12 tahun, Muhammad Saw telah mengenal perdagangan yang dapatdiistilahkan
dengan magang (internship). Hal ini terus dilakukan sampai usia 17 tahun ketika beliau telah mulai
membuka usaha sendiri. Pada usia ini beliau sudah menjadi seorang business manager. Dalam
perkembangan selanjutnya, ketika pemilik modal Makkah mempercayakan pengelolaan
perdagangan mereka kepada Muhammad Saw beliau menjadi seorang investment manager. Saat
berusia 25 tahun dan menikah dengan Khadijah, Muhammad Saw tetap mengelola
perdagangannya sebagai mitra bisnis Khadijah. Dengan demikian beliau termasuk sebagai
business owner . Menginjak usia 30-an, Muhammad Saw menjadi seorang investor dan
mulai memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi masyarakat. Pada saat ini Muhammad
Saw sudah mencapai apa yang disebut sebagai kebebasan uang (financial freedom)dan waktu.
Sejak itulah beliau mulai sering menyendiri (tahannuts) ke Gua Hira‟. Hal ini dilakukan hingga
mendapat wahyu pertama pada usia 40 tahun. Periode baru dalam hidup Muhammad Saw sebagai
seorang Nabi dan Rasul dimulai.

14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Adam. (2018). https://www.islampos.com/perjalanan-bisnis-rasulullah-muhammad-sang


entreuprener-64579/
http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-berdagang-rasulullah-saw/
http://goudvisarumy.blogspot.com/2013/12/konsep-bisnis-rasulullah.html
http://pengusahamuslim.com/manajemen-bisnis-rasulullah
http://www.slideshare.net/danang767/sukses-bisnis-rasulullah-saw
https://dienfaqieh.wordpress.com/2010/02/24/perniagaan-bangsa-arab-masa-jahiliyah-dan-
masa-islam

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai