Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala
yang dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai. Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy banyak yang
menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari batu, kayu dan logam.
Menurut Ibnu Kalbi yang menyebabkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang
siapa yang meninggalkan kota Mekkah harus membawa batu yang diambil dari batu-batu yang ada di
tanah Haram Ka’bah. Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan
untuk memperlihatkan cinta mereka terhadap kota Mekkah. Kemudian di setiap tempat persinggahan,
mereka meletakan batu itu dan bertawaf mengelilinginya seperti mengelilingi Ka’bah. Proses ini
berlangsung terus menerus dan akhirnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.
Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Pasukan
yang dipimpin oleh Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah datang ke Mekkah dan berhasil
mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala besar bernama
Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam:
1. Menyembah Malaikat, di antara bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan menuhankan
Malaikat. Di kota Mekkah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa Malaikat itu
adalah putera-puteri Tuhan
2. Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin dan ruh-ruh
leluhur mereka atau menganggap batu-batu sebagai makluk yang terhormat. Bahkan di suatu
tempat jin yang terkenal dengan nama ”Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang
di tempat itu agar selamat dan terhindar dari segala bencana.
3. Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang adalah matahari, bulan dan bintang-
bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari, mereka menganggap bintang-bintang
tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
4. Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala atau arca arca yang terbuat dari
batu, kayu dan logam yang mereka buat sendiri dan dengan selera mereka sendiri uantuk
kemudian mereka sembah.
5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agama Yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM,
mula – mula di Mesir pada zaman Nabi Musa as.
Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira abad ke-4 M, agama Nasrani
berkembang di Jazirah Arab karena mendapat bantuan dari kerajaan Romawi dan Habsyi.
Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara lain:
1). Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular menggigit usus
manusia.
2). Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan keyakinan untuk menambah
kekuatan.
3). Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor
kambing.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang. Mereka dinamakan Ahlul
Hadhar, kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam
perdagangan. Oleh karena itu, bangsa Arab Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan.
Mereka melakukan perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada
musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. Di kota Mekkah terdapat pusat perdagangan, yaitu
pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan- bulan tertentu, seperti Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram.
Dalam bidang sosial politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan
yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir, yang
mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu.
Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.
Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan.
Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan
masyarakat Arab pada waktu itu. Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah
astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu
negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa Arab belajar banyak ilmu
astronomi. Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela pendirian.
Mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya,
tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan
tamu.
Di samping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan bahasa
yang indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu mereka mendapat derajat tinggi seperti
para penyair. Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan majelis
atau nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar berita
dan lain sebagainya. Seperti: Nadi Quraisy dan DarunNadwah yang berdiri di samping Ka’bah
sebagian dari dakwah mereka. Begitulah seorang ahli sejarah Islam, Ahmad Amin seorang
sejarahwan islam memberi definisi tentang kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum
Islam yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun telah
diketahui bahwa itu benar. Jadi jahiliyah bukanlah Jahl yang berarti bodoh.
B. DINASTI UMAYYAH
1. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayah
Pengertian kata Bani menurut bahasa berarti anak, anak cucu atau keturunan. Dengan demikian
yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Bani Umayah bin Abdu
Syams dari satu keluarga. Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan
semuanya berasal dari satu keturunan. Dengan demikian, Dinasti Umayah adalah keturunan raja-
raja yang memerintah yang berasal dari Bani Umayah.
Adapun istilah lain yang sering digunakan adalah kata Daulah, yang berarti kekuasaan,
pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Bani Umayah adalah negara yang
diperintah oleh Dinasti Umayah yang raja-rajanya berasal dari Bani Umayah.
Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41H/661 M di Damaskus dan
berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah bin Abu Shofyan adalah seorang politisi
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-2 -
handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur Syam pada zaman Khalifah Ustman bin
Affan cukup mengantarkan dirinya mampu mengambil alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali
Bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Hasan bin Ali menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi
kepada Muawiyah bin Abu Sofyan dalam peristiwa Ammul Jama’ah. Peristiwa penyerahan
kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abu Sufyan itu terkenal dengan sebutan Amul
Jama'ah atau tahun penyatuan . Peristiwa itu terjadi pada tahun 661 M. Sejak itu, secara resmi
pemerintahan Islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia kemudian memindahkan pusat
kekuasaan dari Madinah ke Damaskus ( Suriah ).
Oleh karena itu Muawiyah bin Abu Sofyan dinyatakan sebagai pendiri Dinasti Bani Umayah.
Dilihat dari sejarahnya Bani Umayah memang begitu kental dengan kekuasaannya, terutama pada
masa zaman jahiliyah. Dalam setiap persaingan, ternyata Bani Umayah selalu lebih unggul
dibandingkan keluarga Bani Hasyim. Hal ini disebabkan Bani Umayah memiliki unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Umayah berasal dari keturunan keluarga bangsawan
2. Umayah memiliki harta yang cukup
3. Umayah memiliki 10 anak yang terhormat dan menjadi pemimpin di masyarakat, di antaranya
Harb, Sufyan, dan Abu Sufyan.
Sebagaimana yang disebut-sebut dalam sejarah, bahwa Abu Sofyan merupakan pemimpin
pasukan Quraisy melawan Nabi Muhammad SAW pada Perang Badar Kubra.
Keluarga Bani Umayah masuk Islam ketika terjadi Fathul Makkah pada tahun ke-8 H. Abu Sofyan
diberi kehormatan untuk mengumumkan pengamanan Nabi SAW, yang salah satunya adalah
barang siapa masuk ke dalam rumahnya maka amanlah dia, masuk kedalam Masjidil Haram dan
b. Al-Kitabah
Seperti halnya pada masa permulaan islam, maka dalam masa daulah Umayah dibentuk
semacam dewan sekretariat negara (Diwaanul kitabah) untuk mengurus berbagai urusan
pemerintahan. karena dalam masa ini urusan pemerintahan telah menjadi lebih banyak,
maka ditetapkan 5 orang sekretaris yaitu :
1. Katib Ar-Rasail (sekretaris urusan persuratan)
2. Katib al-Kharraj (sekretaris urusan kuangan / pajak)
3. Katib al-Jund (sekretaris urusan ketentaraan)
4. Katib asy-Syurthah (sekretasis urusan kepolisian)
5. Katib al-Qadhi (sekretasis urusan kehakiman)
c. Al-Hijabah
Dalam masa daulah Umayah diadakan satu jabatan baru yang bernama a-lhijabah, yaitu
urusan pengawalan keselamatan khilafah. mungkin karena khawatir akan terulang peristiwa
pembunuhan terhadap Ali dan percobaan pembunuhan terhadap Muawiyah danAmr bin
Pada masa pemerintahannya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz , sering mengundang para ulama dan
fuqaha untuk mengkaji ilmu dalam berbagai majlis. Ulama-ulama lain yang muncul pada waktu itu
adalah Hasan al Basri, Ibnu Shihab az Zuhri dan Wasil bin Ata.
Pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa
administrasi negara. Penggunaan bahasa arab yang makin luas membutuhkan suatu panduan
kebahasaan yang dapat dipergunakan oleh semua golongan. Hal itu mendorong lahirnya seorang
bahasawan yang bernama Sibawaihi. Ia mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah
bahasa Arab yang berjudul al-kitab. Buku tersebut bahkan termashur hingga saat ini.
Bidang kesusastraan juga mengalami kemajuan.Hal itu ditandai dengan munculnya sastrawan-
sastrawan berikut ini :
1. Qays bin Mulawwah , termasyhur dengan sebutan Laila Majnun ( wafat 699 M)
2. Jamil al-Uzri ( wafat 701 M ).
3. al Akhtal ( wafat 710 M )
4. Umar bin Abi Eabi'ah ( wafat 719 )
5. al Farazdaq ( wafat 732 M )
6. Ibnu al Muqaffa ( wafat 756 M )
7. Jarir ( wafat 792 M ).
Pada masa dinasti Umayah, pembangunan fisik juga mendapat perhatian besar. Dengan
berpindahnya pusat kekuasaan keluaar dari Jazirah Arab, pembangunan fisik juga tidak terpusat
di Jazirah Arab saja. Usaha yang dilakukan oleh Dinasti Umayah dalam kaitannya dengan
keberadaan bangsawan bersejarah adalah :
1. Mengubah Katedral St.John di Damaskus menjadi Masjid
2. Menggunakan Katedral Hims sebagai Masjid
3. Merenovasi Masjid Nabawi
4. Membangun Istana Qusyr Amrah dan Istana al Musatta yang digunakan sebagai tempat
peristirahatan di padang pasir.
Bukti-bukti peninggalan tersebut menunjukkan bahwa pada masa Dinasti Umayah umat Islam
sudah mencapai tingkat peradaban yang tinggi.
Ciri-ciri beliau berkulit Putih, berbadan tegap, tampan, berwibawa, bersikap ibarat raja, suka
bergaya hidup mewah, makanan yang lezat dan suka akan kebersihan.Beliau masuk Islam
pada hari penaklukan kota Mekah bersama penduduk kota Mekah lainnya. Setelah masuk
Islam Rasulullah Saw., berusaha membuat agar Muawiyah lebih akrab dengan beliau. Dam
ternyata Muawiyah memiliki sifat-sifat sabar, cerdik, toleran, pandai mengendalikan diri,
serta pemberi maaf. Dari sifat-sifat itu Rasulullah Saw., mengangkat Muawiyah menjadi
anggota dari sidang penulis wahyu. Sikap optimis selalu memandang ke depan membuat
Muawiyah tidak pernah mengalami kegagalan dalam urusan yang diinginkan, baik ketika
menjabat khalifah selama 20 tahun. Kegagalan yang pernah dialami Khalifah Muawiyah
adalah ketika menaklukan kota Konstanti Nopel. Khalifah Muawiyah juga dikenal sebagai
tokoh yang pandai dalam menarik perhatian musuh-musuhnya dan para penantangnya,
yaitu dengan kesabaran dan kewibawaan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad kepada
orang-orang yang baru masuk Islam. Dalam diri Khalifah Muawiyah terdapat semboyan,"
Aku tidak akan menggunakan pedangku selama cambukku masih cukup, aku tidak akan
menggunakan cambukku selama lidahku masih bisa mengatasi".
b. Usaha-usaha Mu’awiyah bin Abi Sofyan
Beberapa Usaha di dalam pemerintahan dalam rangka mempertahankan kekuasaan
Mu’awiyah adalah memperluas wilayah kekuasaan dan mempersiapkan putra mahkota
Umar menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah hingga ayahnya wafat tahun
85H/704M. Kemudian pamanya yang bernama Abdul Malik bin Marwan membawanya ke
Damaskus dan menikahkanya dengan putrinya, Fatimah. Umar bin Abdul Aziz memperoleh
Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai gubernur yang adil, bijaksana, mengutamakan dan
memperhatikan kepentingan rakyat, serta mau mendiskusikan berbagai masalah penting
yang berkaitan dengan Agama, urusan rakyat, dan pemerintahan. Umar bin Abdul Aziz
berdasarkan wasiat Khalifah dinasti Umayyah sebelumnya yaitu Sulaiman bin Abdul Malik.
Setelah menjadi khalifah, beliau meninggalkan cara hidup bermewah-mewahan dan
melakukan cara hidup yang sederhana. Umar bin Abdul Aziz mengembalikan semua harta
yang ada pada dirinya ke Baitul Mal. Beliau mengharamkan atas dirinya untuk mengambil
apapun dari Baitul Mal.
b. Usaha-usaha Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Pada saat Khalifah Umar bin abdul Aziz menjadi khalifah, beliau melakukan beberapa
usaha antara lain
a) Bidang Agama
Pada bidang ini usaha yang dilakukan adalah
1) Menghidupkan kembali ajaran Al Qur’an dan Sunah Nabi
2) Menerapkan hukum Syari’ah Islam secara serius dan sistematis
3) Mengadakan kerja sama dengan ulama-ulama besar seperti, Hasan Al Basri dan
Sulaiman bin Umar
4) Memerintahkan kepada Imam Muhammad bin Muslim Bin Syihab Az-Zuhri
mengumpulkan hadist-hadist untuk ditulis
b) Bidang Pengetahuan
Dalam bidang ini usaha yang dilakukan adalah memindahkan sekolah kedokteran yang
ada di Iskandariah (Mesir) ke Antakya (Turki) dan Harran (Turki).
c) Bidang Sosial Politik
Dalam bidang ini usaha yang dilakukan adalah Menerapkan prinsip politik yang
menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan yang lebih utama dari segalanya.
1) Melihat secara langsung cara kerja para gubernur dengan cara mengirim utusan ke
berbagai negeri.
2) Memecat gubernur yang tidak taat menjalankan agama dan bertindak dzolim
terhadap rakyat.
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-7 -
d) Bidang Ekonomi
Usaha yang dilakukan dalam bidang ekonomi adalah
1) Mengurangi beban pajak yang dipungut dari kaun nasrani
2) Menghentikan Jizyah (pajak) dari umat islam
3) Membuat aturan mengenai timbangan dan takaran
4) Membasmi kerja paksa
5) Memperbaiki tanah pertanian, irigasi, penggalian sumur-sumur dan pembangunan
jalan.
6) Menyediakan tempat penginapan bagi musyafir
7) Menyantuni fakir miskin
Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintah selama dua setengah tahun. Waktu yang relatif lama
ia gunakan untuk membuat kebijaksanaan di berbagai bidang. Dalam melaksanakan
kebijaksanaannya, ia tidak memanfaatkan kebijaksanaan itu untuk memperkaya diri. Ia bahkan
menerapkan pola hidup sederhana.
Pemesanan = 082 335 581 340 Panduan Sukses UM-PTKIN 2019 | indofira.co.id |
-8 -