Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

A. Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam


1) Sistem Peribadatan Bangsa Quraisy
Sebelum Islam, Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan meyakini ajaran agama
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, “hanif” artinya benar dan lurus. Karena itu sejak
dulu, ajaran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab. Pembauran dan pergaulan dengan
bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, ajaran tersebut
mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang
tidak bertanggung jawab.

Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala
yang dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai. Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy banyak yang
menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari batu, kayu dan logam.
Menurut Ibnu Kalbi yang menyebabkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang
siapa yang meninggalkan kota Mekkah harus membawa batu yang diambil dari batu-batu yang ada di
tanah Haram Ka’bah. Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan
untuk memperlihatkan cinta mereka terhadap kota Mekkah. Kemudian di setiap tempat persinggahan,
mereka meletakan batu itu dan bertawaf mengelilinginya seperti mengelilingi Ka’bah. Proses ini
berlangsung terus menerus dan akhirnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.

Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Pasukan
yang dipimpin oleh Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah datang ke Mekkah dan berhasil
mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala besar bernama

indofira.co.id buku-on-line.com kumpulan-soal.com


Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk patung manusia, yang ditempatkan di
sisi Ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu. Di
samping itu banyak lagi berhala-berhala yang lain seperti al-Latta tempatnya di Thaif, menurut Tsaqif
(penduduk Thaif) al-Latta ini adalah berhala yang paling tua. Al-’Uzza tempatnya di Hejaz

Hak Cipta PT. INDO FIRA GLOBAL


kedudukannya sesudah Hubal, Manath, tempatnya di dekat kota Madinah Manath ini dimuliakan oleh
penduduk Yatsrib.

Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam:
1. Menyembah Malaikat, di antara bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan menuhankan
Malaikat. Di kota Mekkah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa Malaikat itu
adalah putera-puteri Tuhan
2. Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin dan ruh-ruh
leluhur mereka atau menganggap batu-batu sebagai makluk yang terhormat. Bahkan di suatu
tempat jin yang terkenal dengan nama ”Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang
di tempat itu agar selamat dan terhindar dari segala bencana.
3. Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang adalah matahari, bulan dan bintang-
bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari, mereka menganggap bintang-bintang
tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
4. Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala atau arca arca yang terbuat dari
batu, kayu dan logam yang mereka buat sendiri dan dengan selera mereka sendiri uantuk
kemudian mereka sembah.
5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agama Yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM,
mula – mula di Mesir pada zaman Nabi Musa as.
Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira abad ke-4 M, agama Nasrani
berkembang di Jazirah Arab karena mendapat bantuan dari kerajaan Romawi dan Habsyi.

Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara lain:
1). Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular menggigit usus
manusia.
2). Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan keyakinan untuk menambah
kekuatan.
3). Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor
kambing.

2) Keadaan Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam


Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya.
Bagian tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banyak
penduduk yang hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui, yang
mata pencahariannya beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang lain
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-1 -
mencari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat
tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka yang mendiami daerah subur di sekitar oase seperti
Thaif . Di tempat ini mereka menanam buah buahan dan sayur-sayuran.

Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang. Mereka dinamakan Ahlul
Hadhar, kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam
perdagangan. Oleh karena itu, bangsa Arab Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan.
Mereka melakukan perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada
musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. Di kota Mekkah terdapat pusat perdagangan, yaitu
pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan- bulan tertentu, seperti Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram.
Dalam bidang sosial politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan
yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir, yang
mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu.
Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.

Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan.
Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan
masyarakat Arab pada waktu itu. Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah
astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu
negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa Arab belajar banyak ilmu
astronomi. Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela pendirian.
Mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya,
tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan
tamu.

indofira.co.id buku-on-line.com kumpulan-soal.com


Moral dan perilaku sangat rusak sehingga mereka disebut kaum jahiliyah “yang bodoh”. Berjudi
minum minuman keras dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok

Hak Cipta PT. INDO FIRA GLOBAL


sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku. Yang lebih buruk lagi moralnya adalah adanya
suku Arab yang mengubur bayi perempuan mereka secara hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa
anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menyusahkan orang tua. Oleh karena itu mereka
merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Di antara suku yang melakukan perbuatan keji
dan tak berperi kemanusiaan itu adalah suku bani Tamim dan suku bani Asad. Dalam bidang bahasa
dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah
dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat
dihormati. Tiap tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih
ada pasar yang dijadikan tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnah dan Zul Majaz.
Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat
seorang yang tadinya hina atau sebaliknya menghinakan seseorang yang tadinya terhormat. Satu-
satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya yaitu Khithabah.

Di samping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan bahasa
yang indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu mereka mendapat derajat tinggi seperti
para penyair. Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan majelis
atau nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar berita
dan lain sebagainya. Seperti: Nadi Quraisy dan DarunNadwah yang berdiri di samping Ka’bah
sebagian dari dakwah mereka. Begitulah seorang ahli sejarah Islam, Ahmad Amin seorang
sejarahwan islam memberi definisi tentang kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum
Islam yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun telah
diketahui bahwa itu benar. Jadi jahiliyah bukanlah Jahl yang berarti bodoh.

B. DINASTI UMAYYAH
1. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayah
Pengertian kata Bani menurut bahasa berarti anak, anak cucu atau keturunan. Dengan demikian
yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Bani Umayah bin Abdu
Syams dari satu keluarga. Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan
semuanya berasal dari satu keturunan. Dengan demikian, Dinasti Umayah adalah keturunan raja-
raja yang memerintah yang berasal dari Bani Umayah.

Adapun istilah lain yang sering digunakan adalah kata Daulah, yang berarti kekuasaan,
pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Bani Umayah adalah negara yang
diperintah oleh Dinasti Umayah yang raja-rajanya berasal dari Bani Umayah.
Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41H/661 M di Damaskus dan
berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah bin Abu Shofyan adalah seorang politisi
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-2 -
handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur Syam pada zaman Khalifah Ustman bin
Affan cukup mengantarkan dirinya mampu mengambil alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali
Bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Hasan bin Ali menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi
kepada Muawiyah bin Abu Sofyan dalam peristiwa Ammul Jama’ah. Peristiwa penyerahan
kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abu Sufyan itu terkenal dengan sebutan Amul
Jama'ah atau tahun penyatuan . Peristiwa itu terjadi pada tahun 661 M. Sejak itu, secara resmi
pemerintahan Islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia kemudian memindahkan pusat
kekuasaan dari Madinah ke Damaskus ( Suriah ).

Oleh karena itu Muawiyah bin Abu Sofyan dinyatakan sebagai pendiri Dinasti Bani Umayah.
Dilihat dari sejarahnya Bani Umayah memang begitu kental dengan kekuasaannya, terutama pada
masa zaman jahiliyah. Dalam setiap persaingan, ternyata Bani Umayah selalu lebih unggul
dibandingkan keluarga Bani Hasyim. Hal ini disebabkan Bani Umayah memiliki unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Umayah berasal dari keturunan keluarga bangsawan
2. Umayah memiliki harta yang cukup
3. Umayah memiliki 10 anak yang terhormat dan menjadi pemimpin di masyarakat, di antaranya
Harb, Sufyan, dan Abu Sufyan.
Sebagaimana yang disebut-sebut dalam sejarah, bahwa Abu Sofyan merupakan pemimpin
pasukan Quraisy melawan Nabi Muhammad SAW pada Perang Badar Kubra.

Keluarga Bani Umayah masuk Islam ketika terjadi Fathul Makkah pada tahun ke-8 H. Abu Sofyan
diberi kehormatan untuk mengumumkan pengamanan Nabi SAW, yang salah satunya adalah
barang siapa masuk ke dalam rumahnya maka amanlah dia, masuk kedalam Masjidil Haram dan

indofira.co.id buku-on-line.com kumpulan-soal.com


rumahnya Nabi SAW maka dia juga akan merasa aman. Dengan ini banyak kaum dari kalangan
Bani Umayah yang berduyun-duyun untuk masuk Islam dan menyebarkan Islam keberbagai
wilayah.

Hak Cipta PT. INDO FIRA GLOBAL


Keturunan Umayah memegang kekuasaan Islam selama 90 tahun, kemudian dikenal dengan
Dinasti Umayah. Selama kurun waktu tersebut pemerintahan dipegang oleh 14 orang. Khalifah-
Khalifah itu adalah sebagai berikut:
1. Muawiyah bin Abu Sufyan ( Muawiyah I ) 661-680 M
2. Yazid bin Muawiyah ( Yazid II ) 680-683 M
3. Muawiyah bin Yazid 683-684 M
4. Marwan bin Hakam (Marwan I) 684-685 M
5. Abdul Malik bin Marwan 685-705 M
6. Al Walid bin Abdul Malik ( Al Walid II ) 705-715 M
7. Sulaiman bin Abdul Malik 715-717 M
8. Umar bin Abdul Aziz ( Umar II ) 717-720 M
9. Yazid bin Abdul Malik ( Yazid II ) 720-724 M
10. Hisyam bin Abdul Malik 724-743 M
11. Al-Walid bi Yazid ( Al Walid II ) 743-744 M
12. Yazid bin al Walid ( Yazid III ) 744 M
13. Ibrahim bin al Walid 744 M
14. Marwan bin Muhammad ( Marwan III ) 744-750 M
Pada masa awal, kebijakan pemerintah Dinasti Umayah lebih banyak ditujukan untuk memperluas
wilayah Islam dengan kekuatan militer. Namun pada periode berikutnya, dinasti ini berhasil
menata pemerintahannya diberbagai bidang. Hal ini tercapai berkat jasa dari empat orang
Khalifah , yaitu :
1. Abdul Malik bin Marwan
2. Walid bin Abdul Malik
3. Umar bin Abdul Aziz
4. Hisyam bin Abdul Malik
Pada masa pemerintahan merekalah tercapai kemakmuran dan kemajuan yang tidak hanya
dinikmati oleh rakyat yang beragama Islam saja, namun kemajuan dan kemakmuran tersebut
dapat dinikmati oleh kalangan non muslim. karena pada saat itu kas negara sangat banyak dan
melimpah bahkan sulit untuk mencari seseorang yang mau menerima zakat.

B. Perkembangan Organisasi Negara dan Susunan Pemerintahan Pada Masa Dinasti


Umayyah
Organisasi Negara pada masa Daulah Umayah masih seperti pada masa permulaan Islam, yaitu
terdiri dari lima badan:
1. An Nidhamus Siyasi (organisasi politik)
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-3 -
Bidang organisasi politik ini, telah mengalami beberapa perubahan dengan masa permulaan
islam, terutama telah terjadi perubahan yang sangat prinsip di antaranya :
a. Khilafah
Kekuasaan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan telah mengakibatkan terjadinya perubahan
dalam peraturan Syura yang menjadi dasarnya pemilihan Khulafaur Rasyidin. Dengan
demikian jabatan khilafah beralih ke tangan raja satu keluarga, yang memerintah dengan
kekuatan pedang, politik dan diplomasi. Penyelewengan semakin jauh setelah Muawiyah
mengangkat anaknya Yazid menjadi putra mahkota (waliyul ahdi).

b. Al-Kitabah
Seperti halnya pada masa permulaan islam, maka dalam masa daulah Umayah dibentuk
semacam dewan sekretariat negara (Diwaanul kitabah) untuk mengurus berbagai urusan
pemerintahan. karena dalam masa ini urusan pemerintahan telah menjadi lebih banyak,
maka ditetapkan 5 orang sekretaris yaitu :
1. Katib Ar-Rasail (sekretaris urusan persuratan)
2. Katib al-Kharraj (sekretaris urusan kuangan / pajak)
3. Katib al-Jund (sekretaris urusan ketentaraan)
4. Katib asy-Syurthah (sekretasis urusan kepolisian)
5. Katib al-Qadhi (sekretasis urusan kehakiman)

c. Al-Hijabah
Dalam masa daulah Umayah diadakan satu jabatan baru yang bernama a-lhijabah, yaitu
urusan pengawalan keselamatan khilafah. mungkin karena khawatir akan terulang peristiwa
pembunuhan terhadap Ali dan percobaan pembunuhan terhadap Muawiyah danAmr bin

indofira.co.id buku-on-line.com kumpulan-soal.com


Ash, maka diadakanlah penjagaan yang ketat sekali, sehingga siapapun tidak dapat
menghadap sebelum mendapat ijin dari pengawal (hujjab)

Hak Cipta PT. INDO FIRA GLOBAL


2. An Nidhamul Idari (organisasi tata usaha Negara)
Seperti telah diterangkan, bahwa organisasi tata usaha negara pada permulaan islam sangat
sederhana, tidak diadakan pembidangan usaha yang khusus, demikian juga pada masa dinasti
Umayah. organisasi tata usaha negara pada masa ini terdiri dari :
a. Ad Dawaawin
Untuk mengurus tata usaha pemerintahan, maka Daulah Umayah mengadakan empat buah
dewan yaitu : Diwanul Kharraj, Diwanur Rasail, Diwanul Musytaghilat al-Mutanauwi’ah dan
Diwanul Khatim
b. Al-Imarah Alal Buldan
Daulah Umayah membagi daerah Mamlakah Islamiyah kepada lima wilayah besar, yaitu :
1. Hijaz, yaman, Nejed (pedalaman Jzairah Arab)
2. Irak, Persia, Aman, Khurasan
3. Mesir, Sudan
4. Armenia, Azerbaijan, dan Asia kecil
5. Afrika Utara, Libya, Andalusia, Sicilia
Untuk tiap wilayah besar ini, diangkat seorang Amirul Umara (Gubernur Jenderal), yang
dibawahnya ada beberapa orang Amir (gubernur) yang mengepalai satu wilayah.
c. Barid
Organisasi pos diadakan dalam tata usaha negara islam semenjak Muawiyah memegang
jabatan khalifah. Setelah khalifah Abdul Malik bin Marwan berkuasa maka diadakan
perbaikan dalam organisasi pos.
d. Syurthah
Organisasi syurthah (kepolisian) dilanjutkan terus pada masa dinasti Umayah bahkan
disempurnakan. Pada mulanya organisasi kepolisian menjadi bagian dari organisasi
kehakiman yang bertugas melaksanakan perintah hakim dan keputusan-keputusan
pengadilan, dan kepalanya sebagai pelaksana al-hudud. tak lama kemudian organisasi
kepolisian terpisah dari kehakiman dan berdiri sendiri dengan tugas mengawasi kejahatan.
3. An Nidhamul Mali (organisasi keuangan atau ekonomi)
Sumber uang masuk pada masa daulah Umayah umumnya sama seperti di zaman permulaan
islam, di antaranya : Al-Dharaaib merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh warga negara.
Masharif Baitil Mal
4. An Nidhamul Harbi (organisasi pertahanan)
Oganisasi pertahanan pada masa daulah umayah sama seperti pada masa khalifah Umar,
hanya lebih disempurnakan. bedanya kalau pada masa khulafaur Rasyidin tentara Islam
adalah tentara sukarela, maka pada masa daulah umayah orang masuk tentara kebanyakan
dengan paksa atau setengah paksa, yang dinamakan nidhamut tajnidil ijbary (seperti undang-
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-4 -
undang wajib militer), seperti Angkatan laut.Pada masa khalifah Usman telah dimulai dibangun
angkatan laut islam tetapi sangat sederhana. setelah muawiyah memegang kendali negara
Islam, maka dibangunlah armada islam yang kuat dengan tujuan : (1) untuk mempertahankan
daerah-daerah islam dari serangan armada Romawi dan (2) untuk memperluas dakwah
islamiyah. Membentuk armada musim panas dan armada musim dingin
5. An Nidhamul Qadhai (organisasi kehakiman)
Di zaman Daulah Umayah, kekuasaan pengadilan telah dipisahkan dari kekuasaan politik.
Kehakiman pada zaman ini mempunyai ciri :
a. Bahwa seorang qadhi (hakim) memutuskan perkara dengan ijtihadnya karena pada waktu
itu belum ada lagi madzhab empat ataupun madzhab-madzhab lainnya. Pada masa itu,
para qadli menggali hukum sendiri dari al-kitab dan as-sunah dengan berijtihad.
Kehakiman belum terpengaruh dengan politik, karena para qadli bebas merdeka dengan
hukumnya, tidak terpengaruh dengan kehendak para pembesar yang berkuasa.
b. Para hakim pada zaman Umayah adalah manusia pilihan, yang bertakwa kepada Allah dan
melaksanakan hukum dengan adil, sementara para khalifah mengawasi gerak-gerik dan
perilaku mereka sehingga kalau ada yang menyeleweng terus dipecat.

Kekuasaan kehakiman di zaman ini dibagi ke dalam tiga badan :


1. Al-Qadla’ : tugasnya menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan agama.
2. Al-Hisbah : tugas al-Muhasib (kepala hisbah) biasanya menyelesaikan perkara-perkara
umum dan soaial pidana yang memerlukan tindakan cepat.
3. An-Nadhar fil-Madhalim, yaitu mahkamah tertinggi atau mahkamah banding.

C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

indofira.co.id buku-on-line.com kumpulan-soal.com


Pusat kegiatan ilmiah pada masa Dinasti Umayah adalah Kota Basrah dan Kufah di Irak.
Perkembangan ilmu pengetahuan itu ditandai dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan muslim dalam
berbagai bidang. Khalid binZayid bin Mu'awiyah adalah orang pertama yang menerjemahkan buku
tentang astronomi, kedokteran dan kimia. Disamping itu, Khalid bin Yazid merupakan seorang

Hak Cipta PT. INDO FIRA GLOBAL


penyair dan orator yang terkenal.

Pada masa pemerintahannya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz , sering mengundang para ulama dan
fuqaha untuk mengkaji ilmu dalam berbagai majlis. Ulama-ulama lain yang muncul pada waktu itu
adalah Hasan al Basri, Ibnu Shihab az Zuhri dan Wasil bin Ata.

Pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa
administrasi negara. Penggunaan bahasa arab yang makin luas membutuhkan suatu panduan
kebahasaan yang dapat dipergunakan oleh semua golongan. Hal itu mendorong lahirnya seorang
bahasawan yang bernama Sibawaihi. Ia mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah
bahasa Arab yang berjudul al-kitab. Buku tersebut bahkan termashur hingga saat ini.

Bidang kesusastraan juga mengalami kemajuan.Hal itu ditandai dengan munculnya sastrawan-
sastrawan berikut ini :
1. Qays bin Mulawwah , termasyhur dengan sebutan Laila Majnun ( wafat 699 M)
2. Jamil al-Uzri ( wafat 701 M ).
3. al Akhtal ( wafat 710 M )
4. Umar bin Abi Eabi'ah ( wafat 719 )
5. al Farazdaq ( wafat 732 M )
6. Ibnu al Muqaffa ( wafat 756 M )
7. Jarir ( wafat 792 M ).

Pada masa dinasti Umayah, pembangunan fisik juga mendapat perhatian besar. Dengan
berpindahnya pusat kekuasaan keluaar dari Jazirah Arab, pembangunan fisik juga tidak terpusat
di Jazirah Arab saja. Usaha yang dilakukan oleh Dinasti Umayah dalam kaitannya dengan
keberadaan bangsawan bersejarah adalah :
1. Mengubah Katedral St.John di Damaskus menjadi Masjid
2. Menggunakan Katedral Hims sebagai Masjid
3. Merenovasi Masjid Nabawi
4. Membangun Istana Qusyr Amrah dan Istana al Musatta yang digunakan sebagai tempat
peristirahatan di padang pasir.
Bukti-bukti peninggalan tersebut menunjukkan bahwa pada masa Dinasti Umayah umat Islam
sudah mencapai tingkat peradaban yang tinggi.

D. Sekilas tokoh-tokoh bani umayyah


Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-5 -
1. Muawiyah bin Abi Sofyan
a. Biografi Muawiyah bin Abi Sofyan
Muawiyah bin Abi Sofyan dilahirkan sekitar 15 tahun sebelum Nabi Muhammad dan
Pengikutnya hijrah ke Madinah. Muawiyah merupakan pendiri sekaligus khalifah pertama
pada bani Umayyah.

Ciri-ciri beliau berkulit Putih, berbadan tegap, tampan, berwibawa, bersikap ibarat raja, suka
bergaya hidup mewah, makanan yang lezat dan suka akan kebersihan.Beliau masuk Islam
pada hari penaklukan kota Mekah bersama penduduk kota Mekah lainnya. Setelah masuk
Islam Rasulullah Saw., berusaha membuat agar Muawiyah lebih akrab dengan beliau. Dam
ternyata Muawiyah memiliki sifat-sifat sabar, cerdik, toleran, pandai mengendalikan diri,
serta pemberi maaf. Dari sifat-sifat itu Rasulullah Saw., mengangkat Muawiyah menjadi
anggota dari sidang penulis wahyu. Sikap optimis selalu memandang ke depan membuat
Muawiyah tidak pernah mengalami kegagalan dalam urusan yang diinginkan, baik ketika
menjabat khalifah selama 20 tahun. Kegagalan yang pernah dialami Khalifah Muawiyah
adalah ketika menaklukan kota Konstanti Nopel. Khalifah Muawiyah juga dikenal sebagai
tokoh yang pandai dalam menarik perhatian musuh-musuhnya dan para penantangnya,
yaitu dengan kesabaran dan kewibawaan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad kepada
orang-orang yang baru masuk Islam. Dalam diri Khalifah Muawiyah terdapat semboyan,"
Aku tidak akan menggunakan pedangku selama cambukku masih cukup, aku tidak akan
menggunakan cambukku selama lidahku masih bisa mengatasi".
b. Usaha-usaha Mu’awiyah bin Abi Sofyan
Beberapa Usaha di dalam pemerintahan dalam rangka mempertahankan kekuasaan
Mu’awiyah adalah memperluas wilayah kekuasaan dan mempersiapkan putra mahkota

indofira.co.id buku-on-line.com kumpulan-soal.com


sebagai pengganti khalifah berikutnya.
1). Perluasan Wilayah
Mu’awiyah menerapkan politik perluasan wilayah kekuasaan dalam rangka dakwah

Hak Cipta PT. INDO FIRA GLOBAL


Islam, sehingga ketika ia memerintah kaum muslimin mampu menaklukan daerah-
daerah yang potensial, misalnya Turki, dan Armenia yang merupakan daerah
kekuasaan Bizantium. Kemudian didukung kemampuan pasukan maritim yang tangguh
dan merupakan pasukan yang paling hebat ketika itu, Mu’awiyah mampu menguasai
Laut Tengah.Selain itu, berkat kekuatan pasukan angkatan laut Mu’awiyah tersebut,
akhirnya pulau Kreta masuk dalam kekuasaan kaum Muslimin. Demikian pula Pulau
Arkabi yang berada di antara Yunani dan Turki. Setelah mengadakan penyerangan
kedua pulau itu, Armada pasukan Mu’awiyah melanjutkan invansi ke arah barat untuk
menguasai daratan Afrika Utara.Pasukan Mu’awiyah juga berjaya di wilayah timur
dengan keberhasilannya menaklukan Thakhanistan, Sajistan, dan Quhistan di daratan
Asia Tengah, serta Sirt, Mogadishu, Tarablis, dan Qawairuwan di daerah Afrika.
2). Pengangkatan Putra mahkota
Segera setelah menjadi khalifah. Mu’awiyah telah mempersiapkan putranya yang
bernama Yazid untuk menjadi putra mahkota yang kelak akan menjadi khalifah setelah
dia turun tahta. Setrategi yang diterapkannya adalah melakukan lobi politik kepada
tokoh-tokoh yang berpengaruh, misalnya para pemuka masyarakat dari berbagai
kalangan.Meski demikian upaya itu masih ditentang oleh beberapa pihak yang kurang
sependapat dengan rencana itu. Penentang itu berasal dari para pemuka agama,
misalnya Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin Abu Bakar, Husen bin Ali, Abdullah bin
Zubair, dan Abdullah bin Abbas.
Para pemuka agama itu tidak menghendaki pengangkatan khalifah dilakukan dengan
cara tunjukan atau turun-temurun, tetapi harus dilaksanakan dengan cara
musyawarah, sehingga tidak menyimpang dari pergantian pimpinan yang telah
dilaksanakan oleh Khulafaur Rasyidin. Pertimbangan para sahabat dekatnya itu
disebabkan karakter Yazid kurang mendukung bila ditetapkan sebagai putra mahkota.
Sifat Yazid yang menjadi kelemahannya adalah tidak pernah serius terhadap segala
sesuatu dan meremehkan segala urusan. Adapun sifat yang tidak sesuai dengan
syarat sebagai pemimpin adalah akhlak Yazid sangat tidak terpuji, sering bermabuk-
mabukan, tidak istiqamah dalam beribadah, zalim, dan pemboros.

c. Jasa-jasa Mu’awiyah bin Abi Sofyan


Jasa-jasa Mu’awiyah selam hidupnya, dalam rangka mengangkat hakikat dan martabat
kaum muslim cukup banyak. Selama kepemimpinannya, umat Islam mampu disatukan
dalam menjaga keamanan Negara. Bukti keberhasilannya itu antara lain bahwa selama dia
berkuasa, tidak pernah terjadi pemberontakan yang cukup berarti, kecuali penentang yang
dilakukan oleh golongan Khawarij. Selama 19 tahun berkuasa, Mu’awiyah mampu
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-6 -
menciptakan suasana yang aman dan terkendali. Suasana kondusif itu sebagai hasil dari
kemampuannya meredam pihak-pihak yang berusaha melawan kekuasaannya. Upaya-
upaya gangguan dan ancaman yang dilancarkan oleh para penentangnya dapat dipatahkan
dengan mudah. Dengan keamanan dalam negeri itu maka Mu’awiyah berhasil memperluas
daerah kekuasaan Islam.Jasa-jasa yang ditorehkan oleh Mu’awiyah antara lain membentuk
dinas pos, membangun istana, serta membentuk lembaga Pendidikan, lembaga kementrian
dan lembaga keuangan Negara. Dalam sejarah pemerintahan secara umum, Mu’awiyah
diakui sebagai pembaharu sistem pertahanan kekuasaan Islam.

2. Meneladani Kepribadian Umar bin Abdul Aziz


Umar bin Abdul Aziz merupakan Khalifah Dinasti Umayyah yang membawa Daulah Umayyah
mencapai puncak kejayaan. Menurut para ahli sejarah, gaya kepemimpinannyamirip dengan
gaya kepemimpinan khulafaur Rasyidin. Dialah satu-satunya khalifah Bani Umayyah yang tidak
dicela oleh para khalifah Bani Umayyah pada masa selanjutnya.
a. Biografi Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada tahun 63H/683M dan wafat di Dair Sym’an,
Syuriah pada tahun 101H/720M. Nama lengkapnya adalah Abu Hafes Umar bin Abdul Aziz
bin Marwan bin Hakam bin As bin Umayyah bin Abd Syams. Ia adalah keturunan Umar bin
Khattab melalui ibunya yang bernama, Laila Ummu Asim binti Asim bin Umar bin Khattab.
Ia lahir ketika ayahnya Abdul Aziz menjadi Gubernur di Mesir.

Umar menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah hingga ayahnya wafat tahun
85H/704M. Kemudian pamanya yang bernama Abdul Malik bin Marwan membawanya ke
Damaskus dan menikahkanya dengan putrinya, Fatimah. Umar bin Abdul Aziz memperoleh

indofira.co.id buku-on-line.com kumpulan-soal.com


pendidikan di Madinah, yang pada waktu itu merupakan pusat ilmu pengetahuan dan
gudang para ulama Hadist dan Tafsir. Pendidikan yang diperolehnya sangat mempengaruhi
kehidupan pribadinya dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan kepadanya.

Hak Cipta PT. INDO FIRA GLOBAL


Pada masa pemerintahan Alwalid bin Abdul Malik, Umar bin abdul Aziz diangkat menjadi
Gubernur Hijaz yang berkedudukan di Madinah. Ketika itu ia baru berusia 24 tahun. Ketika
Masjid Nabawi dibongkar atas perintah Alwalid bin Abdul Malik untuk diganti dengan
bangunan baru yang lebih indah, Umar bin Abdul Aziz dipercaya sebagai pengawas
pelaksanaan pembangunan itu.

Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai gubernur yang adil, bijaksana, mengutamakan dan
memperhatikan kepentingan rakyat, serta mau mendiskusikan berbagai masalah penting
yang berkaitan dengan Agama, urusan rakyat, dan pemerintahan. Umar bin Abdul Aziz
berdasarkan wasiat Khalifah dinasti Umayyah sebelumnya yaitu Sulaiman bin Abdul Malik.
Setelah menjadi khalifah, beliau meninggalkan cara hidup bermewah-mewahan dan
melakukan cara hidup yang sederhana. Umar bin Abdul Aziz mengembalikan semua harta
yang ada pada dirinya ke Baitul Mal. Beliau mengharamkan atas dirinya untuk mengambil
apapun dari Baitul Mal.
b. Usaha-usaha Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Pada saat Khalifah Umar bin abdul Aziz menjadi khalifah, beliau melakukan beberapa
usaha antara lain
a) Bidang Agama
Pada bidang ini usaha yang dilakukan adalah
1) Menghidupkan kembali ajaran Al Qur’an dan Sunah Nabi
2) Menerapkan hukum Syari’ah Islam secara serius dan sistematis
3) Mengadakan kerja sama dengan ulama-ulama besar seperti, Hasan Al Basri dan
Sulaiman bin Umar
4) Memerintahkan kepada Imam Muhammad bin Muslim Bin Syihab Az-Zuhri
mengumpulkan hadist-hadist untuk ditulis
b) Bidang Pengetahuan
Dalam bidang ini usaha yang dilakukan adalah memindahkan sekolah kedokteran yang
ada di Iskandariah (Mesir) ke Antakya (Turki) dan Harran (Turki).
c) Bidang Sosial Politik
Dalam bidang ini usaha yang dilakukan adalah Menerapkan prinsip politik yang
menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan yang lebih utama dari segalanya.
1) Melihat secara langsung cara kerja para gubernur dengan cara mengirim utusan ke
berbagai negeri.
2) Memecat gubernur yang tidak taat menjalankan agama dan bertindak dzolim
terhadap rakyat.
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-7 -
d) Bidang Ekonomi
Usaha yang dilakukan dalam bidang ekonomi adalah
1) Mengurangi beban pajak yang dipungut dari kaun nasrani
2) Menghentikan Jizyah (pajak) dari umat islam
3) Membuat aturan mengenai timbangan dan takaran
4) Membasmi kerja paksa
5) Memperbaiki tanah pertanian, irigasi, penggalian sumur-sumur dan pembangunan
jalan.
6) Menyediakan tempat penginapan bagi musyafir
7) Menyantuni fakir miskin

f) Bidang Dakwah dan Perluasan wilayah


Khalifah Umar bin abdul Aziz melakukan perluasan wilayah melalui dakwah amar ma’ruf
dan nahi munkar, dengan cara yang bijak dan lemah lembut. Umar bin Abdul Aziz
mengganti kebiasaan mencela nama Ali bin Abi Thalib dalam Khutbah Jum’at dan
mengganti dengan pembacaan firman Allah SWT. dalam Surat An Nahl:90 yang artinya
“sesungguhnya Allah SWT. menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah SWT. melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar dapat kamu mengambil pelajaran”.
c. Jasa-jasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz
1. Menciptakan perdamaian yang dilandasi ajaran Islam
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
3. Melindungi hak asasi manusia
4. Menyusun undang-undang tentang pertahanan

indofira.co.id buku-on-line.com kumpulan-soal.com


5. Membangun tanah pertanian lengkap dengan pengairan
6. Membangun masjid-masjid sebagai syiar Islam
7. Menyediakan dana khusus untuk menolong orang-orang miskin

Hak Cipta PT. INDO FIRA GLOBAL


8. Melakukan pembukuan terhadap hadis-hadis Nabi Muhammad Saw.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintah selama dua setengah tahun. Waktu yang relatif lama
ia gunakan untuk membuat kebijaksanaan di berbagai bidang. Dalam melaksanakan
kebijaksanaannya, ia tidak memanfaatkan kebijaksanaan itu untuk memperkaya diri. Ia bahkan
menerapkan pola hidup sederhana.

Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-8 -

Anda mungkin juga menyukai