َأَو َلْم َيَر ْو ا َأَّن ا َج َع ْلَن ا َح َر ًما َءاِم ًن ا َو ُيَتَخ َّط ُف الَّن اُس ِمْن َح ْو ِلِه ْم َأَفِباْلَباِط ِل ُيْؤ ِم ُن وَن َو ِبِنْع َمِة ِهللا َي ْك ُفُروَن
Transportasi yang mereka andalkan pada saat itu ialah onta, yang
dianggap seabgai perahu padang pasir. Onta merupakan kendaraan
yang menakjubkan. Onta memiliki kekuatan yang tangguh, mampu
menahan haus dan mampu menempuh perjalanan yang sangat jauh.
Onta-onta ini pergi membawa barang dagangan dari negeri lainnya,
dan kemudian kembali membawa produk negeri tempat berniaga.
Advertisements
} اَّلِذي َأْط َع َم ُهم ِّمن ُجوٍع َو َء اَم َن ُهم ِّمْن3{ } َف ْلَي ْع ُبُد وا َر َّب َه َذ ا اْلَبْيِت2{ } ِإيَالِفِه ْم ِر ْح َلَة الِّش َت آِء َو الَّصْيِف1{ ِإليَالِف ُقَر ْي ٍش
}4{ َخ ْو ٍف
Tags: Arab
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW mengajarkan banyak hal kebaikan bagi
umatnya seperti berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, masalah hukum (fiqh),
politik (siyasah), juga masalah perniagaan atau ekonomi (muamlah).
Sistem perekonomian pada masa Nabi Muhammad SAW merupakan sistem ekonomi
yang berdasarkan syariat islam dan berlandaskan Al-Quran dan Sunnah Rasul.
Sejumlah aturan yang tertanam pada landasan perekonomian tersebut berbentuk
keharusan melakukan atau sebaiknya melakukan sesuatu, juga dalam bentuk larangan
melakukan atau sebaliknya tidak melakukan sesuatu.
Tentu aturan-aturan yang tersebut dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul bertujuan untuk
menjamin keselamatan manusia sepanjang hidupnya, baik agama diri, akal, harta
benda maupun nasab keturunan.
Adapun pada masa pemerintahannya, Rasulullah menerapkan jizyah, yakni pajak yang
dibebankan kepada orang-orang non-Muslim, khususnya ahli kitab, sebagai jaminan
perlindungan jiwa, harta milik, kebebasan menjalankan ibadah serta pengecualian dari
wajib militer.
Besarnya jizyah adalah satu dinar per tahun untuk setiap laki-laki dewasa yang mampu
membayarnya. Perempuan, anak-anak, pengemis dan penderita penyakit dibebaskan
dari beban ini. Pembayaran jizyah ini tidak harus berupa uang tunai, tetapi juga dapat
berupa berbagai barang lainnya.
Selain jizyah, Rasulullah juga menerapkan sumber pendapatan negara yang terpenting
dengan sistem Kharaj, yakni pajak tanah yang dipungut dari kaum non-Muslim. Tanah
tersebut diambil alih oleh kaum Muslimin dan pemiliknya diberi hak untuk mengolah
tanah tersebut dengan status penyewa dan bersedia memberikan sebagian hasil
produksinya kepada negara.
Disamping itu, bukan hanya non-Muslim yang dikenakan pajak, umat Islam pun
dikenakan pajak yang sama dengan kharaj, yakni Ushr dari hasil pertanian dan buah-
buahan.
Sumber pendapatan Negara selain jizyah dan kharaj adalah sistem Ushr, sebuah jenis
pajak yang telah berlangsung pada masa Arab Jahiliyah yang diadopsi oleh Rasulullah
sebagai bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang dan dibayar hanya sekali
dalam setahun serta berlaku hanya terhadap barang-barang yang bernilai lebih dari 200
dirham. Tingkat bea yang dikenakan kepada para pedagang non-Muslim yang
dilindungi adalah sebesar 5 persen sedangkan pedagangg Muslim sebesar 2,5 persen.