Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA DI ERA SOEKARNO

Pancasila di Masa Orde Lama


Pada masa orde lama yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno, Pancasila
mengalami ideologisasi. Pada masa ini Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai
keyakinan, kepribadian bangsa Indonesia. Presiden Soekarno, pada masa itu menyampaikan
ideologi Pancasila berangkat dari mitologi atau mitos, yang belum jelas bahwa pancasila
dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesejahteraan. Tetapi Soekarno tetap berani
membawa konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi bangsa Indonesia.
Pada masa ini, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang ketika itu diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada di
dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa ini
adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan.
Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama.
1. Periode 1945-1950
Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensil,
namun dalam prakteknya system ini tidak dapat terwujudkan setelah penjajah dapat diusir.
Persatuan rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan, dan muncul upaya-upaya untuk
mengganti Pancasila sebagai dasar Negara dengan faham komunis oleh PKI melalui
pemberontakan di Madiun pada tahun 1948 dan olen DI/TII yang ingin mendirikan Negara
dengan agam Islam.
2. Periode 1950-1959
Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang pada
nyatanya tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan. Walaupun dasar Negara tetap
Pancasila, tetapi rumusan sila keempat tidak berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan
suara terbanyak. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya
pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis.
3. Periode 1956-1965
Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi demokrasi justru tidak
berada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai pancasila tetapi
kepemimpinana berada pada kekuasaaan pribadi presiden Soekarno. Maka terjadilah berbagai
penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi.akibatnya presiden Soekarno
menjado otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, dan
menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok dengan
kehidupan Negara Indonesia. Terbukti dengan adanya kemerosotan moral di sebagian
masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai pancasila, dan berusaha untuk
menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.

Dalam mengimplementasikan pancasila, presiden Soekarno melaksanakan pemahaman


pancasila dengan paradigma yang disebut dengan USDEK. Untuk mengarahkan perjalanan
bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang teguh UUD 1945, sosialisme ala
Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional. Akan tetapi
hasilnya terjadilah kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang memprihatinkan.
http://googleweblight.com/?lite_url=http://syaidadianto.web.id/makalah-pancasila-orde-
lama/&ei=2t6YYfOL&lc=id-
ID&s=1&m=431&host=www.google.co.id&ts=1504586444&sig=ANTY_L3pHYWeO9Ba0cX7C
_LlSmQF9D5qIw#a-_Toc466555493

2.4. Demokrasi Pada Saat Orde


Lama
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Ir.
Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 1966. Ia
memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama
dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno
menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya
berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat menugaskan Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi
kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan
Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di
parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno
diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang
sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di
saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi
komando.

Di pemerintahan Soekarno malah terjadi pergantian sistem pemerintahan berkali-kali.


Liberal, terpimpin, dsb mewarnai politik Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan tersebut.
Pemberontakan PKI pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI berhaluan
sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang berdasarkan asas sama
rata, jadi faktor pemberontakan tersebut adalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.

Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yg dimulai dari proklamasi kemerdekaan 17
agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Dizaman orde lama partai yang ikut pemilu
sebanyak lebih dari 25 partai peserta pemilu. Masa orde lama ideologi partai berbeda antara
yang satu dengan lainnya, ada Nasionalis PNI-PARTINDO-IPKI-dll, Komunis PKI; Islam
NU-MASYUMI- PSII-PI PERI, Sosialis PSI-MURBA, Kristen PARKINDO dll. Pelaksanaan
Pemilu pada Orde Lama hampir sama seperti sekarang.

2.5. Pelaksanaan Pancasila


Orde Lama.
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan
keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam
suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa
orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde
lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu periode 1945-1950,
periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.

Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih
dari itu ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham
komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan
mendirikan negara dengan dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan masih
tinggi ketika menghadapi Belanda yang masih ingin mempertahankan penjajahannya di bumi
Indonesia. Namun setelah penjajah dapat diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam
kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat
dilaksanakan, sebab demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer, dimana
presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh
Perdana Menteri. Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan.
Kesimpulannya walaupun konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang
presidensiil, namun dalam praktek kenegaraan system presidensiil tak dapat diwujudkan.

Pada periode 1950-1959, walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat
bukan berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem
pemerintahannya yang liberal sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada periode
ini persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakan
RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik,
demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling
demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti
yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang
menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan
Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku, dan kembali kepada UUD 1945. Kesimpulan yang
ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai
ideology liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.

Pada periode 1959-1965, dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan
berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi
berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter,
diangkat menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, menggabungkan Nasionalis,
Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan
moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan
berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Dalam mengimplentasikan
Pancasila, Bung Karno melakukan pemahaman Pancasila dengan paradigma yang disebut
USDEK. Untuk memberi arah perjalanan bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang
teguh UUD 45, sosialisme ala Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan
kepribadian nasional. Hasilnya terjadi kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang
memprihatinkan. Walaupun posisi Indonesia tetap dihormati di dunia internasional dan
integritas wilayah serta semangat kebangsaan dapat ditegakkan. Kesimpulan yang ditarik
adalah Pancasila telah diarahkan sebagai ideologi otoriter, konfrotatif dan tidak memberi
ruang pada demokrasi bagi rakyat. kesimpulan orde lama periode 1959-1965

pancasila telah diarahkan sebagai ideologi otoriter,konfrotatif dan tidak memberi ruang pada
demokrasi bagi rakyat hingga nilai-nilai Pancasila pada masyarakat melemah.

Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas, kebanggaan nasional dan
mempersatukan bangsa Indonesia. Namun demikian, Orde Lama pula yang memberikan
peluang bagi kemungkinan kaburnya identitas tersebut (Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945). Beberapa peristiwa pada Orde Lama yang mengaburkan identitas nasional kita adalah;
Pemberontakan PKI pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD Sementara
1950, Nasakom dan Pemberontakan PKI 1965.

2.6. Sejarah Perkembangan


Pancasila Orde Lama
Kedudukan pancasila sebagai idiologi Negara dan falsafah bangsa yang pernah dikeramatkan
dengan sebutan azimat revolusi bangsa, pudar untuk pertama kalinya pada akhir dua dasa
warsa setelah proklamasi kemerdekaan. Meredupnya sinar api pancasila sebagai tuntunan
hidup berbangsa dan bernegara bagi jutaan orang diawali oleh kahendak seorang kepala
pemerintahan yang terlalu gandrung pada persatuan dan kesatuan. Kegandrungan tersebut
diwujudkan dalam bentuk membangun kekuasaan yang terpusat, agar dapat menjadi
pemimpin bangsa yang dapat menyelesaikan sebuah revolusi perjuangan melawan penjajah(
nekolim, neokolonialisme ) serta ikut menata dunia agar bebas dari penghisapan bangsa atas
bangsa dan penghisapan manusia dengan manusia. Namun sayangnya kehendak luhur
tersebut dilakukan dengan menabrak dan mengingkari seluruh nilai-nilai dasar pancasila.

Setelah menetapakan berlakunya kembali UUD 1945, Presiden Soekarno meletakkan dasar
kepemimpinannya. Yang dinamakan demokrasi terimpin.

Adapun yang dimaksud dengan demokrasi terpimpin oleh Soekarno adalah demokrasi khas
Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan makna yang terkandung
didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang. Dimana demokrasi dipimpin oleh
kepentingan-kepentingan tertetu.

2.6. 1. Penyimpangan-
Penyimpangan Orde Lama
Penyimapangan-penyimpangan di era Orde Lama itu antara lain

1. Presiden membubarkan DPR hasil pemilihan umum 1955 dan membentuk DPR
Gotong Royong. Hal ini dilakukan karena DPR menolak rancangan pendapaan dan
belanja Negara yang diajukan pemerintah.
2. Pimpinan lembaga-lembaga Negara diberi kedudukan sebagai menteri-menteri
Negara yang berarti menempatkannya sebagai pembantu presiden.
3. Kekuasaan presiden melebihi wewenang yang ditetapkan didalam UUD 1945. Hal ini
terbukti dengan keluarnya beberapa presiden sebagai produk hukum yang setingkat
dengan UUD tanpa prsetujuan DPR. Penetapan ini antara lain meliputi hal-hal sebagai
berikut:
4. a) Penyederhanaan kehidupan partai-partai politik dengan dikeluarkannya Penetapan
Presiden nomer 7 than 1959
5. b) Pembentukan Front Nasional dengan PEnetapan Presiden nomer 13 tahun 1959.
6. c) Pengangkatan dan pemberhentian anggota-anggota MPRS, DPA dan MA oleh
presiden.

4 Hak budget DPR tidak berjalan karena pemerintah tidak mengajukan rancangan undang-
udang APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR..

2.7. Pengamalan Pancasila Di


Era Orde Lama
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering terjadi
penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan dengan pancasila
dan UUD 1945. Artinya pelaksanaan UUD1945 pada masa itu belum dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada
kekuasaan seorang presiden dan lemahnya control yang seharusnya dilakukan DPR terhadap
kebijakan-kebijakan.

Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjangan sehingga
situasi politik, keamanaan dan kehidupan ekonomi makin memburuk puncak dari situasi
tersebut adalah munculnya pemberontakan G 30 S/PKI yang sangat membahayakan
keselamatan bangsa dan Negara.

Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno selaku presiden RI memberikan


perintah kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret 19669(Supersemar) untuk
mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya keamanaan, ketertiban dan
ketenangan serta kesetabilan jalannya pemerintah. Lahirnya Supersemar tersebut dianggap
sebagai awal masa Orde Baru.

2.8. Berakhirnya Orde Lama


Setelah turunnya presiden soekarno dari tumpuk kepresidenan maka berakhirlah orde
lama.kepemimpinan disahkan kepada jendral soeharto mulai memegang
kendali.pemerintahan dan menanamkan era kepemimpinanya sebagai orde baru konsefrasi
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan kehidupan demokrasi menitipberatkan pada aspek
kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional.untuk mencapai titik-titik
tersebut dilakukanlah upaya pembenahan sistem keanekaragaman dan format politik yang
pada prinsipnya mempunyai sejumlah sisi yang menonjol.yaitu;

1. adanya konsep difungsi ABRI


2. pengutamaan golonga karya
3. manifikasi kekuasaan di tangan eksekutif
4. Diteruskannya sistem pengangkatan dalam lembaga-lembaga pendidikan pejabat
5. kejaksaan depolitisan khususnya masyarakat pedesaan melalui konsep masca
mengembang (flating mass)
6. Karal kehidupan pers konsep diaturfungsikan ABRI pada masa itu secara inplisit
sebelumnya sudah ditempatkan oleh kepala staf angkatan darat. Mayjen A.H.Nasution
tahun 1958 yaitu dengan konsep jalan tengah prinsipnya menegaskan bahwaperan
tentara tidak terbatas pada tugas profesional militer belaka melainkan juga
mempunyai tugas-tugas di bidang sosial politik dengan konsep seperti inilah
dimungkinkan dan bhakan menjadi semacam kewajiban jikalau militer berpartisipasi
di bidang politik penerapan, konjungsi ini menurut pennafsiran militer dan penguasa
orde baru memperoleh landasan yuridi konstitusional di dalam pasal 2 ayat 1 UUD
1945 yang menegaskan majelis permusyawaratan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai