Anda di halaman 1dari 5

Mohammad Atabik Al Musafak

1902046018
Manajemen Bisnis

Perjalanan Bisnis Nabi Muhammad SAW

PENDAHULUAN
Membahas tentang perjalanan bisnis Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam
merupakan hal yang sangat menarik untuk di kaji, tidak akan terlepas dari Sirah
Nabawiyah yang merupakan samudra ilmu yang tidak akan lekang oleh kemajuan zaman
dan tidak akan pernah habis untuk di ambil ibroh dan mutiara ilmu di dalamnya. Bagi
siapapun yang mempelajari sejarah beliau, akan memperoleh gambaran sejarah yang
amat menakjubkan, sebagaimana beliau dan para sahabatnya mampu menundukkan
pesona duniawi dan mengangkat nilai-nilai kemanusiaan ke suatu tingkatan yang tidak
pernah di saksikan oleh lembaga sejarah di manapun berada. Selain berupa bisnis, secara
umum dilakukan melalui bekerja dan mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
dan bagi keberlangsungan hidup.
1. Gambaran Bangsa Arab
Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah gundul, dan gersang tiada air
dan tanaman. Sebutan seperti ini sudah sejak dulu diberikan kepada jazirah arab. Letak
jazirah arab sangatlah geografis, karena di sebelah barat dibatasi Laut Merah dan Gurun
Sinai, disebelah timur dibatasi Teluk Arab dan sebagian besar wilayah Irak bagia selatan,
disebelah utara dibatasi negeri Syam.
Sedangkan dilihat dari internalnya jazirah arab hanya dikeliling gurun pasir
disegala sudutnya. Dengan kondisi seperti ini jazirah arab bebas akan jajahan dari negeri
lain. Sekalipun demikian mereka tetap berdampingan denagn dua negara besar yaitu
Persia dan Romawi, yang serangnya tidak munkin bisa dihalangi andaikan tidak ada
benteng pertanhanan yang kuat seperti itu.
Sedangkan hubngan denagn luar, jazirah arab terletak dubenua yang sudah
dikenal semejak dahulu, yang mempertautkan daratan dan lautan. Sebelah barat laut
merupakan pintu masuk ke benua Afrika, sebelah timur merupakan pintu masuk bagi
bangsa-bangsa non Arab, timur tengah, timur dekat terus membentang ke India dan Cina.
Setiap benua mempertemukan lautnya dengan jazirah Arab dan setiap kapal laut berlayar
tentu akan bersandar di ujungnya.
Karena letak geografis seperti itu, sebelah utara dan selatan jazirah Arab menjadi
tempat berlabuh berbagai bangsa untuk saling tukar menukar perniagaan, peradaban,
agama, dan seni.1
2. Perjalanan Bisnis Nabi Muhammad SAW
Selagi usia Rasulullah mencapai dua belas tahun, ada yang berpendapat lebih dua
bulan sepuluh hari, paman beliau Abu Thalib yang sejak kecil dalam asuhannya
mengajak beliau pergi berdagang dengan tujuan negeri Syam (Palestina, Syria sekitarnya
sekarang), hingga tiba di Bushra, suatu daerah yang sudah termasuk negri Syam dan
merupakan ibukota Hauran, yang juga merupakan ibukotanya orang-orang Arab,
sekalipun di bawah kekuasaan bangsa Romawi kala itu.
Ada beberapa riwayat yang mengatakan bahwasannya waktu kecil nabi
Muhammad SAW menggembala kambing di kalangan Bani sa’ad dan juga Mekkah
dengan imbalan uang beberapa dinar.2 Meskipun belum mempunyai pekerjaan yang
tetap, tapi nabi Muhammad dikenal pemuda yang berakhlak mulia, jujur, amanah, santun,
dan bersahaja. Setiap pekerjaan yang dilakukan beliau dilaksankan dengan sungguh-
sungguh. Kemuliaan nabi Muhammad terdengar oleg Khadijah binti khawalid. Ia adalah
seorang wanita pedagang yang mempunyai banyak harta dan bernasab baik.
Khadijah pun mengutus orang untuk mengajak Muhammad untuk berniaga ke negri
syam. Tawaran tersebut pun diterima Muhammad. Persiapan pun keberangkatan pun
dilakukan. Khadijah meminta pelayan terbaiknya, Maisarah, sebagai asisten Muhammad.
Dan waktu bepergian pun telah tiba.
Tepat pada waktu bulan ketiga, mereka tiba di Bashrah, kota yang tidsk jauh dari
Syam. Sebuah perayaan besar sedang berlangsung, barang dagangan digelar oleh musafir
di atas permadani.

1
Syaikh Syafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Arrahiiqul Makhtum Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al Kautsar. 2017,
hlm.2.
2
Al-Ghazali Muhammad. (1391 H). FiqhusSirah. Mesir: Darul KitabAl-Arabi. hlm. 52. Ar Rahiiqul Makhtum.
Syafiyyurrahman AlMubarakfuri. Sirah Nabawiyah. hlm. 56.
Maisarah melihat cara dagang Muhammad yang berbeda dengan kaum Quraisy
pada umumnya, beliau sangat lah jujur dan kefasihannya dalam berkomunikasi sangat
menarik simpati para pedagang yang berinteraksi denganya. Saat berbisnis beliau tidak
terlalu mengambil banyak keuntungan yang banyak, beliau mempunyai prinsip yassiru
wala tuassiru yakni memudahkan dalam bertransaksi sehingga beliau tidak berlama-lama
dalam tawar-menawar antar pedagang dan beliau tidak suka menghasbiskan waktu
perjalanan berniaganya (bisnis) untuk berleha-leha sebagaimana umumnya bangsa Arab,
seperti minuman keras, berjudi dan lainnya.
Muhammad melepas Lelah dibawah pohon besar, tidak jauh dari kuil seorang
rahib.
3. Jenis Perdagangan yang Dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Mudharabah adalah bentuk kerja sama bisnis antara dua belah pihak atau lebih,
dimana pihak pertama menyediakan dana (sahib al-mal) dan pihak yang kedua
memberikan keahlihan dan kemampuan manajemen (mudharib). Salah satu bentuk
perdaganga inilah yang pernah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad ketika berkerjasama
dengan investor Khadijah binti Khuwailid. Penduduk Hijaz menyebutnya kerja sama
mudharabah sementara penduduk Irak menamainya dengan nuqaradah.
Sebelum islam masuk, bangsa Quraisy hidup pada masa jahiliyah yang berarti
“masa kebohohan”. Di tengah-tengah kejahiliyahan tersebut Muhammad sering
merenung menyendiri, memikirkan kondisi yang ada dimasyarakatnya. Tatkala Allah
mengangkat beliau sebagi Rasul dan Nabi, beliau mengajak untuk meninggalkan
berbagai perilaku dan tradisi jahiliyyah, termasuk kejahiliyahan berdagang dan berbisnis.
Ajarn yang disampaikan Nabi Muhammad sangat apresiatif terhadap perdagangan yang
praktiknya dilandasi etika bisnis islam. Sedangkan perdagangan yang mengandung unsur
ribawi, sebagaimana yang sering dilkaukan oleh bangsa jahiliyah termasuk ke dalam
kategori yang diharamkan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-
Baqara ayat 276 :

‫هّٰللا‬ َّ ‫ق هّٰللا ُ الرِّ ٰبوا َويُرْ بِى ال‬


ٍ َّ‫ت ۗ َو ُ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل َكف‬
‫ار اَثِي ٍْم‬ ِ ‫صد َٰق‬ ُ ‫يَ ْم َح‬
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.”
Maksud dari yamhaqullah ar-riba yaitu Allah SWT hilangkan keberkahan harta
yang tercampuri dengan riba, meskipun harta yang dihasilkan banyak, tidak ada
sedikitpun kebaikan dari hasil jual beli dengan cara riba, orang yang melakukan akad jual
beli dengan cara riba akan merasa cemas gelisah dan Lelah di dunia dan di akhirat.3
Rasulullah Melaknat pelaku riba sebagaiman hadits dari Jabir, Nabi S.A.W.
bersabda:4

َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم آ ِك َل الرِّ بَا َو ُم ْؤ ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َو َشا ِه َد ْي ِه َوق‬
‫ال هُ ْم َس َوا ٌء‬ َ ِ ‫ع َْن َجابِ ٍر قَا َل لَ َعنَ َرسُو ُل هَّللا‬

"Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi, yang mencatat dan dua
saksinya. Beliau bersabda: mereka semua sama (dilaknat)." Hadits ini merupakan hadits
riwayat Imam Muslim berkadar sahih.”

Daftar Pustaka
3
Shalih ibn Fauzan ibn Abdullah Al-Fauzan. (1423). Al-Mulakhkhash Al-Fikhiy. Riadh: Dar AlAashimah. hlm. 33.
4
Shalih ibn Fauzan ibn Abdullah Al-Fauzan. (1423). hlm. 34.
Al-Ghazali Muhammad. (1391 H). FiqhusSirah. Mesir: Darul KitabAl-Arabi. Ar Rahiiqul
Makhtum. Syafiyyurrahman AlMubarakfuri. Sirah Nabawiyah.
Syaikh Syafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. (2017). Arrahiiqul Makhtum Sirah Nabawiyah.
Jakarta: Pustaka Al Kautsar.

Shalih ibn Fauzan ibn Abdullah Al-Fauzan. (1423). Al-Mulakhkhash Al-Fikhiy. Riadh: Dar
AlAashimah.

Shalih ibn Fauzan ibn Abdullah Al-Fauzan. (1423).

Anda mungkin juga menyukai