Anda di halaman 1dari 20

NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI PELAKU BISNIS YANG

UNGGUL DAN DISEGANI OLEH PELAKU BISNIS YANG LAIN


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengantar Manajemen dan Bisnis Syari’ah
Dosen Pengampu : Haqibul Mujib, M.E.

Disusun Oleh :

1. AGUS FU’AD MUSLIH


2. RISMA LIA
3. M. FACHRI AZI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS JAWA BARAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen dan
Bisnis Syari’ah yang berjudul “NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI PELAKU BISNIS
YANG UNGGUL DAN DISEGANI OLEH PELAKU BISNIS YANG LAIN”.

Shalawat beserta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad


Saw. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penulisan, ejaan, maupun pembahasan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya suatu
hasil yang optimal.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Bapak Haqibul Mujib, M.E. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Manajemen dan Bisnis Syari’ah yang telah membimbing kami;
2. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan dengan baik;
3. Teman-teman kelas Ekonomi Syari’ah IB yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini;
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah memberikan
dorongan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Semoga amal kebaikan mereka mendapat imbalan berlipat ganda dari Allah
Swt. dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
pengetahuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Ciamis, September 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 4

A. Bisnis pada Zaman Arab kuno................................................... 4


B. Quraisy sebagai suku pedagang................................................. 5
C. Perjalanan Bisnis Rasulullah saw............................................... 11
D. Konsep dagang Rasulullah saw.................................................. 13

BAB III PENUTUP....................................................................................... 14

A. Kesimpulan................................................................................ 14
B. Penutup....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan ekonomi lama yang berkembang hingga zaman modern ini salah
satunya adalah kegiatan bisnis. Dikatakan berkembang karena sebenarnya bisnis
sudah ada sejak nabi muhammad saw bahkan bisa jadi sebelum zaman nabi
muhammad sudah ada aktifitas bisnis. Sejak umur 12 tahun nabi telah diajak
pamanya berdagang ke syiria, hingga saat itu beliau mempelajari ilmu dagang dari
pamanya.
Setiap Bisnis bukan hanya bisnis konvensional tapi juga di bisnis syariah akan
selalu berhadapan dengan berbagai macam risiko baik itu eksternal maupun internal
yang melekat pada perusahaan. Seperti juga bisnis pada umumnya, maka bisnis
syariah juga memerlukan prosedur dan tata kelola yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari
kegiatan usaha yang dilakukannya, yang disebut sebagai manajemen risiko.
Proses manajemen risiko merupakan sistem yang komprehensif yang meliputi
penciptaan lingkungan manajemen risiko yang kondisif, memelihara pengukuran
risiko yang efesien, proses mitigasi dan monitoring, serta menciptakan sistem kontrol
internal yang memadai.
Seiring dengan pertumbuhan bisnis syariah yang sedemikian pesat, maka
manajemen risiko menjadi sesuatu yang penting untuk dikelola dengan baik. Risiko
dan bisnis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainya, tanpa adanya
keberanian untuk mengambil risiko maka tidak akan pernah ada bisnis, hal tersebut
dapat dipahami bahwa suatu bisnis muncul karena keberanian untuk berisiko dan
bahkan bisnis mampu bertahan karena berani mengambil risiko. Namun jika risiko
tersebut tidak dikelola dengan baik, bisnis dapat mengalami kegagalan bahkan pada
akhirnya mengalami kebangkrutan. Bisnis nabi muhammad saw saat itu adalah
berdagang, sebuah bisnis dengan bermodalkan pengalaman serta praktik lapangan
yang beliau pelajari dari pamanya. Beliau melakukan bisnisnya dengan penuh
dedikasi dan keuletan. Beliau juga menggunakan sifat fathanah, shidiq, dan amanah.

1
Sehingga hal itu telah menjadikan nabi sebagai seoran businessmannyang jujur dan
terpercaya, hingga beliau dianugerahi sebuah gelar al amin. Cara-cara nabi dalam
berbisnis itulah yang menyebabkan terbukanya berbagai pinjaman komersial di kota
mekkah dn sekitarnya hingga membuka peeluang kemitraan antara nabi dan pemilik
modal.
Salah satu pemilik modal tersebut adalah seorang business women dan
konglomerat sekaligus sebagai istri nabi yang bernama khadijah binti khuwailid yang
menawarkan suatu kerjasama berdasarkan prinsip mudharabah atau profit sharing.
Dimana khadijah memberikan pembiayaan sementara nabi mengontribusikn
keterampilan administrasinya, pemasaran, dan kewiraswastaanya dengan catatan bagi
hasil dari keuntungan yang telah disepakati. Kecakapan nabi muhammadd saw
berwirausaha telah mendatangkan keuntunngan bagi khadijah dan mitra-mitra
usahanya yang tersebar diseluruh jazirah arab.
Dua puluh tahun lamanya beliau menggeluti dunia bisnis dan
perdagangan sehingga beliau dikenal sebagai seorang entrepreuner yang tangguh di
yaman, syiriia, bashra, yordania dan kota kota lainya di jazirah arabia yang
merupakan pusatnya bisnis bersama india dan china pada waktu itu. Ada begitu
banyak hal yang digunakansebagai modal berbisnis, tidak hanya modal berupa uang,
bahkan etika berbisnis pun bisa menjadi modal utama bagi para pebisnis yang
menginginkan kesuksesan. Oleh karena itu, dalam paper ini akan dibahas tentang
etika bisnis nabi muhammad saw, untuk menambah sedikit wawasan mengenai hal
tersebut.

2
B. Rumusan Masalah
Supaya dalam pembahasan ini lebih terarah terhadap masalah yang akan
diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
a. Bagaimana perkembangan Bisnis pada Zaman Arab Kuno?
b. Mengapa suku Quraisyi di juluki sebagai suku pedagang?
c. Bagaimana perjalanan Bisnis Rosulullah saw?
d. Bagaimana konsep dagang Rasulullah saw?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. BISNIS BANGSA ARAB KUNO


1. Mengenal Bisnis Bangsa arab kuno
Berbicara sejarah ummat manusia tidak akan terlepas dari pembicaraan
tentang suku bangsa tertua dimuka bumi yaitu bangsa arab, sejarah kaum terdahulu
dalam sepak terjang mereka menjadi kisah yang seperti tak habisnya dikupas baik
dari sisi positif maupun negatif, termasuk dalam hal bisnis bangsa Arab juga
memiliki sejarah yang sangat menarik, saat ini kita akan berbicara tentang bisnis
bangsa Arab kuno.
Pada masa Arab kuno ini kaum yang terkenal adalah kaum Magan,
Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud, Minea, Saba, Hadramaut, Awsan, Qataban, Himyar,
Aksum, Nabasia, Tadmur (Palmyra), Gassan, Lakhmi dan Kaum Kindah
· Bisnis Kaum Magan Bisnis utama adalah Mineral tembaga dan Diorit (sejenis
batuan yang pada waktu itu sangat berharga)
· Bisnis Kaum ‘Ad adalah perdagangan Kemenyan (frankincense) yang pada
waktu itu merupakan produk berharga mahal
· Bisnis Kaum Tsamud adalah perdagangan barang pecah belah (tembikar) unik
dengan kualitas dan seni yang sangat tinggi, selain produk utama juga jual beli
produk kemenyan, myrrh, dan rempah-rempah dari arab selatan
· Bisnis Kaum Minea adalah jasa gudang penyimpanan dan Jasa transit
(penghubung), produk utama perdagangan kaum ini adalah rempah-rempah,myrrh
dan kemenyan.
· Bisnis Kaum Saba komoditas utamanya adalah cendana, gaharu, rempah-
rempah dan tumbuhan beraroma untuk penyedap masakan.
· Bisnis Kaum Hadramaut adalah Kurma, ikam, tawas, altamun, kemenyan,
barang tenunan dan perak
· Bisnis Kaum Awsan adalah produk pertanian terutama kemenyan dan
myrrh

4
· Bisnis Kaum Qataban adalah Kemenyan (kemenyan pada masa itu lebih
berharga dari emas) dan myrrh juga
· Bisnis Kaum Himyar juga kemenyan dan myrrh sebagai komoditas
utamanya
· Bisnis Kaum Aksum produk utamanya adalah gading, tempurung kura-
kura, emas dan jamrud
· Bisnis Kaum Nabasia adalah jasa keuangan, bitumen, peternakan
kuda,biri-biri, tembikar, tembaga
· Bisnis Kaum Palmyra adalah sumber mineral serta jasa perdagangan
· Bisnis Kaum Gassan adalah jasa perdagangan
· Bisnis Kaum lakhmi adalah rempah-rempah dan jasa Perdagangan
· Bisnis Kaum Kindah juga Jasa perdagangan

B. QURAISY SEBAGAI SUKU PEDAGANG

1).Sejarah perniagaan quraisy

Jika dipandang dari segi Geografis, kota Makkah terletak ditengah jalur
yang menghubungkan antara Habasyah di Selatan dan Syam di Utara, banyak orang-
orang yang sedang melakukan perjalanan menuju kedua daerah tersebut menjadikan
Makkah tempat persinggahan, hal ini dikarenakan Makkah memiliki sumber air yang
cukup melimpah untuk melepas dahaga para pengguna jalur tersebut. Jauh sebelum
Makkah terkenal menjadi pusat perdagangan di daerah Jazirah arabia, pada abad ke 3
SM telah berdiri "Petra" yang dihuni oleh orang-orang Nabatea, kota ini letaknya
lebih strategis lagi dibanding Makkah. karena terletak diantara jalur perdagangan
antara wilayah timur, barat, selatan dan utara, para ahli sejarah mengatakan Petra
berdiri berkat anugerah Geografis yang strategis, orang-orang yang berasal dari
Yaman di selatan menuju wilayah Syam di utara dan orang-orang yang datang dari
timur menuju ke barat menjadikan petra sebagai tempat berteduh yang nyaman dan
aman, Petra berkembang menjadi kota transit bagi para padagang yang datang secara
vertikal maupun horizontal.

5
Di Utara Petra berdiri kota Tadmor atau Palmyra yang pada masa
sekarang berada diwilayah Syria, kota ini juga adalah pusat perdagangan, puncaknya
keemasan Tadmor menurut catatan sejarah terjadi pada masa raja Ozeina pada tahun
267 M, akan tetapi bangsa Romawi menghancurkannya pada tahun 273 M. Berbeda
dengan kedua kota tersebut Makkah lebih spesial lagi, selain menjadi kota
untuk mereload perbekalan, disana terdapat ka'bah yang banyak di muliakan oleh
para penganut agama samawi orang-orang Yaman sejak dipimpin kaum Saba'
berabad-abad sebelum Masehi, telah banyak kita tahu bahwa Ka'bah didirikan sejak
masa Nabi Ibrahim as dan putranya Ismail as, dengan begitu Makkah menjadi pusat
komunitas strategis pula karena letaknya ada di wilayah jalur perdagangan yang
menghubungkan selatan dan utara Jazirah Arabia, dan juga terdapat Ka'bah yang
disucikan.

Pada masa sebelum Islam sejarahwan Al-mas'udi (wafat 956 M-346 H)


menceritakan terdapat dua kabilah besar di Makkah pada saat itu, yaitu kabilah
Jurhum dan kabilah Amalik. Jurhum dipimpin oleh Harits ibn Madhadh menempati
wilayah utara makkah. Kabilah Amalik  dipimpin oleh Sumaida ibn Huwebar
menempati wilayah selatan Makkah, kedua kabilah ini mewajibkan orang-orang
yang melewati Makkah untuk membayar pajak atau bea masuk, pajak dikenakan
untuk membayar sumur-sumur yang dimanfaatkan airnya. Hal tersebut terus
berlanjut hingga Makkah dipimpin oleh abu ghasysyan dari suku Khuza'ah.

Kemudian pada pertengahan abad ke 5 M Qusay ibn Kilab seorang pemuka


Quraisy memegang tampuk pemerintahan atas suku-suku yang berada di wilayah
Makkah, dibawah kepemimpina Qushay ibn Kilab ia menghapus secara total bea
masuk ke wilayah Makkah. hal inilah yang menjadi titik awal politik baru dalam
perdagangan di wilayah Makkah, tentu saja penghapusan pajak menarik para kafilah-
kafilah dagang yang berbondong-bondong masuk ke Makkah. diwilayah Makkah
terdapat sebuah pusat perdagangan yang bernama "Ukkaz" yang sangat ramai di
kunjungi khususnya pada musim haji setiap tahunnya. Ukkaz menjadi salah satu
"Duty Free" tertua yang dibangun oleh peradaban manusia. Riwayat tentang
bebasnya pajak ini banyak di kisahkan oleh para ahli sejarah salah satunya Ath-

6
thabary yang mengatakan bahwa Qhusay ibn Kilab pernah berpidato ditengah-tengah
masyarakat seraya berkata "wahai bangsa Quraisy anda sekalian adalah penghuni
rumah tuhan (Ka'bah) dan mereka adalah para peziarah sekaligus tamu tuhan,
perlakukanlah mereka layaknya kerabat yang bertamu kerumah-rumah kalian, maka
buatkanlah bagi mereka makanan dan minuman agar hilang rasa lapar dan dahaga di
tubuh mereka, jika hartaku cukup untuk memenuhi kebutuhan para tamu tuhan
ini tentu aku akan  melakukannya sendiri.

https://www.kompasiana.com/el-fath/5500f705a333114f755123ba/sejarah-
perniagaan-quraisy-makkah-dan-duty-free-tertua-jazirah-arab

2).perniagaan bangsa arab: masa jahiliyah dan masa islam

Bangsa Arab memiliki letak geografis di tengah negara-negara paling besar dan
paling awal memiliki kebudayaan. Ke arah timur laut ada negara Persia, ke arah barat
laut ada negara Romawi dan Mesir, ke arah barat daya di balik lautan ada negara
Ethiopia, dan di sebelah selatan ada Samudera Hindia yang memisahkannya dengan
negara India.
Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa sebagian besar perdagangan dunia, sejak
zaman kuno sampai abad pertengahan adalah perdagangan di antara negara-negara ini.
Dua negara besar yang yang selalu bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan
kekuasaan di dunia, yaitu Persia dan Romawi, memiliki hubungan-hubungan dagang
dengan bangsa Arab di utara dan selatan. Meskipun dengan taraf yang lebih rendah,
bangsa Arab juga memiliki hubungan dagang dengan India, Yaman, ‘Amman dan
Bahrain

Ada dua jalur transportasi perdagangan di jazirah Arabia; jalur pertama adalah jalur
timur yang menghubungkan Yaman dengan Irak: membawa komoditas Yaman, India
dan Persia lewat darat, melintasi bagian barat Irak kemudian gurun pasir dan akhirnya
sampai di pasar-pasar Syam. Di jalur itu, para pedagang melintasi pasar-pasar Yaman,
Irak, Palmyra, dan Syiria. Di setiap wilayah mereka menjual komoditas yang tidak ada
di sana, dan juga membeli komoditas wilayah itu untuk dibawa ke wilayah-wilayah
lain. 

7
Jalur kedua, dan merupakan yang paling penting, adalah jalur barat yang
menghubungkan Yaman dengan Syam melintasi wilayah-wilayah Syam dan Hijaz,
membawa komoditas Yaman, Ethiopia dan India ke Syam, dan sebaliknya membawa
komoditas Syam ke Yaman lewat jalur laut. Di kalangan bangsa-bangsa kuno, orang-
orang Arab dikenal sebagai broker (pedagang perantara), yang selalu menjaga jalur
perdagangannya sesuai dengan kebiasaan mereka dan penguasaan mereka terhadap
gurun. Letak geografis negara mereka adalah lingkaran penghubung di antara kerajaan-
kerajaan dunia masa lalu.

Bangsa Quraisy dalam jalur perdagangan itu adalah juaranya. Merekalah yang
memimpin bangsa Arab di semua sisi. Nama Quraisy sendiri seolah terdengar seperti
bentuk tashghir ta’zhim (pengubahan bentuk kata dengan maksud membesarkan) dari
kata al-Qarsy yang adalah seekor binatang besar di laut, ditakuti oleh binatang-binatang
lautlainnya.
Letak geografis negara Arab yang sangat srategis ini seringkali mengundang pihak lain
untuk menguasainya. Alexander The Great misalnya pernah menyerang Arab, namun
tidak lama kemudian ia meninggalkannya. Raja-raja Persia, Babilonia, dan Mesir di
masa lalu juga sangat ingin menguasai negara Arab. Anehnya ia tetap terjaga seperti
adanya sampai akhirnya Inggris berhasil menancapkan kekuasaannya di bagain timur
dan barat jazirah Arabia. Mereka berhasil menguasai Eden, sebuah pelabuhan alamiah
Yaman, di mana kapal-kapal dari Ethiopia dan India berlabuh. Inggris juga menguasai
‘Aqabah, sebuah tempat perhentian kafilah-kafilah Arabia di masa lalu, dan merupakan
pelabuhan Romawi pertama yang dikuasai oleh bangsa Arab

Dengan begitu, Inggris berhasil menguasai wilayah-wilayah yang sangat


berpengaruh terhadap kedua jalur perdagangan ini, yang menjamin jalur perdagangan
India.Sangat masuk akal jika bangsa Arab masa lalu, baik laki-laki maupun
perempuannya, melakukan aktifitas perdagangan, khususnya bagi mereka yang negara-
negaranya terletak dekat salah satu dari dua jalur perdagangan ini. Jika pun mereka
tidak melakukan aktifitas perdagangan, maka mereka akan memanfaatkan perdagangan
dengan cara bekerja sebagai pemandu jalan atau pengemudi dari kafilah-kafilah dagang
itu. 

8
Oleh karena itu tidak salah jika salah seorang orientalis menyatakan bahwa bangsa
Arab adalah bangsa pedagang dan broker, bukan bangsa yang suka berperang.
Negara-negara Arab masa lalu seperti Tadamur (Palmyra), Saba, dan Ma’in, sibuk
dalam perdagangan di wilayah timur, sampai-sampai Taurat merekam kekayaan dan
perdagangan mereka. Penduduk Tadamur membawa barang dagangan bangsa Arab,
Irak dan India ke Mesir dan selatan Eropa. Permata dan mutiara yang dibawa oleh
penduduk Tadamur dari negara timur adalah benda-benda yang sangat disukai dan
dibanggakan oleh para raja dan kaisar Eropa, Tadamur terletak di tengah-tengah antara
negara Persia dan Romawi, antara Irak, Syam dan jazirah Arab.

Hal ini menjadikan Tadamur sebagai tempat persinggahan kafilah-kafilah dagang


dari semua negara ini sejak masa lalu. Akibatnya dapat ditebak, perdagangan mereka
menjadi ramai, kekayaan mereka semakin berlimpah, dan pasar-pasar mereka menjadi
begitu terkenal sampai menjadi kiblat bagi para pedagang India, Persia, jazirah Arab,
Irak, Suriah, Palestina, Mesir, dan Eropa.
Negara Romawi, yang merupakan negara paling kuat saat itu, sangat ditakuti oleh
kabilah-kabilah Tadamur. Merekapun lalu mengambil hati negara itu dengan cara sering
memberikan upeti dan mengirimkan utusan. Tadamur mengetahui bagaimana negara
Romawi dan Persia seringkali bersaing untuk menguasai perdagangan Tadamur.
Ketika negara Ma’in di Yaman tumbuh pesat, penduduknya kemudian melakukan
aktifitas perdagangan.

Dalam hal ini mereka sangat terbantu oleh luasnya pengaruh mereka hingga
mencapai wilayah-wilayah pantai di laut tengah dan pelabuhan-pelabuhan teluk Persia.
Sementara negara Saba’ begitu terkenal kekayaan dan perdagangannya, sehingga dalam
Taurat disebutkan bahwa raja Saba’ menyerahkan kepada Nabi Sulaiman sebanyak
12.000 kg emas dan batu-batu mulia yang sangat banyak. Cukuplah ini menjadi bukti
bagaimana kekayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, bangsa Saba’ adalah negara
Arab yang paling kaya dan paling luas perdagangannya. Mereka membawa barang-
barang dagang dari Ethiopia dan India ke Mesir, Syam, dan Irak. Dengan begitu mereka
lalu membentangkan pengaruh perdagangan mereka sekaligus memonopoli
perdagangan di wilayah-wilayah tersebut.

9
Nicholson, mengutip Muller, dalam bukunya Tarikh al-Arab al-Adabi menyatakan
bahwa sejak masa yang sangat lama, kapal-kapal telah berlayar membelah lautan di
antara pelabuhan-pelabuhan negara-negara Arab timur dan India. Kapal-kapal itu
membawa berbagai produk khususnya rempah, kemenyan, hewan-hewan langka (seperti
kera dan burung merak) ke pantai ‘Amman. Pada abad X SM mereka sudah familiar
dengan Teluk Persia yang dari sana mereka menuju ke Mesir dan para raja Firaun
beserta para pangerannya membeli barang-barang mereka. Sulitnya pelayaran di Laut
Merah menyebabkan mereka lebih menyukai jalur darat untuk perdagangan antara
Yaman dan Suria. Kafilah-kafilah dagang itu berangkat dari Chabot di Hadramaut
menuju ke Ma’rib ibu kota Saba’, lalu ke utara menuju Makrabah (yang nantinya
menjadi Mekah), dan tetap di jalurnya dari Batra menuju Gaza menyusuri Laut
Mediterania, melalui laut sepanjang pantai-pantai Hadramaut. Akibat dari perubahan ini
—yang tampaknya terjadi pada abad pertama masehi—adalah melemahnya kekuatan
mereka sedikit demi sedikit.

Yang menggantikan mereka adalah bangsa Himyar yang menjadikan Arab Hijaz ada
dalam kekuasaan mereka, yang kemudian mereka manfaatkan untuk membawa barang-
barang dagangan  mereka.
Dengan demikian maka orang-orang Yaman di masa lalu melakukan transportasi
perdagangan antara negara-negara Arab dan negara-negara yang ada di sekitarnya. Hal
ini terus terjaga sampai datangnya abad VI M. Mereka bersama kerajaan-kerajaan
lainnya memonopoli perdagangan di kawasan jazirah Arabia. Mereka membawa kurma,
kismis, kulit, kemenyan, batu-batu mulia, kain-kain tenun yang mereka dapatkan dari
negara asal dengan cara menukarnya dengan barang-barang lain. Mereka juga
membawa barang-barang dagangan yang mereka buat sendiri seperti parfum dan
minyak wangi dan kemudian mereka jual di pasar-pasar dunia di masa lalu seperti Asia,
Afrika dan Eropa. Untuk jangka waktu yang lama mereka menjadi pengawas
perdagangan dunia.  

C.PERJALANAN BISNIS RASULULLAH SAW

Rasulullah SAW adalah seorang pedagang yang pekerja keras. Beliau sudah
mulai bekerja ketika masih sangat belia. Masa kecil dan muda beliau dihabiskan

10
dengan bekerja dan mencari nafkah karena orangtuanya yang sudah tiada.
Saat tinggal bersama pamannya Abu Thalib, Nabi sudah bsia mencari nafkah sendiri
dengan menggembala kambing milik penduduk Makkah dengan upah beberarpa
Qiraat saja. Keberanian beliau untuk menggembala kambing menujukkan bahwa
beliau adalah seseorang yang tangguh dan mandiri. Maka dalam usia muda ini,
beliau mulai menapakkan langkah menjadi seorang entrepreneur muda.

Nabi mulai belajar berdagang ketika berusia 12 tahun. Sang paman mengajak
beliau ke Negeri Syam untuk ikut berdagang. Disini, jiwa entrepreneurship-nya
mulai terasah. Beliau dan sang paman melakukan perjalanan bisnis ke beberapa
negara yaitu Syiria, Jordan dan Lebanon. Nabi cukup cerdas untuk menangkap
peluang bisnis yang berkembang. Sebab tanah kota Makkah secara geologis cukup
keras sehingga sulit untuk bercocok tanam.

Maka, peluang menjadi pengusaha lebih besar daripada menjadi petani. Kejelian
inilah yang membuat nabi menekuni bidang perdagangan. Kesempatan emas untuk
belajar dagang secara langsung sampai ke mancanegara itu tidak beliau sia-siakan.
Sebenarnya, sang paman tidak mau mengajaknya, mengingat perjalanan dari
Makkah ke Suriah yang sangat jauh. Namun, beliau tetap memaksakan diri untuk
ikut dalam perjalanan berdagang itu dan Abu Thalib tak kuasa untuk menolaknya.
Sepanjang perjalanan dari Makkah ke Suriah, beliau mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan perdagangan. Selain itu, beliau juga mempelajari berbagai bentuk
transaksi jual beli, cara memasarkannya dan menawarkan barang dagangan serta
bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan.

Bisnis dagang Rasulullah SAW secara mandiri baru dimulai ketika beliau
berusia 17 tahun dengan ikut menemani Zubair, adik Abu Thalib dalam perjalanan
berdagang ke Yaman. Dengan berbekal pengalaman mengikuti perjalanan dagang ke
Suriah dan Yaman. Dalam berdagang nabi dikenal dengan sifat Amanah dan Jujur.
Dalam berdagang, beliau sangat menjaga kualitas barang dagangan yang hendak
dijualnya. Beliau tidak ingin barang dagangannya memiliki kualitas jelek ataupun
cacat yang dapat merugikan pembeli. Ketika ada kejelekan dalam dagangannya,
beliau akan memberitahukan kepada calon pembeli tersebut. Suatu hari, beliau
pernah menjual beberapa ekor unta, setelah terjual dan pembelinya pergi, beliau
teringat bahwa diantara untanya ada yang cacat. Beliau segera menyusul pembeli
tersebut dan mengembalikan uangnya. Karena itu, tak mengherankan jika penduduk
Makkah memberinya gelar “Al-Amin” yang berarti “ orang yang terpercaya”.

Selain memperhatikan kualitas dagannya, beliau juga memperhatikan takaran


atau timbangan dari barang yang akan dijualnya. Beliau sangat menjaga ketepatan
alat takaran tersebut. Jangan sampai takaran atau timbangan itu merugikan pembeli.
Tentu saja, jika timbangan itu salah atau merugikan bisa membuat pembeli merasa

11
kecewa dan rugi. Karena itulah beliau semakin dipercaya baik oleh para pembeli,
pedagang, mitra usaha maupun saudagar kaya pemilik barang dagangan. Maka gelar
Al-Amin yang selama ini melekat pada diri beliau semakin menunjukkan sinar
terangnya dalam bidang perdagangan.

Kesuksesan dunia bisnis beliau semakin berkembang dan semakin cemerlang


ketika berusia 25 tahun. Kemudian bertemu dengan Ummul Mukminin Khadijah
binti Khuwalid. Khadijah adalah saudagar wanita kaya keturunan Bani Asad dari
suku Quraisy. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi yang wafat
dengan meninggalkan harta kekayaan yang banyak, dan jaringan perniagaan yang
luas dan berkembang. Dia biasa menjual barang dagangannya ke berbagai pasar
yang ada di Suriah dan di tempat-tempat lainnya seperti pasar Bushra.

Untuk menjalankan usaha dagangannya, dia memperkerjakan lelaki dan sebagai


upahnya dia memberikan sebagian keuntungan yang diperolehnya. Suatu ketika
Khadijah membutuhkan tenaga kerja baru untuk berdagang ke negeri Syam.
Keberadaan Nabi Muhammad SAW sebagai pedagang yang jujur dan dapat
dipercaya semakin terkenal sehingga sampai terdengar oleh Khadijah.
Beliau mendapat kepercayaan untuk membawa barang dagangan Khadijah binti
Khuwailid yang berawal dari pembicaraan Abu Thalib kepada beliau, bahwa
khadijah membutuhkan orang yang terpercaya dalam membawa dan menjual barang
dagangannya.

Ketika Khadijah mendengar percakapan Abu Thalib dengan Muhammad SAW


itu, dia setuju untuk menjadikan keponakan Abu Thalib itu menjadi orang
kepercayaannya dalam berdagang ke negeri Syam. Bahkan, Khadijah menjanjikan
upah yang lebih besar dari biasanya karena dia sudah mengetahui ketenaran
Muhammad SAW sebagai orang yang diberi gelar “Al-Amin” di Kota Makkah.
Setelah mendapatkan kepercayaan dari Khadijah, Muhammad SAW mempersiapkan
barang dagangan dan perbekalan untuk melakukan perjalanan dagang ke Negeri
Syam. Beliau berangkat bersama rombongan dagang lainnya dan ditemani oleh
seorang pembantu Khadijah yang bernama Maisaroh.

Dalam perjalanan dagang ke Suriah, Muhammad SAW dan rombongan lainnya


singgah di pasar Bushra. Di situlah beliau menjual barang dagangan yang dibawa
dan membeli barang dagangan yang laku untuk dijual ke pasar lainnya. Berkat
kejujuran, kepercayaan dan kemampuannya dalam menawarkan barang, barang
dagangannya laris terjual dan mendapatkan untung yang banyak.
Muhammad SAW dan rombongan dagang lainnya kembali ke Makkah dengan
mendapat keuntungan besar. Sesampainya di kota Makkah, Muhammad SAW
disambut oleh Khadijah yang sudah menanti kedatangan orang-orang
kepercayaannya. Terlebih lagi setelah mengetahui bahwa barang dagangannya habis

12
terjual dan mendapat keuntungan besar. Sebagai upahnya, Khadijah memberikan
sebagian keuntungannya itu kepada Muhammad SAW. Bahkan lebih besar dari
mereka yang sudah disepakati sebelumnya.

D. Konsep Dagang Rasulullah SAW


Beberapa konsep Rasulullah ketika berdagang yaitu :
1. Jujur
Nabi Muhammad SAW menempatkan sikap jujur sebagai hal pertama dan
utama yang harus diterapkan sebagai seorang pembisnis
2. Ikhlas
Kejujuran diiringi dengan ikhlas akan membentuk pribadi seorang marketer
atau sebuah perusahaan tidak lagi memandang materi sebagai tujuan utama.
Namun, lebih terbuka terhadap semua keuntungan materi maupun nonmateri.
3. Profesionalisme
Profesionalisme dengan memiliki sifar kejujuran dan ikhlas merupakan dua
sisi yang saling menyeimbangkan. Nabi Muhammad SAW memberikan
coontoh bahwa seorang yang profesional memiliki sikap yang selalu
berusaha maksimal dalam mengerjakan sesuatu atau dalam menghadapi
masalah. Tidak mudah menyerah, berputus asa dan bukan seorang pengecut
yang hanya bisa lari dari risiko.
4. Silaturahmi
Silaturahmi yang menjadi jembatan pengubung antara seorang marketer
dengan sesama manusia, lingkungan dan penciptanya. Silaturahmi menjadi
dasar dalam membina hubungan yang baik, tidak hanya dengan pelanggan
dan investornya, tetapi juga dengan calon pelanggannya dan bahkan dengan
kompetitornya.
5. Murah Hati
Konsep-konsep tadi dibalut oleh konsep murah hati. Sehingga, bisnis akan
meraup lebih banyak berkahdari Allah SWT.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rasulullah SAW adalah seorang pebisnis dan pedagang yang handal. Visi beliau
dalam berdagang hanya satu, yaitu: “Bahwa transaksi bisnis sama sekali tidak
ditujukan untuk memupuk kekayaan pribadi, namun justru untuk membangun

13
kehormatan dan kemuliaan bisnis dengan etika yg tinggi. Adapun hasil yang didapat
harus didistribusikan ke sebanyak mungkin umat.”
Prinsip yang beliau pegang cukup 3 hal saja, yaitu:
· Jujur
· Saling menguntungkan kedua pihak
· Hanya menjual produk yang bermutu tinggi
Sejumlah hadits yang memberikan tuntunan perdagangan
menunjukkan bahwa Muhammad Saw mengetahui seluk-beluk bisnis. Beliau
memahami strategi supaya perdagangan bisa berhasil. Beliau mengetahui sifat dan
perilaku yang merusak atau menghambat bisnis perdagangan. Lebih dari itu,
Muhammad Saw memahami berbagai hal yang merusak sistem pasar secara
keseluruhan, seperti kecurangan timbangan, menyembunyikan cacat barang yang
dijual, riba, gharar,dan sebagainya. Beliau telah membuktikan, kesuksesan dalam
bisnis dapat dicapai tanpa menggunakan cara-cara terlarang. Catatan yang
menegaskan bahwa Muhammad Saw tetap menekuni dunia bisnis setelah menikah,
didukung dengan sifat kemandirian beliau yang telah tertanam sejak kecil.
Perjalanan karir Muhammad Saw di bidang perdagangan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
· Pada usia 12 tahun, Muhammad Saw telah mengenal perdagangan yang
dapatdiistilahkan dengan magang (internship).
· Hal ini terus dilakukan sampai usia 17 tahun ketika beliau telah mulai
membuka usaha sendiri. Pada usia ini beliau sudah menjadi seorang business
manager. Dalam perkembangan selanjutnya, ketika pemilik modal Makkah
mempercayakan pengelolaan perdagangan mereka kepada Muhammad Saw beliau
menjadi seorang investment manager.
· Saat berusia 25 tahun dan menikah dengan Khadijah, Muhammad Saw tetap
mengelola perdagangannya sebagai mitra bisnis Khadijah. Dengan demikian beliau
termasuk sebagai business owner .
· Menginjak usia 30-an, Muhammad Saw menjadi seorang investor dan mulai
memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi masyarakat. Pada saat ini
Muhammad Saw sudah mencapai apa yang disebut sebagai kebebasan uang

14
(financial freedom)dan waktu. Sejak itulah beliau mulai sering menyendiri
(tahannuts) ke Gua Hira‟. Hal ini dilakukan hingga mendapat wahyu pertama pada
usia 40 tahun. Periode baru dalam hidup Muhammad Saw sebagai seorang Nabi dan
Rasul dimulai.Saran
Alangkah baiknya kita selaku mahasiswa program studi Ekonomi Syari’ah dan
calon pengusaha, mampu mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan
konsep manajemen risiko bisnis syari’ah, guna memperoleh pengetahuan dan
memperluas wawasan serta dapat mengamalkannya kepada orang lain.

B. PENUTUP
Demikianlah uraian yang dapat saya sampaikan dalam makalah ini.
Sebagai manusia biasa, tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi saya pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.islampos.com/perjalanan-bisnis-rasulullah-muhammad-sang-
entreuprener-64579/

https://www.kompasiana.com/el-fath/5500f705a333114f755123ba/sejarah-
perniagaan-quraisy-makkah-dan-duty-free-tertua-jazirah-arab

https://dienfaqieh.wordpress.com/2010/02/14/perniagaan-bangsa-arab-masa-
jahiliyah-dan-masa-islam-bagian-pertama/
https://www.islampos.com/perjalanan-bisnis-rasulullah-muhammad-sang-
entreuprener-64579/
https://www.google.com/amp/s/economy.okezone.com/amp/
2020/05/08/320/2211110/5-konsep-pebisnis-andal-dari-rasulullah-saw

pertanyaan.
Perhitungan shaq dan hasta berapa dan seperti apa.
Zaman rosul ada 2 metode untuk mengukur yaitu:
1. Di ukur dengan di konservasi ke mata uang
2. Dan kedua dengan di ukur pada emas

Riwayat mata uang dinar dan dirham

16
17

Anda mungkin juga menyukai