Bangsa Arab pra-Islam biasanya disebut Arab jahilyah. Bangsa yang belum
berperadaban, bodoh dan tidak mengenal aksara. Namun, bukan berarti tidak seorang pun
dari penduduk masyarakat Arab yang tidak mampu membaca dan menulis, karena beberapa
orang sahabat Nabi diketahui sudah mampu membaca dan menulis sebelum mereka masuk
Islam. Ibnu Saad mengatakan, "Bangsa Arab jahiliyah dan permulaan Islam menilai bahwa
orang yang sempurna adalah yang dapat menulis, berenang, dan melempar panah"." Bahkan
Ibnu Habib al-Baghdadi sempat menulis nama-nama bangsawan pada masa jahiliyah dan
permulaan Islam." Hanya saja baca tulis ketika itu belum menjadi tradisi, tidak dinilai
penting, tidak pula menjadi tolak ukur kepintaran dan kecendikiaan seseorang."
Apalagi jika mau menengok kembali sejarah peradaban dan sastra Arab pra Islam,
maka dapat diperkirakan bahwa jumlah orang Arab yang melek huruf, tentu lebih banyak
lagi." Bangsa Arab, terutama Arab bagian Utara, dikenal sebagai orang-orang yang memiliki
kemampuan tinggi dalam menggubah sebuah syair. Syair-syair itu diperłombakan kemudian
yang unggul ditulis dan digantungkan di dinding Ka'bah. Melalui tradisi sastra tersebut,
diketahui bahwa peristiwaperistiwa besar dan penting secara faktual ikut memberi pengaruh
serta mengarahkan perjalanan sejarah mereka. Nilai- nilai yang terkandung dalam peristiwa-
peristiwa penting itu, mereka abadikan dengan berbagai cara, seperti kisah, dongeng, nasab,
nyanyian dan syair." Orang Arab pra-Islam dan awal belum Islam, tidak sejarah. Peristiwa-
peristiwa sejarah disimpan dalam ingatan mereka. kebangkitan atau menulis Bukan hanya
karena mereka buta aksara, tetapi juga karena mereka beranggapan bahwa kemampuan
mereka lebih terhormat. Semua peristiwa sejarah itu düngat dan diceritakan berulagulang
secara turun-temurun. Demikian pula dengan hadis- hadis Nabi.
Dalam tradisi keilmuwan Islam, ilmu sejarah dianggap sebagai ilmu- ilmu
keagamaan karena pada awalnya terkait erat dengan ilmu hadis. Seperti pada masa pra Islam
dan awal Islam Bangsa Arab tidak mencatat sejarah mereka. Mereka menyimpan catatan itu
dalam bentuk hafalan, hal ini dikarenakan mereka tidak mengenal tulisan, tapi tradisi lisan
lebih dihargai dan diutamakan ketimbang tradisi tulisan. Karena itu sejarah awal Bangsa
Arab hanya berupa ungkapan mengenai berbagai peristiwa dan perperangan yang disimpan
dalam bentuk hafalan dan dirransfer ke pihak lain melalui tradisi lisan." Jika dilihat pada
konteks lain, sosial- politik pra-Islam sangat rendah dan tidak berkembang. Apalagi dalam
konteks ini, masyarakat Arab pra-Islam telah terbentuk kabilah. Kemudian dari beberapa
kabilah terbentuknya suku. Jadi, sebetulnya pada masa Arab pra-Islam sudah terbentuk
identitas masyarakat Arab itu sendiri. Nanmun, karena penekanannya pada hubungan
kesukuan yang kuat, kesetian terhadap suku harus dijaga dan solidaritas yang tinggi, maka
sering terjadi kekacauan dan peperangan diantara suku-suku yang ada.
Pada awalnya, masyarakat Makkah adalah penganut agama tauhid yang dibawa
oleh Nabi Ibrahim as. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail as. Perjalanan
hidup Nabi Ibrahim, Siti Hawa (istrinya), dan Nabi Ismail (putranya) membuahkan
sejumlah ajaran dan kebudayaan Islam yang sampai sekarang terpelihara, seperti Ka’bah,
maqam Ibrahim, dan peristiwa qurban. Bahkan Proses perjalanan kehidupan keluarga ini
dinapaktilasi oleh umat Islam dalam salah satu rukun haji.
Setelah Nabi Ismail as. wafat, masyarakat Makkah mulai pindah menyembah selain
Allah. Proses perpindahan kepercayaan itu berawal dari Amir bin Lubai Dia melihat
penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala. Dia tertarik untuk
mempelajari dan mempraktikannya di Makkah.
sehinga mencapai 360 berhala yang diletakkan mengelilingi Ka’bah. Dan mulailah
kepercayaan baru masuk ke masyarakat Makkah dan kota Makkah menjadi pusat
penyembahan berhala. Ketika melaksanakan haji, bangsa Arab melihat berhala-berhala di
sekitar Ka’bah. Mereka bertanya alasan menyembah berhala. Para Pembesar menjawab
bahwa berhala-berhala tersebut merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan. Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya dan meniru cara ibadah Arab.
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad dari Ibnu Abbas, yang
berbunyi: “Patung-patung yang ada pada zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung
yang disembah pula dikalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wudd adalah berhala
yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail.
Masa itu disebut masa Jahiliyyah. Jahiliyyah bukan berarti mereka bodoh dari
keilmuannya, namun mereka bodoh dari keimanan kepada Allah seperti yang diajarkan
oleh Nabi Ibrahim as.. Mereka menyimpangkan ajaran-ajaran Nabai Ibrahim as. Adapun
faktor-faktor penyebab penyimpangan tersebut adalah:
1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka
membutuhkan.
2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala
kabilah nenek moyang mereka.
3. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana
mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan.
Disamping kepercayaan terhadap penyembahan berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang
di Makkah, yaitu:
a. Menyembah Malaikat
Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan
sesajian berupa kurban binatanag sebagai bahan sajian agar mereka terhindar dari bahaya dan
bencana4
C. Kondisi Ekonomi
Sebelum datangnya Islam, bangsa arab sudah menegnal yang namanya
perdagangan. Sehingga sebagain besar masyarakat Arab melakukan perdagangan
untuk mata pencarian mereka. Selain itu mereka sudah bisa bertani dan berternak.
Orang Arab Badui (penduduk Desa/Gurun) menggantungkan kebutuhan mereka pada
perternakan. Sehingga mereka perlu berpindah-pindah karena keperluan menggiring
ternakannya ke suatu wilayah yang subur. Dari hewan ternak itu, mereka bisa
mengkonsumsi danging, meminum susu serta membuat pakaian dar bulu domba.
Sesudah kebutuhan mereka terpenuhi, mereka dapat menjual hasil ternaknya.
Sedangkan Masyarakat perkotaan, mereka megantungkan hidup mereka untuk
menjadikan perternakan dan pertanian sebagai mata pencarian mereka. Dalam
perternakan ada 2 cara melakukannya yaitu menjadi penggembala ternaknya sendiri
dan ada yang menggembalakan ternak orang lain. Nabi Muhammad SAW, ketika
tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau menggembala kambing milik orang kaya. Begitu
juga uang dilakukan oleh sahabat Nabi lainnya. Masyarakat yang memiliki daerah
yang subur menjadikan pertanian sebagai mata pencarian mereka. Daerah itu adalah
Yaman, Thaif, Madinah, Najd dan Khaibar. Mereka tidak hanya mengandalkan hasil
dari pertanian dan pertenakan. Namun mereka juga mengandalkan hasil dari
perdagangan dan khusus dilakukan untuk orang mekkah yang memiliki pusat
perdagangan.
Dalam perdagangan orang-orang Arab, penduduk Mekah memiliki kedudukan
yang istimewa, karena mereka adalah penduduk negeri Haram (mekkah). Suku
Quraisy adalah penduduk Mekkah yang memiliki perenan penting dalam perniagaan
di Jazirah Arab. Orang Yaman adalah orang yang berpengalaman dalam hal berniaga.
Karena orang Yaman yang berpindah tempat ke Mekkah terkenal dengan keahliannya
dibidang perniagaan. Orang Quraisy mempunyai kebiasaan mengadakan perjalanan
perdagangan yaitu pada musim dingin menuju ke yaman dan Musim Panas menuju
ke Syam.
Riba menjadi tradisi dalam perdagangan masyarakat jazirah Arab sebelum
datangnya Islam karena terpengaruh oleh sistem perdagangan dengan bangsa lain.
Adapun alat transportasi mereka untuk berdagang yaitu unta. Komoditi
perdagangannya yaitu sutra, garahu dupa, minyak wangi, kulit, senjata, dan rempah-
rempah dari Nusantara. Jalur perdagangan meliputi jalur darat dan laut, sehingga
bangsa arab mendapatkan komoditi perdagangan dari India, Cina dan Sumatera.
D. Kondisi Politik Masyarakat Arab Sebelum Islam
Masyarakat Arab pra-Islam dapat dibagi menjadi bua bagian berdasarkan atas
batas territorial:
Yang tinggal di kota perniagaan Jazirah Arabia, seperti Makkah dan Madinah.
Kota Makkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan Selatan. Para
pedagang dengan kabilah-kabilah yang berani membeli barang dagangan dari India
dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.
Cara mereka hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain,
mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat
bagi mereka adalah memelihara ternak, domba dan unta. Sebelum datangnya Islam,
ada tiga kekuatan politik besar yang mempenga- ruhi politik Arab; yaitu kekaisaran
Nasrani Byzantium, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti
Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan. Kekaisaran Byzantium dan Kekaisaran
Romawi Timur dengan ibu kota Kon- stantinopel merupakan bekas Imperium
Romawi masa klasik.
Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria,
Mesir dan seba- gian daerah Italia, serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika
Utara juga berada di bawah kekuasaannya. Sedangkan kekaisaran Persia berada di
bawah kekuasaan dinasti Sasanid (Sa- saniyah). Ibu kota Persia adalah al-Madana'in,
terletak sekitar dua puluh mil di sebelah tenggara kota Baghdad yang sekarang.
Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman
timur Iran serta Afganistan. Kondisi politik jazirah Arab terpengaruhi oleh dua hal,
yaitu pertama, interak- si dunia Arab dengan kekaisaran Byzantium dan Persia.
Kedua, persaingan antara agama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster. Bangsa Arab terdiri
beberapa suku. Mereka memiliki rasa cinta berlebihan terhadap sukunya. Tidak
jarang, peperangan terjadi antar suku. Seperti perang Fujjar, perang saudara yang
terkenal karena terjadi beberapa kali. Pertama perang antara suku Kinanah dan
Hawazan, kemudian Quraisy dan Hawazan serta Kina- nah dan Hawazan lagi.
Peperangan Fujjar terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus. Selain itu, di Jazirah Arab
terdapat Beberapa kerajaan yang pernah ada, antara lain:
Kedua kerajaan ini hidup di satu zaman. Keduanya adalah kerajaan paling
awal di Yaman. Namun, sejarah tentang kedua kerajaan itu sangatlah sedikit.
Kerajaan Saba' ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Ma'in dan Qatban.
Ker- ajaan Saba' juga meliputi Hadharmaut. Ibu kotanya adalah Ma'rab. Kerajaan
ini menjadi terkenal disebabkan dua hal, Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah
tentang ratu ini dengan Nabi Sulaiman disebutkan dalam surah an-Naml. Kedua,
Bendungan Ma'rab yang besar. Bend- ungan ini menjadikan Yaman menjadi
sebuah negeri yang makmur dan sejahtera. Namun, kemudian bendungan ini
hancur. Maka, terjadilah sebuah bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya,
penduduk setempat banyak yang pindah ke wilayah utara. Peristiwa ini sekaligus
menjadi tanda kehancuran Saba' dan berdirinya ker- ajaan Himyar.
d. Kerajaan Himyar
Salah seorang anak raja Himyar yang bernama Saif bin Dzi Yazan
melarikan diri ke Persia. Dia meminta bantuan kepada orang-orang Persia untuk
menge- luarkan orang-orang Habasyah dari negerinya. Maka, mereka pun
bergerak dan mampu mengalahkan orang-orang Romawi. Kisra Persia
memerintahkan agar mengangkat Saif sebagai raja untuk seluruh Yaman. Setelah
Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi penguasa di Ya- man dan tunduk
di bawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz meninggal dia digantikan oleh
anak-anak dan cucu-cucunya. Tatkala Rasulullah diangkat sebagai Rasul,
penguasa Yaman asal Persia saat itu adalah Badzan-salah seorang keturunan
Wahruz. Rasulullah mengajak Badzan untuk memeluk Islam. la menyambut
ajakan itu dan masuk agama Islam.
g. Kerajaan Hirah,
Sejarah kerajaan Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri
sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab,
karena warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh
jazirah Arab terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan
kepan- daian menulis dan membaca. Karena itu mereka dapat dianggap sebagai
pennyiar ilmu pengetahuan di jazirah Arab.
h. Kerajaan Ghassan,
Nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut Ghassan.
Kaum Ghassan memerintah di bagian selatan dari negeri Syam dan di bagian
utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebuayaan yang tinggi, dan
menganut agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah
yang mema- sukkan agama Masehi itu ke jazirah Arab.
i. Hijaz,
Hijaz berbeda dengan negeri-negeri arab yang lain. Negeri Hijaz belum
per- nah dijajah, diduduki dan dipengaruhi negara-negara asing. Hal itu
dikarenakan letak geografis dan negeri miskin, sehingga tidak menarik negara-
negara lain un- tuk menjajahnya. Kota terpenting di daerah ini adalah Makkah,
tempat ka bah berada. Pada awalnya, Makkah dan Ka'bah dikuasai oleh Nabi
Ismail, kemudian putra sulung- nya Nabit, dan dilanjutkan oleh penguasa-
penguasan kabilah Jurhum. Kemudian suku Jurhum diganti oleh suku Khuza'ah,
yang datang dari Yaman setelah runtuh- nya bendungan Ma'rib, dan berkusa di
Makkah selama 300 th. Dalam abad ke-5 M, Suku Quraisy merebut kekuasaan
Makkah dan Ka'bah dari Khuza'ah. Makkah mengalami kemajuan di bawah
kekuasaan Suku Qurai- sy. Untuk mengurus Makkah dan mengamankan para
penziarah yang datang ke kota Makkah, suku Quraisy mendirikan semacam
pemerintahan. Selain Quraisy mangatur urusan yang berkenaan dengan Ka'abah.
Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy
yaitu :
10). Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.
E. Kondisi Budaya
Pada awalnya masyarakat Mekkah adalah penganut agama tauhid. Namun,
setelah Nabi Ismail wafat masyarakat Mekah mulai pindah untuk menyembah selain
Allah. Kepercayaan ini berawal dari Amir bin luhay, seorang pembesar suku
Khuza’ah yang melakukan perjalanan ke Syam penduduk di sana melakukan ibadah
dengan menyembah. berhala. Dia membawa berhala yang dinamakan Hubal dan
diletakkan di Kakbah Berhala Terdapat berhala lainnya seperti Lata, Uzza dan Mana.
Maka dari itu, dia mengajarkan kepada masyarakat Mekkah cara menyembah
berhala. Sejak saat itulah mereka mulai membuat berhala-berhala. Oleh sebab itu,
Kakbah dikelilingi oleh berhala dan Kota Mekah menjadi pusat penyembahan
berhala.
Mereka meyakini bahwa berhala sebagai perantara untuk mendekatkan diri
pada Tuhan, sehingga kepercayaan itu menyebar ke seluruh Jazirah Arab. Adapun
Ya’uq adalah sebuah sesembahan suku Hamdan, sesembahan suku Himyar dan
keluarga Zila. Padahal nama-nama itu adalah orang-orang Shaleh di zaman Nabi
Nuh.
Pada masa itu disebut masa Jahiliyah (zaman kebodohan), dimana manusia
menyembah berhala dan meningglkan keimanannya kepada AllAh SWT. Selain itu,
sebagian masyarakat Arab juga ada yang menyembah dan menuhankan Malaikat, jin,
ruh atau hantu. Beberapa diantara mereka berusaha untuk tidak menyembah berhala
dan beralih ke ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim. Mereka adalah Waraqah bin
Naufal, Umayyah bin sak Qasidah, Usman.bin Haris, Abdullah Bin Jahsy dan Zainal
bin Umar. Namun mereka meninggal sebelum datangnya ajaran Islam yang dibawa
Nabi Muhammad SAW.
Menurut thedor neoldeke (orientalis dari jerman) sebagaimana di kuutip oleh Hasan
Ibrahim Hasan, kata “Arab “ padang sahara berpasir. Sejarah Arab sebelum kedatangan
agama islam tidak banyak diketahui. Sebab, situasi saat itu belum memungkinkan penulisan
sejarah arab, yakni kehidupan mereka yang cenderung nomadem dan banyak terlibat dalam
peperangan di antara mereka . Informasihyang terjangkau mengenai permasalahan ini
diperoleh dari waktu sekitar 150 tahun sebelum kedatangan islam. Pembahasan pentang al-
Arab qabla al-Islamic Arabia(Arab pra Islam) sangat penting bagi historiografi islam. Sebab
kawasan arab merupakan tempat kelahuran islam dan bangsa Arab adalah masyarakat
pertama yang menjumpai risalah agama islam sehinga, dapat diketahui perubahan signifikan
yang diwujudkan oleh kaum muslimin setelah ajaran agama islam diturunkan Allah SWT.
A. Kondisi geografi Arab sebelum Islam
Penyubutan jazirah arab atau al-jahzirah al- Arabiyyah yang dipergunakan oleh
masyarakat arab ini, secara kebahasaan, berarti the island of arabs (pulau arab).
Meskipun, sebenarnya kawasan itu dapat disebut syibh jahirah al-arab, syibh al- jahirah
arabiyyah atau the Arabian peninsula (semnenjung arab).
Semenanjung arab, secara geografis merupakan bagian benua asia si sebelah barat
daya laut yang dibatasi oleh laut merah disebelah barat,laut arab dan samudra hindia di
sebelah selatan telik oman dan teluk arab di sebelah timur, daratan syam disebela timur
serta teluk Persia di sebelah timur laut. Luas kawasan ini sekitar 3.237.500km2 yang
sekarang meliputi berbagai negara yaitu Saudi Arabia,Yaman,Oman,Qatar,Bahrain
,Kuwait,Uni Emirat Arab sertawilaya bagian selatan dari Iraq dan Yordania.
Sebagian wilayah ini terdapat banyak pegunungan dan lembah yang curah
hujannya sediki, serta keadaannya berbatu batu dan bergurun pasir sehingga tidak subur.
Tanah yang biasanya subur beradah di daerah yang mendapatkan curah hujannya tinggi,
tanaman yang seing dijumpai antara lain adalah kurma,gadum,kopi,aksia, anggur dan
kacang almond. Sedangkan hewan yang dapat ditemui di antaranya yaitu unta,kuda,
keledai, domba, kucing dan anjing kondisi geografis demikian turut berpengaruh tehadap
corak kehidupan masyarakat Arab.
Sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw, kota Madinah dikenal dengan nama
Yatsrib. Penduduk kota Yatsrib terdiri dari etnis Arab, baik dari Arab Selatan maupun
Utara, juga ada yang berasal dari etnis Yahudi. Agama yang dianut penduduk Yatrib
adalah Yahudi, Nasrani, dan Pagan. Agama Yahudi masuk ke Yatsrib berbarengan
dengan kedatangan imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka
datang ke Yatsrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Mereka
mendapatkan penindasan dari Romawi karena melakuakan pemberontakan. Migrasi
terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun 132-135. Agama Yahudi dianut oleh
beberapa suku-suku, antara lain Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani
Quraidlah. Kebanyakan mereka bekerjasama dengan kafir Quraisy untuk mengusir dan
membunuh Nabi Muhammad Saw. Akibat menentang Islam, Nabi Muhammad
mengusir mereka dari kota Madinah. Sehingga madinah bersih dari bangsa yahudi.
Selain Yahudi, penduduk Yatsrib memeluk agama Nasrani. Kelompok yang
merupakan kelompok minoritas berasal dari Bani Najran.
Sebagian kecil Penduduk Yasrib ada yang tidak memeluk agama yahudi dan
nasrani. Mereka mengikuti kenyakinan orang Quraisy dan Penduduk Mekkah. Mereka
memandang kaum Quraisy sebagai penjaga Rumah Allah, sebagai pemimpin-
pemimpin Agama, serta sebagai panutan dalam beribadah. Agama mereka dikenal
dengan paganisme yaitu kepercayaan kepada benda-benda, dan kekuatan-kekuatan
alam, seperti matahari, bintang-bintang, bulan, dan sebagainya.
4. Nabi Saw menganjurkan bagi kaum Muhajirin yang mempunyai pengalaman dagang
dan modal sebagai pedagang. Anjuran ini sesuai dengan profesi kaum Muhajirin
ketika mereka tinggal di Makkah.
5. Bagi kaum Muhajirin yang tidak mempunyai modal, Nabi Muhammad mengajurkan
mereka bekerja sebagai petani. Karena madinah dikenal dengan tanah subur dan
memiliki hasil pertanian yang bagus, terutama buah kurma dengan berbagai jenisnya.
6. Setelah menerima perintah zakat, pembinaan perekonomian umat Islam lebih
mendapat perhatian. Nabi Muhammad Saw mengefektifkan zakat dan memperkuat
jalinan antara pemberi zakat dan penerima zakat.
Nabi Muhammad Saw. ( 571 M ) di kota Mekkah. Kota adalah sebuah kota yang
sangat terkenal diantara kota-kota Arab baik karena tradisi maupun letak geografisnya.
Kota Mekkah dilalui oleh jalur perdagangan yang ramai dan makmur dimana agama dan
masyarakat ketika itu mencerminkan realita kesukuan masyarakat jazirah Arab ( Badri
Yatim 2004:9 ). Kondisi masyarakat Arab pada saat itu sangat jauh dari ajaran Islam yang
diistilahkan dengan masa jahiliah.
Mekkah merupakan kota suci yang telah dibangun sejak didatangkan nabi Ibrahim
bersama istri dan anaknya ( Ismail ) dalam membentuk tatanan masyarakat yang beradab
atau suku Quraisy. Dibangun diatas fondasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. ( Agama
tauhid ) sebagai agama yang Hanif. Perjalanan waktu lambat laun menyebabkan generasi
sesudahnya kurang memperhatikan dan mengamalkan ajaran yang Pernah dibawa oleh
Nabi Ibrahim dan Ismail yang berdampak pada terkikisnya akidah dan moral bahkan
lenyap dari mereka atau Mayoritas anggota masyarakat.
Pada masa itu bangsa Quraisy tidak lagi mengerti dengan agama yang telah
diajarkan oleh nabi Ibrahim dan Ismail, mereka menyembah berhala, kemusyrikan dan
ketahayulan yang menyesatkan mereka hingga lahirnya nabi Muhammad Saw. Sebagai
pembawa risalah dan seorang nabi diantara mereka. Nabi Muhammad Saw. Mulai
menyebarkan agama Islam di Mekkah dengan metode sembunyi-sembunyi kepada
keluarga, sahabat dan orang-orang terdekat secara bertahap. Mekah merupakan daerah
awal berdakwah, karena disanalah Nabi Muhammad dilahirkan. Lain halnya ketika
menyiarkan agama Islam di Madinah ( Nurcholish Madjid, 2006:1746 ). Perkembangan
agama Islam telah merambah ke dunia politik dan ekonomi.
Nabi Muhammad Saw. Melalui kesepakatan damai telah berada di Madinah untuk
saling kerjasama membantu dan membangun antara umat Islam dan penduduk Madinah
dengan beberapa perubahan yang Nabi lakukan. Mereka mempunyai kedudukan yang baik
dan merupakan umat yang kuat dan berdiri sendiri. Nabi Muhammad Saw. Mempunyai
fungsi ganda itulah sehingga mampu membentuk masyarakat yang bobrok menjadi
masyarakat yang berperadaban.
Islam lahir di Arab, tepatnya dimekah merupakan tempat yang tidak ramah
lingkungan dan memperlihatkan cara hidup yang keras dan primitif. Masyarakat yang
memiliki karakter keras dan hobi berperang. Kondisi Geografis yang tandus dan keras
tidak ada kehidupan yang layak, senantiasa masyarakat bingung untuk melakukan aktivitas
yang cocok di gurun pasir. Inilah salah satu penyebab sehingga mereka lebih senang
angkat pedang dengan suku-suku lain di Arab. Masyarakat Arab pada dasarnya bertauhid
yang telah disiarkan oleh Nabi Ibrahim dengan bukti Ka'bah karena beliau yang
melanjutkan pembangunan Ka'bah.
Nabi Muhammad Saw. Sebagai Rasul pertama kali menerima Wahyu di Gua Hira
pada saat, pada saat itu Dia sangat prihatin terhadap kesukaran-kesukaran dimekah
yang menyebabkan Dia berusaha mencari keheningan dan memisahkan diri dari
pergaulan masyarakat dengan berkontempolasi di Gua Hira yang letaknya tidak jauh
dari sebelah Utara kota Mekkah. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum pengangkatan
sebagai Nabi yang benar dan lurus, beliau memilih Gua Hira sebagai tempat yang
cocok untuk mewujudkan harapannya. Di sana beliau bertafakur sehingga pada tanggal
17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat Jibril mendapat perintah dari Allah SWT. Untuk
menyampaikan Wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw.
Setelah menerima Wahyu pertama tersebut, Nabi Muhammad Saw. Telah terpilih
menjadi seorang Rasul. Wahyu pertama belum mengisyaratkan sebagai perintah untuk
menyampaikan seruan kepada suatu Agama.
Inti kehidupan Nabi Muhammad Saw. Setelah turunnya Wahyu kedua di Mekah
adalah melaksanakan tugas-tugas kerasulannya. Beliau melakukan interaksi dengan
masyarakat Mekah berdasarkan petunjuk-petunjuk Wahyu dan tugas tersebut
dilaksanakan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Untuk itulah beliau semakin
memperkokoh kedudukannya sebagai Rasul yang harus berdakwah, mengajak umat
manusia untuk menerima Agama yang dibawanya.
Terjemahannya :
Pada tahun kesepuluh kerasulannya, Allah SWT. Mengisra dan memi'rajkan Nabi
Muhammad Saw. Peristiwa isra mi'raj merupakan hak yang menjadikan orang-orang
kafir semakin tidak percaya apa yang dikatakan Nabi Muhammad Saw. Dan ujian bagi
orang-orang yang beriman. Setelah isra mi'raj perkembangan besar bagi kemajuan
dakwah Nabi Muhammad Saw. Yakni dengan datangnya sejumlah penduduk yatsrib
( Madinah ) untuk berhaji ke Mekkah. Melalui perjanjian aqabah pertama yang berisi
ikrar kesetiaan dan perjanjian aqabah ke dua yang berisi mereka akan membai'at Nabi
Muhammad Saw. Sebagai pemimpin telah memberikan kebebasan jiwa kepada Nabi
Muhammad untuk segera memerintahkan para sahabat hijrah ke yatsrib, meskipun
intimidasi terhadap kaum muslimin semakin meningkat. Nabi Muhammad Saw. Sendiri
akhirnya hijrah ke Yatsrib ditemani Abu Bakar karena kaum kafir Quraisy sedang
mempersiapkan rencana pembunuhan kepada Nabi Muhammad Saw.
a. Mengajarkan Ketauhidan
Berbagai ancaman, gangguan dan hinaan yang datang bertubi-tubi dari kaum
kuffar dan musyrikin seakan mewarnai perjalanan dakwahnya bersama kaum
muslimin. Para bangsawan Quraisy dan hartawan yang gemar bersenang-senang mulai
merasakan bahwa ajaran Muhammad merupakan bahaya besar bagi kedudukan mereka.
Jadi yang mula-mula mereka lakukan ialah menyerangnya dengan cara
mendeskreditkannya dan mendustakan segala apa yang dinamakannya kenabian itu.
Mereka melakukan berbagai propaganda untuk menghentikan kegiatan Nabi
Muhammad dan kaum muslimin yang terus bertambah, seperti melakukan penghujatan,
caci-maki, pemboikotan, dan sebagainya. Namun karena Muhammad selalu dalam
perlindungan Bani Hasyim dan Bani Al Muthalib, ditambah lagi dengan keislaman
Hamzah bin Abi Thalib, paman dan saudara sesusu Nabi yang setia melindunginya,
membuat pemuka-pemuka Quraisy itu berpikir dua kali untuk membunuh Nabi
Muhammad. Apalagi beberapa waktu kemudian, seorang tokoh andalan kafir Quraisy,
Umar Bin Khattab yang juga masuk Islam, maka semakin bertambah lemahlah
pengaruh Quraisy kala itu.
Beberapa faktor yang menyebabkan mereka menolak keras ajaran Muhammad adalah :
Beberapa abad yang silam Nur Islam telah datang menerangi kehidupan manusia
dengan penuh aman sentosa dan damai lahiriah serta batiniah, namun dengan
berjalannya waktu sedikit demi sedikit keadaan demikian berubah menurun ditimpa
bencana kehancuran.
Penyebab kehancuran itu salah satunya adalah disebabkan oleh umat Islam itu
sendiri telah melalaikan dan melupakan sumber Ajaran Islam serta meninggalkan Ajaran
Pokok yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menyebutkan didalam tafsirnya bahwa ayat yang
mulia ini merupakan ashl al Kabir ( Landasan Utama ) dalam mengikuti segala bentuk
kehidupan Rasulullah baik perkataan, perbuatan, dan kepribadian Nabi secara
menyeluruh. Maknanya, jika seseorang ingin mencari teladan yang paripurna, maka pada
diri Nabilah ia berada. Tak hanya itu, bahkan meneladani Nabi merupakan bentuk
keinginan orang-orang yang mengharapkan Rahmat Allah dan kebaikan hidup di akhirat
kelak.
a. Bai'at aqabah
Pada tahun ke-12 kenabian, bertepatlah pada tahun 621 M, Nabi Muhammad Saw.
Menemui rombongan haji dari Yatsrib. Rombongan haji tersebut berjumlah sekitar 12
orang. Nabi Muhammad Saw. Menyampaikan dakwahnya. Dakwah Nabi mendapatkan
sambutan yang baik sehingga mereka menyatakan keislamannya dihadapan Nabi
Muhammad Saw. Mereka melakukan bai'at kepada Nabi di salah satu bukit di kota
Mekkah, yaitu bukit aqabah.
b. Piagam Madinah
Umat Islam memulai hidup bernegara setelah Rasulullah hijrah ke Yatsrib, yang
kemudian berubah menjadi Madinah. Di Madinahlah untuk pertama kali lahir satu
komunitas Islam yang bebas dan merdeka dibawah pimpinan Nabi Muhammad,
penduduk Madinah ada tiga golongan.
1. Kaum muslimin yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, dan ini adalah
kelompok mayoritas.
2. Kaum Musyrikin, yaitu orang-orang suku Aus dan Kharaj yang belum masuk
Islam, kelompok ini minoritas.
3. Kaum Yahudi yang terdiri dari empat kelompok. Satu kelompok tinggal didalam
kota Madinah, yaitu Banu Qunaiqa. Tiga kelompok lainnya tinggal di luar kota
Madinah, yaitu Banu Nadlir, Banu Quraizhah, dan Yahudi Khibar.
Jadi Madinah adalah masyarakat majemuk. Setelah sekitar dua tahun berhijrah
Rasulullah memaklumkan satu piagam yang mengatur hubungan antar komunitas yang
ada di Madinah, yang dikenal dengan Piagam ( Watsiqah ) Madinah.
Inilah yang di anggap sebagai konstitusi negara tertulis pertama di dunia. Piagam
Madinah ini adalah konstitusi negara yang berasaskan Islam dan disusun sesuai
dengan syariat Islam.
Ameera. 2020. SKI: Kondisi Masyarakat Arab Sebem Islam. Viwers 13.900, like 348, sub
11.100. menit ke 0.22-3.58
Laila Safitri. 2021. Kondisi Sosial Masyarakat bangsa Arab Pra Islam. Viewers 4.557, like
135, sub 350 sub. Menit ke 0.55-7.20
Albi Pasandida. 2021. Kondisi Ekonomi dan Politik Masyarakat Arab Pra Islam. Viwers
15.504, like 574, sub 3.040. Menit ke 1.43-7.01
Zam Channel. Kondisi Jazirah arab pra Islam, Kondisi Ekonomi dan Politik Masyarakat Pra
Islam. Viwers 2.379, like 80, sub 7.170. Menit ke 3.53-6.36
7 Su'ud, Abu. (2003). Islamiologi, Sgjarab, Ajaran, dan perannya dalam peradaban umat
manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 106.
8 Kuntowijoyo, (2013). Pengantar Ilmw Sejurah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hal. 98 "
Abdurrahman, Dudung. (2011). Metadalogi Penelitian Sejarab. Yogyakarta: Ombak. Hal. 67.
10 Asmuni, Yusran, (1996). Dirasah Islamiyab II. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Hal. 55
1 Azami. (1994). Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasirya. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus. Hal.
234
12 Yatim, Badri. (1997). Historiografi Lslam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Hal. 78.
Yasin M. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia
SAUFI, AHMAD. Sejarah Peradaban Islam/oleh Akhman Saufi dan Hasni Fadillah. Yogyakarta:
Deepublish, Oktober 205