Anda di halaman 1dari 13

Nama : Natasya Nur Hermawati

Kelas : Perbankan Syariah B-R-VI

Judul Buku: Sejarah Kebudayaan Islam Jilid 1/ Prof. Dr. Syalabi A

Penulis : Syalabi A

Penerbitan : Jakarta, Husna Al-Zikra 1997

Edisi : Cetakan 9

Halaman : 342

SEJARAH BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM

Sebelum Islam masuk, bangsa Arab telah mmempunyai berbagai macam agama, adat,
istiadat, dan aturan hidup. Bangsa Arab dibagi menjadi dua bagian yaitu penduduk gurun pasir dan
penduduk negeri. Sejarah bangsa arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal orang. Kita hanya
dapat mengetahui sejarah mereka mulai dari kira-kira seratus lima puluh tahun sebelum masuk Islam,
hal ini dikarenakan penduduk gurun pasir tersebut terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan sering
terjadi peperangan. Peperangan ini timbul karena untuk menentukan tempat. Bagi yang kuat dia akan
mendapatkan tempat yang berair dan berumput untuk ternaknya, namun untuk yang lemah dia hanya
akan menjadi budak atau bahkan mati. Penduduk ini juga buta huruf. Sehingga dalam masa ini tidak
ada bangunan maupun tulisan bersejarah di gunakan untuk menjelaskan sejarahnya. Kebalikan dari
penduduk gurun pasir, penduduk negeri lebih jelas, Negeri-negeri mereka adalah Jazirah Arab bagian
selatan, Kerajaan Hirah dan Ghassan, dan beberapa kota di tanah Hejaz.

ILMU BUMI JAZIRAH ARAB

Jazirah Arab berarti pulau Arab. Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab itu “Shibhul Jazirah” yang
berarti “Semenanjung”. Jazirah Arab dibagi menjadi 2 bagian :

1. Bagian tengah

Bagian ini terdiri dari tanah pegunungan yang jarang ada hujan, sedikit penduduk. Penduduk
bagian tengah ini disebut dengan kaum Badui (penduduk gurun). Binatang ternak utama mereka
adalah unta atau “ Safinatus Shahra” ( Bahtera padang pasir) , selain unta ada juga biri-biri. Air susu
biri-biri ini untuk diminum, sedangkan dagingnya untuk dimakan, kulitnya untuk pakaian. Bagian
tengah dari Jazirah Arab terbagi menjadi 2 bagian :

a. Bagian Utara, disebut “Najed”

b. Bagian Selatan, disebut “Al Ahqaf”

Pada bagian selatan ini penduduknya sedikit sehingga dikenal dengan nama “Ar Rab’ul
Khali” atau tempat yang sunyi. Keistimewaan penduduk gurun ini salah satunya adalah mereka
mempunyai nasab murni. Ahasl ini disebabkan Jazirah Arab tidak pernah dimasuki oleh orang asing.
Baahasa mereka masih murni, maka padang pasir itu dijadikan sekolah tempat mempelajari dan
menerima bahasa Arab yang fasih, di kala bahasa Arab itu telah mengalami kerusakan di kota-kota
dan negeri. Bangsa Badui telah pernah memegang peran penting dalam peniagaan dunia, yaitu
sebelum Terusan Suez digali. Mereka mempperhubungkan perniagaan antara benua Asia dan benua
Eropa dengan melalui Jazirah Arab. Sistem pemerintahannya pada saat itu adalah sistem bersuku-
suku.

2. Bagian tepi

Hanya dipertemukan oleh Laut Merah dengan Laut Hindia

NEGERI – NEGERI

A. Yaman

Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang paling penting yang pernah tumbuh
dijazirah arab sebelum agama Islam datang. perkataan Yaman berasal dari “Yumn” yang artinya
“berkat”. Negeri Yaman makmur karena tanahnya subur. Penduduk Yaman pun pernah memegang
peranan besar dalam melancarkan perniagaan antara Timur dan Barat. Faktor itu yang menyebabkan
nasab mereka tidak murni lagi; bahasa mereka menjadi rusak.

Karena adanya kestabilan dan kehidupan yang makmur, maka pernah lahir di Yaman raja-raja yang
mempunyai nahkota danistana yang besar-besar. Akan tetapi, di masa lemahnya, negeri Yaman
terbagi atas beberapa daerah. Di antara kerajaan-kerajaan penting yang telah pernah bediri di Yaman
adalah Kerajaan Ma’in, Qutban, Saba’, dan Himyar. Akan tetapi hal-hal yang mengenai kerajaan ini
amat sedikit yang dikenal.

B. Kerajaan Saba’

Kerajaan Saba’ berdiri tahun 950 S.M. kerajaan ini berdiri sampai tahun 115 S.M. kemasyhuran
kerajaaan ini berpangkal pokok pada :

a. Ratunya yang terkenal bernama Ratu Bulqis

b. Bendungan Ma’rib , yaitu satu bendungan (dam raksasa) yang dapat membendung air diantara
dua buah gunung.

Sailul Arim menyebabkan kehidupan di Yaman mengalami perubahan besar, sebagian besar
penduduk di Yaman mengungsi ke bagian utara Jazirah arab, dikarenakan air bah yang
menenggelamkan wilayah mereka. Inilahyang menyebabkan runtuhnya kerajaan Saba’ dan
bangunnya kerajaan Himyar.

C. Kerajaan Himyar

Kerajaan ini berdiri saat kerajaan Saba’ mulai lemah. Dan disuatu titik kerajaan Saba’ pun dikuasai
oleh kerajaan Himyar. Kerajaan Himyar lemah juga sama seperti kerajaan Saba’ karena lalai untuk
mengurus bendungan- bendungan sehingga bendungan tersebut roboh oleh air bah dan hujan.
Malapetaka ini menyebabkan mereka mengungsi ke bagian utara Jazirah Arab. Oleh karena itu, Yaman
menjadi lemah, dan kelemahan ini membukakan jalan bagi kerajaan-kerjaan Persia dan Romawi untuk
campur tangan dalam urusan dalam negeri Yaman dengan maksud hendak memiliki negeri yang subur
dan makmur itu.

Kerajaan Saba’ dan Himyar banyak meninggalkan peninggalan-peninggalan yang dapat


menggambarkan kebesaran dan kemajuan yang telah dicapai oleh kerajaan-kerajaan itu di zaman
dahulu. Kedua kerajaan ini meninggalkan banyak bekas peninggalan bersejarah. Kerajaan – kerajaan
ini juga pernah memiliki armada yang besar untuk membawa barang perniagaan dari India.
D. Yaman Terjajah

Kesuburan dan kemakmuran negeri Yaman dapat menyebabkan dua kerajaan imperialis ( kerajaan
Persia dan Romawi) berlomba- lomba untuk menguasainya. Kerajaan Persia tidak suka melihat negeri
Yaman dijajah oleh bangsa Habsyi dan Rumawi itu. Akhirnya datanglah sebuah kesempatan untuk ikut
campur tangan yaitu di kala salah seorang dari keturunan raja-raja Himyar namanya Saif Ibnu Zi Yazin
lari ke Persia untuk meminta pertolongan mengeluarkan bangsa Habsyi dari Yaman. Dikirimnya
Balatentara ke Yaman dan berhasil melepaskan Yaman dari penjajahan bangsa Habsyi. Kemudian
kedudukan bangsa Habsyi di Yaman digantikan oleh bangsa Persia. Mereka mengambil alih kekuasaan
bangsa Habsyi. Sesudah Saif Ibnu Yasin terbunuh, dan mereka menguasai sepenuhnya negeri Yaman
itu.

Di kala Muhammad SAW diutus menjadi Rasul, Gubernur Yaman adalah Bazan. Nabi Muhammad
SAW menyeru Bazan untuk menganut agama Islam, maka dianutlah agama ini.

E. Kerajaan Hirah ( Manadzirah)

Kerajaan Hirah mulai sejak abad ketiga Masehi dan terus berdiri sampai Agama Islam lahir.
Diantara raja raja yang terkenal :Umru ul, Nu’man ibnu Umru ul Qais ( yang mendirikan istana
Khawarnaq dan istana Sadir di permulaan abad kelima Masehi ). Raja terakhirnya adalah Mundzir ibnu
Hind Nu’man ibdul Mundzir. Di masa pemerintahan raja inilah Khalid ibnu Walid memerangi Hirah,
dan akhirnya negeri Hirah menggabungkan diri ke dalam pemerintahan Islam.

F. Kerajaan Ghassan ( Shasasinah)

Nama Ghasasinah itu diambil dari mata air di Syams yang disebut Ghassan. Laum Ghasasinah
menganut agama Masehi yang diterimanya oleh bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan
agama masehi di Jazirah arab. Diantara raja-raja yang terkenal ialah : Jafnah ibnu ‘Amr, Arkam ibnu
tsa’labah, dan Jabalah ibnul Aiham. Dimasa pemerintahan Jabalah ini terjadi pertempuran Yarmuk,
dan masuknya agama Islam didaerah ini. Jasa- jasa kerajaan ini ialah mereka telah
menyebarkan berbagai kebudayaan bangsa romawi dan Persia diantaranya : agama, ilmu
pengetahuan umum, tulis baca, ilmu pengetahuan ketentaraan, dan lain-lain.

HEJAZ

Negeri hejaz tidak pernah dijajah dan tidak pernah dipengaruhi oleh Negara- Negara asing. Hal ini
dikarenakan letak dan kemiskinan yang dialami oleh Negara ini, sehingga tidak menimbulkan
keinginan untuk menjajah wilayah tersebut. Selain kota makkah , di Hejaz ada beberapa buah kota
yaitu Thaif, yastrib. Tapi kota ini tidak termasyhur kota Makkah. Karena kota Makkah dipandang suci,
maka kota itu lebih maju dari kota- kota yang lain.

Pemerintahan di Makkah
Kota Makkah adalah tempat yang dipandang paling suci. Bangsa Arab dari seluruh penjuru
Jazirah Arab berdatangan ke kota Makkah untuk mengerjakan haji atau umroh. Maka dari itu
berdirilah pemerintahan untuk melindungi jamaah-jamaah haji dan menjamin keamanan,
keselamatan, dan ketentraman mereka. Pada tahun 440 M pemimpin mereka yang bernama Qushai
mengatur urusan-urusan yang berhubungan dengan Ka’bah, yaitu :

1.As Siqayah (meyediakan air minum)

2.Ar Rifadah (Menyediakan makanan)


Untuk Jamaah haji yang tidak mampu haruslah disediakan makanan. Biasanya Quraisy memberikan
sebagian harta mereka kepada Qushai agar dipergunakan untuk menyediakan makanan bagi jamaah
haji yang tidak mampu.

3. Al Liwa (Bendera)

Yaitu menyeru untuk berperang dengan memasang bendera di ujung tombak di depan pimpinan
lasykar.

4. Al Hijabah

Yaitu menjaga Ka’bah dan memegang anak kuncinya.

SYA’IR ARAB

Ada 2 cara untuk mempelajari syair arab:

a. Mempelajari syair itu sebagai suatu kesenian, yang oleh bangsa Arab amat dihargai.

b. Mempelajari syair itu dengan maksud, agar kita dapat mengetahui adat istiadat dan budi pekerti
bangsa Arab.

Syair adalah salah satu seni yang dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab. Ada beberapa pasar
tempat penyair itu kumpul : pasar ‘Ukaz, majinnah, dan zul Majaz. Seorang penyair mempunyai
kedudukan yang tinggi dalam masyarakat bangsa Arab. Salah satu pengaruh dari Syair pada bangsa
Arab, ialah : bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina, atau sebaliknya.

AGAMA

Jika dalam masyarakat terdapat oknum- oknum manusia yang memungkiri adanya Tuhan , hal itu
berarti mereka melawan naluri yang ada pada diri mereka sendiri.

MUHAMMAD SEJAK DILAHIRKAN

Kelahiran Muhammad SAW

Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Robi’ul awal tahun gajah. Sebelum ia dilahirkan
ayahnya telah meninggal Dunia, dan Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib dan
menyusuinya yaitu Halimatus Sa’diah. Setelah kakeknya meninggal dunia beliau diasuh oleh
pamannya yaitu Abu Thalib. Dirumah Abu Thalib , beliau dididik. Beliau membantu Abu Thalib
mengurus perniagaannya. Dalam fase hidupnya , Muhammad dijuluki “Al Amin” karena beliau
memiliki budi pekerti yang luhur dan dapat dipercaya. Umura 25 Nabi Muhammad menikah dengan
Khadijah , yang pada saat itu Khadijah merupakan janda berumur 40 tahun yang kaya raya.

Diutus jadi Rasul

Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan pada
usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: "1) Bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." Ia segera kembali kerumahnya dalam keadaan
gemetar.

Fase-fase Seruan
Pada fase ini Rasululloh menyeru keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang karib. Mereka diseru
tentang pokok- pokok agama Islam. Diantara yang masuk islam : istri beliau, Ali, zaid, Abu Bakar, dll.

Menyeru Bani Abdul Mutthalib

Ini adalah fase yang kedua. Nabi Muhammad SAW disambut hangat oleh sebagian mereka, tapi
pamannya Abu Lahab dan isterinya sangat mendustakannya. Dlam fase ini Rasululloh secara terang-
terangan mulai menyeru agama Islam, dan dari sinilah membentang jalan untuk fase yang ketiga yaitu
seruan umum yang ditujukan untuk segenap manusia kepada agama Islam dengan terang- terangan.

Quraisy Mulai Menentang

Seruan kepada agama Islam mula-mulanya adalah secara rahasia. Hal ini pun juga diketahui oleh
Quraisy. Quraisy tidak mempedulikannya karena mereka tigak mengira kalau seruan itu berpengaruh
dan akan dianut oleh banyak orang. Kemudian sesudah Rasulullah mulai menyeru dengan terang-
terangan, maka kaum Quraisy menyatakan tantangannya terhadap agama baru itu. Mereka mencoba
membunuh agama ini dengan cara apapun. Faktor- factor yang mendorong Quraisy menentang
seruan Islam :a. Persaingan berebut kekuasaan

Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kerajaan. Suku-suku bangsa Arab
selalu bersaing untuk merebut kekuasaan dan pengaruh. Sebab itu bukanlah satu hal yang mudah bagi
kaum Quraisy untuk menyerahkan pimpinan kepada Mhammad SAW, karena yang demikian menurut
mereka berarti bahwa suku-suku bangsa Arab akan kehilangan kekuasaan dan pengaruh dalam
masyarakat.

b. Penyamaan hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya

Bangsa Arab hidup berkasta-kasta. Tetapi, seruan Muhammad SAW memberikan hak yang sama
kepada manusia. Karena itu, kasta bangsawan dari kaum Quraisy enggan menganut agama Islam.
Mereka menganggap agama Islam akan meruntuhkan tradisi-tradisi dan dasar-dasar kehidupan
mereka.

c. Takut dibangkit

Agama Islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari kuburnya, dan
bahwa semua perbuatan manusia akan dihisab. Kaum Quraisy tidak dapat menerimanya. Mereka pun
juga tidak mau mengikuti dan menganut agama Islam.

d. Taklid kepada nenek moyang

Taklid kepada nenek moyang membabi buta, dan mengikuti langkah-langkah mereka mengenai
peribadatan dan pergaulan yang berakar pada bangsa Arab. Karena itu, amat berat jika mereka
meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama baru itu.

e. Memperniagakan patung

Salah satu perusahaan orang Arab zaman dahulu adalah memahat patung yang menggambarkan
al-Lat, al-Luza, Manah, dan Hubal. Patung itu mereka jual kepada jamaah haji. Mereka membelinya
untuk mengharapkan berkat, atau sekedar untuk kenang-kenangan. Tetepi agama Islam
melarangmenyembah, memahat, dan menjual patung. Karena itu saudagar-saudagar patung
memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki.

Fase-Fase Tantangan Quraisy Terhadap Agama Islam


Pertama, kaum Quraisy menghalangi hamba-hamba sahaya an orang-orang lemah.
Menghalangi disini maksudnya dengan cara menyiksa, bahkan sampai meninggal dunia. Nabi sendiri
pada fase ini terhindar dari siksa mereka karena mendapat penjagaan dari Abu Thalib paman beliau.
Tetapi Nabi mereka tuduh mengadakan perpecahan anatara orang-orang dengan keluarga dan
hamba-hamba sahayanya, serta menghasut pemuda-pemuda yang menjadi pengikut-pengikutnya,
menghinakan nenek moyang mereka dan dewa-dewa yang mereka sembah.

Kaum Muslimin Hijrah ke Negeri Habsyi


Keadaan kaum muslimin yang disiksa oleh kaum Quraisy sangat menyedihkan, hal ini membuat
Nabi Muhammad berfikir untuk mengrim mereka ke negeri lain, yaitu negeri Habsyi. Karena Rosululloh
tahu raja Habsyi itu seorang yang adil. Mereka sangat diterima dengan baik dan dapat penghormatan
besar dari Najasyi raja Habsyi.

Memusuhi Rasulullah
Hijrah kaum muslimin ke negeri Habsyi itu menggoncangkan kaum Quraisy. Mereka
berkeyakinan bahwa dengan hijrah itu, kaum muslimin akan tersebar ke seluruh penjuru dan tentu
akanmenyeru kepada agama Islam. Sekarang mereka mengalih langkah dan menjuruskan perhatian
kepada Muhammad ibnu Abdullah. Mereka mencoba menindasnya. Tetapi, Muhammad mendapat
perlindungan dari keluarganya, terutama dari Abu Thalib. Meskipun demikian, beliau tidak luput dari
berbagai macam penganiyayaan dan siksaan.

Hamzah dan Umar Masuk Islam

Dengan masuknya Hamzah dan Umar kedalam Agama Islam, tentunya akan memperkuat
kaum Muslimin dan harapan untuk menang bertambah. Kaum Quraisy yang mendengar hal ini segera
cepat mengambil langkah yaitu dengan cara meminta Abu Thalib untuk melarang Nabi
Muhammad mencela agama dan menghinakan dewa- dewa mereka. Akan tetapi hal ii tidak
membuahkan hasil.

Memboikot Bani hasyim

Permusuhan pun terjadi. Kaum Quraisy berniat untuk memusuhi seluruh Bani Hasyim dn
melakukan pemboikotan. Akibat pemboikotan ini Bani Hasyim menderita kelaparan, kesengsaraan,
kemiskinan. Banyak juga diantara kaum Quraisy yang merasa sedih dengan penderitaan, azab, dan
kesengsaraan yang di derita Bani Hasyim karena pemboikotan itu. Akhirnya mereka merobek-robek
perjanjian itu. Akhirnya pemboikotan dihentikan dan hubungan mereka dengan Bani Hasyim pulih
kembali.

Abu Thalib dan Khadijah meninggal dunia


Sesudah 10 tahun Nabi menyeru kepada Agama Islam beliau kehilangan kedua orang yang
amat dicintainya yaitu Abu Thalib dan Khadijah. Dengan meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah ini
Rasululloh menghadapi bermacam – macam bahaya dan cobaan dari kaum Quraisy.

Keadaan Rasulullah Sesudah Abu Thalib dan Khadijah Meninggal Dunia.


Dengan meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah, Rasulullah menghadapi bermacam-macam
bahaya dan cobaan yang didatangkan oleh kaum Quraisy. Kaum Quraisy meletakkan kotoran-kotoran
ke punggung Nabi di waktu Nabi bersembahyang di masjid. Pernah juga menyekik leher Nabi waktu
beliau di masjid, sehingga nyaris mati. Saat Nabi memberi pelajaran kepada sahabat-sahabat di masjid
tentang agama Islam, kaum Quraisy marah, Nabi dan para sahabat beliau mereka pukul hingga sangat
parah.

Keadaaan Dakwah Sesudah Abu Thalib Meninggal Dunia


Sesudah Abu Thalib dan Khadijah meninggal dunia, Nabi melihat bahwa penganiayaan Quraisy
terhadap beliau dan sahabat-sahabatnya makin menjadi-jadi, dan di luar peri kemanusiaan. Karena
itu, dibuatlah khitthah (rencana), akan menjalankan seruan agama Islam ke luar kota Makkah, dengan
pengharapan akan dapat menemukan suatu tempat lain yang sesuai untuk dijadikan pusat dakwah.
Akan tetapi, Nabi senantiasa juga menemui kesengsaraan dan kesulitan-kesulitan. Tetapi Nabi tidak
berputus asa, biarpun dalam kesulitan yang semacam itu. Nabi menjuruskan dakwah kepada jamaah-
jamaah haji. Beliau temui jamaah-jamaah haji yang berdatangan dari seluruh penjuru tanah Arab itu.
Diperkenalkannya dirinya, dan diperkenalkannya pula seruan Islam dan pokok-pokok agama baru itu
kepada mereka. Dengan begitu, mereka dapat mendengar al Quranul Karim, dapat mendengar seruan,
buah fikiran, agama, dan filsafat Muhammad. Dengan ini seruan Muhammad mmeningkat fase baru,
yaitu fase tersiar, dan berkembang. Keindahan bahasa al-Qquran dan juga filsafat dakwah merupakan
faktor-faktor penting yang menjadi daya penarik orang memasuki agama Islam.

Isra’ dan Mi’raj

Setahun sebelum Nabi berhijrah ke Madinah , terjadilah Isra dan Mi’raj. Nabi Muhammad
bercerita tentang beliau yang dibawa oleh malaikat Jibril ke Masjid Aqsha di Palestina, dari sana beliau
naik keatas langit dan dimalam itu juga beliau kembali ke Makkah. Dalam fikiran kaum Quraisy hal ini
dapat menjadi bukti yang jelas tentang kedustaan dan kepalsuan seruan Muhammad. Ternyata hal
itu meleset, kenyataannya banyak yang perhatian kepada Muhammad.

Agama Islam di Yatsrib


Telah mulai kelihatan tanda-tanda di Yatsrib bahwa seruan agama Islam akan berhasil, dan
mulailah timbul sinar harapan bahwa di Madinah akan menyingsing fajar Islam, dan dari sini akan
tersiar agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Di kota Yatsrib bertemu dua golongan manusia yang
sangat berbeda. Golongan pertama berasal dari Utara, yaitu bangsa Arab Yahudi. Golongan kedua
berpindah dari selatan, yaitu suku-suku Arab di antaranya yang terpenting kaum Aus dan Khazraj.
Pertemuan golongan ini di kota Yatsrib menimbulkan fakta-fakta yaitu:

1. Bangsa Arab Yatsrib lebih memahami agama-agama Ketuhanan, karena mereka sering mendengar
tentang Allah, berbangkit dari kubur, hisab, syurga neraka, dan lain-lain.

2. Permusuhan antara bangsa Arab Yatsrib dengan bangsa Yahudi.

3. Antara Aus dan Khazraj selalu timbul peperangan dan silang sengketa.

HIJRAH KE YATSRIB

Nabi menyuruh sahabat- sahabat beliau berpindah kesana untuk menyelamatkan agama dari
penganiayaan Quraisy. Kota Yatsrib terletak pada jalur perniagaan mereka antara Makkah dan
Syams. Bila penduduk Yatsrib bermusuhan dengan mereka, maka perniagaan mereka engalami
keruntuhan. Jalan satu- satunya yaitu membunuh Nabi Muhammad, namun hal itu
gagal. Rombongan nabi Muhammad sampai di Yatsrib yang terkenal dengan “ Al Madinah” dan
disambut baik oleh kaum Anshor. Setelah Nabi berhijrah ke Madinah , dan disana manusia
berbondong- bondong memeluk agama Islam , mulailah Nabi Muhammad SAW membentuk
masyarakat baru, dan meletakkan dasar- dasar dari masyarakat islam yaitu :
a. Mendirikan masjid

b. Mempersaudarakan antara Anshar dan Muhajirin

c. Perjanjian bantu membantu antara sesame kaum Muslimin dan bukan Muslimin

d. Meletakkan dasar- dasar politik, ekonomi, dan social untuk masyarakat baru.

PEPERANGAN DALAM ISLAM

Sebab- sebab kaum Muslimin terjun ke medan perang :

1. Membela diri

Sejarah telah menyatakan bahwa sebelum hijrah, Tuhan belum mengizinkan kepada kaum
Muslimin mengangkat senjata. Kaum musyikin telah memukul ‘Ammar, Bilal dan Yasir, begitu juga
telah memukul Abu Bakar, bahkan Muhammad sendiri. Karena hal itu telah sewajarnya kalau
kaum Muslimin membela diri. Tuhan pun telah memberi izin kepada mereka untuk membela diri.

2. Menjamin kelancaran da’wah dan memberi kesempatan kepda mereka yang hendak
menganutnya

3. Untuk memelihara umat Islam supaya jangan dihancurkan oleh balatentara Persia dan
Rumawi. Peperangan-peperangan yang berpengaruh besar terhadap tersiarnya agama Islam dan
kemajuan kaum muslimin :

Gazwah Badr Alkubra’

Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 H di dekat sebuah perigi milik Badr, antara
Makkah dan Madinah. Perang ini terjadi karena kaum Quraisy telah mengusir kaum muslimin dari
Makkah. Mereka berhijrah ke Madinah. Kepergian mereka ke Madinah menyebabkan mereka
kehilangan rumah dan harta.

Peperangan Uhud

Perang ini terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H di kaki gunung Uhud yang terletak di
sebelah utara kota Madinah. Peperangan ini disebabkan karena kekalahan yang di derita Quraisy di
peperanagn Badr adalah suatu pukulan yang terasa hebat oleh mereka.

Peperangan Ahzab ( Peperangan Khandaq )

Perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H di sekitar kota Madinah, terutama di bagian
utara. Peperangan ini mempunyai maksud hendak menumpas Islam dan Muslimin.

Peperangan Mu’tah

Perang ini terjadi pada tahun 8 H di dekat desa Mu’tah, bagian utara Jazirah Arab. Perletakkan
senjata antara Quraisy dengan kaum Muslimin telah memberi kesempatan yang baik bagi Nabi dan
kaum Muslimin untuk menjalankan dakwah.

Peperangan menaklukkan kota Makkah


Perang ini terjadi pada tahun 8 H di Makkah al Mukarrahmah. Banyak peristiwa dan keadaan
yang dapat menolong dan membukakan jalan bagi kaum Muslimin untuk menaklukkan kota Makkah
dengan mudah.

Peperangan Hunain dan Thaif

Peperangan Thaif adalah kelanjutan dari peperangan Hunain, karena kelompok-kelompok


Hawazin dan Thaif sesudah dikalahkan di Wadi Hunain, lantas mengundurkan diri ke belakang dan
berkumpul di Thaif. Di sinilah mereka bertahan. Kaum Muslimin mengejar mereka dan terjadi
peperangan lagi. Oleh karena itu, peperangan Hunain dan peperangan Thaif biasanya dituturkan
bersama-sama. Perang ini terjadi pada tahun 8 M di Wadi Hunain dan kota Thaif.

Peperangan Tabuk

Perang ini terjadi pada tahun 9 H di kota Tabuk di sebelah utara Jazirah Arab. Tiga orang
panglima kaum Muslimin sudah syahid pada pertempuran Mu’TAH. Akhirnya komando dipegang oleh
Khalid ibnul Wlid. Taktik mundur teratur dari Khalid dapat memperdayakan musuh dan memperkecil
korban dari kaum Muslimin.

Tahun Delegasi

Agama Islam telah dapat meratai seluruh Jazirah Arab. Agama yang tadinya hanya tersiar pada
tempat-tempat terbatas, dan pemeluknya hanyalah beberapa orang saja, sekarang telah menjadi
agama yang dianut penduduk seluruh Jazirah Arab. Orang yang tadinya terpaksa melarikan diri dengan
sembunyi malam hari di kota Makkah, karena dikelilingi oleh musuh-musuhnya, sekarang telah
kembali memasuki kota Makkah memimpin suatu lasykar yang besar dan kuat, dengan kemenangan
yang gemilang-gemilang. Nabi Muhammad SAW merasa sangat senang karena usahanya akhirnya
berhasil dalam masa sepuluh tahun.

AL KHULAFAU’R RASYIDUN 11- 40 H ( 632- 661 M)

ABU BAKAR AS-SHIDIQ 11- 13 H 9632-634 M)

Sesudah Nabi Muhammad SAW wafat, kaum Anshar menghendaki agar orang yang akan
menjadi Khalifah yaitu berasal dari antara mereka. Abu Bakar dipilih menjadi Khalifah yang baru.
Kesulitan yang dihadapi beliau banyak yang murtad, ada pula yang mengaku menjadi Nabi,
dan banyak yang tidak mau zakat. Namun hal itu dapat ditumpaskan oleh Abu Bakar . Abu Bakar
pulang kerahmatullah diwaktu pertempuran sedang berkobar.

UMAR IBNUL KHATTAB 13-23 (634- 644 M)


Abu Bakar menunjuk Umar unyuk menjadi Khalifah. Kaum Muslimin telah mendapat
kemenangan yang gemilang di seluruh Tanah Arab. Tuhan telah member ilham dan taufik kepada
Umar dalam memperkenankan panggilan zaman, menjawab tantangan hidup bar, dan membangun
Negara islam. Beliau yang menyusun dewan- dewan , mendirikan Baitul Mal, menempa mata uang,
membentuk tentara untuk menjaga dan melindungi tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim-
hakim, mengatur perjalanan pos, menciptakan tahun Hijriah dan mengadakan Hisbah , pengontrolan
terhadap timbangan dan takaran, penjagaan terhadap tertib- tertib dan asusila, pengawasan terhadap
kebersihan

USMAN IBNU ‘AFFAN 23- 35 H (644- 656 M)

Umar berpulang kerahmatulloh, maka sahabat- sahabatnya berkumpul untuk


bermusyawarah. Dari hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa pendapat tertuju kepada Usman
dan Ali. Maka dipilihlah Usman menjadi Khalifah karena lebih tua dari pada Ali, dan perilakunyapun
lunak.

Perluasan Islam di masa Usman :

1. Menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi dibeberapa negeri

2. Melanjutkan perluasan Islam kedaerah- daerah yang telah terhenti pada masa Umar.

ALI IBNU ABI THALIB 35- 40 H ( 656-661 M)

Beliau adalah putera dari paman Rasululloh dan suami dari Fatimah. Ali semenjak
kecil sudah di didik dengan adab dan budi pekerti Islam.pengetahuannya dalam Islam sangat
luas. Dalam pembai’ahan Alii ada yang tidak setuju yaitu bintang Bani Hasyim, yang menuntut kursi
khalifah. Pembai’ahan Ali adalah pembai’ahan dari rakyat terbanyak, yakni orang- orang yang telah
menjatuhkan Usman. Politik Ali dalam pemerintahan dikeluarkannya sebuah ketetapan :

a. Memecat kepala daerah angkatan Usman

b. Mengambil kembali tanah- tanah yang dibagi- bagikan Usman kepada family – family dan
kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah.

Banyak terjadi peperangan dimasa pemerintahan Ali yang terpenting ada dua yaitu
peperangan Jamal (unta) dan peperangan Shiffin. Diwaktu beliau bersiap- siap mengirim balatentara
untuk memerangi Mu’awiyah. Terjadi suatu komplotan untuk mengakhiri hidup masing- masing dari
Ali, Mu’awiyah dan ‘ Amr ibnu ‘ash. Tapi dari ketiga itu hanya Ali yang tewas. Ibnu Muljam berhasil
menusuk Ali dengan pedang , waktu beliau sedang memanggil untuk sembayang.

FILSAFAT SERUAN ISLAM

1. Peranan Al Quranul Karim dalam Menyiarkan Agama Islam

Al Quran adalah mu’jizat pertama Rasululloh SAW. Bangsa Arab terhadap Al Quran dibagi
menjadi 3 golongan yaitu

a) Golongan yang terkenal kuat dan berani, karena itu mereka dapat mengakui kemukjizatan al
Quran, dan mengikuti Rasulullah SAW pembawa al Quran itu.

b) Golongan yang mengakui kemu’jizatan al Quran tetapi ada sebab-sebab lain yang menghalangi
mereka mengikuti Nabi.
c) Golongan terkecil. Orang-orang ini bersikeras untuk menentang dan mencoba menandingi al
Quran disebabkan oleh sifat-sifat fanatik, hasad, dan dengki mereka. Tetapi bagaimanapun juga
mereka tidak berhasil menentang dan menandingi al Quran.

Adanya orang-orang yang mengaku menjadi nabi dan berhasrat hendak menandingi al Quran,
menjadi satu bukti pengakuan dan penghargaan mereka kepadanya. Al Quran telah memikat minat
manusia, menjadikan mereka berbondong-bondong masukk agama Islam karena bahasanya yang
fasih, halus, dan lemas. Karena itu mereka pun mengambil kata-kata yang fasih menjadi mukjizat bagi
mereka. Sudah menjadi kebiasaan, berkumpul mengelilingi pujangga-pujangga mereka, bersuka ria
mendengarkan dan menikmati syair yang indah. Oleh karena besarnya penghargaan mereka terhadap
perkataan yang fasih, indah ini, mereka menggantungkan syair-syair pujangga yang terbaik di dinding
Ka’bah. Syair-syair itu mereka muliakan, diletakkan di tempat mereka melakukan haji. Maka wajar bila
bangsa Arab berduyun-duyun memasuki agama Islam, disebabkan bila mereka mendengar atau
membaca al Quran, mereka akan merasakan suatu keindahan yang tidak pernah mereka temukan
selami ini dalam syair-syair yang paling indah dan murni sekalipun.

2. Peranan prinsip – prinsip Islam dalam menyiarkan agama Islam

Islam telah membawa prinsip-prinsip lebih murni daripada yang dicita-citakan setiap orang.
Rasulullah SAW, begitu al Khulafaur Rasyidin, telah melaksanakan prinsip-prinsip itu dengan penuh
semangat dan kegembiraan, seakan-akan prinsip-prinsip itu telah mendarah daging pada tubuh
mereka. Karena itu mereka merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam melaksanakannya dan
dengan sebaik-baiknya.

Islam meyerukan agar seorang kepala Negara bekerja untuk kebahagiaan rakyat, bukan
kebahagiaan dirinya sendiri. Jadi Islam menciptakan kepala negara model baru. Yaitu kepala negar
yang miskin. Banyak rakyatnya yang lebih kaya daripadanya, memiliki kekayaan yang lebih banyak dari
kekayaannya. Takjublah manusia menyaksikan Rasulullah dan al Khulafaur Rasyidin melaksanakan
prinsip-prinsip ini dengan penuh semangat dan kenyataan.

Bangsa Persia dan Romawi dapat menyaksikam dengan sungguh-sungguh apa yang dapat
dijadikam teladan dan perbandingan antara kepala negara negara yang pernah mereka kenal, yang
hanya mengumpulkan harta saja, dan menghalangirakyat dari kebahagiaan hidup.

Maka insaflah bangsa Persia dan Romawi itu. Bukanlah hanya kepal negara saja yang insaf dan
mengenal Tuhan, bahkan rakyatpun telah menjadi insaf, dan telah mengenal hak-haknya pula. Orang
Yahudi juga tercengang melihat budi pekerti Muhammad yang halus, dan persamaan yang
mengagumkan walaupun kedudukan dan agama berlainan. Peristiwa ini sangat berbekas pada hati
orang Yahudi itu, lalu dinyatakan keinginannya hendak memeluk agama Islam di saat itu juga.

Zaman silih berganti, zaman Khulafaur Rasyidin telah berlalu dan datanglah zaman Khalifah-
khalifah yang sebenaarnya adalah raja-raja yang kebanyakan tidak memahami filsafat Islam. Mereka
tidak mengakui bahkan tidak mengenal jiwa dan filsafat Islam. Rasa keadilanpun tidak mendalam.
Yang mereka pentingkan hanya kemewahan dan kenikmatan hidup saja. Jadi disaat agama Islam
memasuki India, Spanyol dan Eropa Timur, pembawa-pembawa agama Islam ke negeri-negeri
tersebut berbeda corak dan jenisnya dari yang membawa agama Islam ke tanah Persia, Suria, dan
Mesir. Adapun bangsa Turki Bani Usman pembawa agama Islam ke Eropa Timur, merekapun sangat
jauh dari filsafat seruan Islam.

Agama Islam lebih tersiar di Indonesia dan di Afrika, karena pembawa-pembawanya adalah
saudara-saudara dan para ulama mengajarkan pelajaran-pelajaran Islam yang murni, yang terambil
dari dasar-dasarnya yang benar dan dari sumber-sumbernya yang pertama, dari perbuatan-perbuatan
orang-orang saleh dulu, yang diceritakan olehpenyiar-penyiar Islam, dan yang mereka jadikan bahan
pembicaraan-pembicaraan dan penuturan-penuturan mereka tentang agama Islam.

Kelebihan
Isi buku ini banyak hal mengenai sejarah kebudayaan Islam, baik dari sudut pandang tentang
kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan umat Islam, namun juga mengenai sisi kelam yang pernah
dilakukan umat Islam di masa lalu seperti perebutan kekuasaan, perebutan harta, dan lain-lain.

Kelebihan buku ini banyaknya kalimat langsung yang memberikan pendekatan yang relevan
dalam memberikan pengarahan kepada para pembacanya.

Kekurangan

Bahasa yang digunakan pada buku ini bahasa yang kurang untuk kita pahami. Pemilihan
katanya pun banyak yang masih asing di pikiran kita karena menggunakan istilah-istilah dalam lingkup
kerajaan.

Anda mungkin juga menyukai