Anda di halaman 1dari 30

Kondisi Bangsa Arab Pra-Islam

Bangsa Arab pra-Islam biasanya disebut Arab jahilyah. Bangsa yang belum
berperadaban, bodoh dan tidak mengenal aksara. Namun, bukan berarti tidak seorang pun
dari penduduk masyarakat Arab yang tidak mampu membaca dan menulis, karena beberapa
orang sahabat Nabi diketahui sudah mampu membaca dan menulis sebelum mereka masuk
Islam. Ibnu Saad mengatakan, "Bangsa Arab jahiliyah dan permulaan Islam menilai bahwa
orang yang sempurna adalah yang dapat menulis, berenang, dan melempar panah"." Bahkan
Ibnu Habib al-Baghdadi sempat menulis nama-nama bangsawan pada masa jahiliyah dan
permulaan Islam." Hanya saja baca tulis ketika itu belum menjadi tradisi, tidak dinilai
penting, tidak pula menjadi tolak ukur kepintaran dan kecendikiaan seseorang."

Secara asal-muasalnya masyarakat keturunan Arab terbagi menjadi dua golongan


besar. Pertama, berasal dari keturunan Qathan yaitu golongan Qathaniyun yang berada
bewilayah di bagian Selatan, Kedua, dari keturunan Ismail bin Ibrahim vaitu golongan
Adnaniyun yang berada di wilayah bagian Utara. Tetapi, dalam perjalanannya, kedua
golongan ini saling berbaur akibat dari perpindahan penduduk Jauh sebelum kedatangan
Islam, jazirah Arab bagian Utara telah jazirah Arab terus berlanjut sampai datangnya Islam.
Berdasarkan kabar dari sebagian sejarawan bahwa pada ditemukan tradisi baca tulis. Tradisi
tulis menulis saat datangnya Islam di Mekah hanya terdapat tujuh belas orang yang dapat
menulis. Namun kabar itu menurut Azami belum lengkap mengingat Mekah merupakan kota
kosmopolitan, pasar barter, dan persimpangan jalan yang dilalui para kafilah. Lagi pula, data
yang dikemukakan ternyata belum memasukkan sejumlah nama yang juga dikenal memiliki
kemampuan tulis menulis. Meskipun sumbernya benar. Shubhiy al- Shalih berpendapat
bahwa kabar ini pasti bukan berdasarkan hasil penelitian yang komprehensif, melainkan
hanya perkiraan yang masih samar samar

Apalagi jika mau menengok kembali sejarah peradaban dan sastra Arab pra Islam,
maka dapat diperkirakan bahwa jumlah orang Arab yang melek huruf, tentu lebih banyak
lagi." Bangsa Arab, terutama Arab bagian Utara, dikenal sebagai orang-orang yang memiliki
kemampuan tinggi dalam menggubah sebuah syair. Syair-syair itu diperłombakan kemudian
yang unggul ditulis dan digantungkan di dinding Ka'bah. Melalui tradisi sastra tersebut,
diketahui bahwa peristiwaperistiwa besar dan penting secara faktual ikut memberi pengaruh
serta mengarahkan perjalanan sejarah mereka. Nilai- nilai yang terkandung dalam peristiwa-
peristiwa penting itu, mereka abadikan dengan berbagai cara, seperti kisah, dongeng, nasab,
nyanyian dan syair." Orang Arab pra-Islam dan awal belum Islam, tidak sejarah. Peristiwa-
peristiwa sejarah disimpan dalam ingatan mereka. kebangkitan atau menulis Bukan hanya
karena mereka buta aksara, tetapi juga karena mereka beranggapan bahwa kemampuan
mereka lebih terhormat. Semua peristiwa sejarah itu düngat dan diceritakan berulagulang
secara turun-temurun. Demikian pula dengan hadis- hadis Nabi.

Dalam tradisi keilmuwan Islam, ilmu sejarah dianggap sebagai ilmu- ilmu
keagamaan karena pada awalnya terkait erat dengan ilmu hadis. Seperti pada masa pra Islam
dan awal Islam Bangsa Arab tidak mencatat sejarah mereka. Mereka menyimpan catatan itu
dalam bentuk hafalan, hal ini dikarenakan mereka tidak mengenal tulisan, tapi tradisi lisan
lebih dihargai dan diutamakan ketimbang tradisi tulisan. Karena itu sejarah awal Bangsa
Arab hanya berupa ungkapan mengenai berbagai peristiwa dan perperangan yang disimpan
dalam bentuk hafalan dan dirransfer ke pihak lain melalui tradisi lisan." Jika dilihat pada
konteks lain, sosial- politik pra-Islam sangat rendah dan tidak berkembang. Apalagi dalam
konteks ini, masyarakat Arab pra-Islam telah terbentuk kabilah. Kemudian dari beberapa
kabilah terbentuknya suku. Jadi, sebetulnya pada masa Arab pra-Islam sudah terbentuk
identitas masyarakat Arab itu sendiri. Nanmun, karena penekanannya pada hubungan
kesukuan yang kuat, kesetian terhadap suku harus dijaga dan solidaritas yang tinggi, maka
sering terjadi kekacauan dan peperangan diantara suku-suku yang ada.

Masyarakat Arab pra-Islam merupakan kancah peperangan terus menerus.


Sehingga kebudayaan mereka tidak berkembang. Itulah salah-satu penyebab bahan- bahan
sejarah Arab pra-Islam sangat langkah untuk ditemukan di dunia Arab dan dalam bahasa
Arab. Pengetahuan tentang Arab pra-Islam diperoleh melalui syair- syair yang beredar di
kalangan para perawi syair. Contohnya, pada masa pra-Islam di selalu diadakan perlombaan
pasar Ukaz, kemudian syair-syair yang syair dinyatakan menang langsung digantung di
dinding Ka'bah oleh panitianya. Walaupun syair-syair yang melalui tradisi lisan, tetapi tetap
menekankan pada unsur fakta. Terlepas dari kondisi lingkungannya, sedapat-dapatnya tidak
mengalami perubahan dalam proses berfikir manusia. 1" Jadi, masyarakat Arab pra-Islam
memiliki tradisi atau kebiasaan tersendiri untuk mengukir semua sejarah yang ada
A. Kepercayaan Masyarakat Sebelum Islam

Pada awalnya, masyarakat Makkah adalah penganut agama tauhid yang dibawa
oleh Nabi Ibrahim as. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail as. Perjalanan
hidup Nabi Ibrahim, Siti Hawa (istrinya), dan Nabi Ismail (putranya) membuahkan
sejumlah ajaran dan kebudayaan Islam yang sampai sekarang terpelihara, seperti Ka’bah,
maqam Ibrahim, dan peristiwa qurban. Bahkan Proses perjalanan kehidupan keluarga ini
dinapaktilasi oleh umat Islam dalam salah satu rukun haji.

Setelah Nabi Ismail as. wafat, masyarakat Makkah mulai pindah menyembah selain
Allah. Proses perpindahan kepercayaan itu berawal dari Amir bin Lubai Dia melihat
penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala. Dia tertarik untuk
mempelajari dan mempraktikannya di Makkah.

Dia mengajarkan kepada masyarakat Makkah cara menyembah berhalah.


Sehingga masyarakat menyakini bahwa berhala adalah perantara untuk mendekatkan diri
kepada tuhannya. Sejak itulah mereka mulai membuat berhala-berhala

sehinga mencapai 360 berhala yang diletakkan mengelilingi Ka’bah. Dan mulailah
kepercayaan baru masuk ke masyarakat Makkah dan kota Makkah menjadi pusat
penyembahan berhala. Ketika melaksanakan haji, bangsa Arab melihat berhala-berhala di
sekitar Ka’bah. Mereka bertanya alasan menyembah berhala. Para Pembesar menjawab
bahwa berhala-berhala tersebut merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan. Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya dan meniru cara ibadah Arab.

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad dari Ibnu Abbas, yang
berbunyi: “Patung-patung yang ada pada zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung
yang disembah pula dikalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wudd adalah berhala
yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail.
Masa itu disebut masa Jahiliyyah. Jahiliyyah bukan berarti mereka bodoh dari
keilmuannya, namun mereka bodoh dari keimanan kepada Allah seperti yang diajarkan
oleh Nabi Ibrahim as.. Mereka menyimpangkan ajaran-ajaran Nabai Ibrahim as. Adapun
faktor-faktor penyebab penyimpangan tersebut adalah:

1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka
membutuhkan.

2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala
kabilah nenek moyang mereka.

3. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana
mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan.

Disamping kepercayaan terhadap penyembahan berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang
di Makkah, yaitu:

a. Menyembah Malaikat

Sebagian masyarakat Arab menyembah dan menuhankan malaikat. Bahkan sebagian


beranggapan malaikat adalah putri Tuhan.

b. Menyembah Jin, Ruh, atau hantu

Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan
sesajian berupa kurban binatanag sebagai bahan sajian agar mereka terhindar dari bahaya dan
bencana4

B. Kondisi Sosial Masyarakat


Pada zaman dulu, kondisi sosial masyarakat Arab sebelum datangnya Islam
meluputi kebiasaan-kebiasaan masyarakat, hubungan masyarakat satu dengan yang
lainn dan tradisi yang telah ada di masyarakat Arab ebelum datanynya Islam. Pada
Msyarakat Arab terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu penduduk Kota dan
penduduk Gurun. Penduduk kota lebih memilih untuk menetap. Hal ii karena mereka
mengerti cara mengelola tanah pertanian dan mengetahui cara berdagang. Sedangkan
penduduk Gurun, mereka berpindah-pidah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Kebiasaan penduduk Gurun ialah mendirikan tenda atau berkemah, mengendarai
Unta, mengembara domba, berburu dan menyerang musuh. Mereka beranggapan
bahwa pekerjaan seperti in lebih pantas untuk seorang laki-laki. Hal ini menyebabkan
sering terjadi perang antar suku dalam penduduk Gurun.
Dalam hal kepemimpinan di zaman Jahilliyah, masyarakat telah terpecah
menjadi banyak suku. Sehingga hal ini mereka memiliki pemimpin besar. Setiap
suku dalam masyarakat Arab Badui (penduduk Gurun) memiliki seorang pemimpin.
Hak yang dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu menentukan peperangan dan
membagi harta rampasan perang.
Di Zaman ini, seorang wanita memiliki kedudukan yang sangat rendah dimata
orang-orang Arab. Seorang perempuan di zaman ini dianggap sebagai binatang
peliharaan atau bahkan lebih hina. Merek tidak memiiki penghargaan dan tidak
memiliki apapun. Terdapat suku yang memiliki kebiasaan buruk, yaitu mengubur
anak peremouan mereka hidup-hidup. Hal ini karena mereka merasa terhina memiliki
anak seorang perempuan.
Selain itu, pada zaman Jahilliyah budak dipandang tidak manusiawi. Sebagai
seorang budak mereka tidak memiliki kebebasan, disiksa, dan diperlakukan seperti
seekor binatang.
Dapat ditarik kesimpulan pada penduduk Kota dan Penduduk Gurun mengenai
sifat masyarakat Arab yang positif dan negatif. Sifat positif yang dimiliki masyarakat
arab yaitu menghormati orang lain, memuliakan tamu, setia kawan dan pemberani,
punya fisik yang kuat, daya ingat kuat, memiliki kesadaran harga diri dan martabat,
cinta kebebasan, setia terhadap suku dan pemimpin, rumah tamah, pandai dalam
bersyair, dan hidupnya sederhana. Namun disamping itu terdapat pula sifat negatif
yaitu bersikap tidak adil, banyak kejahatan, percaya tahayul, tidak menghormati
wanita, suka membunuh anak perempuan dan sistem perbudakan yang merajalela.

C. Kondisi Ekonomi
Sebelum datangnya Islam, bangsa arab sudah menegnal yang namanya
perdagangan. Sehingga sebagain besar masyarakat Arab melakukan perdagangan
untuk mata pencarian mereka. Selain itu mereka sudah bisa bertani dan berternak.
Orang Arab Badui (penduduk Desa/Gurun) menggantungkan kebutuhan mereka pada
perternakan. Sehingga mereka perlu berpindah-pindah karena keperluan menggiring
ternakannya ke suatu wilayah yang subur. Dari hewan ternak itu, mereka bisa
mengkonsumsi danging, meminum susu serta membuat pakaian dar bulu domba.
Sesudah kebutuhan mereka terpenuhi, mereka dapat menjual hasil ternaknya.
Sedangkan Masyarakat perkotaan, mereka megantungkan hidup mereka untuk
menjadikan perternakan dan pertanian sebagai mata pencarian mereka. Dalam
perternakan ada 2 cara melakukannya yaitu menjadi penggembala ternaknya sendiri
dan ada yang menggembalakan ternak orang lain. Nabi Muhammad SAW, ketika
tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau menggembala kambing milik orang kaya. Begitu
juga uang dilakukan oleh sahabat Nabi lainnya. Masyarakat yang memiliki daerah
yang subur menjadikan pertanian sebagai mata pencarian mereka. Daerah itu adalah
Yaman, Thaif, Madinah, Najd dan Khaibar. Mereka tidak hanya mengandalkan hasil
dari pertanian dan pertenakan. Namun mereka juga mengandalkan hasil dari
perdagangan dan khusus dilakukan untuk orang mekkah yang memiliki pusat
perdagangan.
Dalam perdagangan orang-orang Arab, penduduk Mekah memiliki kedudukan
yang istimewa, karena mereka adalah penduduk negeri Haram (mekkah). Suku
Quraisy adalah penduduk Mekkah yang memiliki perenan penting dalam perniagaan
di Jazirah Arab. Orang Yaman adalah orang yang berpengalaman dalam hal berniaga.
Karena orang Yaman yang berpindah tempat ke Mekkah terkenal dengan keahliannya
dibidang perniagaan. Orang Quraisy mempunyai kebiasaan mengadakan perjalanan
perdagangan yaitu pada musim dingin menuju ke yaman dan Musim Panas menuju
ke Syam.
Riba menjadi tradisi dalam perdagangan masyarakat jazirah Arab sebelum
datangnya Islam karena terpengaruh oleh sistem perdagangan dengan bangsa lain.
Adapun alat transportasi mereka untuk berdagang yaitu unta. Komoditi
perdagangannya yaitu sutra, garahu dupa, minyak wangi, kulit, senjata, dan rempah-
rempah dari Nusantara. Jalur perdagangan meliputi jalur darat dan laut, sehingga
bangsa arab mendapatkan komoditi perdagangan dari India, Cina dan Sumatera.
D. Kondisi Politik Masyarakat Arab Sebelum Islam

Masyarakat Arab pra-Islam dapat dibagi menjadi bua bagian berdasarkan atas
batas territorial:

1. Penduduk kota (al-hadharah)

Yang tinggal di kota perniagaan Jazirah Arabia, seperti Makkah dan Madinah.
Kota Makkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan Selatan. Para
pedagang dengan kabilah-kabilah yang berani membeli barang dagangan dari India
dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.

2. Penduduk pedalaman yar len08i satu tempat ke tempat lain.

Cara mereka hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain,
mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat
bagi mereka adalah memelihara ternak, domba dan unta. Sebelum datangnya Islam,
ada tiga kekuatan politik besar yang mempenga- ruhi politik Arab; yaitu kekaisaran
Nasrani Byzantium, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti
Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan. Kekaisaran Byzantium dan Kekaisaran
Romawi Timur dengan ibu kota Kon- stantinopel merupakan bekas Imperium
Romawi masa klasik.

Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria,
Mesir dan seba- gian daerah Italia, serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika
Utara juga berada di bawah kekuasaannya. Sedangkan kekaisaran Persia berada di
bawah kekuasaan dinasti Sasanid (Sa- saniyah). Ibu kota Persia adalah al-Madana'in,
terletak sekitar dua puluh mil di sebelah tenggara kota Baghdad yang sekarang.
Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman
timur Iran serta Afganistan. Kondisi politik jazirah Arab terpengaruhi oleh dua hal,
yaitu pertama, interak- si dunia Arab dengan kekaisaran Byzantium dan Persia.
Kedua, persaingan antara agama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster. Bangsa Arab terdiri
beberapa suku. Mereka memiliki rasa cinta berlebihan terhadap sukunya. Tidak
jarang, peperangan terjadi antar suku. Seperti perang Fujjar, perang saudara yang
terkenal karena terjadi beberapa kali. Pertama perang antara suku Kinanah dan
Hawazan, kemudian Quraisy dan Hawazan serta Kina- nah dan Hawazan lagi.
Peperangan Fujjar terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus. Selain itu, di Jazirah Arab
terdapat Beberapa kerajaan yang pernah ada, antara lain:

a. Kerajaan Kindah (480-529 SM)

Dia adalah satu-satunya kerajaan yang berdiri di tengah-tengah Jazirah


Arab di antara hukum yang diatur berdasarkan kabilah. Namun, kerajaan ini be-
rumur sangat pendek. Raja pertama kerajaan ini bernama Hajar Akil al-Mirar. Dia
tunduk di bawah kerajaan Himyar di Yaman. Cucunya yang bernama Harits bin
"Amr berhasil meluaskan pengaruhnya ke Hirah. Namun, kerajaan mereka hancur
dan kembalilah kerajaannya pada kehidupan kabilah. Penyair yang bernama Im-
rul Qais salah seorang pengarang syair-syair masa jahiliah menisbatkan dirinya
pada raja-raja Kindah. Dia telah berusaha untuk membangun kembali kerajaan
leluhurnya, namun gagal.

b. Kerajaan Ma'in dan Kerajaan Qatban (1200 SM-700 SM)

Kedua kerajaan ini hidup di satu zaman. Keduanya adalah kerajaan paling
awal di Yaman. Namun, sejarah tentang kedua kerajaan itu sangatlah sedikit.

c. Kerajaan Saba' (955 SM-115 SM)

Kerajaan Saba' ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Ma'in dan Qatban.
Ker- ajaan Saba' juga meliputi Hadharmaut. Ibu kotanya adalah Ma'rab. Kerajaan
ini menjadi terkenal disebabkan dua hal, Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah
tentang ratu ini dengan Nabi Sulaiman disebutkan dalam surah an-Naml. Kedua,
Bendungan Ma'rab yang besar. Bend- ungan ini menjadikan Yaman menjadi
sebuah negeri yang makmur dan sejahtera. Namun, kemudian bendungan ini
hancur. Maka, terjadilah sebuah bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya,
penduduk setempat banyak yang pindah ke wilayah utara. Peristiwa ini sekaligus
menjadi tanda kehancuran Saba' dan berdirinya ker- ajaan Himyar.

d. Kerajaan Himyar

Kerajaan ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Saba' dan menjadikan


Zhafar sebagai ibukotanya. Raja-rajanya memberikan gelar kepadanya Tababi'ah.
Saba' dan Himyar meninggalkan peninggalan-peninggalan yang menunjukkan
keagun- gan kemajuan yang dicapai dua kerajaan ini. Kerajaan ini kemudian
semakin mundur di akhir-akhir pemerntahannya. Se- hingga, Yaman diduduki
oleh orang-orang Romawi dan disusul kemudian oleh Persia,

e. Pendudukan Romawi di Yaman

Dzunuwas raja Himyar yang memeluk agama Yahudi memberi pilihan


kepada orang-orang Masehi Najran antara memeluk agama Yahudi atau mereka
harus mati. Temyata mereka lebih baik memiliki mati daripada dipaksa harus
memeluk agama Yahudi. Maka, dia segera menggali parit dan mereka dibakar di
dalam parit itu. Sebagian mereka melarikan diri dan meminta bantuan kepada
penguasa Ha- basyah yang menganut agama Kristen (an-Najasyi) yang kemudian
meminta ban- tuan pada kaisar Romawi-pelindung agama Kristen. Kaisar
kemudian mengirim- kan kapal perang dan senjata. Maka, Najasyi mampu
menaklukkan kota Yaman berkat komandannya yang bernama Arbath. Pada saat
itu salah seorang pembantu dekatnya yang bernama Abrahah melakukan
pemberontakan dan akhirnya membunuhnya. Maka, jadilah Abrahah penguasa di
Yaman. Peristiwa ini terjadi pada saat hidupnya Abdul Mutthalib bin Hasyim,
kakek Rasulullah.

f. Pendudukan Orang-Orang Persia atas Yaman

Salah seorang anak raja Himyar yang bernama Saif bin Dzi Yazan
melarikan diri ke Persia. Dia meminta bantuan kepada orang-orang Persia untuk
menge- luarkan orang-orang Habasyah dari negerinya. Maka, mereka pun
bergerak dan mampu mengalahkan orang-orang Romawi. Kisra Persia
memerintahkan agar mengangkat Saif sebagai raja untuk seluruh Yaman. Setelah
Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi penguasa di Ya- man dan tunduk
di bawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz meninggal dia digantikan oleh
anak-anak dan cucu-cucunya. Tatkala Rasulullah diangkat sebagai Rasul,
penguasa Yaman asal Persia saat itu adalah Badzan-salah seorang keturunan
Wahruz. Rasulullah mengajak Badzan untuk memeluk Islam. la menyambut
ajakan itu dan masuk agama Islam.

g. Kerajaan Hirah,

Sejarah kerajaan Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri
sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab,
karena warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh
jazirah Arab terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan
kepan- daian menulis dan membaca. Karena itu mereka dapat dianggap sebagai
pennyiar ilmu pengetahuan di jazirah Arab.

h. Kerajaan Ghassan,

Nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut Ghassan.
Kaum Ghassan memerintah di bagian selatan dari negeri Syam dan di bagian
utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebuayaan yang tinggi, dan
menganut agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah
yang mema- sukkan agama Masehi itu ke jazirah Arab.

i. Hijaz,

Hijaz berbeda dengan negeri-negeri arab yang lain. Negeri Hijaz belum
per- nah dijajah, diduduki dan dipengaruhi negara-negara asing. Hal itu
dikarenakan letak geografis dan negeri miskin, sehingga tidak menarik negara-
negara lain un- tuk menjajahnya. Kota terpenting di daerah ini adalah Makkah,
tempat ka bah berada. Pada awalnya, Makkah dan Ka'bah dikuasai oleh Nabi
Ismail, kemudian putra sulung- nya Nabit, dan dilanjutkan oleh penguasa-
penguasan kabilah Jurhum. Kemudian suku Jurhum diganti oleh suku Khuza'ah,
yang datang dari Yaman setelah runtuh- nya bendungan Ma'rib, dan berkusa di
Makkah selama 300 th. Dalam abad ke-5 M, Suku Quraisy merebut kekuasaan
Makkah dan Ka'bah dari Khuza'ah. Makkah mengalami kemajuan di bawah
kekuasaan Suku Qurai- sy. Untuk mengurus Makkah dan mengamankan para
penziarah yang datang ke kota Makkah, suku Quraisy mendirikan semacam
pemerintahan. Selain Quraisy mangatur urusan yang berkenaan dengan Ka'abah.
Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy
yaitu :

1). Hijabah (penjara kunci ka'bah)

2). Siqayah (penjara air mata Zamzam)

3). Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)

4). Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)

5). Liwa (jabatan ketentaraan)

6). Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)

7). Nadwah (jabatan ketua dewan)

8). Khaimman (pengurus balai musyawarah)

9). Khazinah (jabatan administrasi keuangan)

10). Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.

E. Kondisi Budaya
Pada awalnya masyarakat Mekkah adalah penganut agama tauhid. Namun,
setelah Nabi Ismail wafat masyarakat Mekah mulai pindah untuk menyembah selain
Allah. Kepercayaan ini berawal dari Amir bin luhay, seorang pembesar suku
Khuza’ah yang melakukan perjalanan ke Syam penduduk di sana melakukan ibadah
dengan menyembah. berhala. Dia membawa berhala yang dinamakan Hubal dan
diletakkan di Kakbah Berhala Terdapat berhala lainnya seperti Lata, Uzza dan Mana.
Maka dari itu, dia mengajarkan kepada masyarakat Mekkah cara menyembah
berhala. Sejak saat itulah mereka mulai membuat berhala-berhala. Oleh sebab itu,
Kakbah dikelilingi oleh berhala dan Kota Mekah menjadi pusat penyembahan
berhala.
Mereka meyakini bahwa berhala sebagai perantara untuk mendekatkan diri
pada Tuhan, sehingga kepercayaan itu menyebar ke seluruh Jazirah Arab. Adapun
Ya’uq adalah sebuah sesembahan suku Hamdan, sesembahan suku Himyar dan
keluarga Zila. Padahal nama-nama itu adalah orang-orang Shaleh di zaman Nabi
Nuh.
Pada masa itu disebut masa Jahiliyah (zaman kebodohan), dimana manusia
menyembah berhala dan meningglkan keimanannya kepada AllAh SWT. Selain itu,
sebagian masyarakat Arab juga ada yang menyembah dan menuhankan Malaikat, jin,
ruh atau hantu. Beberapa diantara mereka berusaha untuk tidak menyembah berhala
dan beralih ke ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim. Mereka adalah Waraqah bin
Naufal, Umayyah bin sak Qasidah, Usman.bin Haris, Abdullah Bin Jahsy dan Zainal
bin Umar. Namun mereka meninggal sebelum datangnya ajaran Islam yang dibawa
Nabi Muhammad SAW.

KAWASAN ARAB SEBELUM ISLAM

Menurut thedor neoldeke (orientalis dari jerman) sebagaimana di kuutip oleh Hasan
Ibrahim Hasan, kata “Arab “ padang sahara berpasir. Sejarah Arab sebelum kedatangan
agama islam tidak banyak diketahui. Sebab, situasi saat itu belum memungkinkan penulisan
sejarah arab, yakni kehidupan mereka yang cenderung nomadem dan banyak terlibat dalam
peperangan di antara mereka . Informasihyang terjangkau mengenai permasalahan ini
diperoleh dari waktu sekitar 150 tahun sebelum kedatangan islam. Pembahasan pentang al-
Arab qabla al-Islamic Arabia(Arab pra Islam) sangat penting bagi historiografi islam. Sebab
kawasan arab merupakan tempat kelahuran islam dan bangsa Arab adalah masyarakat
pertama yang menjumpai risalah agama islam sehinga, dapat diketahui perubahan signifikan
yang diwujudkan oleh kaum muslimin setelah ajaran agama islam diturunkan Allah SWT.
A. Kondisi geografi Arab sebelum Islam
Penyubutan jazirah arab atau al-jahzirah al- Arabiyyah yang dipergunakan oleh
masyarakat arab ini, secara kebahasaan, berarti the island of arabs (pulau arab).
Meskipun, sebenarnya kawasan itu dapat disebut syibh jahirah al-arab, syibh al- jahirah
arabiyyah atau the Arabian peninsula (semnenjung arab).
Semenanjung arab, secara geografis merupakan bagian benua asia si sebelah barat
daya laut yang dibatasi oleh laut merah disebelah barat,laut arab dan samudra hindia di
sebelah selatan telik oman dan teluk arab di sebelah timur, daratan syam disebela timur
serta teluk Persia di sebelah timur laut. Luas kawasan ini sekitar 3.237.500km2 yang
sekarang meliputi berbagai negara yaitu Saudi Arabia,Yaman,Oman,Qatar,Bahrain
,Kuwait,Uni Emirat Arab sertawilaya bagian selatan dari Iraq dan Yordania.
Sebagian wilayah ini terdapat banyak pegunungan dan lembah yang curah
hujannya sediki, serta keadaannya berbatu batu dan bergurun pasir sehingga tidak subur.
Tanah yang biasanya subur beradah di daerah yang mendapatkan curah hujannya tinggi,
tanaman yang seing dijumpai antara lain adalah kurma,gadum,kopi,aksia, anggur dan
kacang almond. Sedangkan hewan yang dapat ditemui di antaranya yaitu unta,kuda,
keledai, domba, kucing dan anjing kondisi geografis demikian turut berpengaruh tehadap
corak kehidupan masyarakat Arab.

B. Kondisi agama masyarakat Arab sebelum islam


Secara naluri, terungkap bahwa setiap manusia cenderung untuk memiliki agama.
Makna agama disini adalah hubungan anara makluk dan sang pencipta. Ada yang
berpendapat mengatakan bahwa kecenderungan keagamaan manusia di dorong adanya
rasa takut kepada sesuatu yang diyakini mempunyai ketakutan yang luar biasa. Pendapat
lain menjelaskan bahwa agama muncul dari penemuan manusia terhadap kebenaran.
Manusia mulanya dilahirkan tidak mengtahui sesuatu. Dengan jiwa, akalnyadan
indrahnya akhirnya manusia mendapatkan pengetahuannya. Namun karena keterbatasan
akal dan indranya, maka kemudian mendapat pengetahuan dari Tuhannya melalui wahyu
yang di samaikan para nabi yang telah di utus nya . dalam konteks bangsa arab ternyata
mereka mempunyai agama (keyakinan) , kondisi keagamaan bangsa arab sebelum
kdatangan agama islam, mayoritas merekah adalah penyembah berhala, meski pun pada
awalnya merekah sudah mengenal ajaran tauhid yang mengutamakan keesan Allah SWT.
Penyembahan behala oleh masyarakat makkah( menyimpang dari ajaran nabi
Ibrahim As.) diawali oleh ‘Amr bin Luhay –pemimimpin suku khuza’ah setelah
menyingkirkan suku jurhum yang terpengaruh paganisme ( wastaniyyah) di negeri Syam.
Ia meletekan berhala hubal berbentuk manusia di dalam ka’bah. Praktik ini kmudian di
ikiti oleh setiap suku yang mempunyai berhala masing masing dan di letakan di ka’bah.
Sehingga di jumpai sekitar 360 berhala di ka’bah yang akhirnya dihancurkan olh nabi
Muhmmad Saw.Ketika perisriwa fath makkah (pembebasan makkah) pada tahun 8H
(629M) . Berhala berhala sebanyak itu, pada awalnya diyakini sebagai reprentasi dewa
dewa ataupun tokoh tokoh pujaan mereka meskipun demikian mereka tetap menghormati
ka’bah ketika haji tau umrah .
Masyarakat arab juga mempercayai kberadaan roh halus ataupun jin yang dapat
mempengaruhi kehidupan mereka. Bagi mereka sseorang yang gila adalah orang yang
kemasukan jin mereka juga percaya kepada ramalan dukun atau ahli nujum. selain
paganisme aninisme dan dinanisme masyarakat arab juga menganut agama yahudi
dengan taurat kitab sucinya.
Para penganut agama yahudi banyak dijumpai di yasrib(madinah) yakni bani
Quraiszhah, bani al-nadhir dan bani qayquna sebagian merkah adalah pendatang dari
palstina. Namun penyebarannya dikalangan arab tidak banyak, karena orang arab yang
memeluk agama yahudi tidak mendapatkan kesamaan drajat yang setingkat memeluk
dengan pemeluk agama yahudi asli . Dalam perkembangan selanjutnya ,orang orang
yahudi madinah dihukum secara tegas tegas oleh Rasulullah Saw. karena mengkhianati
Piagam Madinah yang telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat Madinah, baik
Musim maupun non-Muslim.4 Uraian tentang ketegasan sikap Rasulullah Saw. itu akan
dijelaskan di pembahasan lslam era Rasulullah Saw.
Agama lainnya yang dianut bangsa Arals adalah Nasrani atau Kristen (al-
Masihiyyah atau al-Nashraniyyah), Sebagian besar penganut Kristen terdapat d kalangan
masyarnkat Taghlib, Ghassan, Qudha'ah, dan Yaman. Penyebaran agama inl dimulai oleh
para pendeta Kristen dari pemerintahan Kerajaan Romawi Timur yang berpusat di
Birantium pada ahad IV Masehi. Selain itu, Kristen juga diseharkan oleh orang-orang dari
Habasyah (Ethiopia), Syam, dan Mesir. Saat itu, para penganut Kristen terbagi dua
kelompok, yakni Nestoriyah (Nestorianism) yang tersebar di Hirah dan Yaqubiya
lacobitism atau Monophysitism) yang banyak berada di Ghassan dan suku-suku di Syam.
Daerah terpenting pusat Kristen terdapat di Najran, daerah subur yang populasi
penduduknya padat. Sebagaimana penganut Yahudi, jumlah pemeluk Kristen di kalangan
Arab tidak banyak karena adanya daktrin-doktrin yang seulit dliterima oleh masyarakat
Arab.
Di antara bangsa Arab, terdapat pula sebagian orang yang tetap mempertahankan
ajaran agama yang dituntunkan oleh Nabi lbrahbim As. Mereka yang jumlahnya sedikit
ini disebut al-Hunafa' (jarmak dari hanif), berarti orang yang agamanya lurus atau benar.
Mereka megang teguh prinsip tauhid, mempercayai adanya hari Kiamat ketika Allah Swt.
memberikan pembalasan kepada setiap amalan manusia, menghindari penyembahan
berhala, menjahui minuman khamar, tidak melakukan perjudian, dan menentang orang-
orang yang mengubur bayi perempuan hidup-hidup" mengharamkan bangkai, serta tidak
memakan darah. Di antara orang-orang al Hunafa' ini ialah Umaiyah bin Abu al-Shalt,
Waraqah bin Naufal, Zaid bin 'Amr, Suwaid bin Amir, zuhair bin Abu Sulma, Khalid bin
Sinan, Ka'ab bin Lu'ay, dan Qus bin Sa’idah." Dengan mengetahu keyakinan kelompok
al-Hunafa ini, dapat dinyataan bahwa sebelum menerima risalah kenabian, serungguhnya
Nabi Muhammad Saw mengamalankan ajaran agama Nabl Tbrahim As.," termasuk al-
Huna.
Selain agama-agama tersebut, sedagian masyarakat Arab pra-islam (antara lain di
Iraq) memeluk agama Majusi abi'in yang atau Zoroastrianism yang menyembah api," dan
agama Shabi'in yang menyembah bintang.

KONDISI MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM

A. Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw, kota Madinah dikenal dengan nama
Yatsrib. Penduduk kota Yatsrib terdiri dari etnis Arab, baik dari Arab Selatan maupun
Utara, juga ada yang berasal dari etnis Yahudi. Agama yang dianut penduduk Yatrib
adalah Yahudi, Nasrani, dan Pagan. Agama Yahudi masuk ke Yatsrib berbarengan
dengan kedatangan imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka
datang ke Yatsrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Mereka
mendapatkan penindasan dari Romawi karena melakuakan pemberontakan. Migrasi
terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun 132-135. Agama Yahudi dianut oleh
beberapa suku-suku, antara lain Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani
Quraidlah. Kebanyakan mereka bekerjasama dengan kafir Quraisy untuk mengusir dan
membunuh Nabi Muhammad Saw. Akibat menentang Islam, Nabi Muhammad
mengusir mereka dari kota Madinah. Sehingga madinah bersih dari bangsa yahudi.
Selain Yahudi, penduduk Yatsrib memeluk agama Nasrani. Kelompok yang
merupakan kelompok minoritas berasal dari Bani Najran.
Sebagian kecil Penduduk Yasrib ada yang tidak memeluk agama yahudi dan
nasrani. Mereka mengikuti kenyakinan orang Quraisy dan Penduduk Mekkah. Mereka
memandang kaum Quraisy sebagai penjaga Rumah Allah, sebagai pemimpin-
pemimpin Agama, serta sebagai panutan dalam beribadah. Agama mereka dikenal
dengan paganisme yaitu kepercayaan kepada benda-benda, dan kekuatan-kekuatan
alam, seperti matahari, bintang-bintang, bulan, dan sebagainya.

B. Kondisi Sosial Masyarakat Madinah Sebelum Islam


Keadaan sosial masyarakat Yatsrib sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw.
memiliki beberapa kemiripan dengan keadaan di Mekkah. Suku-suku dan kelompok
masyarakat yang tinggal di sana berperang satu sama lain. Yasrib memiliki dua
kebudayaan yaitu kebudayaan Arab dan Yahudi. Kedua kebudayaan tersebut jelas
memiliki tradisi yang berbeda. Sekalipun terdapat orang-orang Arab yang memeluk
Yahudi dan terjadi hubungan perkawinan diantara mereka, tapi sikap dan pola hidup
bangsa Yahudi dan Arab berbeda..
Pada awalnya, kedua bangsa tersebut berasal dari satu rumpun bangsa, yaitu ras
Semit yang berpangkal dari Nabi Ibrahim melalui dua putranya, Ismail dan Ishaq.
Bangsa Arab melaui Ismail dan Yahudi melaui Ishaq. Meraka berkembang dan
menyebar sehingga memiliki kebudayaan tersendiri. Disamping itu, kedua bangsa
berkebang menjadi beberapa suku atau kabilah.
C. Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah Sebelum Islam
Secara geografis Yatsrib merupakan kota ketiga yang termasuk pada kawasan
tandus yang populer dengan sebutan Hijaz setelah Thaif dan Mekkah. Yatsrib berada di
tempat strategis sebagai jalur penghubung perdagangan antara kota Yaman di Selatan
dan Syiria di Utara. Yastrib termasuk daerah subur di sekitar kawan tandus.
Yasrib berbeda dengan Kota Makkah di kondisi alam dan watak penduduknya.
Yastrib merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Air yang
tersedia di kota ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh
gunung berbatu
Kota Yatsrib (Madinah) terdapat daerah persawahan dan perkebunan yang
menjadi sandaran hidup penduduk setempat. Penghasilan terbesarnya adalah kurma dan
anggur. Di kota Yatsrib (Madinah) terdapat beberapa pabrik yang sebagian besar
dikelola oleh orang-orang Yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah yahudi terkaya di
Madinah, meski jumlah mereka tidak banyak. Di Madinah terdapat banyak pasar, yang
terkenal pasar bani Qainuqa’, disana juga terdapat toko minyak wangi dan macam-
macam jual beli lainnya, yang sesuai dengan ajaran Islam maupun tidak.

D. Kondisi Politik Masyarakat Madinah


Yasrib tidak menerapkan model pemerintahan seperti kerajaan yang mengatur
kehidupan masyarakatnya. Kekuasaan berada di tangan suku-suku atau kelompok
tertentu tergantung kepada siapa yang paling kuat diantara mereka. Perang antar suku
dan kelompok sering terjadi.
Suku yang pertama kali tinggal dan menguasai Yasrib adalah suku amaliqoh.
Mereka membangun perkampungan dan peradaban. Kemudian, bangsa Yahudi datang
ke Madinah dan akhirnya menguasai Madinah setelah menaklukan suku Amaliqah.
Bangsa Yahudi yang terdiri dari Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa
sudah bisa membangun sebuah peradaban dengan membuat benteng-benteng untuk
berlindung dari serangan Arab Badui. Mereka disebutkan sebagai kelompok yang
paling makmur dan berbudaya.
Sejarah menyebutkan bahwa orang-orang Masehi (Kristen) di Syam (Siria) sangat
membenci orang-orang Yahudi. Mereka menganggap bangsa Yahudi telah menyiksa
dan menyalib Isa al-Masih. Mereka menyerbu Yatsrib untuk memerangi orang-orang
Yahudi. Dalam penyerbuan tersebut, orang-orang Kristen meminta bantuan suku Aus
dan Khazraj. Suku Aus dan Khazraj, seperti halnya kaum Yahudi, juga merupakan
pendatang.
Keadaan tersebut menyebabkan peperangan antara Yahudi dan Kabilah Arab
yaitu Aus dan Khazraj. Banyak pemimpin Yahudi yang meninggal, sehingga
kekuasaan Yasrib jatuh ke tangan Aus dan Khazraj. Bangsa Yahudi sebagai pihak yang
tersisihkan, berusaha untuk memecah belah kedua suku tersebut. Provokasi
(penghasutan) mereka nampaknya berhasil. Muncul permusuhan antara kedua kabilah,
sehingga terjadi peperangan yang ti- dak pernah berarkhir.
Dalam kondisi seperti itu, bangsa Yahudi memiliki peluang untuk memperbesar
perdagangan dan kekayaan mereka. Kekuasaan mereka yang sudah hilang dapat
mereka rebut kembali. Sehingga di Yatsrib terdapat 3 kekuatan yang mengendalikan
Madinah yaitu kabilah Aus, Kabilah Khazraj, dan bangaa yahudi.
Di Samping perebutan kekuasaan di antara 3 kabilah tersebut, konflik muncul
karena adanya perbedaan agama. Kabilah Aus dan kabilah Khazraj memeluk agama
Watsani (menyembah berhala), agama yang tersebar di Memmah. Sedangkan bangsa
Yahudi sebagai Ahlul Kitab (penganut al-Kitab) mempercayai keesaan Tuhan
(monoteisme). Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sangat mencela suku Aus dan
Khazraj yang dipandangnya sebagai kaum kafir. Sama halnya dengan penganut agama
Watsani di jazirah Arabia, pada bulan tertentu, yaitu Dzulhijjah, mereka melakukan
ziarah ke kota Makkah. Mereka melakukan peribadatan dan penyembahan berhala yang
ada di seputar Ka’bah. Ziarah ke kota Makkah biasanya dilakukan secara
berombongan, baik dari kalangan suku Aus maupun Khazraj. Akan tetapi adanya
hubungan sosial yang terjadi antara orang-orang Ya- hudi yang menetap di Madinah
dengan orang-orang Aus dan Khazraj, sedikit banyak telah menyebabkan pemikiran
keagamaan Yahudi dapat diketahui dan diserap oleh mereka.
Keadaan ini menyebabkan Kabilah Aus dan Khazraj lebih mudah memaha- mi
ajaran keagamaan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. dibanding penduduk
Makkah. Karena itu, Orang-orang Yatsrib (Madinah) mudah mengerti dan memahami
ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad, karena ajaran itu menyerupai
ajaran-ajaran yang telah mereka dengar dari orang-orang Yahudi. Salah satunya
mengenai akan datangnya seorang Nabi baru. Karena itu, ketika mereka mendengar
berita tentang adanya seorang Nabi di Makkah, yaitu Nabi Muhammad, mereka dengan
cepat menanggapi dan mempercayainya.
Dengan alasan itu pula, kemudian mereka meminta Nabi Muhammad untuk pin-
dah (hijrah) ke kota Yatsrib Dan menjadi pemimpin bagi kedua kabilah di Yatsrib.

POLA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MADINAH


Mush’ab bin Umair adalah da’i pertama di sejarah Islam. Sebelum masuk Islam, ia
dikenal sebagai seorang pemuda ganteng dan necis. Namun sesudah memeluk Islam, ia
berubah sama sekali. Ia memakai jubah usang. Suatu saat Mush’ab dipilih Rasulullah Saw.
menjadi duta atau utusan Rasul ke Madinah untuk mengajarkan ajaran Agama Islam
kepada orang-orang Anshar yang telah melakukan Bai’at di bukti Aqabah. Disamping itu
mengajak orang- orang lain untuk menganut agama Allah.
Ada suatu peristiwa yang dihadapi ketika berdakwah di Madinah. Ketika ia sedang
menyampaikan ajaran Islam kepada orang-orang, tiga-tiba disergap Us- aid bin Hudlair
kepala suku kabilah Abdul Asyhal di Madinah. Usaid menodong Mush’ab dengan
menyentakkan lembingnya. Ketika melihat kedatangan Usaid bin Hudhair yang murka
bagaikan api sedang berkobar, orang-orang Islam yang duduk bersama Mush’ab merasa
kecut dan takut. Tetapi Mush’ab bin Umair tetap tinggal tenang dengan air muka yang
tidak berubah.
Dengan tenang terpancarlah ketulusan hati, Mush’ab mengeluarkan ucapan halus,
katanya “Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya anda menyukai
nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang
tidak anda sukai itu!”.
Kemudian Usaid menjatuhkan lembingnya ke tanah dan duduk mendengarkan Mush’ab
membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan mengajarkan dakwah yang diba- wa oleh Nabi
Muhammad Saw, maka dada Usaid pun mulai terbuka dan bercahaya. Dan belum lagi
Mush’ab selesai dari uraiannya. Usaidpun berseru kepadanya dan kepada sahabatnya,
”Alangkah indah dan benarnya ucapan itu!. Akhirnya Usaid bin Hudhair masuk Islam.
Dengan keislaman mereka ini, penduduk kota Madinah berbondong-bodong masuk Islam.

A. Langkah Langkah Dakwah Nabi Muhammad di Madinah


Setelah datang ke Madinah, Nabi Muhammad menentukan prioritas utama dalam
rangka membangun masyarakat baru. Adapun prioritasnya adalah:
1. Membangun Masjid
Masjid memiliki multifungsi antara sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat.
Setiap muslm semestinya selalu terikat dengan masjid. Keberadaan mas- jid
diharapkan keimanan dan ketaqwaan setiap muslim akan senantiasa terjaga dan
terpelihara. Selain itu fungsi masjid sebagai pusat kegiatan pendidikan dan
pengajaran keagamaan, tempat pengadilan berbagai perkara yang muncul di ma-
syarakat, musyawarah dan lain sebagainya.
2. Mempersaudarakan Kaum Muslimin
Mempersaudarakan kaum muslimin yang berasal dari Mekkah (kaum Muhajirin)
dengan kaum muslimin Madinah (kaum Anshar). Dengan persaudaran tersebut, Nabi
Saw telah menciptakan suatu persaudaraan baru yaitu persaudaraan berdasarkan
iman atau agama yang menggantikan persaudaraan yang berdasarkan darah. Nabi
Muhammad mengajak kaum muslimin supaya masing-masing bersaudara atas dasar
iman yang merupakan hal yang asasi untuk membentuk umat yang kuat. Dengan per-
saudaraan tersebut, umat akan bersatu dan tidak akan mudah tercerai-berai. Dan jika
umat ini bersatu, niscaya umat ini akan menjadi lebih kuat.
3. Perjanjian dengan masyarakat Yahudi Madinah

Langkah selanjutnya yang dilakukan Nabi Muhammad adalah bermusyawarah


dengan para sahabat baik muhajirin maupun anshar. Musyawarah itu untuk meru-
muskan pokok-pokok pemikiran yang akan dijadikan undang-undang. Undang-
undang tersebut dikenal dengan Piagam Madinah (Mitsaq Al-Madinah).

Piagam tersebut merupakan sebuah bukti bagaimana Islam mengayomi semua


umat manusia, termasuk non-muslim, karena Islam memang rahmatan lil ‘alamin.
Dan piagam tersebut membuat posisi Nabi Saw. semakin tinggi dan dihormati dis-
emua lapisan masyarakat. Beberapa suku dari Kaum Yahudi menerima dengan baik
piagam tersebut, teta Di antara suku Yahudi yang menolak adalah berasal dari Bani
Nazhir, Quraizah, dan Qainuqa, bahkan ketiga suku ini bersekutu dengan kaum kafir
Quraisy Mekkah untuk mengahncurkan kekuasaan Nabi Muhammad Saw. di
Madinah. Pada akhirnya, persekutuan mereka dengan Kafir Quraisy menyebabkan
mereka terusir dari kota Madinah. pi ada beberapa yang lainnya menolak.

B. Metode Dakwah Nabi Muhammad Saw dalam Membangun Perekonomian


Madinah

Nabi Muhammad membangun perekono- mian masyarakat Madinah dengan cara


sebagai berikut:

1. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Persaudaran berlandaskan Iman


bukan persaudaraan berlandaskan darah. Sehingga Kaum Anshar dapat menjamin
dan membantu saudaranya kaum muhajirin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Menempatkan orang-orang fakir-miskin yang tidak punya tempat-tinggal di Masjid.


Mereka dikenal dengan Ahlu Shuffah, yaitu orang-orang miskin atau sedang
menuntut ilmu dan tinggal di laman masjid.

3. Bekerjasama dengan kaum Anshar menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum


Muhajirin. Kaum Muhajirin tidak mau menjadi beban bagi kaum Anshar sehingga
adanya lapangan kerja memberikan mereka untuk memperoleh nafkah dengan hasil
keringat sendiri.

4. Nabi Saw menganjurkan bagi kaum Muhajirin yang mempunyai pengalaman dagang
dan modal sebagai pedagang. Anjuran ini sesuai dengan profesi kaum Muhajirin
ketika mereka tinggal di Makkah.

5. Bagi kaum Muhajirin yang tidak mempunyai modal, Nabi Muhammad mengajurkan
mereka bekerja sebagai petani. Karena madinah dikenal dengan tanah subur dan
memiliki hasil pertanian yang bagus, terutama buah kurma dengan berbagai jenisnya.
6. Setelah menerima perintah zakat, pembinaan perekonomian umat Islam lebih
mendapat perhatian. Nabi Muhammad Saw mengefektifkan zakat dan memperkuat
jalinan antara pemberi zakat dan penerima zakat.

SEJARAH PERADABAN ISLAM

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MASA NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Agama

Nabi Muhammad Saw. ( 571 M ) di kota Mekkah. Kota adalah sebuah kota yang
sangat terkenal diantara kota-kota Arab baik karena tradisi maupun letak geografisnya.
Kota Mekkah dilalui oleh jalur perdagangan yang ramai dan makmur dimana agama dan
masyarakat ketika itu mencerminkan realita kesukuan masyarakat jazirah Arab ( Badri
Yatim 2004:9 ). Kondisi masyarakat Arab pada saat itu sangat jauh dari ajaran Islam yang
diistilahkan dengan masa jahiliah.

Mekkah merupakan kota suci yang telah dibangun sejak didatangkan nabi Ibrahim
bersama istri dan anaknya ( Ismail ) dalam membentuk tatanan masyarakat yang beradab
atau suku Quraisy. Dibangun diatas fondasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. ( Agama
tauhid ) sebagai agama yang Hanif. Perjalanan waktu lambat laun menyebabkan generasi
sesudahnya kurang memperhatikan dan mengamalkan ajaran yang Pernah dibawa oleh
Nabi Ibrahim dan Ismail yang berdampak pada terkikisnya akidah dan moral bahkan
lenyap dari mereka atau Mayoritas anggota masyarakat.

Pada masa itu bangsa Quraisy tidak lagi mengerti dengan agama yang telah
diajarkan oleh nabi Ibrahim dan Ismail, mereka menyembah berhala, kemusyrikan dan
ketahayulan yang menyesatkan mereka hingga lahirnya nabi Muhammad Saw. Sebagai
pembawa risalah dan seorang nabi diantara mereka. Nabi Muhammad Saw. Mulai
menyebarkan agama Islam di Mekkah dengan metode sembunyi-sembunyi kepada
keluarga, sahabat dan orang-orang terdekat secara bertahap. Mekah merupakan daerah
awal berdakwah, karena disanalah Nabi Muhammad dilahirkan. Lain halnya ketika
menyiarkan agama Islam di Madinah ( Nurcholish Madjid, 2006:1746 ). Perkembangan
agama Islam telah merambah ke dunia politik dan ekonomi.
Nabi Muhammad Saw. Melalui kesepakatan damai telah berada di Madinah untuk
saling kerjasama membantu dan membangun antara umat Islam dan penduduk Madinah
dengan beberapa perubahan yang Nabi lakukan. Mereka mempunyai kedudukan yang baik
dan merupakan umat yang kuat dan berdiri sendiri. Nabi Muhammad Saw. Mempunyai
fungsi ganda itulah sehingga mampu membentuk masyarakat yang bobrok menjadi
masyarakat yang berperadaban.

Kondisi Masyarakat Arab Menjelang Datangnya Islam

Islam lahir di Arab, tepatnya dimekah merupakan tempat yang tidak ramah
lingkungan dan memperlihatkan cara hidup yang keras dan primitif. Masyarakat yang
memiliki karakter keras dan hobi berperang. Kondisi Geografis yang tandus dan keras
tidak ada kehidupan yang layak, senantiasa masyarakat bingung untuk melakukan aktivitas
yang cocok di gurun pasir. Inilah salah satu penyebab sehingga mereka lebih senang
angkat pedang dengan suku-suku lain di Arab. Masyarakat Arab pada dasarnya bertauhid
yang telah disiarkan oleh Nabi Ibrahim dengan bukti Ka'bah karena beliau yang
melanjutkan pembangunan Ka'bah.

Dakwah Nabi Di Mekah

a. Dakwah secara sembunyi-sembunyi

Nabi Muhammad Saw. Sebagai Rasul pertama kali menerima Wahyu di Gua Hira
pada saat, pada saat itu Dia sangat prihatin terhadap kesukaran-kesukaran dimekah
yang menyebabkan Dia berusaha mencari keheningan dan memisahkan diri dari
pergaulan masyarakat dengan berkontempolasi di Gua Hira yang letaknya tidak jauh
dari sebelah Utara kota Mekkah. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum pengangkatan
sebagai Nabi yang benar dan lurus, beliau memilih Gua Hira sebagai tempat yang
cocok untuk mewujudkan harapannya. Di sana beliau bertafakur sehingga pada tanggal
17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat Jibril mendapat perintah dari Allah SWT. Untuk
menyampaikan Wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw.
Setelah menerima Wahyu pertama tersebut, Nabi Muhammad Saw. Telah terpilih
menjadi seorang Rasul. Wahyu pertama belum mengisyaratkan sebagai perintah untuk
menyampaikan seruan kepada suatu Agama.

Inti kehidupan Nabi Muhammad Saw. Setelah turunnya Wahyu kedua di Mekah
adalah melaksanakan tugas-tugas kerasulannya. Beliau melakukan interaksi dengan
masyarakat Mekah berdasarkan petunjuk-petunjuk Wahyu dan tugas tersebut
dilaksanakan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Untuk itulah beliau semakin
memperkokoh kedudukannya sebagai Rasul yang harus berdakwah, mengajak umat
manusia untuk menerima Agama yang dibawanya.

b. Berdakwah secara terang-terangan

Dakwah secara terang-terangan atau terbuka menyeru kepada masyarakat umum.


Nabi Muhammad Saw. Memperkenalkan Islam secara terbuka kepada masyarakat
umum setelah Allah SWT. Menurunkan ayat dalam firman-Nya ( Q.S Al-hijr 15/9 )

Terjemahannya :

" Maka sampaikanlah ( Muhammad ) secara terang-terangan segala apa yang


diperintahkan ( Kepadamu ) dan perpalinglah dari orang-orang yang musyrik ".

Pokok-pokok ajaran Nabi Muhammad Saw. Dalam kapasitas sebagai seorang


Rasul pada semua tahapan yang dilaluinya adalah mengajak umat manusia untuk
menyembah Allah SWT. Dan meninggalkan penyembahan dan pemujaan kepada selain
Allah SWT. Mengajak kepada manusia apa yang didakwakan untuk diikuti dan
dipercaya. Melalui usaha yang gigih akhirnya hasil yang diharapkan mulai terlihat
meskipun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang lemah namun keimanan yang
sangat kuat.

Orang-orang Mekah memandang seruan Nabi Muhammad Saw. Pada masa-masa


pemulaan tidak melukai dan memancing oposisi. Pada tahap tersebut Nabi tidak punya
keinginan untuk mendirikan suatu Agama baru tetapi semata-mata hanya berusaha
membawa Wahyu dalam bahasa Arab kepada orang-orang Arab seperti yang pernah
dilakukan sebelumnya tanpa ada reaksi dari bangsa lain dalam bangsa mereka sendiri.
Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin,
mendorong Nabi Muhammad Saw. Untuk mengungsikan sahabat keluar dari kota
Mekkah. Pada tahun ke lima kerasulan Nabi Muhammad Saw. Menetapkan hasby
sebagai daerah tempat pengungsian, Karena Raja negeri tersebut orang yang adil
ditengah aksi kekejaman dan siksaan sampai pemboikotan terhadap Bani Hasyim yang
merupakan tempat Nabi Muhammad Saw. Berlindung. Pemboikotan itu berlangsung
selama tiga tahun dan merupakan tindakan yang sangat melemahkan umat Islam.

Pada tahun kesepuluh kerasulannya, Allah SWT. Mengisra dan memi'rajkan Nabi
Muhammad Saw. Peristiwa isra mi'raj merupakan hak yang menjadikan orang-orang
kafir semakin tidak percaya apa yang dikatakan Nabi Muhammad Saw. Dan ujian bagi
orang-orang yang beriman. Setelah isra mi'raj perkembangan besar bagi kemajuan
dakwah Nabi Muhammad Saw. Yakni dengan datangnya sejumlah penduduk yatsrib
( Madinah ) untuk berhaji ke Mekkah. Melalui perjanjian aqabah pertama yang berisi
ikrar kesetiaan dan perjanjian aqabah ke dua yang berisi mereka akan membai'at Nabi
Muhammad Saw. Sebagai pemimpin telah memberikan kebebasan jiwa kepada Nabi
Muhammad untuk segera memerintahkan para sahabat hijrah ke yatsrib, meskipun
intimidasi terhadap kaum muslimin semakin meningkat. Nabi Muhammad Saw. Sendiri
akhirnya hijrah ke Yatsrib ditemani Abu Bakar karena kaum kafir Quraisy sedang
mempersiapkan rencana pembunuhan kepada Nabi Muhammad Saw.

Begitulah kisah perjalanan Nabi Muhammad Saw. Dalam menyiarkan Agama


Islam. Sebagai bagian dari kepemimpinan Rasulullah dalam perjuangan dakwah Islam
kepada masyarakat Arab. Dalam periode ini Nabi berpikir untuk menyusun suatu
masyarakat Islam yang teratur dan usaha untuk penyebaran kepercayaan yang benar.

1. Prioritas Dakwah Nabi Muhammad Saw. Dimekah

a. Mengajarkan Ketauhidan

b. Menegaskan Hari Kiamat Sebagai Hari Pembalasan

c. Merubah Perilaku Jahiliah

d. Mengangkat dan Melindungi Hak Asasi Manusia


2. Problematika Dalam Dakwah Muhammad Saw.

Sebenarnya, posisi Nabi Muhammad Saw. Ditengah-tengah penduduk Mekah


begitu mulia. Selain lantaran semasa hidupnya dikenal cerdas, jujur dan lemah lembut,
Dia juga memiliki silsilah keturunan yang menempati puncak yang tinggi. Beliau dari
keluarga Hasyim, juru kunci Ka'bah dan penguasa urusan air penduduk Mekah. Gelar-
gelar keagamaan yang tinggi-tinggi ada pada mereka. Walau begitu bukan berarti
beliau terbebas dari gangguan dan ancaman selama menjalankan misi dakwah
Islamiyyahnya.

Berbagai ancaman, gangguan dan hinaan yang datang bertubi-tubi dari kaum
kuffar dan musyrikin seakan mewarnai perjalanan dakwahnya bersama kaum
muslimin. Para bangsawan Quraisy dan hartawan yang gemar bersenang-senang mulai
merasakan bahwa ajaran Muhammad merupakan bahaya besar bagi kedudukan mereka.
Jadi yang mula-mula mereka lakukan ialah menyerangnya dengan cara
mendeskreditkannya dan mendustakan segala apa yang dinamakannya kenabian itu.
Mereka melakukan berbagai propaganda untuk menghentikan kegiatan Nabi
Muhammad dan kaum muslimin yang terus bertambah, seperti melakukan penghujatan,
caci-maki, pemboikotan, dan sebagainya. Namun karena Muhammad selalu dalam
perlindungan Bani Hasyim dan Bani Al Muthalib, ditambah lagi dengan keislaman
Hamzah bin Abi Thalib, paman dan saudara sesusu Nabi yang setia melindunginya,
membuat pemuka-pemuka Quraisy itu berpikir dua kali untuk membunuh Nabi
Muhammad. Apalagi beberapa waktu kemudian, seorang tokoh andalan kafir Quraisy,
Umar Bin Khattab yang juga masuk Islam, maka semakin bertambah lemahlah
pengaruh Quraisy kala itu.

Beberapa faktor yang menyebabkan mereka menolak keras ajaran Muhammad adalah :

a. Ketakutan Kehilangan Kekuasaan

b. Hilangnya Status Sosial

c. Hilangnya Perdagangan Patung


Perkembangan Islam yang sangat pesat membuat kaum kafir Quraisy semakin marah
dan berusaha menghancurkan umat Islam di Madinah. Permusuhan kafir Quraisy
terhadap umat Islam mengakibatkan beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam
antara lain.

A. NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI PEMIMPIN UMAT

Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu sangatlah penting untuk dipelajari,


karena bisa dijadikan sebagai i'tibar, terlebih lagi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa sejarah Islam.

Beberapa abad yang silam Nur Islam telah datang menerangi kehidupan manusia
dengan penuh aman sentosa dan damai lahiriah serta batiniah, namun dengan
berjalannya waktu sedikit demi sedikit keadaan demikian berubah menurun ditimpa
bencana kehancuran.

Penyebab kehancuran itu salah satunya adalah disebabkan oleh umat Islam itu
sendiri telah melalaikan dan melupakan sumber Ajaran Islam serta meninggalkan Ajaran
Pokok yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menyebutkan didalam tafsirnya bahwa ayat yang
mulia ini merupakan ashl al Kabir ( Landasan Utama ) dalam mengikuti segala bentuk
kehidupan Rasulullah baik perkataan, perbuatan, dan kepribadian Nabi secara
menyeluruh. Maknanya, jika seseorang ingin mencari teladan yang paripurna, maka pada
diri Nabilah ia berada. Tak hanya itu, bahkan meneladani Nabi merupakan bentuk
keinginan orang-orang yang mengharapkan Rahmat Allah dan kebaikan hidup di akhirat
kelak.

Landasan Politik Rasulullah Saw.

a. Bai'at aqabah

Pada tahun ke-12 kenabian, bertepatlah pada tahun 621 M, Nabi Muhammad Saw.
Menemui rombongan haji dari Yatsrib. Rombongan haji tersebut berjumlah sekitar 12
orang. Nabi Muhammad Saw. Menyampaikan dakwahnya. Dakwah Nabi mendapatkan
sambutan yang baik sehingga mereka menyatakan keislamannya dihadapan Nabi
Muhammad Saw. Mereka melakukan bai'at kepada Nabi di salah satu bukit di kota
Mekkah, yaitu bukit aqabah.

b. Piagam Madinah

Umat Islam memulai hidup bernegara setelah Rasulullah hijrah ke Yatsrib, yang
kemudian berubah menjadi Madinah. Di Madinahlah untuk pertama kali lahir satu
komunitas Islam yang bebas dan merdeka dibawah pimpinan Nabi Muhammad,
penduduk Madinah ada tiga golongan.

1. Kaum muslimin yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, dan ini adalah
kelompok mayoritas.

2. Kaum Musyrikin, yaitu orang-orang suku Aus dan Kharaj yang belum masuk
Islam, kelompok ini minoritas.

3. Kaum Yahudi yang terdiri dari empat kelompok. Satu kelompok tinggal didalam
kota Madinah, yaitu Banu Qunaiqa. Tiga kelompok lainnya tinggal di luar kota
Madinah, yaitu Banu Nadlir, Banu Quraizhah, dan Yahudi Khibar.

Jadi Madinah adalah masyarakat majemuk. Setelah sekitar dua tahun berhijrah
Rasulullah memaklumkan satu piagam yang mengatur hubungan antar komunitas yang
ada di Madinah, yang dikenal dengan Piagam ( Watsiqah ) Madinah.

Inilah yang di anggap sebagai konstitusi negara tertulis pertama di dunia. Piagam
Madinah ini adalah konstitusi negara yang berasaskan Islam dan disusun sesuai
dengan syariat Islam.

RAHASIA KESUKSESAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

Kesuksesan dakwah Rasulullah Saw. Tidak terlepas dari sifat-sifat kemuliaan


beliau ( Sidiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh ) metode dan strategi dakwah yang beliau
terapkan secara sistematis dan terprogram.
DAFTAR PUSTAKA

Ameera. 2020. SKI: Kondisi Masyarakat Arab Sebem Islam. Viwers 13.900, like 348, sub
11.100. menit ke 0.22-3.58
Laila Safitri. 2021. Kondisi Sosial Masyarakat bangsa Arab Pra Islam. Viewers 4.557, like
135, sub 350 sub. Menit ke 0.55-7.20
Albi Pasandida. 2021. Kondisi Ekonomi dan Politik Masyarakat Arab Pra Islam. Viwers
15.504, like 574, sub 3.040. Menit ke 1.43-7.01
Zam Channel. Kondisi Jazirah arab pra Islam, Kondisi Ekonomi dan Politik Masyarakat Pra
Islam. Viwers 2.379, like 80, sub 7.170. Menit ke 3.53-6.36

7 Su'ud, Abu. (2003). Islamiologi, Sgjarab, Ajaran, dan perannya dalam peradaban umat
manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 106.

8 Kuntowijoyo, (2013). Pengantar Ilmw Sejurah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hal. 98 "

Abdurrahman, Dudung. (2011). Metadalogi Penelitian Sejarab. Yogyakarta: Ombak. Hal. 67.

10 Asmuni, Yusran, (1996). Dirasah Islamiyab II. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Hal. 55

1 Azami. (1994). Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasirya. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus. Hal.
234

12 Yatim, Badri. (1997). Historiografi Lslam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Hal. 78.

Syalabi, Ahmad, 6HMDUDKGDQ.HEXGD\DDQ ,VODP ,,,, Jakarta, Al-Husna Zikra, 2000.


Ahmad choirul Rofiq M.Fil.l (penulis),Yusrianto Elga A (editor). Cara Mudah Memahami
Sejarah islam.yogyakarta maret 2019.

Yasin M. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia
SAUFI, AHMAD. Sejarah Peradaban Islam/oleh Akhman Saufi dan Hasni Fadillah. Yogyakarta:
Deepublish, Oktober 205

Anda mungkin juga menyukai