Peradaban
Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu samasekali tidak
memiliki peradaban. Kebudayaan mereka yang paling menonjol adalah bidang sastra
bahasa Arab, khususnya syair Arab. Perekonomian penduduk negeri Mekah umumnya
baik karena mereka menguasai jalur darat di seluruh Jazirah Arab.
1. Arab Ba’idah, yaitu kaum Arab terdahulu, yang rincian sejarah mereka tidak dapat
diketahui secara sempurna, seperti kaum Tsamud, Tasam dan Amlaq.
2. Arab ‘Aribah, yaitu Kaum-kaum yang berasal dari garis keturunan Yasyjub bin
Ya’rub bin Qahtan dan dinamakan Arab Qahtaniyyah. Arab ‘Aribah bertempat
tinggal di Yaman dan terdiri dari beberapa suku.
3. Arab Musta’ribah, yaitu kaum Arab yang berasal dari Yaman dan kemudian
menyebar ke seluruh penjuru Jazirah.
Sistem Kepercayaan
Dari segi kepercayaan, bangsa Arab pra Islam telah menggunakan kata “Allah”.
Kata ini juga ditemukan dalam prasasti, tertulis di atas batu, dan menjadi nama orang,
seperti “Abdullah”, yang berarti hamba Allah. Namun bagi mereka, ada pula anak-anak
tuhan, yaitu berhala dan sejenisnya, sebagai perantara atau pemberi syafaat untuk
memohon kepada Allah sebagai tuhan tertinggi. Mereka sudah meyakini Allah sebagai
pencipta yang menurunkan hujan, menghidupkan bumi, dan sebagai penguasa ka’bah.
Ayat-ayat Al-Qur’an menunjukkan keyakinan kaum jahiliyah akan Allah sebagai pencipta
dan pemberi hidup. Sumber kepercayaan mereka terhadap Allah adalah risalah
samawiyah yang dikembangkan dan disebarkan di Jazirah Arab, terutama risalah Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail. Kemudian bangsa arab pra Islam melakukan transformasi
kepercayaan mereka, sehingga menjadikan berhala, pohon-pohon bintang, dan jin
sebagai penyerta Allah (QS Al-An’am[6]:100).
Masyarakat Arab Pra Islam memiliki sebuah solidaritas sosial yang sangat kuat.
Solidaritas yang di dasarkan pada ikatan kesukuan atau ashabiyah qabaliyah sebagai
wadah politik setelah nasab. Solidaritas tersebut diwujudkan dalam bentuk proteksi
kabilah atas seluruh anggota kabilahnya. Selain itu bentuk solidaritas ini memiliki peran
sebagai upaya untuk mewujudkan suatu komunitas yang kuat yang mampu mengalahkan
para penghalang dalam kehidupan mereka. Solidaritas di sini juga bertujuan untuk
mencegah adanya bahaya mengancam di mana ia membutuhkan seorang pemimpin
yang bisa mencegah adanya sifat kebinatangan manusia yang berusaha untuk menyakiti
antar sesama.
Walaupun pada dasarnya mereka memiliki agama yang mereka yakini dan juga
sistem sosial politik. Ini merupakan kebiasaan penduduk di daerah perkotaan di jazirah
arab, seperti Mekkah,Thaif, Shan’a, Hijr, Yastrib dan Dumat al Jandal.Anak perempuan
hidup-hidup jika seorang suami mengetahui bahwa anak yang lahir perempuan. Mereka
takut akan terkena aib karena memiliki anak perempuan. Anak-anak,jika kemiskinan dan
kelaparan mendera mereka, atau bahkan sekedar prasangka bahwa kemiskinan akan
mereka alami. Lelaki yang mengambil wanita sebagai gundik atau sebaliknya, lalu
melakukan hubungan seksual secara terselubung. Kabilah yang kuat akan menguasai
kabilah yang lemah untuk merampas harta benda mereka.