Anda di halaman 1dari 4

NAMA Afifah Nur Insanny Tugas Pertemuan Ke- 2

NPM / JURUSAN 10090119174 Akuntansi


KELAS C
MATA KULIAH Sejarah Islam
DOSEN PENGAMPU Dr. Alhamuddin, M.M.Pd

Peradaban

Arab Pra Islam


Masa sebelum kedatangan Islam dikenal dengan zaman jahiliyah. DalamIslam,
periode jahiliyah dianggap sebagai suatu kemunduran dalam kehidupan beragama.
Julukan semacam ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moralmasyarakat Arab
khususnya Arab pedalaman (badui)yang hidup menyatu dengan padang pasir dan area
tanah yang gersang.

Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu samasekali tidak
memiliki peradaban. Kebudayaan mereka yang paling menonjol adalah bidang sastra
bahasa Arab, khususnya syair Arab. Perekonomian penduduk negeri Mekah umumnya
baik karena mereka menguasai jalur darat di seluruh Jazirah Arab.

Kondisi Geografis Jazirah Arab


Jazirah Arab merupakan tempat bertemunya seluruh benua utama pada waktu itu,
yaitu Asia, Afrika, dan Eropa (Benua Amerika dan Australia baru ditemukan belakangan)
melalui darat dan laut. Tidaklah heran kalau jazirah Arab menjadi tempat berlabuh kapal
dagang dan tempat singgah kafilah dagang yang menempu jalur darat. Jazirah Arab
terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir.
Sejarah Arab
Para sejarawan membagi Bangsa Arab berdasarkan silsilah keturunannya menjadi Tiga
kelompok, yaitu :

1. Arab Ba’idah, yaitu kaum Arab terdahulu, yang rincian sejarah mereka tidak dapat
diketahui secara sempurna, seperti kaum Tsamud, Tasam dan Amlaq.

2. Arab ‘Aribah, yaitu Kaum-kaum yang berasal dari garis keturunan Yasyjub bin
Ya’rub bin Qahtan dan dinamakan Arab Qahtaniyyah. Arab ‘Aribah bertempat
tinggal di Yaman dan terdiri dari beberapa suku.

3. Arab Musta’ribah, yaitu kaum Arab yang berasal dari Yaman dan kemudian
menyebar ke seluruh penjuru Jazirah.

Sistem Kepercayaan
Dari segi kepercayaan, bangsa Arab pra Islam telah menggunakan kata “Allah”.
Kata ini juga ditemukan dalam prasasti, tertulis di atas batu, dan menjadi nama orang,
seperti “Abdullah”, yang berarti hamba Allah. Namun bagi mereka, ada pula anak-anak
tuhan, yaitu berhala dan sejenisnya, sebagai perantara atau pemberi syafaat untuk
memohon kepada Allah sebagai tuhan tertinggi. Mereka sudah meyakini Allah sebagai
pencipta yang menurunkan hujan, menghidupkan bumi, dan sebagai penguasa ka’bah.
Ayat-ayat Al-Qur’an menunjukkan keyakinan kaum jahiliyah akan Allah sebagai pencipta
dan pemberi hidup. Sumber kepercayaan mereka terhadap Allah adalah risalah
samawiyah yang dikembangkan dan disebarkan di Jazirah Arab, terutama risalah Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail. Kemudian bangsa arab pra Islam melakukan transformasi
kepercayaan mereka, sehingga menjadikan berhala, pohon-pohon bintang, dan jin
sebagai penyerta Allah (QS Al-An’am[6]:100).

Setiap kabilah mempunysi berhala sendiri. Berhala-berhala yang terpenting pada


saat itu adalah Hubal, yang dianggap sebagai dewa terbesar, terletak di Ka’bah; Lata, dewa
tertua, terletak di Tha’if; Uzza, terletak di Hijaz, kedudukannya di bawah Hubal; dan Manat,
terletak di Yastrib. Berhala-berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan
mengetahui nasib baik dan nasib buruk (Jaih Mubarok, 2004:15-16). dalam kepercayaan
bangsa arab pra Islam, Lata adalah berhala dari batu dan disembah suku tsaqif di thaif.
Sedangkan Manat, yang berarti putri tuhan penentu nasib, hidup dan mati manusia,
merupakan salah satu berhala tertua. berhalaManat diletakkan di Qudaid, sebuah desa
dengan banyal mata air, di utara Makkah arah ke Madinah. Adapun Uzza putri tuhan yang
perkasa.
Sistem Sosial
Sistem sosial masyarakat Arab Pra Islam berdasarkan pemukiman yang mereka
huni dibagi menjadi dua kategori utama yaitu : Al-badawi dan Al-hadlar. Kaum Badawi
adalah penduduk padang pasir, mereka tidak memiliki tempat tinggal tetap tetapi hidup
secara nomaden yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk
mencari sumber mata air dan padang rumput baru. . Kehidupan masyarakat nomaden
tidak banyak memberikan perluang untuk membangun sebuah peradaban. Sedangkan
ahl al-hadlar ialah penduduk yang sudah bertempat tinggal menetap di kota-kota atau
daerah-daerah pemukiman yang subur. Mereka hidup berdagang, bercocok tanam, dan
industry dan mereka memiliki peluang besar untuk membentuk sebuah peradaban.

Masyarakat Arab Pra Islam memiliki sebuah solidaritas sosial yang sangat kuat.
Solidaritas yang di dasarkan pada ikatan kesukuan atau ashabiyah qabaliyah sebagai
wadah politik setelah nasab. Solidaritas tersebut diwujudkan dalam bentuk proteksi
kabilah atas seluruh anggota kabilahnya. Selain itu bentuk solidaritas ini memiliki peran
sebagai upaya untuk mewujudkan suatu komunitas yang kuat yang mampu mengalahkan
para penghalang dalam kehidupan mereka. Solidaritas di sini juga bertujuan untuk
mencegah adanya bahaya mengancam di mana ia membutuhkan seorang pemimpin
yang bisa mencegah adanya sifat kebinatangan manusia yang berusaha untuk menyakiti
antar sesama.

Akhlak dan Kultur


Kehidupan moral bangsa Arab sebelum Islam merupakan sebuah potret kehidupan
yang jauh dari cahaya. Kebobrokan moral masyarakat Arab pada masa sebelum Islam
diantaranya adalah meletakkan semangat kekabilahan atau ashabiyah di atas
segalanya,bahkan diatas hubungan famili, rendahnya martabat wanita dengan
pencaturan kehidupan manusia bahkan lebih rendah daripada binatang, adanya
ketidakjelasan status kemurnian nasab di mana wanita boleh bersuamikan lebih dari satu
dan juga penguburan anak wanita hidup-hidup sebagai bentuk pengabdian terhadap
keyakinan yang sangat bertolak belakang dengan fitrah manusia.

Walaupun pada dasarnya mereka memiliki agama yang mereka yakini dan juga
sistem sosial politik. Ini merupakan kebiasaan penduduk di daerah perkotaan di jazirah
arab, seperti Mekkah,Thaif, Shan’a, Hijr, Yastrib dan Dumat al Jandal.Anak perempuan
hidup-hidup jika seorang suami mengetahui bahwa anak yang lahir perempuan. Mereka
takut akan terkena aib karena memiliki anak perempuan. Anak-anak,jika kemiskinan dan
kelaparan mendera mereka, atau bahkan sekedar prasangka bahwa kemiskinan akan
mereka alami. Lelaki yang mengambil wanita sebagai gundik atau sebaliknya, lalu
melakukan hubungan seksual secara terselubung. Kabilah yang kuat akan menguasai
kabilah yang lemah untuk merampas harta benda mereka.

Anda mungkin juga menyukai