Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis
Dosen Pengampu: 1). Jajang Saeful Zaman, S.Kom.I.,MM.
2). Risdawanty, SE

Oleh:
 Lesti Agustin (1810053)
 Tri Putriningsari (1810055)
 Hayati Nufus Aslamah(1810064)
 Dyah Setya Rahmawatii (1810061)

Manajemen 3/C
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYAH
SURYALAYA – TASIKMALAYA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berudul “Prinsip-Prinsip Etika
Bisnis” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Etika Bisnis.
Penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun saat penyusun harapkan demi
perbaikan kedepannya. Mudah-mudahan dengan begitu maka kesalahan yang sama pada
waktu yang lain tidak akan terulang. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
kepada kita semua, dan selalu mengingat Allah SWT untuk mendapatkan keimanan menuju
keselamatan dunia dan akhirat kedepannya.

Tasikmalaya, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................


DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi dalam Islam ..................................................................
B. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam ......................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sistem islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang
kapitalis, tidak dari sudut pandang sosialis dan juga tidak merupakan gabungan hak
kepemilikan individu, sementara “untuk kepentingan masyarakat keseimbangan
kepentingan publik dan individu serta menjaga moralitas”.
Dalam ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang
dihindarkan dan secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan
kepada anggota masyarakat harus dilaksanakan. Sistem ekonomi Islam merupakan
sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya kepada satu
kelompok saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat.
Islam memperbolehkan seseorang mencari kekayaan sebanyak mungkin. Islam
menghendaki adanya persamaan, tetapi tidak menghendaki penyamarataan. Kegiatan
ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak harta dikuasai
pribadi. Di dalam bermuamalah, Islam menganjurkan untuk mengatur muamalah di
antara sesama manusia atas dasar amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan
bermuamalah serta jelas-jelas bebas dari unsur riba. Islam melarang terjadinya
pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan menganjurkan untuk memenuhi
janji serta menunaikan amanat.
Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukkan adanya
masyarakat muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi pada perekonomian
dalam perbankan shari‘ah sebagai implementasi ketaatan beragama, sekaligus
sebagai usaha memenuhi kebutuhan ekonomi.
Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam
didasarkan atas lima nilai universal yakni : tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan),
nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad (hasil).
Oleh karena itu, kami menyusun makalah dengan judul “Prinsip-prinsip
Ekonomi Islam”.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi ekonomi dalam islam?
b. Apa saja prinsip-prinsip ekonomi islam?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi ekonomi dalam islam.
b. Memahami prinsip-prinsip ekonomi islam secara umum dan secara garis besar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Dalam Islam


Ekonomi dalam islam adalah ilmu yang mempelajari segala perilaku manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah kedamaian
dan kesejahteraan dunia akhirat. Ilmu ekonomi islam adalah pengetahuan dan aplikasi
ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah keadilan dalam pencairan dan
pengeluaran sumberdaya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan
memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah
dan masyarakat.

2.2 Prinsip – prinsip Ekonomi Islam


2.2.1 Prinsip Ekonomi Islam Secara Umum

Secara umum prinsip ekonomi Islam terbagi menjadi tiga bagian.


Prinsip-prinsip ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal yang
meliputi tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (p
emerintah) dan ma’ad (hasil). Dari kelima nilai universal tersebut, dibangunlah
tiga prinsip derivatif yaitu kepemilikan multijenis (multiple ownership),
kebebasan bertindak atau berusaha (freedom to act) serta keadilan
sosial (social justice).
Lima nilai universal memiliki fungsi seperti pondasi, yaitu menentukan
kuat tidaknya suatu bangunan. Tauhid (keesaan Allah), memiliki arti bahwa
semua yang kita lakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan kepada Allah
di akhirat kelak. ‘Adl (keadilan), memiliki arti bahwa Allah telah
memerintahkan manusia untuk berbuat adil dan tidak menzalimi pihak lain
demi memeroleh keuntungan pribadi. Nubuwwah (kenabian), menjadikan
sifat dan sikap nabi sebagai teladan dalam melakukan segala aktivitas di
dunia. Khilafah (pemerintahan), peran pemerintah adalah memastikan tidak
ada distorsi sehingga perekonomian dapat berjalan dengan
baik. Ma’ad (hasil), dalam Islam hasil (laba) yang diperoleh di dunia juga
menjadi laba di akhirat.

Bagian kedua memiliki fungsi sebagai tiang yang merupakan turunan


dari nilai-nilai universa. Multitype Ownership (kepemilikan multijenis)
merupakan turunan dari nilai tauhid dan ‘adl. Islam mengakui kepemilikan
pribadi, negara maupun kepemilikan campuran, namun pemilik primer tetap
Allah SWT. Freedom to act (kebebasan bertindak atau berusaha) merupakan
turunan dari nilai nubuwwah, ‘adl dan khilafah. Nilai ini memiliki arti bahwa
setiap manusia memiliki kebebasan untuk bermuammah. Dalam
bermuammalah, manusia diwajibkan untuk meneladani sifat rasul (siddiq,
amanah, fathanah, tabligh). Selain itu tetap harus menjunjung tinggi nilai
keadilan dan taat terhadap aturan yang berlaku dalam pemerintahan agar
tidak terjadi distorsi dalam perekonomian. Social Justice (keadilan sosial)
merupakan turunan dari nilai khilafah dan ma’ad. Nilai ini memiliki arti
bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan pokok dan
terciptanya keseimbangan sosial sehingga tidak terjadi ketimpangan antara
kaya dan miskin.

Seperti fungsi atap dalam sebuah bangunan, nilai yang berfungsi untuk
melindungi bangunan dari ancaman dari luar adalah akhlak. Akhlak
merupakan sikap manusia dalam bertingkah laku yang diharapkan sesuai
dengan teori dan sistem ekonomi Islam.
2.2.2 Prinsip Ekonomi Islam Secara Garis Besar
Secara garis besar prinsip–prinsip ekonomi Islam, yaitu sebagai berikut :

1. Dalam ekonomi islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai


pemberian atau titipan Tuhan kepada manusia. Manusia harus
memenfaatkannya seefisien dan seoptimal mungkin dalam produksi guna
memenuhi kesejahteraan secara bersama di dunia, yaitu untuk diri sendiri
dan orang lain. Namun yang terpenting adalah bahwa kegiatan
tersebutakan dipertanngung jawabkannya di akhirat nanti.
2. Islam mengakui kepemilikan pribadi atas batas-batas tertentu, termasuk
kepemilikan alat produksi dan faktor produksi. Pertama ,kepemilikan
individu dibatasi oleh kepentingan masyarakat, dan kedua, islam menolak
setiap pendapatan yang diperoleh secara tidak sah, apalagi usaha yang
menghancurkan masyarakat.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama seorang
Muslim, apakah ia sebagai pembeli, penjual, penerimaupah, pembuat
keuntungan dan sebagainya, harus berpegangan pada tuntutan Allah Swt.
4. Pemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai capital produksi yang
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sistem ekonomi islam
menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh beberapa
orang saja. Konsep ini berlawanan dengan system ekonomi
kapitalis, dimana kepemilikan industry di dominasi oleh monopoli dan
oligopoli, tidak terkecuali industri yang merupakan kepentingan umum.
5. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya
direncanakan untuk kepentingan orang banyak.
6. Orang muslim harus beriman kepada Allah dan hari akhir, oleh karena itu
Islam mencela keuntungan yang berlebihan, perdagangan yang tidak jujur,
perlakuan yang tidak adil, dan semua bentuk diskriminasi dan penindasan.
7. Seorang muslim yang kekayaannya melebihi tingkat tertentu (nisab)
diwajibkan membayar zakat. Zakat merupakan alat distribusi sebagian
kekayaan orang kaya (sebagai sanksi atas penguasaan harta tersebut),
yang ditujukan untuk orang miskin dan orang – orang yang membutuhkan.
8. Islam melarang setiap pembayaran bunga (riba) atas berbagai bentuk
pinjaman, apakah pinjaman tersebut berasal dari teman, perusahaan,
perorangan, pemerintah maupun individual lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa ekonomi dalam islam adalah ilmu
yang mempelajari segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan tujuan memperoleh falah kedamaian dan kesejahteraan
dunia akhirat.
Prinsip-prinsip ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal yang
meliputi tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerint
ah) dan ma’ad (hasil). Dari kelima nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip
derivatif yaitu kepemilikan multijenis (multiple ownership), kebebasan bertindak atau
berusaha (freedom to act) serta keadilan sosial (social justice).

3.2 Saran

Dari beberapa referensi yang kami baca, kami dapat menemukan materi
mengenai hal-hal yang dibahas dalam makalah ini. Namun, kami yakin makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, dan kami juga yakin dalam makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan, baik isi, tata bahasa, maupun penyusunannya, maka kami
mohon maaf yang sebesar besarnya. Maka dari itu, masukan, kritik, ataupun saran
dari pembaca sangat kami harapkan demi sempuranya makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahkuindonesia.blogspot.com/2017/12/makalah-prinsip-prinsip-dari-
ekonomi.html
https://www.academia.edu/10374109/Makalah_Ekonomi_Islam
https://pkebs.feb.ugm.ac.id/2018/07/02/prinsip-prinsip-ekonomi-islam/
TUGAS INDIVIDU : JURNAL (LESTI AGUSTIN)
TUGAS INDIVIDU : JURNAL (TRI
PUTRININGSARI)
TUGAS INDIVIDU : JURNAL (HAYATI NUFUS
ASLAMAH)
TUGAS INDIVIDU : JURNAL (DYAH SETYA
RAHMAWATI)

Anda mungkin juga menyukai