Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Ketika Nabi Muhammad SAW lahir (570 M).mekah adalah kota yang sangat penting dan
terkenal diantara kota-kota di negeri arab.baik karna tradisinya maupun karna letaknya.Kota ini
di lalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan yaman di selatan dan siria di utara.dengan
adanya kabah di tengah kota.Mekah menjadi pusat keagamaan arab.Kabah adalah tempat mereka
berziarah.Didalamnya terdapat 360 Berhala.mengelilingi berhala utama.hubal.mekah kelihatan
makmur dan kuat.Agama dan masyarakat arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan
masyarakat jazirah arab dengan luas saru juta mil persegi.
Biasanya dalam mebicarakan wilayah geografis yang didiami bangsa arab sebelum
islam,orang mengatasi pembicaraan hanya pada jazirah arab.Padahal bangsa arab juga mendiami
daerah-daerah sekitar jazirah.Jazirah arab memang merupakan kediaman mayoritas bangsa arab
kala itu
Dunia arab ketika itu merupakan kanca peperangan terus menerus pada sisi yang lain
meskipun masyarakat badui mempunyai pimpinan namun mereka hanya tunduk kepada syeikh
atau amir (ketua kabilah) itu dalam hal yang berkaitan dengan peperangan,pembagian
harta,pembagia harta rampasan dan pertempuran terentu.di luar itu,syikh atau amir tidak kuasa
mengatur anggota kabilahnya

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah arab pra islam?
2. Bagaimanakah keadaan geografis arab pra islam?
3. Bagaimanakah pembagian bangsa arab?
4. Bagaimanakah sistem politik atau pemerintahan arab pra islam?
5. Bagaimanakah kondisi perekonomian arab pra islam?

C.Tujuan
1. Menjelaskan kondisi arab pra islam.
2. Menjelaskan keadaan geografis arab pra islam.
3. Menjelaskan pemabagian bangsa arab
4. Menjelaskan sistem politik arab pra islam
5. Menjelaskan kondisi perekonomian arab pra islam

D.Manfaat
1. Agar pembaca mengetahui kondisi arab pra islam
2. Agar pembaca mengetahui keadaan geografis arab pra islam
3. Agar pembaca mengetahui pembagian bangsa arab
4. Agar pembaca mengetahui sistem politik arab pra islam
5. Agar pembaca mengetahui perekonomian arab pra islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.Sejarah Pra Islam

1. Keadaan Geografis Bangsa Arab Sebelum Islam


Semenanjung Arab adalah semenanjung yang terletak di sebelah barat daya Asia.
Wilayahnya memiliki luas 1.745.900 kilometer persegi.Semenanjung ini
dinamakan jazirah karena tiga sisinya berbatasan dengan air, yakni di sebelah timur berbatasan
dengan teluk Oman dan teluk Persi, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan
teluk Aden, di sebelah barat berbatasan dengan laut merah. Hanya di sebelah utara, jazirah ini
berbatasan dengan daratan atau padang pasir Irak dan Syiria.
Secara geografis, daratan jazirah Arab didominasi padang pasir yang luas, serta memiliki
iklim yang panas dan kering. Hampir lima per enam daerahnya terdiri dari padang pasir dan
gunung batu. Luas padang pasir ini diklasifikasikan Ahmad Amin sebagai berikut:
1. Sahara Langit, yakni yang memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan 180 mil dari timur
ke barat. Sahara ini disebut juga sahara Nufud. Di daerah ini, jarang sekali ditemukan lembah dan
mata air. Angin disertai debu telah menjadi ciri khas suasana di tempat ini. Hal itulah yang
menyebabkan daerah ini sulit dilalui.
2. Sahara Selatan, yakni yang membentang dan menyambung Sahara Langit ke arah timur
sampai selatan Persia. Hampir seluruhnya merupakan dataran keras, tandus, dan pasir
bergelombang. Daerah ini juga disebut dengan daerah sepi (al-Rub’ al-Khali).
3. Sahara Harrat, yakni suatu daerah yang terdiri dari tanah liat berbatu hitam. Gugusan batu-
batu hitam itu menyebar di seluruh sahara ini.
Secara garis besar, jazirah Arab dibedakan menjadi dua, yakni daerah pedalaman dan
pesisir. Daerah pedalaman jarang sekali mendapatkan hujan, namun sesekali hujan turun dengan
lebatnya. Kesempatan demikian biasa dimanfaatkan penduduk nomadik dengan mencari
genangan air dan padang rumput demi keberlangsungan hidup mereka. Sedangkan daerah
pesisir, hujan turun dengan teratur, sehingga para penduduk daerah tersebut relatif padat dan
sudah bertempat tinggal tetap. Oleh karena itu, di daerah pesisir ini, jauh sebelum Islam lahir,
sudah berkembang kota-kota dan kerajaan-kerajaan penting, seperti
kerajaan Himyar, Saba’, Hirah dan Ghassan.
Sebelum Islam lahir, bangsa Arab yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai
bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang yang cukup strategis
membuat Islam yang diturunkan di makkah menjadi cepat disebarluaskan ke berbagai wilayah
disamping juga didorong oleh faktor cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan umat
Islam, dan bahkan bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan diantaranya Saba’,
Ma’in dan Qutban serta Himyar yang semuanya berasa di wilayah Yaman.
Di sisi lain, kenyataan bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan
diturunkan dalam konteks geografis Arab, mengimplikasikan sebuah asumsi bahwa suatu

2
pemahaman yang komprehensif terhadap al-Qur’an hanya mungkin dilakukan dengan sekaligus
melacak pemaknaan dan pemahaman pribadi, masyarakat dan lingkungan mereka yang menjadi
audiens pertama al-Qur’an, yaitu Muhammad dan masyarakat Arab saat itu dengan segala kultur
dan tradisinya. Dan untuk memiliki pengertian yang sebenar-benarnya tentang asal mula Islam,
maka satu hal yang perlu diketahui adalah bagaimana keadaan Arab sebelum adanya Islam,
Muhammad, dan sejarah Islam terdahulu.
Menjelang kelahiran islam, Jazirah arab di apit oleh dua kerajaan besar yaitu Romawi timur
di sebelah barat sampai ke laut Adriatik dan Persia di sebelah timur sampai ke sungai Dijlah.
Kedua kerajaan besar itu disebut hegemoni di wilayah sekitar timur tengah. Sebenarnya jazirah
arab bebas dari pengaruh kedua kerajaan tersebut, kecuali daerah-daerah subur seperti: Yaman
dan daerah-daerah sekitar teluk Persia. Wilayah jazirah arab di teluk Persia termaksud daerah
kekuasaan kerajaan Persia. Dengan demikian daerah hijau bebas dari pengaruh-pengaruh politik
dan budaya dari luar. Islam yang dasar-dasarnya diletakkan oleh nabi di Mekkah dan di Madinah
adalah: agama yang murni, tidak dipengaruhi baik oleh perkembangan agama-agama yang ada di
sekitarnya maupun kekuasaan politik yang meliputinya.

2. Pembagian Bangsa Arab


Bangsa Arab adalah bangsa tertua yang hidup setelah banjir ( Nabi Nuh AS). Mereka berasal
dari keturunan Yaqzhan atau Qathan. Bangsa Arab adalah bangsa yang memiliki kelebihan fisik
dan keberanian yang handal. Para ahli sejarah membagi bangsa Arab menjadi tiga bagian, yaitu
: Arab Ba’idah (yang punah) Arab ‘Aribah (leluhur asli bangsa Arab)
dan Arab Musta’ribah (Campuran).
1. Arab Ba’idah
Arab Ba’idah adalah nenek moyang bangsa Arab yang jejak sejarahnya secara rinci telah
hilang tertekan zaman, karena sudah jauh masanya, sementara tidak ada alat-alat ilmu
pengetahuan yang bisa digunakan untuk menyelidiki bekas-bekas peninggalan mereka. Mereka
antara lain adalah kaum ‘Ad, Tsamud, Thusam, dan Jurhum pertama.
2. Arab ‘aribah
Arab ‘aribah, mereka adalah keturunan Saba’. Nama aslinya ‘Abdu Syams bin Yasjub bin
Ya’rib bin Qathan. Dinamai Saba’ karena dia gemar berperang dan menawan musuh. Menawan
bahasa Arabnya Saba’. Anaknya banyak, antara lain : Himyar, kahlan, ‘ Umar, Asy’ar, dan
Amilah. Seluruh kaum Tubba’ di Yaman berikut raja-rajanya adalah keturunan Saba’. Mereka
semua berasal dari keturunan Hamyar bin Saba’, kecuali ‘Imran dan Mauzriqia. Keduanya
adalah anak-anak Amir bin Hartsah binUmru’ Al-Qais bin Tsa’lab bin Mazin bin Al-Uzd dan Al-
Uzd adalah anak Kahlan bin Saba’. Mereka di sebut ‘Aribah, karena tinggal di pedalaman, bekas
tempat tinggal Arab Ba’idah, dan mewarisi tradisi-tradisnya.
3. Arab Mustaribah
Arab Mustaribah yaitu menjadi arab atau peranakan di sebut demikian karena waktu jurhum
dari suku bangsa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama nabi Ismail dan ibunya Siti
Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku Jurhum. Arab
Musta‟ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim ismail (Adnaniyyun).

3. Sistem Politik atau Pemerintahan Bangsa Arab sebelum Islam


A.Kondisi politik

3
Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa sebagian besar daerah Arab adalah daerah
gersang dan tandus, kecuali daerah Yaman yang terkenal subur. Ditambah lagi dengan kenyataan
luasnya daerah di tengah Jazi>rah Arab, bengisnya alam, sulitnya transportasi, dan
merajalelanya badui yang merupakan faktor-faktor penghalang bagi terbentuknya sebuah negara
kesatuan serta adanya tatanan politik yang benar. Mereka tidak mungkin menetap. Mereka hanya
bisa loyal ke kabilahnya. Oleh karena itu, mereka tidak akan tunduk ke sebuah kekuatan politik
di luar kabilahnya yang menjadikan mereka tidak mengenal konsep negara.
Sementara menurut Nicholson, tidak terbentuknya Negara dalam struktur masyarakat Arab
pra Islam, disebabkan karena konstitusi kesukuan tidak tertulis. Sehingga pemimpin tidak
mempunyai hak memerintah dan menjatuhkan hukuman pada anggotanya.Namun dalam bidang
perdagangan, peran pemimpin suku sangat kuat. Hal ini tercermin dalam perjanjian-perjanjian
perdagangan yang pernah dibuat antara pemimpin suku di Mekkah dengan penguasa Yaman,
Yamamah, Tamim, Ghassaniah, Hirah, Suriah, dab Ethiopia.
Model organisasi politik bangsa Arab lebih didominasi kesukuan (model kabilah). Kepala
sukunya disebut Shaikh, yakni seorang pemimpin yang dipilih antara sesama anggota. Shaikh
dipilih dari suku yang lebih tua, biasanya dari anggota yang masih memiliki hubungan famili.
Fungsi pemerintahan Shaikh ini lebih banyak bersifat penengah (arbitrasi) dari pada memberi
komando. Shaikh tidak berwenang memaksa, serta tidak dapat membebankan tugas-tugas atau
mengenakan hukuman-hukuman. Hak dan kewajiban hanya melekat pada warga suku secara
individual, serta tidak mengikat pada warga suku lain.
Pada masyarakat Arab pra Islam sudah banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam
aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa sistem-sistem yang ada di
masyarakat, salah satunya adalah system politiknya. Pada garis besarnya penduduk jazirah dapat
di bagi berdasarkan territorial kepada dua bagian yaitu:
Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, seperti
Mekkah, Madinah. Kota Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan selatan,
para pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang dagangan dari India dan
cina di yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.
Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ketempat lain. Cara mereka hidup
adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak mempunyai
perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara
ternak, domba dan unta.

Dalam masyarakat arab terdapat organisasi clan (kabilah) sebagai intinya dan anggota dari
satu clan merupakan geneologi (pertalian ndarah). Pemerintah dikalangan bangsa arab sebelum
islam, menurut para ahli sejarah dimulai oleh golongan arab bai’idah. Pada periode pertama
dikenal ada kerajaan Aad di daerah ahkaf al romel yang terletak antara oman dan Yaman, kaum
aad juga pernah mendirikan kerajaan antara Makkah dan Yastrib. Kemudian juga dikenal
kerajaan dari kaum Tsamud mendiami daerah hijir dan wadi al-Kurro, antara Hijaz dan Syiria.
Kemudian di kenal juga kerajaan dari kaum amaliqah di arab timur, oman Hijaz mereka juga ke
Mesir dan Syiria. Pada periode Kedua yaitu pada masa arab aribah atau bani qhathan yang
terkenal dengan kerajaan Madiniyah, kerajaan sabaiyah dan kerajaan himyariah.
B.Kondisi Masyarakat

4
Dikalangan Bangsa Arab terdapat bebrapa kelas masyarakat yang kondisinya berbeda antara
yang satu dengan yang lain.Hubungan seorang keluarga di kalangan bangsawan snagat di
unggulkan dan dipriorotaskan,di hormati dan di jaga sekalipun harus dengan pedang yang
terhunus dan darah yang tertumpa.Jika seorang ingin di puji dan menjadi terpandang di mata
bangsa arab karena kemuliaan dan keberanianya,maka dia harus banyak dibicarakan kaum
wanita
Karena jika seorang wanita menghendaki,maka dia bisa mengumpulkan beberapa kabila
untuk suatu perdamaian dan jika wanita itu mau maka dia bisa menyulutkan api peperangan dan
pertempuran diantara mereka.sekalipun begitu seorang laki-laki tetap dianggap sebagai
pemimpim ditengah keluarga yang tidak boleh di bantah dan setiap perkataanya harus di
turuti.Hubungan laki-laki dan wanita harus melalui persetujuan wali wanita.begitulah gambaran
secara ringkas kelas masyarakat bangsawan,sedangkan kelas masyarakat lainya beraneka ragam
dan mempunyai kebebasan hubungan antara laki-laki dan wanita.
Para wanita begitu bebas bergaul,malah malah untuk berhubngan yang lebih dalam pun
tidak ada batsan yang lebih parah lagi wanita bisa bercampur dengan lima orang atau lebih laki-
laki sekaligus.Hubungan itu di namakan hubungan poliandri.perzinaan mewarnai setiap lapisan
masyarakaat.semasa itu,perzinaan tidak di anggap aib yang mengotori keturunan.
Banyak hubungan antara wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran seperti:
1. Pernikahan secara spontan,seorang laki-lakimengajukan lamaran pada laki-laki-laki
lain yang menajdi wali wanita,lalu dia bisa menikahinya setelah menyerahkan mas
kawin seketika itu pula.
2. Para laki-laki bisa memandangi wanita sekehendak hatinya yang di sebut wanita
pelacur.
3. Perniakahan Istibdha seorang laki-laki menyuruh istrinya bercampur kepada laki-
laki lain hingga mendapat kejelasan bahwa istrinya hamil.lalu sang suami mengambil
istrinya kembali bila menghendaki karena sang suami menghendaki kelahiran
seorang anak yang pintar dan baik.
4. Laki-laki dan wanita bisa saling berhimpun dalam berbagai medan
peperangan.Untuk pihak yang menang bisa menawan wanita dari pihak kalah dan
menghalalkannya menurut kemauannya.

Banyak lagi hal-hal yang menyangkut hubungan wanita dengan laki-laki yang diluar
kewajaran,diantara kebiasaan yang sudah di kenal akrab pada masa jahiliyah ialah poligami
tanpa ada batasan maksimal beberapun banyaknya istri yang di kehendaki bahkan mereka
bahkan mereka bisa menikahi janda bapaknya entah karna di cerai atau di tinggal mati hak
perceraian ada di tangan kaum laki-laki tanpa ada batasannya

Perzinaan mewarnai setiap lapisan masyarakat tidak hanya terjadi di lapisan tetentu atau
golongan tertentu kecuali hanya sebagian kecil dari kaum laki-laki dan wanita yang masih
memiliki keangungan jiwa

Ada pula kebiasaan diantara mereka yang mengubur hidup-hidup anak perempuanya
karena takut aib dan kemunafikan atau ada juga yang membunuh anak laki-lakinya karena takut
miskin dan lapar di sini kami tidak bisa memberikan gambarannya secara detail kecuali dengan
ungkapan-ungkapan yang keji,buruk,dan menjijikan.

5
Secara garis besar kondisi masyarakat mereka bisa di katakan lemah dan buta,kebodohan
mewarnai segala aspek kehidupan khurafat tidak bisa di lepaskan manusia layaknya binatang
wanita di perjual belikan dan kadang-kadang di perlakukan layaknya benda mati.Hubungan di
tengah umat sangat rapuh dan gudang-gudang pemegang kekusaan di penuhi kekayaan yang
berasal dari rakyat atau sesekali rakyat di butuhkan untuk menghadang serangan musuh.

C.Sistem Kepercayaan Dan Kebudayaan

Kepercayaan bangsa arab sebelum lahirnya islam,mayoritas mengikuti dakwah Isma’il


Alaihis-salam,yaitu menyeru ke agama bapaknya Ibrahum Alaihis-Salam yang intinya menyeru
meyembah Allah mengesakanya dan memeluk agama-Nya

Waktu tetus bergulir sekian lama,hingga banyak diantara mereka yang masih melalaikan
ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka.Sekalipun masih ada sisah-sisah tauhid dan
berberapa syiar dari agama Ibrahim,hingga muncul Amr Bin Luhay, (Pemimpin Bani
Khuza’ah).Dia tumbuh sebagai orang yang di kenal baik,mengeluarkan shadaqah dan respek
terhadap urusan-urusan agama,sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka
menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang di segani.

Kemudian Amr Bin Luhay mengadakan perjlanan ke syam di sana mereka melihat
penduduk syam meyembah berhala ia mengganggap itu sebagai sesuatu yang baik dan
benar.sebab menurutnya Syam adalah tempat para rasul dan Kitab,Maka dia pulang sambil
membawa HUBAL Dan meletakkanya di Ka’bah.setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah
untuk membuat persekutuan terhadap Allah.Orang-orang hijaz pun banyak yang mengikuti
penduduk Mekkah,karena mereka dianggap pengawas Ka’bah dan penduduk tanah suci.
Pada saat itu,ada tiga berhala yang paling besar di tempatkan mereka ditempat-tempat
tertentu,seperti:

1. Manat,mereka tempatkan di Musyallal di tepi laut merah dekat Qudaid.


2. Lata,mereka tempatkan di Tha’if
3. Uzza,mereka tempatkan di Wady Nakhlah.

Setelah itu,kemusyrikan merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran disetiap
hijaz yang menjadi fenomena terbesar dari kemusyrikan bangsa arab kala itu yakni mereka
menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim.

Ada beberapa contoh tradisi dan peyembahan berhala yang mereka lakukan,seperti:
1. Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya,berkomat-kamit dihadapanya,meminta
pertolongan tatkala kesulitan,berdo’a untuk memenuhi kebutuhan dengan penuh
keyakinan bahwa berhala-berhala itu bisa memberikan syafaat di sisi Allah dengan
mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
2. Mereka menunaikan haji dan Thawaf disekiling berhala,merunduk dan bersudjud
dihadapannya.

6
3. Meraka mengorbangkan hewan sembelihan demi berhala dan meyebut namanya.

Banyak lagi tradisi peyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-berhalanya, berbagai
macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada berhalanya berbagai macam mereka
perbuat demi keyakinan mereka pada saat itu.Bangsa arab berbuat seperti itu terhadap berhala-
berhalanya,dengan di sertai keyakinan bahwa hal itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah dan
menghubungkan mereka kepada-Nya,serta memberikan mamfaat di sisi-Nya.

Selain itu orang-orang arab juga mempercayai dengan pengundian nasib dengan anak panah
dihadapan berhala Hubal.Mereka juga percaya kepada perkaatan Peramal,Orang pintar dan Ahli
Nujum.

Dikalangan mereka ada juga yang percaya dengan Ramalan Nasib Sial Dengan Sesuatu.Ada
juga diantara mereka yang percaya bahwa orang yang mati terbunuh,jiwanya tidak tentram jika
dendamnya belum di balaskan,ruhnya bisa menjadi burung hantu yang berterbangan di padang
seraya berkata,’’Berilah aku minum,berilah aku minum’’! jika dendamnya sudah di balaskan
maka ruhnya akan menjadi tentram.

Sekalipun masyarakat jahiliyah seperti itu masih ada sisa-sisa dari agama ibrahim dan mereka
sma sekali tidak meninggalkanya,seperti pengagungan terhadap ka’bah,thawaf di
seklilinya,haji,umrah,wufuq di arafah dan muzalifah.Memang ada hal-hal baru dalam
pelaksanaanya.

Semua gambaran agama dan kebiasaan ini adalah syirik dan peyembahan terhadap berhala
menjadi kegiatan sehari-hari,keyakinan terhadap hayalan dan khurafat selalu menyelimuti
kehidupan mereka.Begitulah agama dan kebiasaan mayoritas arab masa itu sementara sebelum
itu sudah ada agama yahudi,masehi,majusi,dan shabi’ah yang masuk kedalam masyarakat
arab.tetapi itu hanya sebagian kecil penduduk arab karena kemusryikan dan penyesatan aqidah
terlalu berkembang pesat.

Itulah agam-agama dan tradisi yang ada pada saat detik-detik kedatangan islam.Namun agama-
agama itu sudah banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal yang merusak.Orang-orang musryik
yang mengaku pada agama ibrahim justru keadaanyajauh sama sekali dari perintah dan larangan
syariat ibrahim.Mereka mengabaikan tuntunan-tuntunan tentang ahlak yang muliah.
Kedurhakaan mereka tak terhitung banyakya dan seiring dengan perjalanan waktu mereka
berubah menjadi para paganis (peyembah berhala) dengan tradisi dan kebiasaan yang
menggambarkan berbagai macam khurafat dalam kehidupan agama,kemudian mengimbas
kehidupan sosial,politik, dan agama.

Sedangkan orang-orang yahudi berubah berubah menajdi orang-orang yang angkuh dan
sombong.Pemimpin-pemimpin mereka menjadi sembahan selain allah parah pemimpin inilah
yang membuat hukum di tengah manusia dan menghisap mereka menurut kehendak yang
terbetik didalam hati mereka.ambisi mereka hanya tertuju pada kekayaan dan
kedudukan,sekalipun berakibat musnahnya agama dan meyebarnya kekufuran serta pengabaian
terhadap ajaran-ajaran yang telah di tetapkan Allah kepada mereka dan yang semua orang
dianjurkan untuk mensucikannya.

7
Sedangkan agama Nasrani berubah menjadi agama paganisme yang sulit di pahami yang
menimbulkan pencampur adukan antara allah dan manusia.kalaupun ada bangsa arab yang
memeluk agama ini maka tidak ada pengaruh yang berarti.Karena ajaran-ajaranya jauh dari
model kehidupan yang mereka jalani dan tidak mungkin mereka tinggalkan.

Semua agama dan tradisi bangsa arab pada masa itu keadaan para pemelu dan masyarakatnya
sama dengan keadaan orang-orang musryik .Musryik hati,kerpercyaan,tradisi dan kebiasaan
mereka hampir punah.

4. Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat


Bangsa Arab mempunyai akar panjang dalam sejarah. Mereka termasuk ras atau rumpun
bangsa kaukasoid, sebagaimana ras-ras yang mendiami daerah Mediteranian, Nordic,
Alpine dan Indic.
Bangsa Arab hidup berpindah-pindah (nomad). Demikian ini karena kondisi tanah tempat
mereka hidup terdiri dari gurun pasir kering dan minim turun hujan. Perpindahan mereka dari
satu tempat ke tempat lain mengikuti tumbuhnya stepa (padang rumput) yang muncul secara
sporadis di sekitar oasis atau genangan air setelah turun hujan. Padang rumput diperlukan badui
Arab untuk kebutuhan makan binatang ternak seperti kuda, onta dan domba.
Berbeda halnya dengan penduduk Arab perkotaan terutama penduduk pesisir, pertanian,
peternakan dan perdangangan, dapat berkembang dengan baik di daerah tersebut. Hal inilah
tentunya yang membuat kehidupan masyarakat pesisir lebih makmur daripada masyarakat
pedalaman (badui). Dari realitas ini, maka timbullah reaksi antara penduduk kota atau pesisir
dengan penduduk pedalaman atau badui.
Aksi dan reaksi antara penduduk kota dengan masyarakat gurun dimotivasi oleh desakan
kuat untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Orang-orang nomad bersikeras mendapatkan sumber-
sumber tertentu pada orang-orang kota terhadap apa yang tidak mereka miliki dari lingkungan
mereka tinggal. Hal itu dilakukan baik melalui kekerasan (penyerbuan kilat) atau jalan damai
(barter). Orang-orang badui nomaden dikenal sebagai perampok darat dan makelar. Gurun pasir,
yang merupakan daerah operasi mereka sebagai perampok, memiliki kesamaan karakteristik
dengan laut.
Masyarakat, baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam budaya kesukuan.
Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang
luas. Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah (clan). Beberapa kelompok kabilah
membentuk suku (trible) dan dipimpin oleh Shaikh. Keeratan hubungan kesukuan, kesetiaan atau
solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Maka tidak heran,
jika peperangan antar suku menjadi ciri khas masyarakat ini. Rendahnya harga wanita seakan-
akan menjadi akibat dari keadaan masyarakat yang suka berperang tersebut.
Akibat tradisi peperangan ini, kebudayaan mereka tidak berkembang. Karena itu, bahan-
bahan sejarah Arab pra Islam langka didapatkan di dunia Arab dan dalam bahasa Arab. Ahmad
Shalabi menyebutkan, sejarah mereka hanya dapat diketahui dari masa kira-kira 150 tahun
menjelang lahirnya agama Islam. Pengetahuan itu diperoleh melalui syair-syair yang beredar di
kalangan para pe-rawi syair. Dengan begitulah sejarah dan sifat masyarakat Arab dapat

8
diketahui, yang antara lain bersemangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar menghadapi
kekerasan alam, dan juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta kebebasan.
Dengan kondisi alami yang seperti tidak pernah berubah itu, masyarakat badui pada
dasarnya tetap berada dalam fitrahnya. Kemurniannya terjaga, jauh lebih murni dari bangsa-
bangsa lain. Dasar-dasar kehidupan mereka mungkin dapat disejajarkan dengan bangsa-bangsa
yang masih berada dalam taraf permulaan perkembangan budaya. Bedanya dengan bangsa lain,
hampir seluruh penduduk badui adalah penyair.
Lain halnya dengan penduduk kota yang memiliki kemajuan peradaban, sejarah mereka
dapat diketahui lebih jelas. Mereka selalu mengalami perubahan seiring dengan perubahan
situasi dan kondisi yang melingkupinya. Mereka telah mampu berkarya seperti membuat alat-alat
dari besi, bahkan sampai mendirikan kerajaan-kerajaan. Sampai pada lahirnya Nabi
Muh}ammad, daerah-daerah tersebut masih merupakan kota-kota perniagaan, sebagaimana
diketahui bahwa daerah tersebut merupakan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia.
Sebagaimana masyarakat badui, penduduk daerah ini juga mahir bersyair. Biasanya, syair-syair
dibacakan di pasar-pasar, semacam pagelaran pembacaan syair, seperti yang terjadi di pasar
ukaz. Bahasa mereka kaya dengan ungkapan, tata bahasa dan kiasan.

5. Kondisi Perekonomian
Perdagangan merupakan unsur penting dalam perekonomian masyarakat Arab pra Islam.
Kemajuan perdagangan bangsa Arab pra Islam dimungkinkan antara lain karena pertanian yang
telah maju ditandai dengan adanya kegiatan ekspor-impor, pengadaan transaksi dengan Hindia,
Afrika, dan Persia. Komoditas ekspor Arab selatan dan Yaman adalah dupa, kemenyan, kayu
gaharu, minyak wangi, kulit binatang, buah kismis, dan anggur. Sedangkan yang mereka impor
dari Afrika adalah kayu, logam, budak; dari Hindia adalah gading, sutra, pakaian dan pedang;
dari Persia adalah intan.
Faktor-faktor yang mendorong kemajuan perdagangan Arab pra Islam sebagaimana
dikemukakan Burhan al-Din Dallu adalah sebagai berikut:
1. Kemajuan produksi lokal serta kemajuan aspek pertanian.
2. Adanya anggapan bahwa pedagang merupakan profesi yang paling bergengsi.
3. Terjalinnya suku-suku ke dalam politik dan perjanjian perdagangan lokal maupun regional
antara pembesar Hijaz di satu pihak dengan penguasa Syam, Persia dan Ethiopia di pihak lain.
4. Letak geografis Hijaz yang sangat strategis di jazirah Arab.
5. Mundurnya perekonomian dua imperium besar, Byzantium dan Sasaniah, karena keduanya
terlibat peperangan terus menerus.
6. Jatuhnya Arab selatan dan Yaman secara politis ke tangan orang Ethiopia pada tahun 535
Masehi dan kemudian ke tangan Persia pada tahun 257 M.
7. Dibangunnya pasar lokal dan pasa musiman di Hijaz, seperti Ukaz, Majna, Zu al-Majaz, pasar
bani Qainuna, Dumat al-Jandal, Yamamah dan pasar Wahat.
8. Terblokadenya lalu lintas perdagangan Byzantium di utara Hijaz dan laut merah.
9. Terisolasinya perdagangan orang Ethiopia di laut merah karena diblokade tentara Yaman
pada tahun 575 M.
Dengan posisi Mekkah yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan bertaraf
internasional, walaupun kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah pada mulanya para
pedagang Quraish merupakan pedagang eceran, tetapi dalam perkembangan selanjutnya orang-

9
orang Mekkah memperoleh sukses besar, sehingga mereka menjadi pengusaha di berbagai
bidang bisnis.

6. Keberagamaan Masyarakat Arab sebelum Islam


Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam. Paganisme, Yahudi, dan Kristen
merupakan ragam agama orang Arab pra Islam. Pagan adalah agama mayoritas mereka. Ratusan
berhala dengan bermacam-macam bentuk ada di sekitar Ka’bah. Setidaknya ada empat sebutan
bagi berhala-hala itu: shanam, wathan, nushub, dan hubal. Shanam berbentuk manusia dibuat
dari logam atau kayu. Wathan juga dibuat dari batu. Nushub adalah batu karang tanpa suatu
bentuk tertentu. Hubal berbentuk manusia yang dibuat dari batu akik. Dialah dewa orang Arab
yang paling besar dan diletakkan dalam Ka’bah di Mekah. Orang-orang dari semua
penjuru jazirah datang berziarah ke tempat itu. Beberapa kabilah melakukan cara-cara ibadahnya
sendiri-sendiri. Ini membuktikan bahwa paganisme sudah berumur ribuan tahun. Sejak berabad-
abad penyembahan patung berhala tetap tidak terusik, baik pada masa kehadiran permukiman
Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi yang muncul di Syiria dan Mesir.
Agama Yahudi dianut oleh para imigran yang bermukim di Yathrib dan Yaman. Tidak
banyak data sejarah tentang pemeluk dan kejadian penting agama ini di Jazirah Arab, kecuali di
Yaman. Dzū Nuwās merupakan penguasa Yaman yang condong ke Yahudi. Dia tidak menyukai
penyembahan berhala yang telah menimpa bangsanya. Dia meminta penduduk Najran agar
masuk agama Yahudi. sehingga kalau mereka menolak, maka akan dibunuh. Namun yang terjadi
justru menolak, maka digalilah sebuah parit dan dipasang api di dalamnya. Mereka dimasukkan
ke dalam parit itu, serta dibunuh dengan pedang atau dilukai sampai cacat bagi yang selamat dari
api tersebut. Korban pembunuhan itu mencapai dua puluh ribu orang. Tragedi berdarah dengan
motif fanatisme agama ini diabadikan dalam al-Quran dalam kisah “orang-orang yang membuat
parit” (Ash hab al-Ukhdud).
Sedangkan Agama Kristen di jazirah Arab dan sekitarnya sebelum kedatangan Islam tidak
ternodai oleh tragedi yang mengerikan semacam itu. Yang tampak hanyalah pertikaian di antara
sekte-sekte Kristen. Menurut Muhammad ‘Abid al-Jābirī, al-Quran menggunakan istilah
“Nashara” bukan “al-Masihiyah” dan “al-Masihi” bagi pemeluk agama Kristen. Bagi pendeta
Kristen resmi (Katolik, Ortodoks, dan Evangelis) istilah “Nashara” adalah sekte sesat, tetapi
bagi ulama Islam mereka adalah “Hawariyun”. Sekte Arius menyebar di bagian
selatan jazirah Arab, yaitu dari Suria dan Palestina ke Irak dan Persia. Misionaris sekte ini telah
menjelajahi penjuru-penjuru jazirah Arab yang memastikan bahwa dakwah mereka telah sampai
di Mekah, baik melalui misionaris atau pedagang Quraish yang berhubungan terus-menerus
dengan Syam, Yaman, dan Habashah. Tetapi salah satu sekte yang sejalan dengan tauhid murni
agama samawi adalah sekte Ebionestes.
Salah satu corak beragama yang ada sebelum Islam datang selain tiga agama di atas
adalah Hanifiyah, yaitu sekelompok orang yang mencari agama Ibrahim yang murni yang tidak
terkontaminasi oleh nafsu penyembahan berhala-berhala, juga tidak menganut agama Yahudi
ataupun Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan bahwa agama yang benar
di sisi Allah adalah Hanifiyah, sebagai aktualisasi dari millah Ibrahim. Gerakan ini menyebar
luas ke pelbagai penjuru Jazirah Arab khususnya di tiga wilayah Hijaz, yaitu Yathrib, Thaif, dan
Mekah.

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Keadaan umum masyarakat arab pra islam pada umumnya sebelum adanya islam
masyarakat arab termasuk orang-orang yang masih menganut agama nenek moyang yaitu agama
Nabi ismail ,sejarah politik masyarakat arab kesukuan bagi orang-orang pedalaman bagian arab
tengah daerah selatan dan utara sudah mendirikan kerjaan,sumber ekonomi masyarakat arab pada
umumnya adalah berdagang apalgi daerah arab tengah adalah dawerah yang tandus jadi bertani
sangat tidak cocok pada daerah tersebut,dan di lihat dari orang arab suka berburu dan tidak
menetap mereka cenderung berwatak keras tapi seiring bergulirnya jaman sudah mulai menetap
pada suatu tempat

B.Saran

Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://centrin21.tripod./sejarah.htm

Su'ud, Prof. DR. Abu, Islamologi Sejarah, Ajaran, dan Peranannya Dalam Peradaban Umat
Manusia, 2003, Cet.1, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Maryam, Siti, Sejarah Peradaban Islam, 2004, Cet. 2, Lesfi, Yogyakarta.

Haikal, M. Husain, Hayatu Muhammad, 1935, PT. Pustaka Litera Antar.

H. Rousan, Lintasan Sejarah Islam, 1983, Departemen Agama, Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai