Anda di halaman 1dari 10

RESENSI BUKU

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam


Dosen pengampu : M. Iqbal M.ag

Oleh:

Dede Rahmah Solihah


2120210064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KELAS B
STAI YAMISA
SOREANG BANDUNG
Identitas Buku

Judul Buku : Sejarah Peradaban Islam


Penulis : Dr. H. Syamruddin Nasution, M.Ag.
Penerbit : Yayasan Pusaka Riau
Kota : Pekanbaru

Cetakan : Ketiga, September 2013


Tebal Halaman : 342 halaman

Pendahuluan
Agama yang disampaikan oleh Allah Swt. kepada manusia melalui Rasul-
Nya Nabi Muhammad Saw kini telah berusia lima belas abad yang tersebar luas
dalam berbagai kawasan yaitu kawasan pengaruh kebudayaan Arab (Timur
Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol Islam), kawasan pengaruh kebudayaan Persia
(Islam dan Negara-negara Islam di Asia Tenggara), kawasan pengaruh
kebudayaan Turki, kawasan pengaruh kebudayaan India Islam, kawasan Asia
Tenggara dan kawasan Afrika Selatan dan Afrika Tengah. Tentu saja menjadi
suatu keharusan bagi umat Islam, khususnya para mahasiswa untuk mengetahui
Sejarah Perdaban Islam di berbagai kawasan tersebut di atas. Dalam buku ini, agar
pembahasannya lebih terfokus akan dibatasi pada kawasan Arab, meliputi Timur
Tengah, Afrika Utara dan Spanyol Islam dengan pendekatan periodisasi yaitu
pada masa periode klasik dan periode pertengahan sedangkan dalam periode
modern membutuhkan buku tersendiri. Maka kajian dalam buku ini dimulai
membahas tentang sejarah peradaban bangsa Arab pra-Islam yang pada awalnya
masih rendah kemudian Rasulullah berhasil mengangkat mereka menjadi
masyarakat yang berperadaban tinggi berakhlak mulia dalam rentang waktu yang
relatif singkat dilanjutkan dengan usaha khulafa’ al-Rasyidin memperluas wilayah
Islam ke fron utara, barat dan timur ter-istimewa keberhasilan Umar ibn Khattab
menghancurkan kerajaan adi kuasa Persia di Timur digantikan dengan negara
Islam menjadi salah satu negara adi kuasa di masa itu bersama dengan kerajaan
Romawi di Barat. Juga dalam buku ini mengkaji perkembangan Islam sampai ke
Mesir, Maroko terus menyeberang ke Eropa Barat Spanyol dan umat Islam di
bawah pemerintahan Daulah Umayyah berhasil membangun peradaban Islam
yang bernilai tinggi di Spanyol, juga perkembangan peradaban Islam mencapai
puncaknya di tangan Daulah Abbasiyah di Baghdad. Demikian juga Daulah
Fatimiyah ikut berlomba dalam mengembangkan peradan Islam dengan
mendirikan Universitas Al-Azhar di Mesir. Di kemudian hari Turki Usmani
berhasil pula merebut Konstantinopel ibu kota kerajaan Romawi oleh Sultan
Muhammad Al-Fatih dan memindahkan ibu kota Turki Usmani ke situ dan
mengganti namanya dengan Istanbul. Pada sisi lain, dalam buku ini juga dibahas
tentang umat Islam yang pernah mengalami beberapa kali serangan; mulai dari
serangan bangsa Mongol yang menghancurkan Baghdad, serangan orang Kristen
yang mengusir umat Islam dari Spanyol, serangan Timur Lank ke berbagai
wilayah Islam kecuali ke Mesir mereka tidak berhasil, juga serangan Perang Salib
yang sempat menguasai Baitul Maqdis selama 88 tahun kecuali ke Mesir mereka
juga tidak berhasil. Hal yang tersebut di atas dikenal dengan pasang surutnya
peradaban Islam.

Sejarah Bangsa Arab sebelum Islam

Menurut Harun Nasution sejarah peradaban Islam dipisahkan menjadi 3


periode yaitu, periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Periode
klasik adalah fase ekspansi, integrasi dan disintegrasi dari Islam dimana saat itu
wilayah islam semakin melebar, setelah itu untuk periode pertengahan adalah
fase kemunduran dari Islam dimana negara – negara Islam mulai menghilang
satu per satu, sedangkan untuk yang terakhir yaitu periode modern adalah fase
kebangkitan dari umat Islam.
Sebelum Islam masuk, Bangsa Arab mengembara dari satu tempat ke
tempat lainnya untuk mencari ketersediaan air di tempat tersebut. Bangsa Arab
yang mengembara disebut juga ahl al–badwi (penduduk pengembara),
sedangkan beberapa diantara mereka juga ada yang berada di tepi pantai disebut
ahl al–hadhar (penduduk penetap) mereka melakukan cocok tanam, kerajinan
dan perdangangan. Dalam segi kebudayaan ahl al–hadhar lebih maju
dibandingkan dengan ahl al–badwi. Bangsa Arab dibagi menjadi dua kepala
suku yaitu, suku Arab al–Baidah dan suku Arab al- Baqiyyah.
Kaum Ad’ dan Tsamud (Kaum Arab yang sudah punah) dan suku Arab
al – Baqiyah {Keturunan Qathan dan Adnan (Kaum Arab yang masih hidup)}.
Kaum Ad’ punah karena mereka mendustakan Allah saat Allah telah
mengutus Nabi Hud, sedangkan kaum Tsamud punah karena mereka
memurkakan Allah saat Allah telah mengutus Nabi Saleh.
Hasil utama di Jazirah Arab dibidang tumbuh – tumbuhan adalah kopi,
korma, sayur – sayuran dan buah – buahan. Yang paling penting di antaranya
adalah korma karena buahnya menjadi bahan makanan pokok, bijinya ditumbuk
untuk makanan unta, dan batangnya dijadikan bahan kayu bakar. Sedangkan
untuk hewan utama di Jazirah Arab adalah unta, kuda, domba, dan kambing,
tetapi yang paling penting di antaranya adalah unta karena merupakan alat
transportasi dan juga dijadikan alat tukar (mas kawin, harga tebusan, hasil
perjudian bahkan kekayaan), semuanya dihitung dalam jumlah unta. Air susu
dari unta juga dijadikan air pengganti untuk diminum saat musim panas
berlangsung.
Sifat dari Bangsa Arab yang pertama (dalam hal positif) ialah
kedermawanan (Bukan motif ingin melakukan kebaikan namun lebih ke motif
ingin dihormati dan dimuliakan untuk popularitas dan terkenal), dan yang kedua
adalah keberanian dan kepahlawanan. Sedangkan untuk sifat dari Bangsa Arab
dalam hal negatif ialah gemar berperang, angkuh dan sombong, pemabuk dan
penjudi.
Mayoritas penduduknya pada saat masa Jahiliyah, mereka menyembah
berhala namun ada minoritas di antara mereka yang beragama Yahudi di Yatsrib,
Kristen Najran di Arabia Selatan, dan Hanif di Makkah.
Dalam hal politik, terdapat dua adi kuasa di masa Jahiliyah, yaitu
Kerajaan Bizantium Romawi di barat dan Kerajaan Persia di timur. Sementara
itu di kalangan orang Arab Badwi tidak ada pemerintahan, melainkan suku yang
dipimpin kepala suku yang disebut Syaikh.

Sejarah Pemerintahan dan Kekuasaan Islam


Setelah banyak kejadian, Nabi Muhammad S.A.W. lahir pada hari Senin
tanggal 20 April 571 M tahun Gajah di suatu tempat dekat Ka’bah, ia berasal
dari kalangan bangsawan Quraisy dari Bani Hasyim. Karena kondisi ekonomi
Aminah yang lemah, jadi hanya satu orang yang mau mengasuh Muhammad
yaitu Halimah.
Kehadiran Muhammad pada keluarga Halimah membawa berkah, contohnya
kambing menjadi gemuk dan rumput menjadi subur.
Saat ia masih 3 bulan dalam kandungan, ayahnya yaitu Abdullah
meninggal dunia pada saat pergi ke Yatsrib, sementara ibunya yaitu Aminah
meninggal dunia di Abwa sewaktu pulang setelah ziarah ke makam Abdullah,
ketika itu ia berusia 6 tahun. Kemudian, kakeknya Abdul Muthalib mengasuhnya
selama 2 tahun dan kemudian kakeknya pun meninggal pula saat usianya 8
tahun, dan setelah itu ia pun diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Saat usia 25
tahun, Nabi Muhammad dan Siti Khadijah menikah. Dari pernikahan itu Nabi
Muhammad dengan Khadijah dikaruniai 6 orang anak, tetapi 2 di antara mereka
meninggal saat masih kecil. Kemudian, Nabi Muhammad mengangkat Zaid bin
Haritsah sebagai anak angkatnya.
Setelah usia Nabi Muhammad 40 tahun, saat itu Nabi Muhammad
sudah sering mengunjungi Gua Hira, dan di Gua Hira pada tanggal 17 Ramadhan
611 M, malaikat Jibril mendatanginya menyampaikan wahyu Allah yang
pertama surat Al – A’laq (Ayat 1 – 5). Kemudian, Nabi Muhammad S.A.W. pun
diangkat menjadi Rasul Allah SWT. Setelah banyak kejadian yang berangsur –
angsur lamanya, beliau pun menghembuskan nafas terakhir pada hari Senin, 12
Rabiul Awwal 11 H, dalam usia 63 tahun di rumah istrinya ‘Aisyah.
Sepeninggal Rasulullah, muncul beda pendapat di antara orang Anshar
dan orang Muhajirin siapa yang berhak menjadi khalifah pengganti Nabi, karena
Nabi tidak meninggalkan wasiat tentang penunjukan seseorang menjadi khalifah
sepeninggalnya. Lain halnya dengan Ahl al-Bait yang berpendapat bahwa Nabi
telah menunjuk Ali sebagai khalifah pengganti Rasul berdasarkan wasiat Nabi.
Hal itu, dibantah pihak orang Anshar dan orang Muhajirin. Kalau Nabi pernah
berwasiat menunjuk Ali sebagai khalifah pengganti beliau, tidak mungkin orang
Anshar dan Muhajirin bermusyawarah mencari khalifah pengganti Nabi.
Abu Bakar yang ditunjuk menjadi khalifah pengganti Nabi berdasarkan
musyawarah yang diadakan di Tsaqifah bani Sa’idah antara orang Anshar
dengan orang Muhajirin mendapat bai’at dari mayoritas umat Islam, tetapi tidak
dari Ali bin Abi Thalib kecuali enam bulan kemudian.
Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah dapat menyelamatkan umat
Islam dari krisis yang sangat genting karena munculnya orang murtad, Nabi
palsu dan yang enggan membayar zakat, Abu Bakar bertindak tepat memerangi
mereka sampai kembali kepada kebenaran. Itu sebabnya Abu Bakar dikenal
sebagai khalifah penyelamat Negara Islam.
Umar bin Khathab yang dipilih sebagai khalifah pengganti Abu Bakar
melakukan pembenahan administrasi Negara, membentuk lembaga kehakiman,
Baitul Mal, lembaga kepolisian, lembaga pertahanan Negara dan memperluas
wilayah Islam ke front timur dan barat. Sehingga dia dikenal sebagai khalifah
yang sukses mebenahi administrasi pemerintahan Islam.
Utsman bin Affan yang dipilih sebagai khalifah pengganti Umar,
mengganti para pejabat yang diangkat Umar, kecuali Muawiyah di Syria,
membubarkan dewan Baitul Mal, memperjual belikan tanah Negara
mengakibatkan munculnya kerusuhan- kerusuhan. Akibatnya, rakyat berjalan
kaki dari Mesir, Kufah dan Bashrah menuju ibu kota Negara Madinah menunutut
Utsman meletakkan jabatan, kalau tidak mampu memperbaiki keadaan.
Akhirnya para pemberontak membunuh khalifah Utsman.
Ali bin Abi Thalib yang ditunjuk para pemberontak sebagai khalifah,
tidak mendapat bai’at dari tokoh-tokoh sahabat, seperti Thalhah, Zubair dan
Muawiyah, termasuk Aisyah. Mereka menuntut bela atas kematian Utsman yang
tidak dapat dipenuhi khalifah Ali, akibatnya terjadi perang Shiffin. Setelah itu,
Kekhalifahan dipimpin oleh Daulah Umayyah yaitu Muawiyah (661 – 680
M/40-60 H), Yazid bin Muawiyah (680 – 683 M/61-63 H), Muawiyah bin Yazid
(683 M/63 H), Marwan bin Hakam (684 – 685 M/64-65H), Abdul Malik bin
Marwan (685 – 705 M), Walid bin Abd. Malik (705 – 715 M), Sulaiman bin
Abd. Malik, (715 - 717 M), Umar bin Abd. Aziz (717 – 720 M), Yazid bin Abdil
Malik (720-724 M), Hisyam bin Abd. Malik (724 – 743 M), Al-Walid bin Yazid
(743 – 744 M), Yazid bin Al-Walid (744 M), Ibrahim bin Sulaiman (744 M), dan
terakhir Marwan bin Muhammad (744 – 750 M)

Di bagian eropa yaitu Spanyol, sebelum Islam masuk berada di bawah


kerajaan Romawi. Saat itu nama Spanyol berubah menjadi Vandalusia. Bangsa
Arab kemudian menamainya dengan al-Andalusia. Kemudian, suku Ghathia
Barat menyerang Spanyol dan menduduki Spanyol.
Islam masuk ke Spanyol lewat Afrika Utara, pada saat itu telah menjadi
salah satu profinsi Daulah Umayyah. Islam masuk Spanyol dalam dua
gelombang; pertama, pada masa Khalifah Al-Walid bin Abd. Malik (710 – 712
M), kedua, pada masa Khalifah Umar bin Abd. Aziz (717 M). Tetapi pada masa
Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik lah penyerangan berhasil dilakukan dengan
sempurna dan dengan mudahnya.
Setelah Daulah Umayyah runtuh, Kekuasaan digantikan oleh Daulah
Abbasiyah yang mengalami dua masa, yaitu masa integrasi dan masa
disintegrasi, secara garis besarnya terbagi kepada empat periode. Pertama,
dikenal dengan periode integrasi ditandai dengan besarnya pengaruh Persia (750
– 847 M) sejak Khalifah pertama Abu Abbas al-Safah (750 – 754 M) sampai
berakhirnya pemerintahan al- Watsiq (842 – 847 M), yang dikenal sebagai masa
kejayaan Daulah Abbasiyah.
Kedua, sampai keempat adalah periode disintegrasi yang ditandai dengan
besarnya tekanan Turki (847-932 M) sejak khalifah al-Mutawakkil (847-861 M)
sampai akhir pemerintahan al-Mustaqi (940-944 M) pada periode kedua, yang
dikenal sebagai masa kemunduran Daulah Abbasiyah.
Ketiga, Bani Buwaihi (944-1075 M) sejak khalifah al-Mustaqfi (944-946
M) sampai khalifah al-Qasim (1031-1075 M) yang ditandai dengan adanya
tekanan Bani Buwaihi tehadap pemerintahan Daulah Abbasiyah pada masa
kemundurannya.
Keempat, Turki Bani Saljuk (1075-1258 M) sejak dari khalifah Al-
Muktadi (1075-1084 M) sampai khalifah terakhir khalifah al-Muktasim (1242-
1258 M) yang ditandai dengan kuatnya kekuasaan Turki Saljuk dalam
pemerintahan dan berakhir dengan serangan Mongol.
Saat kekuasaan Daulah Abbasiyah, terdapat Daulah kecil di Maroko dan
selanjutnya Daulah tersebut berpindah pusat ke Mesir. Daulah ini didirikan oleh
Ubaidillah Al-Mahdi dikenal dengan nama Daulah Fatimiyah, Daulah ini
berkuasa selama lebih kurang 262 tahun (909-1171 M) diperintah oleh 12 orang
Khalifah. Masa pemerintahan khalifah-khalifah itu dapat dibagi kepada tiga
periode yaitu masa pertumbuhan, masa kejayaan dan kemajuan kemudian masa
kemunduran.

Penutup
Buku yang berjudul “Sejarah Perdaban Islam” yang ditulis oleh Dr. H.
Syamruddin Nasution, M.Ag adalah sumbangan penting bagi dunia akademik.
Didalamnya dipaparkan secara rinci masa pertumbuhan, kejayaan dan kemajuan
peradaban islam. Kita juga dapati banyak pengetahuan sejarah islam khususnya
wilayah-wilayah yang pernah berada dibawah kekuasaan islam. Buku ini layak
dijadikan pegangan bagi semua orang, khususnya para pencari ilmu dalam
menambah pengetahuan dan wawasan sejarah peradaban islam.

Anda mungkin juga menyukai