Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN

PERKEMBANGAN PRIBADI

Akuntansi Keuangan 1

Disusun Oleh:
Telda Serang
(22043100)

Dosen: Dra. Anie V. Mundung, Msi


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Laporan
Perkembangan Pribadi ini bisa selesai pada waktunya.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan. Dikesempatan ini, penulis mengucapakan terima kasih kepada dosen yang telah
memberikan dukungan moral dan pengetahuan yaitu Ibu Dra. Anie V. Mundung, Msi selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Keungan 1.

Saya menyadari atas ketidaksempurnaan Laporan Perkembangan Pribadi ini, namun


saya berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis juga
mengharapkan adanya masukkan berupa kritik atau saran yang berguna agar kkedepannya
bisa lebih baik la Terima kasih.

Manado, mei 2023

Telda Serang

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
1. PETTY CASH.......................................................................................................................................1
Pengertian Petty Cash........................................................................................................................1
Soal & Jawaban Petty Cash................................................................................................................1
2. REKONSILIASI BANK...........................................................................................................................4
Pengertian Rekonsiliasi Bank.............................................................................................................4
Soal & Jawaban Rekonsiliasi Bank......................................................................................................7
3. INVESTASI SAHAM............................................................................................................................18
Pengertian Investasi Saham.............................................................................................................18
Soal & Jawaban Investasi Saham.....................................................................................................19
4. PIUTANG WESEL...............................................................................................................................26
Pengertian Piutang Wesel................................................................................................................26
Soal & Jawaban Piutang Wesel........................................................................................................35
5. PERSEDIAAN....................................................................................................................................40
Pengertian Persediaan.....................................................................................................................40
Soal & Jawaban Persediaan.............................................................................................................41
6. AKTIVA TETAP BERWUJUD...............................................................................................................47
Pengertian Aktiva Tetap Berwujud...................................................................................................47
Soal & Jawaban Aktiva Tetap Berwujud...........................................................................................47

iii
1. PETTY CASH

Pengertian Petty Cash


Petty Cash atau kas kecil adalah uang yang disediakan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.

Metode atau Sistem Pembukuan dalam Petty Cash :

a. Sistem Imprest
Sistem imprest adalah metode pembukuan kas kecil dimana jumlah rekening kas kecil
selalu tetap. Setiap terjadi pengeluaran pemegang kas kecil tidak langsung melakukan
pencatatan, tetapi hanya mengumpulkan bukti-bukti pengeluarannya.
b. Sistem Fluktuasi
Sistem dana fluktuasi adalah sistem yang menetapkan nilai dana kas kecil sesuai
dengan kebutuhan operasional. Artinya, saldo akun kas kecil ini tidak tetap atau
fluktuasi sesuai dengan jumlah transaksi kas kecil. Jadi nominal saldonya akan
berubah pada tiap-tiap periode sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.

Soal & Jawaban Petty Cash


1. Dana kas kecil PT ABC berisi elemen berikut :
a. Uang Tunai Rp. 90.000
b. Bukti penegeluaran kas kecil untuk pembayaran biaya listrik Rp. 55.000
c. Perangko Rp. 1.500
d. Tanda terima pinjaman dari karyawan X Rp. 25.000
e. Bukti pengeluaran kas kecil untuk pembayaran Rp. 30.000
biaya angkut pembelian

Saldo Rekening Kas kecil dalam buku besar sebesar Rp. 250.000

1
Diminta :

a. Buatlah jurnal untuk mencatat pemebuhan kembali kas kecil jika digunakan sistem
imprest!
b. Buatlah jurnal untuk mencatat pengeluaran kas kecil bila digunakan metode fluktuasi!

Jawaban :

a. Sistem Imprest
a. Kas Kecil Rp. 90.000
Kas Rp. 90.000
b. Sistem Fluktuasi
a. Kas Kecil Rp. 90.000
Kas Kecil Rp.90.000
b. Biaya Listrik Rp. 55.000
Kas Kecil Rp. 55.000
c. Perangko Rp 1.500
Kas Kecil Rp. 1.500
d. Pinjaman Karyawan X Rp. 25.000
Kas Kecil Rp. 25.000
e. Biaya Angkut Pembelian Rp. 30.000
Kas kecil Rp.30.000

2. Pada sebuah perusahaan PT. Angin Ribut yang menyediakan dana kas kecil terdapat
transaksi-transaksi pada bulan Desember 2017 sebagai berikut:

4 Desember 2017 : Diserahkan selembar cek sebesar Rp. 2.000.000,00 untuk membentuk kas
kecil.
7 Desember 2017 : Dibeli tunai alat-alat tulis untuk kantor Rp. 96.000,00
18 Desember 2017 : Dibayar biaya angkut sebesar Rp. 275.000,00
19 Desember 2017 : Dibayar uang makan untuk para karyawan yang lembur Rp. 150.000,00
22 Desember 2017 : Dibeli tunai alat-alat tulis kantor Rp. 70.000,00
28 Desember 2017 : Dilakukan pertanggungjawaban atas pengeluaran-pengeluaran
menggunakan kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil.

Jawaban metode imprest


Pencatatan transaksi dana kas kecil dengan menggunakan metode imprest (dana tetap):

Saat pembentukan dana kas kecil


Tanggal Perkiraan Debet Kredit
4/11/2017 Dana Kas Kecil Rp. 2.000.000

2
Kas Rp. 2.000.000

Saat pengisian kembali dana kas kecil


Tanggal Perkiraan Debet Kredit
28/11/2017 Perlengkapan kantor Rp. 96.000
Biaya pengangkut Rp. 275.00
Uang makan Rp. 150.000
Perlengkapan kantor Rp. 70.000
Kas Rp. 591.000

Setelah pengisian kembali dana kas kecil sebesar Rp. 591.000 maka jumlah keseluruhan saldo
kas kecil akan menjadi Rp. 2.000.000 seperti saldo disaat awal pembentukan dana kas kecil.

Jawaban metode fluktuasi


Pada metode fluktuasi, transaksi-transaksi diatas akan dicatat kedalam buku kas kecil seperti
berikut ini;

Saat pembentukan dana kas kecil


Tanggal Perkiraan Debet Kredit
4/11/2017 Dana Kas Kecil Rp. 2.000.000
Kas Rp. 2.000.000

Saat terjadi transaksi langsung dicatat pada buku dana kas kecil

Pembelian alat tulis kantor


Tanggal Perkiraan Debet Kredit
7/11/2017 Perlengkapan kantor Rp. 96.000
Kas kecil Rp. 96.000

Pembayaran biaya angkut


Tanggal Perkiraan Debet Kredit
18/11/2017 Biaya pengangkut Rp. 275.000
Kas kecil Rp. 275.000

Pembayaran uang makan lembur karyawan


Tanggal Perkiraan Debet Kredit
19/11/2017 Uang makan Rp. 150.000
Kas kecil Rp. 150.000

Pembelian alat tulis kantor


Tanggal Perkiraan Debet Kredit
22/11/2017 Perlengkapan kantor Rp. 70.000
Kas kecil Rp. 70.000

3
4
2. REKONSILIASI BANK

Pengertian Rekonsiliasi Bank


Rekonsiliasi Bank adalah belum adanya kesesuaian antara saldo kas di Bank dan saldo kas di
Perusahaan. Rekonsiliasi bank merupakan rangkaian catatan informasi keuangan yang
menjabarkan tentang perbedaan-perbedaan kas antara perusahaan dan bank. Perbedaan
tersebut dapat dilihat dari catatan bank dengan catatan kas nasabah. Terkadang, perbedaan
catatan informasi keuangan tersebut muncul ketika nasabah yang melakukan transaksi belum
dicatat oleh pihak bank, dalam kasus ini catatan bank nasabah dianggap yang benar. Secara
sederhana, rekonsiliasi bank dapat didefinisikan sebagai proses penyesuaian informasi catatan
keuangan menurut perusahaan dan juga menurut pihak perbankan.

Bentuk Rekonsiliasi bank :

a. Bentuk rekonsiliasi bank 2 kolom di bagi atas dua bentuk :


1. Bentuk Rekonsiliasi Bank Vertikal (Report Form)
Bentuk ini dikenal dengan sebutan bentuk staffel di mana semua informasi di
dalamnya disusun secara bertingkat. Pada bagian, terdapat kolom yang berisikan
catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan catatan dari perusahaan. Adapun bagian
bawah kolom berisikan informasi tentang catatan rekonsiliasi saldo kas
berdasarkan rekening koran bank ataupun sebaliknya.

2. Bentuk Rekonsiliasi Bank Skontro (Account Form)


Pada bagian kolom sebelah kiri berisikan data saldo catatan perusahaan,
sedangkan pada bagian sebelah kanan berisikan data untuk rekonsiliasi saldo kas
rekening koran dan begitupun sebaliknya.

Kesimpulannya Rekonsiliasi 2 kolom ini adalah menyesuaikan masing-masing


saldo kas di bank untuk mencari saldo kas yang benar.

3. Bentuk Rekonsiliasi Bank 4 Kolom (Proof Of Cash)


Bentuk 4 kolom ini sering digunakan oleh auditor dalam mengidentifikasi
perbedaan Kas antara Bank dengan Perusahaan, hal ini digunakan Oleh Auditor
apabila adanya Internal Control (Pengendalian)
4. Bentuk Rekonsiliasi Kolom 8

5
Rekonsiliasi 8 kolom adalah peluasan dari metode rekonsiliasi saldo bank dan
saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. Rekonsiliasi 8 kolom berupa :1
kolomnya keterangan transaksi yang dilakukan selama periode tertentu,
sedangkan 8 kolom lainnya berisi nominal dari transaksi keuangan perusahaan dan
bank.

Penyebab terjadinya rekonsiliasi bank atau perbedaan saldo akhir kas perusahaan dengan
catatan koran dari pihak perbankan di antaranya :

1. Deposit In Transit
Deposit in transit juga sering disebut sebagai setoran dalam perjalanan. Pada
umumnya, deposit in transit ini terjadi saat terdapatnya setoran dana di akhir bulan
yang telah dicatat oleh perusahaan pada bulan tersebut. Namun, pihak bank baru bisa
mencatat dana tersebut pada bulan selanjutnya.
2. Outstanding Check
Outstanding check merupakan cek yang masih beredar dan dapat menyebabkan
terjadi suatu rekonsiliasi bank. Singkatnya, outstanding check ini telah tercatat oleh
perusahaan akan tetapi, belum sepenuhnya tercatat dari pihak bank. Pada kasus
lainnya, bisa juga cek tersebut belum sempat dicairkan oleh pihak bank kepada
penerima cek.
3. Beban administrasi
Rekonsiliasi bank juga bisa disebabkan oleh beban bank. Beban bank yang
dimaksud bisa berupa beban administrasi, biaya pelayanan ataupun biaya penulisan
cek serta beban bank lainnya.
4. Cek Kosong
Cek kosong yang tidak memiliki dana. Hal ini terjadi ketika perusahaan menerima
cek pembayaran dari pelanggan. Namun, setelah dicek, cek tersebut tidak bisa
dicairkan karena dana yang kurang atau tidak cukup. Maka, perusahaan akan
mencatat sebagai pengeluaran.
5. Jasa Giro
Pendapatan bunga bank yang belum dicatat sepenuhnya oleh perusahaan juga masuk
ke dalam beban bank.
6. Akumuluasi Deposit

6
Kredit bank yang dimaksud bisa berupa penagihan ataupun deposito dari pihak bank.
Transaksi jenis ini hanya bisa diketahui jika nasabah menerima rekening koran.
7. Kesalahan Pencatatan
Kesalahan ini bisa disebabkan oleh pihak bank ataupun dari pihak perusahaan itu
sendiri. Sebagai contoh, penanggung jawab perusahaan yang mengurus laporan
keuangan perusahaan melakukan kesalahan pencatatan nominal uang atau
sebaliknya, karyawan bank yang bertindak selaku penanggung jawab pengelolaan
uang perusahaan juga melakukan kesalahan pencatatan.
8. Piutang Wesel
Piutang wesel bisa diartikan sebagai hutang klien yang menggunakan surat
perjanjian yang mengikat serta menjamin berupa aset jika sewaktu-waktu terjadi
masalah. Pada umumnya, piutang wesel bisa menjadi faktor terjadinya rekonsiliasi
bank dikarenakan dana dikirim lewat jasa bank. Piutang wesel ini juga biasanya
memiliki masa perjanjian kurang dari satu tahun.

7
Soal & Jawaban Rekonsiliasi Bank
1. Saldo rekening kas PT ABC pada tanggal 31 agustus 2020 sebesar Rp.1.117.670. Setelah
laporan bank untuk tanggal yang sama menunjukkan saldo sebesar Rp.790.000 Setelah
memebandingkan laporan bank dengan catatan kas diperoleh informasi sebagai berikut :
a. Penerimaan uang sebessar Rp.578.000 tanggal 31 Agustus baru disetor ke bank pada
tanggal 1 September
b. Cek yang beredar pada tanggal 31 Agustus sebesar Rp.387.210
c. Cek yang diterima dari langganan sebesar Rp.18.000 dicatat dalam jurnal penerimaan
kas PT ABC tanggal 27 Agustus sebesar Rp. 12.000
d. Biaya bank untuk bulan Agustus sebesar Rp. 5.000
e. Sebuah wesel dari langganan tertanggal 25 Juni yag didiskontokan oleh PT ABC pada
tanggal 12 Agustus ternyata tidak dilunasi oleh langganan pada tanggal jatuh
temponya. Wesel itu nominal Rp. 300.000 2 bulan berbunga 6% per tahun. Bank pada
tanggal 28 Agustus membebani PT ABC sebesar Rp. 303.700 termasuk protest fee
sebesar Rp. 700 ( PT ABC mengungkapkan piutang wesel didiskontokan dengan
footnote dalam neraca )
f. Bank membebani rekening PT ABC dengan jumlah Rp. 90.604 untuk sebuah cek kosn
dari langganan
g. Pemberitahuan dari bank tanggal 27 Agustus menyatakan bahwa wesel dari tuan X
sudah ditaguhkan oleh bank dengan jumlahh nominal sebesar Rp. 160.000 dan
bunganya Rp. 7.200. Bank memungut biaya penagihan sebesar Rp. 1.100 ( PT ABC
tidak melakukan pencatatan ketika mnyerahkan wesel tersebut ke bank )
h. Cek PT ABC No. 1214 sebesar Rp. 98.200 dicatat dalam buku sebesar Rp. 83.000 Cek
ini untuk membayar pemeliharaan mesin tik
i. Cek PT ABC No. 1281 sebesar Rp. 11640 dicatatat dalam buku dengan jumla
Rp.116.000 Cek ini untuk membayar biaya angkut pembelian

Diminta :

1. Buatlah Rekonsiliasi laporan bank untuk menujukkan saldo kas dan saldo bank yang
benar!
2. Buatlah Rekonsiliasi laporan bank untuk mencocokkan saldo bank ke saldo kas!
3. Buatlah jural koreksi yang perlu pada tanggal 31 Agustus!

8
Jawaban :

Saldo Kas Menurut


Saldo Kas Menurut Perusahaan
Bank Rp 790.000,00 Rp 1.117.670,00
Ditambahkan + Ditambahkan +
Deposit Intransit Rp 578.000,00 Kesalahan Pencatatan Rp 6.000,00
Rp 1.368.000,00 Wesel Tertagih Rp 166.100,00
Dikurangi - Kesalahan Pencatatan Rp 104.760,00 Rp 276.860,00
Cek yang Beredar -Rp 387.210,00 Rp 1.394.530,00

Dikurangi -
Biaya Bank Rp 5.000,00
Wesel tak tertagih Rp 303.000,00
Protest Fee Rp 700,00
Cek Kosong Rp 90.640,00
Kesalahan Pencatatan Rp 14.400,00 Rp 413.740,00
Saldo akhir Bank Rp 980.790,00 Saldo yang benar Rp 980.790,00
Rekonsiliasi 2 Kolom

9
2. PT Kharis Jaya Abadi TBK menyimpan sebagian besar kasnya sibank Niagara. Dibawah
ini adalah ikhtisar yang diperoleh dari perikiraan kas dan rekening koran bank Niagara per
31 Desember 2013 adalah :

Menurut catatan perusahaan :


Saldo per 31 Desember 2013 Rp. 32.135.000
Penerimaan selama Desember 2013 Rp. 42 363.250
Rp. 74.498.250
Pengeluaran Rp. 26.553.100
Saldo per 31 Desember 2013 Rp. 44.945.150
Menurut catatan bank Niagara :
Saldo per 30 November 2013 Rp. 35.750.000
Penerimaan selama Desember 2013 Rp. 40.675.000
Rp. 76.425.000
Pengeluaran Rp. 26.800.000
Saldo per 31 Desember 2013 Rp. 49.625.000
Setelah dilakukan investigasi terhadap catatan dalam perkiraan kas dan dalam rekening
koran bank Niagra diketahui beberapa penyebab dari perbedaan tersebut antara lain :
1. Deposito dalam perjalanan :
30 November 2013 Rp. 4.750.000
31 Desember 2013 Rp. 5.500.000
2. Pendapatan jasa giro :
30 November 2013 Rp. 55.750
31 Desember 2013 Rp. 62.500
3. Beban administrasi bank :
30 November 2013 Rp. 35.750
31 Desember 2013 Rp. 37.650
4. Cek dalam peredaraan :
30 November 2013 Rp. 2.775.000
31 Desember 2013 Rp. 3.780.000
5. Inkaso piutang :
30 November 2013 Rp. 4.790.000
31 Desember 2013 Rp. 5.450.000
6. Inkaso wesel tagih :

10
30 November 2013 Rp. 2.350.000
31 Desember 2013 Rp. 3.150.000
7. Cek tidak cukup dana :
30 November 2013 Rp. 1.750.000
31 Desember 2013 Rp. 2.225.000
8. Terlalu besar mencatat pengeluaran :
30 November 2013 Rp. 180.000
Kesalahan tersebut telah dicatat sebagai penerimaan kembali pada bulan Desember
2013

11
Rekonsiliasi 2 kolom

Keterangan Saldo November Penerimaan Desember Pengeluaran Desember Saldo Desember


Saldo menurut Bank Rp 35.750.000,00 Rp 40.675.000,00 Rp 26.800.000,00 Rp 49.625.000,00

1. Deposit Intransit
30-Nov Rp 4.750.000,00 -Rp 4.750.000,00
31-Des Rp 5.500.000,00 Rp 5.500.000,00
2. Outstanding Cek
30-Nov -Rp 2.775.000,00 -Rp 2.775.000,00
31-Des Rp 3.780.000,00 -Rp 3.780.000,00
Saldo yang benar menurut Bank Rp 37.725.000,00 Rp 41.425.000,00 Rp 27.805.000,00 Rp 51.345.000,00

Saldo Menurut Perusahaan Rp 32.135.000,00 Rp 42.363.250,00 Rp 29.553.100,00 Rp 44.945.150,00


1. Jasa Giro
30-Nov Rp 55.750,00 -Rp 55.750,00
31-Des Rp 62.500,00 Rp 62.500,00
2. Biaya Administrasi Bank
30-Nov -Rp 35.750,00 -Rp 35.750,00
31-Des Rp 37.650,00 -Rp 37.650,00
3. Inkaso Piutang
30-Nov Rp 4.790.000,00 -Rp 4.790.000,00
31-Des Rp 5.450.000,00 Rp 3.150.000,00
4. Inkaso wesel tagih
30-Nov Rp 2.350.000,00 -Rp 2.350.000,00
31-Des Rp 3.150.000,00 Rp 5.450.000,00
5. Cek tidak cukup dana
30-Des -Rp 1.750.000,00 -Rp 1.750.000,00
30-Nov -Rp 2.225.000,00 -Rp 2.225.000,00
7. Terlalu besar mencatat

30-Nov Rp 180.000,00 -Rp 180.000,00


Rp 37.725.000,00 Rp 41.425.000,00 Rp 27.805.000,00 Rp 51.345.000,00

12
Rekonsiliasi 4 Kolom

Keterangan Saldo November Penerimaan Desember Pengeluaran Desember Saldo Desember


Saldo November Menurut Bank Rp 35.750.000,00 Rp 40.675.000,00 Rp 26.800.000,00 Rp 49.625.000,00

1. Deposit Intransit
30-Nov Rp 4.750.000,00 -Rp 4.750.000,00
31-Des Rp 5.500.000,00 Rp 5.500.000,00
2. Outstanding Cek
30-Nov -Rp 2.775.000,00 -Rp 2.775.000,00
31-Des Rp 3.780.000,00 -Rp 3.780.000,00
3. Pendapatan Jasa Giro
30-Nov -Rp 55.750,00 Rp 55.750,00
31-Des -Rp 62.500,00 -Rp 62.500,00
4. Biaya Adminstrasi Bank
30-Nov Rp 35.750,00 Rp 35.750,00
31-Des -Rp 37.650,00 Rp 37.650,00
5. Inkaso Piutang
30-Nov -Rp 4.790.000,00 Rp 4.790.000,00
31-Des -Rp 5.450.000,00 -Rp 5.450.000,00
6. Inkaso Wesel Tagih
30-Nov -Rp 2.350.000,00 Rp 2.350.000,00
31-Des -Rp 3.150.000,00 -Rp 3.150.000,00
7. Cek tidak cukup dana
30-Nov Rp 1.750.000,00 Rp 1.750.000,00
31-Des Rp 2.225.000,00 Rp 2.225.000,00
8. Terlalu Besar Mencatat
30-Nov -Rp 180.000,00 Rp 180.000,00
Saldo Menurut Perusahan Rp 32.135.000,00 Rp 42.363.250,00 Rp 29.553.100,00 Rp 44.945.150,00

13
Keterangan Saldo November Penerimaan Desember Pengeluaran Desember Saldo Desember

Bank Kas Bank Kas Bank Kas Bank Kas


Saldo sebelum
koreksi Rp 35.750.000,00 Rp 32.135.000,00 Rp 40.675.000,00 Rp 42.363.250,00 Rp 26.800.000,00 Rp 29.553.100,00 Rp 49.625.000,00 Rp 44.945.150,00

Deporit Intransit

30-Nov Rp 4.750.000,00 -Rp 4.750.000,00

Outstanding Cek

30-Nov -Rp 2.775.000,00 -Rp 2.775.000,00

Pendapatan Jasa Giro

30-Nov Rp 55.750,00 -Rp 55.750,00


Biaya Administrasi
Bank

30-Nov -Rp 35.750,00 -Rp 35.750,00

Inkaso Piutang

30-Nov Rp 4.790.000,00 -Rp 4.790.000,00

Inkaso Wesel Tagih

30-Nov Rp 2.350.000,00 -Rp 2.350.000,00

Cek tidak cukup dana

30-Nov -Rp 1.750.000,00 -Rp 1.750.000,00


Terlalu Besar
Mencatat -Rp 180.000,00 Rp 180.000,00

Deporit Intransit Rp 5.500.000,00

31-Des Rp 5.500.000,00

Outstanding Cek

31-Des Rp 3.780.000,00 -Rp 3.780.000,00

Pendapatan Jasa Giro

31-Des Rp 62.500,00 Rp 62.500,00


Biaya Administrasi
Bank

31-Des Rp 37.650,00 -Rp 37.650,00

Inkaso Piutang

31-Des Rp 5.450.000,00 Rp 5.450.000,00

Inkaso Wesel Tagih

31-Des Rp 3.150.000,00 Rp 3.150.000,00

Cek tidak cukup dana

31-Des Rp 2.225.000,00 Rp 2.225.000,00

Saldo Kas Rp 37.545.000,00 Rp 37.545.000,00 Rp 43.830.000,00 Rp 43.830.000,00 Rp 27.805.000,00 Rp 27.805.000,00 Rp 53.570.000,00 Rp 53.570.000,00

Rekonsiliasi 8 kolom

14
3. Data yang diperoleh yang diambil dari PT Risa Fadila sebagai berikut :
Dari catatan kas :
Saldo 31 Desember 2020 Rp. 376.800
Penerimaan dalam bulan Januari 2021 Rp. 1.480.700
Rp. 1.875.500
Pengeluaran dalam bulan Januari 2021 Rp. 1.234.500
Saldo 31 Januari 2021 Rp. 614.000
Dari laporan Bank :
Saldo 31 Desember 2020 Rp. 381.100
Penerimaan selama bulan Januari 2021 Rp. 1.408.700
Rp. 1.789.800
Pengeluaran selama bulan Januari 2021 Rp. 1.243.100
Saldo 31 Januari 2020 Rp. 546.700

31 Desember 2020 31 Januari 2021


Setoran dalam perjalanan Rp. 160.000 Rp. 180.000
Cek yang beredar Rp. 172.400 Rp. 161.200
Jasa giro Rp. 6.000 Rp. 8.000
Biaya bank Rp. 1.200 Rp. 1.600
Uang kas yang tidak disetor Rp. 40.000
Cek kosong Rp. 12.000 Rp. 14.000
(disetor kembali bulan berikutnya )
Koreksi penerimaan piutang Rp. 101.200
Dicatat sebesar Rp. 102.100 Rp. 900

Diminta :
Buatlah Rekonsiliasi 2, 4 dan 8 kolom

15
Rekonsiliasi 2 kolom

Keterangan Saldo November Penerimaan Desember Pengeluaran Desember Saldo Desember


Saldo menurut Bank Rp 381.100,00 Rp 1.408.700,00 Rp 1.243.100,00 Rp 546.700,00
1. Setoran dalam perjalanan
31-Des Rp 160.000,00 -Rp 160.000,00
31-Jan Rp 180.000,00 Rp 180.000,00
2. Cek yang beredar
31-Des -Rp 172.400,00 -Rp 172.400,00
Rp 161.200,00 -Rp 161.200,00
Saldo menurut Bank Rp 368.700,00 Rp 1.428.700,00 Rp 1.231.900,00 Rp 565.500,00

Keterangan Saldo November Penerimaan Des Pengeluaran Desember Saldo Desember


Saldo menurut kas Rp 376.800,00 Rp 1.480.700,00 Rp 1.243.500,00 Rp 614.000,00
3. Jasa Giro
31-Des Rp 6.000,00 -Rp 6.000,00
31-Jan Rp 8.000,00 Rp 8.000,00
4. Biaya bank
31-Des -Rp 1.200,00 -Rp 1.200,00
31-Jan Rp 1.600,00 -Rp 1.600,00
5. Uang kas yang tidak disetor
31-Jan -Rp 40.000,00 -Rp 40.000,00
6. Cek kosong
31-Des -Rp 12.000,00 -Rp 12.000,00
31-Jan -Rp 14.000,00 -Rp 14.000,00
7. Koreksi pencatatan
31-Des -Rp 900,00 -Rp 900,00
Saldo menurut perusahaan Rp 368.700,00 Rp 1.428.700,00 Rp 1.231.900,00 Rp 565.500,00

16
Rekonsiliasi 4 Kolom :

Keterangan Saldo November Penerimaan Des Pengeluaran Desember Saldo Desember


Saldo menurut Bank Rp 381.100,00 Rp 1.408.700,00 Rp 1.243.100,00 Rp 546.700,00
1. Setoran dalam perjalanan
31-Des Rp 160.000,00 -Rp 160.000,00
31-Jan Rp 180.000,00 Rp 180.000,00
2. Cek yang beredar
31-Des -Rp 172.400,00 -Rp 172.400,00
31-Jan Rp 161.200,00 -Rp 161.200,00
3. Jasa Giro
31-Des -Rp 6.000,00 Rp 6.000,00
31-Jan -Rp 8.000,00 -Rp 8.000,00
4. Biaya bank
31-Des Rp 1.200,00 Rp 1.200,00
31-Jan -Rp 1.600,00 Rp 1.600,00
5. Uang kas yang tidak
disetor
31-Jan Rp 40.000,00 Rp 40.000,00
6. Cek kosong
31-Des Rp 12.000,00 Rp 12.000,00
31-Jan Rp 14.000,00 Rp 14.000,00
7. Koreksi pencatatan
31-Des Rp 900,00 Rp 900,00
Saldo menurut Bank Rp 376.800,00 Rp 1.480.700,00 Rp 1.243.500,00 Rp 614.000,00

17
Rekonsiliasi 8 Kolom

Keterangan Saldo November Penerimaan Desember Pengeluaran Desember Saldo Desember

Bank Kas Bank Kas Bank Kas Bank Kas

Saldo sebelum koreksi Rp 381.100,00 Rp 376.800,00 Rp 1.408.700,00 Rp 1.480.700,00 Rp 1.243.100,00 Rp 1.243.500,00 Rp 546.700,00 Rp 614.000,00

Deporit Intransit

30-Nov Rp 160.000,00 -Rp 160.000,00

Outstanding Cek

30-Nov -Rp 172.400,00 -Rp 172.400,00

Pendapatan Jasa Giro

30-Nov Rp 6.000,00 -Rp 6.000,00

Biaya Administrasi Bank

30-Nov -Rp 1.200,00 -Rp 1.200,00


uang kas yang tidak
diterima

30-Nov

cek kosong

30-Nov -Rp 12.000,00 -Rp 12.000,00

koreksi pencatatan

30-Nov -Rp 900,00 -Rp 900,00

Deporit Intransit

31-Des Rp 180.000,00 Rp 180.000,00

Outstanding Cek

31-Des Rp 161.200,00 -Rp 161.200,00

Pendapatan Jasa Giro

31-Des Rp 8.000,00 Rp 8.000,00

Biaya Administrasi Bank

31-Des Rp 1.600,00 Rp 1.600,00


Uang kas yang tidak
diterima

31-Des Rp 40.000,00 Rp 40.000,00

Cek kosong

31-Des -Rp 14.000,00 -Rp 14.000,00


Rp
Saldo yang benar Rp 368.700,00 368.700,00 Rp 1.468.700,00 Rp 1.468.700,00 Rp 1.231.900,00 Rp 1.231.900,00 Rp 608.700,00 Rp 608.700,00

18
3. INVESTASI SAHAM

Pengertian Investasi Saham


Investasi Saham adalah bentuk atau jenis surat berharga sebagai bukti bahwa kita telah
berinvestasi. Investasi saham merupakan pemilihan atau pembelian saham – saham
perusahaan oleh suatu perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan untuk memperoleh
pendapatan tambahan diluar pendapatan dari usaha pokoknya. Dapat diartikan bahwa saham
merupakan salah satu instrument pasar modal yang diperbandingkan di bursa efek.
Saham terbagi atas dua yaitu :
1. Sahan Biasa
2. Saham Preferent/Istimewa (Prioritas)

Investasi terbagi atas dua yaitu :

1. Investasi Fisik
2. Investasi Non Fisik

Investasi saham dapat dikatan sebagi andil dari suatu perusahaan

19
Soal & Jawaban Investasi Saham
1. PT ABC menggunakan uang yang belum dibutuhkan untuk membeli saham pada Bursa
Efek Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2018 portfolio PT ABC untuk saham
menunjukkan data sebagai berikut:

Saham Lembar Harga Perolehan Harga Pasar


PT X Rp 1.000,00 Rp 10.200,00 Rp 14.000,00
PT Y Rp 1.000,00 Rp 16.000,00 Rp 13.000,00
PT Z Rp 1.000,00 Rp 22.000,00 Rp 18.000,00

Diminta :
a. Berapakah jumlah yang akan dicantukan dalam rekening surat berharga di neraca PT
ABC pada tanggal 31 Desember 2018 ?

Pada tanggal 31 Desember 2019 portfolio saham PT ABC menujukkan data sebagi
berikut :

Saham Lembar Harga Perolehan Harga Pasar


PT X Rp 1.000,00 Rp 10.200,00 Rp 14.500,00
PT X Rp 800,00 Rp 12.000,00 Rp 12.500,00
PT P Rp 8.000,00 Rp 11.000,00 Rp 8.000,00
PT Z Rp 1.000,00 Rp 22.000,00 Rp 7.000,00

Selama tahun 2019 menjual 1.000 lembar saham PT Y dengan rugi sebesar Rp. 5.000.000
dan membeli lagi 800 lembar saham PT X denggan 800 lembar saham PT P.

b. Berapakah jumlah surat berharga yang dilaporkan dalam neraca PT ABC tanggal 31
Desember 2019 ?
c. Berapakah jumlah rugi atau laba dari transaksi saham yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi PT ABC tahun 2019 ?

Pada tanggal 31 Desember 2020 portfolio saham PT ABC menujukkan data sebagai berikut :

Saham Lembar Harga Perolehan Harga Pasar


PT Z Rp 1.000,00 Rp 22.000,00 Rp 26.000,00
PT P Rp 400,00 Rp 11.000,00 Rp 8.000,00

20
Selama tahun 2020 PT ABC menjual 1.800 lembar saham PT X dengan laba sejumlah Rp.
4.500.000 dan 400 saham PT P dengan rugi sebesar Rp.1.200.000

d. Berapakah jumlah surat berharga yang akan dicantumkan dalam neraca PT ABC
tanggal 31 Desember 2020 ?
e. Berapakah jumlah rugi atau laba yang akan dicantumkan dalam laporan laba rugi PT
ABC tahun 2020 ?

21
1. a. 31 Desember 2018

Saham Lembar Harga Perolehan Harga Pasar Saldo Rendah


PT X Rp 1.000,00 Rp 10.200,00 Rp 14.000,00 Rp 10.200,00
PT Y Rp 1.000,00 Rp 16.000,00 Rp 13.000,00 Rp 13.000,00
PT Z Rp 1.000,00 Rp 22.000,00 Rp 18.000,00 Rp 18.000,00
Rp 48.200,00 Rp 45.000,00 Rp 41.200,00
Maka yang dicantumkan dalam neraca adalah Rp. 41.200

b. 31 Desember 2019

Saham Lembar Harga Perolehan Harga Pasar Saldo Rendah Maka yang
PT X Rp 1.000,00 Rp 10.200,00 Rp 14.500,00 Rp 10.200,00
PT X Rp 800,00 Rp 12.000,00 Rp 12.500,00 Rp 12.000,00
PT P Rp 8.000,00 Rp 11.000,00 Rp 8.000,00 Rp 8.000,00
PT Z Rp 1.000,00 Rp 22.000,00 Rp 7.000,00 Rp 7.000,00
Rp 55.200,00 Rp 42.000,00 Rp 37.200,00
dicantumkan dalam neraca adalah Rp. 37.200

c. 31 Desember 2019

Biaya Penjualan Rp 42.000,00


Harga Perolehan Rp 55.200,00
Rugi -Rp 13.200,00

Maka yang diperoleh dalam laporan laba rugi adalah rugi sebesar -Rp. 13.200

d. 31 Desember 2020

Saham Lembar Hraga Perolehan Harga Pasar Saldo Rendah


PT Z Rp 1.000,00 Rp 22.000,00 Rp 26.000,00 Rp 22.000,00
PT P Rp 400,00 Rp 11.000,00 Rp 8.000,00 Rp 8.000,00
Rp 33.000,00 Rp 34.000,00 Rp 30.000,00
Maka yang dicantunkan dalam neraca adalah Rp. 30.000

e. 31 Desember 2020

Biaya Penjualan Rp 34.000,00


Harga Perolehan Rp 33.000,00
Laba Rp 1.000,00
Maka yang diperoleh dalam laporan laba rugi adalah laba sebesar Rp. 1.000

22
2. Selama tahun 2020 PT ABC menginvestasikan dana yang masih belum digunakan dalam
surat berharga. Transaksi surat berharga selama tahun 2020 sebagai berikut :
Januari 15 : Dibeli 10 lot (5.000 lembar) saham PT X dengan
harga Rp. 1.500 per lembar
Februari 25 : Dibeli obligasi Pemerintah Republik Indonesia
nominal Rp10.000.000, bunga 12% setahun dengan harga
sebesar nominal plus bunga berjalan. Bunga obligasi
dibayarkan setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember.
April 17 : Dibeli saham PT Y sebanyak 20 lot (10.000 lembar)
seharga Rp2.200,00 per lembar.
Juni 30 : Diterima bunga 6 bulan dan obligasi
Pemerintah Republik Indonesia.
Agustus 1 : Dibeli obligasi PT E nominal Rp.50.000.000,00,
bunga 10% per tahun sebesar Rp52.000.000,00 ditambah bunga
berjalan. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 31 Juli dan
31 Januari.
September 12 : Dijual 4 lot saham PT X dengan harga Rp1.800,00
per lembar.
Oktober 5 : Dibeli saham PT Z sebanyak 30 lot dengan harga
Rp950,00 per lembar.
Desember 30 : Diterima dividen dari saham PT Y sebesar Rp30,00
per lembar.
Desember 31 : Diterima bunga obligasi Pemerintah Republik
Indonesia

Harga pasar surat berharga pada tanggal 31 Desember 2020 sebagai berikut:

Surat Berharga Harga Penutupan

Saham PT X Rp. 1.850,00


Saham PT Y Rp. 2.100,00
Saham PT Z Rp. 1.000,00
Obligasi Pemerintah Republik Indonesia Kurs 102
Obligasi PT E Kurs 92

23
Diminta :
a. Buatlah jurnal untuk mencatatt transaksi PT ABC di atas!
b. Berapakah laba atau rugi dari investasi jangka pendek PT ABC selama tahun 2020 ?
c. Berapakah nilai investasi jangka pendek PT ABC dalam neraca 31 Desember 2020 ?

24
a. Jurnal

Tanggal Keterangan Debit Kredit


15-Jan Pembelian Rp 7.500.000,00
Kas Rp 7.500.000,00
25-Feb Kas Rp 10.200.000,00
Piutang Obligasi Rp 10.200.000,00
17-Apr Pembelian Rp 22.000.000,00
Kas Rp 22.000.000,00
30-Jun Kas Rp 600.000,00
Pendapatan Bunga Obligasi Rp 600.000,00
01-Agu Pembelian Obligasi Rp 2.600.000,00
Kas Rp 2.600.000,00
12-Sep Kas Rp 3.600.000,00
Penjualan Rp 3.600.000,00
05-Okt Pembelian Rp 14.250.000,00
Kas Rp 14.250.000,00
30-Des Kas Rp 31.500.000,00
Pendapatan PT Y Rp 31.500.000,00
31-Des Kas Rp 1.224.000,00
Pendapatan Bunga PRI Rp 1.224.000,00
total Rp 93.474.000,00 Rp 93.474.000,00

b. Laba rugi Pendapatan bunga obligasi Rp 600.000,00


Pendapatan PT Y Rp 31.500.000,00
Pendapatan bunga PRI Rp 1.224.000,00
Rp 33.324.000,00

c. Neraca saldo

6/12 * 12/100 *10.000.000 Rp 600.000,00


102/100 * 10.000.000 Rp 10.200.000,00
Rp 10.800.000,00
Jurnalnya :

Surat berharga Rp 10.200.000,00


Piutang bunga Rp 6.000.000,00
Kas Rp 10.800.000,00

25
3. Pada tanggal 2 januari 2012, PT A membeli 25% saham yang beredar PT B. PT B melaporkan
rugi bersih sebesar Rp. 250.000.000 dan mengumumkan deviden sebesar Rp. 40.000.000
selama tahun 2012. Berapa jumlah penyesuaian yang akan dilakukan oleh PT A terhadap
investasinya pada saham PT B dengan metode ekuitas?

Investasi dalam saham PT B 2.500.000.000


Kas 2.500.000.000
Perhitungan :
Dimisalkan 25% dari seluruh saham PT B adalah Rp. 2.500.000.000

Rugi dari saham PT B 62.500.000


Investasi dalam saham PT B 62.500.000
Perhitungan :
25% (Rp. 250.000.000) = Rp. 62.500.000

Piutang deviden 10.000.000


Investasi dalam saham PT B 10.000.000
Perhitungan :
25%(Rp.40.000.000)=Rp. 10.000.000

26
4. PIUTANG WESEL
Pengertian Piutang Wesel
Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari sipenarik (pembuat surat) kepada si wajib
bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang tertentu. Contoh surat wesel haryono jusup
halaman 68.

Promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.

Kedua surat tersebut bagi pemegang wesel dan promes merupakan piutang dan dicatat dalam
rekening piutang wesel sedangkan bagi pihak yang berkewajiban membayar merupakan utang dan
dicatat dalam utang wesel.

Perbedaan Wesel dan Promes

a. wesel adalah surat perintah untuk membayar a. promes adalah surat janji untuk membayar

b. penarik dan yang berkepentingan terdiri dari b. penarik dan pihak yang berkepentingan berada
dua pihak di satu tangan

c. yang membuat adalah pihak yang mempunyai


c. yang membuat adalah pihak yang berutang
piutang

d. memerlukan akseptasi d. tidak memerlukan akseptasi

Wesel dibedakan menjadi dua yaitu : wesel tanpa bunga dan wesel berbunga.

Akuntansi untuk mencatat piutang wesel dibagi tiga yaitu :

Pengakuan piutang wesel

Penilaian piutang wesel/ pelunasan piutang wesel 3. pelimpahan


/ pengalihan/pendiskontoan piutang wesel.

Piutang wesel timbul karena adanya :

penjualan kredit

pemberian pinjaman

perubahan dari piutang menjadi piutang wesel

Piutang menjadi
Penjualan Kredit Pemberian Pinjaman
piutang wesel

27
Piutang wesel xx Piutang wesel xx Piutang wesel xx

Penjualan xx Kas xx Piutang dagang xx

Rekening piutang selalu didebet/ dikredit sebesar nilai nominalnya. Jika wesel tersebut berbunga
pada saat pengakuan piutang wesel, bunga wesel belum diperhitungkan, pendapatan bunga diakui
setelah perusahaan menerima penyelesaian wesel.

Berikut ini contoh akuntansi untuk piutang wesel yang meliputi tiga transaksi (pada saat diakui,
penilaian piutang wesel dan pada saat piutang wesel didiskontokan) yang dilihat dari tiga sudut
pandang yaitu perusahaan yang mempunyai piutang, perusahaan yang berutangdan bank (tempat
piutan wesel didiskontokan).

4.1. Pada Saat Timbulnya Piutang Wesel

Rekening piutang didebit sesuai dengan nominalnya tanpa memperhatikan apakah piutang wesel
tersebut berbunga atau tidak.

Misal :

PT FEDNY pada tanggal 1 Mei 2005 menjual barang dagangan dengan harga Rp. 50.000.000 kepada
PT BALQIS yang membuat janji akan membayar pada tanggal 31 Mei 2005. Jurnalnya : (dalam ribuan)

PT BALQIS
PT FEDNY
Pembelian 50.000
Piut wesel 50.000
BANK
Utang wesel 50.000
Penjualan 50.000
Belum ada jurnal
(mencatat pembelian
(untuk mencatat penjualan dng
dng menyerahkan
menerima wesel)
wesel)

4.2. Pada Saat Pelunasan Wesel


Pada saat jatuh tempo, PT. BALQIS melunasi hutangnya sebesar nilai jatuh temponya. Jika wesel tidak
berbunga nilai jatuh temponya sebesar nilai nominalnya. Jurnalnya : (dalam ribuan)

28
PT BALQIS
PT FEDNY
Utang wesel 50.000
Kas 50.000
Kas 50.000 BANK
Piut wesel 50.000
(Mencatat pembayaran Belum ada jurnal
(Mencatat penerimaan kas dari
Utang wesel kepada PT.
pelunasan piutang wesel)
FEDNY)

Jika wesel berbunga maka nilai jatuh temponya sebesar nilai nominalnya ditambah dengan bunga.
Perhitungannya (misal wesel berbunga 6 % per tahun)

Nilai nominal wesel Rp. 50.000.000

Bunga 1 bulan (1-31 mei) Rp. 250.000

(50.000.000 x 6% x 1/12)

Nilai jatuh tempo

Rp. 50.250.000

Jika Wesel Dilunasi (dalam ribuan)

PT FEDNY PT BALQIS

Kas 50.250 Utang wesel 50.000

Piut wesel 50.000 Biaya bunga 250 BANK

Pendpt bunga 250 Kas 50.250 Belum ada jurnal

(Mencatat penerimaan kas dari (Mencatat pembayaran


pelunasan piutang Utang wesel kepada PT.

wesel) FEDNY)

4.3. Pada Saat Pendiskontoan Wesel (Pengalihan Piutang Wesel)


29
Wesel dagang pada umumnya bersifat Negotiable artinya dapat diperdagangkan yakni sebelum
tanggal jatuh tempo wesel tersebut dapat dijual.

Menjual wesel sebelum tanggal jatuh tempo disebut “mendiskontokan wesel”

Pendiskontoan piutang wesel pada umumnya nilainya lebih rendah dari nilai jatuh temponya.

Misal :

PT FEDNY pada tanggal 1 mei 2005 menerima wesel dengan nilai nominal Rp. 50.000.000, jangka
waktu 90 hari. Pada tanggal 30 mei 2005, wesel tersebut diidiskontokan ke Bank Syariah Mandiri
dengan tingkat diskonto 10 %

Jawab:

Jangka waktu wesel : 90 hari

Tgl wesel 1 mei (31-1): 30

Bulan Juni (30 hari): 30

Tanggal jatuh tempo 30 Juli 2005

Pada tanggal 30 mei wesel tersebut didiskontokan

Cara menghitung nilai wesel yang didiskontokan

Nilai Diskonto : Nilai saat jatuh tempo x % diskonto x jumlah hari yang dipegang bank

Dari contoh diatas, perhitungan jumlah hari yang dipegang bank adalah :

Tgl diskonto = 30 mei (31-30) : 1 hari

Juni : 30

Juli (tanggal JT 30 Juli) : 30

Jumlah hari yg dipegang Bank 61 hari

Perhitungan nilai diskontonya (untuk piutang wesel tidak berbunga)

Nilai diskonto : 50.000.000 x 10 % x 61/360

: 847.220

Jadi jumlah kas yang diterima sebesar (50.000.000-847.220)=

49.152.780

Jurnal untuk wesel tidak berbunga : (dalam ribuan)

30
PT FEDNY
BANK
30 mei
30 mei
Kas 49.152,78
Piutang wesel 50.000
Bi bunga 847,22 PT BALQIS
Pendpt bunga 847,22
Wesel yg di Tidak ada jurnal
Kas 49.152,78
diskontokan 50.000
(mencatat pembelian
(Mencatat penerimaan kas wesel tanpa bunga
dari pendiskontoan wesel tanpa dengan diskonto 10 %)
bunga)

Jika Piutang Wesel Berbunga Misal :

Seperti contoh diatas, wesel berbunga 12 % maka perhitungannya :

Nilai nominal wesel : 50.000.000

Bunga (50.000.000 x 12 % x 90/360) : 1.500.000

Nilai saat jatuh tempo 51.500.000

Nilai diskonto : 51.500.000 x 10 % x 61/360 = 872.636,6 = 872.640

Jumlah kas yang diterima : 51.500.000 – 872.640 = 50.627.360

Jurnal : (dalam ribuan)

PT FEDNY
BANK
30 mei
30 mei
Kas 50.627,36
Piutang wesel 50.000
Pendpt bunga 627,36 PT BALQIS
Pendpt bunga 627,36
Wesel yg di Tidak ada jurnal
Kas 50.627,36
diskontokan 50.000
(mencatat pembelian
(Mencatat penerimaan kas wesel berbunga 12 %
dari pendiskontoan wesel dengan diskonto 10 %)
berbunga 12 % dng diskonto

10 %)

Saat Pelunasan Piutang Wesel Yang Telah Didiskontokan

31
Pada saat pelunasan (pada tanggal jatuh temponya), PT FEDNY mendebit rekening wesel yang
didiskontokan dan mengkredit rekening piutang weselnya dan tidak ada sangkut pautnya/tidak
berhubungan dengan kas karena penagihan dilakukan bukan oleh PT FEDNY malainkan pihak bank.

Jurnalnya : (dalam ribuan)

PT FEDNY (30/7) PT BALQIS (30 juli) BANK BSM (30 Juli)

Wesel yg
didiskontokan
Jika wesel tidak berbunga
50.000 Jika wesel tidak berbunga Utang
wesel 50.000 Kas 50.000
Piutang wesel
Kas 50.000 Piut wesel 50.000
50.000 (untuk
mencatat dilunasinya (untuk mencatat pelunasn utang (untuk mencatat penerimaan
wesel oleh debitur pada wesel tidak berbunga) kas dari pelunasan wesel tidak
tgl jatuh temponya berbunga)

kepada bank)

Jika wesel berbunga Jika wesel berbunga


Utang wesel 50.000 Kas 51.500
Biaya bunga 1.500 Piut wesel 50.000 Pendpt bunga 1.500
Kas 51.500 (untuk mencatat penerimaan kas dari pelunasn
(untuk mencatat pelunasn utang wesel berbunga) wesel berbunga)

Ada kalanya pihak yang mendiskontokan wesel (PT FEDNY) mempunyai kewajiban bersyarat artinya
jika pada tanggal jatuh tempo , yang berutang (PT BALQIS) tidak dapat melunasi utangnya maka
pembeli

(pihak bank) menagih kepada pihak yang mendiskontokan wesel (PT FEDNY) sebesar nilai jatuh
temponya ditambah beban protes / sejenis (jika ada).

Misal :

Pada tanggal Jatuh tempo ( 30 Juli 2005) PT BALQIS tidak dapat melunasi weselnya kepada bank
sehingga pihak bank menagih kepada PT FEDNY ditambah biaya protes sebesar 500.000.

Maka perhitungannya :

Wesel tidak berbunga Wesel berbunga

Nilai jatuh tempo : 50.000.000 Nilai jatuh tempo : 51.500.000

32
Biaya protes : 500.000 Biaya protes : 500.000

Jumlah tagihan 50.500.000 Jumlah tagihan 52.000.000

Jurnal yang dibuat akibat tidak dilunasinya piutang wesel :

Jurnal untuk mencatat piutang pada PT BALQIS dan utang ke bank BSM

Wesel tidak berbunga Wesel berbunga

Piutang usaha 50.500.000 Piutang usaha 52.000.000

Utang bank BSM 50.500.000 Utang bank BSM 52.000.000

Jurnal untuk menghilangkan piutang wesel yang didiskontokan dan piutang wesel

30/7 Piutang wesel yang didiskontokan 50.000.000

Piutang wesel 50.000.000

Jika pada tanggal 31 Juli 2005 PT FEDNY membayar kepada bank BSM dan menagih pada PT BALQIS
maka jurnalnya :

Wesel tidak berbunga Wesel berbunga

Utang bank BSM 50.500.000 Utang bank BSM 52.000.000

Kas 50.500.000 Kas 52.000.000

Jika pada tanggal 11 agustus 2005 PT BALQIS membayar tagihan kepada PT FEDNY maka :

Wesel berbunga 12 % perhitungannya:

Bunga 30 juli – 11 agustus = 52.000.000 x 12/360 x 12 % = 207.995 Jurnalnya :

Wesel tidak berbunga Wesel berbunga

Kas 50.500.000 Kas 52.207.995

Piutang usaha PT BALQIS Pendapatan bunga 207.995

50.500.000 PIutaang usaha PT BALQIS

52.000.000

Bunga Berjalan Piutang Wesel / Promes

Ada kalanya wesel atau promes berbunga jatuh temponya melalui akhir periode sehingga perlu
dilakukan penyesuaian untuk mencatat /mengakui adanya pendapatan bunga.

Misal :

Pada tanggal 11 Desember 2005 PT FEDNY menjual barang dagangan kepada PT ZAHRAH sebesar
2.000.000 yang membuat wesel berbunga 18 % per tahun, jangka waktu 60 hari. Maka jurnal yang
dibuat untuk kedua belah pihak adalah sebagai berikut :

PT FEDNY (11-12-05) PT ZAHRAH (11-12-05)

33
Piutang wesel 2.000.000 Pembelian 2.000.000

Penjualan 2.000.000 Utang wesel 2.000.000

Pada akhir periode (31 desember 2005) PT FEDNY mempunyai piutang bunga kepada PT ZAHRAH
selama 20 hari (11 des-31 des) sehingga jurnal untuk mengakui piutang bunga/utang bunga tsb
adalah :

Perhitungan Bunga : 2.000.000 x 20/360 x 18% = 20.000 Jurnal penyesuaian :

PT FEDNY (31-12-05) PT ZAHRAH (31-12-05)

Piutang bunga 20.000 Beban bunga 20.000

Pendapatan bunga 20.000 Utang bunga 20.000

Jika pada tanggal 1 Januari 2006 dibuat jurnal pembalik dengan tujuan untuk menghilangkan piutang
bunga / utang bunga maka jurnalnya :

PT FEDNY (1-1-06) PT ZAHRAH (1-1-06)

Pendapatan bunga 20.000 Utang bunga 20.000

Piutang bunga 20.000 Beban bunga 20.000

Setelah dibuat jurnal pembalik maka perkiraan piutang bunga / utang bunga menjadi nol.

Piutang bunga PT FEDNY Utang bunga PT ZAHRAH

31/12 20.000 1/1 20.000 1/1 20.000 31/12 20.000

Pada saat jatuh tempo menerima pembayaran wesel dari PT ZAHRAH Tanggal jatuh tempo

(60 hari):

11-31 des 2005 : 20 hari 1-30

jan 2006 : 30

31 jan-9 feb 2006 : 10

60 (Jadi tanggal jatuh tempo 9 februari)

Perhitungannya :

Nilai nominal : 2.000.000 Bunga (2.000.000 x 60/360 x 18 % ) : 60.000


Nilai saat jatuh tempo…………………. 2.060.000 Jurnalnya :

PT FEDNY (9-2-06) PT ZAHRAH (9-2-06)

Kas 2.060.000 Utang wesel 2.000.000

Pendapatan bunga 60.000 Beban bunga 60.000

Piutang wesel 2.000.000 Kas 2.060.000

34
Bunga sebesar 60.000 adalah bunga untuk masa 11 des – 9 februari (jatuh tempo). Sedangkan bunga
tahun 2006 adalah sebesar :

2.000.000 x 40/360 x 18 % = 40.000 ( dari 1 jan – 9 februari 2006) Perkiraan pendapatan bunga
/beban bunga dari tanggal 1 januari – 9 februari 2006 juga sebesar 40.000 (dapat dilihat dari
rekening T

Pendapatan bunga PT FEDNY Beban bunga PT ZAHRAH

1/1 20.000 9/2 60.000 9/2 60.000 1/1 20.000

Jika pada tanggal 1 januari 2006 tidak dibuat jurnal pembalik maka jurnal saat jatuh tempo adalah :

PT FEDNY (9-2-06) PT ZAHRAH (9-2-06) Utang wesel 2.000.000


Kas 2.060.000 Utang bunga

Piutang bunga 20.000 20.000

Pendapatan bunga 40.000 Beban bunga 40.000

Piutang wesel 2.000.000 Kas 2.060.000

Dari jurnal tersebut maka rekening piutang bunga / utang bunga menjadi nol dan pendapatan
bunga / beban bunga sebesar Rp. 40.000 Dapat dilihat di rekening T piutang bunga / utang bunga

Piutang bunga PT FEDNY Utang bunga PT ZAHRAH

31/12 20.000 9/2 20.000 9/2 20.000 31/12 20.000

35
Soal & Jawaban Piutang Wesel
SOAL LATIHAN

1. Berikut ini data yang berhubungan dengan rekening piutang dagang PT ABC selama tahun
2020
a. Analisis umur piutang pada tanggal 31 Desember sebagai berikut :

Umur Saldo Piutang % Kerugian


Rp. 353,000,000,00
1%
Di bawah 30 hari Rp. 304,000,000,00
3%
31-60 hari Rp. 82,400,000,00
5%
61-120 hari Rp. 60,000,000,00
Rp. 10,000,000,00 = 100%
Lebih dari 120 hari
Sisanya =75%
Rp. 798,400,000,00

b. Dua catatn diposting ke rekening kerugian piutang selama tahun 2020, yaitu :
 Debit pada tanggal 31 Desember dengan kredit cadangan kerugian piutang.
 Kredit sebesar Rp. 5,000,000,00 tanggal 27 sSeptember 2020 karena seorang
langganan bangkrut. Jumlah ini termasuk dalam kelompok saldo dengan umur 61-
120 hari.
c. Rekening cadangan kerugian piutang sebagai berikut :

Cadangan kerugian Cadangan kerugian


piutang piutang
Sept. 27 Penghapusan Jan 1 Saldo 5% dari Rp. Rp. 16,500,000
piutang Rp. Des 31 798,400,000 Rp. 39,920,000
5,000,000

d. Dalam saldo dengan kelompok umur 31-60 hari terdapat satu pelanggan dengan saldo
kredit sebesar Rp. 9,800,000 yang uang muka kontrak penjualan.

Diminta : Buatlah jurnal koreksi yang perlu dengan anggapan pembukuan 2020 belum ditutup!

2. PT XYZ pada tanggal 31 Juli 2021 menerima wesel dari Tuan D untuk menggantikan utangnya
sebesar Rp. 750,000,00. Wesel ini berjangka waktu 6 bulan (akan jatuh tempo tanggal 31
Januari 2022), bunga 12% per tahun. Pada tanggal 31 Oktober 2021, PT XYZ mendiskontokas
wesel ini ke Bank E dan dikenai diskonto 10% per tahun. PT XYZ mengendorse wesel ini,
berarti akan melunasinya bila Tuan D tidak membayar.

Diminta : Buatlah jurnal untuk encatat transasksi di atas dalam buku Tuan D, PT XYZ, dan Bank E
dengan anggapan :

a. Pada tanggal jatuh tempo, Tuan D melunasi weselnya.


b. Pada tanggal jatuh tmepo, Tuan D tidak membayar, Bank E menagih PT XYZ plus biaya
penagihan Rp.1,000,00. Tuan D melunasi weselnya pada PT XYZ tanggal 31 Maret 2022
ditambah denda tunggakan sebesar 12% per tahun.

Jawaban Soal Latihan 1

36
Analisis :

1. Terjadi kesalahan pencatatan terhadap rekening kerugian piutang dan cadangan kerugian
piutang pada tanggal 31 desember 2005. Dicatat sebentar Rp. 39.920.000 (5% dari total
piutang). Kesalahan ini akan dihapus.
2. Taksiran kerugian piutang tahun 2005 belum dimasukkan. Saldo taksiran kerugian piutang
sebesar Rp. 64.260.000 (lihat analisis umum piutang), akan dikurangi terlebih dahulu dengan
saldo kredit yang terdapat pada cadangan kerugian piutang tanggal 1 januari sebesar Rp.
16.500.000. Sehingga dalam jurnal akan menjadi cadangan kerugian piutang yang dilaporkan
adalah sebesar pengurangan tersebut.
3. Dalam saldo piutang kelompok umur 31 60 hari dikatakan terdapat saldo kredit sebesar Rp
9.800.000. Maka terdapat pelunasan piutang yang belum dicatat.
4. Pelunasan plutang dari pelanggan yang termasuk dalam kelompok umur 31-60 hari dicatat
pada pembukuan perusahaan.

Maka jurnal koreksi akan dibuat seperti dibawah ini :

1. Menghapus kesalahan pencatatan pada terhadap taksiran kerugian piutang tahun 2005

Tanggal Keterangan Saldo Saldo


Debit Kredit
2005 Cadangan kerugian piutang Rp. 39,920,000
31-Des Kerugian piutang Rp. 39,920,000
(mengahapus kesalahan pencatatan taksiran kerugian)

2. Mencatat taksiran kerugian piutang yang benar

Tanggal Keterangan Saldo Saldo


Debit Kredit
2005 Kerugian piutang Rp. 47,760,000
31-Des Cadangan kerugian piutang Rp. 47,760,000
(mencatat taksiran kerugian piutang tahun 2005)

3. Menghapus kesalahan pencatatan akibat ada piutang yang sudah dibayar

Tanggal Keterangan Saldo Saldo


Debit Kredit
2005 Cadangan kerugian piutang Rp. 9,800,000
31-Des Kerugian piutang Rp. 9,800,000
(menghapus kesalahan pencatatan)

4. Mencatat penerimaan piutang yang umur 31-60 hari

Tanggal Keterangan Saldo Saldo


Debit Kredit
2005 Kas Rp. 9,800,000
31-Des Piutang Rp. 9,800,000

37
(mencatat penerimaan piutang

Jawaban Soal Latihan 2

a. Jika pada tanggal jatuh tempo tuan D melunasi weselnya, maka pembukuannya sebagai
berikut:

Pembukuan Pembukuan
Transaksi Tuan D PT XYZ
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
31 Juli 2006 Utang 750,000 Piutang wesel 750,000
Tuan D memiliki Utang wesel 750,000 Piutang 750,000
utang wesel (untuk mencatat (untuk mencatat
kepada PT XYZ perubahan utang perubahan piutang
sebesar Rp. menjadi utang menjadi piutang
750,000, jatuh wesel kepada PT wesel dari Tuan D)
tempo 6 bulan, XYZ)
bunga 12% per
tahun
31 Oktober 2006 Kas 774,683
PT XYZ Piutang wesel 774,683
mendiskontokan diskontokan 24,683
wesel Tuan D Pendapatan bunga
kepada Bank E, (untuk mencatat
doskonto 10% per pendiskontoan
tahun. PT XYZ wesel)
mengendorse
wesel tersebut
31 Januari 2007 Utang wesel 750,000 Piutang wesel 750,000
Tuan D melunasi Beban bunga 45,000 diskontokan 750,000
weselnya kepada Kas 795,000 Piutang wesel
Bank E (untuk mecatat
pembayaran wesel
kepada Bank E)

38
Penjelasan :

Berikut ini merupakan perhitungan untuk mencari nilai jatuh tempo wesel dan harga jual wesel yang
didiskontokan yang dicatatt pada jurnal di atas.

Keterangan Jumlah
Nilai nominal wesel Rp. 750,000
Ditambah :
Bunga (750,000 x 12% x 6/12) Rp. 45,000
Nilai jatuh wesel Rp 795,000
Dikurangi :
Diskon (795,000 x 10% x 92/360) Rp. 20,317
Harga jual wesel Rp. 774,683

b. Jika Tuan D tidak melunasi wesel tepat waktu dan baru membayar tanggal 31 MAre 2017.

Pembukuan Pembukuan
Transaksi Tuan D PT XYZ
Keterangan Debet Kredit Keterangan Debet Kredit
31 Juli 2006 Utang 750,000 Piutang wesel 750,000
Tuan D memiliki Utang wesel 750,000 Piutang 750,000
utang wesel (untuk mencatat
sebesar Rp. perubahan piutang
750,000, jatuh menjadi piutang
tempo 6 bulan, wesel dari Tuan D)
bunga 12% per
tahun
31 Oktober 2006 Kas 774,683
PT XYZ Piutang wesel 750,000
mendiskontokan diskontokan 24,683
wesel Tuan D Pendapatan bunga
kepada Bank E, (untuk mencatat
diskoto 10% per pendiskontoan wesel)
tahun, PT XYZ
mengendorse
wesel tersebut
31 Januari 2007 Piutang 796,000
Tuan D tidak Kas 796,000
membayar wesel (untuk mecatat wesel
jatuh tempo gagal bayar beserta
sehingga BAnk E biaya tagihan Rp
menagihnya 1,000 ke piutang)
kepada PT XYZ
beserta dengan Piutang wesel
biaya penagihan didiskontokan
sebesar Rp. 1,000 Piutang wesel
(untuk menghapus
saldo piutang wesel
karena sudah diubah 750,000
menjadi piutang) 750,000
31 Maret 2007 Utang wesel 750,000 Kas 811,000
Tuan D baru Beban bunga 60,000 Piutang 796,000
melunasi utang Beban lain-lain 1,000 Pendapatan bunga 15,000
wesel kepada PT Kas (untuk mencatat

39
XYZ dan dikenakan (untuk memcatat pelunasan piutang
denda tunggakan pemabayaran wesel dari Tuan D)
sebasar 12% per utang wesel
tahun beserta bunga
dan enda
tunggakan yang
termasuk dalam
beban lain-lain)

Pembukuan
Bank E
Keterangan Debit Kredit
Piutang wesel 750,000
Pendapatan bunga 24,683
Kas 774,683
(untuk mencatat pembelian wesel dari PT XYZ)
Kas 795,000
Piutang wesel 795,000
(untuk mecatat pelunasan wesel dari Tuan D yang
didiskontokan oleh PT XYZ)
Piutang wesel 750,000
Pendapatan bunga 24,683
Kas 774,683
(untuk mecatat pembelian wesel dari PT XYZ)
Kas 796,000
Piutang wesel 750,000
Pendapatan bunga 45,000
Biaya penagiahan 1,000
(untuk mencatat penagihan wesel kepada PT XYZ beserta
biaya tagiihan Rp 1,000)

40
5. PERSEDIAAN

Pengertian Persediaan
Persediaan menurut PSAK No. 14 Tahun 2015 adalah aset yang dimiliki untuk dijual
dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi untuk dijual, atau dalam bentuk bahan
baku atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan adalah bagian dari aktiva atau aset lancar yang merupakan aset terbesar dalam
perusahaan dagang. Maka persediaan menjadi hal penting dalam perusahaan dagang.
Perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur memiliki jenis persediaan yang berbeda.
Kalau di perusahaan dagang, persediaan barang yang dibeli dan dimiliki akan digunakan
untuk dijual pada periode tersebut maupun di periode yang akan datang. Perusahaan dagang
membeli dan menjual barangnya kembali tanpa mengubah bentuk fisik barang dan memberi
nilai tambah.
Penjualan di perusahaan dagang meliputi sistem tunai dan kredit. Penjualan tunai caranya
lebih sederhana yaitu pembeli memilih barang, membayarnya di kasir dan barang bisa dibawa
pulang.
Berbeda dengan perusahaan dagang, di perusahaan manufaktur membeli bahan baku atau
barang setengah jadi kemudian diolah menjadi barang jadi untuk siap dijual di pasaran.
Pada perusahaan manufaktur, persediaan memiliki tiga kategoti yaitu bahan baku untuk
produksi, persediaan barang setegah jadi yang akan diproses menjadi barang jadi, dan
persediaan barang jadi yang sudah selesai diproses dan siap dijual ke konsumen.
Metode Pencatatan Persediaan:
1. Metode Perpetual
Ketika menggunakan cara perpetual atau mutasi persediaan, kita harus mencatat
setiap mutasi persediaan secara terus menerus dalam kartu persediaan. Nilai
persediaan dan harga pokok penjualan (HPP) langsung ada pada catatan akuntansi
selama tahun berjalan.
Setiap jenis barang memiliki kartu persediaan dan di dalam pembukuan akuntansi
dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rekening ini terdiri dari kolom
pembelian, penjualan dan saldo persediaan.
2. Metode Physical
Persediaan tercatat di kartu persediaan hanya saat ada tambahan pembeliaan
persediaan barang. Mutasi akibat persediaan berkurang karena ada pemakaian
yang tidak dicatat di kartu persediaan.
Nah, untuk mengetahui harga pokok penjualan, maka kita harus melakukan
perhitungan persediaan fisik yang tersedia di gudang pada akhir periode akuntansi
tersebut. Rumus HPP adalah persediaan awal + biaya pembelian – persediaan
akhir.
Metode Penilaian Persediaan
1. Metode FIFO
Cara pertama adalah FIFO atau First In First Out, di mana barang yang masuk
pertama kali akan dijual terlebih dahulu. Harga beli barang yang duluan masuk akan

41
menjadi dasar dalam menentukan harga pokok penjualan barang yang lebih dulu
terjual atau barang keluar.
2. Metode LIFO
Untuk menentukan harga pokok penjualan, Anda juga bisa menggunakan cara LIFO
atau kepanjangannya Last In First Out. Dalam cara ini, barang yang masuk terakhir
akan keluar atau dijual terlebih dahulu. Jadi barang yang masuk di awal, akan menjadi
persediaan di gudang dan keluar paling akhir.
Harga pembelian pada barang yang terakhir masuk, maka akan menjadi dasar dalam
menentukan harga pokok penjualan barang yang pertama kali keluar (first out).
3. Average Cost (Rata-Rata)
Kalau di FIFO dan LIFO berfokus pada barang yang masuk dan keluar untuk
menentukan harga pokok penjualannya, kalau di metode average cost ini semua
barang yang sudah siap jual memiliki harga yang sama. Jadi, harga pokok
penjualannya dihitung dengan menggunakan rata-rata harga pembelian seluruh barang
dibagi dengan jumlah seluruh barang.

Soal & Jawaban Persediaan


1. Presentase laba bruto berikut ini dihitung atas dasar harga pokok:
a. 25%
b. 33 1/3%
c. 50%
d. 60%
Diminta:
Hitunglah persentase laba bruto bila didasarkan pada harga jual!
Penyelesaian:
a. Harga pokok penjualan = 100%
Laba bruto = 25%
Penjualan = 125%
25
Persentase laba bruto = x 100%
125
Harga jual/penjualan = 20%

b. Harga pokok penjualan = 100%


Laba bruto = 33 1/3%
Penjualan = 133 1/3%
1
133 %
3
Persentase laba bruto = x 100%
1
133 %
3
Harga jual/penjualan = 24,99%

c. Harga pokok penjualan = 100%

42
Laba bruto = 50%
Penjualan = 150%
50
Persentase laba bruto = x 100%
150
Harga jual/penjualan = 33,33%

d. Harga pokok penjualan = 100%


Laba bruto = 60%
Penjualan = 160%
60
Persentase laba bruto = x 100%
160
Harga jual/penjualan = 37,5%

2. Gedung PT.ABC terbakar pada tanggal 15 Mei 2020. Pada 1 Januari 2020, persediaan
barang sebanyak Rp.42.000.000,00. Pembelian sejak 1 Januari sampai saat kebakaran
sebesar Rp.80.000.000,00. Biaya angkut Rp.4.000.000,00. Retur pembelian
Rp.2.000.000,00. Harga jual barang adalah 25% di atas harga pokoknya. Penjualan
sampai dengan tanggal 15 Mei 2020 sebesar Rp.110.000.000. barang yang selamat
dari kebakaran harga pokoknya sebesar Rp.5.000.000,00.

Diminta:
a. Hitunglah harga pokok persediaan yang terbakar!
b. Hitunglah harga pokok persediaan yang terbakar bila laba brutonya sebesar 25%
dari harga jual!
Jawaban:
a. Persediaan awal 42.000.000
Pembelian 80.000.000
Biaya angkut 4.000.000
84.000.000
Retur pembelian (2.000.000)
Pembelian bersih 82.000.000
Harga pokok penjualan 124.000.000
Persediaan akhir barang yang ada (5.000.000)
119.000.000

b. Harga jual naik 25% dari harga pokok


Harga jual = 25% x 119.000.000+119.000.000
= 29.750.000 + 119.000.000
= 148.750.000
Penjualan = 110.000.000
Barang terbakar = harga jual – penjualan
= 148.750.000 – 110.000.000
=38.750.000
Laba bruto = 25% x 38.750.000
= 9.687.500

43
Harga pokok barang terbakar = 38.750.000 – 9.687.500
= 29.062.500

3. Berikut informasi dari PT.ABC


Harga
Harga
Pokok
20.000.00
Persediaan barang 1 Januari 2020 27.000.000
0
85.000.00
Pembelian 110.000.000
0
Retur pembelian 4.000.000 6.500.000
Potongan pembelian 2.000.000
Penjualan (sesudah dikurangi potongan pegawai) 115.000.000
Retur penjualan 7.500.000
Kenaikan harga 12.000.000
Pembatalan kenaikan harga 4.000.000
Penurunan harga 5.000.000
Pembatalan penurunan harga 3.000.000
Biaya angkut pembelian 6.000.000
Pengeluaran untuk pegawai 2.000.000
Kerusakan persediaan (normal) 2.000.000

Diminta:
Hitunglah harga pokok persediaan tanggal 31 Desember 2020 dengan metode :
a. MPKP
b. Rata – rata
c. Harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah dengan metode MPKP dan Rata
– rata
d. MTKP harga stabil
Jawaban:
a. MPKP
Harga
Harga
Pokok
Persediaan awal 27.000.000 20.000.000
110.000.00
Pebelian 85.000.000
0
Biaya angkut pembelian 6.000.000
110.000.00
91.000.000
0
Retur pembelian -6.500.000 -4.000.000
Potongan pembelian -2.000.000
103.500.00
85.000.000
0
Kenaikan harga 12.000.000

44
Pembatalan kenaikan harga -4.000.000 8.000.000
111.500.00
0
Penurunan harga 5.000.000
Pembatalan penurunan harga -3.000.000
2.000.000
Pengeluaran untuk pegawai 2.000.000
Kerusakan persediaan 2.000.000 -6.000.000
105.000.00
Jumlah persediaan awal 85.000.000
0
132.500.00 105.000.00
Jumlah termasuk persediaan awal
0 0
115.000.00
Penjualan
0
-
Retur penjualan -7.500.000 107.500.00
0
Prsediaan akhir 25.000.000
85.000.000
Persentase HP 105.000.00 x 100% = 80,57%
0

HP dengan persediaan akhir = 80,57% x


20.142.500
25.000.000

b. Rata – rata
Harga
Harga
Pokok
Persediaan awal 27.000.000 20.000.000
110.000.00
Pebelian 85.000.000
0
Biaya angkut pembelian 6.000.000
137.000.00 111.000.00
0 0
Retur pembelian -6.500.000 -4.000.000
Potongan pembelian -2.000.000
130.500.00 105.000.00
0 0
Kenaikan harga 12.000.000
Pembatalan kenaikan harga -4.000.000 8.000.000
138.500.00
0
Penurunan harga 5.000.000
Pembatalan penurunan harga -3.000.000

45
2.000.000
Pengeluaran untuk pegawai 2.000.000
Kerusakan persediaan 2.000.000 -6.000.000
132.500.00 105.000.00
0 0
105.000.000
Persentase HP x 100% = 79,25%
132.500.000
Penjualan 115.000.000
-
Retur penjualan -7.500.000 107.500.00
0
Prsediaan akhir 25.000.000

Persediaan akhir dengan harga pokok = 79,25% x


19.812.500
25.000.000

c. 1) Metode MPKP
Harga
Harga
Pokok
Persediaan awal 27.000.000 20.000.000
110.000.00
Pebelian 85.000.000
0
Biaya angkut pembelian 6.000.000
Retur pembelian -6.500.000 -4.000.000
Potongan pembelian -2.000.000
103.500.00
85.000.000
0
Kenaikan harga 12.000.000
Pembatalan kenaikan harga -4.000.000 8.000.000
111.500.00
Jumlah tanpa persediaan awal 85.000.000
0
85.000.000
Persentase HP x 100% = 76,23%
111.500.000
138.500.00 105.000.00
Jumlah termasuk persediaan awal
0 0
Penjualan 115.000.000
-
Retur penjualan -7.500.000 107.500.00
0
Penurunan harga 5.000.000
Pembatalan penurunan harga -3.000.000
2.000.000
Pengeluaran untuk pegawai 2.000.000
Kerusakan persediaan 2.000.000 -6.000.000

46
Prsediaan akhir 25.000.000

Persediaan akhir dengan harga pokok = 76,23% x


19.057.500
25.000.000

2) Metode Rata – rata


Harga
Harga
Pokok
Persediaan awal 27.000.000 20.000.000
110.000.00
Pebelian 85.000.000
0
Biaya angkut pembelian 6.000.000
Retur pembelian -6.500.000 -4.000.000
Potongan pembelian -2.000.000
130.500.00 105.000.00
0 0
Kenaikan harga 12.000.000
Pembatalan kenaikan harga -4.000.000 8.000.000
138.500.00 105.000.00
Jumlah tanpa persediaan awal
0 0
105.000.000
Persentase HP x 100% = 75,81%
138.500.000
Penjualan 115.000.000
-
Retur penjualan -7.500.000 107.500.00
0
Prsediaan akhir 25.000.000

Persediaan akhir dengan harga pokok = 75,81% x


18.952.500
25.000.000

d. MTKP harga stabil


Harga
Harga
Pokok
Persediaan awal 27.000.000 20.000.000
110.000.00
Pebelian 85.000.000
0
Biaya angkut pembelian 6.000.000
110.000.00
91.000.000
0
Retur pembelian -6.500.000 -4.000.000
Potongan pembelian -2.000.000
103.500.00
85.000.000
0
Kenaikan harga 12.000.000

47
Pembatalan kenaikan harga -4.000.000 8.000.000
111.500.00
0
Penurunan harga 5.000.000
Pembatalan penurunan harga -3.000.000
2.000.000
Pengeluaran untuk pegawai 2.000.000
Kerusakan persediaan 2.000.000 -6.000.000
105.000.00
Jumlah persediaan awal 85.000.000
0
132.500.00 105.000.00
Jumlah termasuk persediaan awal
0 0
115.000.00
Penjualan
0
-
Retur penjualan -7.500.000 107.500.00
0
Prsediaan akhir 25.000.000
Persentase HP =
Perhitungan persediaan akhir:\
HP awal 20.000.000
Persediaan akhir 25.000.000
Persediaan awal 27.000.000
Pengurangan harga persediaan 2.000.000
% Harga Pokok 80,57%
1.611.400
Persediaan akhir dalam MTKP 18.388.600

48
6. AKTIVA TETAP BERWUJUD

Pengertian Aktiva Tetap Berwujud


Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya
relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen
menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang
relatif cukup lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan "lebih dari
satu periode akuntansi". Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi
dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud.
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam- macam bentuk
seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dan alat-alat, kendaraan, meubelair dan lain-lain. Dari macam-
macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokan sebagai
berikut:
a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian, dan
peternakan.
b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti
dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan dan lain-lain.
C. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat
diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lainnya.

Soal & Jawaban Aktiva Tetap Berwujud


Soal Esay :
1. Apakah perbedaan antara depresiasi, deplesi, dan amortisasi?
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi!
3. Pertimbangan apa yang digunakan dalam memilih metode depresiasi?
4. Jelaskan cara pencatatan depresiasi!
5. Mengapa metode tarif menurun tidak dibenarkan untuk digunakan?
6. Mengapa perlu dilakukan depresiasi terhadap aktiva tetap berwujud?
7. Apa hubungan deplesi dan dividen?
8. Jelaskan metode-metode khusus untuk depresiasi!
9. Kapan sebaiknya digunakan metode tarif kelompok/gabungan?
10. Metode depresiasi yang menghasilkan jumlah depresiasi yang selalu menurun dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Jelaskan masing-masing cara yang ada!

49
Jawaban :
1. Depresi adalah biaya penyusutan aset tetap terhadap manfaatnya seperti contohnya
kendaraan, Deplesi adalah biaya penyusutan pada bidang pertambangan. Amortisasi adalah prosedur
dimana terjadinya penyusutan pada pengurangan nilai aktiva tidak berwujud setiap periode akuntansi.

2. a). Harga Perolehan

Faktor pertama yang memengaruhi apa itu depresiasi adalah harga perolehan. Harga perolehan atau
acquisition cost ini merupakan faktor utama yang menentukan banyaknya nilai penyusutan dari aset
tetap. Setiap beberapa periode, akuntan atau penulis keuangan akan melakukan perhitungan biaya
depresiasi dan harga perolehan sebagai tolak ukur.

b). Nilai Residu

Faktor kedua adalah nilai residu sebagai nilai terakhir aset yang tidak bisa didepresiasi lagi. Dengan
kata lain, nilai residu adalah total perkiraan jumlah yang diperoleh suatu perusahaan setelah
perusahaan melepaskan, menjual atau menukar suatu aset, lalu dikurangi biaya-biaya yang terjadi
ketika menjual atau saat menukarnya.

c). Estimasi Masa Manfaat

Setelah kita mengetahui kedua faktor di atas, estimasi masa manfaat suatu aset juga mempengaruhi
sebuah penyusutan. Estimasi masa manfaat dapat diukur dengan perkiraan terhadap berapa lama
sebuah aset dapat digunakan untuk operasional produksi untuk mengetahui jangka waktu suatu aset
digunakan dan mengalami penurunan.

d). Pola pemakaian, mengacu pada proses penggunaan aset dalam jangka waktu tertentu yang
kemudian bisa berpengaruh pada estimasi masa manfaat aset yang bersangkutan.

3. a). Cost (biaya). Biaya yang dimaksud di sini adalah biaya perolehan. Biaya perolehan
menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per periode
akuntansi.
b). Useful life (masa manfaat). Masa manfaat merupakan estimasi umur produktif aktiva
yang kita harapkan. Masa manfaat dapat dinyatakan dalam tahun, unit aktivitas, unit output.
Masa manfaat merupakan estimasi. Dalam menentukan estimasi tersebut, manajemen
mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan penggunaan aktiva, pemeliharaan dan perbaikan,
kerentanan atas kerusakannya. Pengalaman masa lalu sangat membantu manajemen dalam
menentukan masa manfaat jenis aktiva yang serupa.
c). Residual value (nilai sisa). Nilai sisa merupakan estimasi dari nilai aktiva di akhir
masa manfaatnya. Seperti masa manfaat, nilai sisa juga merupakan estimasi. Dalam menentukan
estimasi ini, manajemen mempertimbangkan bagaimana perusahaan merencanakan melepaskan
aktiva tersebut.

a. Menggunakan metode-metode yang tepat dalam penyusutan sebuah aktiva dalam hal ini
metode penyusutan yang dipilih harus dipergunakan secara konsisten dari periode-periode kecuali
perubahan keadaan yang memberi alasan atau dasar suatu perubahan metode.
b. Metode yang digunakan harus sesuai dengan jenis aktivanya, misalnya penyusutan aktiva
berdasarkan waktu maka metode yang paling tepat adalah metode garis lurus, metode pembebanan
yang menurun, metode jumlah angka tahun menurun, saldo menurun atau berdasarkan

50
penggunanya maka aktiva tetap yang paling tetap menggunakan metode juin juso dan metode untuk
produksi.

4. Pencatatan depresiasi adalah dengan menjurnal, yaitu mendebet rekening depresiasi dan
mengkredit rekening akumulasi penyusutan depresiasi. Depresiasi Biasanya dicatat (dibukukan) pada
saat penutupan buku (entah : akhir bulan, akhir kwartal, akhir tahun buku), dan dicatat sebesar nilai
penyusutannya, tergantung berbagai faktor.

5. Karena pada metode ini, penurunan tarif (%) setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar
yang pasti, tapi ditentukan berdasarkan kebijaksanaan masing-masing perusahaan.

6. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh perusahaa seharusnya dilakukan penyusutan secara periodik
sebab untuk mengetahui nilai bukunya pada akhir periode akuntansi dan dilaporkan dalam laporan
keuangan didalam neraca berupa akumulasi penyusutan serta dalam laporan rugi laba berupa beban
penyusutan.

7. Setiap perusahaan yang mengelola sumber daya alam kerap kali membagikan sejumlah
dividen dari laba bersih yang ditambah dengan deplesi. Cara seperti ini dilakukan jika
perusahaan akan menghentikan usaha jika berbagai sumber daya alam tersebut sudah
habis dieksploitasi sumber dayanya
8. 1. Metode Garis Lurus
Metode ini digunakan dengan asumsi yang berdasar pada fungsi dari waktu, bukan fungsi dari
pemakaian. Hasil perhitungannya akan menunjukkan hasil konsumsi yang serupa pada setiap aset di
setiap periode. Rumusnya adalah
= Nilai Penyusutan = Harga Pendapatan – Nilai Residu/Usia Ekonomis
2. Metode Beban Menurun
Cara perhitungannya adalah dengan acuan total pendapatan tahunan dan penurunan saldo. Beban
penyusutan nilainya akan lebih besar dari periode awal, namun terus mengecil di periode selanjutnya.
Rumusnya adalah
= Nilai Penyusutan = Harga Beli Aset x Persentase Penyusutan
3. Metode Aktivitas
Cara menghitung depresiasi ini adalah dengan mengacu pada pemanfaatan aset, sehingga yang diukur
adalah hasil produktivitas aset selama dimiliki dan digunakan perusahaan. Rumusnya adalah
= Nilai Penyusutan = [(Biaya Perolehan – Nilai Residu) x Estimasi Usia Penggunaan] / Usia Produktif
4. Metode Depresiasi Khusus
Cara menghitung ini dilakukan untuk mencari tahu manfaat dari penurunan nilai aset. Yang digunakan
bukan rumus depresiasi, namun metode kelompok dan metode campuran. Metode kelompok
digunakan untuk mengukur aktiva homogen yang memiliki kemiripan fungsi, dan metode campuran
diterapkan berdasarkan perhitungan akuntan.
5. Metode Saldo Menurun Ganda
Selanjutnya untuk metode depresiasi yang digunakan adalah saldo menurun ganda. Cara ini
digunakan dengan menghitung depresiasi berdasarkan biaya penyusutan garis lurus tanpa nilai residu,

51
kemudian dilipatgandakan. Perhitungan ini dinilai dapat melakukan pengukuran penyusutan dengan
nilai buku aset setiap awal periode. Rumusnya adalah
= Nilai Penyusutan = (Harga Perolehan/Usia Ekonomis) x 2
6. Metode Unit Produksi
Metode terakhir yang bisa digunakan adalah metode unit produksi. Cara ini digunakan untuk merinci
perhitungan aset dalam satuan waktu (jam) dan berat (kg). rumusnya adalah
= Nilai Penyusutan = (Harga Pendapatan – Nilai Residu) x (Pemanfaatan Aset / Estimasi Usia)
9. digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaaat yang berbeda

10. Berikut adalah beberapa metode penyusutan aktiva tetap dalam menghitung berapa nilai
depresiasi aset yang dimiliki:

A). Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan tetap per
tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut.

Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode
garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh
oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor.

Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan dengan metode garis lurus
yaitu:

Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Umur Ekonomis

B). Metode Penyusutan Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)

Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva atau aset tetap yang ditentukan berdasarkan
persentase tertentu dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.

Contoh penyusutan fiskal dapat diketahui dari besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan
metode garis lurus.

C). Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)

Berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan atau depresiasi aktiva tetap tiap tahun
jumlahnya semakin menurun.

D). Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)

52
Menurut metode ini, beban penyusutan tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan dengan metode satuan jam
kerja yaitu: Biaya Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu / Taksiran Jam Jasa

E). Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)

Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi sehingga depresiasi tiap periode akan
berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.

Penyusutan merupakan salah satu risiko atas penggunaan aktiva tetap, di mana aktiva akan
mengalami penyusutan, mulai dari penyusutan fungsi hingga nilai.

Namun, dengan adanya manajemen aset (aktiva), perusahaan akan lebih mudah melakukan
pemonitoran terhadap penyusutan.

Bukan hanya itu, dengan manajemen aset, Anda juga dapat menjaga nilai aset hingga menciptakan
manajemen resiko.

Soal Kasus

1). PT A membeli mesin seharga Rp.3.400.000 pada tanggal 1 April 2006. Diperkirakan
mesin tersebut akan berumur 10 tahun, dan mempunyai nilai residu sebesar Rp.400.000,
mesin ini diperkirakan akan dapat digunakan untuk memproduksi 60.000 unit produk dan
diperkirakan akan dapat digunakan untuk berproduksi selama 30.000 jam dan dapat
menghasilkan 4.000 unit produk

Diminta:

Hitunglah biaya depresiasi dengan menggunakan setiap metode seperti dibawah ini.Tahun
buku PT A adalah tahun kalender yang berakhir tanggal 31 Desember.

a. Metode garis lurus untuk tahun 2006


b. Metode hasil produksi untuk tahun 2006
c. Metode jam jasa untuk tahun 2006
d. Metode jumlah angka tahun untuk tahun 2006
e. Metode double declining balance untuk tahun 2007.

53
2). PT XYZ menyiapkan tabel perhitungan depresiasi aktiva tetap seperti yang ada di bawah.
Saudara diminta untuk melengkapinya. Data tambahan yang tersedia adalah:

1. Depresiasi dihitung dari awal bulan pembelian sampai akhir bulan pemberhentian.
2. Tanah A dan gedung A dibeli dari pemilik sebagian besar PT XYZ dengan harga
Rp.800.000 dengan tanah dan gedungnya. Pada waktu pembelian itu, harga pasar
tanah sebesar Rp.90.000 dan harga pasar gedung sebesar rp.810.000
3. anah B dibeli pada tanggal 2 Oktober 1998 dengan cara menukar dengan 2.500
lembar saham baru PT XYZ pada saat pertukaran, nilai nominal saham rp.5,00
perlembar dan harga pasarnya Rp. 30,00 per lembar. Dalam bulan Oktober 1998 PT
XYZ membayar Rp.13.000 untuk merobohkan model ini agar dapat dipakai
membangun gedung baru.
4. Gedung B yang dibangun di atas tanah B dimulai pada tanggal 1 Oktober 1999,
sampai dengan 30 September 2000 PT XYZ sudah melunasi Rp. 320.000 dari total
biaya kontruksi sebesar Rp.450.000 diperkirakan gedung ini akan selesai dan dapat
digunakan pada bulan Juli 2001.
5. PT XYZ menerima sumbangan mesin dari universitas di k kampus itu. Harga pasar
mesin itu sebesar Rp.40.000 dan residunya Rp.3.000
6. Mesin A harga perolehan totalnya sebesar Rp. 164.900 termasuk biaya pemasangan
rp.600 dan biaya reparasi dan pemeliharaan normal sebesar Rp.14.900. Nilai residu
ditaksir sebesar Rp.6000. Mesin A dijual pada tanggal 1 Februari 2000
7. Tanggal 1 Oktober 1999 mesin 8 dibeli dengan pembayaran pertama sebesar
Rp.5.740 dan sisanya akan diangsur setiap tahun untuk 11 tahun, masing masing
sebesar Rp.6.000 mulai 1 Oktober 1999. Tingkat bunga yang berlaku sebesar 8%.

Data Berikut Diambil Dari table nilai tunai :

Nilai Tunai Rp1,00, bunga 8% Nilai tunai anuetet biasa Rp1,00 Dengan bunga 8%

10 Tahun 0,463 10 Tahun 6.710

11 Tahun 0,429 11 Tahun 7.139

15 Tahun 0,315 15 Tahun 8.559

54
PT XYZ
TABEL AKTIVA TETAP DAN DEPRESIASI
Tahun buku yang berakhir tanggal 30 september 2014 dan 30 september 2015

Biaya Depresiasi Tahun


Tanggal metode Taksiran
Aktiva Harga perolehan residu yang berakhir 30 sep
Perolehan depresiasi Umur
2014 2015
Tanah A 01/10/2013 (1 TA TA TA TA TA
Gedung A 01/10/2013 (2 40.000,00 Garis lurus (3 Rp17.000,00 (4
Tanah B 02/10/2013 (5 TA TA TA TA TA
Sedang Rp.32.0000
Gedung B - Garis lurus 30 - (6
Dibangun sampai sekarang
Mesin 15% declining
02/10/2013 (7 Rp.3.000,00 10 (8 (9
sumbangan balance
Jumlah Angka
Mesin A 02/10/2013 (10 Rp6.000,00 8 (11 (12
tahun
Mesin B 01/10/2014 (13 - Garis lurus 20 - (14

Catatan TA TIDAK ADA

Diminta: Isilah dengan angka yang benar setiap nomor dalam tanda kurung dalam setiap tabel di
atas. Kalau perlu angka angka dapat dibulatkan.

3). PT ABC membeli aktiva tetap seharga rp.34.000.000 pada awal tahun 2004. Aktiva tetap itu
ditaksir nilai residunya sebesar rp.20.000.000. biaya depresiasi tahun 2004 dan 2005 dengan
menggunakan tiga metode berbeda adalah sebagai berikut:

Tahun Metode A Metode B Metode C

2004 Rp. 8.000.000 Rp.12.800.000 Rp12.750.000

2005 8.000.000 9.600.000 7.968.000

Diminta :

1. Metode depresiasi apa yang digunakan dalam contoh di atas.


2. Hitunglah biaya depresiasi tahun 2006 dan 2007.

4). PT X membeli gedung seharga rp. 100.000.000 pada tanggal 2 Januari 2005. Gedung
ditaksir berumur 20 tahun dengan nilai sisa sebesar rp.10.000.000.

55
Diminta:

Buatlah daftar untuk menunjukkan depresiasi dan nilai buku akhir tahun sejak dibeli sampai
dengan tahun 2008 dengan menggunakan metode:
1. Garis lurus
2. Jumlah angka tahun
3. Double declining balance

5). PT Y membeli mesin pada tanggal 1 Juli 2005 dengan harga Rp100.000 000.00 d taksiran
nilai sisa Rp10.000.00 Biaya yang terkait dengan pembelian dan penyiapan mesin adalah

Harga beli Rp.100.000.000,00

Potongan Rp 5.000.000,00

Biaya angkut Rp 3.000.000,00

Biaya asuransi pengangkutan Rp 500.000,000

Biaya instalasi Rp 1000.000,00

Biaya pengujian Rp 1500.000,000

Bahan yang rusak (norma) Rp 1.000.000,00

Bahan yang rusak (tidak normal) Rp 400.000,00

Gaji pegawai operator mesin Rp 10.000 000,00

Diminta:

1. Berapakah harga perolehan mesin?

2. Jika umurnya 10 tahun, hitung depresiasi tahun 2005 dengan metode garis lurus dan
jumlah angka tahun

56
JAWABAN :

1. Harga 3.400.000

Umur = 10 Tahun 60.000/30.000 jam

Residu= Rp. 400.000

2006 4000/2400 jam

Tarif Depresiasi = 100%: 10 = 10%

Beban depresiasi = (3.400.000-400.000)x10% = 300.000/tahun

akum total akum


Tahun Depresiasi Trif nilai buku
penyusutan penyusutan
2006 300.000 10% 300.000 300.000 3.100.000
2007 300.000 10% 300.000 600.000 2.800.000
2008 300.000 10% 300.000 900.000 2.500.000
2009 300.000 10% 300.000 1.200.000 2.200.000
2010 300.000 10% 300.000 1,500.000 1.900.000
2011 300.000 10% 300.000 1.800.000 1.600.000
2012 300.000 10% 300.000 2.100.000 1.300.000
2013 300.000 10% 300.000 2.400.000 1.000.000
2014 300.000 10% 300.000 2.700.000 700.000
2015 300.000 10% 300.000 3.000.000 300.000

b. Metode Hasil Produksi

Beban depresiasi = (Rp 3.400.000-Rp400.000) / 60.000 = Rp50.000

Beban AKUM Total akum Nilai


Tahun
Depresiasi Penyusutan penyusutan Buku
3.200.00
2005 4000 x 50 200.000 200.000 0

c.Metode Jam Jasa

Harga perolehan = 3.000.000 ; 30.000 = 100

Beban AKUM Total akum Nilai


Tahun
Depresiasi Penyusutan penyusutan Buku
2.400.54
2006 2.400 x 100 240.000 240.000 6

d. Metode Angka akhir Tahun

harga perhitungan akum total akum


tahun nilai buku
perolehan deresiasi penyusutan penyusutan
2.845.54
2006 3.000.000 10:55 545.454 545.454 6

57
e. Metode double
Tahun = 100% ; 10 x 2 = 20%

Harga Depresiasi Tptal akum Nilai


Tahun Tarif
Normal penyusutan penyusutan Buku
2.720.00
2006 3.400.000 20% 680.000 680.000 0
1.176.00
2007 2.700.000 20% 544.000 1.224.000 0

Jawaban No 2

Biaya Depresiasi Tahun yang


Tanggal Harga metode Taksiran
Aktiva residu berakhir 30 sep
Perolehan perolehan depresiasi Umur
1999 2000
Tanah A 01/10/1998 400.00 TA TA TA TA TA
Gedung A 01/10/1998 400.000 40.000,00 Garis lurus - Rp17.000,00 Rp17.000,00
Tanah B 02/10/1998 12.500 TA TA TA TA TA
Rp.32.0000
Sedang
Gedung B sampai - Garis lurus 30 - 10.650
Dibangun
sekarang
150%
Mesin
02/10/1998 37.000 Rp.3.000,00 Declining 10 6.400 5.120
sumbangan
balance
Jumlah Angka
Mesin A 02/10/1998 180.400 Rp6.000,00 8 40.089 27.283
tahun
Mesin B 01/10/1998 46729 - Garis lurus 20 - 2.340

Jawaban no. 3:

Metode Garis Metode Angka Metode Saldo


tahun
Lurus Tahun Menurun
2004 8.000.000 12.800.000 12.750.000
2005 8.000.000 9.600.000 7.968.00
2006 8.000.000 6.400.000 3.052.609
2007 8.000.000 3.200.000

58
Jawabn No. 4 :

40.000 – 3.000 = 37.000

100% : 10 = 20%

Metode double

Harga Akum
tahun Biaya Depresiasi nilai buku
produksi Depresiasi
1998 40.000 8000 8.000 32.000
1999 32.000 6.400 14.400 25.600
2000 25.600 5.120 19520 20.480

Jawban no. 5 :

1 juli 2005

Harga = 100.000.000

Residu = 10.000.000

Harga beli = 100.000.000

Potongan = 5.000.000

B.angkut = 3.000.000

B.Asuransi = 5.000.000

Penguji B = 1.500.000

Bahan rusak (n) = 400.000

Bahan rusak (tn) = 10.000.000

117.000.000-5.400.000

= 111.600.000

(111.600.000-10.000.000) x10% = 10.160.000

a). Metode GL

Harga Biaya Akum


tahun Tarif Depresiasi Nilai Buku
produksi Depresiasi Depresiasi
101.160.00
2005 101.160.000 10% 0 101.160.000 89.840.000

b). Metode Double

Harga Biaya Akum


tahun Tarif Depresiasi Nilai Buku
produksi Depresiasi Depresiasi

59
2005 101.160.000 10/55 18.472.728 18.472.725 81.527.272

6). Sebuah perusahaan bidang perikanan yang bergerak pada usaha budidaya udang Vaname
berencana mengadakan perluasan usaha. Untuk merealisasikan rencana tersebut perusahaan
membeli tanah senilai Rp 850.250.300 secara tunai. Bagaimana cara mencatat pembelian tersebut?

Jawaban:

(Debit) Aset Tetap Tanah … Rp 850.250.300


(Kredit) Kas …. Rp 850.250.300

Jika pembelian itu dilakukan secara kredit dengan uang muka (down payment) sebesar Rp
75.000.000, maka pencatatan jurnal adalah sebagai berikut:

(Debit) Aset Tetap Tanah … Rp 850.250.300


(Kredit) Kas …. Rp 75.000.000
(Kredit) Utang … Rp 775.250.300

Pada saat perusahaan membayar cicilan, misalnya Rp 50.000.000, maka akan dicatat dengan
jurnal berikut ini:

(Debit) Utang … Rp 50.000.000


(Kredit) Kas …. Rp 50.000.000

60

Anda mungkin juga menyukai