Anda di halaman 1dari 22

REVIEW BUKU

( BUKU AQIDAH, FIQH, SKI, ULUMUL QUR’AN, ULUMUL HADIST DAN BUKU
AKHLAK )

Tugas ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Martikulasi Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Alfauzan Amin, M.Ag

Disusun Oleh :

Nama : Ach. Jainuri


NIM : 2223540027

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO (UINFAS)
BENGKULU
2023
1. BUKU TENTANG SKI
Identitas Buku
Judul Buku : Sejarah dan Kebudayaan Islam
Penulis : Dr. Badri Yatim, M.A
Penerbit : Jakarta : Al-Huna Zikra,2020
Deskripsi Fisik : 166 hlm ; 21 cm
ISBN : 2020
Edisi : Cet. 1
Cetakan : Jilid 1

Rangkuman Buku
a) Sejarah Bangsa Arab Sebelum Islam
Menurut Thomas Walker Arnold, cukup sulit untuk menentukan
kapan tepatnya agama Islam masuk ke Indonesia. Namun, sejak abad ke 2
SM, orang-orang Ceylon telah berdagang dan masuk pada abad ke 7 M.
Orang Ceylon kemudian mengalami kemajuan pesat dalam hal perdagangan
dengan orang-orang China. Hingga pada pertengahan abad ke-8, orang Arab
telah mengembara hingga ke Kanton.
Ketika Islam masuk ke Indonesia, sudah berlangsung sejak abad ke-
7 dan abad ke-8 M. Akan tetapi, perkembangan dari dakwah baru dimulai
pada abad ke-11 dan abad ke-12. Maka artinya, dakwah di Nusantara
memang telah merentang selama beberapa abad pada masa-masa awal

b) Ilmu Bumi Jazirah Arab


Jazirah Arab berarti pulau Arab. Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab
itu “Shibhul Jazirah” yang berarti “Semenanjung”. Jazirah Arab dibagi
menjadi 2 bagian :
- Bagian tengah, terdiri dari tanah pegunungan yang jarang ada hujan, sedikit
penduduk. Penduduk bagian tengah ini disebut dengan kaum Badui
(penduduk gurun). Binatang ternak utama mereka adalah unta atau
“Safinatus Shahra” ( Bahtera padang pasir) , selain unta ada juga biri- biri.
Air susu biri- biri ini untuk diminum, sedangkan dagingnya untuk dimakan,
kulitnya untuk pakaian. Bagian tengah dari Jazirah Arab terbagi menjadi 2
bagian yaitu Bagian Utara disebut “Najed” dan Bagian Selatan disebut
“Al Ahqaf”.
- Bagian tepi, hanya dipertemukan oleh Laut Merah dengan Laut Hindia.

c) Negeri – Negeri
1) Yaman
Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang paling penting
yang pernah tumbuh dijazirah arab sebelum agama Islam datang.
perkataan Yaman berasal dari “Yumn” yang artinya “berkat”. Negeri
Yaman makmur karena tanahnya subur. Penduduk Yaman pun pernah
memegang peranan besar dalam melancarkan perniagaan antara Timur
dan Barat. Karena adanya kestabilan dan kehidupan yang makmur, maka
pernah lahir di Yaman raja-raja yang mempunyai mahkota dan istana
yang besar-besar.
2) Kerajaan Saba’
Kerajaan Saba’ berdiri tahun 950 SM kerajaan ini berdiri sampai tahun
115 SM kemasyhuran kerajaaan ini berpangkal pokok pada Ratunya yang
terkenal bernama Ratu Bulqis dan Bendungan Ma’rib yaitu satu
bendungan (dam raksasa) yang dapat membendung air diantara dua buah
gunung. Sailul Arim menyebabkan kehidupan di Yaman mengalami
perubahan besar, sebagian besar penduduk di Yaman mengungsi ke
bagian utara Jazirah arab, dikarenakan air bah yang menenggelamkan
wilayah mereka. Inilah yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Saba’ dan
bangunnya kerajaan Himyar.
3) Kerajaan Himyar
Kerajaan ini berdiri saat kerajaan Saba’ mulai lemah. Dan disuatu titik
kerajaan Saba’ pun dikuasai oleh kerajaan Himyar. Kerajaan Himyar
lemah juga sama seperti kerajaan Saba’ karena lalai untuk mengurus
bendungan- bendungan sehingga bendungan tersebut roboh oleh air bah
dan hujan. Malapetaka ini menyebabkan mereka mengungsi ke bagian
utara Jazirah Arab. Oleh karena itu, Yaman menjadi lemah, dan
kelemahan ini membukakan jalan bagi kerajaan-kerjaan Persia dan
Romawi untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Yaman dengan
maksud hendak memiliki negeri yang subur dan makmur itu. Kerajaan
Saba’ dan Himyar banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan yang
dapat menggambarkan kebesaran dan kemajuan yang telah dicapai oleh
kerajaan-kerajaan itu di zaman dahulu. Kedua kerajaan ini meninggalkan
banyak bekas peninggalan bersejarah. Kerajaan – kerajaan ini juga pernah
memiliki armada yang besar untuk membawa barang perniagaan dari
India.
4) Yaman Terjajah
Kesuburan dan kemakmuran negeri Yaman dapat menyebabkan dua
kerajaan imperialis ( kerajaan Persia dan Romawi) berlomba- lomba
untuk menguasainya. Kerajaan Persia tidak suka melihat negeri Yaman
dijajah oleh bangsa Habsyi dan Rumawi itu. Akhirnya datanglah sebuah
kesempatan untuk ikut campur tangan yaitu di kala salah seorang dari
keturunan raja-raja Himyar namanya Saif Ibnu Zi Yazin lari ke Persia
untuk meminta pertolongan mengeluarkan bangsa Habsyi dari Yaman.
Dikirimnya Balatentara ke Yaman dan berhasil melepaskan Yaman dari
penjajahan bangsa Habsyi. Kemudian kedudukan bangsa Habsyi di
Yaman digantikan oleh bangsa Persia. Mereka mengambil alih kekuasaan
bangsa Habsyi. Sesudah Saif Ibnu Yasin terbunuh, dan mereka menguasai
sepenuhnya negeri Yaman itu. Di kala Muhammad SAW diutus menjadi
Rasul, Gubernur Yaman adalah Bazan. Nabi Muhammad SAW menyeru
Bazan untuk menganut agama Islam, maka dianutlah agama ini.
5) Kerajaan Hirah ( Manadzirah)
Kerajaan Hirah mulai sejak abad ketiga Masehi dan terus berdiri sampai
Agama Islam lahir. Diantara raja raja yang terkenal :Umru ul, Nu’man
ibnu Umru ul Qais ( yang mendirikan istana Khawarnaq dan istana Sadir
di permulaan abad kelima Masehi ). Raja terakhirnya adalah Mundzir
ibnu Hind Nu’man ibdul Mundzir. Di masa pemerintahan raja inilah
Khalid ibnu Walid memerangi Hirah, dan akhirnya negeri Hirah
menggabungkan diri ke dalam pemerintahan Islam.
6) Kerajaan Ghassan ( Shasasinah)
Nama Ghasasinah itu diambil dari mata air di Syams yang disebut
Ghassan. Laum Ghasasinah menganut agama Masehi yang diterimanya
oleh bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama masehi di
Jazirah arab. Diantara raja-raja yang terkenal ialah : Jafnah ibnu ‘Amr,
Arkam ibnu tsa’labah, dan Jabalah ibnul Aiham. Dimasa pemerintahan
Jabalah ini terjadi pertempuran Yarmuk, dan masuknya agama Islam
didaerah ini. Jasa- jasa kerajaan ini ialah mereka telah menyebarkan
berbagai kebudayaan bangsa romawi dan Persia diantaranya : agama,
ilmu pengetahuan umum, tulis baca, ilmu pengetahuan ketentaraan , dll.

d) Hejaz
Negeri hejaz tidak pernah dijajah dan tidak pernah dipengaruhi oleh Negara-
Negara asing. Hal ini dikarenakan letak dan kemiskinan yang dialami oleh
Negara ini, sehingga tidak menimbulkan keinginan untuk menjajah wilayah
tersebut. Selain kota makkah , di Hejaz ada beberapa buah kota yaitu Thaif,
yastrib. Tapi kota ini tidak termasyhur kota Makkah. Karena kota Makkah
dipandang suci, maka kota itu lebih maju dari kota- kota yang lain. Bangsa
Arab dari seluruh penjuru Jazirah Arab berdatangan ke kota Makkah untuk
mengerjakan haji dan umroh. Maka dari itu berdirilah pemerintahan untuk
melindungi jamaah-jamaah haji dan menjamin keamanan, keselamatan, dan
ketentraman mereka. Pada tahun 440 M pemimpin mereka yang bernama
Qushai mengatur urusan-urusan yang berhubungan dengan Ka’bah, yaitu :
1) As Siqayah (meyediakan air minum)
2) Ar Rifadah (Menyediakan makanan)
3) Al Liwa (Bendera)
4) Al Hijabah menjaga Ka’bah dan memegang anak kuncinya

e) Sya’ir Arab
Ada 2 cara untuk mempelajari syair arab:
- Mempelajari syair sebagai suatu kesenian, oleh bangsa Arab amat
dihargai.
- Mempelajari syair itu dengan maksud, agar kita dapat mengetahui adat
istiadat dan budi pekerti bangsa Arab. Syair adalah salah satu seni yang
dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab. Ada beberapa pasar tempat
penyair itu kumpul : pasar ‘Ukaz, majinnah, dan zul Majaz. Seorang
penyair mempunyai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat bangsa
Arab. Salah satu pengaruh dari Syair pada bangsa Arab, ialah : bahwa
syair itu dapat meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina, atau
sebaliknya.

f) Agama
Jika dalam masyarakat terdapat oknum- oknum manusia yang memungkiri
adanya Tuhan, hal itu berarti mereka melawan naluri yang ada pada diri
mereka sendiri.

g) Kelebihan dan Kekurangan Buku


- Kelebihan buku, adalah banyaknya kalimat langsung yang memberikan
pendekatan yang relevan dalam memberikan pengarahan kepada para
pembacanya. Buku ini berisi banyak hal mengenai sejarah kebudayaan
Islam, baik dari sudut pandang tentang kebaikan-kebaikan yang pernah
dilakukan umat Islam, namun juga mengenai sisi kelam yang pernah
dilakukan umat Islam di masa lalu seperti perebutan kekuasaan,
perebutan harta, dan lain-lain.
- Bahasa yang digunakan pada buku tersebut merupakan bahasa yang
cukup sukar untuk kita pahami. Pemilihan katanya pun banyak yang
masih asing di pikiran kita karena menggunakan istilah-istilah dalam
lingkup kerajaan.

2. BUKU HADITS
Identitas Buku
Judul Buku : Ulumul Hadits
Penulis : Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag
Penerbit : Amzah, 2008
Deskripsi Fisik : 280 hlm ; 23 cm
ISBN : 978-979-9392-85-5
Edisi : Cet. 1
Cetakan : Jilid 1

a. Rangkuman Buku
Buku ini adalah sala satu dari beberapa buku yang disusun rapin dalam
hal penjabaran mengenai pembahasan mengenai Ulumul Hadis dari pengertian,
pembagian, macam-macam tentang Ulumul Hadis. Teknik-teknik yang
diungkapkan dalam buku ini juga sangat membantu khayalak umum khususnya
untuk mahasiswa jurusan Ilmu Hadis dalam hal penyusunan makalah maupun
skripsi.
1. Pengertian Hadis
Hadis mempunyai beberapa sinonim/murdadif menurut pakar ilmu hadis,
yaitu Sunnah, Khabar, dan Atsar. Masinng-masing istilah ini nanti akan
dibicarakan pada pembahasan berikut. Sekarang akan dibahas pengertian hadis,
karena yang banyak disebut di tengah-tengah masyarakat Islam adalah Hadis.
Sunnah juga sering disebut oleh sebagian masyarakat tetapi terkadang
dimaksudkan makna berganda. Sebelum berbicara peengertian hadis secara
terminologi terlebih dahulu dibicarakan dari segi etimologi, kata
“Hadis” (Hadits) berasal akar kata :

‫حدث – يحدث – حدوثا – وحدثة‬


Hadis dari akar kata di atas memiliki beberapa makna, diantaranya :
1. ‫( الجدة‬al-jiddah=baru), dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada atau sesuatu
yang wujud setelah tidak ada, lawan dari kata al-qadim = terdahulu, misalnya :
‫ = العالم حديث‬Alam baru. Alam maksudnya segala sesuatu selain Allah, baru berarti
diciptakan setelah tidak ada. Makna etimologi ini mempunyai konteks teologis,
bahwa segala kalam selain kalam Allah bersifat hadis (baru), sedangkan kalam
Allah bersifat qadim (terdahulu)
2. ‫( الطري‬ath-thari = lunak, lembut, dan baru). Misalnya : ‫ = الرجل الحدث‬pemuda laki-
laki. Ibnu Faris mengatakan bahwa hadis dari kata ini karena berita atau kalam
itu datang secara silih bergani bagaikan perkembangan usia yang silih berganti
dari masa ke masa.
3. ‫بروالكمالم‬ee‫(الخ‬al-khabar = berita, pembicaraan dan perkataan), oleh karena itu
ungkapan pemberitahaan hadis yang diungkapkan oleh para perawi yang
menyampaikan periwayatan jika bersambung sanadnya selalu menggunakan
ungkapan : ‫دثا‬eeeeeee‫ = ح‬memberitakan kepada kami, atau sesamanya
seperti mengkhabarkan kepada kami, dan menceritakan kepada kami. Hadis ini
sini diartikan sama dengan al-khabar dan an-naba’. Dalam Al-Quran banyak
sekali kata hadis disebutkan dalam Al-Quran kurang lebih mencapai 27 tempat
termasuk dalam bentuk jamak, seperti Surah An-Nisa (4) : 77
‫فمال هؤالءالقوم اليكادون يفقهون حديثا‬
Makna etimologis ketiga di atas lebih tepat dalam kontek Ulumul Hadis nanti, karena
yang dimaksud hadis di sini adalah berita yang datang dari Nab SAW, sedang makna
pertama dalam konteks teologis bukan kontek Ilmu Hadis. Menurut Abu Al-Baqa
hadis (hadits) adalah kata benda (isim) dari kata at-tahdits yang diartikan al-ikhbar
= pemberitaan, dan persetujuan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pemberitaan, yang merupakan makna dari kata hadis sudah dikenal orang Arab sejak
jahiliyah yaitu untuk menunjuk “Hari-hari yang populer” dengan nama al-
hadits. Menurut Al-Farra al-ahadits jamak (plural) dari kata uhdutsah kemudian
dijadikan plural bagi kata Hadis.
Dari segi terminologi, banyak para ahli hadis (muhadditsin) memberikan definisi
yang berbeda redaksi tetapi maknanya sama, di antaranya Mahmud Ath-Thahan (guru
besar Hadis di fakultas Syari’ah dan Dirasah Islamiyah di Universitas Kuwait)
mendifinisikan :
‫ماجاءعن الني صلي هللا عليه وسلم سواء كان قوال اوفعال اوتقريرا‬
Sesuatu yang datang dari Nabi SAW baik berupa perkataan atau perbuatan atau
persetujuan
Dalam beberapa buku para ulama berbeda dalam mengungkapkan datangnya
Hadis tersebut, di antara ada seperti di atas “Sesuatu yang datang’ ada juga yang
menggunakan beberapa redaksi seperti :
‫ = … ما أضيف إلي‬sesuatu yang disandarkan kepada …
‫ = … ما أسند إلي‬sesuatu yang disandarkan kepada …
‫ = … ما نسب ألي‬sesuatu yang disandarkan kepada …
‫ = … ما روي عن‬sesuatu yang disandarkan kepada …

b. Kelebihan Buku :

1. Buku dalam pembahasannya sistematis sehingga seseorang mudah dalam


mempelajari tentang ulumul Hadis
2. Mudah ditemukan di perpustakaan kampus atau pun sekolah-sekolah yang
berbasis agama
3. Dapat digunakan untuk rujukan karya ilmiah
c. Kekuranga buku :
1. Kurang menariknya cover buku yang menyebabkan seseorang tidak tertarik
untuk membacanya
2. Ada beberapa pembahasan yang perlu pemahan yang cukup

3. BUKU TENTANG ULUMUL QUR’AN


Identitas Buku
Judul buku : Ulumul Quran Zaman Kita “Pengantar Untuk Memahami
Konteks,
Kisah dan sejarah Al-Quran”
Pengarang : Inggrid Mattson
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : Zaman

Rangkuman Buku
a) Apa Itu Al-Qur'an?
1) Dalam mendefinisikan Al-quran Mattson tidak hanya melihat dari konteks
bangsa Arab saja melainkan melihat juga bagaimana kedudukan bahasa
arab pada saat itu juga harus melihat secara keseluruhan baik dari sejarah,
budaya, dan konteks bangsa Arab ketika Al-qur’an diturunkan. Untuk
mengkaji itu lebih jelas Mattson merujuk pada sumber-sumber sejarah pra-
Islam dan Islam Klasik.
2) Al-qur’an menurut Mattson tidak hanya sebuah teks yang suci yang bisu
dan kaku, tetapi aktif dalam merespon konteks bangsa Arab pada saat itu.
3) Mattson ingin memberi gambaran bahwa Al-qur’an bukan saja tentang
Allah, Jibril dan Muhammad, tetapi juga tentang orang-orang disekitarnya.
4) Al-qur’an itu sendiri muncul sebenarnya menjawab permasalahan yang ada
pada bangsa Arab terdahulu, kisah Khawlah bint Tsa’labah yang di zihar
oleh suaminya Aws bin Samit dengan perkataan “Bagiku kau tak ubahnya
punggung Ibuku”. Zihar adalah tradisi dari bangsa Arab pada pra-Islam
untuk mentalak istri. Oleh karena itu, sesuai dengan tradisi yang berlaku
Khawlah haram disentuh oleh Aws, dan tradisi itu tidak bisa dirubah
karena sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab.
5) Menurut Mattson bangsa Arab adalah bangsa yang sangat menggemari
syair, maka dari itu budaya terbesar di bangsa Arab pada masa pra-Islam
adalah bersyair. Pada gambaran umumnya menurut bangsa Arab berbahasa
berarti bersyair, dan nilai bahasa itu sendiri tidak hanya sebagai alat
komunikasi melainkan juga bisa diartikan sebagai nilai dan identitas suku.
Syair adalah saran untuk memperkuat solidaritas antar kelompok,
mengancam para musuh, bahkan dapat memicu perang. Kedudukan syair
sangat tinggi dan dipandang sangat luar biasa, biasannya syair-syair
tersebut digantung di dinding Ka’bah sebagai bentuk penghormatan.
Budaya bersyair untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan kemudian
diadopsi oleh Al-qur’an untuk menyampaikan pesan.

b) Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Kelebihan buku ini, banyak menceritan kisah-kisah pada zaman dahulu
sengingga bisa menambah pengetahuan para pembaca buku.
2. Kekurangan buku ini, kalimat-kalimatnya sulit dipahami.

4. BUKU TENTANG AKHLAQ


Identitas Buku
Judul : Akhlak Mulia Bagi Remaja
Penulis : Agus Sulaiman
Penerbit : Bekasi, PT Pijar, 2010
ISBN : 9789793432663
Tahun Terbit : 2012
Ketebalan buku : 94 Halaman
Rangkuman Buku
Pendidikan akhlak bagi remaja sangatlah penting agar dapat mebentuk

karakter sikap yang baik. Sifat labil yang masih melekat didalam diri seorang

remaja dapat memberikan dampak yang buruk bagi dirinya maupun orang lain.

Buku yang berjudul “Kiat-kiat Islami Mendidik Akhlak Remaja” adalah buku

yang merangkum apa- apa yang dianjurkan Al-qur’an dan Hadits dalam

mendidik akhlak remaja. Pendidikan akhlak bagi remaja sangatlah penting agar

dapat mebentuk karakter sikap yangdinginkan.

Sifat labil yang masih melekat didalam diri seorang remaja dapat

memberikan dampak yang buruk bagi dirinya maupun orang lain. Dalam buku

ini sudah mencakup semua ulasan dan pembahasan mengenai hal mendidik

akhlak seorang anak remaja. Amirullah Syarbaini dan Akhmad Khusaeri sebagai

penulis buku ini, sangat tanggap dalam hal penyajian bab- bab pembahasan yang

terdapat dalam buku ini. Mereka menulis mulai dari yang dasar hingga ketujuan

akhir pemasalahan. Adapun Bab- bab yang ada dibukuini ialah Memahami Dunia

Remaja, Konsep Islam Mengenai Pendidikan Akhlak Remaja,Metode Islam

dalam Mendidik Akhlak Remaja, Kiat- kiat Mendidik Akhlak Remaja.

Buku ini memiliki perbedaan dengan buku pendidikan akhlak

remajalainnya. Letak perbedaan dari buku ini ialah pada catatan kakinya. Penulis

meletakkan catatan kaki tersebut langsung dibawah tulisan yang mereka kutip.

Sehingga penulis dapat memanfaatkan lembaran yang kosong yang seharusnya

diisi dengan catatan kaki, dan digantidengan tulisan meraka.Para psikolg


berpendapat bahwa akar dari kebanyakan penyelewengan yang dilakukananak-

anak karena kurangnya kasih sayang didalam rumah, dan mereka yakin bahwa tat

kalakasih sayang tidak dipenuhi secara baik dan benar, jangan harapkan anak-

anak akan dapatmengubah kebiasaan dan perilaku buruknya.

Anak- anak dan remaja lebih membutuhkan kasih sayang dibandingkan

orang dewasa. Dalam masalah pergaulan mereka terkadang inginselalu

diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Ini menandakan bahwa dalam setiap

keadaanmereka merindukan kasih sayang dan perhatian orang tua. Dalam

dekapan kasih sayang, perasaan cinta dan kelembutan anak/remaja dapat

berkembang dengan baik akan menjelmamenjadi manusia ideal.

Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan Buku:

- Buku yang memiliki sampul berwarna Violet ini, sangat bagus untuk

dibaca oleh semua kalangan, terutama orang tua yang bingung untuk

mencari tips yang jitu dalam mendidik akhlak seorang remaja dengan

ajaran islam. Panduan- panduan dalam mendidik akhlak remaja yang

disajikan buku ini, sangat mudah untuk dipahami.

Kekurangan Buku

Kekurangan buku ini terletak pada editornya, dalam hal penulisan kata-

katanya ada yang kurang tepat. Namun kekurangan itu, tidak dapat menutupi

keunggulan dari buku ini.


5. BUKU TENTANG AQIDAH
Judul : Kitab Tauhid
Pengarang : Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan
Penerjemah : Agus Hasan Bashori, Lc
Penerbit : Universitas Islam Indonesia, Fakultas Ilmu Agama Islam,
Pusat Dakwah dan Pelayanan Masyarakat
Cetakan : Ketiga. 2001
Ketebalan buku : 169 Halaman

1. PENGANTAR STUDI AQIDAH


Aqidah secara etimologi berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah
adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati,
yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu. Aqidah secara syara’
yaitu iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya
dan kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik maupun yang buruk. Syari’at
dibagi dua, yaitu :
 I’tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal.
Seperti I’tiqad (kepercayaan).
 Amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tatacara amal, seperti
shalat, zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum amaliyah.
Aqidah adalah tauqifiyah. Artinya, tidak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil
syar’I, tidak ada medan ijtihad dan berpendapat didalamnya. Karena itulah
sumber-sumbernya terbatas kepada apa yang ada di Al-Quran dan As-Sunnah.
Sebab-sebab penyimpangan dari aqidah Shahihah yang harus kita ketahui, yaitu :
 Kebodohan terhadao aqidah shahihah, karena tidak mau (enggan) mempelajari
dan mengajarkan atau karena kurangnya perhatian terhadapnya.
 Ta’ashshub (fanatic) kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan nenek
moyangnya, sekalipun hal itu batil, dan mencampakkan apa yang
menyalahinya, sekalipun itu benar.
 Taqlid buta, dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah
tanpa mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya.
 Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta
mengangkat mereka diatas derajat yang semestinya, sehingga meyakini pada
diri mereka sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah, baik
mendatangkan kemanfaatan maupun menolak kemudharatan.
 Ghaflah (lalai) terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat
raya ini dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitab-Nya.
Cara-cara menanggulangi penyimpangan ini :
 Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah untuk mengambil aqidah
shahihah.
 Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, diberbagai
jenjang Pendidikan.
 Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran.
 Menyebar para da’I yang meluruskan aqidah umat islam dengan mengajarkan
aqidah salaf serta menjawab seluruh aqidah batil.

2. TAUHID RUBUBIYAH
Tauhid adalah meyakini keesaan Allah dalam rububiyah, ikhlas beribadah
kepadaNya, serta menetapkan bagiNya nama-nama dan sifatNya. Tauhid
Rububiyah yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya, dengan
meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan seganap makhluk. Semua yang
berada dialam semesta ini tunduk kepada Allah, patuh kepada kekuasanNya,
berjalan menurut kehendakNya dan perintahNya. Tidak satupun makhluk yang
mengingkariNya. Imam Ibnu Taimiyah berkata : Mereka tunduk, berserah diri,
pasrah dan butuh terpaksa dari berbagai segi, diantaranya :
 Keyakinan bahwa mereka sangat membutuhkanNya
 Kepatuhan mereka kepada qadha’, qadar dan kehendak Allah yang ditulis atas
mereka
 Permohonan mereka kepadaNya ketika dalam keadaan darurat atau terjepit
Tauhid rububiyah mengharuskan adanya tauhid uluhiyah. Tauhid
uluhiyah yaitu tauhid ibadah. Maka tidak ada yang diseur dalam doa kecuali Allah,
tidak ada yang dimintai pertolongan kecuali Dia, tidak ada yang boleh dijadikan
tempat bergantung kecuali Dia, tidka boleh menyembelih qirban atau bernadzar
kecuali untukNya, dan tidak boleh mengarahkan seluruh ibadah kecuali untukNya
dan karenaNya semata. Jadi tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid
uluhiyah.

3. TAUHID ULUHIYAH
Uluhiyah adalah ibadah. Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah
dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyari’atkan
seperti do’a, nadzar, kurban, raja’ (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah
(senang), rahbah (takut) dan inabah (kembali/taubat). Tauhid uluhiyah adalah
maksud dari dakwah para rasul. Disebut demikian, karena uluhiyah adalah sifat
Allah yang ditunjukan oleh namaNya “Allah” yang artinya dzul uluhiyah (yang
memiliki uluhiyah). Juga disebut “tauhid ibadah”, karena ubudiyah adalah sifat
‘abd (hamba) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan
mereka kepadanya. Sebab, kewajiban pertama bagi orang yang ingin masuk
Islam adalah mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Makna syahadat ialah beri’ti’kad dan berikrar bahwasannya tidak ada
yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah. Mantaati hal tersebut
dan mengamalkannya. Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah,
“Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah”. Syahadatain “laa ilaha illallah”
memiliki dua rukun, yaitu :
 An-Nafyu (peniadaan) yaitu, membatalkan syirik dengan segala bentuknya
dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
 Al-Itsbat (penetapan) yaitu, menetapkan bahwa tidak ada yang berhak
disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan
konsekuensinya.
Sementara syahadatpun memiliki dua rukun, yaitu kalimat “abduhu
warasulluhu” (hamba dan utusanNya). Syahadatainpun memiliki beberapa syarat
sebagai berikut :
 ‘Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan)
 Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan)
 Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)
 Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)
 Ikhlash, yang menafikan syirik
 Shidiq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta)
 Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian)
Syarat syahadat sebagai berikut :
 Megakui karasulan dan meyakininya didalam hati
 Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan
 Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya
serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya
 Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang
sudah lewat maupun yang akan dating
 Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orangtua
serta seluruh umat manusia
 Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta
mangamalkan sunnahnya
Yang membatalkan syahadatain diantaranya :
 Syirik dalam beribadah kepada Allah
 Orang yang menjadikan antara dirinya dan Allah perantara-perantara
 Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang yang
asih ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia
itu kafir
 Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih sempurna dari
petunjuk beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau
 Siapa yang membenci suatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir
 Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rasul, atau pahala maupun siksanya,
makai a kafir
 Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat
islam
 Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari
syariat Nabi Muhammad, seperti halnya Nabi Hidhir boleh keluar dari syariat
Nabi Musa, maka ia kafir
 Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak
mengamalkannya
Tasyri’ adaah hak Allah. Yang dimaksud dengan tasyri’ adalah apa yang
diturunkan Allah untuk hambaNya berupa manhaj (jalan) yang harus mereka
tempuh dalam bidah aqiqah, muamalat dan sebagainya. Allah telah melarang
penghalalan atau pengharaman tanpa dalil dari Al-Kitab maupun As-Sunnah, dan
Dia mengatakan bahwa hal itu adalah dusta atas nama Allah. Maka mentaati dan
konsisten terhadao syari’at Allah serta meninggalkan syari’at-syari’at lainnya
adalah suatu keharusan dan konsekuensi dari laa ilaaha illallah. Dan hanya Allah-
lah tempat kita memohon pertolongan.
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Dalam
syara’, ibadah mempunyai banyak definisi, diantaranya :
 Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintahNya melalui
lisan para RasulNya.
 Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertao dengan rasa kecintaan yang paling tinggi
 Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah, baik berupa ucapan, perbuatan yang zharir maupun batin.
Syarat diterimanya suatu ibadah, yaitu :
 Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil
 Sesuai dengan tuntunan Rasul

4. Kelebihan dan Kekurangan Buku


Kelebihan buku ini adalah adanya daftar isi dalam bukunya yang
memudahkan para pembaca untuk mencari materi yang diinginkan.
Kelebihannya pula terdapat soal-soal latihan disetiap akhir bab untuk mereview
materi yang sudah dipelajari. Dan juga kelebihan lainnya yaitu terdapat ayat-
ayat sebagai pendukung penjelasan yang dipaparkan.Kelemahan buku ini yaitu
banyak Bahasa yang sulit untuk dipahami oleh orang awam yang tidak terlalu
mengerti tauhid. Lalu walaupun bagus terdapat ayat sebagai pendukung
penjelasan, tetapi terlalu banyak ayat dalam satu pembahasan pula, sementara
paragraf kata untuk pembahasan sedikit.

6. BUKU TENTANG FIQH


Identitas Buku
Judul buku : Menuju Fikih baru
Penulis : K.H. Husein Muhammad
Penerbit : IRCiSoD Diva Press
Tahun terbit : Juni 2020 (Cetakan I)
Halaman Buku : 252 Halaman

Rangkuman Buku
a) Definisi Fikih
Fikih secara definitif adalah kompilasi hukum syariat yang bersifat aplikatif
yang diperoleh melalui dalil-dalil yang terperinci [Ilmu Usul Fikih Wahhab
Khallaf; 5]. Fikih sering pula diistilahkan sebagai undang-undang agama
Islam. Melalui fikih, syari’ (Allah dan Rasul-Nya) menyampaikan apa yang
harus, sebaiknya, boleh dan tidak boleh manusia lakukan sepanjang hidupnya.
Dalam fikih, dikenal terdapat 4 mazhab besar yaitu mazhab Syafiiyah,
hanafiyah, Malikiyah dan hanbaliyah. Keempat imam mazhab ini melakukan
ijtihad (usaha sungguh-sungguh) untuk melahirkan suatu hukum fikih.
Dengan berbekal berbagai disiplin ilmu, mereka melakukan kajian secara
mendalam terhadap teks maupun konteks yang melatari ayat Alquran dan
bunyi hadis. Dari proses tersebut, kemudian lahirlah fikih yang dikonsumsi
oleh umat Islam hingga saat ini.

b) Posisi Usul Fikih dan Qawaid Fikih Dalam Studi Pesantren


Saat ini, di berbagai pesantren dan lembaga kajian ilmu alat untuk ijtihad
khususnya seperti Usul Fikih dan Qawaid Fikih tetap diajarkan. Namun, ilmu-
ilmu tersebut berperan tak lebih sebagai media latihan nalar saja. Tak habis
hitungan jari pesantren yang menerapkan kajian dua ilmu tersebut secara
praktis. Sementara lainnya, menjadikan kedua ilmu tersebut sebagai ilmu
teoretis saja.
Masalah berikutnya adalah semakin jauhnya jurang yang membentang antara
kedua ilmu tersebut dengan keilmuan dan generasi kontemporer. Di antara
penyebabnya adalah kendala bahasa yang membuat kedua ilmu tersebut asing
di zaman mileneal. Kedua ilmu tersebut, selain dikenal dengan kerumitan
bahasanya, pun memiliki setumpuk istilah yang sulit dikorelasikan dengan
perkembangan zaman.

c) Peran Buku Menuju Fikih Baru


- Pertama, ijtihad sebagai keniscayaan sejarah. Pada poin ini, penulis
menyampaikan bahwa semenjak islam dibawa oleh Nabi Muhammad saw
ijtihad tidak pernah berhenti dan masih mungkin terus berlanjut.
- Kedua, ruang lingkup ijtihad. Pada poin ini penulis memaparkan bagian
mana saja dari dalil Alquran dan Hadis yang memiliki peluang untuk
dilakukan ijtihad. Membahas tentang pembagian dalil beserta contoh-
contohnya.
- Ketiga, ijtihad dewasa ini. Pada bab singkat ini, penulis memaparkan
tentang peluang terjadinya ijtihad di era kekinian.
- Keempat, taqlid. Selain detail tentang taqlid, bab ini juga membahas
beberapa hal terkait. Seperti talfiq, ijthad dan pembaruan serta poin-poin
ketentuan dalam berijtihad sehingga mungkin dilakukan.
- Kelima, tanggapan tentang pembaruan hukum. Pada bab ini penulis
mengutip tiga pendapat ulama yang berkaitan dengan peluang terjadinya
pembaruan hukum. Salah satunya adalah kutipan puisi dari Muhammad
Iqbal, Kutipan ini menggambarkan sosok penulis sebagai penikmat puisi.
- Keenam, menuju fikih baru versi Jamal al-Banna. Membahas tentang
paham pembaruan fikih versi Jamal al-Banna dalam kitab Nahwa Fiqh
jadid. Di antaranya adalah mengenai paham Al-Baraah al-Asliyah.

d) Kelebihan dan Kekurangan Buku


- Kelebihan alam buku ini, penulis memaparkan teori-teori Usul Fikih
khususnya dengan menggunakan bahasa ilmiah yang familiar bagi
akademisi non pesantren. Selain itu, berbagai istilah yang sulit mampu
diistilahkan ulang dengan tepat sehingga mudah dipahami oleh siapapun
yang bahkan sebelumnya belum pernah belajar ilmu Usul Fikih. Selain itu
penulis juga menyediakan sub bab khusus untuk membahas pembaruan
pada ranah akidah, syariah, fikih dan menjawab pertanyaan yang
kemungkinan besar akan muncul mengenai kemungkinan ijtihad pada saat
ini.
- Kekurangan dalam buku ini, sebagaimana wajarnya cetakan pertama buku
ini memuat sejumlah kesalahan ketik. Khususnya pada tulisan berbahasa
arab terdapat kata yang kurang atau kesalahan pemakaian harkat.

Anda mungkin juga menyukai