DISUSUN OLEH :
1.EVA NUR AIZA (23AC10011)
2.NAJWA SHOVA KAUTSAR (23AC10013)
3.ZAHRA NURIL FITRIA (23AC10012)
Masa sebelum kedatangan Islam dikenal dengan zaman jahiliyah. Dalam Islam,
periode jahiliyah dianggap sebagai suatu kemunduran dalam kehidupan beragama. Pada
saat itu masarakat Arab jahiliyah mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk seperti meminum
minuman keras, berjudi, dan menyembah berhala.
Ketikanabi Muhammad SAW lahir (570 M).Mekah adalah sebuah kota yang
sangatpentingdanterkenal diantarakota-kota dinegeri Arab,
baikkarenatradisinyamaupunkarenaletaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai
menghubungkan Yaman di selatan dan Syiria di utara.DenganadanyaKa’bah di tengahkota.
Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah.
Didalamnya terdapat 360 berhala mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan
makmur dan kuat. Agama danmasyarakat Arab
ketikaitumencerminkanrealitaskesukuanmasyarakatjazirah Arab denganluassatujuta mil
persegi.
Biasanya, dalam membicarakan wilayah geografis yang didiami bangsa Arab
sebelum Islam, orang membatasi pembicaraan hanya pada jazirah Arab, padahal bangsa
Arab juga mendiami daerah-daerah di sekitar Jazirah. Jazirah Arab
memangmerupakankediamanmayoritasbangsa Arab kalaitu.
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang kondisi Bangsa Arab sebelum
kedatangan agama Islam. Khususnya mengenai letak geografisnya, asal-usulnya,
agamanya, serta peradabannya.
B. PEMBAHASAN
B.1. Arab sebelum datangnnya Islam
Masa sebelum Islam, khususnya kawasan jazirah Arab, disebut masa
jahiliyyah.
ۗٗه ّٰل
َوَقْر َنِف ْي ُبُيْو ِتُك َّنَواَل َتَبَّرْج َنَتَبُّرَج اْلَج اِهِلَّيِةاُاْلْو ٰل ىَوَاِقْمَن الَّصٰل وَة َوٰا ِتْيَن الَّزٰك وَة َوَاِط ْعَن ال َهَوَرُس ْو َل ِاَّنَم اُيِرْي ُد
الّٰل ُه ِلُيْذ ِه َبَع ْن ُك ُم الِّرْج َس َاْه اَل ْلَبْي ِتَوُيَطِّهَرُك ْمَتْطِه ْيًر
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Maksudnya: isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila
ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. perintah ini juga meliputi segenap
mukminat.
Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat
sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah
Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.Ahlul bait di sini,
Yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah s.a.w.
Julukan semacam ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moral
masyarakat arab khususnya Arab pedalaman (badui) yang hidup menyatu dengan
padang pasir dan area tanah yang gersang. Mereka pada umumnya hidup
berkabilah dan nomaden.Mereka berada dalam lingkungan miskin pengetahuan.
Situasi yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan tersebut, mengakibatkan
mereka sesat jalan, tidak menemeukan nilai-nilai kemanusiaan, membenuh anak
dengan dalih kemulaiaan, memusnahkan kekayaan dengan perjudian,
mengakibatkan peperangan dengan alas an harga diri dan kepahlawanan. Suasana
semacam ini terus berlangsung hingga dating islam ditengah-tengah mereka.
Bangsa Arab pada umumnya berwatak berani, keras, dan bebas.Mereka
telah lama mengenal agama.Nenek moyang mereka pada mulanya memeluk agama
Nabi Ibrahim.Akan tetapi, akhirnya ajaran itu pudar.Untuk menampilkan
keberadaan Tuhan mereka membuat patung berhala dari batu, yang menurut
perasaan merekapatung itu dapat dijadikan sarana untuk berhubungan dengan
Tuhan.
Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu sama
sekali tidak memiliki peradaban. Kebudayaan mereka yang paling menonjol
adalahbidang sastra bahasa Arab, khususnya syair Arab.Perekonomian penduduk
negeri Mekah umumnya baik karena mereka menguasai jalur darat di seluruh
Jazirah Arab.
Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam dikenal sebagai bangsa yang sudah
memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang cukup strategis, terutama
kawasan pesisir yang pada waktu itu ramai dilalui kapal-kapal pedagang Eropa
yang hendak menuju India, Asia Tenggara, Cina dan sekitarnya, telah membuat
kawasan ini lebih maju dari pada kawasan Arab yang lain. Makkah pada waktu itu
merupakan kota dagang bertaraf internasional. Hal ini diuntungkan oleh posisinya
yang sangat strategis karena terletak di persimpangan jalan penghubung
jalurperdagangan dan jaringan bisnis dari Yaman ke Syiria.
Aksi dan reaksi antara penduduk kota dengan masyarakat gurun dimotivasi
oleh desakan kuat untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Orang-orang nomad
bersikeras mendapatkan sumber-sumber tertentu pada orang-orang kota terhadap
apa yang tidak mereka miliki dari lingkungan mereka tinggal. Hal itu dilakukan
baik melalui kekerasan (penyerbuan kilat) atau jalan damai (barter).Orang-orang
badui nomaden dikenal sebagai perampok darat dan makelar.Gurun pasir,
yangmerupakan daerah operasi mereka sebagai perampok, memiliki kesamaan
karakteristik dengan laut.
Masyarakat, baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam budaya
kesukuan.Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu
rentang komunitas yang luas.Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah
(clan).Beberapa kelompok kabilah membentuk suku (trible) dan dipimpin oleh
Shaikh.Keadaan itu menjadikan loyalitas mereka terhadap kabilah di atas
segalanya.Ciri-ciri ini merupakan fenomena universal yang berlaku di setiap
tempat dan waktu.Bila sesama kabilah mereka loyal karena masih kerabat sendiri,
maka berbeda dengan antar kabilah.Interaksi antar kabilah tidak menganut konsep
kesetaraan; yang kuat di atas dan yang lemah di bawah.Ini tercermin, misalnya,
dari tatanan rumah di Mekah kala itu.Rumah-rumah Quraysh sebagai suku
penguasa dan terhormat paling dekat dengan Ka’bah lalu di belakang mereka
menyusul pula rumah-rumah kabilah yang agak kurang penting kedudukannya dan
diikuti oleh yang lebih rendah lagi, sampai kepada tempat-tempat tinggal kaum
budak dan sebangsa kaum gelandangan.Semua itu bukan berarti mereka tidak
mempunyai kebudayaan sama-sekali.
Para wanita dan laki-laki begitu bebas bergaul, malah untuk berhubungan
yang lebih dalam pun tidak ada batasan. Yang lebih parah lagi, wanita bisa
bercampur dengan lima orang atau lebih laki-laki sekaligus. Hal itu dinamakan
hubungan poliandri.Perzinahan yang mewarnai setiap lapisan masyarakat.Semasa
itu, perzinahan tidak dianggap aib yang mengotori keturunan.
Banyak hubungan antara wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran, seperti
:
Dengan kondisi alami yang seperti tidak pernah berubah itu, masyarakat
badui pada dasarnya tetap berada dalam fitrahnya. Kemurniannya terjaga, jauh
lebih murni dari bangsa-bangsa lain.
6. Jatuhnya Arab selatan dan Yaman secara politis ke tangan orang Ethiopia
pada tahun 535 Masehi dan kemudian ke tangan Persia pada tahun 257 M.
7. Dibangunnya pasar lokal dan pasar musiman di Hijaz, seperti Ukaz, Majna,
Zu al-Majaz, pasar bani Qainuna, Dumat al-Jandal, Yamamahdan pasar
Wahat.
Di lain sisi, Mekkah dimana terdapat ka’bah yang pada waktu itu
sebagai pusat kegiatan agama, telah menjadi jalur perdagangan internasional.
Hal ini diuntungkan oleh posisinya yang sangat strategis karena terletak di
persimpangan jalan yang menghubungkan jalur perdagangan dan jaringan
bisnis dari Yaman ke Syiria, dari Abysinia ke Irak.Pada mulanya Mekkah
didirikan sebagai pusat perdagangan lokal di samping juga pusat kegiatan
agama.Karena Mekkah merupakan tempat suci, maka para pengunjung merasa
terjamin keamanan jiwanya dan mereka harus menghentikan segala
permusuhan selama masih berada di daerah tersebut.Untuk menjamin
keamanan dalam perjalanan suatu sistem keamanan di bulan-bulan suci,
ditetapkan oleh suku-suku yang ada di sekitarnya.Keberhasilan sistem ini
mengakibatkan berkembangnya perdagangan yang pada gilirannya
menyebabkan munculnya tempat-tempat perdagangan baru.
Sampai saat ini pun bangsa Arab, baik dia seorang ulama atau tidak,
terhadap agamanya mereka sangat bersemangat.Agama itu disiarkan serta dibela
dengan sekuat tenaganya.Semangat beragama mereka umumnya bersifat kulitnya
saja.Adapun ibadah dan praktik-praktik keagamaan sering ditinggalkan oleh Arab
Badui.Watak mereka yang amat mencintai hidup bebas dari keterikatan menjadi
sebab mereka ingin bebas dari aturan agama.Mereka sudah lama merasa bosandan
kesal terhadap agamanya karena dianggap sebagai pengikat kemerdekaannya
sehingga selalu menyelewengkan agama mereka sendiri.
Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam.Paganisme,
Yahudi, dan Kristen merupakan ragam agama orang Arab pra Islam.Pagan adalah
agama mayoritas mereka.Ratusan berhala dengan bermacam-macam bentuk ada di
sekitar Ka’bah. Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu: sanam,
wathan, nusub, dan hubal.
Sanam berbentuk manusia dibuat dari logam atau kayu.Wathan juga dibuat
dari batu.Nusub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu.Hubal berbentuk
manusia yang dibuat dari batu akik.Dialah dewa orang Arab yang paling besar dan
diletakkan dalam Ka’bah di Mekah.Orang-orang dari semua penjuru jazirah datang
berziarah ke tempat itu.Beberapa kabilah melakukan cara-cara ibadahnya sendiri-
sendiri.Ini membuktikan bahwa paganisme sudah berumur ribuan tahun.Sejak
berabad-abad penyembahan patung berhala tetap tidak terusik, baik pada masa
kehadiran permukiman Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi yang muncul di
Syiria dan Mesir.
Agama Yahudi dianut oleh para imigran yang bermukim di Yathrib dan
Yaman.Tidak banyak data sejarah tentang pemeluk dan kejadian penting agama ini
di Jazirah Arab, kecuali di Yaman.Dzū Nuwās merupakan penguasa Yaman yang
condong ke Yahudi.Dia tidak menyukai penyembahan berhala yang telah menimpa
bangsanya.Dia meminta penduduk Najran agar masuk agama Yahudi.sehingga
kalau mereka menolak, maka akan dibunuh. Namun yang terjadi justru menolak,
maka digalilah sebuah parit dan dipasang api di dalamnya. Mereka dimasukkan ke
dalam parit itu, serta dibunuh dengan pedang atau dilukai sampai cacat bagi yang
selamat dari api tersebut. Korban pembunuhan itu mencapai dua puluh ribu orang.
Tragedi berdarah dengan motif fanatisme agama ini diabadikan dalam al-Quran
dalam kisah “orang-orang yang membuat parit” (Ashab al-
ِإْذ ُه ْم َع َلْيَه اُق ُع وٌد, ٱلَّن اِرَذاِتٱْلَوُقوِد, ُقِتَأَلْص َٰح ُبٱُأْلْخ ُد وِد
4. binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit[1567],
Sedangkan Agama Kristen di jazirah Arab dan sekitarnya sebelum kedatangan Islam tidak
ternodai oleh tragedi yang mengerikan semacam itu.Yang tampak hanyalah pertikaian di
antara sekte-sekte Kristen. Menurut Muhammad ‘Abid al-Jābirī, al-Quran menggunakan
istilah “Nasara” bukan “al-Masihiyah” dan “al-Masihi” bagi pemeluk agama Kristen. Bagi
pendeta Kristen resmi (Katolik, Ortodoks, dan Evangelis) istilah “Nasara” adalah sekte
sesat, tetapi bagi ulama Islam mereka adalah “Hawariyun”. Para misionaris Kristen
menyebarkan doktrinnya dengan bahasa Yunani yang waktu itu madhab-madhab filsafat
dan aliran-aliran gnostik dan hermes menyerbu daerah itu. Inilah yang menimbulkan
pertentangan antara misionaris dan pemikir Yunani yang memunculkan usaha-usaha
mendamaikan antara filsafat Yunani yang bertumpu pada akal dan doktrin Kristen yang
bertumpu pada iman.Inilah yang melahirkan sekte-sekte Kristen yang kemudian menyebar
ke berbagai penjuru, termasuk jazirah Arab dan sekitarnya.
Sekte Arius menyebar di bagian selatan jazirah Arab, yaitu dari Suria dan Palestina
ke Irak dan Persia. Misionaris sekte ini telah menjelajahi penjuru-penjuru jazirah Arab
yang memastikan bahwa dakwah mereka telah sampai di
Mekah, baik melalui misionaris atau pedagang Quraish yang berhubungan terus-
menerus dengan Syam, Yaman, dan Habashah.Tetapi salah satu sekte yang sejalan dengan
tauhid murni agama samawi adalah sekte Ebionestes.
Salah satu corak beragama yang ada sebelum Islam datang selain tiga agama di atas
adalah Hanifiyah, yaitu sekelompok orang yang mencari agama Ibrahim yang murni yang
tidak terkontaminasi oleh nafsu penyembahan berhala-berhala, juga tidak menganut agama
Yahudi ataupun Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan bahwa
agama yang benar di sisi Allah adalah Hanifiyah, sebagai aktualisasi dari millah
Ibrahim.Gerakan ini menyebar luas ke berbagai penjuru Jazirah Arab khususnya di tiga
wilayah Hijaz, yaitu Yathrib, Taif, dan Mekah.
D.DAFTAR PUSTAKA
Dr.H.Syamruddin Nasution.M.Ag.2007,SEJARAH PERADABAN ISLAM.yayasan
pusaka Riau.Riau
Fathurrohman, Ngangyang. 2017. ‘’ karakteristik paham jahiliyah ‘’, Jurnal
Handayani.
Ali, Jawwad. 2018. Sejarah Arab Sebelum Islam (1). Ter. Khalifaturrahman Fath.
Tangerang: Pustaka alfabet