Anda di halaman 1dari 15

ARAB PRA ISLAM

Di susun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Drs.Tajudin, MA

DisusunOleh:
KELOMPOK 1

NimasAji Wahyu Safitri (20210510400014)


M. Rizky Ramadhan (20210510200018)
Levi Elo Saputra (20210510100017)
Rifky Dwi Prasetyo (202105104000)
Angkasa Putra Mandala Guna (20210510100045)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GENAP 2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................01
DAFTAR ISI.........................................................................................................................02
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................03
A. Latar Belakang......................................................................................................03
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................04
A. Asal usul keturunan Arab Pra Islam.....................................................................04
B.Sistem Kepercayaan Bangsa Arab Pra Islam.........................................................05
C. Silsilah Bangsa Arab............................................................................................................05
D. Silsilah Rasulullah SAW.....................................................................................................05

BAB III PENUTUP..............................................................................................................06

A. Kesimpulan...........................................................................................................06

B. Saran......................................................................................................................06

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................07
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Arab Pra Islam” initepat
pada waktunya. Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAWyang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang
sempurna dengan bahasa yang sangat indah.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Drs.Tajudin,MApada  mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.

Harapan penulis dalam makalah ini ialah untuk menambah wawasan kita lebih dalam
lagi tentang Arab Pra Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Jakarta, Maret 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa sebelum kedatangan Islam dikenal dengan zaman jahiliyah. Dalam


Islam ,periode jahiliyah dianggap sebagai suatu kemunduran dalam kehidupan beragama.
Pada saat itu masyarakat Arab jahiliyah mempunyai kebiasaan buruk seperti meminum
minuman keras, berjudi, dan menyembah berhala. Ketika nabi Muhammad SAWlahir (570
M) Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di negeri
Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang
ramai menghubungkan Yaman di selatan dan Syiria di utara.Dengan adanya Ka'bah ditengah
kota. Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka'bah adalah tempat mereka berziarah. Di
dalamnya terdapat 360 berhala mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur
dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan
masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Biasanya, dalam membicarakan wilayah geografis yang didiami bangsa
Arab sebelum Islam, orang membatasi pembicaraan hanya pada jazirah
Arab, padahal bangsa Arab juga mendiami daerah-daerah di sekitar Jazirah. Jazirah Arab
memang merupakan kediaman mayoritas bangsa Arab kala itu.Bangsa Arab sebelum
datangnya Islam berbentuk kabilah-kabilah, dimana banyak kabilah-kabilah yang sering
melakukan peperangan karena disebabkan ke fanatikan dari masing-masing kabilah. Selain
itu, bangsa Arab sebelum Islam juga tengah terjauh dari ajaran Nabi terdahulu untuk
menyembah Allah SWT. Mereka mengikuti ajaran nenek moyang mereka yang cenderung
fanatik pula.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal usul keturunan Arab Pra Islam

Bila dilihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah arab dapat dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu Qahthaniyun (keturunanQahthan) dan ‘Adnaniyun (keturunan Ismail
ibn Ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduduki golongan ‘Adnaniyun dan wilayah
selatan yang didiami oleh golongan Qahthaniyun. Akan tetapi lama kelamaan kedua
golongan ini membaur karena perpindah-pindahan Dari Utara ke Selatan atau sebaliknya.
Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah di mana beberapa kabilah atau suku
tersebut dipimpin oleh seorang Syaikh. Adapun menurut para sejarawan kaum atau suku yang
berada di Jazirah Arab yaitu:

1) Arab Ba’idah
Yaitu bangsa Arab yang telah Musnah, orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya.
Jejak mereka tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan kitab-kitab Suci.
Arab Ba’idah ini termasuk suku bangsa Arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia
akan tetapi, karena serangan raja Namrud dan kaum yang berkuasa di Babylonia, sampai
Mesopotamia selatan pada tahun 2000 SM Suku bangsa ini berpencar dan berpisah
keberbagai daerah, di antara kabilah mereka yang termasuk adalah: ‘Aad, Tsamud,
Ghasan, Jad.

2) Arab Aribah
Yaitu cikal bakal dari rumpun bangsa Arab yang ada sekarang ini. Mereka barasal dari
keturunan Qhattan yang menetap di tepian sungai Eufrat kemudian pidah ke Yaman.
Suku bangsa Arab yang terkenal adalah: Kahlan dan Himyar. Kerajaan yang terkenal
adalah kerajaan Saba’ yang berdiri abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri abad ke-2
SM.
3) Arab Musta’ribah
yaitumenjadi Arab atau peranakan disebut demikian karena waktu jurhum dari suku
bangsa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama nabi Ismail dan ibunya Siti
Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku jurhum. Arab
musta’ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim ismail (Adnaniyyun).

Mereka sangat erat hubungan kesukuaan, sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok
menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku, sedangkan beberapa kelompok suku
suka berperang karenanya peperangan antar suku sering sekali terjadi. Dalam masyarakat
yang suka berperang tersebut, nilai wanita menjadi sangat rendah. Situasi seperti ini terus
berlangsung sampai agama Ismalahir. Dunia Arab ketika itu merupakan kancahp perangan
terus-menerus. Akibat peperangan yang terus menerus, kebudayaan mereka tidak
berkembang. Karena itu bahan-bahan sejarah Arab pra Islam sangat langkah didapatkan di
dunia Arab.

B. Sistem Kepercayaan Bangsa Arab Pra Islam

Masyarakat Arab lama (sebelum Islam) memiliki keyakinan animisme, ialah sebuah
paham yang beranggapan bahwa setiap benda mempunyai roh, dan roh tersebut memiliki
kekutan ghaib yang disebut Mana dan dikenal sebagai “KaumWatsani” yaitu kaum yang
mengganggap Tuhan mereka dalam bentuk patung-patung sesembahan yang mereka anggap
sebagai perantara denganTuhan. Mereka percayaakan Tuhan yang Esa, Namun mereka juga
meyakini adanya roh-roh penguasa yang dianggap dan diperlakukan sebagai Tuhan. Berbeda
dengan Islam yang mengajarkan untuk meng-Esakan Allah dan hanya kepada-Nya beribadah
tanpa perantara apapun. Sebelum Islam datang penduduk Arab menganut agama yang
bermacam-macam, dan Jazirah Arab telahdihuni oleh beberapa ideologi, keyakinan
(keagamaan). Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah
sebagai tuhan. mereka. Kepercayaan ini diwarisi secara turun-temurun sejak nabi Ibrahim as
dan Ismail as. Al-Qur’an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan yang
mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan mematikan, Tuhan
yang memberirezeki dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama yang Hanif
disebut dengan Watsniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan
penyembahan kepada:
 Anshab, batu yang memiliki bentuk
 Austa, patung yang terbuat daribatu
 Ashnam, patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung
terbuat dari batu

Adapun agama-agama yang dianut oleh masyarakat Arab pra islam yaitu:

1. Yahudi
Agama inidianut orang-orang yahudi yang berimigrasi ke jazirah Arab. Daerah
Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran
pemeluknya. Yaman juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja DzuNuwas Al Himyari
juga memeluknya, dia meminta penduduk Najran agar masuk agama Yahudi, kalau
tidak akan dibunuh. Karena mereka menolak, maka digalilah sebuah parit dan
dipasang Api di dalamnya. Mereka dimasukkan kedalam parit itu dan yang tidak mati
karena api itu, dibunuh dengan pedang atau di buat cacat

2. Kristen
Agama ini masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa
gereja besar yang terkenal. Misalnya gereja Hindun Al- Aqdam, Al Laj dan Haaroh
Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arab berdiri gereja di Dzufaar.
Lainya, ada yang di ‘And dan Najran. Adapun dikalangan suku Quraisy yang
menganut agama Nasrani adalah bani Asad bin Abdil Uzaa, Bani Imri-ilQasy dari
Tamim, Bani Taghlib dari kabilah Rabi’ah dan sebagian kabilah Qudha’ah. Kristen di
Jazirah Arab dan sekitarnya sebelum kedatangan Islam tidak ternodai oleh tragedi
yang mengerikan semacam itu. Yang ada adalah pertikaian di antara sekte-sekte
Kristen yang meruncing. Menurut Muhammad ‘Abid al-Jabri, al- Qur’an
menggunakan istilah “Nasara” bukan “al-Masihiyah” dan “al-Masihi” bagi pemeluk
Agama Kristen.Bagi pendeta Kristen resmi (Katolik, Ortodoks, dan Evengelis) istilah
“Nasara” adalah sekte-sekte, tetapi bagi ulama Islam mereka Adalah “Hawariyun”.
Para misionaris Kristen menyebarkan agamanya dengan bahasa Yunani yang waktu
itu madhhab-madhhab filsafat dan berbagaimacam aliran-aliran menyerbu daerah itu.
Inilah yang menimbulkan pertentangan antara msionaris dan pemikir Yunani yang
memunculkan usaha-usaha mendamaikan antara filsafat Yunani yang bertumpu pada
akal agama Kristen yang bertumpu pada dan iman. Inilah yang melahirkan kelompok
agama Kristen yang kemudian menyebar keberbagai penjuru, termasukJazirah Arab
dan sekitarnya. Kelompok agama (sekte) Arius menyebar di bagian selatan Jasirah
Arab, yaitu Suria dan Palestina ke Irak dan Persia. Misionaris sekte ini telah
menjelahi penjuru-penjuru Jazirah Arab yang Memastikan bahwa dakwah mereka
telah sampai di Mekah, baik melelui misonaris atau pedagang Quraisy yang mana
mereka berhubungan terus menerus dengan Syam, Yaman, dan Habashah.

3. Majusiyah
Sebagian sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di bani Tamim. Di antaranya Zara
arahhan Haajib bin Zaraarah. Demikian juigfa Al- Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud
(kakekWaki’ bin Hisan) termsuk yang menganut ajaran Majusi ini, agama ini juga
masuk kedaerah Hajar di Bahrain.

4. Paganisme
Kepercayaan dengan menyembah ratusan patung berhala yang bermacam-macam
bentuknya di sekitar Ka’bah, bintang-bintang dan matahari yang mereka jadikan
sebagai sesembahan selain Allah. Penyambahan bintang-bintang juga muncul di
Jazirah Arab, khususnya di Haraan, Bahrain dan di Makkah, Mayoritas Bani Lakhm,
Khuzu’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan matahari ada pada negeri Yarnan.
Penyembahan tersebut dapat mendekatkan mereka pada Tuhan sebagaimana yang
tertera dalam Al-Qur’an, agama pagan sudah ada pada sejak masa sebelum Ibrahim.
Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu: Sanam, Wathan,Nusub, Hubal.
 Sanam berbentuk manusia dibuat dari logam atau kayu.
 Wathan juga dibuat dari batu.
 Nudub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu.
 Hubal berbentuk manusia yang berbentuk Akik. Dialah dewa orang Arab yang
paling besar dan diletakkan dalam ka’bah di Mekah. Orang-orang dari semua
penjuru jasirah Arab datang dan barziarah ketempatitu. Beberapa kabilah
melakukan caracara ibadahnya sendiri-sendiri. Hal ini membuktikan bahwa
panagisme sudah berumur ribuan tahun. Sejak berabad-abad penyembahan patung
berhala tetap tidak terusik, baik pada masa kehadiran pemukiman Yahudi maupun
upaya-upaya Kristenisasi yang muncul di Syiria dan Mesir.
5. Al Hunafa’
Meskipun pada waktu hegemoni paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat,
tetapi masih ada beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al Hunafa’.
Mereka tetap berada dalam agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-nya serta menunggu datangnya kenabian. Salah satu corak beragama
yang ada sebelum Islam dating selain tiga agama di atas adalah Hanafiyah, yaitu
sekelompok orang yang mencari agama agama Ibrahim yang murni yang tidak
terkontaminasi oleh nafsu penyembahan berhala-berhala, juga tidak menganut agama
Yahudi ataupun Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan
bahwa agama yang benar di sisi Allah adalah Hanafiyah, sebagai aktualisasi dari
Millah Ibrahim. Gerakan ini menyebarluas ke berbagai penjuru jasirah Arab
khususnya di tiga wilayah Hijaz, yaitu Yathrib, Taif, dan Mekah. Tradisi-tradisi
warisan mereka yang kemudian diadopsi Islam adalah: penolakan untuk menyembah
berhala, ke engganan untuk berpartisipasi dalam perayaan-perayaan untuk
menghormati berhalaberhala, pengharaman binatang sembelihan yang dikorbangkan
untuk berhala-berhala dan penolakan untuk memakan dagingnya, pengharaman riba,
pengharaman meminum Arak dan penerapan vonis hukuman bagi peminumnya,
pengharaman zina dan penerapan vonis hukuman bagi pelakunya, berdiam diri di gua
hira sebagai ritual Ibadah di bulan Ramadan dan memperbanyak kebajikan dan
menjamu orang miskin sepanjang bulan Ramadan, pemotongan tangan pelaku
pencurian, pengharaman memakan bangkai, darah, dan daging Babi, dan larangan
menguburhidup-hidup anak perempuan dan pemikulan beban-beban pendidikan
mereka.Di antara beberapa agama/ kepercayaan tersebut yang paling terkenal adalah
penyembahan terhadap berhala yang jumlah nyamencapai lebih dari 360 buah,
sehingga menyesak ke lingkungan Ka’bah dan setiap kabilah di Arab memiliki
berhala sebagai sesembahan mereka sendiri-sendiri. Di antara berhala yang paling
populer di kalangan mereka ialah:
 Wadd
Nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari
mereka. Di temukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada
Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di wadi AlQura di Damatul Jandal dan
disembah oleh Bani Kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam
kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintahRasulullah.

 Suwaa’
Salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan
kepadaMudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan
di araohaath sekitar 3 mil dari Makkah.
 Yaghuts
Salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada
Na’im bin Umar Al Murtadi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah Atau Jarsy di
Yaman, disembah oleh Bani Majhaj Bani An’amdarikabilahThaiyi’.
 Ya’uq
Salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada
kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwan, disembah oleh orang-orang
Hamadan.
 Nasr
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan
kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al
Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
 Manah
Manah adalah salah satu patung berhala yang ditempatkan di pantai laut dari arah
Al Musyallal di Qadidantara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan
oleh suku Al Aus dan Al Khazraj. Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk
menghancurkanya pada penaklukan kota Makkah.
 Laata
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu
persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkanya dan sekarang
tempatnya adalah di menara mesjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata
adalah nama seseorang yang membuat masakan Sawiiq untukjamaah haji, lalui
meninggal kemudian keburanya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk islam maka
Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’ban untuk menghancurkanya dan
kuburan ini dibakar habis.
 Al ‘Uzza
Al ‘Uzza adalah satu pohon yang disembah. Ia lebih barudari Al Laata,
ditempatkan di Wadi Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin. Mereka dulu mendengar suara
keluar dari Al Uzza. Berhala ini sangat diagungkan Quraisy dan Kinanah. Ketika
Rasulullah Saw menaklukan Makkah, beliau mengutus Khalid bin Al Walid untuk
menghancurkanya. Ternyata ada tiga pohon dan ketika dirobohkan yang ketiga,
tiba-tiba muncul wanita hitam berambut kusut dalam keadaan meletakkan ke
duatanganya di bahunya menampakkan taringnya. Di belakangnya, ada dua juru
kuncinya. Kemudian Khalid penggal lehernya dan pecah, ternyata ia adalah seekor
merpati, lalu Khalid bin Al Walid membunuh juru kuncinya.
 Hubal
Merupakan patung yang begitu besar di Ka’bah. Diletakkan di tengah Ka’bah.
Patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa manusia. Dibawah ‘Amru bin
Luhai dari Syam. Issaf dan Naailah (Dua patung berhala yang ada di dekat sumur
Zamzam. Dua patung ini berasal dari sepasang orang jurhumyang masuk ke
Ka’bah dan berbuat fujur, lalu dikutuk menjadi dua batu, seiring perjalanan waktu,
keduanya disembah.
 DzulKhalashah
DzulKhalashah ini adalah berhala milik kabilah Khats’a, Bajilah dan Daus yang
berada di kubaalah, daerah antara Mekkah dan Yaman. Begitulah gambaran
keadaan ahama di Jazirah Arabiyah sebelum datang Islam. Mereka masih
mengimani rububiyah Allah dan menganggap Allah sebagai sesembahannya juga
dan sebagai DzatPencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah samawiyah
yang dikembangkan dan disebarkan di jazirah Arab terutama risalah nabi Ibrahim
dan Ismail.

C. Silsilah Bangsa Arab

Bangsa Arab modern yang dikenal masyarakat global saat ini tak lepas dari
perkembangan sejarah yang mewarnainya. Mengenal lebih jauh bangsa Arab dapat ditelusuri
melalui sejarah panjangnya. Dalam kitab Sirah Nabawiyah karya Muhammad Ridha
dijelaskan, bangsa Arab yang diketahui paling tertua adalah yang hidup setelah banjir Nabi
Nuhas. Mereka berasal dari keturunan Yaqzhan atau Qathan. Bangsa Arab juga dikenal
sebagai bangsa yang memiliki kelebihan fisik dan keberanian yang andal.

Para ahli sejarah membagi bangsa Arab menjadi tiga bagian. Antara lain Arab Ba’idah (yang
punah), Arab Aribah (leluhur aslibangsa Arab), dan Arab Musta’ribah (campuran).
BangsaArab Ba’idah merupakan nenek moyang bangsa Arab yang jejak sejarahnya secara
rinci telah hilang ditelan zaman. Hal itu disebabkan sudah jauh masa tersebut sementara tidak
ada alat-alat ilmu pengetahuan yang bisa digunakan untuk menyelidiki bekas-bekas
peninggalan mereka. Di antara yang dimaksud Arab Ba’idahadalahkaum As, Tsamud,
Thusam, dan Jurhum pertama. Sedangkan bangsa Arab Aribah mereka yang merupakan
keturunan Saba. Nama aslinya adalah Abdu Syams bin Yasjub bin Ya’rib bin Qahtan.
Dinamai Saba karena dia gemar berperang melawan musuh. Raja-raja di Yaman merupakan
keturunan Saba.Adapun Arab Jurhum pertama adalah mereka yang tinggal di Yaman. Mereka
berbahasa Ibrani dan hidup semasa dengan bangsa As. Mereka disepakati oleh para sejarawan
sebagai bangsa Arab yang kemungkinan besar juga sudah punah.

D. Silsilah Rasulullah SAW

Nabi Muhammad saw merupakan sosok manusia dalam sejarah memiliki pengaruh yang
luar biasa pada dunia. Pengaruhnya bahkan masih bisa dirasakan hingga ratusan tahun setelah
kematianya. Ini merupakan sebuah pencapaian fantastis bagi seorang yang hidup di abad
yang bahkan tak tersentuh oleh teknologi canggih. Figurnya yang luar biasa ini tidak terlepas
dari sepak terjangnya dalam menyebarkan dakwah Islam keseluruh ummat. Terlebih lagi
status Rasul Allah merupakan sebuah tugas yang amat berat mengingati harus berhadapan
dengan berbagai karakter manusia yang belum tentu mau menerima dakwahnya. Olehnya itu,
sangatlah menarik untuk membahas dalam masalah ini bagi aman Muhammad mampu
melakukan dan melalui semua itu. Tujuanya adalah untuk mengetahui bagaimana kehidupan
Rasul SAW pada saat itu sehingga dapat dijadikan pelajaran untuk mengahadapi masalah
yang ada di zaman ini.

Silsilah kehidupan Nabi SAW

Nasab nabi shallallahu ‘alaihiwasallam terbagi ke dalam tiga klasifikasi:


pertama, yang disepakati oleh ahli ussiyarwal Ansaab (para sejarawan dan ahli Nasab); yaitu
urutan nasab beliau hingga kepada Adnan. Kedua, yang masih diperselisihkan antara yang
mengambil sikap diam dan tidak berkomentar dengan yang mengatakan sesuatu tentangnya,
yaitu urutan nasab beliau dari atas Adnan hingga Ibrahim‘alaihis salam. Ketiga, yang tidak
diragukan lagi bahwa didalamnya terdapat riwayat yang tidak shalih, yaitu urutan nasab
beliau mulai dari atas Ibrahim hingga nabi Adam ‘alaihissalam penjelasan detail tentang :

1. Klasifikasi pertama
Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul muththalib ( nama aslinya; Syaibah) bin Hasyim
(nama aslinya: ‘Amru) bin ‘Abdu Manaf (nama aslinya: al-Mughirah) bin Qushai (nama
aslinya: Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr (julukanya:
Quraisy yang kemudian suku ini dinisbatkan kepadanya) bin Malik bin AnNadhar (nama
aslinya: Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah ( nama aslinya:’Amir) bin Ilyas
bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
2. Klasifikasi kedua
(dari urutan nasab diatas hingga ke atas Adnan) yaitu, Adnan bin Adad bin Humaisa’ bin
Salaaman bin ‘Iwadh bin Buuz bin Qimwaal bin Abi ‘AwwambimNaasyid bin Hisa bin
Buldaas bin Yadlaaf bin Thaabikh bin Jaahim bin Naahisy bin Maakhi bin ‘Iidh bin
‘Abqar bin ‘Ubaid bin ad-Di’aa bin Hamdaan bin sunbur bin Yatsribi bin Yahzan bin
Yalhan bin Ar’awi bin ‘Iidh bin Diisyaan bin ‘ Aishar bin Afnaad bin Ayhaam bin
Miqahar bin Naahits bin Zaarih bin Sumay bin Mizzi bin ‘Uraam bin Qaidaar bin Isma’il
bin Ibrahim ‘Alaihissalam.
3. Klasifikasi ketiga
(dari urutan nasab kedua klasifkasi diatas hingga ke atas Nabi Ibrahim) yaitu, Ibrahim
‘alaihissalam bin Taarih (namanya: Aazar) bin Naahuur bin Saaruu’ atau Saaruugh bin
Raa’uw bin Faalikh bin ‘Aabir bin Syaalikh bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh
‘alaihisalam bin Laamik bin Mutwisylakh bin Akhnukh (ada yang mengatakan bahwa dia
adalah nabi Idris ‘alaihissalam) bin Yarid bin Mahlaaiil bin Qainaaan bin Aanuusyah bin
Syits bin Adam ‘alaihisallam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bangsa Arab pra-Islam bukanlah merupakan masyarakat yang murni dan bersih dari
pengaruh agama-agama atau ajaran yang pernah singgah menjadi tuntunan kehidupan,
ajaran tersebut mempengaruhi pada setiap aspek kehidupannya, agama, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hukum. Dengan kondisi tersebut bangsa Arab pra-Islam tidak dapat
disorot dengan tradisi atau budaya yang buruk, karena sebelum datangnya Islam, bangsa
Arab telah memiliki peradaban yang tinggi dalam berbagai aspek seperti bidang social
dikenal dengan pemberian jaminan kepada siapa saja yang meminta perlindungan, bidang
politik muncul dua kerajaan besar Yaman dan Hirah, bidang ekonomi Makkah menjadi
pusat perdagangan, bidang ilmu pengetahuan mereka telah mengenal astronomi, astrologi
dan kedokteran. Dalam aspek budaya lahirnya syair-syair epik karya seni yang matang
dan sempurna menggambarkan keindahan bahasa dan kefasihan. Islam datang dengan
membawa wahyu Ilahi (Al-Qur‟an) yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw sebagai
utusan Allah, merupakan filter dari tradisi atau kebiasaan yang berlaku saat itu.
Hal pertama yang dilakukan adalah akulturasi dan inkulturasi kebudayaan itu terpelihara
ada diantara manusia dari satu generasi ke generasi lain, dari satu risalah ke risalah
selanjutnya yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul. Tujuannya menjaga ketauhidan
diantara manusia yang tercermin oleh sifat-sifat baik itu. Sifat-sifat baik tersebut
dilanjutkan hingga kini, meskipun dalam realitasnya dalam pelaksanaannya ada yang
tidak sesuai dengan apa yang dijalankan pada masa Rasulullah, contohnya dari sifat
kedermawanan; zakat, pada masa Nabi merupakan kewajiban yang ditegakkan, kini
hanya menjadi inisiasi individu secara sukarela tanpa adanya hukum positif yang
diberlakukan.

B. Saran
Penulis mengakui, bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya karena
keterbatasan dan kapasitas penulis. Oleh karena itu penulis sangat berharap akan ada
riset-riset yang berkaitan dengan tradisi-tradisi bangsa Arab pra Islam, terutama berkaitan
dengan moral etika yang masih belum terungkap dengan pendekatan yang berbeda seperti
psikologis-filosofis, antropologis, atau pendekatan tafsir komparatif. Penulis berharap
penelitian ini bisa menjadi pedoman pada zaman dan lokasi yang berbeda. Berguna dalam
membentuk dakwah ditempat yang lain yang memang telah ada tradisi-tradisi lokalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Musyarif, M.Ag. 2019. Sejarah Peradaban Islam (Pra Islam sampai Bani Umayyah).
Sulawesi Selatan: CV Kaaffah Learning Center

https://republika.co.id/berita/qcfgrz320/asalusul-bangsa-arab-sebagian-klannya-sudah-
punah-tak-sisa#:~:text=Mereka%20berasal%20dari%20keturunan
%20Yaqzhan,Musta'ribah%20(campuran)

Anda mungkin juga menyukai