DISUSUN OLEH:
1. AHMAD MAKRUF (202121031)
2. AHMAD RIFAI WIBOWO (202121007)
3. ERMA FEBRIANA (202121025)
4. ZULIYANA NURUL LATIFAH (202121030)
KELOMPOK 1
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARI`AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2020/2021
Sistem Kepercayaan dan Kebudayaan
Kepercayaan bangsa Arab sebelum lahirnya Islam, mayoritas mengikuti dakwah Isma’il
Alaihis-Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim Alaihis-Salam yang intinya
menyeru menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya.Waktu terus bergulir
sekian lama, hingga banyak di antara mereka yang melalaikan ajaran yang pernah disampaikan
kepada mereka. Sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama
Ibrahim, hingga muncul Amr Bin Luhay (Pemimpin Bani Khuza’ah). Dia tumbuh sebagai orang
yang dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga
semua orangmencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai ulama besar dan
wali yang disegani.
Kemudian Amr Bin Luhay mengadakan perjalanan ke Syam. Disanadia melihat penduduk Syam
menyembah berhala. Ia menganggap halitu sebagai sesuatu yang baik dan benar, sebab
menurutnya, Syamadalah tempat para Rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil membawa Hubal
dan meletakkannya di Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat
persekutuan terhadap Allah. Orang orangHijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Mekkah,
karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk tanah suci. Pada saat itu, ada
tiga berhala yang paling besar yang ditempatkan mereka ditempat-tempat tertentu, seperti :
1) Manat, mereka tempatkan di Musyallal di tepi laut merah dekat Qudaid.
2) Lata, mereka tempatkan di Tha’if.
3) Uzza, mereka tempatkan di Wady Nakhlah.
Ada beberapa contoh tradisi dan penyembahan berhala yang mereka lakukan, seperti :
1. Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit di hadapannya,
meminta pertolongan tatkala kesulitan,berdo’a untuk memenuhi kebutuhan, dengan
penuh keyakinanbahwa berhala-berhala itu bisa memberikan syafaat di sisi Allahdan
mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
2. Mereka menunaikan Haji dan Thawaf di sekeliling berhala,merunduk dan bersujud di
hadapannya.
3. Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut namanya.
Dalam menyebarkan agama islam, Nabi Muhammad melakukannya dengan tiga cara, yaitu:
Rahasia. Pada tahapan ini Nabi menyempaikannya hanya pada kalangan keluarganya
sendiri dan teman dekatnya.
Semi Rahasia. Beliau menyebarkan Agama Islam dalam ryang lingkup yang lebih luas,
termasuk Bani Muthalib dan Bani Hasyim.
Terang-Terangan (Demonstratif). Nabi dalam berdakwah secara terang-terangan ke
segenap lapisan masyarakat, baik kaum bangsawan maupun hamba sahaya.
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan scara sembunyi-sembunyi dan perorangan.
Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang
senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu. Penyampaian
dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasullah SAW
menampakkan dakwah kepada kaumnya. Menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang
berhala-berhala sesembahan mereka. Nabi Muhammad SAW mendapat berbagai macam
perintah dalamfirman Allah:Artinya :“Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah
peringatan, dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa
tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh1 (balasan)
yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah” (Al-
Muddatstsir : 1-7).
b. Tahapan dakwah secara terang terangan, yaitu sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah
Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam
secara terbuka kepada masyarakat Makkah, respon yang ia terima sangat keras dan
massif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa
yang sudah menjadi budaya dan pola piker masyarakat Makkah saat itu.
Pemimpin Makkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang
akan merusak tatanan hidup orang Makkah, akibat penolakan keras yang datang dari
masyarakat jahiliyyah di Makkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin
Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa,
dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Makkah. Dari
hari ke hari penyiksaan dan tekanan yang dilancarkan orang-orang Quraisy semakin
menjadi-jadi. Hingga Rasulullah menyuruh kaumnya untuk hijrah dan berdakwah keluar
Makkah. Setelah Nabi SAW merasa yakin terhadap dukungan dan janjiAbu Thalib untuk
melindunginya dalam menyampaikan wahyu Allah,maka suatu hari beliau berdiri di atas
Shafa, lalu berseru: “Wahaisemua orang!” maka semua orang berkumpul memenuhi
seruan beliau,lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau
serta iman kepada hari akhirat.Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat
bicara :“Celakalah engkau untuk selama-lamanya, untuk inikah engkau
mengumpulkankami.”Lalu turun ayat: “Celakalah kedua tangan Abu Lahab”Seruan
beliau semakin menggema seantero Mekkah, hingga kemudian turun ayat:“Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu)
dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”(QS. Al-Hijr (15): 94)
Maka Rasulullah langsung bangkit menyerang berbagai khurafat dan kebohongan syirik
dengan menyebutkan kedudukan berhala danhakikatnya yang sama sekali tidak memiliki
nilai. Mekkah berpijar denganapi kemarahan, bergolak dengan keanehan dan
pengingkaran, tatkala mereka mendengar suara yang memperlihatkan kesesatan orang-
orang musyrik dan para penyembah berhala. Suara itu seakan-akan petir yang membelah
awan, berkilau, menggelegar dan mengguncang udarayang tadinya tenang. Orang-orang
Quraisy bangkit untuk menghadang revolusi yang datang secara tak terduga ini, dan yang
dikhawatirkan akan merusak tradisi warisan mereka.Orang-orang Quraisy bingung,
karena sepanjang sejarah nenekmoyang mereka dan perjalanan kaumnya, mereka tidak
pernah mengetahui bandingan yang seperti itu. Setelah menguras pikiran, tidak ada
jalanlain lagi bagi mereka menghadapi orang yang jujur dan dapat dipercayai ini
(Muhammad SAW) kecuali mendatangi paman beliau, Abu Thalib. Mereka meminta
kepadanya agar menghentikan segala apa pun yang diperbuat anak saudaranya. Dengan
perkataan yang halus dan lemah lembut, Abu Thalib menolak permintaan mereka. Maka
mereka pun pulang dengan tangan hampa sehingga Rasulullah bisa melanjutkan dakwah,
menampakkan agama Allah dan menyeru kepada-Nya.Semenjak penolakan itu, dan
orang-orang Quraisy tahu bahwa Muhammad SAW sama sekali tidak menghentikan
dakwahnya, maka mereka memeras pikiran dan menyimpulkan untuk membenamkan
dakwah ini.
c. Tahapan dakwah di luar Makkah, yaitu karena keadaan semakin mendesak, tekanan
disana sini terhadap pengikutmya, Rasulullah memerintahkan agar kaumnya hijrah dan
mendakwakan Islam ke Habasyah. Pada bulan Rajab tahun keima dari nubuwah,
sekelompok sahabat hijrah yang pertama kali ke Habasyah, terdiri dari dua belas orang
laki-laki dan empat orang wanita, yang dipimpin Ustman bin Affan.
Karena siksaan dan penindasan yang ditimpakan orang-orang Quraisy semakin menjadi-
jadi, Nabi SAW tidak melihat cara lain kecuali memerintahkan mereka untuk hijrah
untuk kedua kalinya. Kali ini hijrah berjumlah delapan puluh tiga orang laki-laki dan
delapan belas wanita. Sementara itu, Rasulullah SAW tetap berada di Mekkah untuk terus
mendakwahkan agama Allah buat penduduk Mekkah. Banyak kejadian yang terjadi
setelah Rasulullah menetapkan perintah kepada pengikutnya untuk hijrah ke Habasyah,
mulai dari keislamanUmar bin Khattab dan Hamzah bin Abdul Muthalib, yang membuat
Islam semakin kuat, hingga keadaan duka hati Rasulullah atas meninggalnya paman
beliau Abu Thalib dan Istri beliau Khadijah binti Khuwailid terobati. Pada tahun
kesepuluh dari nubuwah, Rasulullah SAW pergi ke Thaif, beliau pergi dengan berjalan
kaki. Dengan didampingi pembantunya Zaid bin Haritsah, beliau mengajak penduduk
setiap kabilah yang ia lalui kepada Islam, namun tak satu pun yang memenuhinya.
Sesampainya di Thaif, beliau menyeru agama Allah kepada pemimpin Bani Tsaqif.
Namun semua menolaknya dan mencaci maki beliau sambil melempari batu kearah
beliau. Pembantu Nabi SAW, Zaid senantiasa melindungi beliau. Saat musim haji tiba,
beliau kembali ke Mekkah dan berdakwah kepada orang-orang yang melaksanakan haji
dari segala pendudukdi luar Mekkah. Agama Allah mereka bawa ke negerinya, hingga
tersebar luaslah Islam di Jazirah Arab. Di antaranya yaitu :
Suwaid bin Shamit, seorang penyair yang cerdas dari pendudukYatsrib, yang juga
di juluki Al-Kamil oleh kaumnya.
Iyas bin Mu’adz, seorang pemuda belia dari Yatsrib.
Abu Dzarr Al-Ghifary, dia termasuk penduduk pinggiran Yatsrib.
Thufail bin Amr Ad-Dausy, seorang Penyair cerdas dan pemimpin Kabilah Daus
Dhimad Al-Azdy, berasal dari Azd Syanu’ah dari Yaman.
Dalam beberapa waktu, sampailah Islam ke penjuru Jazirah Arab, hingga ke Madinah,
Islam di Madinah disambut baik oleh penduduknya.Dakwah Islam berhasil di bumi Yatsrib ini,
yang membuat semua ketentuan Allah semakin bercahaya dan bersinar.
Dakwah yang disampaikan Rasulullah mendapatkan penolakan dari masyarakat Quraisy dalam
berbagai cara. Penolakan tersebut diantaranya:
Lunak. Cara ini dilakukan dengan menyebar propaganda. Bahwa Nabi Muhammad
adalah seorang pembohong, penjahat, dan juga pembuat perpecahan di kalangan bangsa
arab dan lainnya
Semi Lunak. Yaitu dengan membujuk Nabi Muhammad untuk menghentikan dakwah
islamiyah
Kasar/Keji. Yaitu dengan melakukan penyiksaan atau penganiayaan baik secara fisik
maupun nonfisik.
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw tidak mudah karena mendapat tantangan dari
kaum kafir Quraisy. Hal tersebut timbul karena beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
1) Bidang Politik Kekuasaan. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan
kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti
tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib
2) Sosial (persamaan derajat sosial). Nabi muhammad menyerukan persamaan hak antara
bangsawan dan hamba sahaya
3) Agama dan Keyakinan. Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui
serta tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat
4) Budaya. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada bangsa
Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk meninggalkan agama nenek moyang dan
mengikuti agama islam
5) Ekonomi. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki
Banyak cara yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi
Muhammad SAW, pertama-tama mereka mengira bahwa, kekuatan Nabi Muhammad terletak
pada perlindungan dan pembelaan Abu Thalib yang amat disegani. Karena itu mereka menyusun
siasat bagaimana melepaskan hubungan Nabi dengan Abu Thalib dan mengancam dengan
mengatakan: “Kami minta Anda memilih satu di antaradua: memerintahkan Muhammad berhenti
dari dakwahnya atau Anda menyerahkannya kepada kami. Dengan demikian, Anda akan
terhindar dari kesulitan yang tidak diinginkan.” Abu Thalib cukup terpengaruh dengan ancaman
tersebut, sehingga ia mengharapkan Muhammad menghentikan dakwahnya. Namun, Nabi
menola dengan mengatakan: “Demi Allah saya tidak akan berhenti memperjuangkan amanat
Allah ini, walaupun selurung anggota keluarga dan sanak saudara akan mengucilkan saya.” Abu
Thalib sangat terharu mendengar jawaban keponakannya itu, kemudian berkata: “Teruskanlah,
demi Allah aku akan terus membelamu.”
KESIMPULAN
Kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa silam yang diabadikan dimana
pada saat itu Islam merupakan pokok kekuatan dan sebab timbulnya suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan
yang maju dan kompleks.
Sejak zaman Rasulullah Saw, kebudayaan Islam berkembang terus menerus sejalan dengan
perkembangan pemikiran dan meluasnya kekuatan politik dan daerah penganut Islam, terbentuk
bermacam-macam struktur, ide, dan lembaga-lembaga dalam politik, lapangan ibadat, lapangan
hukum, lapangan seni, lapangan ekonomi, lapangan sosial dan bermacam-macam lapangan
kebudayaan yang lain. Yang jelas benar menonjol dalam perkembangan kebudayaan Islam yang
berpusat pada al-Qur’an itu adalah kedinamisannya menyerbu keluar dari keterbelakangan
kebudayaan bangsa Arab, yang hidup terpencil di gurun-gurun pasir yang tandus, dan keluasan
berfikir yang mendorongnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/amp/nurqomariyah/5be6871c12ae941adf78ce54/peradaban-islam-
pada-masa-rasulullah-periode-makkah-610-622-m
https://sulpandrinstitut.wordpress.com/2016/02/05/sejarah-peradaban-islam-fase-mekkah/
[1] Dr. Badri Yatim, M.A.,Sejarah Peradaban Islam, Depok: Rajawali Pers,2018, hlm 9-12
[2] Dr. Siti Zubaidah, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, Medan: Perdana Mulya Sarana,2016,hlm
12-21