Anda di halaman 1dari 7

Dinamika Pelaksanaan UUD 1945

Setelah Masa Reformasi

Rio To Hero
Latar Belakang Lahirnya
Reformasi
Latar belakang utama rubuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter di
kawasan Asia yang menyebar mulai dari Thailand, Malaysia, Korea Selatan, dan
terakhir Indonesia pada tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus
memburuk seiring dengan krisis keuangan yang melanda Asia. Setelah Orde Baru
memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan, muncul suatu
keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini
menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru
tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan
ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah
Orde Baru. Berikut ini adalah beberapa hal yang menyebabkan timbulnya Reformasi.
1. Krisis politik
2. Krisis hukum
3. Krisis ekonomi
4. Krisis kepercayaan
Amandemen UUD 1945 I,II,III,IV

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945


mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang
Tahunan MPR:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002
Sistem Ketatanegaraan NKRI setelah
Amandemen UUD 1945
Sistem ketatanegaraan Indonesia adalah segala seuatu yang
berkenaan dengan susunan organisasi Negara Republik
Indonesia, baik yang menyangkut susunan dan kedudukan
lembaga-lembaga Negara, tugas dan wewenang maupun
hubungannya satu sama lain menurut UUD 1945. Sususan
organisasi negara yang diatur dalam UUD 1945 sebelum
perubahan yaitu:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Presiden
3. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
6. Mahkamah Agung (MA)
Sementara itu menurut hasil perubahan lembaga-lembaga yang
terdapat di dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Presiden
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
5. Mahkamah Agung (MA)
6. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
7. Mahkamah Konstitusi (MK)
8. Komisi Yudisial
Daftar Pustaka

• Arif Yulianto, 2002. Hubugan Sipil-Militer di


Indonesia Pasca Orba. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
• Asvi Warman, Adam. 2009. Penelusuran
Sejarah Indonesia. Yogyakarta: penerbit
Ombak.
• Dr. H. Syarbaini, Syahrial, M.A. 2014.
Pendidikan Pancasila.
‫شكرا كثيرا‬

Anda mungkin juga menyukai