Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM


INFORMASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistim Informasi Manajemen

Dosen Pengampu:
Walid Fajar Antariksa, MM

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Zella Novia (19170029)
2. Mohammad Afif Choironi (19170059)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui tulisan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga terselesainya makalah ini.
Akhir kata, bahwa dalam usaha kami yang maksimal dalam mewujudkan
karya yang terbaik, tetapi tidak dapat dipungkiri masih terdapat kekurangan
didalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan makalah ini. Dan apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah
ini penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Hanya Allah-lah yang Maha Sempurna. Semoga Allah memberi petunjuk
dan ampunan-Nya atas segala kekurangan dan kekhilafan. Dan semoga segala
usaha yang dilakukan dengan baik, dirahmati dan diridhai oleh-Nya.

Malang, 07 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Tipe Kegiatan Bagi Manajemen 3
B. Tipe Pengambilan Keputusan Bagi Manajemen 5
C. Tipe Informasi Bagi Manajemen 9
D. Tahapan dalam Pengambilan Keputusan 11
E. Probabilitas dalam Pengambilan Keputusan 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh
manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat
penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat
alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila
kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami
ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil
keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan
mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Jauh sebelum adanya teknologi komputer, sistem informasi manajemen
(SIM) telah digunakan oleh para pemimpin organisasi atau perusahaan dalam upaya
pengambilan keputusan. Namun demikian proses pengambilan keputusan yang
dilakukan saat itu sangat sederhana, segala sesuatunya masih berjalan secara
manual karena semua data masih tersimpan dalam lembaran-lembaran arsip yang
bermacam-macam. Dimana apabila pemimpin membutuhkan berbagai informasi
pada arsip-arsip tersebut untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan maka
sangatlah sulit untuk mencarinya. Penyimpanan arsip-arsip tersebut sangat tidak
efektif maka untuk mencarinya pun membutuhkan waktu yang lama. Selain itu
kemungkinan dari ketidakefektifan cara penyimpanan tersebut membuat beberapa
arsip-arsip yang telah disimpan rusak atau tidak terawat.
Proses pencarian saat itu dimana teknologi komputer belum ditemukan.
Dengan hadirnya teknologi komputer pada zaman sekarang ini telah mengubah
segalanya. Berbagai arsip dan dokumen-dokumen yang tadinya disimpan secara
manual, sekarang semuanya disimpan secara digital. Semua dokumen yang
disimpan secara digital merupakan penyimpanan yang efektif dan efisien. Dimana
semua arsip dan dokumen-dokumen dapat tersimpan rapi dalam sistem komputer
dan jika dibutuhkan dalam pencariannya lebih mudah karena hanya dengan mencari
nama file, arsip yang dibutuhkan akan ditampilkan.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana tipe kegiatan bagi manajemen?
2. Bagaimana tipe pengambilan keputusan bagi manajemen?
3. Bagaimana tipe informasi bagi manajemen?
4. Bagaimana tahapan dalam pengambilan keputusan?
5. Bagaimana mekanisme pengambilan keputusan dalam organisasi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui tipe kegiatan bagi manajemen.
2. Untuk mengetahui tipe pengambilan keputusan bagi manajemen.
3. Untuk mengetahui tipe informasi bagi manajemen.
4. Untuk mengetahui tahapan dalam pengambilan keputusan.
5. Untuk mengetahui mekanisme pengambilan keputusan dalam
organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tipe Kegiatan Manajemen


Dengan berkembangnya teknologi informasi pada saat ini, dimana segala
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dilakukan berbasis komputer. Maka dari itu
dalam sebuah instansi ataupun lembaga pendidikan komputer dibuat sebagai bahan
kebutuhan dalam menciptakan dan memperoleh serta memproses suatu sistem
informasi. Diharapkan setiap orang ataupun setiap instansi haruslah mampu
berupaya mengikuti arus informasi yang berkembang di dunia teknologi pada
zaman sekarang. Pada sebuah instansi ataupun lembaga pendidikan manapun pada
saat ini pastilah menggunakan sistem informasi manajemen yaitu sebuah sistem
manusia ataupun mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung
fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan.
Pada kegiatan manajemen ini dihubungkan dengan tingkatan di dalam
organisasi yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:1
1. Perencanaan strategic
Perencanaan strategik merupakan sebuah kegiatan manajemen
tingkat atas, sebagai proses sebuah evaluasi lingkungan keluar instansi atau
organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi
lainnya. Dalam perencanaan strategis ini terdapat tiga tingkatan, yaitu:
a. Lingkungan luar organisasi
Lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya
organisasi oleh karena itu manajemen tingkat atas harus pandai
mengevaluasinya, harus dapat bereaksi terhadap kesempatan
kesempatan yang diberikan oleh lingkungan luar, semisal
produk baru dan juga pasar baru. Selain itu manajemen tingkat
atas harus tanggap terhadap tekanan-tekanan dari lingkungan
luar yang merugikan organisasi dan sebisa mungkin mengubah
tekanan menjadi kesempatan.

1
Sondang Slagian. “Sistem Informasi Manajemen”. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).

3
b. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan merupakan apa yang ingin dicapai oleh
organisasi berdasarkan dengan visi yang dimiliki oleh
manajemen. Misalnya tujuan instansi pada waktu 5 tahun
menjadi penjualan terbesar di dalam industri dengan menguasai
60% pasar.
c. Penetapan strategi
Suatu organisasi diharuskan menentukan tindakan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tujuan
yang diinginkan. Dengan strategi, semua kemampuan yang
berupa sumber daya sumber daya dikerahkan supaya tujuan
organisasi tersebut dapat diraih. Karena strategi termasuk hal
yang paling berimbas bagi suatu organisasi, jikalau suatu
organisasi salah dalam memilih sebuah strategi maka tujuan-
tujuan yang akan dicapai kemungkinan akan terhambat.
2. Pengendalian manajemen
Sistem untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan
strategi yang sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Hal ini merupakan
sebuah tingkatan taktik (tactical level), yaitu bagaimana manajemen tingkat
menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan
dengan berhasil. Taktik yang dijalankan biasanya bersifat jangka pendek
kurang lebih 1 tahun. Proses pengendalian manajemen terdiri dari
pembuatan program kerja, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan
pengukuran, pelaporan dan analisis.
3. Pengendalian operasi
Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah
dilaksanakan secara efektif dan efisien, hal ini juga merupakan sebuah
penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen.
Pengendalian operasi dilakukan di bawah bendungan proses pengendalian
manajemen dan difokuskan pada tugas-tugas tingkat bawah.

4
B. Tipe Pengambilan Keputusan Bagi Manajemen
Salah satu fungsi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, yaitu
pengambilan keputusan, dari seorang pimpinan, yaitu sebagian besar waktu,
perhatian, maupun pikirannya dipergunakan untuk mengkaji proses pengambilan
keputusan. Semakin tinggi posisi seseorang dalam kepemimpinan organisasi maka
pengambilan keputusan menjadi tugas utama yang harus dilaksanakan. Perilaku dan
cara pimpinan dalam pola pengambilan keputusan sangat mempengaruhi perilaku
dan sikap dari pada stafnya.
Pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah,
jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan
dari salah satu alternatif dari alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari
proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi. Adapun hasil dari
pengambilan keputusan adalah keputusan (decision) bersifat futuristik, artinya
bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang (efeknya atau
pengaruhnya berlangsung cukup lama).
Adapun tujuan dari pengambilan keputusan yaitu: tujuan yang bersifat
tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah.
Artinya, sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain, dan
tujuan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut
lebih dari satumasalah, artinya keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua
masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang tidak kontradiktif.
Menurut Syamsi (1995 : 13) unsur-unsur dalam pengambilan keputusan
yang harus dipertimbangkan adalah: (1) tujuan dari pengambilan keputusan, yaitu
mengetahui terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai dari pengambilan keputusan
tersebut, (2) identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, perlu dibuat daftar jenis-
jenis tindakan yang memungkinkan untuk diadakan pemilihan, (3) perhitungan
mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar
jangkauan manusia (uncontrollable events), (4) sarana atau alat yang digunakan
untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
Unsur-unsur pengambilan keputusan yang dapat digunakan oleh pimpinan
terlebih dahulu harus dapat mengkaji dan mempertimbangkan mengenai

5
tujuanpengambilan keputusan, identifikasi masalah, faktor-faktor internal maupun
eksternal lembaga/oraganisasi, serta sarana pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan menurut Terry (2002 : 16) didasarkan pada lima hal
berikut:
1. Instuisi (perasaan)
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas instuisi atau
perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Pengambilan keputusan berdasar intuisi mengandung beberapa
kebaikan dan kelemahan. Kebaikannya antara lain: waktu yang
digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, untuk masalah
yang pengaruhnya terbatas pengambilan keputusan akan memberikan
kepuasan padaumumnya, kemampuan mengambil keputusan dari
pengambil keputusan itu sangat berperan dan perlu dimanfaatkan
dengan baik. Sedangkan kelemahannya antara lain: keputusan yang
dihasilkan relatif kurang baik, sulit mencari alat pembandingnya
sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya, dasar-dasar lain
dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan..
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki
manfaat bagi pengetahuan praktis karena berdasarkan pengalaman
seseorang dapat memperkirakan sesuatu serta dapat memperhitungkan
untung ruginya dan baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
Karena pengalaman, seseorang dapat menduga masalahnya walaupun
hanya dengan melihat sepintas saja sudah menemukan cara
penyelesaiannya.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan
terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi sehingga orang dapat
emnerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

6
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih
rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain:
kebanyakan penerimaannya adalah bawahan terlepas penerima tersebut
secara sukarela atau secara terpaksa, keputusan dapat bertahan dalam
jangka waktu yang cukup lama, memiliki otentisitas (otentik).
Kelemahannya antara lain: dapat menimbulkan sifat rutinitas,
mengasosiasikan dengan praktik diktatorial, sering melewati
permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan.
5. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional,
keputusan yang dihasilkan bersifat obyektif, logis, lebih transparan,
konsisten, untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai
dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara
rasional ini terdapat beberapa hal sebagai berikut: (1) kejelasan masalah,
tidak ada keraguan dan kekaburan masalah; (2) orientasi tujuan dan
kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai; (3) pengetahuan
alternatif, seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya; (4)
preferensi yang jelas, alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria; (5) hasil
maksimal, pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis
yang maksimal. Pengambilan keputusan secara rasional berlaku
sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam proses
pengambilan keputusan, suatu organisasi tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Posisi atau kedudukan
Dalam rangka pengambilan keputusan, posisi atau kedudukan
dapat dilihat dalam hal: (a) letak posisi, sebagai pembuat keputusan,

7
penentu keputusan, atau staf, (b) tingkatkan posisi, sebagai strategi,
policy, peraturan, organisasional, atau teknis.
2. Masalah
Masalah atau problem adalah yang menjadi penghalang untuk
tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan dari yang
diharapkan, direncanakan, dikehendaki atau harus diselesaikan.
Masalah dibagi menjadi 2 jenis yaitu masalah yang terstuktur dan
masalah tidak terstruktur.
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor dalam keadaan uamh berkaitan
satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memencarkan pengaruh
terhadap kita beserta yang hendak kita perbuat.
4. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan faktor yang secara bersama-sama
menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian
besar faktor tersebut merupakan sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit
(kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha pada umumnya telah
tertentu atau ditentukan.2
Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan
tujuan antara atau objektif. Pengambilan keputusan memiliki dua fungsi yaitu:
pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional, dan sesuatu yang maksimal. Pengambilan keputusan secara rasional
berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.

2
Anastasia Lipursari. "Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam mengambil
Keputusan". Jurnal STIE Semarang, Vol 5, No 1, Edisi Februari 2013 (ISSN: 2252-7826)

8
Tipe pengambilan keputusan (Decision Making), adalah manajemen dalam
pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi ke dalam tiga tipe,
yaitu:3
1. Keputusan terprogram atau keputusan terstruktur
Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang berulang-
ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram dan dapat terstruktur dengan
baik. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada
manajemen tingkat bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang.
2. Keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur
Keputusan ini adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin, dan sebagian tidak terstruktur.
Keputusan ini sering bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-
perhitungan serta analisis yang terperinci. Contoh: alokasi dana
promosi.
3. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur
Keputusan ini adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-
ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen
tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur,
tidak mudah untuk didapatkan, dan tidak mudah tersedia, keputusan ini
biasanya berasal dari lingkungan luar.

C. Tipe Informasi Bagi Manajemen


Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan
pada sebuah instansi ataupun lembaga pendidikan. Sistem informasi mempunyai
peranan yang penting dalam menyediakan informasi untuk manajemen setiap
tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda juga. Oleh karena itu informasi yang
diberikan sangat relevan dan berguna pada saat manajemen membutuhkan
informasi tersebut.

3
Pusat Pendidikan dan Pelantikan Pengawasan BPKP. “Sistem Informasi
Manajemen. (Bogor: Pusdiklatwas BPKP, 2007)

9
1. Informasi pengumpulan data (score keeping Information)
a. Merupakan informasi yang berupa akumulasi atau pengumpulan
data untuk menjawab pertanyaan: "apakah saya sudah
mengerjakan dengan baik atau belum?"
b. Informasi ini berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi
kinerja personal-personilnya.
2. Informasi pengarahan perhatian (attention directing information)
a. Merupakan informasi untuk membantu manajemen memusatkan
perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang,
ketidakberesan, ketidakefisienan dan kesempatan-kesempatan
yang dapat dilakukan. Informasi ini menjawab pertanyaan:
"permasalahan apakah yang seharusnya diamati?"
b. Informasi ini akan membantu manajemen untuk melihat
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Informasi Pemecahan Masalah (problem solving information)
a. Merupakan informasi untuk membantu manajer atas
pengambilan keputusan dan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya. Informasi ini untuk menjawab pertanyaan:
"manakah yang terbaik dari beberapa cara melakukan suatu
pekerjaan?"
b. Problem solving biasanya dihubungkan dengan keputusan-
keputusan yang tidak berulang-ulang serta situasi yang
membutuhkan analisis yang dilakukan oleh manajemen tingkat
atas.4
Maka dari itu informasi dalam sebuah organisasi maupun lembaga
pendidikan sangatlah diperlukan untuk pemimpin sampai dengan semua anggota
organisasi. Karena komunikasi sangatlah penting sebagai penyampaian informasi
dari satu titik ke titik lainnya. Hal tersebut haruslah selalu dijaga agar tidak terjadi
kesalah pahaman antara satu sama lain. Dan informasi adalah sebuah dasar untuk
mengambil sebuah keputusan untuk menuju cita-cita yang ingin di raih.

4
https://www.scribd.com/document/439823387/8-konsep-pengambilan-keputusan-
berbasis-sistem-informasi. Diakses pada hari Rabu, 6 Oktober 2021 pada pukul 22.35 WIB

10
D. Tahapan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah salah satu peran dari manajer yang sangat
penting dalam organisasi, sebagai pemimpina dalam organisasi manajer diberikan
hak untuk mengambil keputusan dalam organisasinya, pengambilan keputusan
merupakan sebuah akhir dari berbagai pertimbangan yang telah dilakukan
sebelumnya. Pengambilan keputusan menjadi sesuatu yang penting karena akan
berpengaruh dalam proses ynag terjadi dalam organisasi, kesalahan menejer dalam
pengambilan keputusan dapat membawa organisasi ke gerbang kehancuran.
Pada hakekatnya pengambilan keputusan terjadi akibat adanya suatu
masalah dalam pencapaian tujuan, pengambilan keputusan dapat berupa pemecahan
suatu masalah atau mengurangi dampak suatu masalah yang terjadi sehingga
pencapaian tujuan dapat tercapai secara dengan efektif dan efisien.
Model atau prosedur pengambilan keputusan yang baik, dalam sistem
Informasi manajemen berbasis komputer dapat didukung oleh perangkat-perangkat
lunak. Perangkat lunak untuk mendukung pengambilan keputusan tersebut
dibangun atas dasar tiga tahapan proses pengambilan keputusan yang ditawarkan
oleh simon (dalam Bambang hartanto) yaitu Inteligensi (intelegence), perancangan
(design), dan pemilihan (choise)5.
1. Perangkat Lunak Pendukung Intelegensi
Tahap intelegensi dari proses pengambilan keputusan sering
juga disebut “pengenalan permasalahan”. pengenalan permasalahan
dapat berupa mengidentifikasi peluang-peluang yang akan terjadi
dalam organsisasi, baik itu peluang akan timbulnya masalah ataupun
pekuang akan didapatkannya keuntungan atau laba. Dengan
diketahuinya pengenalan masalah maka akan memudahan dalam
pengambilan keputusan, agar tidak tetjadinya dampak atau resiko
yang membahayakan bagi organisasi.
2. Perangkat Lunak Pendukung Perancangan
Dalam tahap ini sebagai lanjutan digunakan untuk mengenali
permasalahan yang dihadapi dan merumuskan berbagai alternatif

5
Hartono, B. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: Rineka Cipta.
2013.

11
penyelesaian masalah dan mneguji kelayakan alternatif tersebut
untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
Dalam tahapan ini dengan menggunakan perangkat lunak
untuk menganalisis faktor-faktor penyebab permasalahan, dalam
prosedur ini diperlukan perangkat lunak penelusuran an penemuan
kembali data dari pangkalan data. Data yang diperlukan untuk
analisis digunakan perangkat lunak penelusuran, kemudian
dimasukkan kedalam model analisis statistik yang dipilih, dari
prosedir tersebut maka akan keluar sejumlah alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan untuk
pengujuan terhapat alternatif yang muncul adalah dengan
menganalisis dampaknya terhadap lingkungan, organisai, pesaing,
dan masyarakat.
3. Perangkat Lunak Pendukung Pemilihan
Setelah sejumlah alternatif penyelesaian masalah deberikan
oleh perangkat lunak namun dalm pmilihan alternatif untuk
dijadikan keputusan terletak pada manusia atau manajernya. Oleh
karena itu, umumnya perangkat lunak hanya mampu memberikan
skala prioritas dalam pengambilan keputusan. Pada akhirnya
pengambilan keputusan tetap berada pada tangan pemimpin
organisasi itu sendiri.

E. Probabilitas dalam Pengambilan Keputusan


Probabilitas adalah tingkat kemungkinan yang dinyatakan dalam angka.
Misalnya, jika organisasi melempar mata uang ke atas dan membiarkan jatuh di
lantai, manakah yang akan menghadap ke atas, gambar atau angka? Organisasi
tidak dapat menjawabnya dengan pasti, tetapi organisasi tahu kemungkinan
menunjukkan gambar adalah 50 persen atau 0.5 dan kemungkinan menunjukkan
angka juga 50 persen atau 0.5. Ini merupakan informasi yang tersedia mengenai
hasilnya. Persentasi atau angka yang menunjukkan besarnya kemungkinan itu
organisasi namakan probabilitas.

12
Aspek-aspek Penting dalam Probabilitas. Ada beberapa hal penting yang
biasanya muncul dalam sebuah probabilitas, di mana hal ini akan menjadi salah satu
acuan bagi para pengambil keputusan, sehingga keputusan yang diambil menjadi
jauh lebih akurat dan komprehensif. Pada umumnya ada dua probabilitas yang
sering dipakai oleh para pegambil keputusan, yaitu6:
1. Probabilitas Obyektif
Probabilitas obyektif adalah kemungkinan yang
didasarkan pada pengalaman masa lalu. Misalnya, menurut
lapengembangan organisasiran produksi, produk yang dihasilkan
oleh pegawai pada jam kerja biasa, ada yang ditolak karena tidak
memenuhi syarat tetapi jumlah produk yang ditolak itu masih
akseptabel. Apabila pegawai bekerja lembur, maka dalam jam
lembur jumlah produk yang ditolak itu 50 persen lebih banyak
daripada jam kerja biasa. Dengan melihat lapengembangan
organisasiran masa lalu ini, organisasi dapat menentukan
probabilitas hasil pekerjaan mereka.
2. Probabilitas Subyektif
Probablilitas subyektif seringkali dilakukan orang atas
dasar perasaan, firasat, praduga, intuisi atau bisikan hati.
Probabilitas subyektif sering berbeda-beda. Seorang pimpinan
mungkin berkeyakinan bahwa strategi tertentu mempunyai
kemungkinan berhasil 70 persen, sedangkan pimpinan lain hanya
memberikan kemungkinan berhasil sebesar 10 persen.
Sehubungan dengan ini perlu Organisasi ketahui bahwa ada beberrapa
pimpinan yang berani memikul risiko yang besar tetapi ada pula pimpinan yang
enggan menanggung risiko. Namun demikian, apabila risiko ini menyangkut
jumlah yang uang banyak, kesediaan orang menanggung risiko berkurang. Hanya
sedikit pimpinan berani mempertaruhkan perushaannya dengan mengambil
keputusan yang probabilitas berhasilnya kecil sekali. Probabilitas berhasil yang

6
Eliana Sari. "Pengambilan Keputusan dalam Organisasi". Jakarta: Jayabaya University
Press, 2007. Hlm 24-26

13
kecil berarti risiko yang besar. Pada umumnya orang menginginkan kepastian yang
cukup tinggi, agar risikonya sekecil mungkin.
Setelah semua alternatif dievaluasi, pimpinan menghitung kemungkinan
berhasilnya tiap-tiap alternatif. Dalam perhitungan ini digunakan beberapa istilah
penting:
1. Nilai kondisional, yakni jumlah uang yang akan diterima
organisasi, jika strategi itu berhasil baik (laba yang diharapkan).
2. Probabilitas keberhasilan, yakni angka yang menunjukkan
besarnya kemungkinan keberhasilan strategi tertentu.
3. Nilai yang diharapkan, yakni hasil bersih yang akan diterima
organisasi, stelah nilai kondisional dikalikan dengan probabilitas
keberhasilan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasakan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada kegiatan manajemen ini dihubungkan dengan tingkatan di dalam
organisasi yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Perencanaan Strategic
Perencanaan strategik merupakan sebuah kegiatan
manajemen tingkat atas, sebagai proses sebuah evaluasi
lingkungan keluar instansi atau organisasi, penerapan tujuan
organisasi, dan penentuan strategi-strategi lainnya.
b. Pengendalian Manajemen
Sistem untuk meyakinkan bahwa organisasi telah
menjalankan strategi yang sudah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
c. Pengendalian Operasi
Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas
tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien,
2. Pengambilan keputusan menurut Terry (2002 : 16) didasarkan pada lima
hal berikut:
a. Instuisi (perasaan)
b. Pengalaman
c. Fakta
d. Wewenang
e. Rasional
3. Informasi yang diberikan sangat relevan dan berguna pada saat
manajemen membutuhkan informasi tersebut yakni:
a. Informasi Pengumpulan Data
b. Informasi Pengarahan Perhatian
c. Informasi Pemecahan Masalah

15
4. Perangkat lunak untuk mendukung pengambilan keputusan tersebut
dibangun atas dasar tiga tahapan proses pengambilan keputusan yang
ditawarkan oleh simon (dalam Bambang hartanto) yaitu Inteligensi
(intelegence), perancangan (design), dan pemilihan (choise).
5. Terdapat dua aspek penting dalam probabilitas pengambilan keputusan,
yaitu: probabilitas objektif adalah kemungkinan yang didasarkan pada
pengalaman. Dan probabilitas subjektif yaitu sering dilakukan atas dasar
perasaan, firasat, praduga, intuisi atau bisikan hati.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, B. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta:


Rineka Cipta.
Lipursari, Anastasia. 2013. "Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam
mengambil Keputusan". Jurnal STIE Semarang, Vol 5, No 1, Edisi Februari
(ISSN: 2252-7826)
Pusat Pendidikan dan Pelantikan Pengawasan BPKP. 2007. “Sistem Informasi
Manajemen. Bogor: Pusdiklatwas BPKP.
Sari, Erlina. 2007. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi. Jakarta : Jayabaya
University Press.
Slagian, Sondang. 2006. “Sistem Informasi Manajemen”. Jakarta: Bumi Aksara.
https://www.scribd.com/document/439823387/8-konsep-pengambilan-keputusan-
berbasis-sistem-informasi. Diakses pada hari Rabu, 6 Oktober 2021 pada
pukul 22.35 WIB

Anda mungkin juga menyukai